Analisa Putusan Sengketa Pilihan Hukum Waris
Analisa Putusan Sengketa Pilihan Hukum Waris
Oleh :
Bambang Yunarko
ABSTRACT
In course of analysis and creation punish for case case which not yet there is
its law order, judge is obliged to dig the law values which live and looked after its
midst goodness is its society. Law values which live that for example: values of
religion teaching, mores values which still be looked after a goodness, cultural and
mount the society intellegence, social and economic circumstance of society.
adalah kewenangan absolut Peradilan adalah separuh bagian warisan anak laki-
Agama. laki. Demikian juga di dalam Kompilasi
Kewenangan mengadili/ Hukum Islam pasal 176 antara lain di
kekuasa-an absolut peradilan agama rumuskan, bagian anak laki-laki adalah
telah diatur secara khusus pada Bab II dua berbanding satu dengan anak
pasal 49 Sangsi dengan pasal 53 perempuan.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989. Kewenangan hukum Islam secara
Pasal 49 ayat (1) berbunyi : tekstual seperti diatas dapat
Pengadilan Agama bertugas dan menimbulkan ketidakadilan, maka upaya
berwenang memeriksa memutus, dan untuk menghadirkan keadilan adalah
menyelesaikan perkara-perkara di tidak hanya menerapkan syariat secara
tngkat pertama antara orang-orang yang tekstual, namun perlu juga penerapan
beragama Islam di bidang perkawinan, syariat secara kontekstual oleh para
kewarisan, wasiat dan hibah yang hakim di Iingkungan peradilan agama
dilakukan berdasarkan hukum wakaf dapat menampakkan pancaran keadilan.
dan shodaqoh. Pada kasus yang menuntut
Pasal 49 ayat (1) tersebut, telah keadilan, ketentuan syariat tersebut
secara jelas menyatakan, bahwa akidah dapat ditafsirkan, bahwa bagian warisan
Islam yang melekat pada jiwa pasal anak perempuan minimal setengah
tersebut, maka menjadi patokan untuk bagian warisan anak laki-laki.
menyelesaikan persoalan sengketa Walaupun Undang-Undang Nomor
waris bagi orang Islam adalah dengan 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama
hukum Islam sebagai hukum yang telah memberikan kekuasaan secara
hidup/hukum positif bagi orang Islam. absolut untuk menyelesaikan perkara waris
Sementara itu di kalangan umat bagi orang orang yang beragama Islam,
Islam sendiri banyak mengira, bahwa namun masih banyak orang-orang Islam
sistem hukum kewarisan Islam tidak yang menghendak I penyelesaian perkara
mencerminkan keadilan, dimana waris ke Pengadilan Negeri dikarenakan
berdasarkan Al-Qur'an Surat Am-Nisaa masih kurangnya tingkat kesadaran dan
ayat 11, bagian warisan anak perempuan pemahaman hukum masyarakat utamanya
para hakim sendiri pada pelaksanaan akan tetapi perkara tersebut terdaftar di
kewenangan absolut Pengadilan Agama Pengadilan Negeri tahun 1992 dan tahun
dalam menyelesaikan perkara waris bagi 1993, maka keberadaan beberapa
orang Islam Hal tersebut diatas nampak yurisprudensi tersebut diatas menunjuk-
dalam putusan Mahkamah Agung Nomor kan tidak konsistennya Mahkamah Agung
1615 K/Pdt/1993 dalam perkara waris dalam memutus perkara waris bagi orang-
bagi orang-orang yang beragama Islam, orang yang beragama Islam.
dimana Mahkamah Agung seharusnya
menolak perkara tersebut dengan PENUTUPAN
Afdol, Penerapan Hukum Waris Islam Hadi Kusumo, Hilman, Hukum Waris Adat,
Secara Adil, Airlangga University Aditya Bhakti, Bandung, 1993.
Press, Surabaya, 2003.
Otje Salamon dan Mustafa Haffas,
Afdol, Landasan Hukum Positip Hukum Waris Islam, Rafika
Pemberiakuan Hukum Islam dan Aditama, Bandung, 2002.
Permasalahan Implementasi H u
kumKewarisanIslam , Pitlo, A dalam Isa Marief, Hukum Waris
Airlangga University Press, Menurut Kitab Undang-Undang H
Surabaya, 2003. ukumPerdataBelanda,
Internusa, Jakarta, 1979.
AhmadKamil dan M. Fausan, Kaidah-
Kaidah Hukum Yurisprudensi, Pohon, M. Hukum Waris, Djumadi,
Kencana, Jakarta, 2004 Surabaya, 1981.
AH. Daud, Hukum Islam Pengantar llmu Projodikoro, Wirjono, Hukum Warisan
Hukum dan Tata Hukum di Indonesia, Sumur, Bandung, 1976.
Indonesia, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2001. Salim Oemar, Dasar-Dasar Hukum
Waris di Indonesia, Rineka Cipta,
A. Rasyid, Raihan, Hukum Acara Jakarta, 2000
Peradilan Agama, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 1996. Somardi, A Sukris, Transendeksi
Keadilan Hukum Waris Islam
Budiono, A Rachmad, Pembahasan Transformatif, Raja Grafindo
Hukum Kewarisan Islam di Persada, Jakarta, 1997.
Indonesia, Citra Aditya Bhakti,
Bandung, 1999 Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian
Hukum Universitas Indonesia
Djamali,Abdul, HukumIslam Press, Jakarta, 1986.
Berdasarkan Ketentuan Kurikulum
Konsorsium llmu Hukum, Mandar Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat,
Maja, Bandung, 2002. Pradnya Paramita, Jakarta, 1994.
Subekti, Pokok-Pokok Hukum
Harahap,Yahya,Keduduka Perdata, Internusa, Jakarta, 1984.
n Kewenangan dan Acara
Peradilan Agama, Pustaka Subekti dan Tjitro Sudibyo, Kitab
Kartini, Jakarta, 1993. Undang-Undang Hukum Perdata,
Pradnya Paramita, Jakarta, 1992.
Hadi Kusumo, Hilman, Hukum Waris Sukini Alham Syarif dan Nurul E, Hukum
Indonesia Menurut Pemndang- Kewarisan Perdata Barat, Fakultas
Undangan, Hukum Adat, Hukum Hukum Ul, Jakarta, 2005.
Agama Hindu dan Islam, Aditya Tamakiran S, Asas-Asas Hukum Menurut
Bhakti, Bandung, 1991. Tiga Sistem Hukum, Pionir Jaya,
Bandung, 2004.