Di Indonesia penyakit yang paling banyak di derita oleh orang-orang seperti penyakit gagal jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu penyebab utama masalah kesehatan. Penyakit yang menjadi penyebab utama kematian di dunia jika diperkirakan akan terus menerus meningkat sehingga mencapai 24,3 juta tahun 2030 (Depkes,2014). Penyakit tidak menular itu dapat menyebabkan kematian nomor satu di dunia setiap tahunnya seperti penyakit kardiovaskular. Pada tahun 2008 yang lalu sudah diperkirakan sebanyak 17 juta jiwa yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular sehingga dapat mengakibatkan kematian. Penyakit kardiovaskular ini telah menyebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, seperti penyakit jantung coroner, penyakit gagal jantung atau payuh jantung, hipertensi dan stroke (Infodatin,2014). Gagal jantung ini merupakan ketidakmampuan jantung memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh yang ditandai dengan dengan tanda-tanda seperti sesak napas saat akan melakukan beraktifitas atau pada saat tidur terlentang tanpa menggunakan bantal , dan juga dapat terjadi pada tungkai bawah membengkak (Riskesdas,2013), sehingga timbul dengan masalah keperawatan intolerasi aktivitas .Jika reservasi jantung yang normal mengalami kepayahan atau dengan kegagalan, respons fisiologis tertentu pada penurunan curah jantung adalah sangat penting. Pasien dengan gagal jantung akan cepat merasa lelah, dalam hal ini terjadi akibat curah jantung yang berkurang atau yang terjadi adanya penghambatan pada sirkulasi normal dan suplai oksigen ke jaringan dan juga dapat menghambat pembuangan zat katabolisme (Muttaqin,2009). Pasien gagal jantung ini mudah lelah pada saat melakukan kegiatan yang biasanya tidak membuatnya lelah. Kelelahan ini yang daoat disebabkan ototo-otot yang tidak menerima cukup darah karena adanya curah jantung kurang. (Baradero,2008) pada tahap awal gagal jantung, dyspnea hanya muncul pada aktivitas fisik namun sering dengan memberatnya penyakit , dyspnea ini dapat terjadi pada saat melakukan aktivitas yang lebih ringan, dan akhirnya dapat terjadi bahkan pada saat istirahat, sehingga pada pasien gagal jantung timbul masalah keperawatan intoleransi aktivitas yang diakibatkan oleh adanya penurunan curah jantung. Prevalensi gagal jantung berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,13 persen, sedangkan yang terdiagnosis dokter atau dengan gejala sebesar 0,3 persen. Prevalensi gagal jantung berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi DI Yogyakarta (0,25%) , di susul dengan jawa timur (0,19%), dan di jawa tengah ( 0,18%). Prevalensi gagal jantung berdasarkan diagnosis dan gelaja tertinggi di Nusa Tenggara Timur (0,8%), diikuti oleh Sulawesi Tengah (0,7%), sementara Sulawesi Selatan dan Papua sebesar 0,5 persen (Riskesdas,2013). Berdasarkan diagnosis menurut dokter, estimasa jumlah penderita penyakit gagal jantung terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 54.826 orang (0,19%) (Infodatin 2014) Data di ruang Melati Rumah Sakit dr.Haryoto Lumajang Menunjukkan jumlah pasien gagal jantung pada bulan januari sampai dengan april 2018 sebanyak 51 orang menduduki peringkat nomor 4 dari semua penyakit yang ada.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Jember