Anda di halaman 1dari 3

23/11/2010

Pengantar logika predikat Pengantar logika predikat

Tujuan Pendahuluan
• Mengenalkan logika predikat sebagai pengembangan dari Titik berat dari logika adalah pada pembuktian validitas suatu
logika proposisional. argumen dengan berbagai teknik yang relevan seperti tabel
kebenaran, strategi pembalikan (yang menekankan pada
• Mengenalkan istilah-istilah yang digunakan oleh logika konsistensi dari suatu argumen untuk pembuktian validitas),
predikat sebagai tambahan dari logika proposisional dan serta tablo semantik.
pemanfaatannya.
Bisa disimpulkan dengan logika proposisional yang telah
diketahui, sudah diyakini cukup untuk menangani pernyataan-
pernyataan yang sederhana dan banyak dijumpai dalam

0
peristiwa sehari-hari. Akan tetapi, logika proposisional ternyata

1
masih belum mampu menangani berbagai argumen yang berisi
pernyataan-pernyataan yang rumit dan kerap dijumpai dalam

20
peristiwa sehari-hari.

y . d -
Contoh :
(1). Semua gajah mempunyai belalai. to
Pengantar logika predikat
n Pengantar logika predikat
Pada ekspresi logika sebelumnya, tidak ada hukum-hukum logika
proposisional yang dapat digunakan untuk membuktikan validitas argumen
tersebut karena tidak ada yang mampu menghubungkan antara ketiga
proposisi yang digunakan. Dengan kata lain, tidak mungkin suatu
(2). Dumbo seekor gajah.
(3). Dengan demikian, Dumbo mempunyai belalai. kesimpulan ang berbeda dapat dihasilkan dari premis-premis yang berbeda.

Kalau argumen sebelumnya masih ingin dibuktikan dengan logika


Tanpa perlu dibuktikan validitasnya, pasti argumen tersebut valid karena
proposisional, mungkin masih bisa diperbaiki pernyataannya untuk bisa
dengan jelas kesimpulan mengikuti premis-premisnya. Akan tetapi
dibuat proposisinya karena logika proposisional mengizinkan perbaikan
bagaimana cara membuktikannya?
kalimat suatu pernyataan.

Contoh Lain : Contoh Lain :


(1). Semua mahasiswa pasti pandai. A = Semua mahasiswa pasti pandai. (1). Jika Badu seorang mahasiswa maka ia pasti pandai.
(2). Badu seorang mahasiswa B = Badu seorang mahasiswa (2). Badu seorang mahasiswa
(3). Dengan demikian, Badu pasti pandai C = Badu pasti pandai (3). Dengan demikian, ia pasti pandai

A premis 1 Ekspresi Logika : AB Ekspresi Logika :


A
B premis 2
(A  B)  C ((A  B)  A)  B
C kesimpulan B

1
23/11/2010

Pengantar logika predikat Pengantar logika predikat


Dalam logika poposisional, ekspresi logika yang dihasilkan sudah benar Kalau premis 1 diubah menjadi “Jika Sinta seorang mahasiswa, maka ia
karena kesimpulan diambil dari premi-premisnya. Bentuk ekpresi pasti pandai”, maka tentu saja pernyataan tersebut sudah tepat. Akan
sebelumnya adalah Modus Ponens sehingga bisa ditulis : tetapi, argumen tersebut menunjuk pada dua mahasiswa, yakni Badu dan
Sinta sehingga kata”ia”, sebagai kata ganti tunggal, tidak bisa berperan
{A  B, A} ╞ B dengan tepat karena bisa berarti “Badu” dan bisa juga berarti “Dewi”.
Persoalan yang terjadi adalah pernyataan sebelumnya tidak sepenuhnya Jadi suatu argumen yang sangat kuat logikanya, memang ada yang tidak
mampu menangkap ide pada pernyataan di argumen yang pertama, yang dapat ditangani oleh logika proposisional. Oleh karena itu, logika
menunjukkan pernyataan “Semua mahasiswa pandai”. Ide pada pernyataan proposisional dikembangkan menjadi logika predikat (predicate logic) atau
tersebut tidak tertangkap pada argumen kedua karena hanya mampu first order predicate logic.
menunjuk seorang mahasiswa bernama Badu, buka semua mahasiswa.

Persoalan lain juga terjadi, yakni kesulitan menentukan objek, misalnya Contoh : Badu dan Sinta berpacaran
orang yang dimaksudkan jika diganti dengan kata ganti orang.
Dalam logika proposisional akan dipecah menjadi dua pernyataan, yakni

0
Contoh : “Badu berpacaran” dan “Sinta berpacaran”. Kedua pernyataan tersebut

1
(1). Jika Badu seorang mahasiswa maka ia pasti pandai. akan terasa aneh karena jelas maksudnya tidak seperti itu. Di sini tidak

20
Siapakah “ia” yang berada
diketahui dengan siapa Badu atau Sinta berpacaran padahal pada
(2). Sinta seorang mahasiswa
pada kesimpulan? Apakah pernyataan awal dengan jelas diketahui bahwa yang berpacaran adalah
(3). Dengan demikian, ia pasti pandai Badu atau Sinta ? Badu dengan Sinta atau Sinta dengan Badu.

y . d -
to
Pengantar logika predikat
Dengan logika predikat, kata “berpacaran” pada contoh sebelumnya
merupakan predikat, sedangkan Badu dan Sinta merupakan individu-
individu yang berupa entitas yang dihubungkan dengan predikat yang
disebut “term”.
n Pengantar logika predikat
Hubungan antara logika predikat dengan logika proposisional sebenarnya
menjelaskan logika predikat menjadikan logika proposisional menjadi
universal atau menjadikannya umum.
Dengan demikian, selain term, predikat dan kuantor, logika predikat juga
“Term” pada logika predikat berfungsi sama seperti kata benda (noun) pada memiliki proposisi-proposisi dan perangkai-perangkai sebagai bagian dari
bahasa Inggris. pembahasan dan proses manipulasinya.

Sebagai pelengkap term dan predikat, juga digunakan kuantor (quantifier), Satu bagian yang penting dari logika predikat adalah fungsi proposisional
sedangkan prosesnya disebut pengkuantoran (quantification). (propositional function) atau cukup disebut fungsi.
Kuantor mengindikasikan seberapa banyak perulangan pada pernyataan Fungsi berperan penting sewaktu menggunakan persamaan-persamaan
tertentu yang bernilai benar. karena fungsi bertugas persis seperti variabel proposisional. Fungsi
dirangkai dengan perangkai-perangkai logika dan kemudian membentuk
Kuantor terbagi menjadi : ekspresi logika dari yang rumit sampai yang sederhanadan digunakan
• Kuantor Universal (Universal Quantifier), suatu pernyataan selalu bernilai sebagai bahan untuk dimanipulasi secara matematis.
benar.
• Kuantor Eksistensial (Existential Quantifier), suatu pernyataan kadang-
kadang bernilai benar, atau mungkin juga salah.

2
23/11/2010

Pengantar logika predikat Pengantar logika predikat


Suatu argumen bisa lebih panjang karena memiliki lebih dari dua premis, Logika Predikat diperkenalkan oleh Sir William Hamilton (1788 – 1856)
tetapi tetap dengan satu kesimpulan. dengan doktrinnya yang dinamakan “Quntification Theory”.

Contoh : Ringkasnya :
(1). Badu menyukai Siti.
(2). Pria yang menyukai Siti pasti menyukai Sinta 1. Argumen yang tidak bisa diselesaikan dengn logika
(3). Badu hanya menyukai wanita cantik proposisional diselesaikan dengan logika predikat, terutama
(4). Dengan demikian, Sinta adalah wanita cantik pernyataan dalam argumen yang memiliki kata “Semua”,
“Ada”, dan arti lain yang mirip.
Jelas bahwa kesimpulan pada contoh diatas adalah logis karena jelas 2. Logika predikat merupakan pengembangan dari logika
berasal dari premis-premisnya, tetapi jika dibuktikan melalui logika proposisional dengan masalah pengkuantorandan menambah
proposisional akan terjadi kesulitankarena kesimpulan bukan diambil utuh istilah-istilah baru, misalnya universe of discourse / domain ,
dari premisnya, tetapi merupakan gabungan dari beberapa premis. term, kuantor dan lain sebagainya.

0
Disinilah logika predikat akan berperan. 3. Semua yang dimiliki oleh logika proposisional tetap

1
digunakan oleh logika predikat, misalnya perangkai, hanya
yang dirangkaikan sekarang adalah fungsi proposisional atau

20
cukup disebut fungsi saja.

y . d -
to n

Anda mungkin juga menyukai