Anda di halaman 1dari 17

TUGAS AKHIR SIMULASI

ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN DEPO AIR MINUM BIRU


MULYOREJO

Disusun oleh :
SITI ZAINAB 081711233006
TUTI ALAWIAH 081711233035

PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA


DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN DEPO AIR MINUM BIRU
MULYOREJO
Siti Zainab (081711233006)
Tuti Alawiah (081711233035)

Program Studi S-1 Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Jl. Dr.
Ir. H. Soekarno, Surabaya, 60155, Jawa Timur, Indonesia.

Email: alkhawarizmy99@gmail.com

ABSTRAK

Antrian merupakan masalah umum yang terjadi pada kehidupan masyarakat sehari-hari
ataupun dalam proses produksi suatu barang dan jasa. Antrian dapat terjadi karena adanya
tingkat permintaan layanan yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat kemampuan
fasilitas untuk memberikan pelayanan. Di depo air minum seperti depo air minum Biru,
antrian sudah biasa terjadi, khususnya disaat siang hari ataupun malam hari. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana simulasi sistem antrian Depo Air
Minum Biru Surabaya dan menganalisis sistem antrian menggunakan Multi-Chanel Single
Phase melalui data yang diperoleh secara langsung dari pengamatan. Berdasarkan
pengolahan dan analisis data, diperoleh bahwa rata-rata dalam waktu 161.27 detik setiap
pelanggan datang pada server 1 dan 154.60 detik setiap pelanggan dating pada server 2,
rata-rata dalam waktu 222.73 detik setiap pelanggan selesai dilayani pada server 1 dan
216.63 detik setiap pelanggan selesai dilayani , dan rata-rata lama antrian setiap pelanggan
pada server 1 adalah 12.6 detik dan rata-rata lama antrian setiap pelanggan pada server 2
adalah 12.7667 detik. Lalu simulasi dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi
SPSS dan BORLAND C++. Setelah dilakukan simulasi, diharapkan adanya penambahan
satu atau lebih kasir agar antrian yang sangat panjang tidak terjadi.

Kata kunci: Simulasi, Antrian, Server,Depo Air Minum,Air Minum Biru

ABSTRACT

Queuing is a common problem that occurs in people's daily lives or in the process of
producing goods and services. Queues can occur because of the level of demand for
services greater than the level of need for facilities to provide services. In drinking water
depots such as the Blue drinking water depot, queues are common, especially during the
day or night. The purpose of this study is to study how to simulate the queuing system of
the Surabaya Blue Drinking Water Depot and analyze the queuing system using a Single
Phase Multi-Chanel through data obtained directly from the research. Based on data
processing and analysis, obtained an average of 161.27 seconds each customer comes to
server 1 and 154.60 seconds each customer comes to server 2, on average within 222.73
seconds each customer completes a request on server 1 and 216.63 seconds each customer
completes the queue of each customer on server 1 is 12.6 seconds and the average length
of each customer on server 2 is 12.7667 seconds. Then the simulation is done using the
help of SPSS and BORLAND C ++ applications. After doing the simulation, it is expected
that there are one or more cashiers so that very long queues do not occur.

Keywords: Simulation, Queue, Server, Drinking Water Depot, Blue Drinking Water

1. Pendahuluan

Antrian adalah suatu kondisi yang terjadi apabila obyek-obyek menuju suatu area
untuk dilayani, namun kemudian menghadapi keterlambatan yang disebabkan oleh
mekanisme pelayanan sedang mengalami kesibukan. Teori Antrian pertama kali
dikemukakan oleh A.K Erlang pada tahun 1913 , yaitu operator telepon menjadi kualahan
melayani para penelpon di waktu-waktu sibuk sehingga penelpon harus antri cukup lama
menunggu giliran untuk dilayani. Teori antrian merupakan studi matematika dari suatu
kejadian atau garis tunggu pelanggan yang memerlukan pelayanan (fasilitas layanan) dari
server (Law, 2013). Timbulnya kejadian garis tunggu disebabkan oleh kebutuhan akan
layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau adanya pelanggan yang tidak
segera mendapatkan pelayanan dikarenakan adanya kesibukan dari server. Lamanya waktu
menunggu pelanggan bergantung pada kecepatan pelayanan (Mussafi, 2019).

Studi tentang antrian bukan merupakan sesuatu yang baru. Hal tersebut disebabkan
karena situasi atau kejadian terkait dengan antrian sering dijumpai pada kehidupan sehari-
hari. Contoh proses antrian yang sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari yaitu antrian
pada lampu merah (orang menyebrang maupun kendaraan), antrian pelayanan dokter,
antrian pada pelayanan kasir supermarket, antrian pelayanan pada bank, antrian
pengendara sepeda motor dan mobil di pom bensin, antrian pesawat akan mendarat di
suatu bandara, antrian pada loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop,
antrian pada pintu jalan tol, dan antrian pelayanan di restoran (Panggabean, 2017).
Untuk mempertahankan pelanggan, suatu perusahaan berusaha untuk memberikan
pelayanan yang terbaik kepada pelanggan, diantaranya yaitu dengan memberikan banyak
server untuk melayani pelanggan agar pelanggan tidak mengantri terlalu lama. Namun,
dampak pemberian server yang banyak dapat menambah pengeluaran biaya. Sebaliknya,
apabila suatu perusahaan mengurangi server pelayanan untuk pelanggan, maka akan
berdampak pada lamanya suatu proses antrian sehingga membuat pelanggan jenuh saat
mengantri. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakanlah Teori
Antrian untuk mengoptimalkan permasalahan yang dihadapi. Permasalahan tersebut
dioptimalkan dengan mengubah waktu menunggu sedemikian rupa sehingga diperoleh
biaya total menunggu yang terendah, sehingga perusahaan dapat meningkatkan
keuntungan yang diperoleh (Law, 2013).
Salah satu sumber kehidupan adalah air, khususnya air minum. Hal ini dikarenakan
air sangat penting bagi organ-organ dalam tubuh untuk bekerja dengan baik. Apabila
tubuh kekurangan cairan, maka tubuh secara otomatis akan mencari jalan mengambil
sumber air dari komponen tubuh sendiri, antara lain dari darah, akibatnya kadar air dalam
darah akan berkurang dan darah menjadi kental. Pada akhirnya, perjalanan darah sebagai
alat transportasi oksigen dan zat-zat makanan akan tergangggu.
Begitu krusialnya peran air dalam tubuh kita, maka pedoman untuk selalu menjaga asupan
air yang cukup dengan minum minimal 8 gelas perhari adalah keharusan. Karena tanpa
kita sadari, kita pun kehilangan cairan melalui keringat, urin, feses, bahkan saat bernapas
hingga 1,5 liter perhari.
Pada saat ini kebutuhan akan air minum yang sehat sangat dibutuhkan oleh semua
orang mengingat buruknya kualitas air minum di dunia yang menurun. Oleh karena
itu, air minum isi ulang yang merupakan dambaan kebutuhan hidup yang tidak dapat
ditawar-tawar lagi. Keistimewaannya antara lain karena rasa, bau, dan warna tidak
berubah dari rasa, bau, dan warna air alami. Hal ini karena selama proses terhadap
bahan baku air ditambahkan zat-zat kimia untuk membunuh mikroorganisme.

Salah satu tempat isi ulang air minum di Indonesia adalah Depo Air Minum Isi Ulang
Biru.Depo Air Minum Isi Ulang (DAM) BIRU merupakan format usaha baru yang
menyediakan air minum dengan kualitas prima melalui gerai-gerai pengisian air minum yang
letaknya berdekatan atau berada di lingkungan konsumen air minum.
Gerai ini sendiri merupakan gabungan antara pabrik dan toko, karena selain berfungsi sebagai
sarana penjualan, proses produksi air minum juga dilakukan di gerai. Bahan bakunya adalah
air alami dari sumber pegunungan yang dipasok menggunakan truk tangki.

Dengan letak gerai yang berdekatan dengan lingkungan konsumen, maka konsumen dengan
mudah dapat membawa botol galon milik sendiri ke gerai-gerai DAM BIRU untuk diisi
ulang. BIRU melayani konsumen dengan sepenuh hati dan profesional.

Usaha Depo Air Minum BIRU dimulai dari tahun 2002 di Surabaya sebagai gerai milik
pribadi (Gerai Sendiri). Depo pilot project Franchise BIRU mulai beroperasi dari tahun 2003
di Jakarta dan dioperasikan sepenuhnya oleh mitra (DAM Biru,2019).

Adapun cara yang dapat dilakukan untuk membeli air isi ulang di DAM Biru adalah
dengan datang langsung ke DAM Biru kemudian mengantri untuk isi ulang air
minum.Proses untuk isi ulang air minum di DAM Biru adalah dengan mengantri sesuai
urutan di antrian ,kemudian apabila telah tiba giliran pelayanan isi ulang air
minum,pembeli akan menyerahkan galon yang akan di isi air minum isi ulang.Setelah
selesai pengisian ,kasir akan memberi tahu berapa harga air isi ulang yang dibeli.Setelah
proses pembayaran dilakukan ,pembeli dapat membawa air isi ulang untuk dikonsumsi.
DAM Biru merupakan salah satu tempat isi ulang air minum di Indonesia. Salah satu
cabang DAM Biru di Indonesia adalah DAM Mulyorejo, Surabaya. Pentingnya kebutuhan
air minum membuat masyarakat rela untuk antri dalam pengisian air minum. Selain itu,
depo air minum biru telah didukung oleh teknologi ozonisasi 100% untuk menciptakan air
minum yang berkualitas terbaik. Selain mengedepankan kualitas produk, depo air minum
biru juga mengedepankan pelayanan air minum bagi masyarakat dengan harga
terjangkau.Sehingga banyak masyarakat yang memilih isi ulang air minum di depo air
minum biru tersebut. Oleh karena itu, timbul masalah terkait antrian panjang di DAM Biru
Mulyorejo dan penulis tertarik untuk menganalisis serta melakukan simulasi terkait
masalah antrian di DAM Biru Mulyorejo Surabaya. Penulis melakukan simulasi sistem
antrian dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana simulasi sistem antrian di DAM
Biru Mulyorejo Surabaya dan menganalisis sistem antrian menggunakan sistem Multi-
Chanel Single phase. Manfaat dilakukannya penelitian ini antara lain menambah
pengetahuan bagi penulis dan pembaca tentang Teori Antrian, mengetahui pengaplikasian
Teori Antrian secara langsung di lapangan, dan memberikan referensi bagi DAM Biru
Mulyorejo untuk mengurangi antrian. Batasan masalah yang terdapat pada penelitian ini
adalah server yang diamati tetap, data yang diambil adalah data antrian pelayanan di DAM
Biru secara langsung, pengamatan antrian dilakukan saat waktu sibuk dimulai yaitu pada
waktu malam hari sekitar pukul 18:00-20:00, populasi pelanggan tidak terbatas dan
pelanggan datang satu per satu. Asumsi yang digunakan yaitu tidak ada perubahan jumlah
server dan tidak terjadi gangguan pada server serta kedatangan pelanggan berkelompok
dalam sistem antrian dihitung sebagai satu pelanggan.

2. Metode
Penelitian pada simulasi sistem antrian ini dilakukan di Depo Air Minum Biru
Mulyorejo, Surabaya. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan data secara
langsung melalui proses pengamatan (observasi), sehingga data yang diperoleh merupakan
data primer. Data primer tersebut berupa data waktu kedatangan pelanggan yang masuk ke
dalam sistem, data waktu pelanggan mulai dilayani, dan data waktu pelanggan selesai
dilayani. Pengambilan dan pengumpulan data dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Oktober
2019 selama 1 jam lebih 30 menit, pukul 18.10 – 19.40 WIB.Peralatan yang digunakan
dalam pengambilan dan pengumpulan data adalah jam online, kalkulator, serta alat tulis
seperti pena dan kertas. Pengolahan data dan simulasi dilakukan dengan menggunakan
perangkat komputer beserta bantuan dari beberapa aplikasi, yaitu SPSS dan BORLAND
C++.

Terdapat empat langkah yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian ini.
Langkah pertama yang dilakukan adalah studi lapangan. Hal ini berguna untuk memeriksa
dan mengetahui kapan sistem antrian mengalami kepadatan, bagaimana kondisi sistem
antrian, dan mengamati aliran aktivitas yang terjadi pada sistem antrian di Depo Air
Minum Biru Mulyorejo, Surabaya. Kemudian langkah kedua adalah mengidentifikasi
permasalahan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami permasalahan apa saja
yang terkait pada sistem antrian di Depo Air Minum Biru Mulyorejo, Surabaya. Tahap
identifikasi awal dilakukan dengan menentukan tujuan dan manfaat penelitian, kemudian
menentukan batasan dari permasalahan yang dibahas. Langkah ketiga yang dilakukan
adalah pengambilan dan pengumpulan data dari lapangan.
Kemudian langkah keempat adalah melakukan pengolahan dan analisis data.
Pengolahan dan analisis data dilakukan pertama kali mengunakan Microsoft Word dengan
menginputkan data yang telah diambil dan dikumpulkan. Dari data-data tersebut dihitung
berapakah lama pelayanan dan lama antrian dari masing-masing pelanggan. Lama
pelayanan diperoleh dari selisih antara waktu pelanggan mulai dilayani dan waktu
pelanggan selesai dilayani, sedangkan lama antrian diperoleh dari selisih antara waktu
kedatangan pelanggan dan waktu pelanggan mulai dilayani. Setelah mendapatkan data
yang telah diperlukan, pengolahan dan analisis data selanjutnya dilakukan dengan
menggunakan program SPSS. Selain itu, SPSS juga dimanfaatkan untuk melakukan
simulasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan pola distribusi yang sesuai dengan data yang
dimiliki, serta mengetahui rata-rata dan simpangan baku dari waktu antar kedatangan
pelanggan dan waktu pelayanan pelanggan. Kemudian dilakukan simulasi menggunakan
aplikasi BORLAND C++. Hal tersebut berguna untuk mengetahui rata-rata jumlah
pelanggan pada sistem (L), rata-rata jumlah pelanggan pada antrian (Lq), rata-rata jumlah
pelanggan yang sedang dilayani (Ls), rata-rata waktu seorang pelanggan pada sistem (W),
rata-rata waktu seorang pelanggan pada antrian (Wq), dan rata-rata waktu seorang
pelanggan terlayani (Ws).
Adapun diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Mulai

Studi Lapangan

Identifikasi Masalah

Penentuan Tujuan dan


Manfaat Penelitian

Penentuan Batasan

Pengambilan dan Pengumpulan Data :

1. Waktu kedatangan pelanggan


2. Waktu pelanggan mulai dilayani
3. Waktu pelanggan selesai dilayai

Pengolahan dan Analisis Data :

1. Analisis sistem antrian


2. Menentukan pola distribusi data
3. Melakukan simulasi sistem antrian

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Simulasi, merupakan sebuah usaha untuk menyalin fitur, tampilan, dan karateristik
sebuah sistem nyata. Dalam model ini, akan ditunjukan bagaimana mensimulasikan
bagian
sebuah sistem manajemen operasi dengan menggembangkan model matematika paling
dekat
yang menggambarkan sistem yang sesungguhnya “. Model ini kemudian akan
digunakan untuk memperkirakan efek dari berbagai tindakan (Render, 2005: 474).
Menurut Subagyo

(1986: 291) simulasi adalah duplikasi atau abstaksi dari persoalan dalam kehidupan
nyata ke

dalam model-model matematika. Menurut Nasution dan Baihaqi (2007 : 1) Simulasi

merupakan suatu aktivitas yang menirukan operasi dan perilaku dari berbagai macam
situasi

nyata, baik fasilitas maupun prosesnya. Keadaan nyata yang akan disimulasikan itu

dinamakan sistem, dimana untuk mempelajarinya diperlukan berbagai asumsi. Sedang


Heizer

dan Render dalam bukunya Operation Management (2006: 474) mendefinisikan


“Simulasi

merupakan sebuah usaha untuk menyalin fitur,tampilan,dan karateristik sebuah sistem


nyata”.

Khosnevis (1994) dalam Hakim (2007:1) mendifinisikan simulasi sebagai pendekatan

eksperimental. Keterbatasan metode analisitis dalam mengatasi sistem dinamis yang

kompleks membuat simulasi sebagai alternatif terbaik.

Antrian adalah orang-orang atau barang dalam barisan yang sedang menunggu

untuk dilayani, demikian menurut Heizer dan Render dalam bukunya Operations

Management (2005: 418). Sedangkan menurut Yamit (1993: 400) antrian adalah ketika
para
pelanggan (konsumen) menunggu untuk mendapatkan jasa pelayanan. Suatu proses
antrian

adalah suatu proses hubungan dengan kedatangan seorang pelanggan pada suatu
fasilitas

pelayanan, kemudian menunggu dalam suatu baris (antrian) jika semua pelayan sibuk,
dan

akhirnya meninggalkan layanan tersebut. Sebuah sistem antrian adalah suatu


himpunan

pelanggan, pelayan dan suatu aturan yang mengatur kedatangan pada pelanggan dan

pemrosesan masalah (Bronson, 1988:308). Model Antrian. Model – model antrian


menurut

Yamit (1993: 407 – 430), meliputi : (a) Single Channel Model, (b) Multiple Channel
Model,

(c) Model Biaya Minimum, (d) Non Poisson Model, (e) Model Self Service Facilities, (f)

Model Network. Dalam modul ini ,akan ditunjukan bagaimana mensimulasikan bagian

sebuah sistem manajemen operasi dengan mengembangkan sebuah model matematika


paling

dekat yang menggambarkan sistem yang sesungguhnya. Model ini kemudian akan
digunakan

untuk memperkirakan efek dari berbagai efek dari berbagai tindakan. Pemodelan dan

Simulasi adalah salah satu alat yang dipakai dalam mempelajari atau menganalisis
operasi

dalam sistem atau proses. Komponen-komponen dalam simulasi dijelaskan sebagai


berikut:
1. Sistem adalah kumpulan dari objek dari entitas yang terintergrasi dan saling

beraksi, dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan akhir tertentu secara

logis.

2. State (keadaan sistem) adalah Sekumpulan variabel untuk menyatakan keadaan

sistem pada waktu tertentu, relatif terhadap objek yang dipelajari.

3. Event adalah Suatu kejadian yang dapat mengubah keadaan dari sebuah sistem.
4. Model adalah suatu pengajian abstrak dari suatu sistem atau objek-objek dengan

mengambil bentuk matematika atau biasanya mengandung hubungan-hubungan

yang logis yang menjelaskan sistem suatu keadaan ,entitas dan parameter.

Ada beberapa kelebihan model simulasi dibanding model lain, karena:

1) Konsep Random. Model simulasi komputer dapat dengan mudah memodelkan


peristiwa

random (acak) sehingga dapat memberikan gambaran kemungkinan-kemungkinan apa

yang akan terjadi.

2) Return On Investment. Dengan menggunakan model simulasi komputer, faktor


biaya
akan dengan mudah ditutup karena dengan simulasi kita dapat meningkatkan
efesiensi,

seperti penghematan operasional cost, inventory, dan pengurangan jumlah orang.

3) Antisipasi. Dengan menggunkan simulasi maka kita dapat menghindari risiko yang

mungkin terjadi karena penerapan sistem baru.

4) Meningkatkan Komunikasi. Adanya user interface yang baik pada program


simulasi

yang juga dilengkapi dengan kemampuan animasi, hal itu akan sangat membantu
dalam

mengkomunikasikan sistem baru kepada semua pihak.

5) Pemilihan Peralatan dan Estimasi Biaya. Pembelian peralatan baru seringkali


berkaitan

dengan sistem yang lama. Dengan menggunkan simulasi maka akan dapat dilihat

performasi sistem secara keseluruhan dan dilakukan analisis cost-benefit sebelum

pembelian peralatan dilaksanakan.

6) Continuous Improvement Program. Model simulasi komputer memberikan evaluasi


strategi improvement dan mengevaluasi alternatif-alternatif yang ada. Dengan
simulasi

ini juga dapat dilakukan serangkain tes dan evaluasi atas usulan-usulan yang
diusulkan.

Selain memiliki kelebihan, model simulasi juga memiliki beberapa kekurangan,

antara lain :

1. Jika model dalam simulasi tidak sesuai (tidak valid) dalam menggambarkan sistem

sebenarnya, simulasi itu akan menghasilkan informasi yang kurang berguna tentang
sistem

nyata tersebut.

2. Untuk sistem yang kompleks memerlukan biaya yang cukup besar, untuk
pengembangan

dan pengumpulan data awal ataupun observasi sistem dibutuhkan eksperimen awal.

3. Untuk model simulasi stokastik, peramalan karateristik sejati model hanya untuk

parameter input. Oleh karena perlu banyak menjalankan model yang berbeda untuk

parameter - parameter input yang lain. Atas dasar ini maka model simulasi biasanya
tidak
terbukti baik untuk optimasi. Pada model analistis akan cepat dihasilkan ciri model
sejati untuk berbagai parameter input optimasi sehingga jika model analistis yang valid
tersedia

atau mudah dikembangkan maka lebih baik memilih model analistis.

Simulasi adalah Teknik dengan menggunakan komputer untuk meniru cara kerja

(operasi) dari berbagai fasilitas dunia nyata.

Peneltian Terdahulu. Penelitian yang sejenis pernah dilakukan oleh Summy Dwi

Antono (2010) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Simulasi Pada
Antrian

Di Bagian Pengobatan Puskesmas Prambon Kabupaten Nganjuk”. Dalam penelitian


ini ,

Penulis mengambil data yang bersumber dari jumlah pasien yang datang berobat ke

puskesmas ini hanya sekitar 30 orang kini melonjak drastis mencapai sekitar 60-100
orang

pasien perhari. Dalam penelitiannya Kuncoro menganalisis bertambahnya jumlah


pasien

sebelum dan seseduh menggunakan model simulasi. Dalam penelitiannya


menghasilkan suatu
kesimpulan bahwa antara hasil simulasi dan sistem nyata tidak ada perbedaan karena
simulasi

menirukan sistem nyata.

Dari rata-rata waktu pemerikasaan di pengobatan yang terlalu singkat yaitu sekitar 2

menit jika dibandingkan dengan waktu tunggu di pengobatan yang cukup lama yaitu

1435.368 detik (23.93 menit) diharapkan pihak puskesnas secara proposional dalam

memberikan pelayanan, yaitu prosedur pemeriksaan tidak terlalu singkat dan cukup
akurat

sehingga waktu tunggu di pengobatan dapat diperpendek. Kalau dimungkinkan


diusulkan

penambahan tenaga untuk memberikan pelayanan pemeriksaan yang optimal.

Menurut Astuti murti (2002) dalam penelitiannya yang berjudul “Penentuan Jumlah

Tenaga Kerja Dengan Menggunakan Simulasi Antrian Didepartemen Produksi Di


Pt.Surya

Tubal Indonesia”. Dalam penelitian ini , Peneliti mengambil data yang bersumber
Jumlah
tenaga kerja yang kurang optimal dengan kondisi yang ada sehingga aktivitas yang
dilakukan

tidak efektif sehingga akan berpengaruh terhadap biaya produksi.Dari pengolahan dan
analisa

dengan menggunakan metode simulasi antrian maka didapatkan:

Jumlah total fasilitas pelayanaan (tenaga kerja) di departemen produksi yang


optimal

(sesuai skenario 3) adalah 28 orang.

Waktu total tunggu (waiting time) sebesar 51,185 menit total cost yang harus

dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 825923.

Dibandingkan Kondisi awal :

Jumlah total fasilitas pelayanan 16 orang

Total Waktu tunggu 139,146 menit.Dengan cost yang harus dikeluarkan sebesar
Rp. 1000000

Kerangka teoretis. Dengan mengacu pada konsep hedzer, maka kerangka teoritis

dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1
Kerangka Teoretis Penelitian

Anda mungkin juga menyukai