Nyeri merupakan masalah utama pada luka bakar dangkal (superficial burns, partial thickness
burn) atau luka bakar derajat 1 atau 2 dangkal. Hal ini disebabkan karena iritasi pada ujung saraf-saraf
Meissner. Sedangkan pada LB dalam, tidak diperlukan manajemen nyeri karena ujung saraf meissner
mengalami kerusakan yang mengakibatkan mati rasa.
Dalam management nyeri harus dibedakan apakah nyeri berdasarkan latar belakang (luka bakar)
atau karena procedural (pasca bedah atau penggantian balutan)
Indikator yang palings sering digunakan adalah “Pain intensity Rating Scale (PIRS)” oleh Wong-Baker
faces dan ada juga numeric rating scale.
1. Skala 0-3 tidak perlu diberi penghilang nyeri
2. Skala 4-6 penghilang nyeri kelas menangah
3. Skala 7-10 penghilang nyeri kuat.
Analgetik yang digunakan
Analgetik dapat diberikan secara oral atau suntikan (morfin/petidin) dan meletakkan bagian
yang terbakar pada posisi yang lebih tinggi.
Management debris
Tindakan debridement dilakukan dengan tujuan membuang eskar atau jaringan nekrosis, maupun
debris yang memicu respon inflamasi dan menghalangi proses penyembuhan luka karena akan
menyebabkan infeksi. Tindakan debridement dapat dimulai dengan pembersihan luka dengan saline lalu
di tutup dengan sterile gauze.
Debridemen mekanik
Debridemen mekanik yaitu dilakukan secara hati-hati dengan menggunakan gunting dan forcep
untuk memotong dan mengangkat eschar
Debridemen enzymatic
Debridemen dengan menggunakan preparat enzym topical proteolitik dan fibrinolitik yang
secara selektif mencerna jaringan yang nekrotik, dan mempermudah pengangkatan eschar
Debridemen pembedahan
Debridemen pembedahan luka meliputi eksisi jaringan devitalis (mati). Terdapat 2 tehnik yang
dapat digunakan : Tangential Excision dan Fascial Excision.
*Tangential Excision : menyayat lapisan eschar yang sangat tipis sampai terlihat jaringan yang masih
hidup.
Fascial Excision : mengangkat jaringan luka dan lemak sampai fascia untuk luka bakar yang dalam.
Managemen Bula
Bula yang licin, terjadi karena adanya proses ekstravasasi cairan dari vascular ke interstitial diantara
dermis dan epidermis.
Bila ukuran bula relatif kecil, maka akan mengalami penyembuhan spontan.
Bila mengganggu, lakukan insisi atau aspirasi menggunakan semprit tanpa membuang lapisan
epidermis yang menutupinya. Kemudian tutup dengan tulle dan kasa. Kadang diperlukan
antibiotik topikal dalam bentuk sediaan krim
Managemen Nutrisi
- Gangguan metabolism pada luka bakar, pada fase akut berlangsung suatu kondisi
hipometabolisme. Pemberian nutrisi pada fase ini sangat membahayakan karena akan diikuti
meningkatnya mortalitas.
- Pada fase akut, sejalan dengan upaya mengatasi terjadinya disrupsi mukosa usus, NED (Nutrisi
Enteral Dini) yang bertujuan gut feeding untuk mencegah atrofi vili-vili mukosa.
- NED diberikan dari delapan jam pasca trauma, dengan dosis kecil yang ditingkatkan secara
bertahap sesuai toleransi penderita.
a) Indirect calorimetry
Metode paling ideal untuk menghitung kalori secara langsung. Metode ini memperhitungkan
factor-faktor yang berpengaruh, misalnya : BB, jenis kelamin, luas luka bakar, luas permukaan
tubuh, adanya infeksi dll.
Berguna untuk menilai Respiratory Qoutient (RQ)
RQ adalah efektivitas utilisasi zat gizi yang diberikan, sehingga dapat menghindarkan
pemberian kalori yang terlalu sedikit atau terlalu banyak.
RQ >1 ► jumlah kalori perlu dikurangi dengan menurunkan rasio karbohidrat/lipid.
RQ <0,8 ► menunjukan deficit energy yang dialami penderita, asupan kalori perlu ditingkatkan.
b) Ekuasi Harris Benedict
Memperhitungkan beberapa factor BB, TB, Umur. Untuk memenuhi kebutuhan total kalori,
perlu diperhitungkan beberapa factor. AF : aktifitas fisik, FS : Stress.
Perhitungan kalori itu penting, karena akan berpengaruh pada penderita.
(+) memperbaiki proses penyembuhan luka
(-) kelebihan asupan kalori (overfeeding) dapat menyebabkan hiperglikemia, perlemakan hati
atau hiperkapnia (akibat peningkatan produksi CO2). Hal ini kerap dijumpai pada pemberian
kalori yang dihitung menggunakan metode ini.
c) Rule of Thumb
Metode praktis untuk menghindari overfeeding.
Kebutuhan kalori : 25-30 kal/kgBB