PENDAHULUAN
(selanjutnya disingkat CSR) sesungguhnya bukanlah topik baru dalam dunia bisnis,
misalnya, mengidentifikasi bahwa CSR dan etika bisnis telah menjadi sebuah topik yang
bentuk tunggal tanggung jawab sosial dari kegiatan bisnis. Bahkan, Estes (2005) menilai
roh atau semangatnya telah ada sejak mula berdirinya perusahaan-perusahaan di Inggris
yang tugas utamanya adalah untuk membantu pemerintah dalam memberikan pelayanan
dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, sikap dan pendapat pro-kontra selalu
merupakan bagian dari sejarah kehidupan perusahaan dan perkembangan konsep CSR itu
sendiri.
Dalam konteks debat CSR, tidak dapat dipungkiri kuatnya pandangan bahwa
tujuan utama dari kegiatan bisnis adalah memperoleh laba yang optimal demi
memaksimalkan nilai bagi para pemegang saham (shareholder). Pandangan ini mengakar
seperti oleh ekonom Liberal Milton Fridman, yakni bahwa tanggung jawab sosial tungal
1992;vos,2003)
besar agar perusahaan juga memainkan peran sosial yang lebih nyata guna meningkatkan
dari sekedar tanggung jawab ekonomisnya kepada shareholder, yakni didalam dan
merupakan salah satu sumber dan sarana yang efektif dan menjalankan kebijaksanaan
pendapatan nasional. Oleh karena itu pemerintah mempunyai kepentingan dan ikut
masyarakat indonesia, mulai dari perubahan fisik maupun perubahan nilai. Perubahan-
dapat juga menimbulkan culture lag, yaitu ketidaksiapan bagi masyarakat untuk
perusahaan, baik itu besar maupun kecil yang dijalankan oleh keluarga.
Oleh sebab itu, berangkat dari filsafat ekonomi tersebut, menjadikan perusahaan
enggan untuk menerapkan tanggung jawab perusahaan bagi tenaga kerja maupun
menyukseskan usaha.
oleh patnernya itu, berupa penghasilan yang layak dan jaminan-jaminan sosial
tertentu, agar dengan demikian patnernya itu dapat lebih terangsang untuk
merasakan bahwa tenaga kerjanya itu perlu dikerahkan dengan baik seakan-
secara langsung atau tidak langsung mempunyai kepentingan atas jalannya setiap
perusahaan. Didorong oleh adanya kepentingan yang sama antara pengusaha dan
pekerja/buruh atas jalannya perusahaan dan dengan adanya keterlibatan keduanya dalam
berkembang lainnya dimana terdapat berbagai kendala dan tantangan yang dihadapi dan
satu masalah yang menonjol adalah adanya kesenjangan antara melimpahnya jumlah
angkatan kerja yang akan memasuki dan memerlukan pekerjaan, sementara di lain pihak
di tandai oleh lapangan kerja di sektor tradisional atau informal yang sangat besar, yang
mencerminkan adanya surplus tenaga kerja. Perpindahan surplus tenaga kerja keluar dari
memberikan upah yang lebih tinggi merupakan tujuan utama dari siklus pembangunan,
isu pada masyarakat, khususnya dilingkungan perusahaan atau pekerja, yakni mengenai
maupun lingkungan. Dalam hal ini perusahaan dirasakan telah mengabaikan hak tenaga
kerja, lingkungan sosial, maupun lingkungan fisik sehingga menghasilkan efek negatif
Indonesia untuk melakukan hal yang sama, hal ini dipengaruhi oleh adanya berbagai
Caroll (dalam Widiyanti, 2005:1), menjelaskan ada dua penekanan dalam CSR,
yaitu protect dan improve yang intinya adalah sama-sama melindungi masyarakat dari
akibat negatif yang di timbulkan perusahaan. Di samping itu CSR juga akan memberikan
keuntungan yang positif bagi masyarakat. Berdasarkan pemikiran ini berarti suatu
harus menjalankan bisnisnya sedemikian rupa sehingga pada akhirnya ikut menciptakan
masyarakat yang baik dan sejahtera. Bahkan secara positif perusahaan diharapkan untuk
ikut melaksanakan kegiatan tertentu yang tidak semata-mata didasarkan pada keuntungan
oleh manusia dan terdiri dari manusia. Ini menunjukkan bahwa sebagaimana halnya
manusia, perusahaan juga tidak dapat hidup sendiri, beroperasi dan memperoleh
Kondisi ini menuntut agar perusahaan pun perlu dijalankan dengan tetap bersikap
tanggap, peduli, dan bertanggung jawab atas hak dan kepentingan banyak pihak. Bahkan
lebih dari pada itu, perusahaan sebagai bagian masyarakat perlu ikut memikirkan dan
masyarakat. Pelaku bisnis membutuhkan dukungan lingkungannya. Oleh karena itu, sikap
kualitas. Selain keragaman kegiatan dan pengelolaannya semakin bervariasi, dilihat dari
kontribusi finansial, jumlahnya semakin besar. Penelitian PIRAC pada tahun 2001
menunjukkan bahwa dana CSR di Indonesia mencapai lebih dari 115 miliar rupiah atau
sekitar 11.5 juta dollar AS dari 180 perusahaan yang dibelanjakan untuk 279 kegiatan
sosial yang terekam oleh media massa. Meskipun dana ini masih sangat kecil jika
dibandingkan dengan dana CSR di Amerika Serikat, dilihat dari angka kumulatif tersebut,
yang menyumbangkan dana bagi kegiatan CSR adalah sekitar 640 juta per kegiatan.
Sebagai perbandingan, di AS porsi sumbangan dana CSR pada tahun 1998 mencapai
21.51 miliar dollar dan tahun 2000 mencapai 203 miliar dollar atau sekitar 2.030 triliun
falsapah hidup masyarakat Indonesia yaitu gotong royong. Dengan sistem ini perusahaan
tidak melaksanakannya dengan sendiri, namun atas dukungan dari segala pihak,
mengingat falsafah hidup bangsa indonesia tersebut, maka pelaksanaan tanggung jawab
Pada tingkat perusahaan, baik berskala besar maupun kecil, tenaga kerja selain
merupakan salah satu modal dalam proses produksi, juga merupakan sumber daya yang
layak di kembangkan untuk meningkatkan produktifitas kerja. Oleh sebab itu output
yang dihasilkan perusahaan tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi seperti
yang di terima tenaga kerja, sitem manajemen serta sistem jaminan sosial yang di
khususkan bagi tenaga kerja. Realisasi dari hal tersebut adalah berada pada kinerja
sosial perusahaan.
Tidak dapat di pungkiri bahwa kemajuan suatu perusahaan tidak terlepas dari
semangat atau kinerja para pekerja di dalam perusahaan tersebut. Sehinggga pemberian
upah berupa gaji pokok yang diberikan perusahaan kepada karyawanpun belum cukup
dalam meningkatkan kinerja para pekerja, upaya peningkatan kinerja perusahaan pun
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,
pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan, yang banyak merekrut karyawan sehingga
penulis tertarik untuk melihat bagaimana tanggung jawab sosial perusahaan tersebut
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan khususnya
yang berkaitan dengan perusahaan ataupun tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
Secara praktis hasil penelitian ini juga di harapkan dapat menambah referensi
bagi hasil-hasil penelitian lainnya dan dapat di jadikan bahan rujukan untuk penelitian
selanjutnya.dan di harapkan mampu dijadikan sebagai informasi bagi para usahawan dan
maupun tidak. Sedangkan tanggung jawab sosial adalah suatu kewajiban moral
bermasyarakat.
2. Karyawan
dalam hal ini, yang menjadi pusat perhatian adalah karyawan PT Perkebunan
Nusantara IV Medan.
4. Kesejahteraan karyawan
Suatu pemenuhan kebutuhan dan atau keperluan yang bersifat jasmaniah dan
rohaniah baik didalam maupu diluar hubungan kerja. Yang secara langsung atau