Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut PBB, suatu negara mampu untuk berkembang secara mandiri apabila jumlah
wirausahawan di negara tersebut minimal 2 persen dari total jumlah penduduk. Saat ini,
jumlah wirausahawan di Indonesia hanya sebesar 0,24 persen dari jumlah penduduk
Indonesia sebesar 238 juta jiwa. Jumlah tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan
jumlah wirausaha di beberapa negara luaryang tingkat perekonomiannya lebih tinggi,
seperti Amerika Serikat yang memiliki wirausaha sejumlah 4 persen dari total
penduduknya, Singapura yang jumlah wirausahanya sebesar 7 persen dari jumlah
penduduknya, dan Malaysia yang jumlah wirausahanya mencapai 5 persen dari jumlah
penduduknya (Tri Budiarto, 2012, from http://www.kompasiana.com/paansiih/peranan-
mata-kuliah-kewirausahaan-dalam-meningkatkan-minat-mahasiswa-untuk-
berwirausaha_550ffe3fa333111c37ba80b0).

Sedangkan, menurut hasil survey Biro Pusat Statistik (BPS) Februari 2007, jumlah
sarjana yang menganggur di Indonesia sekitar 700 ribu orang ( 151.000 pemegang
diploma I/II, 179.000 lulusan akademi/diploma III, dan 409.000 orang lulusan strata
satu). Situs ngapus.com menyajikan data tahun 2008, Indonesia menduduki peringkat 1
di Asia dalam jumlah pengangguran tertinggi (Eddy Soeryanto Soegoto xxi). Dari
jumlah tadi, artinya Indonesia mengalami permasalahan yang besar dalam hal
ketenagakerjaan terutama untuk orang – orang yang bergelar sarjana, padahal mereka
sudah menempuh pendidikan dengan biaya yang tidak sedikit tetapi tetap saja mereka
sulit mendapat pekerjaan. Bagi sarjana yang bekerjapun masih ada ancaman ter-PHK
sewaktu – waktu. Jadi, bagaimana cara mengatasi hal ini? Dengan adanya permasalahan
tersebut, penulis berharap para sarjana termasuk penulis nantinya terdorong dan
termotivasi untuk muncul sebagai wirausaha – wirausaha baru di Indonesia dengan
memahami rumusan masalah yang akan dibahas mengenai kewirausahaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kewirausahaan ?

2. Mengapa kewirausaahan penting ?

1
3. Apa saja jenis – jenis wirausaha ?

4. Bagaimana strategi mengubah paradigma dari Job Seeker menjadi Job creator ?

5. Bagaimana proses terciptanya wirausaha ?

1.3 Tujuan Penulisan

Sesudah membaca makalah ini pembaca diharapkan dapat :

1. Mengetahui pengertian dari kewirausahaan

2. Mengetahui pentingnya kewirausahaan

3. Mengetahui jenis – jenis wirausaha

4. Mengetahui strategi mengubah paradigm dari Job Seeker menjadi Job Creator

5. Mengetahui proses terciptanya wirausaha

1.4 Manfaat Penulisan

Dalam makalah ini penyusun berharap pembaca dapat mengambil manfaat dan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.

1.5 Metode Penulisan

Dalam makalah ini penulis menggunakan metode studi literatur, dimana kami menjadikan
bacaan-bacaan dari beberapa media sebagai sumber informasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kewirausahaan


Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan
karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Beberapa definisi tentang
kewirausahaan antara lain sebagai berikut :

 Menurut Thomas W Zimmerer, Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan


keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-
peluang yang dihadapi orang setiap hari.
 Menurut Robbin & Coulter, Kewirausahaan merupakan suatu proses dimana
seseorang ataupun suatu kelompok individu menggunakan upaya yang terorganisir &
sarana untuk mencari sebuah peluang dan menciptakan suatu nilai yang tumbuh
dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui sebuah inovasi & keunikan, tidak
mempedulikan apapun sumber daya yang digunakan pada saat ini.

 Menurut Israel Kirzner (1979), Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap


peluang pasar. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio: Kewirausahaan
sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam
kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu.

Jadi berdasarkan definisi –definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa


kewirausahaan merupakan suatu usaha kreatif yang berasal dari ide inovatif seseorang
atau sekelompok orang untuk menghasilkan sesuatu yang baru yang memiliki nilai
tambah dan hasilnya dapat memberi manfaat.

2.2 Pentingnya Kewirausahaan

Kewirausahaan itu sendiri berarti usaha dimana seseorang memiliki kemampuan


berfikir yang kreatif dan inovatif untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Banyak orang baik pengusaha maupun bukan pengusaha yang meraih kesuksesan berkat

3
adanya kemampuan berfikir yang inovatif dan kreatif. Biasanya kemampun berfikir yang
inovatif dan kreatif itu akan memunculkan ide-ide yang baru dan berbeda.

Proses kreatif dan inovatif hanya terdapat pada orang-orang yang berkepribadian
kreatif dan inovatif, yaitu mereka yang memiliki jiwa berwirausaha yang bercirikan;
percaya diri, berani, penuh keyakinan, optimis, disiplin dan bertanggungjawab. Dalam
berwirausaha perlu dibutuhkan jiwa dan semangat dalam pelaksanaannya. Meskipun
terdapat orang yang memiliki daya berfikir yang inovatif dan kreatif namun mereka tidak
memiliki mental seorang wirausaha, maka potensi yang dimilikinya akan sia-sia saja.
Aktivitas berwirausaha tentu didalamnya terdapat rintangan, tantangan, dan halangan
yang harus dihadapi dengan mental dan jiwa wirausaha
Seorang wirausaha dituntut mampu mengoptimalisasi setiap keadaan sekitarnya
menjadi peluang dalam mencapai keuntungan. Dalam setiap tantangan pasti terdapat
resiko didalamnya, resiko tersebut berupa kemungkinan berhasil dan kemungkinan gagal.
Oleh sebab itu, seorang wirausaha harus berani mengambil resiko dan lebih menyukai
tantangan. Ide kreatif dan inovasi.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Sumber
Daya Alam yang melimpah ruah di tanah air ini mampu dijadikan sebagai tempat yang
ideal untuk berwirausaha. Tidak dapat dipungkiri bahawa dimasa yang akan datang
Indonesia akan mampu meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya
dengan melakukan kegiatan wirausaha dalam berbagai sektor mikro maupun makro
seiring dengan mulai meratanya pendidikan di Indonesia dan akses-akses lainnya yang
mendukung kesadaran masayarakat dalam berwirausaha. Dalam mencapai itu semua
terdapat beberapa hambatan yang masih menjadi permasalahan yaitu banyak masyarakat
yang awam tentang berwirausaha, mereka cenderung tidak berani untuk membuka suatu
usaha yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Menurut pengamatan penulis,
permasalahan tersebut secara bertahap akan dapat diselesaikan jika pemerintah secara
konsisten berusaha untuk memeratakan akses-akses masyarakata yang bersifat layanan
publik.

Indonesia masih menjadi negera berkembang ditandai dengan kondisi masyarakat


yang memiliki pendapatan perkapita rendah, kebanyakan penduduknya miskin,
tekonologi banyak yang belum menjamah ke pelosok-pelosok serta masih banyaknya
pengangguran. Melihat situasi itu sangatlah memprihatinkan. Pendapatan masyarakat

4
yang rendah dan tingkat populasi yang tinggi menjadi suatu permasalahan yang harus
diatasi oleh pemerintah negara sekarang. Maka dari itu, kewirausahaan sangat diperlukan
untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Dengan adanya kewirausahaan masyarakat dapat mempunyai kemampuan untuk
menciptakan produk-produk baru yang berinovasi dan dapat menyampaikan ide dan
kreasinya, sehingga banyak pengangguran yang diserap karena bermunculannya lapangan
pekerjaan yang disediakan. Jika telah banyak pengangguran yang diserap, maka secara
otomatis pendapatan masyarakat akan meningkat pula. Selain dapat mengurangi
pengangguran kewirausahaan juga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tanah
air.

Indonesia perlahan-lahan mulai berbenah diri dari berbagai sektor kehidupan.


Kemunculan usahawan-usahawan tanah air bisa menjadi titik awal pergerakan ekonomi
Indonesia kearah yang lebih baik. Pola pikir masyarkat tentang berwirausaha sedikit demi
sedikit mulai tumbuh. Lapangan pekerjaan yang muncul tentu akan menyerap tenaga
kerja. Indonesia merupakan negara yang populasi masyarakatnya tinggi. Kewirausahaan
yang berada di sektor padat karyalah yang dibutuhkan di Indonesia agar kesejahteraan
masyarakat dapat meningkat dan dapat mengurangi tingkat pengangguran serta mampu
menaikkan tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi di Indonesia (Ibratul Ulfa,
2015, from http://dokumen.tips/documents/kewirausahaan-5612f3f732fff.html).

2.3 Jenis-Jenis Wirausaha

Jenis Kewirausahaan (Williamson, 1961) antara lain:

1. Innovating Entrepreneurship, Bereksperimentasi secara agresif,trampil


mempraktekkan transformasi- transformasi atraktif.
2. Imitative Entrepreneurship, Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating
Entrepreneur

3. Fabian Entrepreneurship, Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal


tetapi yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila
mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada
industri yang bersangkutan.

5
4. Drone Entrepreneurship, Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan
peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus
produksi sekalipun hal tersbut akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan
dengan produsen lain. Di banyak Negara berkembang masih terdapat jenis
entrepreneurship yang lain yang disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam
konteks ilmu ekonomi disebut sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi,
1977).

2.4 Pergeseran Paradigma Dari Job Seekers Ke Job Creators

Pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi bertujuan untuk membentuk manusia


secara utuh (holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan
sebagai wirausaha. Pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu
dengan kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa secara
bersama-sama dalam komunitas pendidikan sehingga diharapkan akan menciptakan
mindset sebagai seorang pencipta kerja (job creator). Berikut ini adalah strategi
mengubah paradigma dari Job Seeker menjadi Job creator:

Keluarga Membangun Kultur berwirausaha

Kultur (budaya) berwirausaha suatu keluarga atau suku atau golongan bahkan
bangsa sangat berpengaruh terhadap kemunculan wirausaha-wirausaha baru yang
tangguh. Kultur berwirausaha tidak dapat ditanamkan dalam sekejap. Memerlukan waktu
cukup banyak untuk membangun kultur kewirausahaan Setiap keluarga harus
menanamkan jiwa wirausaha sejak dini dalam diri anak-anak mereka.

Kultur beberapa suku di Indonesia memang mengagungkan profesi wirausaha


sehingga banyak wirausaha tangguh yang berasal dari suku tersebut. Namun secara
umum kultur masyarakat Indonesia masih mengagungkan profesi yang relatif “tanpa
resiko” misalnya menjadi pegawai negeri, bekerja di perusahaan besar. Pilihan lebih
banyak berada para kuadran kanan (Employee. Lihat. Robert Kiyosaki).

Penciptaan Iklim Usaha


Era krisis moneter yang melanda Indonesia awal tahun 1997 menyebabkan banyak
industri besar tumbang, usaha skala kecil sulit tumbuh. Hal ini membuat pemerintah

6
Indonesia kebingungan mengatasinya dikarenakan berkaitan dengan timpangnya struktur
usaha (industri) yang terlalu memihak pada industri besar.

Peran pemerintah ini juga bukan pada pemberian modal, tetapi lebih pada
membina kemampuan industri kecil dan membuat suatu kondisi yang mendorong
kemampuan industri kecil dalam mengakses modal, (Pardede, 2000). Atau dengan kata
lain, pemerintah harus membina kemampuan industri kecil dalam menghitung modal
optimum yang diperlukan, kemampuan menyusun suatu proposal pendanaan ke lembaga-
lembaga pemberi modal, serta mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang lebih
memihak industri kecil dalam pemberian kredit.

Pembenahan Dunia Pendidikan


Pola pikir para sarjana yang umumnya masih berorientasi untuk menjadi
karyawan harus diubah. Oleh Karena itu peran lembaga pendidikan sebagai pusat
inkubasi pembentukan manusia Indonesia seutuhnya, perlu di tata kembali. Struktur
kurikulum kita yang cenderung menghasil lulusan yang ‘siap pakai’ bukan lulusan yang
‘siap menghasilkan’.

Optimalisasi Balai Pelatihan Kewirusahaan


Mengoptimalkan balai latihan kerja (BLK). Dengan pengoptimalan BLK maka,
kekurangan daya serap perguruan tinggi bisa diantisipasi. Disebutkannya, saat ini BLK
belum begitu termanfaatkan untuk mengatasi pengangguran. Begitu pula dengan BLK-
BLK, banyak yang belum berkembang dengan baik terutama dalam penyerapan para
lulusan untuk masuk ke dunia kerja. “Saat ini, yang saya lihat belum ada perhatian
pemerintah untuk pembenahan kearah itu,

Peningkatan Akses Modal


Pemerintah melalui lembaga perbankan dan keuangan diminta membuka akses
modal bagi calon wirausaha, karena selama ini mereka masih kesulitan mendapatkannya
untuk meningkatkan taraf hidup.

Pendampingan Calon Wirausaha


Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah pendampingan yang dilakukan oleh
lembaga swadaya masyarakat, perbankan, konsultan, dan stakeholder lainnya sehingga
memberikan kemudahan serta pencerahan bagi para calon wirausaha. Seringkali

7
lemahnya pendampingan mengakibatkan modal usaha yang telah dibagikan kepada calon
wirausaha, tidak terpakai dengan baik. Para calon wirausaha lebih sering melakukan
konsumsi terhadap modal yang diberikan. Akibatnya, modal mereka terpakai habis
sedangkan usaha belum dapat berjalan dengan baik (Ibratul Ulfa, 2015, from
http://dokumen.tips/documents/kewirausahaan-5612f3f732fff.html).

2.5 Proses Terciptanya Wirausaha

Beberapa teori yang berusaha menerangkan proses terbentuknya wirausaha diantaranya:

Teori Life Path Change

Tidak semua entrepreneur lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis
dan terencana dengan baik. Banyak entrepreneur lahir tidak mengikuti proses yang
direncanakan. Hal ini karena disebabkan beberapa hal:

a. Negative displacement
Seseorang bisa saja menjadi entrepreneur karena dia berada pada tempat
yang tidak kondusif. Misalnya saja karena tertekan, merasa terhina, mengalami
kebosanan selama bekerja, dipaksa ataupun terpaksa pindah dari daerah asal.
Kondisi inilah yang membuat seseorang terpaksa harus keluar dari kebiasaan rutin
yang dia sendiri tidak merasa nyaman dengan kondisi itu. Sementara di sisi lain
upaya untuk menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarga harus dipertahankan.
Oleh karenanya menjadi entrepreneur dalam situasi seperti ini adalah pilihan terbaik
bagi dirinya.

b. Being between things


Ada orang yang merasa berada pada dua dunia yang berbeda (being
between things). Orang-orang yang baru keluar dari ketentaraan, orang yang baru
keluar dari penjara, sering kali mereka merasa berada pada dua dunia yang berbeda.
Apapun perasaannya, yang pasti mereka tetap harus berjuang menjaga
kelangsungan hidupnya. Dan biasanya beranjak darisinilah pilihan harus dibuat.
Pilihan menjadi entrepreneur muncul karena menjadi entrepreneur mereka dapat
bekerja dengan mengandalkan diri mereka sendiri.

8
c. Having positif pull
Seseorang dapat menjadi entrepreneur karena mendapat dukungan positif dari
mitra kerja, investor, pelanggan, maupun relasi lain. Dukungan positif ini akan
memudahkan mereka mengantisipasi peluang usaha. Slain itu dukungan positif juga
akan menciptakan rasa aman dari berbagai resiko yang akan dihadapi dikemudian
hari.

Teori Goal Direct Behavior

Teori ini menggambarkan bahwa seseorang menjadi entrepreneur untuk


mencapai tujuan tertentu. Tujuannya tidak lain adalah memperbaiki kelangsungan hidup
dirinya dan keluarganya. Untuk mencapai tujuan tersebut, seseorang termotivasi dan
mengarahkan tingkah lakunya secara persisten untuk mencapai tujuan. Diawali dengan
adanya dorongan need, kemudian goal direct behavior, hingga tercapainya tujuan.
Dorongan need (kebutuhan) muncul dari berbagai macam mulai dari kebutuhan dasar
sampai kepada kebutuhan untuk berprestasi. Bisa juga dorongan need ini muncul dari
adanya defisit dan ketidakseimbangan tertentu pada diri individu yang bersangkutan
(entrepreneur).

Teori Pengambilan Keputusan

Sebelum mengambil keputusan terjun ke dalam dunia wirausaha, seseorang


terlebih dahulu melakukan pertimbangan-pertimbangan. Pengambilan keputusan tersebut
tidaklah selalu mudah, bahkan dapat menimbulkan konflik dengan dirinya sendiri
bahkan dengan orang lain.

Pengambilan keputusan adalah suatu proses berfikir dan bertindak yang


bermuara pada pemilihan perilaku tertentu sesuai dengan keputusan yang diambil. Jika
seseorang mengambil keputusan menjadi wirausaha maka dia akan menyelaraskan
tindakan dengan hasil keputusannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan:

a. Faktor yang berasal dari situasi lingkungan keputusan itu sendiri (decision
environment).

9
Jika seseorang cukup mengenal keadaan sekarang (initial state), tujuan-
tujuan yang akan datang yang akan dicapai (desire state) dan transformasi yang
dibutuhkan untuk mencapai keadaan yang diinginkan, maka seseorang tersebut
dihadapkan kepada lingkungan keputusan yang berstruktur baik (well structured).
Tetapi jika seseorang tidak mempunyai pemahaman konprehensif, maka dia
dihadapkan kepada lingkungan keputusan berstruktur buruk (ill structured).

b. Faktor yang berasal dari dalam diri pengambil keputusan.


Ada empat atribut psiokologis yang mempengaruhi strategi-strategi keputusan,
yaitu :
 Kemampuan perseptual
 Kemampuan informasi
 Kecenderungan untuk mengambil resiko
 Tingkat aspirasi.

Teori Outcome Expectacy

Outcome expectacy bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang konsekuensi


yang diterima setelah seseorang melakukan suatu tindakan tertentu. Dari pengertian di
atas Outcome expectacy dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang mengenai hasil
yang akan diperoleh jika ia melaksanakan suatu perilaku tertentu, yaitu perilaku yang
menunjukkan keberhasilan.

 Jenis Outcome Expectacy


a. Insentif Primer
Merupakan imbalan yang berhubungan dengan kebutuhan fisiologis seperti
makan, minum, dan kontak fisik lainnya.

b. Insentif Sensoris
Beberapa kegiatan manusia ditujukan untuk memperolah umpan balik sensoris
yang terdapat di lingkungannya.

c. Insentif Sosial

10
Manusia melakukan sesuatu untuk mendapatkan penghargaan dan penerimaan
dari lingkungan sosialnya. Penerimaan atau penolakan dari sebuah lingkungan
sosial akan lebih berfungsi secara efektif sebagai imbalan atau hukuman dari pada
reaksi yang berasal dari satu individu.

d. Insentif yang berupa token ekonomi


Token ekonomi adalah imbalan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
ekonomi seperti upah, kenaikan pangkat, penambahan tunjangan dan lainnya.

e. Insentif status dan pengaruh


Pada sebagian besar masyarakat, kedudukan individu seringkali dikaitkan
dengan status kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki individu dalam lingkungan
sosialnya memberikan kesmpatan kepadanya untuk mengontrol perilaku orang lain
baik melalui simbol atau secara nyata.

f. Insentif standar internal


Insentif ini berasal dari tingkat kepuasan diri yang diperoleh individu dari
pekerjaannya. Insentif bukan berasal dari luar diri, tetapi berasal dari dalam diri
seseorang. Reaksi diri yang berupa rasa puas dan senang merupakan salah satu
bentuk imbalan internal yang ingin diperoleh seseorang dari pekerjaannya
(Elwamendri, 2013, from https://elwamendri.wordpress.com/2013/03/05/proses-
terbentuknya-wirausaha/).

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan definisi –definisi yang telah dipaparkan, penulis menyimpulkan bahwa


kewirausahaan merupakan suatu usaha kreatif yang berasal dari ide inovatif seseorang
atau sekelompok orang untuk menghasilkan sesuatu yang baru yang memiliki nilai
tambah dan hasilnya dapat memberi manfaat
2. Dengan adanya kewirausahaan masyarakat dapat mempunyai kemampuan untuk
berinovasi dan dapat menyampaikan ide dan kreasinya, sehingga banyak
pengangguran akan diserap karena bermunculannya lapangan pekerjaan yang
disediakan. Jika telah banyak pengangguran yang diserap, maka secara otomatis
pendapatan masyarakat akan meningkat pula. Selain dapat mengurangi pengangguran
kewirausahaan juga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tanah air.
3. Jenis Kewirausahaan (Williamson, 1961) antara lain: Innovating Entrepreneurship,
Imitative Entrepreneurship, Fabian Entrepreneurship, Drone Entrepreneurship.
4. Pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-
kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa secara bersama-sama
dalam komunitas pendidikan sehingga diharapkan akan menciptakan mindset sebagai
seorang pencipta kerja (job creator). Berikut ini adalah strategi mengubah paradigma
dari Job Seeker menjadi Job Creator, yaitu antara lain: Keluarga membangun kultur
berwirausaha, penciptaan iklim usaha, pembenahan dunia pendidikan, optimalisasi
balai pelatihan kewirausahaan, peningkatan akses modal, dan pendamping calon
wirausaha.
5. Beberapa teori yang berusaha menerangkan proses terbentuknya wirausaha
diantaranya: Teori life path change, teori goal direct behavior, teori pengambilan
keputusan, dan teori outcome expectacy.

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini, diharapkan ada dorongan dan motivasi untuk menjadi
wirausaha terutama untuk generasi muda Indonesia khusunya para sarjana maupun yang
akan menjadi sarjana demi meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Antono, Mieny. 2013. Pengertian dan Definisi Wirausaha Menurut Para Ahli.
http://lifeskill.staff.ub.ac.id/2013/10/01/pengertian-dan-definisi-wirausaha-menurut-
para-ahli-2/ ( Diakses pada Tanggal 11 Februari 2017 )

Budiarto, Tri. 2012. Peranan Mata Kuliah Kewirausahaan dalam Meningkatkan Minat
Mahasiswa untuk Berwirausaha. http://www.kompasiana.com/paansiih/peranan-mata-
kuliah-kewirausahaan-dalam-meningkatkan-minat-mahasiswa-untuk-
berwirausaha_550ffe3fa333111c37ba80b0 ( Diakses pada tanggal 11 Februari 2017 )

Elwamendri. 2013. Proses Terbentuknya Wirausaha.


https://elwamendri.wordpress.com/2013/03/05/proses-terbentuknya-wirausaha/
( Diakses pada Tanggal 11 Februari 2017 )

Soegoto, Eddy Soeryanto. 2009. Enterpreneurship Menjadi Pembisnis Ulung: Panduan bagi
Pengusaha, Calon Pengusaha, Mahasiswa, dan Kalangan Dunia Usaha.
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=e35KE7Xb8JEC&oi=fnd&pg=PR21&dq=Pergeseran+Paradigma+Dari+
Job+Seekers+Ke+Job+Creators&ots=tYHlnw_dyS&sig=v3e827A0PChiSy9ANFJi-
lz0IFw&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false ( Diakses pada Tanggal 11 Februari 2017 )

Ulfa, Ibratul. 2015. RMK Kewirausahaan Pertemuan ke-1.


http://dokumen.tips/documents/kewirausahaan-5612f3f732fff.html ( Diakses pada
Tanggal 11 Februari 2017 )

13
16

Anda mungkin juga menyukai