Anda di halaman 1dari 2

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di Indonesia penyakit yang paling banyak di derita oleh orang-orang seperti
penyakit gagal jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu penyebab utama
masalah kesehatan. Penyakit yang menjadi penyebab utama kematian di dunia jika
diperkirakan akan terus menerus meningkat sehingga mencapai 24,3 juta tahun 2030
(Depkes,2014). Penyakit tidak menular itu dapat menyebabkan kematian nomor satu di
dunia setiap tahunnya seperti penyakit kardiovaskular. Pada tahun 2008 yang lalu
sudah diperkirakan sebanyak 17 juta jiwa yang disebabkan oleh penyakit
kardiovaskular sehingga dapat mengakibatkan kematian. Penyakit kardiovaskular ini
telah menyebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, seperti penyakit
jantung coroner, penyakit gagal jantung atau payuh jantung, hipertensi dan stroke
(Infodatin,2014). Gagal jantung ini merupakan ketidakmampuan jantung memompa
darah yang cukup ke seluruh tubuh yang ditandai dengan dengan tanda-tanda seperti
sesak napas saat akan melakukan beraktifitas atau pada saat tidur terlentang tanpa
menggunakan bantal , dan juga dapat terjadi pada tungkai bawah membengkak
(Riskesdas,2013), sehingga timbul dengan masalah keperawatan intolerasi aktivitas
.Jika reservasi jantung yang normal mengalami kepayahan atau dengan kegagalan,
respons fisiologis tertentu pada penurunan curah jantung adalah sangat penting. Pasien
dengan gagal jantung akan cepat merasa lelah, dalam hal ini terjadi akibat curah jantung
yang berkurang atau yang terjadi adanya penghambatan pada sirkulasi normal dan
suplai oksigen ke jaringan dan juga dapat menghambat pembuangan zat katabolisme
(Muttaqin,2009). Pasien gagal jantung ini mudah lelah pada saat melakukan kegiatan
yang biasanya tidak membuatnya lelah. Kelelahan ini yang daoat disebabkan ototo-otot
yang tidak menerima cukup darah karena adanya curah jantung kurang. (Baradero,2008)
pada tahap awal gagal jantung, dyspnea hanya muncul pada aktivitas fisik namun sering
dengan memberatnya penyakit , dyspnea ini dapat terjadi pada saat melakukan aktivitas
yang lebih ringan, dan akhirnya dapat terjadi bahkan pada saat istirahat, sehingga pada
pasien gagal jantung timbul masalah keperawatan intoleransi aktivitas yang diakibatkan
oleh adanya penurunan curah jantung.
Prevalensi gagal jantung berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter di
Indonesia sebesar 0,13 persen, sedangkan yang terdiagnosis dokter atau dengan gejala
sebesar 0,3 persen. Prevalensi gagal jantung berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi
DI Yogyakarta (0,25%) , di susul dengan jawa timur (0,19%), dan di jawa tengah (
0,18%). Prevalensi gagal jantung berdasarkan diagnosis dan gelaja tertinggi di Nusa
Tenggara Timur (0,8%), diikuti oleh Sulawesi Tengah (0,7%), sementara Sulawesi
Selatan dan Papua sebesar 0,5 persen (Riskesdas,2013). Berdasarkan diagnosis menurut
dokter, estimasa jumlah penderita penyakit gagal jantung terbanyak terdapat di
Provinsi Jawa Timur sebanyak 54.826 orang (0,19%) (Infodatin 2014) Data di ruang
Melati Rumah Sakit dr.Haryoto Lumajang Menunjukkan jumlah pasien gagal jantung
pada bulan januari sampai dengan april 2018 sebanyak 51 orang menduduki peringkat
nomor 4 dari semua penyakit yang ada.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Jember


kampus lumajang tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai