Anda di halaman 1dari 21
‘Menimbang Mengingat WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALI KOTA TANGERANG NOMOR 94 TAHUN 2019 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAT APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH KOTA TANGERANG a. 1 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA TANGERANG, bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 58 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan dalam rangka meningkatkan disiplin, motivasi kerja, kesejahteraan perlu memberikan Tambahan Penghasilan bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Wali Kota tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Aparatur Sipil Negara Pemerintah Kota Tangerang; Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II ‘Tangerang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3518}; Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679}; 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494}; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322); 7.Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Tangerang Tahun 2016 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun, 2016 tentang pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Tangerang Tahun 2019 Nomor 8, ‘Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Nomor 8 ); MEMUTUSKAN : ERATURAN WALI KOTA TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH KOTA TANGERANG, Menetapkan BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Daerah adalah Kota Tangerang, Pemerintah Daerah adalah Wali Kota sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Wali Kota adalah Wali Kota Tangerang. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota ‘Tangerang. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang selanjutnya disingkat BKPSDM adalah Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Tangerang. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah satuan organisasi yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis dari organisasi induk. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang sclanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang- undangan. 10. 11 12. 13. 14, 15. 16. 17. 18. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangke melaksanakan tugas pemerintahan. Pejabat Pimpinan Tinggi adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi. Pejabat Administrasi adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan Administrasi_ pada instansi pemerintah, Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat CPNS adalah Calon Pegawai Negeri Sipil Kota Tangerang, Pegawai Pindahan adalah PNS Kementerian/Lembaga/ Daerah Lain yang mutasi atas permintaan sendiri dan/ atau permintaan tertulis dari Pemerintah Daerah, masuk ke Pemerintah Daerah, Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada eahlian dan keterampilan tertentu. Jabatan Pelaksanaadalah_~—skedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang CPNS dan PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keterampilan tertentu dan untuk kenaikan pangkatnya tidak disyaratkan dengan angka kredit. ‘Tambahan Penghasilan Pegawai yang _ selanjutnya disingkat TPP adalah penghasilan yang diperoleh pegawai berdasarkan beban kerja, prestasi_ Kerja, dan pertimbangan obyektifitas lainnya setiap bulan diluar gaji yang diterima dengan sah, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 19. 20, 21. 22. 23. 24, 25. 26. 27. ee Tambahan Penghasilan Pegawai berdasarkan beban kerja adalah Tambahan penghasilan yang diberikan kepada Pegawai ASN dimana dalam melaksanakan tugas melampaui beban kerja normal atau batas waktu normal. Tambahan Penghasilan Pegawai berdasarkan_ prestasi kerja adalah Tambahan Penghasilan yang diberikan kepada ASN yang memiliki prestasi kerja sesuai bidang keahliannya dan diakui oleh pimpinan diatasnya atau Pejabat yang diberi kewenangan untuk menilai. Tambahan Penghasilan berdasarkan _Pertimbangan Objektif lainnya adalah Tambahan yang diberikan kepada Pegawai ASN sepanjang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. Sasaran Kinerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kinerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS yang harus dicapai setiap tahun. Prestasi Kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap pegawai pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat PPK adalah suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja pegawai dalam rangka mencapai visi Pemerintah Kota Tangerang. Sasaran Kinerja Pegawai Berbasis Online yang selanjutnya disebut SKP Online adalah Aplikasi Penyusunan Penilaian Prestasi Kerja yang terintegrasi terhadap data kepegawaian. ‘Target adalah jumlah hasil kerja yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan tugas jabatan jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan tugas jabatan. Perilaku Kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan pegawai atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan 28. 29. 30, 31. 32. 33. Rencana Kerja Tahunan adalah rencana yang memuat kegiatan tahunan dan target yang akan dicapai sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Pejabat Penilai adalah atasan langsung pegawai yang dinilai dengan ketentuan serendah-rendahnya pejabat Pengawas atau pejabat lain yang ditunjuk. Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DPA adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tangerang. Aktifitas Harian adalah Kegiatan atau aktifitas yang dilaksanakan pegawai terkait dengan tugas pokoknya atau perintah yang diembannya. Waktu Normal adalah jam kerja/waktu kerja pada saat pegawai hadir ditempat kerja. Waktu aktifitas adalah waktu yang diperlukan seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang menjadi diberikan kepadanya. Pasal 2 Peraturan Wali Kota ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam memberikan TPP bagi Pegawai ASN di Pemerintah Daerah. Pasal 3 Pemberian TPP bertujuan : meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat; |. meningkatkan kinerja Pegawai ASN; meningkatkan disiplin Pegawai ASN;dan d. kesejahteraan Pegawai ASN. BAB IIT KRITERIA PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAL Pasal 4 (1)Pemberian TPP diberikan kepada Pegawai ASN yang menduduki jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrator, Jabatan Pengawas, Jabatan Fungsional dan Pelaksana yang telah ditetapkan dan memperhatikan kemampuan keuangan daerah, (2) TPP tidak diberikan kepada: a, Pegawai ASN yang diberhentikan untuk sementara atau dinonaktifkan; b, Pegawai ASN yang diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat; ¢. Pegawai ASN yang diperbantukan/dipekerjakan pada instansi/lembaga Negara dan/atau lembaga lainnya di luar Pemerintah Daerah; d.Pegawai ASN yang diberikan cuti di luar tanggungan negara atau dalam bebas tugas unuk menjelani masa persiapan pensiun; e. Guru; dan f, Pegawai Titipan. (3) Bagi Pegawai ASN yang melaksanakan tugas belajar dapat diberikan TPP berdasarkan Beban Kerja. Pasal 5 (1) TPP diberikan setiap bulan kepada Pegawai ASN. (2) Jenis TPP sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi : a. TPP berdasarkan Beban Kerja; b. TPP berdasarkan Prestasi Kerjaidan c. TPP berdasarkan Pertimbangan Objektif Lainnya. (3) Besaran nilai TPP sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) huruf a dan huruf b dengan memperhatikan ruang lingkup, dampak dan program, tingkat kesulitan, kondisi kerja, hubungan kewenangan, kompleksitas dan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. Pasal 6 Besaran Nilai TPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II, Lampiran Il, Lampiran IV dan Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota ini. BAB IV TATA CARA PEMBERIAN DAN PENGHITUNGAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI Bagian Kesatu ‘Tata Cara Pemberian dan Penghitungan Tambahan Penghasilan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Pasal 7 (1) TPP berdasarkan beban kerja diberikan setiap bulan sebesar 40 % (empat puluh perseratus) dari Nilai TPP atau dengan rumusan : TPP berdasarkan Beban Kerja - 40 % (empat puluh perseratus)x Nilai TPP (2) TPP berdasarkan Beban Kerja diberikan kepada Pegawai ASN yang dalam melaksanakan tugas melampaui beban kerja normal dan ketentuan lain yang diwajibkan bagi Pegawai ASN. (3) Batas waktu normal sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) adalah kehadiran yang melebihi batas masuk jam hari kerja minimal 112,5 jam/bulan. (4) Adapun ketentuan lain yang diwajibkan bagi Pegawai ASN sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) adalah : a.Setiap Pejabat_ ‘Tinggi Pratama, —_—Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas wajib mengisi LHKPN serta melaporkan hasil pengisian tersebut kepada Inspektorat paling lambat 31 Maret; b.Setiap Pejabat_ Administrator yang _—_ tidak berkedudukan sebagai pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran dikenakan ketentuan sebagai berikcut : 1.Pejabat Administrator wajib memiliki sertifikat pengadaan barang/ jasa pemerintah;dan 2.Pejabat Administrator wajib menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), kecuali karena tugasnya, berdasarkan —peraturan yang bersangkutan tidak wajib menjadi PPK. c. Setiap Pejabat Pengawas wajib menjadi Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), kecuali karena tugasnya atau berdasarkan peraturan lainya yang bersangkutan tidak boleh menjadi PPTK;dan d.Setiap Pegawai wajib memiliki sertifikat keahlian komputer yang dikeluarkan oleh Dinas Kormunikasi dan Informatika. (5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (4) huruf d mulai berlaku 9 (sembilan) bulan terhitung sejak Peraturan Wali Kota ini diundangkan. Pasal 8 (1) Pegawai ASN yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Ayat (4) akan dikenakan sanksi berupa pemotongan TPP Beban Kerja dengan ketentuan sebagai berikut: a.Pegawai ASN yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Ayat (4) huruf a dikenakan pemotongan sebesar 10 % (sepuluh perseratus); b.Pegawai ASN yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Ayat (4) huruf b angka 1 dikenakan pemotongan sebesar 30% (tiga pubuh perseratus}; c. Pegawai ASN yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Ayat (4) huruf b angka 2 dikenakan pemotongan sebesar 10% (sepuluh perseratus); d.Pegawai ASN yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Ayat (4) huruf ¢ dikenakan pemotongan sebesar 10% (sepuluh perseratus);dan fe. Pegawai ASN yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Ayat (4) huruf d dikenakan pemotongan sebesar 10% (sepuluh perseratus), pemotongan mulai berlaku 9 (sembilan) bulan setelah Peraturan Wali Kota diundangkan. (2) Pemotongan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) bersifat kumulatif yakni apabila seorang Pegawai ASN tidak melaksanakan lebih dari satu ketentuan maka besaran pemotongannya akan dijumlahkan dari pemotongan yang ada kemudian dikurangi besaran TPP berdasarkan beban kerja yang didapat. TPP yang didapat | = | TPP berdasarkan Beban Kerja x (100%- berdasarkan |_| (a+b1+b2+c+d) beban kerja Ket? a = pengurangan terhadap ketentuan Pasal 7 Ayat (4) hurufa b = pengurangan terhadap ketentuan Pasal 7 Ayat (4) hurafb c = pengurangan terhadap ketentuan Pasal 7 Ayat (4) huruf¢ d= pengurangan terhadap ketentuan Pasal 7 Ayat (4) hurafd (3) Pemotongan ini tidak berlaku bagi pegawai ASN yang tidak mendapatkan TPP berdasarkan Beban Kerja. Bagian Kedua ‘Tata Cara Pemberian dan Penghitungan Tambahan Penghasilan Pegawai Berdasarkan Prestasi Kerja Pasal 9 (1) TPP berdasarkan Prestasi Kerja diberikan setiap bulan sebesar 60% (enam puluh perseratus) dari Nilai TPP, atau dengan Rumus perhitungan : TPP berdasarkan Prestasi Kerja = 60% (enam puluh perseratus}x Nilai TPP (2) Pemberian TPP berdasarkan Prestasi kerja dinilai setiap bulan berdasarkan capaian produktivitas kerja dan disiplin kerja, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Unsur Produktifitas sebesar 70% (tujuh puluh erseratus) dari besaran TPP berdasarkan Prestasi Kerja;dan b. Unsur Disiplin Kerja sebesar 30% (tiga puluh perseratus) dari besaran TPP berdasarkan Prestasi Kerja. (3) Unsur capain Produktifitas sebagaimana dimakeud pada Ayat (2) hurufa terdiri atas: @ capaian SKP sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari capaian Produktifitas;dan b. capaian Aktifitas Harian sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari capaian Produktifitas. (4) Unsur Disiplin Kerja sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) huraf b terdiri atas : a. komponen capaian kehadiran tiap harijdan b. Komponen Hukuman Disiplin. Pasal 10 (1) SKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Ayat (3) huruf a dibuat dalam rencana kerja 1 (satu) tahun yang terbagi dalam 12 (dua belas) bulan dengan berpedoman pada Tugas Pokok, Perjanjian kerja dengan atasan dan Khusus bagi pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Administrator dan Pengawas memuat rencana serapan anggaran sesuai DPA/DPA Perubahan yang akan dikerjakan. (2) Dalam rangka pemberian TPP, SKP dinilai setiap bulan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja bulan berikutnya (3) SKP yang sudah dinilai oleh pejabat penilai atau pejabat yang diberi kuasa untuk menilai, maka dapat diberikan TPP berdasarkan Prestasi Kerja dari Unsur Produktifitas SKP, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Nilai < 50 tidak diberikan b. Nilai 50 - 59, diberikan sebesar 40% ¢, Nilai 59 > 76 , diberikan sebesar 60% 4. Nilai 76 - 85 , diberikan sebesar 80% ¢. Nilai 85 > sampai 100, diberikan sebesar 100 % Dengan hitungan pemberian sebagai berikcut : Nilai yang didapat = (TPPPK x 70% x 50%) x Nilai capaian SKP) Pasal 11 a Setiap Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, Pejabat Fungsional dan Pelaksana wajib membuat catatan Aktifitas Harian melalui aplikasi yang telah ditentukan, (2) Catatan Aktivitas Harian sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) memuat jenis kegiatan/aktivitas, uraian aktivitas, lamanya kegiatan dan bukti pendulung. (3) Catatan Aktivitas Harian sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dibuat paling lambat 5 (lima) hari setelah kegiatan, untuk selanjutnya diajukan ke atasan langsung. (4) Atasan langsung sebagaimana dimaksud pada Ayat (3) wajib melakukan penilaian paling lambat 5 (lima) hari setelah pengajuan. (5) Lamanya kegiatan/aktifitas bersifat kumulatif dan dihitung setiap bulannya dengan waktu maksimal adalah 6000 (enam ribu) menit perbulan (6) Bagi Camat, penilaian dilakukan oleh Asisten Tata Pemerintahan pada Sekretariat Daerah. Pasal 12 (1) Pemberian TPP berdasarkan prestasi kerja dari unsur Produktivitas aktivitas harian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Ayat (3) hurufb dilakukan 1 (satu) bulan sekali setelah dilakukan rekapitulasi oleh Pejabat Pengelola Kepegawaian. (2) Pemberian TPP sebagaimana dimaksud pada Ayat (1 ) dihitung sebagai berikut: Nilai TPP = (TPPPK X 70% X 80%) X Capaian Waktu Aktivitas /bulan Aktivitas 6.000 (3) Apabila setelah dilakukan rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dan capaian waktu aktivitas melebihi 6.000 (enam ribu) menit, maka aktivitas bulan tersebut tetap dihitung sebesar 6.000 (enam ribu) menit dan kelebihannya tidak bisa ditambahkan pada bulan berikutnya. Pasal 13 (2) Selain unsur produktivitas, kepada setiap Pegawai ASN diberikan TPP berdasarkan Prestasi Kerja dari unsur disiplin. (2) Besaran maksimal yang diberikan dari unsur disiplin adalah 30% (tiga puluh perseratus) dari TPP berdasarkan Prestasi kerja. (3) Pegawai ASN yang melanggar ketentuan jam kerja dan terkena hukuman disiplin akan dikenakan pemotongan nilai pada unsur Disiplin Pasal 14 (1) Pemotongan TPP bagi Pegawai ASN yang melanggar ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Ayat (3) adalah sebagai berikut: a. Pegawai ASN yang tidak masuk tanpa keterangan dikenakan pemotongan sebesar 3% (tiga perseratus) per hari; b. Pegawai ASN yang terlambat masuk kerja dikenakan pemotongan dengan ketentuan sebagai berikut : Keterlambatan Prosentase | pemotongan/hari T detik sd. 91 menit dan atau tidak 1.5% mengisi daftar hadir pulang kantor d. Pegawai ASN yang tidak mengikuti Kegiatan Hari Agenda Kota maka dikenakan pemotongan sebesar 1 % (satu perseratus). (2) Pemotongan Kehadiran tidak mengikuti pel dikecualikan bagi Pegawai ASN yang bertugas sebagai : a. Ajudan Wali Kota, Wakil Wali Kota dan Sekda; b. Supir Kendaraan Dinas; c. Petugas Protokol dan Kehumasan; d. Petugas Piket atau jaga;dan e. Pegawai ASN Lainnya yang dibuktikan dengan surat keterangan dari Kepala OPD. (3) Pemotongan TPP bagi Pegawai ASN yang terkena hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Ayat (3) berlaku ketentuan: Jenis Hukuman Prosentase Pemotongan > Hukuman Ringan | 10 % selama 1 Bulan berupa Teguran Tertulis dan Pernyataan Tidak Puas > Hukuman ‘Sedang | 50 % selama 3 Bulan semua tingkatan > Hukuman Berat 50% selama 6 Bulan Bagian Ketiga ‘Tata Cara Pemberian Dan Penghitungan Tambahan Penghasilan Pegawai Berdasarkan Pertimbangan Objektif Lainnya Pasal 15 (1) Kriteria TPP berdasarkan pertimbangan objektif lainnya diberikan kepada Pegawai ASN sepanjang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. (2) Rincian Kriteria Pegawai ASN atau jabatan yang mendapatkan TPP berdasarkan _pertimbangan objektif lainnya sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Wali Kota. BABV PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMATIKA. Pasal 16 (1) Untuk menjamin objektifitas pemberian TPP, maka Penyusunan, Penilaian dan Pemberian TPP dibuat dalam Sistem Aplikasi elektronik. (2) Setiap Pegawai ASN wajib menggunakan sistem Aplikasi elektronik sebagaimana dimaksud pada Ayat (1). (3) Dalam Hal terjadi kendala pada Penggunaan Aplikasi, maka Pegawai ASN dapat melaporkannya ke BKPSDM secara tertulis yang ditandatangani oleh Atasan Jangsung untuk dilakukan klarifikasi, (4) Dalam Hal terjadi Kendala pada penggunaan aplikasi elektronik secara menyeluruh, Dinas Komunikasi dan Informatika menginformasikan ke BKPSDM. BAB VI KETENTUAN PEMBERIAN ‘TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAL BAGI KARENA ALASAN CUTI Pasal 17 (1) Pegawai ASN yang tidak masuk kerja lebih dari 1 (satu) bulan karena alasan cuti besar, cuti melahirkan, cuti alasan sakit diberikan TPP berdasarkan Beban Kerja sesuai dengan Jabatan Pegawai ASN yang bersangkutan; (2) Pegawai ASN yang melaksanakan cuti besar, cuti melahirkan, cuti alasan sakit pada saat bulan berjalan kurang dari 1 (satu) bulan, maka kehadiran jam kerjanya disamakan dengan 7,5 (tujuh koma lima) jam [ hari. BAB VII MONITORING DAN EVALUASI Pasal 18 (1) Dalam rangka pengawasan dan _ pengendalian pemberian TPP dibentuk Tim Monitoring dan Evaluasi yang ditetapkan dengan Keputusan Wali Kota. (2) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dilaporkan secara berkala kepada Wali Kota melalui Sekretaris Daerah. BAB VIIL KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 19 (1) Penjabat, Plt, atau Plh. diberikan TPP tambahan, dengan persyaratan yang bersangkutan menjabat Plt. atau Plh. paling singkat 1 (satu) bulan kalender. (2) Penjabat sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) ditetapkan melalui Surat Perintah Gubernur. (3) Penunjukan Pit. atau Plh, sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) ditetapkan melalui Surat Perintah Wali Kota/Sekretaris Daerah. (4) Ketentuan mengenai TPP tambahan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), yaitu: @. pejabat ASN yang merangkap sebagai Penjabat, Pit. atau Plh, setara atau satu tingkat diatasnya, menerima TPP tambahan sebesar 20% (dua puluh perseratus) dari TPP Jabatan ASN yang dirangkapnya; dan b. TPP tambahan bagi Pejabat ASN yang merangkap sebagai Penjabat, Pit. atau Plh. dibayarkan terhitung mulai tanggal menjabat sebagai Penjabat, Plt. Atau Plh. Pasal 20 Dalam hal dilakukan mutasi karena promosi atau demosi, maka kepada Pegawai ASN diberlakukan hal-hal sebagai berikut a. untuk Pegawai ASN yang dimutasi karena promosi atau demosi pada tanggal 1 sampai dengan tanggal 15 pada bulan berjalan maka 1 (satu) bulan berikutnya diberikan TPP sebesar TPP jabatan baru;dan b. untuk Pegawai ASN yang dimutasi karena promosi atau demosi pada tanggal 16 sampai dengan tanggal 31 pada bulan berjalan, maka 1 (satu) bulan_berikutnya diberikan TPP sebesar TPP jabatan lama. Pasal 21 Pegawai ASN yang melaksanakan Dinas Luar atau Pendidikan Pelatihan selama 1 (satu) hari atau lebih maka Jam kehadiran dihitung otomatis sebesar 7,5 Jam/hari dengan waktu aktivitas selama 300 menit per hari. Pasal 22 Bilamana terjadi perubahan nomenklatur jabatan pada jabatan yang setara, maka pemberian TPP disamakan dengan TPP nomenklatur jabatan yang lama. Pasal 23 (1) Pembayaran TPP bagi CPNS diberikan sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari besaran TPP berdasarkan Prestasi Kerja sestai yang tercantum pada Keputusan Pengangkatan sebagai CPNS. (2) Pembayaran sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) diberikan 6 (enam) Bulan setelah CPNS melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT) dari Kepala OPD. (3) Ketentuan pemberian TPP bagi CPNS sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) diberlakukan sama dengan ketentuan pemberian TPP berdasarkan Prestasi Kerja bagi Pegawai ASN. Pasal 24 (1) Pegawai Pindahan Atas Permintaan Sendiri, maka pembayaran TPP dibayarkan setelah 6 (enam) bulan, yang dibuktikan dengan Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT) dari Kepala OPD. (2) Pegawai Pindahan Atas Permintaan Pemerintah Daerah, maka pembayaran TPP dibayarkan setelah 3 (tiga) bulan, yang dibuktikan dengan Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT) dari Kepala OPD. Pasal 25 (1) Pemerintah Daerah dapat memberikan Tunjangan ke 13 dan Tunjangan Hari Raya kepada Pegawai ASN dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah. (2) Tunjangan ke 13 dan Tunjangan Hari Raya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Pasal 26 Pajak Penghasilan atas TPP dibebankan pada APBD. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 27 (1) Pegawai ASN yang diberikan Hukuman Sedang dan telah menjalankan sanksi lebih dari 3 (tiga) bulan, maka dengan diberlakukannya Peraturan Wali Kota ini, ketentuan sanksi pemotongan TPP sebelumnya tidak berlaku, namun apabila kurang dari 3 (tiga) bulan maka yang bersangkutan tetap menjalankan sampai dengan 3 (tiga) Bulan sesuai dengan ketentuan Peraturan Wali Kota ini. (2) Pegawai ASN yang diberikan Hukuman Berat dan telah menjalankan sanksi lebih dari 6 (enam) bulan, maka dengan diberlakukannya Peraturan Wali Kota ini, ketentuan sanksi pemotongan TPP sebelumnya tidak berlaku, namun apabila kurang dari 6 (enam) bulan maka yang bersangkutan tetap menjalankan sampai dengan 6 (enam) Bulan sesuai dengan ketentuan Peraturan Wali Kota ini, Pasal 28, Untuk pembayaran TPP bulan Januari tahun 2020 dibayarkan berdasarkan capaian kinerja Desember 2019 dengan mengacu pada Peraturan Wali Kota terkait ‘Tunjangan Tambahan Penghasilan Pegawai sebelumnya. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Pada saat Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku, maka Peraturan Wali Kota : a. Nomor 97 Tahun 2014 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil pada Jabatan Dokter Spesialis Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang (Berita Daerah Kota Tangerang Tahun 2014 Nomor 97); b. Nomor 98 Tahun 2017 tentang Penilaian Prestasi Kerja dan Pemberian Tunjangan Tambahan Penghasilan (Berita Daerah Kota Tangerang Tahun 2017 Nomor 98); c. Nomor 104 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Wali Kota Nomor 98 tahun 2017 tentang Penilaian prestasi Kerja dan Pemberian Tunjangan ‘Tambahan Penghasilan (Berita Daerah Kota Tangerang ‘Tahun 2018 Nomor 104); d. Nomor 2 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Wali Kota Nomor 98 tahun 2017 tentang Penilaian Prestasi Kerja dan Pemberian Tunjangan ‘Tambahan Penghasilan (Berita Daerah Kota Tangerang ‘Tahun 2019 Nomor 2), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 30 Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Wali Kota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Tangerang. Ditetapkan di Tangerang pada tanggal 27 Desember 2019 Way rake ‘TANGERAI a eu AER R,WISMANSYAH Diundangkan di Tangerang pada tanggal 27 Desember 2019 Pj, SEKRETARIS DAERAH KOTA TANGERANG, BERITA DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN 2019 NOMOR 94

Anda mungkin juga menyukai