Pasien PDF
Pasien PDF
PENGELOLAHAN KASUS
b. Ureter
Air kemih disekresi oleh ginjal, dialirkan ke vesika urinairia (kandung
kemih) melalui ureter. Ureter berada pada kiri dan kanan kolumna vertebralis
(tulang punggung) yang menghubungkan pelvis renalis dengan kandung
kemih. Panjang ureter kurang lebih 30 cm dan berdiameter 0,5 cm. Uretra
sebagian terletak dalam rongga perut (pars abdominalis) dan selanjutnya berjalan
di dalam rongga panggul (pars pelvira). Otogenitis ureter termasuk berasal dari
mesoderm, karena itu, ureter juga terletak pada retroperitonialis. Dinding utera
terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan mukosa, otot polos, dan jaringan
fibrosa(Potter & Perry,1999).
c. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih ke luar dan juga untuk menyalurkansemen. Pada
laki-laki, uretra berjalan berkelok-kelok, menembus prostat, kemudian melewati
tulang pubis, selanjutnya menuju ke penis. Oleh karera itu, pada laki-laki, uretra
terbagi menjadi 3 bagian, yaitu pars proetalika, pars membranosa, dan pars
kavernosa. Muara uretra ke arah dunia luar disebut meatus. Pada perempuan,
uretra terletak di belakang simfisis pubis, berjalan miring, sedikit ke atas,
panjangnya kurang lebih 3-4 cm. Muara uretra pada perempuan terletak di sebelah
atas vagina, antara klitoris dan vagina. Uretra perempuan berfungsi sebagai
saluran ekskretori(Potter & Perry,1999).
3. Refleks miksi
Kandung kemih dipersarafi oleh saraf sakral 2(S-2) dan sakral 3(S-3). Saraf
sensorik dari kandung kemih dikirimkan ke medula spinalis bagian sakral 2
sampai dengan sakral 4 kemudian diteruskan ke pusat miksi pada susunan saraf
puasat. Puasat miksi mengirimkan sinyal kepada otot kandng kemih untuk
5. Proses Berkemih
1. Proses Filtrasi ,di glomerulus
Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali
protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari
glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus
ginjal. Cairan yang disaring disebut filtrate glomerulus(Brunner & Suddath,
1997).
2. Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa,
sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara
pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal(Brunner & Suddath, 1997).
Sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion
bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi
fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis(Brunner & Suddath, 1997).
c. Analiasa Data
Tipe Data :
1. Data Subjektif
Data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat,
mencakup persepsi, perasaan, ide klien tentang status kesehatannya. Misalnya
tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustrasi, mual, perasaan
malu.
2. Data Objektif
Karakteristik Data
1. Lengkap
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat dan
nyata untuk membuktikan benar tidaknya apa yang didengar, dilihat, diamati dan
diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang
mungkin meragukan. Apabila perawat merasa kurang jelas atau kurang mengerti
terhadap data yang telah dikumpulkan, maka perawat harus berkonsultasi
dengan perawat yang lebih mengerti. Misalnya, pada observasi : “klien selalu
diam dan sering menutup mukanya dengan kedua tangannya. Perawat berusaha
mengajak klien berkomunikasi, tetapi klien selalu diam dan tidak menjawab
pertanyaan perawat. Selama sehari klien tidak mau makan makanan yang
diberikan”, jika keadaan klien tersebut ditulis oleh perawat bahwa klien depresi
berat, maka hal itu merupakan perkiraan dari perilaku klien dan bukan data yang
aktual. Diperlukan penyelidikan lebih lanjut untuk menetapkan kondisi klien.
Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian.
3. Relevan
Sumber Data
Klien adalah sumber utama data (primer) dan perawat dapat menggali
informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien.
Orang terdekat, informasi dapat diperoleh melalui orang tua, suami atau istri,
anak, teman klien, jika klien mengalami gangguan keterbatasan dalam
2. Riwayat penyakit
3. Konsultasi
5. Perawat lain
Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka perawat
harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat klien sebelumnya.
Hal ini untuk kelanjutan tindakan keperawatan yang telah diberikan.
1. Wawancara
2. Observasi
3. Pemeriksaan fisik
4. Studi Dokumentasi
6. Rumusan masalah
Pengkajian fungsi eliminasi urine klien yang dilakukan terus menerus
menunjukkan pola data yang memungkinkan perawat untuk merumuskan
masalah yang relevan dan akurat. Perawat berpikir secara kritis dengan
merefleksikan pengetahuannya tentang klien sebelumnya, meninjau kembali
karakteristik penentu yang teridentifikasi, menerapkan pengetahuan tentang
fungsi urine, dan kemudian membuat perumusan masalah yang spesifik.
Perumusan masalah dapat berfokus pada perubahan eliminasi urine atau
masalah-masalah terkait, seperti kerusakan integritas kulit yang berhubungan
dengan inkontinensia urine. identifikasi karakteristik penentu mengarahkan
perawat dalam merumuskan masalah yang tepat. Menspesifikkan faktor-faktor
terkait untuk setiap diagnosis memungkinkan pemilihan intervensi keperawatan
yang bersifat individual. Perumusan masalah pada klien retensi urine yang
disertai overflow, intervensi keperawatan jangka panjangnya bervariasi
tergantung kepada sebab akibatnya(Marilyn E, 1999).
BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.B
Umur : 56 Tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : Diploma
Pekerjaan : PNS
Golongan Darah :0
A. Provocative/Pallative
1. Apa penyebabnya
Tn.B sering menahan untuk BAK , dan sering komsumsi makanan dan
minuman tinggi kandungan kalsium dan purin
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Pasien mengatakan hal yang dapat memperbaiki keadannya dengan konsumsi
obat-obatan
3. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Tn. B mengatakan merasakan sakit saat BAK
2. Bagaimana dilihat
Tn.B terlihat meringis saat BAK
dan volume urine (±300cc setiap BAK) , BAK dalam sehari tidak lebih
dari 4kali
4. Region
1. Dimana lokasinya
Pada saluran kemih
2. Apakah menyebar
Menyebar hingga pinggang kiri
5. Severity (mengganggu aktivitas)
Tn.B mengatakan sakit yang dirasakannya mengganggu aktivitas Tn.B
6. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)
Tn. B mengatakan sejak 2 tahun yang lalu
A. Orang tua
Orangtua laki-laki Tn.B memiliki riwayat hipertensi
B. Saudara kandung
Saudara laki-laki Tn.B memiliki riwayat nefrotialisis
C. Penyakit keturunan yang ada
Hipertensi
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada
E. Anggota keluarga yang meninggal
Kedua orang tua dan satu oarang saudara Tn. B
F. Penyebab meninggal
Penyakit hipertensi dan nefrotialisis
D. Hubungan sosial
- Orang yang berarti
Keluarga pasien
- Hubungan dengan keluarga
Terlihat harmonis
- Hubungan dengan orang lain
Harmonis
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Penyakit yang di derita Tn.B
E. Spiritual :
- Nilai dan keyakinan : Agam kristen
- Kegiatan ibadah : Kebaktian minggu di gereja
A. Keadaan umum
Compos mentis
B. Tanda-tanda vital :
Suhu tubuh : 37,5˚ C Nadi : 85x/i
TD : 140/90 mmHg RR : 22x/i
TB : 160 cm Skala nyeri: 6
BB : 60 k
E. Pemeriksaan abdomen
Pada pengkajian inspeksi bentuk abdomen Tn. B tidak ada kelainan,
setelah diauskultasi bunyi peristaltik 8x/menit, ada nyeri tekan yang dirasakan
oleh Tn. B dan bunyi pada pengkajian perkusi adalah timpani serta tidak ada
tanda-tanda asites.
Retensi urine
Diagnosa Keperawatan
Retensi urine berhubungan dengan tingginya tekanan uretra yang disebabkan oleh
kelemahan destrusor ditandai dengan urin residu 230cc, nyeri saat BAK ,nyeri
tekan pada umbilikus, kandung kemih terasa penuh.
1. DS: Tn. B Urolitisis Retensi urine berhubungan dengan tingginya tekanan uretra
mengatakan
yang disebabkan oleh adanya sumbatan saluran kemih ditandai
kandung kemih
terasa penuh, nyeri dengan residu kandung kemih(+), nyeri saat BAK 5, ada nyeri
saat BAK, tidak Penyumbatan saluran kemih
tekan pada umbilikus, kandung kemih terasa penuh, tidak
meras puas setelah
BAK merasa puas setelah BAK.
Retensi urine