Kelompok : B-4
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA 10510
Daftar isi
Skenario
Kata sulit
Pertanyaan
Hipotesa
Sasaran Belajar
Daftar Pustaka
Skenario 4
1. Enzim Elastase : Enzim yang bertanggung jawab untuk pemecahan berbagai komponen
matriks ekstra selular yaitu kolagen dan elastin.
3. Netrofil : Salah satu jenis sel darah putih yang berfungsi menjaga sistem kekebalan tubuh
khususnya melawan infeksi bakteri
4. Kadar AAT : Globulin plasma yang dihasilkan dalam hati, bekerja menghambat enzim
elastase katepsin, alpha-1-antitryspin sebagai anti protease
Jantung koroner
Berbagai kanker
Batuk berkepanjangan
2. Mengapa rokok menyebabkan sesak nafas ?
Karena tergantinya O2 dengan CO2 dan lain-lain.
3. Pada pasien laki-laki tersebut, komponen matriks selular apa yang dipecah ?
Matriks selular yang dipecah adalah kolagen dan elastin
4. Apa saja gangguan pada netrofil ?
Neutropenia : kondisi netrofil didarah berada diatas normal
Neutrofilia : kadar netrofil didalam darah melebihi batas normal
5. Apakah merokok menurunkan kadar AAT atau menaikkan aktivitas enzim elastase ?
Dua-duanya merokok menyebabkan kadar netrofil naik lalu aktivitas enzim elastase
naik sehingga kadar AAT turun
6. Apakah umur menjadi faktor resiko peningkatan AAT ?
Iya karena enzim elastase turun
7. Keluhan apa saja yang dialami perokok aktif ?
Batuk dan sesak nafas serta nyeri dada
8. Mengapa pasien tersebut bisa jadi perokok aktif ?
Awalnya mencoba, karena rokok memiliki zat adikitif akhirnya kecanduan
9. Bagaimana penanggulangan bagi perokok aktif ?
Mencari hobi baru, mengurangi makanan yang mengandung kafein, meminta bantuan
dan dukungan dari orang terdekat, mengganti rokok dengan produk lain seperti permen karet
10. Mengapa merokok menyebabkan kemudharatan ?
Karena lebih banyak buruknya daripada manfaatnya
Hipotesa
Penurunan kadar AAT disebabkan oleh kenaikan aktivitas enzim elastase yaitu
digambarkan dengan kadar neutrofil dalam darah tinggi salah satunya dapat terjadi pada
perokok dampak yang terjadi adalah batuk-batuk, sesak napas, nyeri dada sehingga memiliki
banyak kemudharatan
SASARAN BELAJAR
Komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok terdiri dari bagian gas (85%) dan bagian
partikel (15%). Rokok mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia, dengan 40 jenis di
antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dan setidaknya 200 diantaranya
berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon
monoksida (Crofton, 2002). Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Nikotin
Komponen ini paling banyak dijumpai di dalam rokok. Nikotin merupakan alkaloid
yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi bersifat racun. Zat ini hanya ada dalam
tembakau, sangat aktif dan mempengaruhi otak atau susunan saraf pusat,
menyempitkan pembuluh perifer, dan juga memiliki karakteristik efek adiktif dan
Gas karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan
oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas karbon
monoksida bersifat toksik. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3-6%,
sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling rendah sejumlah 400 ppm (parts per
million) sudah dapat meningkatkan kadar karboksihemoglobin dalam darah sejumlah 2-16%
(Sitepoe, 2000).
c. Tar
Tar adalah senyawa polinuklin hidrokarbon aromatika yang bersifat karsinogenik. Tar dapat
merusak sel paru karena dapat lengket dan menempel pada jalan nafas dan paru-paru
sehingga mengakibatkan terjadinya kanker. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam
rongga mulut sebagai uap padat asap rokok, setelah dingin akan menjadi padat dan
membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-
paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam
rokok berkisar 24-45 mg. Pada rokok yang menggunakan filter dapat mengalami penurunan
5-15 mg. Efek karsinogenik tetap bisa masuk dalam paru-paru walaupun rokok diberi filter,
yaitu hirupan pada saat merokok dalam, menghisap berkali-kali dan jumlah rokok yang
Pb yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Satu bungkus rokok berisi 20
batang yang habis dihisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug, sementara ambang batas
bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari (Sitepoe, 2000).
e. Amoniak
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini
baunya tajam dan sangat merangsang. Racun yang terdapat pada ammonia sangat keras
sehingga jika masuk sedikit saja ke dalam peredaran darah maka akan mengakibatkan
Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar
berbahaya. Sianida dalam jumlah kecil yang dimasukkan langsung ke dalam tubuh
g. Nitrous Oxide
Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna. Nitrous oxide yang
(Sitepoe, 2000).
h. Fenol
Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat
organic seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan
(Sitepoe, 2000).
Hal yang juga penting untuk diketahui bahwa asap yang ditimbulkan
dari ujung rokok yang dibakar (asap sampingan) memiliki kadar senyawa
kimia yang lebih tinggi dibandingkan dengan asap yang dihisap oleh
3. Gas CO (karbon monooksida), 2,5 – 4,7 kali lebih tinggi dalam asap
sampingan.
5. Asam asetat, 1,9 – 3,9 kali lebih tinggi dalam asap sampingan.
6. Hidrogen sianida, 4,2 – 6,4 kali lebih tinggi dalam asap sampingan.
7. Toluen, 6 – 8 kali lebih tinggi dalam asap sampingan.
mengalami penurunan pada Forced Expiratory Volume in second (FEV1), dimana kira-kira
hampir 90% perokok berisiko menderita PPOK (Saleh, 2011).
Selain itu, Bahaya dan akibat yang di timbulkan oleh rokok bagi kesehatan tubuh kita
antara lain :
A.Kanker Paru
Diketahui sekitar 90 persen kasus kanker paru diakibatkan oleh rokok. Hal ini karena asap
rokok akan masuk secara inhalasi ke dalam paru-paru. Zat dari asap rokok ini akan
merangsang sel di paru-paru menjadi tumbuh abnormal. Diperkirakan 1 dari 10 perokok
sedang dan 1 dari 5 perokok berat akan meninggal akibat kanker paru.
Kanker kandung kemih terjadi pada sekitar 40 persen perokok. Studi menemukan kadar
tinggi dari senyawa 2-naphthylamine dalam rokok menjadi karsinogen yang mengarah pada
kanker kandung kemih.
C.Kanker Payudara
Perempuan yang merokok lebih berisiko mengembangkan kanker payudara. Hasil studi
menunjukkan perempuan yang mulai merokok pada usia 20 tahun dan 5 tahun sebelum ia
hamil pertama kali berisiko lebih besar terkena kanker payudara.
D.Kanker Serviks
Sekitar 30 persen kematian akibat kanker serviks disebabkan oleh merokok. Hal ini karena
perempuan yang merokok lebih rentan terkena infeksi oleh virus menular seksual.
Studi menemukan bahwa asap rokok merusak DNA dari sel-sel esofagus sehingga
menyebabkan kanker kerongkongan. Sekitar 80 persen kasus kanker esofagus telah dikaitkan
dengan merokok.
E.Kanker Pencernaan
Meskipun asap rokok masuk ke dalam paru-paru, tapi ada beberapa asap yang tertelan
sehingga meningkatkan risiko kanker gastrointestinal (pencernaan).
F. Kanker Ginjal
Ketika seseorang merokok, maka asap yang mengandung nikotin dan tembakau akan masuk
ke dalam tubuh. Nikotin bersama dengan bahan kimia berbahaya lainnya seperti
karbonmonoksida dan tar menyebabkan perubahan denyut jantung, pernapasan sirkulasi dan
tekanan darah. Karsinogen yang disaring keluar dari tubuh melalui ginjal juga mengubah sel
DNA dan merusak sel-sel ginjal. Perubahan ini mempengaruhi fungsi ginjal dan memicu
kanker.
G. Kanker Mulut
Tembakau adalah penyebab utama kanker mulut. Diketahui perokok 6 kali lebih besar
mengalami kanker mulut dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, dan orang yang
merokok tembakau tanpa asap berisiko 50 kali lipat lebih besar.
H. Kanker Tenggorokan
Asap rokok yang terhirup sebelum masuk ke paru-paru akan melewati tenggorokan,
karenanya kanker ini akan berkaitan dengan rokok.
I. Serangan Jantung
Nikotin dalam asap rokok menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan meningkatkan
tekanan darah. Sedangkan karbon monoksida mengambil oksigen dalam darah lebih banyak
yang membuat jantung memompa darah lebih banyak. Jika jantung bekerja terlalu keras
ditambah tekanan darah tinggi, maka bisa menyebabkan serangan jantung.
Sebagian besar penyakit jantung koroner disebabkan oleh rokok dan akan memburuk jika
memiliki penyakit lain seperti diabetes melitus.
K. Aterosklerosis
Nikotin dalam asap rokok bisa mempercepat penyumbatan arteri yang bisa disebabkan oleh
penumpukan lemak. Hal ini akan menimbulkan terjadinya jaringan parut dan penebalan arteri
yang menyebabkan arterosklerosis.
Kondisi ini menyebabkan aliran darah terhalangi sehingga membuat seseorang sulit bernapas,
dan sekitar 80 persen kasus PPOK disebabkan oleh rokok. Kondisi ini bisa menyebabkan
terjadinya emfisema (sesak napas akibat kerusakan pada kantung udara atau alveoli) dan
bronkitis kronis (batuk dengan banyak lendir yang terjadi terus menerus selama 3 bulan).
M. Impotensi
Bagi laki-laki berusia 30-an dan 40-an tahun, maka merokok bisa meningkatkan risiko
disfungsi ereksi sekitar 50 persen. Hal ini karena merokok bisa merusak pembuluh darah,
nikotin mempersempit arteri sehingga mengurangi aliran darah dan tekanan darah ke penis.
Jika seseorang sudah mengalami impotensi, maka bisa menjadi peringatan dini bahwa rokok
sudah merusak daerah lain di tubuh.
Beberapa gangguan medis juga bisa disebabkan oleh rokok seperti tekanan darah tinggi
(hipertensi), gangguan kesuburan, memperburuk asma dan radang saluran napas, berisiko
lebih tinggi mengalami degenerasi makula (hilangnya penglihatan secara bertahap), katarak,
menjadi lebih sering sakit-sakitan, menimbulkan noda di gigi dam gusi, mengembangkan
sariawan di usus serta merusak penampilan.
Menurut data dari situasi rokok Indonesia (Wijaya, 2013) beberapa penyakit tidak
menular yang diakibatkan oleh kegiatan merokok, diantaranya adalah:
1. 90% penyakit kanker paru-paru pada pria dan 70% pada wanita.
6. Abortus spontan, bayi berat lahir rendah, bayi lahir mati dan komplikasi
atau sudden infant death syndrome (SIDS) pada bayi dan anak-anak.
Di lingkungan keluarga dari orang tua ke anak-anak, lingkungan pergaulan dan masyarakat
sekitarnya.
Poster,film, diskusi/penyuluhan, testimonial dari mantan pecandu rokok atau pihak yang
kehilangan seseorang akibat rokok
Iklan antirokok dengan jam penayangan intensif untuk menandingi iklan rokok.
Ada dua metode yang selama ini dikembangkan para ahli dalam dunia rokok untuk
menghentikan kecanduan terhadap rokok (Syafiie, 2009). Metode tersebut yaitu:
1. Metode yang Mengandalkan Perubahan Perilaku Perokok berubah tanpa bantuan obat-
obatan, terdiri dari:
Perokok hanya perlu berhenti merokok. Metode ini tidak menggunakan perencanaan
yang panjang. Perokok cukup menentukan kapan dia akan melakukannya.
Perokok hanya akan merubah perilaku buruk merokok kalau dia tahu bahwa merokok
itu buruk.
c. Pengondisian Berbalik
Teknik ini sangat unik, yaitu memasangkan sebuah stimulus negative dengan perilaku
yang ingin dirubah.
Nikotin yang biasanya didapat dari rokok diganti sumbernya dengan nikotin yang
didapat dari kulit (susuk nikotin), mukosa hidung (nikotin sedot hidung), dan mukosa mulut
(permen karet nikotin).
b. Pemberian obat-obatan
Obat yang digunakan untuk membantu keberhasilan berhenti merokok antara lain :
1. Vareniklin
Vareniklin menghalangi nikotin menempel pada reseptor dan mengurangi rasa nikmat
yang ditimbulkan dari rokok. Efekivitas obat ini sudah teruji dalam studi terhadap 2.000
perokok. Dosis yang digunakan untuk terapi adalah 1 mg, diberikan dua kali sehari. Efek
samping yang ditimbulkan adalah mual, sakit kepala, insomnia, dan mimpi buruk, namun
hanya terjadi pada kurang dari 10% pasien (Larasaty, 2009).
2. Bupropion
Obat ini memiliki efek poten untuk berhenti merokok, bahkan melebihi khasiat
vareniklin. Efek samping bupropion tersering adalah insomnia, mulut kering, mual dan dapat
menyebabkan kejang dengan risiko 1:1.000, maka tidak boleh digunakan pada pasien dengan
riwayat epilepsi (Suryadjaja, 2013).28
3. Klonidin
Klonidin efektif menurunkan gejala putus obat pada pasien yang berhenti merokok
atau berhenti minum alkohol. Efek samping utama klonidin adalah mulut kering dan sedasi.
Klonidin berguna bagi pasien yang memiliki kontraindikasi dengan farmakoterapi lainnya.
c. Metode Hipnotis
Perokok diberi intervensi oleh penghipnotis bahwa merokok itu buruk dan dia harus
berhenti, maka pada saat dia sadar kembali, besar kemungkinan dia akan berhenti, sekalipun
dia tidak tahu siapa yang menyuruhnya berhenti.
Enzim proteolitik disebut juga enzim proteinase atau protease merupakan kelompok
enzim yang mampu memecah rantai panjang molekul protein menjadi molekul-molekul yang
lebih kecil disebut peptida dan bahkan sampai menjadi komponen-komponen terkecil
penyusun protein yang disebut asam amino. Dikarena yang dipecah adalah ikatan pada rantai
peptida, maka enzim tersebut dinamakan juga peptidase.
Fungsi enzim preteolitik berperan dalam sejumlah reaksi biokimia seluler. Selain di
perlukan untuk degradasi protein nutrient, enzim protease terlibat dalam sejumlah mekanisme
patogenisitas, proses koagulasi darah, proses sporulasi, diferensiasi, sejumlah proses pasca
translasi protein dan mekanisme ekspresi protein ekstraseluler.
Protease secara umum dibagi dalam dua golongan yaitu proteinase dan peptidase. Proteinase
mengkatalisis hidrolisis molekul protein menjadi fragmen-fragmen besar, sedangkan
peptidase mengkatalisis fragmen polipeptida menjadi asam amino (Suhartono 1992).
Menurut Bergman dan Futon (1941-1942) protease diklasifikasikan menjadi dua jenis
dilihat dari letak pemutusan ikatan peptida yaitu endopeptidase dan eksopeptidase.
Enzim ini memecah protein pada tempat – tempat tertentu dalam molekul protein dan
basanya tidak mempengaruhi gugus yang terletak di ujung molekul. Sebagai contoh
endopeptidase ialah enzim pepsin yang terdapat dalam usus halus dan papain, suatu enzim
yang terdapat dalam pepaya.
1. Protease Serin
Memiliki residu serin dalam sisi aktifnya atau disebut juga sebagai gugus
reaktifnya
Bersifat endopeptidase
Contoh enzim ini adalah : tripsin, kimotripsin, elastase yang berfungsi
memecah elastin pada dinding alveoli, dan subtilin
2. Protease Sistein
Protease sistein memiliki gugus reakftif berupa gugus sulfihidril pada sisi
aktifnya. Enzim ini terdiri dari satu buah sistein golongan sulfihidril dan
histidine golongan imidazole pada sisi aktifnya.
Contoh enzim ini : protease dari tanaman dan mikroba seperti papain, fisin dan
bromelin yang berfungsi mengkatalisis reaksi hidrolisis dari protein, dari
mikroba berupa clostipain, plasmodim falciparum protease cystein dan dari
hewan berupa cathepsin B yang berfungsi mendegradasi ikatan polipeptida
saat protein belum mengalami denaturasi.
3. Protease Asam atau Aspartat
Enzim protease aspartat memiliki bagian aktif yang berupa dua gugus
karboksil yang ada pada sisi aktifnya
Contoh : pepsin, chymocine, lysosomal catepsin D, renin, penicillopepsin,
rizhopuspepsin, dan endothiapepsin.
4. Protease Metal
Keaktifan enzim ini tergantung adanya logam (metal) pada sisi aktifnya,
terutama oleh adanya seng (Zinc). Seng dapat digantikan oleh kobalt, nikel
pada kondisi tertentu tanpa mengurangi aktivitas enzim ini
Contoh : thermolisin bacillus thermoproteoliyticus.
LO.2.3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN MEKANISME KERJA ENZIM
PROTEOLITIK
Pada sisi aktif protease serin dan sistein, gugus reaktif menyerang secara nukleofilik
pada ikatan peptida. Protease aspartat dan metal mengaktifkan sebuah molekul air untuk
menjadikannya sebagai nukleofil daripada menggunakan gugus fungsi enzim itu sendiri.
Meskipun demikian, pada dasarnya keseluruhan proses pemecahan ikatan peptida adalah
sama pada semua golongan protease.
Gambar diatas adalah Mekanisme Neutrofil melawan bakteri/kuman
Gambar dibawah adalah Mekanisme respirasi pada perokok
Bernafas terdiri dari dua fase yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi. Pernapasan ada
dua mekanisme yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Inspirasi terjadi ketika otot-otot
antara rusuk berkontraksi sehingga tulang-tulang rusuk ikut keatas, demikian pula tulang
dada ikut terangkat ke atas. Akibatnya tekanan udara dalam paru-paru berkurang sehingga
udara masuk. Sebaliknya ekspirasi terjadi ketika otot-otot antar tulang rusuk relaksasi yaitu
tulang dada dan tulang rusuk kembali ke kedudukan semula sehingga dada mengecil, karena
volume paru-paru berkurang maka tekanan udara dalam paru-paru bertambah sehingga udara
akan keluar. Enzim yang penting untuk paru-paru adalah enzim elastase netrofil yang
dikeluarkan oleh granula azurofilik netrofil. Makrofag alveoulus dan monosit dapat
mengeluarkan enzim elastase, enzim antielastase sehingga menyebabkan kerusakan jaringan
elastin paru yang berfungsi sebagai mekanisme pernapasan.
LO.2.4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN INHIBITOR ENZIM PROTEOLITIK
SISTEIN : senyawa oksidator, alkilator dan logam berat
ASPARTAT : inhibitor pepstatin A, senyawa – senyawa diazoketon seperti
diazoacetyl-DL-norleucine methyl ester (DAN), 1,2-epoxy-3(p-nitrophenoxy)propane
dan lain – lain.
METAL : EDTA, 2,2-bipyridine dan 1,10- phenantroline dan lainnya.
LO.2.5. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN DAMPAK MALFUNGSI ENZIM
PROTEOLITIK
Minuman beralkohol dapat menyebabkan malfungsi enzim papain pada protease
sistein karena alkohol mengandung suatu oksigen dengan dua pasang electron valensi
menyendiri yang bersifat polar, sehingga alkohol dapat membentuk ikatan hydrogen antara
molekul-molekulnya, dengan air maupun senyawa apa saja yang mengandung NH atau OH.
Menurut Lehninger (1982) bahwa gugus sulfihidril (-SH) dari residu Sis25 dan gugus
imidazol dari residu His159 dapat dihambat oleh gugus hidroksil. Atom N imidazol dari asam
amino His159 bereaksi dengan senyawa alkohol dan membentuk ikatan hidrogen antar
molekul maka gugus – SH tidak terionisasi dan kenukleofilikannya menjadi rendah, sehingga
gugus aktif pada enzim papain yaitu gugus –SH dari residu Sis25 yang terdapat disisi
katalitik enzim tidak dapat melakukan fungsinya yaitu menghidrolisis kasein.
Merokok juga dapat menyebabkan malfungsi pada enzim papain karena terjadinya
hambatan pada rokok tersebut dapat diduga bahwa senyawa yang berperan sebagai inhibitor
berhubungan dengan komponen yang terkandung di dalam rokok tersebut diantaranya yaitu
gugus –OH fenolik. Fenol merupakan asam yang lebih kuat dari pada alkohol, pKa fenol
sendiri adalah 10, hal ini dikarenakan anion yang dihasilkan dapat distabilkan oleh resonansi,
dengan muatan negatifnya disebar (delokalisasi) oleh cincin aromatik (Fessenden dan
Fessenden, 1986). Fenol dalam rokok merupakan salah satu bahan yang terkandung dalam
tar, sedangkan sebatang rokok mengandung 10-30 mg tar (Aditama, 1997). Atom N pada
imidazol akan berikatan dengan fenol yang mempunyai keasaman tinggi sehingga terbentuk
ikatan hidrogen intramolekular. Adanya ikatan hidrogen intramolekular sangat meningkatkan
keasaman fenol, area inilah yang akan berinteraksi dengan inti imidazol dari His159 dan
mencegah ionisasi gugus –SH dari asam amino Sis25 sehingga kenukleofilikannya menjadi
rendah, keadaan ini membuat Sis25 sebagai gugus aktif enzim papain tidak dapat menyerang
gugus C=O dari substrat dan menghambat enzim papain untuk menghidrolisis substrat.
Melemahkan Badan
Mereka berkata,”Kalaupun merokok itu tidak sampai memabukkan, minimal
perbuatan itu dapat menyebabkan tubuh menjadi lemah dan loyo. Dari Ummu Salamah
r.a.:”Bahwa Rasulullah saw. melarang segala sesuatu yang memabukkan dan
melemahkan.” (HR Ahmad dan Abu Daud).
Menimbulkan Mudharat
1. Mudharat pada badan: menjadikan badan lemah, wajah pucat, terserang batuk, bahkan
dapat menimbulkan penyakit paru-paru.
2. Mudharat pada harta, yang dimaksud ialah bahwa merokok itu menghambur-hamburkan
harta, yakni menggunakannya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat bagi badan dan ruh, tidak
bermanfaat di dunia dan akhirat.8 Sedangkan Nabi saw. Telah melarang membuang-buang
harta, Allah Swt berfirman:”….dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan
setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Al Isra (17) ayat :26-27)
26. Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin
dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu)
secara boros.
27. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu
adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.
Alasan Golongan yang Memakruhkan
1. Bahaya, merokok itu tidak lepas dari dharar (bahaya), lebih-lebih jika terlalu banyak
melakukannya. Sedangkan sesuatu yang sedikit itu bila diteruskan akan menjadi banyak.
2. Mengurangkan harta. Dapat mengurangkan harta yang dapat digunakan untuk hal-hal yang
lebih baik dan lebih bermanfaat bagi sahabatnya dan bagi orang lain.
3. Bau dan asapnya mengganggu serta manyakiti orang lain yang tidak merokok.
4. Menurunkan harga diri/wibawa bagi orang yang mempunyai kedudukan social terpandang.
Syekh Abu Sahal Muhammad bin Al Wa’izh Al Hanafi berkata: “Kemakruhan bagi perokok
disebabkan menjadikan pelakunya hina dan sombong, memutuskan hak dan keras kepala.
Selain itu, segala sesuatu yang baunya mengganggu orang lain adalah makruh, sama halnya
dengan memakan bawang. Maka asap rokok yang memiliki dampak negative ini lebih utama
untuk dilarang, dan perokoknya lebih layak dilarang masuk mesjid serta menghadiri
pertemuan-pertemuan.”
Alasan Golongan yang Memperbolehkan
Golongan ini berpegang pada kaidah bahwa asal segala sesuatu itu boleh, sedangkan
anggapan bahwa rokok itu memabukkan atau menjadikan lemah itu tidak benar. Memang
benar bahwa orang yang tidak biasa merokok akan meraskan mual bila ia pertama kali
melakukannya, tetapi hal ini tidak menjadikan haram. Jika orang menganggap merokok
sebagai perbuatan israf, maka hal ini tidak hanya terdapat pada rokok. Syekh Mushthafa As
Suyuthi Ar Rabbani berkata: “Setiap orang yang mengerti tentang pokok-pokok agama dan
cabang-cabangnya, yang mau bersikap objektif, apabila sekarang ia ditanya tentang hukum
merokok ----setelah rokok dikenal banyak orang serta banyaknya anggapan yang mengatakan
bahwa rokok dapat membahayakan akal dan badan---- niscaya ia akan memperbolehkannya.
Sebab asal segala sesuatu yang tidak membahayakan dan tidak ada nash yang
mengharamkannya adalah halal dan mubah, sehingga ada dalil syara’ yang
mengharamkannya
DAFTAR PUSTAKA
1. Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper (27 ed.). Jakarta:
Buku Kedokteran EGC; 2009
2. https://www.academia.edu/35976119/MAKALAH_BIOLOGI_UMUM_ENZIM_PR
OTEASE_OLEH_KELOMPOK_3_at_BULLET_EKKLESIA_LURINGUNUSA_17
051104013
3. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310880/pendidikan/Enzim4.pdf