Skenario4blok3 Chia
Skenario4blok3 Chia
KESEIMBANGAN ELEKTROLIT
DEFINISI
a. Keseimbangan Elektrolit
Keseimbangan elektrolit sangat penting, karena total konsentrasi elektrolit akan mempengaruhi
keseimbangan cairan dan konsentrasi elektrolit berpengaruh pada fungsi sel. Elektrolit berperan
dalam mempertahankan keseimbangan cairan, regulasi asam basa, memfasilitasi reaksi enzim
dan transmisi reaksi neuromuscular. Ada 2 elektrolit yang sangat berpengaruh terhadap
konsentrasi cairan intasel dan ekstrasel yaitu natrium dan kalium.
MEKANISME
Natrium merupakan kation paling banyak pada cairan ekstrasel serta sangat berperan dalam
keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Ion natrium didapat dari saluran
pencernaan, makanan atau minuman kemudian masuk ke dalam cairan ekstrasel melalui proses
difusi. Pengeluaran ion natrium melalui ginjal, pernapasan, saluran pencernaan dan kulit.
Pengaturan konsentrasi ion natrium dilakukan oleh ginjal, jika konsentrasi natrium serum
menurun maka ginjal akan mengeluarkan cairan sehingga konsentrasi natrium akan meningkat.
Sebaliknya jika terjadi peningkatan konsentrasi natrium serum maka akan merangsang pelepasan
ADH sehingga ginjal akan menahan air. Jumlah normal 135-148 mEq/Lt
Kalium adalah kation yang paling banyak pada intraseluler. Ion kalium 98% berada pada cairan
intasel, hanya 2% berada pada cairan ekstrasel. Kalium dapat diperoleh melalaui makanan seperti
daging, buah-buahan dan sayuran. Jumlah normal 3,5-5,5 mEq/Lt.
Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, terutama berikatan dengan fosfor
membentuk mineral untuk pembentukan tulang dan gigi. Diperoleh dari reabsorpsi usus dan
reabsorpsi tulang. Dikeluarkan melalui ginjal, sedikit melalui keringat dan disimpan dalam
tulang. Pengaturan konsentrasi kalsium dilakukan hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh
kelnjar tiroid dan hormon paratiroid. Jika kadar kalsium rendah maka hormon paratiroid
dilepaskan sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi kalsium pada tulang dan jika terjadi
peningkatan kadar kalsium maka hormon kalsitonin dilepaskan untuk menghambat reabsorpsi
tulang. Jumlah normal 4-5mEq/Lt.
4) Keseimbangan Magnesium (Mg2+)
Magnesium biasanya ditemukan pada cairan intrasel dan tulang, berperan dalam metabolisme
sel, sintesis DNA, regulasi neuromuscular dan fungsi jantung. Sumbernya didapat dari makanan
seperti sayuran hijau, daging dan ikan. Magnesium Diabsorpsi dari usus halus, peningkatan
absorpsi dipengaruhi oleh vitamin D dan hormon paratiroid.
Fosfor merupakan anion utama cairan intasel, ditemukan juga di cairan ekstrasel, tulang, otot
rangka dan jaringan saraf. Fosfor sangat berperan dalam berbagai fungsi kimia, terutama fungsi
otot, sel darah merah, metabolisme protein, lemak dan karbohidrat, pembentukan tulang dan gigi,
regulasi asam basa, regulassi kadar kalsium. Di reabsorpsi dari usus halus dan banyak ditemukan
dari makanan daging, ikan dan susu. Disekresi dan reabsorpsi melalui ginjal. Pengaturan
konsentrasi fosfor oleh hormon paratiroid dan berhubungan dengan kadar kalsium. Jika kadar
kalsium meningkat akan menurunkan kadar fosfat demikian sebaliknya. Jumlah normal sekitar
2,5-4,5 mEq/Lt.
Klorida merupakan anion utama pada cairan ekstrasel. Klorida berperan dalam pengaturan
osmolaritas serum dan volume darah bersama natrium, regulasi asam basa, berperan dalam
buffer pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam sel darah merah. Disekresi dan direabsorpsi
bersama natrium diginjal. Pengaturan klorida oleh hormon aldosteron. Kadar klorida yang
normal dalam darah orang dewasa adalah 95-108mEq/Lt.
7) Keseimbangan Bikarbonat
Bikarbonat berada di dalam cairan intrasel maupun di dalam ekstrasel dengan fungsi utama yaitu
regulasi keseimbangan asam basa. Disekresi dan direabsorpsi oleh ginjal. Bereaksi dengan asam
kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana garam untuk menurunkan PH. Nilai normal
sekitar 25-29mEq/Lt.
FUNGSI
b. Pengaturan dan Fungsi Elektrolit
Sodium ( )
1. Reabsorpsi dan sekresi ginjal
2. Aldosteron,meningkatkan reabsorpsi natrium di duktus kolekting nefron
3. Pengaturan dan distribusi volume cairan ekstrasel
4. Mempertahankan volume darah
5. Menghantarkan impuls saraf dan kontraksi otot
Potassium ( )
1. Sekresi dan konservasi oleh ginjal
2. Aldosteron meningkatkan pengeluaran
3. Pemindahan dalam dan luar sel
4. Insulin membantu memindahkan ke dalam sel dan luar sel,jaringan yang rusak
5. Mempertahankan osmolaritas dan cairan intrasel
6. Transmisi saraf dan impuls elektrik
7. Pengaturan transmisi impuls jantung dan kontraksi otot
8. Pengaturan asam basa
9. Kontraksi tulang dan otot polos
Kalsium ( )
1. Distribusi antara tulang dan cairan ekstrasel
2. Hormon paratiroid meningkatkan serum ,kalsitonin menurunkan kadar serum
3. Pembentukan tulang dan gigi
4. Transmisi impuls saraf
5. Pengaturan kontraksi otot
6. Mempertahankan pace maker jantung
7. Pembekuan darah
8. Aktivitas enzim pancreas,seperti lipase
Magnesium ( )
1. Dipertahankan dan dikeluarkan oleh ginjal
2. Meningkan adsorpsi oleh vitamin D dan hormon paratiroid
3. Metabolisme intrasel
4. Pmpa sodium-potasium
5. Relaksasi kontraksi otot
6. Transmisi impuls saraf
7. Pengaturan fungsi jantung
Klorida ( )
1. Pengeluran dan reabsorpsi bersama sodium dalam ginjal
2. Aldosteron meningkatkan adsorpsi klorida dengan sodium
3. Produksi HCl
4. Pengaturan keseimbangan cairan ekstrasel dan volume vaskuler
5. Keseimbangan asam-basa
Pospat ( )
1. Eksresi dan reabsorpsi oleh ginjal
2. Paratiroid hormon menurunkan kadar serum dengan meningkatkan sekresi ginjal
3. Pembentukan tulang dan gigi
4. Metabolism karbohidrat,lemak,dan protein
5. Metabolisme seluler produksi ATP dan DNA
6. Fungsi otot,saraf,dan sel darah merah
7. Pengaturan asam-basa
8. Pengaturan kadar kalsium
Bikarbonat ( )
1. Eksresi dan reabsorpsi oleh ginjal
2. Pembentukan oleh ginjal
3. Buffer utama dalam keseimbangan asam-basa
KEBUTUHAN ELEKTROLIT
Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap. Cairan
saline terdiri atas cairan isotonik, hipotonik, dan hipertonik. Konsentrasi isotonik disebut juga
normal saline yang banyak dipergunakan. Contohnya:
a. Hiponatremia
Hiponatremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang
ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/Lt, mual, muntah dan
diare.
b. Hipernatremia
Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang
ditandai dengan addanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit
membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, serta
kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/Lt. kondisi demikian dapat disebabkan oleh
dehidrasi, diare, dan asupan, air yang berlebihan sedangkan asupan garamnya sedikit.
c. Hipokalemia
Hipoklemia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia ini
dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare yang
berkepanjangan dan juga ditandai dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak
nafsu makan dan muntah-muntah, perut kembung, lemah dan lunaknya otot, denyut jantung tidak
beraturan (aritmia), penurunan bising usus, kadar kalium plasma menurun kurang dari 3,5
mEq/L.
d. Hiperkalemia
Hiperkalemia merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah tinggi, sering terjadi
pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik, pembe:rian kalium yang berlebihan
melalui intravena yang ditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas sistem pencernaan, aritmia,
kelemahan, jumlah urine sedikit sekali, diare, adanya kecemasan dan irritable (peka rangsang),
serta kadar kalium dalam plasma mencapai lebih dari 5 mEq/L.
e. Hipokalsemia
Hipokalsemia me:rupakan keekurangan kadar kalsium dalam plasma darah yang ditandai
de:ngan adanya kram otot dan kram perut, kejang, bingung, kadar kalsium dalam plasma kurang
dari 4,3 mEq/L dan kesemutan pada jari dan sekitar mulut yang dapat disebabkan oleh pengaruh
pengangkatan kelenjar gondok atau kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi intestinal.
f. Hiperkalsemia
Hiperkalsemia merupakan suatu ke;adaan kelebihan kadar kalsium dalam darah yang dapat
terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara
berlebihan, ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual,
koma, dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
g. Hipomagnesia
Hipomagnesia merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan
adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, takikardi, hipertensi, disorientasi dan
konvulsi. Kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.
h. Hipermagnesia
Ilipermagnesia merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah yang ditandai
dengan adanya, koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain :
a. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas
permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami
gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah
memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan
seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L
per hari.
c. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak
adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan
cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
d. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot.
Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat
meningkatkan volume darah
e. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
Misalnya :
Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan
intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
f. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti
: suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan
elektrolit tubuh.
h. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
Lemas
Mual
Muntah
Detak jantung cepat
Kram di perut dan otot
Diare atau sembelit
Kejang
Sakit kepala
Kesemutan
Mati rasa
Hipofosfatemia juga bisa disebabkan oleh konsumsi obat tertentu, seperti zat besi, niacin
(vitamin B3), obat maag jenis antasida, diuretik, kortikosteroid,
bisfosfonat, acyclovir, paracetamol, dan obat asma.
Klorida
Klorida adalah elektrolit yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pH dalam darah dan
menyebarkan impuls saraf. Kelebihan klorida (hiperkloremia) bisa disebabkan oleh gagal ginjal
kronis atau akut, gangguan pH darah (asidosis metabolik atau alkalosis respiratorik), dan
konsumsi acetazolamide jangka panjang.
Sedangkan kekurangan klorida (hipokloremia) biasanya disebabkan oleh diare atau muntah
berkepanjangan, penyakit paru-paru kronis seperti emfisema, gagal jantung, dan gangguan pH
darah (alkalosis metabolik). Konsumsi obat pencahar, diuretik, kortikosteroid,
dan bikarbonat juga bisa menyebabkan hipokloremia.
Sodium/Natrium
Natrium adalah elektrolit yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan
membantu mengatur fungsi saraf dan kontraksi otot. Kondisi kelebihan natrium (hipernatremia)
dalam darah umumnya disebabkan oleh kurangnya konsumsi air, dehidrasi berat, hilangnya
cairan tubuh karena demam, diare, muntah, penyakit pernapasan, keringat berlebihan karena
olahraga, dan konsumsi obat kortikosteroid.
Sedangkan kondisi kekurangan sodium (hiponatremia) biasanya disebabkan oleh malnutrisi serta
gangguan kelenjar tiroid, adrenal, dan hipotalamus. Penyebab lainnya adalah gagal ginjal, gagal
jantung, gagal hati, kecanduan alkohol, serta konsumsi obat diuretik atau antikonvulsan.
Kalsium
Kalsium adalah mineral yang penting untuk fungsi organ, saraf, otot, dan sel tubuh. Kalsium juga
berguna untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang. Namun demikian, kelebihan kadar
kalsium dalam darah (hiperkalsemia) bisa menimbulkan masalah pada fungsi tubuh. Penyebab
hiperkalsemia antara lain adalah:
Penyakit ginjal.
Gangguan tiroid.
Hiperparatiroidisme.
Obat-obatan, seperti lithium, teofilin, dan diuretik.
Penyakit paru-paru, seperti tuberkulosis (TBC) atau sarkoidosis.
Beberapa jenis kanker, seperti kanker paru-paru dan kanker payudara.
Konsumsi antasida atau suplemen vitamin D
Kekurangan kadar kalsium dalam darah (hipokalsemia) juga tidak baik bagi kesehatan, karena
dapat meningkatkan risiko terserang osteoporosis. Penyebab hipokalsemia di antaranya adalah:
Pankreatitis.
Gagal ginjal.
Kanker prostat.
Kekurangan vitamin D.
Obat-obatan, seperti heparin atau antikonvulsan.
Kalium/Potasium
Kalium berperan penting dalam mengatur fungsi jantung, serta menjaga fungsi saraf dan otot.
Kondisi kadar kalium berlebih (hiperkalemia) biasanya disebabkan oleh gagal ginjal dan
dehidrasi berat. Penggunaan obat diuretik dan obat penurun tekanan darah, serta darah yang
terlalu asam (asidosis) seperti ketoasidosis diabetik, juga bisa menjadi penyebab hiperkalemia.
Sedangkan kondisi kekurangan kadar kalium (hipokalemia) umumnya disebabkan oleh gangguan
makan, dehidrasi, muntah, diare, dan penggunaan obat pencahar, diuretik, atau insulin.
Magnesium
Magnesium adalah mineral penting yang berfungsi untuk mengatur fungsi saraf, mengatur
tekanan darah dan gula darah, menjaga kesehatan jantung, menghasilkan energi bagi tubuh, dan
menjaga kesehatan tulang. Kelebihan kadar magnesium (hipermagnesemia) dapat menyebabkan
otot menjadi lemah, refleks lambat, mudah mengantuk, pusing, sakit kepala, mual, muntah,
denyut jantung lambat, napas lambat, dan pingsan. Hipermagnesemia bisa disebabkan oleh:
Gagal jantung.
Malnutrisi.
Keringat berlebih.
Penggunaan diuretik, insulin, atau obat kemoterapi.
Diare kronis.
Kecanduan alkohol.
Dengan berbagai alasan seperti ‘terasa berat diperut’, ‘terasa kenyang’ ataupun ‘takut sering ke
kamar kecil’ banyak sekali atlet atapun individu yang tidak memandang penting konsumsi cairan
yang cukup sebelum latihan/pertandingan olahraga. Selain berfungsi sebagai pencegahan awal
terhadap terjadinya dehidrasi, mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang cukup sebelum
latihan/pertandingan olahraga akan memberikan manfaat saat tubuh melakukan aktivitas fisik
yaitu diantaranya untuk :
Selain harus secara rutin dan disiplin mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang cukup dalam
interval 24 jam sebelum latihan/pertandingan olahraga, organisasi kesehatan olahraga seperti
ACSM, NATA, IOC dan juga American Dietic Association merekomendasikan strategi hidrasi
berikut sebagai acuan sebelum latihan/pertandingan olahraga dilakukan :
STRATEGI HIDRASI
Beberapa cara dapat digunakan untuk dapat membantu menjaga ketersediaan cairan di dalam
tubuh antara lain adalah:
1. Konsumsi cairan secara rutin
Jangan mengunakan rasa haus sebagai indikator untuk minun
2. Timbang berat badan saat sebelum dan sesudah latihan.
Berkurangnya 1 kg berat badan ≈ kehilangan 1 L cairan dari dalam tubuh. Konsumsi
sekurangnya 1 L air tiap berkurang 1 kg berat badan.
3. Gunakan warna urin sebagai indikator.
Warna urin yang semakin keruh/gelap serta volumenya yang sedikit menandakan kurangnya
cairan di dalam tubuh. Sedangkan warna urin yang cerah/pucat dan volumenya banyak
menandakan tingkat hidrasi yang baik di dalam tubuh.
4. Perhatikan simpanan cairan tubuh
Karena latihan/pertandingan sepakbola umumnya berjalan secara kontinu pada interval waktu
tertentu tanpa ada jeda istirahat, maka sangat penting bagi pemain sepakbola untuk memastikan
bahwa tubuh berada pada kondisi ‘basah’ atau dalam kondisi hidrasi yang baik dengan jumlah air
di dalam tubuh yang cukup. Kebutuhan cairan rata-rata per-hari secara normal disebutkan cukup
dapat terpenuhi dengan mengkonsumsi cairan sebanyak 8-10 gelas per hari. Namun perlu diingat
aktivitas fisik pemain sepakbola yang tinggi menyebabkan tingkat kebutuhan cairannya juga
tinggi. Agar jumlah secara pasti yang harus diminum dapat diketahui secara tepat, pemain bola
direkomendasikan untuk selalu melihat warna urin sebelum latihan/pertandingan sebagai
indikator untuk mengetahui apakah jumlah cairan yang diminum sudah cukup atau tidak.
Sebagai pilihan minuman, minumlah air putih dengan jumlah yang cukup. Untuk mendapatkan
tambahan asupan energi dari karbohidrat terutama glukosa dan sukrosa serta elektrolit terutama
Natrium (Na), Kalium (K) dan Klorida (Cl) sempurnakan juga pola strategi minum sebelum
latihan/pertandingan dengan mengkonsumsi jus buah segar atau juga Sports Drink.Selain itu
kandungan elektrolitnya seperti Natrium (Na), Kalium (K) dan juga Klorida (Cl) bisa mencegah
terjadinya kram otot.
DAFTAR PUSTAKA
Aris, Setiawan dkk. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mhasiswa Kebidanan. Jakarta: TIM
Sacharin,Rosa M. 1994. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Uliyah, Musrifatul dkk. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika
Siswanto. 2006. Kebutuhan cairan dan elektrolit. Diunduh dari
http://www.sisroom.blogspot.com/2006/05/kebutuhan-cairan-dan-elektrolit.html (diakses 14
November 2011
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/kekuatan-asam-dan-basa/
Balci, AK. et al. (2013). General Characteristic of Patient with Electrolyte Imbalance Admitted
to Emergency Department. World Journal of Emergency Medicine, 4(2), pp. 113-116
Weqlicki W. et al. (2005). Potassium, Magnesium, and Electrolyte Imbalance and Complications
in Disease Management. Clinical and Exxperimental Hypertension, 27(1), pp. 95-112
Cafasso, J. Healthline (2017). Hyperchloremia (High Chloride Levels).
Delgado, A. Healthline (2017). Hypercalcemia. What Happens If You Have Too Much Calcium?
Drugs (2018). Hypermagnesemia.
Drugs (2018). Hypomagnesemia.
Holland, K. Healthline (2017) All About Electrolyte Disorders.
Khan, et al. Healthline (2017). Hypocalcemia (Calcium Deficiency Disease).
Schaefer, A. Healthline (2017). Can You Overdose on Magnesium?
Schulman, JS. Healthline (2017). Hypochloremia. What Is It and How It Is Treated?
Watson, S. Healthline (2017). Hyperphosphatemia.
Watson, S. Healthline (2017). Hypophosphatemia.
Wedro, B. eMedicinehealth (2017). Electrolytes.