Analisis Validitas Dan Reliabilitas Data - Nanang - Oke PDF
Analisis Validitas Dan Reliabilitas Data - Nanang - Oke PDF
Dalam penelitian analisis data merupakan kegiatan setelah seluruh data terkumpul,dan di
kelompokkan berdasarkan variabel dan jenis responden.Teknik analisis data dalam penelitian
menggunakan statistik. Statistik yamg biasanya di gunakan untuk menganalisis data ada dua
macam yaitu, Statistik deskriptif dan Statistik Inferensial.
Setelah Analisis data selesai dilakukan maka di lakukannya validitas dan reabiliitas
penelitian.dan data yang di peroleh akan valid,reliabel dan obyektif. Validitas merupakan
derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat di
laporkan oleh peneliti.dalam hal Reliabilitas Susan stainback (1988), menyatakan bahwa
reabilitas berkenaan dengan data konsistensi dan stabilitas data atau temuan.
1
1. Menurut Patton (1980), analisis data adalah proses mengatur ukuran data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
2. Menurut Bogdan dan taylor (1975), analisis data adalah proses yang merinci
usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti
yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada
tema dan hipotesis itu.
3. Menurut Lexy J. Moleong (2000), analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang disarankan oleh data
2
yang obyektif. Obyektif disini lawannya subyektif. Data yang obyektif akan
cenderung valid, walaupun belum tentu valid. Dapat terjadi suatu data disepakati
banyak orang belum tentu valid, tetapi yang disepakati sedikit orang malah lebih
valid.
Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid, reliabel dan
obyektif, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang valid
dan reliabel, dilakukan pda sampel yang mendekati jumlah populasi dan
pengumpulan serta analisis data dilakukan dengan cara yang benar. Dalam
penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel yang diuji
validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen penelitiannya, sedangkan dalam
penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Oleh karena itu Susan Stainback
(1988) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih menekankan pada aspek
reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas. Dalam
penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada
perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi
pada obyek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data
menurut penelitian kualitatif tiak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada
konstruksi manusia, dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap
individu dengan berbagai latr belakangnya.
Pengertian reliabilitas dalam penelitian kuantitatif, sanagat berbeda dengan
reliabilitas dalam penelitian kuslitstif. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan
paradigma dalam melihat realitas. Menurut penelitian kualitatif, suatu realitas itu
bersifat majemuk/ganda, dinamid/selalu berubah, sehingga tidak ada yang
konsisten, dan berulang seperti semula. Heraclites dalam nasution (1988)
menyatakan bahwa “ kita tidak bisa dua kali masuk sungai yang sama” air mengalir
terus, waktu terus berubah, situasi senantiasa sosial. Dengan demikian tidak ada
suatu data yang tepat/konsisten/stabil.
3
pengolahan lanjutan atau menganalisis. Bagi peneliti yang tidak berkecipung
dalam dunia pendidikan dapat menggunakan penjelasan sebagai contoh dan
kasus atau variabelnya dapat diganti sesuai dengan judul atau masalah
penelitiannya.
b) Tabulasi
G.E.R. Burroughas mengemukakan klasifikasi analidi data sebagai berikut:
1) Tabulasi data (the tabulation of the data).
2) Penyimpulan data (the summarizing of the data).
3) Analisis data untuk tujuan testing hipotesis.
4) Analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan.
Termasuk kedalam kegiatan tabulasi ini antar lain:
1) Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor. Misalnya
tes, angket bentuk pilihan ganda, rating scale, dan sebagainya.
2) Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.
a. Jenis kelamin:
- laki-laki diberi kode 1.
- Perempuan diberi kode 0.
b. Tingkat pendidikan
- Sekolah dasar diberi kode 1.
- Sekolah menengah pertama diberi kode 2.
- Sekolah menengah atas diberi kode 3.
- Perguruan tinggi diberi kode 4.
c. Banyaknya penataran yang pernah diikuti dikelompokkan dan diberi kode
atas:
- Mengikuti lebih dari 10 kali, diberi kode 1.
- Mengikuti antara 1-9 kali, diberi kode 2.
- Tidak pernah mengikuti penataram diberi kode 0.
3) Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik analisis
yang digunakan.
Misalnya:
- Data interval diubah menjadi dua data ordinal dengan membuat
tingkatan.
- Data ordinal atau data interval diubah menjadi data diskrit.
4) Memberikan kode (coding) dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan
menggunakan komputer. Dalam hal ini pengolah data memberikan kode pada
semua variabel, kemudian mencoba menentukan tempatnya didalam coding
sheet (coding form), dalam beberapa baris ke beberapa. Apabila akan
dilanjutkan, sampai kepada petunjuk penempatan setiap varaibel pada kartu
kolom (punc cord).
4
2. Problema komparasi, yitu proiblema yang bertujuan untuk membandingkan dua
fenomena atau lebih.
3. Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena yang kedudukannya
sejajar (bukan merupakan sebab akibat).
4. Problema untuk melihat pengaruh sesuatu treatment atau ingin melihat
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Data yang diterapkan dalam perhitungan adalah data yang disesuaikan dengan jenis
data, yakni diskrit, ordinal, interval, dan ratio. Pemilihan terhadap rumus yang
digunakan kedang disesuaikan dengan jenis data, tetapi ada kalanya peneliti
menentukan pendekatan/rumus, kemudian data yang ada diubah, disesuaikan
dengan rumus yang sudah dipilih.
5
gambaran yang lebih tajam. Reduksi data dapat pula membantu dalam memberikan
kode kepada aspek-aspek tertentu.
2) Display data
Agar dapat melihat gambaran yang keseluruhannya atau bagian-bagian tertentu
dari penelitian itu, harus diusahakan membuat berbagai macam matriks, grafik,
networks dan charts. Dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak
tenggelam dalam tumpukan detail. Membuat display ini juga merupaka analisis.
3) Mengambil kesimpulan dan verifikasi
Kesimpulan itu mula-mula masih sangat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi
dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih “grounded”. Jadi kesimpulan
senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi dapat singkat
dengan mencari data baru, dapat pula lebih mendalam bila penelitian dilakukan oleh
suatu teme untun mencapai “inter-subjective consensus” yakni persetujuan bersama
agar lebih menjamin validitas atau “confirmability”.
Ketiga macam kegiatan analisis yang disebut dimuka saling berhubungan dan
berlangsung terus selama penelitian dilakukan. Jadi analisis adalah kegiatan yang
kontinu dari awal sampai akhir penelitian.
6
deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel.
Dengan statistik deskriptif peneliti perlu memperhatikan terlebih dahulu jenis datanya.
Sesuai dengan namanya, deskriptif hanya akan mendeskripsikan keadaan suatu gejala
yang telah direkam melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan fungsinya. Hasil
pengolahan tersebut selanjutnya dipaparkan dalam bentuk angka-angka sehingga
memberikan suatu kesan lebih mudah ditangkap maknanya oleh siapapun yang
membutuhkan informasi tentang keberadaan gejala tersebut. Fungsi statistik deskriptif
antara lain mengklasifikasikan suatu data variabel berdasarkan kelompoknya masing-
masing dari semula belum teratur dan mudah diinterpretasikan maksudnya oleh orang
yang membutuhkan informasi tentang keadaan variabel tersebut.
Analisi statistic deskriptif dapat dibedakan menjadi : (1) analisis potret data
(frekuansi dan presentasi), (2) analisis kecenderungan sentral data (nilai rata-rata,
median, dan modus) serta (3) analisis variasi nilai (kisaran dan simpangan baku atau
varian).
Analisis potret data.
Potret data adalah perhitungan frekuensi suatu nilai dalam suatu variabel.
Nilai dapat disajikan sebagai jumlah absolute atau presentase dari
keseluruhan.
Analisis kecenderungan sentral data.
- Nilai rata-rata atau mean biasa diberi symbol X, merupakan nilai rata-rata
secraa aritmatika dari semua nilai dari variabel yang diukur.
- Median adalah nilai tengah dari sekumpulan nilai suatu variabel yang
telah diurutkan dari nilai terkecil kepada nilai yang tetinggi.
- Modus (modu) adalah nilai yang paling sering muncul pada suatu
distribusi nilai variabel.
Analisis variasi nilai.
Analisis ini dilakukan untuk melihat sebaran nilai dalam distribusi
keseluruhan nilai suatu variabel dari nilai tengahnya. Analisis ini untuk
melihat seberapa besar nilai-nilai suatu variabel berbeda dari nilainya.
Pengukuran variasi nilai biasanya dilakukan dengan melihat kisaran data
(range) atau simpangan baku (standar devinatioan).
b) Statistik Inferensial
Pemakaian analisis inferensial bertujuan untuk menghasilkan suatu temuan yang
dapat digeneralisasikan secara lebih luas ke dalam wilayah populasi. Di sini seorang
peneliti akan selalu berhadapan dengan hipotesis nihil (Ho) sebagai dasar
penelitiannya untuk diuji secara empirik dengan statistik inferensial. Statistik
inferensial cukup banyak ragamnya. Secara garis besar jenis analisis ini dibagi
menjadi dua bagian. Pertama untuk jenis penelitian korelasional dan kedua untuk
komparasi dan/atau eksperimen. Kesimpulan yang diharapkan dapat dibuat biasanya
dinayatakan dalam suatu hipotesis. Oleh karena itu, analisis statistik inferensial juga
bisa disebut analisis uji hipotesis. Selisih nilai tengah ataupun nilai
koefisien (correlation coeficient) yang dihasilkan kemudian diuji secara statistic.
Statistic inferensial, sering juga disebut statistic induktif atau statistic probabilitas,
adalah teknik statistic yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
diberlakukan utuk populasi. Statistik inferensial fungsinya lebih luas lagi, sebab
dilihat dari analisisnya, hasil yang diperoleh tidak sekedar menggambarkan keadaan
atau fenomena yang dijadikan obyek penelitian, melainkan dapat pula
digeneralisasikan secara lebih luas kedalam wilayah populasi.
Statistic inferensial meliputi statistic parametris dan non parametris. Statistic
parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistic, atau
7
menguji ukuran populasi melalui data sampel. Parameter populasi itu meliputi : rata-
rata dengan notasi µ (mu), simpangan baku σ (sigma) dan varians σ2. Oleh karena itu
penelitian yang berhipotesis statistic adalah penelitian yang menggunakan sampel.
Statistic non parameter tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi.
Penggunaan statistic parametris dan non parameter tergantung pada asumsi dan jenis
data yang akan dianalisis. Statistic parametris kebanyakan digunakan untuk
menganalisis data interval dan rasio, sedangkan statistic non parametris kebanyakan
digunakan untuk menganalisis data nominal, ordinal. Jadi untuk menguji hipotesis
dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan statistic, ada dua hal utama yang
harus diperhatikan yaitu, macam data dan bentuk hipotesi yang diajukan. Dalam
statistik parametris menggunakan analisis data yang berupa:
Data Interval.
Data interval tergolong data kontinum yang mempunyai tingkatan yang lebih
tinggi lagi dibandingkan dengan data ordinal karena mempunyai tingkatan
yang lebih banyak lagi.
Contoh data interval misalnya hasil ujian, hasil pengukuran berat badan, hasil
pengukuran tinggi badan, dan lainnya.
Data Rasio.
Data rasio merupakan data yang tergolong ke dalam data kontinum juga
tetapi yang mempunyai ciri atau sifat tertentu. Data ini memiliki sifat interval
atau jarak yang sama seperti halnya dalam skala interval.
Contohnya : berat badan Rudi 70 kg, sedangkan Saifullah 35 kg. Keadaan
ini dapat dirasiokan bahwa berat badan Rudi dua kali berat badan Saifullah.
Atau berat badan Saifullah separuh dari berat badan Rudi.
Data rasio dalam ilmu-ilmu sosial jarang dipergunakan, bahkan hampir tidak
pernah dipergunakan.
Sedangkan dalam statistik non parametris analisi data dibagi menjadi:
Data Nominal.
Data ini juga sering disebut data diskrit, kategorik, atau dikhotomi. Disebut
diskrit karena ini data ini memiliki sifat terpisah antara satu sama lainnya,
baik pemisahan itu terdiri dari dua bagian atau lebih; dan di dalam pemisahan
itu tidak terdapat hubungan sama sekali.
Data Ordinal.
Data ordinal adalah data yang menunjuk pada tingkatan atau penjenjangan
pada sesuatu keadaan. Berbeda dengan data nominal yang menunjukkan
adanya perbedaan secara kategorik, data ordinal juga memiliki sifat adanya
perbedaan di antara obyek yang dijenjangkan
4) Jenis-jenis Analisis Data Kuantitatif
Analisis Univariat
Jenis analisis ini digunakan untuk penelitian satu variabel. Analisis ini
dilakukan terhadap penelitian deskriptif, dengan menggunakan statistik
deskriptif.
Analisis Bivariat
Jenis analisis ini digunakan untuk melihat hubungan dua variabel. Kedua
variabel tersebut merupakan variabel pokok, yaitu variabel pengaruh (bebas)
dan variabel terpengaruh (tidak bebas).
Analisis Multivariat
Sama dengan analisis bivariat, tetapi pada mutivariat yang dianalisis variabelnya lebih
dari dua. Tetap mempunyai dua variabel pokok (bebas dan tidak bebas), variabel
bebasnya memliki sub-sub variabel.
8
KESIMPULAN
Dalam menganalisis data maka data dibagi menjadi bagian-bagian kecil menurut
elemen atau struktur. Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran
data,kegiatan analisis data yakni mengelompokkan databerdasarkan variabel dan seluruh
responden, menyajikan dalam setiap variabel yang di teleti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis.Dalam
penelitian kualitatif di analisis secara statistik bertujuan untuk menjelaskan fenomena,
menguji hipotesis, dan mengangkat sebagai temuan verivikasiterhadap teori lama dan
teori baru. Sedangkan penelitian kuantitatif berupa kata-kata dan angka.yang bersifat
kuantitatif.dan mendukung kuantitatif oleh data kualitatif dan menghasilkan teori baru.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Toha. 2008. Metode Penelitian. Jakarta : Universita Terbuka 2008
Singarimbun, Sofian Effendi. 1987. Metode Penelitian Survai. Jakarta : PT New Aqua
Press
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan r & d . Bandung : Alfabeta
____________