Oleh :
Proposal ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh tim penguji Politeknik
Keperawatan Poso.
Nim : P00220217013
Agusrianto, S.Kep.Ns.MM
NIP. 197307271997031002
Menyetujui
Ketua Program Studi Keperawatan
Agusrianto, S.Kep.Ns.MM
NIP. 197307271997031002
ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Proposal Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Penguji Poltekkes
Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan Poso.
Senin pada tanggal .
Mengetahui Menyetujui
Direktur Poltekkes Kemenkes Palu Ketua Jurusan Keperawatan
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
dengan judul “Penerapan Terapi Posisi Lateral Kanan Terhadap Kualitas Tidur
pada Asuhan Keperawatan Pasien dengan Kasus Congestive Heart Failure (CHF)
di RSUD Poso”. Yang diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh
Keperawatan Poso.
sebesar-besarnya kepada :
Kepada kedua Orang Tua yang selalu mendo’akan dan memberikan bantuan
serta dorongan baik secara moril dan material sehingga penulis dapat
Palu.
yang telah banyak meluangkan waktunya dan dengan penuh kesabaran dalam
iv
memberikan arahan, dorongan dan semangat sehingga Proposal Studi Kasus
7. Dosen Keperawatan dan Staf Tata Usaha Program Studi Keperawatan Poso
10. Sahabat-sahabatku Aliansi Jomblo Fathimah, Ranti, Opi, Vira RRC, Dila,
Deboy, Nur, Tia, Resky, Dian, Ela dan Ifa yang selalu ada saat suka dan duka,
selalu membuat tertawa saat penulis merasa tertekan dengan begitu banyak
yang dimiliki penulis maka Proposal Studi Kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
penelitian.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Failure (CHF) menjadi yang terbesar. Bahkan dimasa yang akan datang
Menurut WHO tahun 2016, tercatat sebanyak 17,5 juta orang di dunia
287.000 kematian per tahun. Sedangkan untuk penyakit CHF di Indonesia pada
tahun 2018 prevalensi menunjukan sebesar (1,5%), hal ini meningkat jika
inap di RSUD Poso tepatnya diruang Interna II, pada tahun 2018 jumlah pasien
Dari hasil penelitian Santos (2012) menemukan bahwa lima gejala yang
sering dialami oleh pasien gagal jantung yaitu dispnea (82,2%), kelelahan
(84,9%), mulut kering (74,1%), mengantuk di siang hari (67,9%) dan sulit untuk
tidur (64,2%).
1
Kesulitan tidur pada penderita CHF adalah masalah umum yang
sindroma klinis yang ditandai dengan dispnea, dispnea juga dirasakan saat
harus duduk atau berdiri untuk meringankan sesak. Hal ini berdampak pada
terganggunya istirahat dan tidur pasien. Gejala yang paling umum terjadi
yaitu rasa mengantuk sepanjang hari dan kesulitan tidur. Tidur merupakan
suatu kegiatan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dan merupakan suatu
kebutuhan dasar bagi manusia, dimana pada saat istirahat dan tidur tubuh
yang telah dilakukan selama terjaga sehingga dapat kembali ke kondisi yang
lebih optimal (Guyton & Hall, 2014). Selama tidur tingkat metabolisme
2011).
Salah satu masalah yang muncul akibat dari terganggunya tidur yaitu
seseorang dapat dengan mudah untuk memulai tidur (latensi tidur) dan
dirasakan diwaktu tidur dan saat bangun tidur (Potter & Perry, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian Shiow (2012) dari 101 pasien gagal jantung
81% memiliki kualitas tidur yang buruk. Menurut Santos (2012), dari 400
2
pasien gagal jantung yang diteliti, terdapat 68,5 % memiliki kualitas tidur
yang buruk.
mengalami gangguan jika disertai dengan kualitas tidur yang buruk akan
tentu akan memperpanjang hari rawatan pada pasien dan berakhir dengan
penderita gagal jantung adalah latensi tidur yang panjang atau kesulitan
untuk memulai tidur, berlanjut durasi tidur yang pendek dan berefek tidur
yang tidak efisien, dimana dalam hal ini sangat dibutuhkan peran perawat
dalam tidur pada pasien gagal jantung juga sangat penting, menurut hasil
diastolik, tekanan darah sistolik, saturasi oksigen dan tekanan darah arteri
3
rata-rata) pasien gagal jantung dan didapatkan bahwa pasien gagal jantung
Selain itu posisi lateral kanan juga dapat meningkatkan saraf vagal
jantung pada pasien gagal jantung dan status hemodinamik (denyut jantung,
oksigen dan tekanan arteri rata-rata) dapat dipertahankan, selain itu dengan
posisi lateral kanan juga dapat mengurangi sleep apnea yang sering dialami
RSUD Poso masih belum berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan
RSUD Poso”.
4
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Poso.
2. Tujuan Khusus
5
e. Dapat melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan pada
Poso.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
2. Etiologi
7
aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit degeneratif
atau inflamasi.
menurun.
8
f. Faktor sistemik
(Padila, 2012)
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri
tak mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis
9
2) Mudah lelah, terjadi karena curah jantung yang kurang yang
4) Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena
5) Nokturia.
6) Kelemahan
(Padila, 2012).
4. Patofisiologi
10
volume sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk
yang dipompa pada setiap kontraksi tergantung pada tiga faktor yaitu :
terjadi pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut
ditimbulkan oleh tekanan arteriol. Pada CHF, jika satu atau lebih dari ketiga
2013).
11
5. Pathway CHF
Prealod
Hambatan pengosongan
ventrikel
Penurunan Curah
Jantung
Beban jantung
meningkat
12
Gagal pompa Gagal pompa
ventrikel kiri ventrikel kanan
tekanan diastole
meningkat
tekanan
ventrikel dan
suplai darah ke renal flow atrium kiri
jaringan menurun bendungan
atrium kanan
tekanan vena
RAA
pulmonalis
meningkat bendungan
metabolisme Ketidakefektifan
vena sistemik
anaerob Perfusi Jaringan
Perifer tekanan kapiler
aldosteron paru
meningkat
asidosis
metabolik lien hepar
splenomegali hepatomegali
13
penimbunan
laktat & ATP edema paru
menurun ADH
meningkat proses difusi dan
ventilasi
fatique terganggu
retensi Na + H2O
Intoleransi
dispnea
Aktivitas
oedema
Gangguan Pola
Tidur
14
6. Komplikasi CHF
c. Kerusakan hati
Karena aliran darah melalui jantung lebih lambat pada gagal jantung
7. Penatalaksanaan
2) Oksigenasi
15
3) Dukungan diit : pembatasan natrium untuk mencegah, mengontrol
b. Terapi Farmakologis
1) Glikosida jantung
mengurangi oedema.
1. Definisi
16
berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan
2. Tahapan tidur
REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial. Hal
sebelumnya.
4) Otot-otot kendor.
meningkat.
menit.
NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM
gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau
17
tekanan darah menurun, kecepatan pernapasa menurun, metabolisme
1) Tahap I
lambat. Tahap I ini ditandai dengan mata menjadi kabur dan rileks,
seluruh otot menjadi lemas, kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke
2) Tahap II
d) Pernapasan turun.
3) Tahap III
18
c) Sulit dibangunkan dan digerakkan.
4) Tahap IV
(Asmadi, 2008)
a. Penyakit
tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan
penyakit persarafan.
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
menghambat tidurnya.
c. Motivasi
d. Kelelahan
19
e. Kecemasan
f. Alkohol
g. Obat-obatan
4. Kebutuhan Tidur
20
5. Penilaian Untuk Mengukur Kualitas Tidur
tidur dan gangguan tidur orang dewasa. Dari penilaian kualitas tidur dengan
Indeks. Sleeping Indeks merupakan suatu skor atau nilai yang didapatkan
dari pengukuran kualitas tidur dengan cara mengisi kuesioner PSQI dengan
Dalam PSQI ini terdapat tujuh skor yang digunakan sebagai parameter
penilaiannya, yaitu :
1) Kualitas tidur
2) Latensi tidur
3) Durasi tidur
4) Kebiasaan tidur
5) Gangguan tidur
6. Gangguan Tidur
Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umunya
masalah insomnia yaitu : gerakan abnormal atau sensasi saat tidur atau
21
ketika terbangun di malam hari, atau kantuk yang berlebihan di siang hari (
Maslow, 2005).
a. Insomnia
kesulitan tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek
gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan gundah dan
gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu Initial insomnia adalah kesulitan
b. Hiperinsomnia
selalu mengantuk di siang hari. Dapat terjadi pada semua usia, tetapi
paling sering pada awal remaja dan dewasa muda (Gunawan L, 2007).
c. Parasomnia
diinginkan, yang tampak secara tiba-tiba selama tidur atau terjadi pada
ambang terjaga dan tidur. Sering muncul dalam bentuk mimpi buruk
22
C. Tinjauan Tentang Posisi Lateral kanan
1. Definisi
tempat tidur yang disertai penggunaan bantal pada daerah diantara lutut
kanan dan lutut kiri, diantara mata kaki, belakang punggung, serta di
2. Manfaat
tekanan darah sistolik, saturasi oksigen dan tekanan darah arteri rata-
secara lebih bebas (Navacenter, 2015). Dengan posisi lateral kanan saat
jantung lebih lambat dan tekanan darah akan menurun. Tidur dengan
posisi lateral kanan membuat jantung tidak tertimpa organ lain karena
aliran darah dari bilik jantung sebelah kiri yang posisinya lebih tinggi
gravitasi. Posisi tubuh seperti inilah yang baik untuk jantung. Ketika
23
berbaring dengan posisi lateral kanan, tekanan darah dan denyut
No
Fase Preinteraksi
1 Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan
kontraindikasi
Orientasi
2 Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menanyakan
nama pasien
3 Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan yang akan
dilakukan pada klien/keluarga
4 Memberikan klien kesempatan bertanya
5 Menjaga privasi klien
Tahap Kerja
6 Posisikan pasien dengan posisi lateral kanan
7 Letakkan bantal di bawah lengan atas
8 Letakkan bantal di bawah paha dan kaki atas sehingga
ekstremitas bertumpu secara paralel dengan permukaan tempat
tidur
Terminasi
9 Evaluasi perasaan klien setelah diberikan tindakan posisi
lateral kanan
10 Kontrak waktu untuk tindakan selanjutnya
11 Dokumentasikan tindakan, respon klien, dan kondisi kulit
klien.
1. Pengkajian keperawatan
(Nursalam, 2011).
24
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
kelemahan.
bawah.
selanjutnya.
25
e. Riwayat penyakit keluarga
kardiovaskuler.
f. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan kardiovaskuler
pembesaran jantung.
2) Aktivitas/istirahat
26
3) Integritas ego
4) Eliminasi
5) Makanan/cairan
dll.
6) Hygiene
7) Neurosensori
tersinggung.
8) Nyeri/kenyamanan
gelisah.
9) Interaksi sosial
27
2. Diagnosa Keperawatan
Batasan karakteristik :
1) Aritmia
3) Palpitasi
4) Edema
5) Keletihan
9) Murmur
10) Kenaikan BB
13) Dispnea
16) Oliguria
28
18) Perubahan warna kulit
21) Batuk
26) Ansietas
27) Gelisah
Batasan karakteristik :
menit
29
11) Pemendekan jarak total yang ditempuh dalam uji berjalan 6 menit
12) Edema
16) Parestesia
Batasan karakteristik :
7) Anasarka
8) Ansietas
9) Anzotemia
12) Dispnea
13) Edema
15) Hepatomegali
30
16) Peningkatan tekanan vena sentral
19) Oliguria
20) Ortopnea
26) Gelisah
Batasan karakteristik :
3) Bradipnea
8) Dispnea
31
10) Pernapasan cuping hidung
11) Ortopnea
14) Takipnea
Batasan karakteristik :
terhadap aktivitas
f. Gangguan pola tidur : Gangguan kulitas dan kuantitas waktu tidur akibat
faktor eksternal
Batasan karakteristik :
2) Menyatakan terbangun
32
6) Lingkar hitam di bawah mata
9) Sering menguap
10) Lesu
3. Diagnosa keperawatan
33
Ketidakefektifan Status Sirkulasi Perawatan Sirkulasi
Perfusi Jaringan Perifer Insufisiensi : Arteri dan
Vena (4062 & 4066)
1. Lakukan pemeriksaan
fisik sistem
kardiovaskuler atau
penilaian yang
komprehensif pada
sirkulasi perifer
(misalnya, memeriksa
nadi perifer, edema,
waktu pengisian
kapiler, warna dan
suhu).
2. Nilai udem dan nadi
perifer.
3. Lindungi ujung kaki
dan tangan dari cedera
(misalnya, kain tebal di
bawah kaki dan kaki
bagian bawah, alas di
kaki ranjang, sepatu
longgar).
4. Tinggikan kaki 20
derajat atau lebih tinggi
dari jantung.
5. Instruksikan pasien
melakukan perawatan
kaki yang benar.
Kelebihan Volume Keseimbangan Cairan Manajemen Cairan (4120)
Cairan 1. Monitor status hidrasi
(misalnya, membran
mukosa lembab, denyut
nadi adekuat, dan
tekanan darah
ortostatik).
2. Jaga intake/asupan
yang akurat dan catat
output pasien.
3. Kaji lokasi dan luasnya
edema.
4. Berikan cairan, dengan
tepat.
5. Batasi asupan cairan
pada kondisi
pengenceran
hiponatremia dengan
34
serum Na di bawah 130
mEq per liter.
35
(misalnya makan,
minum, kencing, dll).
5. Anjurkan tidur siang
bila diperlukan.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Subyek dalam penelitian ini yaitu pasien CHF dengan gangguan pola
D. Fokus Studi
Fokus studi dalam penelitian studi kasus ini yaitu Penerapan Terapi
E. Definisi Operasional
37
1. Asuhan Keperawatan pada pasien CHF merupakan suatu proses
pola tidur.
dengan mudah untuk memulai tidur tanpa ada gangguan apapun sampai
kuesioner PSQI.
F. Pengumpulan Data
G. Analisa Data
38
observasi) yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan tujuan
1. Pengumpulan data
Data yang sudah dibuat bentuk transkip dibuat koding oleh peneliti
3. Penyajian data
4. Kesimpulan
H. Etika Penelitian
39
masing-masing yang tidak bisa dipaksa. Beberapa etika dalam melakukan
3. Confidentiality (kerahasiaan)
data yang diberikan ke pihak lain untuk keperluan tertentu dan hanya
4. Prinsip Autonomi
40
setelah di jelaskan prosedur dan tujuan dari pemberian tindakan
5. Prinsip Beneficience
6. Non Maleficience
7. Prinsip Justice
bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan
tidak memilih pasien berdasarkan status sosial, RAS, suku dan agama
41
DAFTAR PUSTAKA
42
43
44