Nomor : 01.1/ADD.I/TDR-PJPA/IRA.I/PJP.RKI.7/KLiBMiKRi.NBR/I/2019
Tanggal : 8 Januari 2019
untuk
Pengadaan
Peningkatan Jaringan Primer RKI 7 DI. Kalibumi Kiri Kabupaten Nabire; Kab. Nabire;
Papua; 2,4 Km; 49,10 Hektar; F; K; SYC
DAFTAR ISI
ii
iii
B. Dalam hal terdapat pertentangan ketentuan yang tertulis pada Lembar Data
Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP), maka yang digunakan
adalah ketentuan pada Lembar data Pemilihan (LDP).
1
- Kuasa : yang selanjutnya disingkat KPA:
Pengguna 1. Pada pelaksanaan APBN, KPA adalah pejabat
Anggaran yang memperoleh kuasa dari PA untuk
(KPA) melaksanakan sebagian kewenangan dan
tanggung jawab penggunaan anggaran pada
Kementerian Negara/ Lembaga yang
bersangkutan;
2. Pada pelaksanaan APBD, KPA adalah pejabat
yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian
kewenangan pengguna anggaran dalam
melaksanakan tugas dan fungsi Perangkat
Daerah.
2
- Surat Jaminan : adalah jaminan tertulis yang dikeluarkan oleh
penerbit penjaminan.
- Daftar : adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan
Kuantitas dan kuantitas dan jumlah biaya keseluruhannya yang
Harga merupakan bagian dari penawaran.
4
BAB II. PENGUMUMAN PEMILIHAN DENGAN PASCAKUALIFIKASI
5
BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
A. UMUM
1. Identitas Pokja 1.1 Identitas pokja pemilihan sebagaimana tercantum
dan Lingkup dalam LDP.
Pekerjaan
1.2 Nama paket, lingkup pekerjaan, dan lokasi
pekerjaan sebagaimana tercantum dalam LDP.
3. Peserta Tender 3.1 Tender ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua
peserta yang berbentuk badan usaha atau KSO
yang memenuhi kualifikasi.
6
3.7 KSO harus terdiri atas perusahaan nasional.
7
5. Larangan 5.1 Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi
Pertentangan dan perannya, menghindari dan mencegah
Kepentingan pertentangan kepentingan para pihak yang
terkait, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
8
c. peserta pemilihan terindikasi melakukan Korupsi,
Kolusi, dan/atau Nepotisme (KKN) dalam pemilihan
Penyedia;
d. peserta pemilihan yang mengundurkan diri dengan
alasan yang tidak dapat diterima Pokja Pemilihan;
e. pemenang Pemilihan yang telah menerima Surat
Penunjukan Penyedia Barang Jasa (SPPBJ)
mengundurkan diri sebelum penandatanganan
Kontrak dengan alasan yang tidak dapat diterima
oleh PPK;
f. Penyedia yang tidak melaksanakan kontrak, tidak
menyelesaikan pekerjaan, atau dilakukan pemutusan
kontrak secara sepihak oleh PPK yang disebabkan
oleh kesalahan Penyedia Barang/Jasa; atau
g. Penyedia tidak melaksanakan kewajiban dalam masa
pemeliharaan sebagaimana mestinya.
7. Alih 7.1 Dalam hal pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi
Pengalaman dengan nilai pagu anggaran di atas
dan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah),
Pendayagunaan penyedia jasa pelaksana konstruksi diwajibkan
Produksi Dalam memberikan alih pengalaman/ keahlian melalui
Negeri sistem kerja praktik/magang.
9
7.4 Pengadaan barang/jasa impor dimungkinkan
dalam hal:
a. barang/jasa tersebut belum dapat
diproduksi/dihasilkan di dalam negeri;
b. spesifikasi teknis barang yang diproduksi
dan/atau kualifikasi teknis tenaga ahli dalam
negeri belum memenuhi persyaratan;
dan/atau
c. volume produksi dalam negeri tidak mampu
memenuhi kebutuhan.
B. DOKUMEN PEMILIHAN
10
2) Dokumen Penawaran Teknis:
a) Metode pelaksanaan pekerjaan;
b) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan;
c) Daftar Peralatan Utama;
d) Daftar Personel Manajerial beserta
Surat pernyataan kepemilikan
sertifikat kompetensi;
e) Formulir Rencana Keselamatan
Konstruksi (RKK);
f) Daftar Bagian Pekerjaan yang
disubkontrakkan (apabila
disyaratkan).
3) Dokumen Penawaran Harga:
a) Sesuai Surat Penawaran dalam
Dokumen Administrasi;
b) Daftar Kuantitas dan Harga;
c) Formulir Analisa Harga Satuan
Pekerjaan (khusus apabila ada
evaluasi kewajaran harga di bawah
80% HPS);
Peserta pemilihan akan memenuhi
Dokumen Penawaran Harga pada
huruf c) pada saat acara klarifikasi
kewajaran harga. Analisa Harga
Satuan Pekerjaan bukan merupakan
bagian dari Dokumen Kontrak.
f. Rancangan Kontrak (sudah dilengkapi
isiannya oleh PPK):
1) Surat Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak.
g. Spesifikasi Teknis dan/atau Gambar;
h. Contoh Bentuk Dokumen Lain:
1) SPPBJ;
2) SPMK;
3) Jaminan Pelaksanaan;
4) Jaminan Uang Muka (apabila diberikan
uang muka);
5) Jaminan Pemeliharaan;
6) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN
(apabila diberikan preferensi harga);
7) Formulir Daftar Barang yang diimpor.
(apabila ada barang yang diimpor).
11
11. Bahasa Dokumen Pemilihan beserta seluruh korespondensi
Dokumen tertulis dalam proses pemilihan menggunakan Bahasa
Pemilihan Indonesia.
12
13.2 Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi
teknis, gambar, dan/atau nilai total HPS, harus
mendapatkan persetujuan PPK sebelum
dituangkan dalam Adendum Dokumen
Pemilihan.
13
16.3 Dokumen penunjang yang berbahasa Inggris
perlu disertai penjelasan dalam Bahasa
Indonesia. Dalam hal terjadi perbedaan
penafsiran, maka yang berlaku adalah
penjelasan dalam Bahasa Indonesia.
18. Harga 18.1 Total Harga penawaran ditulis dalam angka dan
Penawaran huruf.
14
pengujian, serta semua pajak, bea, retribusi,
tenaga kerja, praktik/magang, dan pungutan
lain yang sah yang harus dibayar oleh penyedia
untuk pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi
ini telah diperhitungkan dalam total harga
penawaran.
19. Mata Uang 19.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam
Penawaran bentuk mata uang sebagaimana tercantum
dan Cara dalam LDP.
Pembayaran
19.2 Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan
dilakukan sesuai dengan cara sebagaimana
tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam
Syarat-Syarat Umum Kontrak/Syarat-Syarat
Khusus Kontrak.
15
20.4 Berkaitan dengan 20.2 dan 20.3, maka peserta
dapat:
a. menyetujui permintaan tersebut tanpa
mengubah penawaran; atau
b. menolak permintaan tersebut dan dapat
mengundurkan diri secara tertulis dengan
tidak dikenakan sanksi.
16
paling lambat sebelum batas akhir
penyampaian penawaran.
17
D. PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN
18
pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
5) pimpinan dan pengurus badan usaha
bukan sebagai pegawai K/L/PD atau
pimpinan dan pengurus badan usaha
sebagai pegawai K/L/PD yang sedang
mengambil cuti diluar tanggungan
K/L/PD.
19
26. Batas Akhir 26.1 Penawaran harus disampaikan secara
Waktu elektronik melalui aplikasi SPSE kepada Pokja
Pemasukan Pemilihan paling lambat pada waktu yang
Penawaran ditentukan oleh Pokja Pemilihan sebagaimana
tercantum dalam LDP.
20
tersebut tidak memenuhi syarat sebagai
penawaran dan penyedia barang/jasa yang
mengirimkan Dokumen Penawaran tersebut
dianggap tidak memasukkan penawaran.
Apabila dapat dibuka, maka Pokja Pemilihan
akan melanjutkan proses atas penawaran yang
bersangkutan.
21
b. apabila terjadi kesalahan hasil perkalian
antara volume dengan harga satuan
pekerjaan, dilakukan pembetulan, dengan
ketentuan harga satuan pekerjaan yang
ditawarkan tidak boleh diubah;
c. jenis pekerjaan yang tidak diberi harga
satuan dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan yang lain dan harga
satuan pada Daftar Kuantitas dan Harga
tetap dibiarkan kosong;
d. jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga disesuaikan
dengan jenis pekerjaan yang tercantum
dalam dokumen pemilihan dan harga
satuan pekerjaan dimaksud dianggap nol.
22
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ini,
tanpa ada penyimpangan yang bersifat
penting/pokok atau penawaran bersyarat;
d. Penyimpangan yang bersifat penting/pokok
atau penawaran bersyarat adalah:
1) Penyimpangan Dokumen Penawaran
dari Dokumen Pemilihan yang
mempengaruhi lingkup, kualitas dan
hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) Penawaran dari peserta dengan
persyaratan tambahan diluar ketentuan
dan syarat-syarat yang akan
menimbulkan persaingan usaha tidak
sehat dan/atau tidak adil.
e. Pokja Pemilihan dilarang menggugurkan
penawaran dengan alasan:
1) Peserta tidak aktif/tidak membuka SPSE
dan/atau tidak bertanya pada saat
pemberian penjelasan; dan/atau
2) kesalahan yang tidak substansial,
adalah kesalahan-kesalahan yang tidak
mempengaruhi hasil evaluasi.
f. Para pihak dilarang mempengaruhi atau
melakukan intervensi kepada Pokja
Pemilihan selama proses evaluasi;
g. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti
adanya persaingan usaha yang tidak sehat
dan/atau terjadi pengaturan bersama
(indikasi kolusi/persekongkolan) antara
peserta, Pokja Pemilihan, UKPBJ, PPK
dan/atau pihak lain yang terlibat, dengan
tujuan untuk memenangkan salah satu
peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon
pemenang dan peserta lain yang terlibat
dikenakan sanksi dalam Daftar Hitam;
2) anggota Pokja Pemilihan, PPK dan/atau
pihak lain yang terlibat persekongkolan
dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan;
3) proses evaluasi tetap dilanjutkan
dengan menetapkan peserta lainnya
yang tidak terlibat (apabila ada); dan
4) apabila tidak ada peserta lain
sebagaimana dimaksud pada angka 3),
maka tender dinyatakan gagal.
h. Apabila indikasi persekongkolan terpenuhi,
maka peserta digugurkan pada tahap evaluasi
administrasi, teknis, dan/atau kualifikasi.
23
b) Jaminan Penawaran Asli (apabila
dipersyaratkan);
c) Surat Perjanjian Kerja Sama Operasi
(apabila ber-KSO);
d) Dokumen Penawaran Teknis;
e) Dokumen Penawaran Harga.
2) Surat Penawaran memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a) bertanggal;
b) jangka waktu berlakunya Surat
Penawaran tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP,
dengan ketentuan:
i. apabila ada perbedaan penulisan
antara angka dan huruf maka
jangka waktu yang diakui adalah
tulisan huruf;
ii. apabila yang tertulis dalam angka
jelas sedangkan nilai dalam huruf
tidak jelas/tidak bermakna/salah,
maka jangka waktu yang diakui
adalah yang tertulis dalam angka;
atau
iii. apabila yang tertulis dalam angka
dan dalam huruf tidak jelas/tidak
bermakna/salah, maka
penawaran dinyatakan gugur.
c) Dalam hal terdapat kesalahan
pengetikan dalam penulisan nama
Pokja dan/atau nama paket, maka
tidak dapat dinyatakan gugur; dan
d) Dalam hal terdapat kesalahan
tanggal, maka apabila kesalahan
tersebut tidak menyebabkan masa
berlaku surat penawaran menjadi
kurang dari waktu sebagaimana
tercantum dalam LDP maka tidak
dapat dinyatakan gugur.
3) Jaminan Penawaran Asli (apabila
disyaratkan) memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a) Dalam hal pekerjaan Konstruksi
dengan nilai HPS di atas
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah) sampai dengan
Rp100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah), diterbitkan oleh:
1. Bank Umum;
2. Perusahaan Penjaminan;
3. Perusahaan Asuransi;
4. Lembaga khusus yang
menjalankan usaha di bidang
pembiayaan, penjaminan, dan
asuransi untuk mendorong ekspor
Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang Lembaga
pembiayaan ekspor Indonesia;
atau
5. Konsorsium perusahaan asuransi
umum/konsorsium Lembaga
penjaminan/ konsorsium
perusahaan penjaminan yang
24
mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship).
huruf a.2 sampai dengan a.5 telah
ditetapkan/ mendapatkan
rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).
25
h) Nama Pokja Pemilihan yang
menerima Jaminan Penawaran sama
dengan nama Pokja Pemilihan yang
mengadakan Tender;
i) Paket pekerjaan yang dijamin sama
dengan paket pekerjaan yang
ditenderkan;
j) Jaminan Penawaran harus dapat
dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai Jaminan
dalam waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pokja
Pemilihan diterima oleh Penerbit
Jaminan;
k) Jaminan Penawaran atas nama KSO
harus ditulis atas nama KSO; dan
l) Substansi dan keabsahan/keaslian
Jaminan Penawaran telah
dikonfirmasi dan diklarifikasi secara
tertulis oleh Pokja Pemilihan kepada
penerbit jaminan apabila kurang jelas
dan meragukan.
4) Surat Perjanjian Kerja Sama Operasi
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) mencantumkan nama KSO sesuai
dengan dokumen isian kualifikasi;
b) mencantumkan nama perusahaan
leadfirm dan anggota KSO;
c) mencantumkan pembagian modal
(sharing) dari setiap perusahaan;
d) mencantumkan nama individu pihak
yang mewakili KSO; dan
e) ditandatangani para calon peserta
KSO.
c. Pokja Pemilihan dapat melakukan
klarifikasi/konfirmasi secara tertulis
terhadap hal-hal yang kurang jelas dan
meragukan namun tidak boleh mengubah
substansi;
d. Evaluasi administrasi menghasilkan dua
kesimpulan, yaitu memenuhi syarat
administrasi atau tidak memenuhi syarat
administrasi;
e. Peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi dilanjutkan dengan evaluasi
teknis;
f. Apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah ada
yang tidak memenuhi persyaratan
administrasi maka Pokja Pemilihan
melakukan evaluasi administrasi terhadap
penawar terendah berikutnya (apabila ada);
g. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua)
peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan
dengan evaluasi teknis; dan
h. Apabila tidak ada peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka tender
dinyatakan gagal.
26
b. Unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai
dengan yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam LDP;
c. Evaluasi teknis dilakukan dengan sistem
gugur dengan ketentuan:
1) Pokja Pemilihan menilai persyaratan
teknis minimal yang harus dipenuhi
dengan membandingkan pemenuhan
persyaratan teknis sebagaimana
tercantum dalam LDP;
2) Penawaran dinyatakan memenuhi
persyaratan teknis sebagaimana
tercantum dalam LDP apabila:
a) Metode pelaksanaan pekerjaan
memenuhi persyaratan substantif
yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan dan diyakini
menggambarkan penguasaan dalam
menyelesaikan pekerjaan, meliputi:
(1) Tahapan/urutan pekerjaan dari
awal sampai akhir secara garis
besar dan uraian/cara kerja dari
masing-masing jenis pekerjaan
utama;
(2) Kesesuaian antara metode kerja
dengan peralatan utama yang
ditawarkan/diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
(3) Kesesuaian antara metode kerja
dengan spesifikasi/volume
pekerjaan yang disyaratkan.
Penilaian metode pelaksanaan tidak
mengevaluasi jobmix/rincian/
campuran/komposisi material dari
jenis pekerjaan.
28
JDIH Kementerian PUPR
penyedia jasa spesialis (apabila
telah tersedia penyedia jasa
spesialis), dan sebagian
pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub
penyedia jasa Usaha Kecil;
dan/atau
(2). Paket pekerjaan dengan nilai
pagu anggaran di atas
Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah) wajib
mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan utama kepada
penyedia jasa spesialis (apabila
telah tersedia penyedia jasa
spesialis) dan sebagian
pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub
penyedia jasa Usaha Kecil.
Peserta dalam penawarannya
sudah menominasikan sub
penyedia jasa spesialis (apabila
telah tersedia penyedia jasa
spesialis) dan sub penyedia jasa
Usaha Kecil dari lokasi
pekerjaan provinsi setempat,
kecuali tidak tersedia sub
penyedia jasa dari provinsi
setempat yang dimaksud,
dengan cara memilih
perkerjaan yang
disubkontrakkan sesuai yang
tercantum dalam lembar Data
Pemilihan (LDP);
(3). Penyedia tidak
mensubkontrakkan seluruh
pekerjaan utama;
(4). Penyedia Usaha Kecil tidak
mensubkontrakkan pekerjaan
yang diperoleh.
30
g) Dokumen lain yang disyaratkan
(apabila ada) sebagaimana
tercantum dalam LDP, dengan
ketentuan:
(1) Kriteria evaluasi diuraikan
secara rinci dan terukur;
(2) Persyaratan harus
mempertimbangkan persaingan
usaha yang sehat dan jangka
waktu pemenuhan persyaratan.
31
b) apabila semua harga penawaran
terkoreksi di atas nilai total HPS,
tender dinyatakan gagal.
2) Apabila tidak menyampaikan perkiraan
biaya penyelenggaraan keamanan dan
kesehatan kerja serta Keselamatan
Konstruksi maka dinyatakan gugur.
3) Dalam hal harga satuan penawaran yang
nilainya lebih besar dari 110% (seratus
sepuluh perseratus) dari harga satuan
yang tercantum dalam HPS dilakukan
klarifikasi dengan ketentuan:
a) apabila setelah dilakukan klarifikasi,
ternyata harga satuan tersebut
dinyatakan timpang maka harga
satuan timpang hanya berlaku untuk
volume sesuai dengan Daftar
Kuantitas dan Harga. Jika terjadi
penambahan volume terhadap
pekerjaan yang harga satuannya
dinyatakan timpang, maka
pembayaran terhadap volume
tersebut berdasarkan harga satuan
hasil negosiasi;
b) apabila setelah dilakukan klarifikasi,
ternyata harga satuan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan/ sesuai
dengan harga pasar maka harga
satuan tersebut dinyatakan tidak
timpang.
4) Apabila terdapat mata pembayaran yang
harganya nol atau tidak ditulis maka
dilakukan klarifikasi, kegiatan tersebut
harus tetap dilaksanakan. Harganya
dianggap termasuk dalam harga
pekerjaan lainnya.
32
kurangnya pada setiap mata
pembayaran utama;
d) Meneliti dan menilai kewajaran
kuantitas/koefisien dari unsur upah,
bahan, dan peralatan dalam Analisa
Harga Satuan sekurang-kurangnya
pada setiap pekerjaan utama,
sekurang-kurangnya pada setiap
pekerjaan utama;
e) Hasil penelitian butir c) dan butir d)
digunakan untuk menghitung
kewajaran harga tanpa
memperhitungkan keuntungan yang
ditawarkan;
f) Harga dalam Analisa Harga Satuan
Pekerjaan yang dinilai wajar dan
dapat dipertanggungjawabkan
digunakan untuk menghitung total
harga penawaran;
g) Total harga sebagaimana dimaksud
pada huruf f) dihitung berdasarkan
volume yang ada dalam Daftar
Kuantitas dan Harga;
h) Apabila total harga penawaran lebih
kecil dari hasil evaluasi sebagaimana
huruf g) tersebut, maka harga
penawaran dinyatakan tidak wajar
dan gugur harga;
i) Apabila total harga penawaran lebih
besar dari hasil evaluasi
sebagaimana huruf g) tersebut, maka
harga penawaran dinyatakan wajar;
j) Apabila peserta tersebut ditunjuk
sebagai pemenang tender, harus
bersedia untuk menaikkan Jaminan
Pelaksanaan menjadi 5% (lima
perseratus) dari nilai total HPS; dan
k) Apabila peserta yang bersangkutan
tidak bersedia menaikkan nilai
Jaminan Pelaksanaan menjadi
sebesar 5% HPS, penawarannya
digugurkan serta dikenakan sanksi
Daftar Hitam.
33
dengan 25% (dua puluh lima
perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan
formulir perhitungan TKDN maka
peserta dianggap tidak menginginkan
diberlakukan preferensi harga bagi
penawarannya dan tidak
menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara penghitungan
TKDN merujuk pada ketentuan yang
ditetapkan oleh Menteri yang
membidangi urusan perindustrian
dengan tetap berpedoman pada tata nilai
Pengadaan Barang/Jasa.
3) Rumus penghitungan sebagai berikut:
HEA = (1-KP) x HP
𝑃𝐵𝑡
𝑁𝑃𝐻𝑡 = ( ) 𝑥 𝑃𝐻 𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑃𝐵𝑡
𝑃𝐵𝑡
𝑁𝑃𝐻𝑛 = ( ) 𝑥 𝑃𝐻 𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑃𝐵𝑛
34
keperluan perhitungan HEA guna
menetapkan peringkat pemenang
tender.
35
form elektronik isian kualifikasi dalam aplikasi
SPSE atau pada fasilitas upload data kualifikasi
lainnya.
36
31. Pembuktian 31.1 Pembuktian kualifikasi dilakukan terhadap
Kualifikasi peserta yang memenuhi persyaratan kualifikasi.
37
penerbit dokumen. Pembuktian kualifikasi
terhadap alamat penyedia, peralatan, dan/atau
sumber daya manusia serta persyaratan
kualifikasi lainnya dapat dilakukan dengan
klarifikasi/verifikasi lapangan apabila
dibutuhkan.
33. Klarifikasi dan 33.1 Dalam hal hanya 1 (satu) peserta yang
Negosiasi memenuhi persyaratan administrasi, teknis, dan
Teknis dan kualifikasi, dilakukan klarifikasi dan negosiasi
Harga teknis dan harga
38
33.2 Hal yang diklarifikasi adalah metode
pelaksanaan pekerjaan yang dapat
mempengaruhi harga untuk dilakukan
negosiasi.
39
tersebut akan ditempatkan, sedangkan
untuk paket pekerjaan lainnya dinyatakan
personil tidak ada dan dinyatakan gugur;
e. Ketentuan pada huruf d hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan konstruksi, kecuali:
1) Personil yang diusulkan penugasannya
sebagai Kepala Proyek/ General
Superintendent (GS);
2) Jadwal penugasan personel tidak
tumpang tindih (overlap) dengan
kegiatan lain berdasarkan jadwal
pelaksanaan pekerjaan atau jadwal
penugasan;
3) Terdapat personel cadangan yang
diusulkan dalam Dokumen Penawaran
yang memenuhi syarat.
f. Menawarkan personel yang sedang bekerja
di paket lain, maka pada saat akan
ditetapkan sebagai pemenang dipastikan
sudah tidak terikat pada paket lain.
40
34.8 Dalam hal peserta yang lulus evaluasi
penawaran dan evaluasi kualifikasi tidak
bersedia memperpanjang surat penawaran
dan/atau Jaminan Penawaran (apabila
disyaratkan) dianggap mengundurkan diri dan
tidak dikenakan sanksi.
35. Pengumuman Pokja Pemilihan mengumumkan pemenang, pemenang
Pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) melalui aplikasi SPSE.
41
dimuat dalam aplikasi SPSE. Tembusan sanggah
banding disampaikan kepada APIP sesuai LDP.
G. PENUNJUKAN PEMENANG
38. Penunjukan 38.1 Pokja Pemilihan menyampaikan Berita Acara
Penyedia Hasil Pemilihan (BAHP) kepada Pejabat
Barang/Jasa Pembuat Komitmen dengan tembusan kepada
Kepala UKPBJ sebagai dasar untuk menerbitkan
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ).
42
38.3 PPK, Pokja Pemilihan dan Pemenang wajib
melaksanakan Rapat Persiapan Penunjukan
Penyedia dengan ketentuan paling lambat 3
(tiga) hari kerja setelah:
a. masa sanggah berakhir (apabila tidak ada
sanggahan);
b. Pokja Pemilihan menjawab semua
sanggahan dari peserta dan masa sanggah
banding telah berakhir (apabila tidak ada
sanggah banding); atau
c. KPA menyatakan sanggah banding
salah/tidak diterima (apabila ada sanggah
banding).
43
38.9 Proses SPPBJ pada angka 38.8 dilakukan dengan
ketentuan:
a. Dilakukan terhadap pemenang;
b. Dalam hal pemenang tidak memenuhi,
maka proses SPPBJ dilakukan kepada
pemenang cadangan 1 (apabila ada);
c. Dalam hal pemenang cadangan 1 tidak
memenuhi, maka proses SPPBJ dilakukan
kepada pemenang cadangan 2 (apabila ada);
selama masa surat penawaran dan jaminan
penawaran (apabila disyaratkan) masih berlaku
atau sudah diperpanjang masa berlakunya.
44
ii. menyetujui hasil pemilihan penyedia,
PA/KPA memerintahkan Pejabat
Pembuat Komitmen untuk
menerbitkan SPPBJ paling lambat 5
(lima) hari kerja.
iii. Putusan PA/KPA bersifat final.
e. Dalam hal PA/KPA yang bertindak sebagai
Pejabat Pembuat Komitmen tidak
menyetujui hasil pemilihan penyedia,
PA/KPA menyampaikan penolakan tersebut
kepada Pokja Pemilihan diserta alasan dan
bukti dan memerintahkan Pokja Pemilihan
untuk melakukan evaluasi ulang,
pemasukan penawaran ulang atau tender
ulang paling lambat 6 (enam) hari kerja
setelah hasil pemilihan penyedia diterima.
45
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia
ditunjuk karena masa penawarannya sudah
tidak berlaku, maka peserta yang
bersangkutan tidak dikenakan sanksi
apapun.
46
H. TENDER GAGAL DAN TINDAK LANJUT TENDER GAGAL
47
41.5 Pokja pemilihan melakukan tender ulang
apabila:
a. tidak ada peserta yang menyampaikan
Dokumen Penawaran setelah ada pemberian
waktu perpanjangan;
b. tidak ada peserta yang lulus evaluasi
penawaran;
c. seluruh peserta terlibat Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme (KKN);
d. seluruh peserta terlibat persaingan usaha
tidak sehat;
e. seluruh penawaran harga di atas HPS;
dan/atau
f. KKN melibatkan Pokja Pemilihan/PPK.
I. JAMINAN PELAKSANAAN
48
a. Paket pekerjaan dengan nilai HPS sampai
dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah) dapat diterbitkan oleh:
1) Bank Umum;
2) Perusahaan Penjaminan;
3) Perusahaan Asuransi;
4) Lembaga khusus yang menjalankan
usaha di bidang pembiayaan,
penjaminan, dan asuransi untuk
mendorong ekspor Indonesia sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang Lembaga
pembiayaan ekspor Indonesia; atau
5) Konsorsium perusahaan asuransi
umum/Lembaga penjaminan/
perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship).
huruf a.2 sampai dengan a.5 telah
ditetapkan/ mendapatkan rekomendasi dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
b. Paket pekerjaan dengan nilai HPS di atas
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) diterbitkan oleh:
1) Bank Umum; atau
2) Konsorsium perusahaan asuransi
umum/Lembaga penjaminan/
perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship).
huruf b.2 telah ditetapkan/ mendapatkan
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK).
c. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak
tanggal penandatanganan Kontrak sampai
dengan serah terima pertama pekerjaan
berdasarkan Kontrak (PHO) sebagaimana
tercantum dalam LDP;
d. Nama Penyedia sama dengan nama yang
tercantum dalam surat Jaminan Pelaksanaan;
e. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak
kurang dari nilai jaminan yang ditetapkan;
f. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan
dicantumkan dalam angka dan huruf;
g. Nama Pejabat Pembuat Komitmen yang
menerima Jaminan Pelaksanaan sama
dengan nama Pejabat Pembuat Komitmen
yang menandatangan kontrak;
h. Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang tercantum dalam
SPPBJ;
i. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
jaminan dalam jangka waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pejabat Pembuat
Komitmen diterima oleh penerbit Jaminan;
j. Jaminan Pelaksanaan atas nama KSO ditulis
atas nama KSO atau masing-masing anggota
KSO (apabila masing-masing mengajukan
Jaminan Pelaksanaan secara terpisah); dan
k. Memuat nama, alamat dan tanda tangan
pihak penjamin.
49
42.4 Pejabat Pembuat Komitmen mengkonfirmasi
dan mengklarifikasi secara tertulis substansi dan
keabsahan/keaslian Jaminan Pelaksanaan
kepada penerbit jaminan apabila ada hal yang
meragukan.
J. PENANDATANGANAN KONTRAK
43. Penanda- 43.1 Penandatanganan Kontrak dilakukan setelah
tanganan DIPA/DPA ditetapkan.
Kontrak
43.2 Sebelum penandatanganan kontrak Pejabat
Pembuat Komitmen wajib memeriksa apakah
pernyataan dalam Data Isian Kualifikasi masih
berlaku. Apabila salah satu pernyataan tersebut
sudah tidak terpenuhi, maka penandatanganan
kontrak tidak dapat dilakukan.
50
43.7 Menetapkan urutan hierarki Kontrak Kerja
Konstruksi (Surat Perjanjian Kerja)/ adendum
Surat Perjanjian (apabila ada),
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. Surat Perjanjian;
c. Surat penawaran berikut Daftar Kuantitas
dan Harga;
d. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
e. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
f. spesifikasi teknis; dan
g. gambar-gambar.
dengan maksud apabila terjadi pertentangan
ketentuan antara bagian satu dengan bagian
yang lain, maka berlaku urutan hierarki hukum.
51
BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
3. Lokasi pekerjaan :
DI. Kalibumi, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua
[diisi nama alamat, kabupaten/kota serta provinsi
pekerjaan/kegiatan yang dilaksanakan]
4. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan :
300 (Tiga ratus) hari kalender sejak SPMK.
[diisi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan]
C. SUMBER DANA Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan :
SBSN Tahun Anggaran 2019.
D. JADWAL Sebagaimana tercantum dalam aplikasi SPSE
TAHAPAN
PEMILIHAN
52
[diisi dengan memperhitungkan akhir pemasukan
Dokumen Penawaran sampai penandatanganan kontrak]
I. JADWAL Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE
PEMASUKAN
DOKUMEN
PENAWARAN
Keterangan :
53
4. Memiliki kemampuan menyediakan personel
manajerial untuk pelaksanaan pekerjaan, yaitu:
Tingkat Jabatan dalam Sertifikat
Pendidikan/ pekerjaan yang Pengalaman Kerja Kompetensi
No Ijazah akan Profesional (Tahun) Kerja
dilaksanakan
1 S1 Teknik Sipil Site Manager 5 Ahli Managemen
Proyek dan
Ahli Muda Sumber
Daya Air
2 S1 Teknik Sipil Pelaksana 5 Ahli Muda Sumber
Daya Air
3 S1 Teknik Sipil Quantity Control 3 Ahli Muda Sumber
Daya Air
4 S1 Teknik Sipil Quality Control 3 Ahli Muda Sumber
Daya Air
5 S1 Teknik Surveyor 3 Ahli Geodesi
Sipil/Geodesi/Geologi
6 S1 Teknik Sipil Penanggungjawab 3 Petugas K3/Ahli K3
K3
7 S1 Ekonomi Administrasi/ 3 -
Keuangan
[diisi oleh Pokja Pemilihan]
Keterangan:
1. Sertifikat Kompetensi Kerja tidak dievaluasi pada
saat pemilihan, dibuktikan saat rapat persiapan
penunjukan penyedia;
2. Pengalaman kerja dihitung per tahun tanpa
memperhatikan lamanya pelaksanaan
konstruksi (dihitung berdasarkan Tahun
Anggaran).
54
2) Paket pekerjaan dengan nilai pagu anggaran
di atas Rp25.000.000.000,00 (dua puluh
lima miliar rupiah) sampai dengan
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah) wajib mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan utama kepada penyedia jasa
spesialis (apabila telah tersedia penyedia jasa
spesialis), dan pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub penyedia jasa
Usaha Kecil.
3) Paket pekerjaan dengan nilai pagu anggaran
di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
miliar rupiah) wajib mensubkontrakkan
sebagian pekerjaan utama kepada penyedia
jasa spesialis (apabila telah tersedia penyedia
jasa spesialis), dan pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub penyedia jasa
Usaha Kecil dan dalam penawarannya sudah
menominasikan sub penyedia jasa Usaha
Kecil dari lokasi pekerjaan provinsi setempat,
kecuali tidak tersedia sub penyedia jasa
provinsi setempat yang dimaksud.
10. Pemasangan beton pra cetak Terkena swing alat, tertimpa precast
11. Pembesian Terpotong
12. Bekisting Terpotong gergaji
55
7. Dokumen lain yang disyaratkan :
a. Daftar Barang yang diimpor (apabila impor)
b Surat Perjanjian Sewa Alat (bagi peserta lelang yang
menggunakan Peralatan Sewa, sesuai format terlampir).
c. Surat Pernyataan Kepemilikan Sertifikat Kompetensi
Kerja (Sesuai format terlampir).
d. Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi (Sesuai format
terlampir).
56
3. Masa berlaku Jaminan Sanggah Banding selama 30
(Tiga Puluh) hari kalender sejak batas tanggal
pengajuan sanggah banding.
57
BAB V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)
58
8. Tidak masuk dalam Daftar Hitam,
keikutsertaannya tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan pihak yang terkait,
tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak
pailit, kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan dan/atau yang bertindak untuk dan
atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana, dan pengurus/pegawai
tidak berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali
yang bersangkutan mengambil cuti diluar
tanggungan Negara;
59
BAB VI. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
CONTOH
Nomor : , 20
Lampiran :
Kepada Yth.:
Pokja Pemilihan PPK Irigasi I Nabire ULP Papua
di
Jayapura
Perihal : Penawaran Pekerjaan Peningkatan Jaringan Primer RKI 7 DI. Kalibumi Kiri
Kabupaten Nabire; Kab. Nabire; Papua; 2,4 Km; 49,10 Hektar; F; K; SYC.
60
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan
akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan serta Pokja
Pemilihan tidak terikat untuk menetapkan penawaran terendah sebagai pemenang. Apabila
dana dalam dokumen anggaran yang telah disahkan tidak tersedia atau tidak cukup
tersedia dalam DIPA/DPA Tahun Anggaran, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan
dan kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Fa/KSO
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
…………………….
Jabatan
61
B. BENTUK PERJANJIAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) – (apabila ber-KSO)
CONTOH
3. Masing-masing peserta anggota KSO, akan mengambil bagian sesuai sharing tersebut
pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian dari KSO.
4. Pembagian sharing dalam KSO ini tidak akan diubah baik selama masa penawaran
maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu
dari Pejabat Pembuat Komitmen dan persetujuan bersama secara tertulis dari masing-
masing anggota KSO.
5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan diatas, masing-masing anggota KSO akan
melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek pelaksanaan dari perjanjian
ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan, perintah pembelian, tanda terima,
daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak, surat-menyurat, dan lain-
lain.
8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila tender tidak
dimenangkan oleh perusahaan KSO.
9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap ( _) yang masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
62
[Peserta 1] [Peserta 2] [Peserta 3]
(_ ) ( ) ( ) [dst]
Catatan:
Apabila ditetapkan sebagai pemenang tender maka Surat Perjanjian Kerja Sama Operasi
ini harus dinotariatkan.
63
C. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK – (apabila disyaratkan)
CONTOH
GARANSI BANK
sebagai JAMINAN
PENAWARAN No.
sejumlah uang Rp
(terbilang ) sebagai Jaminan Penawaran dalam
mengajukan penawaran untuk pelelangan pekerjaan dengan
bentuk garansi bank, apabila:
Nama : [peserta pelelangan]
Alamat :
selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
1. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
2. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
3. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di bawah 80%
HPS;
4. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
5. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh yang dijamin.
64
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang
Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada
pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-
masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri
Dikeluarkan di :
Pada tanggal :
[Bank]
Meterai Rp6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
[Nama dan Jabatan]
ini ke ............[bank]
65
D. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN PENJAMINAN –
(apabila disyaratkan)
CONTOH
JAMINAN PENAWARAN
Nomor Jaminan: Nilai:
1. Dengan ini
dinyatakan, bahwa kami: [nama],
[alamat] sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
[nama penerbit jaminan], [alamat], sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan
tegas terikat pada [nama Pokja Pemilihan], [alamat]
sebagai pelaksana pelelangan pekerjaan , selanjutnya disebut
PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp (terbilang
)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi ketentuan yaitu:
a. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
b. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di
bawah 80% HPS;
c. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang
tidak dapat diterima; atau
d. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
e. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ( ) hari kalender dan efektif mulai
tanggal [diisi sesuai dengan tanggal batas akhir pemasukan penawaran]
5. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
Dikeluarkan di
pada tanggal
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
( ) ( )
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke ...............[penerbit
jaminan]
66
E. BENTUK JAMINAN SANGGAHAN BANDING DARI BANK
CONTOH
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING No.
sejumlah uang Rp
(terbilang ) sebagai Jaminan Sanggahan Banding dalam
mengajukan sanggahan banding untuk pelelangan pekerjaan
dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama : [peserta pelelangan]
Alamat :
selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN
Dikeluarkan di :
Pada tanggal :
67
[Bank]
Meterai Rp6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
[Nama dan Jabatan]
ini ke ...................[bank]
68
F. BENTUK JAMINAN SANGGAHAN BANDING DARI ASURANSI/PERUSAHAAN
PENJAMINAN
CONTOH
[Kop Bank Penerbit Jaminan]
TERJAMIN PENJAMIN
Meterai Rp6000,00
69
G. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS
[Cantumkan dan jelaskan sesuai dengan ketentuan dalam IKP dan LDP. Jika diperlukan,
keterangan dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]
70
H. DATA PERALATAN
CONTOH
Merk Kepemilikan
No Jenis Lokasi Kapasitas Jumlah
dan Tipe /status
1
2
dst
71
I. DATA PERSONEL MANAJERIAL
CONTOH
72
J. BENTUK SURAT PERNYATAAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA
CONTOH
Nama :
Jabatan :
Alamat :
No. KTP :
Dengan ini menyatakan bahwa Personel Manajerial yang saya usulkan dalam Dokumen
Penawaran, sudah memiliki SERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA sesuai dengan yang
disyaratkan dalam Dokumen Pemilihan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa tanggung
jawab, apabila di kemudian hari ditemukan data lain/keterangan yang berbeda dengan
surat pernyataan ini, saya tidak akan menuntut dan bersedia dikenakan sanksi sebagai
berikut:
a. sanksi administratif, berupa pembatalan sebagai pemenang; dan
b. sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
, 20
(_ )
[nama jelas]
73
K. BAGIAN PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKKAN (APABILA DISYARATKAN)
CONTOH
Jenis Pekerjaan yang
No. Nama dan alamat sub penyedia
disubkontrakkan
A. Subpenyedia Spesialis
1. ......
1. ...... 2. ......
Dst.
1. ......
...... 2. ......
2.
Dst.
Dst. Dst.
Dst.
1. ......
...... 2. ......
1.
Dst.
1. ......
...... 2. ......
2. Dst.
74
L. BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
CONTOH
BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
.............................................R..E..N
...C
...A..N
...A....KESELAMATAN KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
75
Penjelasan mengenai isi Komitmen Keselamatan Konstruksi poin (A.2) sesuai dengan
format di bawah ini:
[Nama Penyedia]
[tanda tangan],
[nama lengkap]
76
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]
77
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
PENILAIAN RISIKO
Keterangan:
Kolom (1), (2), (3) mengikuti tabel dalam LDP huruf M.6
Kolom (4), (5), (6), (7), (8), (9) diisi oleh penyedia
Dibuat oleh,
78
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
TIPE/JENIS PENGENDALIAN
NO PEKERJAAN RISIKO TOLOK SUMBER JANGKA INDIKATOR PENANGGUNG
URAIAN UKUR DAYA WAKTU PENCAPAIAN MONITORING JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Dibuat oleh,
79
M. BENTUK SURAT PERJANJIAN SEWA PERALATAN
CONTOH
ANTARA
PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessor/ penyedia peralatan]
DAN
PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessee/ penerima peralatan]
Pada hari ini …… tanggal ... bulan….. tahun ….., yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Bertindak untuk dan atas nama PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessor/ penyedia
peralatan], selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Bertindak untuk dan atas nama PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessee/
penerima peralatan], selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Pasal 1
PENERIMAAN PERALATAN
PIHAK KEDUA akan menerima hak guna dari apa yang disewanya dari PIHAK
PERTAMA dalam kondisi baik.
80
Pasal 2
NEGOSIASI HARGA SEWA PERALATAN
Harga Sewa Peralatan tersebut di atas akan diperoleh dari hasil negosiasi antara
kedua belah pihak yang akan disepakati bersama setelah PIHAK KEDUA dinyatakan
sebagai Pemenang dalam Paket Pekerjaan ……………[diisi nama paket]
Pasal 3
JANGKA WAKTU SEWA PERALATAN
Jangka waktu sewa antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA adalah selama
berjalannya Paket Pekerjaan ……[diisi nama paket] terhitung setelah PIHAK
KEDUA dinyatakan sebagai pemenang dan telah keluar Surat Perintah Kerja dari
Pemberi Tugas.
Pasal 4
TANDA TERIMA PEMBAYARAN
1) Setiap kali PIHAK KEDUA melakukan pembayaran biaya sewa, akan diberikan
kepadanya kwitansi tanda terima dari PIHAK PERTAMA.
2) Kwitansi tanda terima sebagai bukti pembayaran yang sah adalah kwitansi yang
dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA
Pasal 5
PEMBATALAN
1) Dengan tidak dilakukannya pembayaran biaya sewa oleh PIHAK KEDUA
berturut- turut sesuai dengan pasal dalam surat perjanjian ini maka tanpa
memerlukan teguran terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA, telah cukup bukti
bahwa PIHAK KEDUA dalam keadaan lalai atau wanprestasi.
2) Keadaan lalai atau wanprestasi tersebut mengakibatkan perjanjian sewa ini
batal dengan sendirinya tanpa diperlukan putusan dari pengadilan negeri yang
berarti kedua belah pihak telah menyetujui untuk melepaskan segala ketentuan
yang telah termuat dalam pasal 1266 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata.
3) Selanjutnya PIHAK KEDUA memberi kuasa penuh kepada PIHAK PERTAMA
yang atas kuasanya dengan hak substitusi untuk mengambil PERALATAN milik
PIHAK PERTAMA, baik yang berada di tempat PIHAK KEDUA atau tempat pihak
lain yang mendapati hak daripadanya.
4) Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi apabila
PIHAK KEDUA tidak memenangkan pelelangan Paket Pekerjaan
……………[diisi nama paket].
Pasal 6
TANGGUNG JAWAB PIHAK PERTAMA
1) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan alat yang disewa dalam keadaan siap
operasi dan akan memobilisasi ke Lokasi Pekerjaan sesuai petunjuk dari PIHAK
KEDUA.
2) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan operator yang berpengalaman, helper
dan mekanik sesuai dengan kebutuhan.
3) PIHAK PERTAMA tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK KEDUA tidak
dibenarkan memindahkan atau mengoperasikan PERALATAN tersebut di tempat
lain, selain dari yang tertulis dalam surat perjanjian ini kecuali dalam keadaan
kahar seperti: kebakaran, gempa bumi, dan lainnya.
Pasal 7
TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA
1) PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan alat yang disewanya.
81
2) PIHAK KEDUA tidak dibenarkan memindahkan atau mengalihkan tanggung
jawab terhadap PERALATAN kepada pihak lain dalam bentuk dan cara apapun,
baik sebagian maupun seluruhnya.
Pasal 8
LAIN-LAIN
Hal- hal yang belum tercantum dalam perjanjian ini akan diselesaikan secara
musyawarah untuk mufakat oleh kedua belah pihak.
Surat perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) dengan dibubuhi materi secukupnya
yang berkekuatan hukum yang sama dan mulai berlaku sejak ditandatangani oleh
kedua pihak
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
PT. ……… [diisi nama perusahaan PT. ……… [diisi nama perusahaan
Lessor/ penyedia peralatan] Lessee/ penerima peralatan]
82
N. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM
NEGERI (TKDN) [apabila diberikan preferensi harga]
Nama Penyedia :
Alamat :
Nama Gabungan barang dan jasa :
Pengguna Gabungan barang dan jasa :
No. Dokumen Gabungan barang dan jasa :
83
Kolom (2)
Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya material langsung (bahan baku),
peralatan (barang jadi), tenaga kerja dan konsultan, alat kerja/fasilitas kerja, dan jasa
umum yang berasal dari dalam negeri.
Kolom (3)
Biaya Komponen Luar Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung (Bahan Baku),
Peralatan (Barang Jadi), tenaga kerja dan konsultan, Alat/Fasilitas Kerja, dan jasa umum
yang berasal dari luar negeri.
Kolom (4)
Total biaya KDN dan KLN
Kolom (5)
Total Biaya KDN (9A)
% TKDN Gabungan
= X 100%
Barang & Jasa (9D)
Total Biaya Gabungan Barang dan Jasa (9C)
84
O. BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR
NAMA NEGARA
NO SPESIFIKASI SATUAN JUMLAH HARGA
BARANG/URAIAN ASAL
TOTAL HARGA
3
Diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor
85
P. BENTUK PAKTA INTEGRITAS
Dengan mendaftar sebagai peserta pemilihan pada aplikasi SPSE maka peserta
telah menyetujui dan menandatangani pakta integritas
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan KSO]
PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : _ _________ _______[nama wakil sah badan usaha]
No.Identitas : _ ________ [diisi dengan no. KTP/SIM/Paspor]
Jabatan : _ _________ _______ ___
Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi [pilih yang
untuk dan sesuai dan cantumkan nama]
atas nama
dalam rangka pengadaan _ ______ [isi nama paket] pada _ _____ [isi sesuai dengan
nama Pokja Pemilihan] dengan ini menyatakan bahwa:
2. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk
memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, bersedia
menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam,
digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.
86
Q. ISIAN DATA KUALIFIKASI
Isian Data Kualifikasi bagi Peserta Tunggal atau Peserta sebagai Leadfirm KSO
berbentuk Isian Elektronik Data Kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE
FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI UNTUK ANGGOTA KSO
kuasa/Perjanjian Kerja Sama Operasi, disebutkan secara jelas nomor dan tanggal
akta pendirian/anggaran dasar/surat kuasa/Perjanjian Kerja Sama Operasi];
2. saya bukan sebagai pegawai K/L/PD [bagi pegawai K/L/PD yang sedang cuti diluar
tanggungan K/L/PD ditulis sebagai berikut : “Saya merupakan pegawai K/L/PD
yang sedang cuti diluar tanggungan K/L/PD”];
3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para
pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
6. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam;
7. data-data badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:
87
A. Data Administrasi
D. Izin Usaha
88
F. Sertifikat Lainnya (apabila dipersyaratkan)
: a. Nomor …………
b. Tanggal …………
: c. Nomor …………
d. Tanggal …………
G. Data Keuangan
2. Pajak
1 2 4 5 6 7 8
Tanggal Selesai
Kontrak Pekerjaan/PHO
Nama Sub Berdasarkan
No. Paket Klasifikasi Lokasi
Pekerjaan Pekerjaan BA
Alamat/ No / Serah
Nilai Kontrak
Telepon Tanggal Terima
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
88
89
J. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terakhir (untuk perusahaan yang
telah berdiri 3 tahun atau lebih. Untuk perusahaan yang baru berdiri kurang dari 3 tahun tidak
wajib mengisi tabel ini)
Pemberi Tugas / Pejabat
Tanggal Selesai
Pembuat
Kontrak Pekerjaan/PHO
Ringkasan Komitmen/Pejabat
Nama Paket Berdasarkan
No. Lingkup Lokasi Pembuat Komitmen
Pekerjaan
Pekerjaan
Alamat/ No / BA Serah
Nama Nilai Kontrak
Telepon Tanggal Terima
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
K. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan (Wajib diisi untuk menghitung SKPdan/atau
SKN)
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen/Pejabat Kontrak Progres Terakhir
Nama Klasifikasi/Sub Pembuat
No. Paket Klasifikasi Lokasi Komitmen
Pekerjaan Pekerjaan
Kontrak Prestasi
Alamat/ No / (rencana) Kerja
Nama Nilai
Telepon Tanggal % %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
L. Kualifikasi Keuangan
Nomor : _______ _
Tanggal : _______ _
Nama Auditor : _______ _
Kekayaan Bersih : _______ _
Demikian Formulir Isian Kualifikasi ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung
jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak benar
dan/atau ada pemalsuan, maka badan usaha yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa
sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau
pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PT/CV/Firma/Kope
rasi
___ _____[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
[rekatkan meterai Rp
6.000,- dan tanda
tangan]
88
90
BAB VII. PETUNJUK PENGISIAN DATA KUALIFIKASI
I. Petunjuk Pengisian Untuk Peserta Bukan KSO mengikuti petunjuk dan penggunaan
aplikasi SPSE (User Guide)
A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor pusat yang
dapat dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax, dan email kantor cabang yang
dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.
D. Izin Usaha
Tabel izin usaha :
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku surat izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.
G. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor identitas KTP/SIM/Paspor, alamat pemilik
saham/pesero dan persentase kepemilikan saham/pesero.
2. Pajak
a. Diisi NPWP badan usaha
b. Diisi nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir berupa SPT
Tahunan.
91
H. Data Tenaga Tetap (Tenaga ahli/terampil badan usaha)
L. Kualifikasi Keuangan
Diisi dengan nomor dan tanggal laporan keuangan/neraca tahun terakhir, nama
auditor/konsultan akuntan publik yang menyiapkan laporan keuangan/neraca
tahun terakhir, dan kekayaan bersih perusahaan berdasarkan laporan
keuangan/neraca tahun terakhir. Penyedia menyampaikan Laporan
Keuangan/Neraca Tahun Terakhir.
92
BAB VIII. TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI
A. Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan sesuai yang
tercantum dalam Lembar Data Kualifikasi.
93
4. Persyaratan akta pendirian perusahaan disertai dengan akta perubahan
perusahaan (apabila ada perubahan). Akta asli/legalisir wajib dibawa pada saat
pembuktian kualifikasi.
5. Pernyataan Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak
menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan
dan/atau yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil
Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan Negara,
dengan ketentuan:
a. Ketentuan ini berbentuk pernyataan oleh peserta pada aplikasi SPSE. Tidak
perlu dinyatakan dalam surat pernyataan, kecuali untuk KSO;
b. Apabila suatu saat ditemukan bukti bahwa peserta mengingkari pernyataan
ini/menyampaikan informasi yang tidak besar terhadap pernyataan ini,
maka dapat menjadi dasar untuk pengenaan sanksi daftar hitam.
6. Persyaratan pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir, dengan ketentuan:
a. Pengalaman diambil dari daftar pengalaman pada isian kualifikasi yang
dibuktikan pada saat pembuktian kualifikasi dengan membawa Kontrak Asli
dan Berita Acara Serah Terima;
b. Khusus untuk pengalaman sebagai subkontraktor, maka selain membawa
dan memperlihatkan kontrak subkontrak, juga harus dilengkapi dengan
surat referensi dari PPK/Pemilik Pekerjaan yang menyatakan bahwa peserta
memang benar adalah subkontrak untuk pekerjaan dimaksud.
7. Persyaratan Sisa Kemampuan Paket (SKP) (apabila disyaratkan), dengan
ketentuan:
a. Rumusan SKP
SKP = KP – jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP = Kemampuan menangani paket pekerjaan. KP = 5
N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada
saat bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir
94
fp = Faktor perputaran modal (untuk usaha menengah dan besar,
fp = 7)
MK = Modal Kerja
fl = Faktor likuiditas (untuk usaha menengah dan besar, fl = 0,6)
KB = Kekayaan Bersih/total ekuitas yang dilihat dari neraca
keuangan tahun terakhir
b. Σnilai kontrak paket pekerjaan diambil dari daftar pekerjaan yang sedang
dikerjakan dalam Formulir Isian Kualifikasi.
c. SKN harus sama atau lebih besar dari 10% (sepuluh perseratus) nilai total
HPS.
d. Apabila ditemukan bukti peserta tidak mengisi daftar pekerjaan yang sedang
dikerjakan walaupun sebenarnya ada pekerjaan yang sedang dikerjakan,
maka apabila pekerjaan tersebut menyebabkan SKN peserta tidak memenuhi,
maka dinyatakan gugur, dikenakan sanksi daftar hitam, dan pencairan
jaminan penawaran (apabila ada).
10. Persyaratan surat keterangan dukungan keuangan (apabila disyaratkan)
diterbitkan dari bank pemerintah/swasta dengan nilai paling kurang 10%
(sepuluh perseratus) dari nilai total HPS.
D. Formulir Isian Kualifikasi untuk KSO yang tidak dibubuhi meterai tidak digugurkan,
peserta diminta untuk membayar denda meterai sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
E. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja Pemilihan
dapat meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi/konfirmasi secara tertulis
namun tidak boleh mengubah substansi Formulir Isian Kualifikasi termasuk dapat
melakukan peninjauan lapangan pada pihak-pihak/instansi terkait.
95
BAB IX. RANCANGAN KONTRAK
I. SURAT PERJANJIAN
CONTOH 1 - PENYEDIA TUNGGAL
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah Kontrak Kerja Konstruksi
Harga Satuan, yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan ditandatangani di ..............
pada hari .......... tanggal ….... bulan ................. tahun .............. [tanggal, bulan dan tahun
diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Nomor.…… tanggal …….,
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) Nomor ……. tanggal ……., [jika kontrak
tahun jamak ditambahkan surat persetujuan pejabat yang berwenang, misal: “dan Surat
Menteri Keuangan (untuk sumber dana APBN)/Nota Kesepakatan bersama antara …..
(diisi kepala daerah pemda setempat) dan DPRD …. (diisi DPRD daerah setempat) (untuk
sumber dana APBD) Nomor ................................................ tanggal..... perihal .....”], antara:
yang bertindak untuk dan atas nama*) Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal ……. c.q. Satuan Kerja …….
berdasarkan Surat Keputusan ……. Nomor ……. tanggal ……. tentang ……. [SK
pengangkatan PPK] selanjutnya disebut “PPK”, dengan:
Nama : ………….. [nama wakil Penyedia]
Jabatan : ………….. [sesuai akta notaris]
Berkedudukan di : ………….. [alamat Penyedia]
Akta Notaris Nomor : ………….. [sesuai akta notaris] Tanggal
: ………….. [tanggal penerbitan akta] Notaris :
………….. [nama notaris penerbit akta]
yang bertindak untuk dan atas nama ………….. [nama badan usaha] selanjutnya disebut
“Penyedia”.
96
PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA :
(a) telah dilakukan proses pemilihan Penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen
Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam Kontrak ini melalui Surat
Penunjukan Penyediaan Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan
Konstruksi ................... [diisi nama paket pekerjaan] sebagaimana diterangkan dalam
dokumen Kontrak ini selanjutnya disebut “Pekerjaan Konstruksi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, tenaga kerja
konstruksi, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk melaksanakan
Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak
ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan mengkon-
firmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi
yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui untuk
membuat perjanjian pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi .......... [diisi nama paket
pekerjaan] dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut.
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama
seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini.
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 3
HARGA KONTRAK, SUMBER PEMBIAYAAN DAN PEMBAYARAN
(1) Harga Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan
total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga adalah sebesar Rp. ……….. (……….. ditulis dalam huruf ……..) dengan
kode akun kegiatan ……….;
(2) Kontrak ini dibiayai dari ……….. [diisi sumber pembiayaannya];
(3) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank ..... rekening nomor : ............ atas
nama Penyedia : .................
[Catatan : untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Kelengkapan dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini terdiri dari adendum Surat Perjanjian (apabila
ada), Surat Perjanjian, Surat Penawaran, Daftar Kuantitas dan Harga, Syarat-Syarat
Umum Kontrak, Syarat-Syarat Khusus Kontrak beserta lampirannya berupa lampiran
97
A (daftar harga satuan timpang, subpenyedia, personel manajerial, dan peralatan
utama), lampiran B (Rencana Keselamatan Konstruksi), spesifikasi teknis, gambar-
gambar, dan dokumen lainnya seperti: Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa, Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan, jaminan-jaminan, Berita Acara Rapat Persiapan
Penandatanganan Kontrak, Berita Acara Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak.
(2) Jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan
dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang
lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki sebagai berikut:
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. Surat Perjanjian;
c. Surat Penawaran berikut Daftar Kuantitas dan Harga;
d. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
e. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
f. spesifikasi teknis; dan
g. gambar-gambar.
Pasal 5
MASA KONTRAK
(1) Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan;
(2) Masa Pelaksanaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak, dihitung sejak
Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK sampai dengan Tanggal Penyerahan
Pertama Pekerjaan selama ………. (… dalam huruf …) hari kalender;
(3) Masa Pemeliharaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dihitung sejak
Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan selama .................................................. (.......dalam huruf......) hari kalender.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini
pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di Republik Indonesia dan dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-
masing dibubuhi dengan meterai, mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat
bagi para pihak, rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi
meterai.
Untuk dan atas nama Untuk dan atas nama PPK
.....................................................................................................[.d..i.i.s..i..n...a..m[daibisaidsaensuuasiaShKa]
Pengangkatan]
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk PPK maka rekatkan meterai Rp
6.000,- )] [tanda tangan dan cap (jika salinan asli
ini untuk Penyedia maka rekatkan meterai
Rp 6.000,- )]
[nama lengkap]
[jabatan]
98
CONTOH 2 - PENYEDIA KSO
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah Kontrak Kerja Konstruksi
Harga Satuan, yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan ditandatangani di ..............
pada hari .......... tanggal ….... bulan ................. tahun .............. [tanggal, bulan dan tahun
diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Nomor.…… tanggal …….,
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) Nomor ……. tanggal ……., [jika kontrak
tahun jamak ditambahkan surat persetujuan pejabat yang berwenang, misal: “dan Surat
Menteri Keuangan (untuk sumber dana APBN)/Nota Kesepakatan bersama antara …..
(diisi kepala daerah pemda setempat) dan DPRD …. (diisi DPRD daerah setempat) (untuk
sumber dana APBD) Nomor ............................................... tanggal ..... perihal .....”], antara:
yang bertindak untuk dan atas nama*) Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal ……. c.q. Satuan Kerja …….
berdasarkan Surat Keputusan ……. Nomor ……. tanggal ……. tentang ……. [SK
pengangkatan PPK] selanjutnya disebut “PPK”, dengan :
yang bertindak untuk dan atas nama ..................... [nama badan usaha KSO] sebagai badan
usaha Kerja Sama Operasi (KSO) yang beranggotakan sebagai berikut:
99
PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA :
(a) telah dilakukan proses pemilihan Penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen
Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam Kontrak ini melalui Surat
Penunjukan Penyediaan Barang/ Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan
Konstruksi ................... [diisi nama paket pekerjaan] sebagaimana diterangkan dalam
dokumen Kontrak ini selanjutnya disebut “Pekerjaan Konstruksi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, tenaga kerja
konstruksi, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk melaksanakan
Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak
ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
Penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan mengkon-
firmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi
yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui untuk
membuat perjanjian pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi .......... [diisi nama paket
pekerjaan] dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut.
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama
seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini.
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 3
HARGA KONTRAK, SUMBER PEMBIAYAAN DAN PEMBAYARAN
(1) Harga Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan
total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga adalah sebesar Rp. ……….. (……….. ditulis dalam huruf ……..) dengan
kode akun kegiatan ……….;
(2) Kontrak ini dibiayai dari ……….. [diisi sumber pembiayaannya];
(3) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank ..... rekening nomor : ............ atas
nama Penyedia : .................
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Kelengkapan dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini terdiri dari adendum Surat Perjanjian (apabila
ada), Surat Perjanjian, Surat Penawaran, Daftar Kuantitas dan Harga, Syarat-Syarat
100
Umum Kontrak, Syarat-Syarat Khusus Kontrak beserta lampirannya berupa lampiran
A (daftar harga satuan timpang, subpenyedia, personel manajerial, dan peralatan
utama), lampiran B (Rencana Keselamatan Konstruksi), spesifikasi teknis, gambar-
gambar, dan dokumen lainnya seperti: Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa, Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan, jaminan-jaminan, Berita Acara Rapat Persiapan
Penandatanganan Kontrak, Berita Acara Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak.
(2) Jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan
dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang
lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki sebagai berikut:
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. Surat Perjanjian;
c. Surat Penawaran berikut Daftar Kuantitas dan Harga;
d. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
e. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
f. spesifikasi teknis; dan
g. gambar-gambar.
Pasal 5
MASA KONTRAK
(1) Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan;
(2) Masa Pelaksanaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak, dihitung sejak
Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK sampai dengan Tanggal Penyerahan
Pertama Pekerjaan selama ………. (… dalam huruf …) hari kalender;
(3) Masa Pemeliharaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dihitung sejak
Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan selama .................................................. (.......dalam huruf......) hari kalender.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini
pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di Republik Indonesia dan dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-
masing dibubuhi dengan meterai, mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat
bagi para pihak, rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi
meterai.
Untuk dan atas nama Untuk dan atas nama PPK
..........................................................................................................................................[d[diiisiisinsaem
suaaKi SK
O]
Pengangkatan]
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk PPK maka rekatkan meterai Rp
6.000,- )] [tanda tangan dan cap (jika salinan asli
ini untuk Penyedia maka rekatkan meterai
Rp 6.000,- )]
[nama lengkap]
[jabatan]
101
II. SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
KETENTUAN UMUM
1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak selanjutnya disebut SSUK harus
mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan
sebagai berikut.
1.1 Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang
selanjutnya disingkat APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
pemantauan, evaluasi, dan kegiatan pengawasan
lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
Pemerintah.
1.2 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan adalah
bagian pekerjaan utama atau bagian pekerjaan
bukan utama yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pemilihan yang
pelaksanaannya diserahkan kepada Penyedia
lain (subpenyedia) dan disetujui terlebih dahulu
oleh PPK.
1.3 Daftar Kuantitas dan Harga adalah daftar
kuantitas yang telah diisi harga satuan dan
jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan
bagian dari penawaran.
1.4 Direksi Lapangan adalah tenaga/tim pendukung
yang dibentuk/ditetapkan oleh PPK, terdiri dari
1 (satu) orang atau lebih, untuk mengelola
administrasi Kontrak dan mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan.
1.5 Harga Kontrak adalah total harga pelaksanaan
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
1.6 Harga Perkiraan Sendiri yang selanjutnya
disingkat HPS adalah perkiraan harga
barang/jasa yang ditetapkan oleh PPK.
1.7 Harga Satuan Pekerjaan yang selanjutnya
disingkat HSP adalah harga satu jenis pekerjaan
tertentu per satu satuan tertentu.
1.8 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka
waktu yang sudah terinci berdasarkan Masa
Pelaksanaan, setelah dilaksanakan pemeriksaan
lapangan bersama dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan Kontrak.
1.9 Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang
terjadi di luar kehendak para pihak dalam
Kontrak dan tidak dapat diperkirakan
sebelumnya, sehingga kewajiban yang
ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat
dipenuhi.
1.10 Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan
keruntuhan bangunan dan/atau tidak
berfungsinya bangunan setelah penyerahan
akhir hasil Jasa Konstruksi.
1.11 Kerja Sama Operasi yang selanjutnya disingkat
KSO adalah kerja sama usaha antar Penyedia yang
masing-masing pihak mempunyai hak,
102
kewajiban dan tanggung jawab yang jelas
berdasarkan perjanjian tertulis.
1.12 Kontrak Kerja Konstruksi selanjutnya disebut
Kontrak adalah keseluruhan dokumen yang
mengatur hubungan hukum antara PPK dengan
Penyedia dalam pelaksanaan jasa konsultansi
konstruksi atau pekerjaan konstruksi.
1.13 Kontrak Harga Satuan adalah Kontrak dengan
harga satuan yang tetap untuk setiap satuan atau
unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis
tertentu atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu yang telah ditetapkan,
volume atau kuantitas pekerjaannya masih
bersifat perkiraan pada saat Kontrak
ditandatangani, pembayaran berdasarkan hasil
pengukuran bersama atas realisasi volume
pekerjaan dan nilai akhir Kontrak ditetapkan
setelah seluruh pekerjaan diselesaikan.
1.14 Kuasa Pengguna Anggaran pada pelaksanaan
APBN yang selanjutnya disingkat KPA adalah
pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan
tanggung jawab Penggunaan Anggaran pada
Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan.
1.15 Kuasa Pengguna Anggaran pada pelaksanaan
APBD yang selanjutnya disingkat KPA adalah
pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
sebagian kewenangan Pengguna Anggaran
dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi
Perangkat Daerah.
1.16 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya
Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan
Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan.
1.17 Masa Pelaksanaan adalah jangka waktu untuk
melaksanakan seluruh pekerjaan terhitung sejak
Tanggal Mulai Kerja sampai dengan Tanggal
Penyerahan Pertama Pekerjaan.
1.18 Masa Pemeliharaan adalah jangka waktu untuk
melaksanakan kewajiban pemeliharaan oleh
Penyedia, terhitung sejak Tanggal Penyerahan
Pertama Pekerjaan sampai dengan Tanggal
Penyerahan Akhir Pekerjaan.
1.19 Mata Pembayaran Utama adalah mata
pembayaran yang pokok dan penting yang nilai
bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan
puluh perseratus) dari seluruh nilai pekerjaan,
dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai
bobotnya terbesar.
1.20 Metode Pelaksanaan Pekerjaan adalah metode
yang menggambarkan penguasaan penyelesaian
pekerjaan yang sistematis dari awal sampai akhir
meliputi tahapan/urutan pekerjaan utama dan
uraian/cara kerja dari masing-masing jenis
kegiatan pekerjaan utama yang dapat
dipertanggungjawabkan secara teknis.
1.21 Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang
selanjutnya disingkat PPHP adalah tim yang
103
bertugas memeriksa administrasi hasil pekerjaan
Pengadaan Barang/Jasa.
1.22 Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya
disingkat PPK adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil
keputusan dan/atau melakukan tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja negara/anggaran belanja daerah.
1.23 Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau
sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan,
pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran,
dan pembangunan kembali suatu bangunan.
1.24 Pekerjaan Utama adalah jenis pekerjaan yang
secara langsung menunjang terwujudnya dan
berfungsinya suatu konstruksi sesuai
peruntukannya yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pemilihan.
1.25 Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan
atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
hukum maupun bukan badan hukum yang
didirikan dan berkedudukan atau melakukan
kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama
melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan
usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
1.26 Pengawas Pekerjaan atau Direksi Teknis adalah
tim pendukung yang ditunjuk/ditetapkan oleh
PPK yang bertugas untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan.
1.27 Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat
PA adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran Kementerian
Negara/Lembaga/Perangkat Daerah.
1.28 Penyedia adalah Pelaku Usaha yang
menyediakan barang/jasa berdasarkan Kontrak.
1.29 Personel Manajerial adalah tenaga ahli atau
tenaga teknis yang ditempatkan sesuai
penugasan pada organisasi pelaksanaan
pekerjaan.
1.30 Sanksi Daftar Hitam adalah sanksi yang
diberikan kepada Peserta pemilihan/Penyedia
berupa larangan mengikuti Pengadaan
Barang/Jasa di seluruh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
dalam jangka waktu tertentu.
1.31 Subpenyedia adalah Penyedia yang mengadakan
perjanjian kerja tertulis dengan Penyedia
penanggung jawab Kontrak, untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak).
1.32 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan
adalah jaminan tertulis yang dikeluarkan oleh
Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/Perusahaan Asuransi/lembaga
keuangan khusus yang menjalankan usaha di
bidang pembiayaan, penjaminan, dan asuransi
untuk mendorong ekspor Indonesia/Konsorsium
Perusahaan Asuransi Umum/Konsorsium
Lembaga Penjaminan/Konsorsium Perusahaan
104
Penjaminan sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan.
1.33 Surat Perintah Mulai Kerja yang selanjutnya
disingkat SPMK adalah surat yang diterbitkan
oleh PPK kepada Penyedia untuk memulai
melaksanakan pekerjaan.
1.34 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal yang
dinyatakan pada SPMK yang diterbitkan oleh
PPK untuk memulai melaksanakan pekerjaan.
1.35 Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan adalah
tanggal serah terima pertama pekerjaan selesai
(Provisional Hand Over/PHO) dinyatakan dalam
Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan
yang diterbitkan oleh PPK.
1.36 Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan adalah
tanggal serah terima akhir pekerjaan selesai
(Final Hand Over/FHO) dinyatakan dalam Berita
Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan yang
diterbitkan oleh PPK.
1.37 Tenaga Kerja Konstruksi adalah tenaga kerja
yang bekerja di sektor konstruksi yang meliputi
ahli, teknisi atau analis, dan operator.
2. Penerapan SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi ini tetapi tidak dapat bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak
lain yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki
dalam Surat Perjanjian.
3. Bahasa dan Hukum 3.1 Bahasa Kontrak harus dalam bahasa Indonesia.
3.2 Dalam hal Kontrak dilakukan dengan pihak
asing harus dibuat dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris. Dalam hal terjadi perselisihan
dengan pihak asing digunakan Kontrak dalam
bahasa Indonesia.
3.3 Hukum yang digunakan adalah hukum yang
berlaku di Indonesia.
4. Korespondensi 4.1 Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e-
mail dan/atau faksimili dengan alamat tujuan
para pihak yang tercantum dalam SSKK.
4.2 Semua pemberitahuan, permohonan, atau
persetujuan berdasarkan Kontrak ini harus
dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia,
dan dianggap telah diberitahukan jika telah
disampaikan secara langsung kepada Wakil Sah
Para Pihak dalam SSKK, atau jika disampaikan
melalui surat tercatat dan/atau faksimili
ditujukan ke alamat yang tercantum dalam
SSKK.
5. Wakil Sah Para Pihak 5.1 Setiap tindakan yang disyaratkan atau
diperbolehkan untuk dilakukan, dan setiap
dokumen yang disyaratkan atau diperbolehkan
untuk dibuat berdasarkan Kontrak ini oleh PPK
atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau dibuat
oleh Wakil Sah Para Pihak atau pejabat yang
disebutkan dalam SSKK.
5.2 Kewenangan Wakil Sah Para Pihak diatur dalam
Surat Keputusan dari Para Pihak dan harus
disampaikan kepada masing-masing pihak.
105
5.3 Direksi Lapangan yang ditunjuk menjadi Wakil
Sah PPK memiliki tugas :
a. melaksanakan pendelegasian sesuai dengan
pelimpahan dari PPK;
b. mengelola administrasi kontrak; dan
c. mengendalikan pelaksanaan pekerjaan.
6. Larangan Korupsi, 6.1 Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa
Kolusi dan Nepotisme pemerintah, para pihak dilarang untuk :
(KKN), Penyalahgunaan a. menawarkan, menerima atau menjanjikan
Wewenang serta untuk memberi atau menerima hadiah atau
Penipuan imbalan berupa apa saja atau melakukan
tindakan lainnya untuk mempengaruhi
siapapun yang diketahui atau patut dapat
diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
b. mendorong terjadinya persaingan tidak
sehat; dan/atau
c. membuat dan/atau menyampaikan secara
tidak benar dokumen dan/atau keterangan
lain yang disyaratkan untuk penyusunan
dan pelaksanaan Kontrak ini.
6.2 Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan
termasuk semua anggota KSO (apabila
berbentuk KSO) dan subpenyedianya (jika ada)
tidak pernah dan tidak akan melakukan
tindakan yang dilarang pada pasal 6.1 di atas.
6.3 Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti
melakukan larangan-larangan di atas dapat
dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh PPK
sebagai berikut:
a. pemutusan Kontrak;
b. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan
disetorkan sebagaimana ditetapkan dalam
SSKK;
c. sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia
atau Jaminan Uang Muka dicairkan dan
disetorkan sebagaimana ditetapkan dalam
SSKK; dan
d. pengenaan Sanksi Daftar Hitam.
[catatan: pengenaan Sanksi Daftar Hitam
ditetapkan oleh PA/KPA atas usulan PPK.
PA/KPA menyampaikan dokumen
penetapan Sanksi Daftar Hitam kepada:
1) Penyedia yang dikenakan Sanksi Daftar
Hitam; dan
2) unit kerja yang melaksanakan fungsi
layanan pengadaan secara elektronik,
untuk ditayangkan dalam Daftar Hitam
Nasional]
6.4 Pengenaan sanksi administratif di atas
dilaporkan oleh PPK kepada PA/KPA.
6.5 PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan
dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
7. Asal Material/Bahan 7.1 Penyedia harus menyampaikan asal
material/bahan yang terdiri dari rincian
komponen dalam negeri dan komponen impor.
7.2 Asal material/bahan merupakan tempat
material/bahan diperoleh, antara lain tempat
106
material/bahan ditambang, tumbuh, atau
diproduksi.
8. Pembukuan Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan
keuangan yang akurat dan sistematis sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.
9. Perpajakan Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Tenaga Kerja
Konstruksi yang bersangkutan berkewajiban untuk
membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan
lain yang dibebankan oleh peraturan perpajakan atas
107
berkewajiban untuk menyerahkan spesifikasi
dan gambar usulan pekerjaan sementara
tersebut untuk mendapatkan pernyataan tidak
berkeberatan (no objection) untuk dilaksanakan
dari Pengawas Pekerjaan.
Pernyataan tidak berkeberatan atas rencana
pekerjaan sementara ini tidak melepaskan
Penyedia dari tanggung jawabnya sesuai
Kontrak.
15.3 Pengawas Pekerjaan melaksanakan tugas dan
wewenang paling sedikit meliputi:
a. mengevaluasi dan menyetujui rencana
mutu pekerjaan konstruksi Penyedia Jasa
pelaksana konstruksi;
b. memberikan ijin dimulainya setiap tahapan
pekerjaan;
c. memeriksa dan menyetujui kemajuan
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi sesuai
dengan ketentuan dalam Kontrak;
d. memeriksa dan menilai mutu dan
keselamatan konstruksi terhadap hasil akhir
pekerjaan;
e. menghentikan setiap pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan;
f. bertanggungjawab terhadap hasil
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi sesuai
tugas dan tanggungjawabnya;
g. memberikan laporan secara periodik kepada
PPK sesuai dengan ketentuan dalam
Kontrak.
15.4 Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan
perintah Pengawas Pekerjaan yang sesuai
dengan kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam
Kontrak ini.
16. Penemuan-penemuan Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan
kepada pihak yang berwenang semua penemuan
benda/barang yang mempunyai nilai sejarah atau
penemuan kekayaan di lokasi pekerjaan yang menurut
peraturan perundang-undangan dikuasai oleh negara.
17. Akses ke Lokasi Kerja 17.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses
PPK, Wakil Sah PPK, Pengawas Pekerjaan
dan/atau pihak yang mendapat izin dari PPK ke
lokasi kerja dan lokasi lainnya dimana pekerjaan
ini sedang atau akan dilaksanakan.
17.2 Penyedia harus dianggap telah menerima
kelayakan dan ketersediaan jalur akses menuju
lapangan. Penyedia harus berupaya menjaga
setiap jalan atau jembatan dari kerusakan akibat
penggunaan/lalu lintas Penyedia atau akibat
personel Penyedia. Kecuali ditentukan lain maka:
a. Penyedia harus bertanggung jawab atas
pemeliharaan yang mungkin diperlukan
akibat penggunaan jalur akses;
b. Penyedia harus menyediakan rambu atau
petunjuk sepanjang jalur akses, dan
mendapatkan perizinan yang mungkin
disyaratkan oleh otoritas terkait untuk
penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk;
c. Biaya karena ketidaklayakan atau tidak
tersedianya jalur akses untuk digunakan
108
oleh Penyedia, harus ditanggung Penyedia;
dan
d. PPK tidak bertanggung jawab atas klaim
yang mungkin timbul akibat penggunaan
jalur akses.
17.3 PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul selain penggunaan jalur akses
tersebut.
PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK
18. Masa Pelaksanaan Kontrak ini berlaku efektif sejak penandatanganan
Kontrak Surat Perjanjian oleh Para Pihak sampai dengan
Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan dan hak dan
kewajiban Para Pihak yang terdapat dalam Kontrak
sudah terpenuhi.
B.1 Pelaksanaan Pekerjaan
19. Penyerahan Lokasi Kerja 19.1 Sebelum penyerahan lokasi kerja, dilakukan
peninjauan lapangan bersama oleh para pihak.
19.2 PPK berkewajiban untuk menyerahkan lokasi
kerja sesuai dengan kebutuhan Penyedia yang
tercantum dalam rencana kerja yang telah
disepakati oleh para pihak dalam Rapat
Persiapan Penandatanganan Kontrak, untuk
melaksanakan pekerjaan tanpa ada hambatan
kepada Penyedia sebelum SPMK diterbitkan.
19.3 Hasil peninjauan dan penyerahan dituangkan
dalam Berita Acara Penyerahan Lokasi Kerja.
19.4 Jika dalam peninjauan lapangan bersama
ditemukan hal-hal yang dapat mengakibatkan
perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut
harus dituangkan dalam adendum Kontrak.
19.5 Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja
sesuai kebutuhan Penyedia yang tercantum
dalam rencana kerja (sesuai pasal 19.2) untuk
melaksanakan pekerjaan dan terbukti
merupakan suatu hambatan, maka kondisi ini
ditetapkan sebagai Peristiwa Kompensasi.
20. Surat Perintah Mulai 20.1 PPK menerbitkan SPMK paling lambat 14 (empat
Kerja (SPMK) belas) hari kerja sejak tanggal penandatanganan
Kontrak atau 14 (empat belas) hari kerja sejak
penyerahan lokasi kerja pertama kali.
20.2 Dalam SPMK dicantumkan seluruh lingkup
pekerjaan dan Tanggal Mulai Kerja.
21. Rencana Mutu 21.1 Penyedia berkewajiban untuk
Pekerjaan Konstruksi mempresentasikan dan menyerahkan RMPK
(RMPK) sebagai penjaminan dan pengendalian mutu
pelaksanaan pekerjaan pada rapat persiapan
pelaksanaan Kontrak, kemudian dibahas dan
disetujui oleh PPK.
21.2 RMPK disusun paling sedikit berisi:
a. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Method
Statement );
b. Rencana Pemeriksaan dan Pengujian/
Inspection and Test Plan (ITP);
c. Pengendalian Subpenyedia dan Pemasok.
21.3 Penyedia wajib menerapkan dan mengendalikan
pelaksanaan RMPK secara konsisten untuk
109
mencapai mutu yang dipersyaratkan pada
pelaksanaan pekerjaan ini.
21.4 RMPK dapat direvisi sesuai dengan kondisi
pekerjaan.
21.5 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan
RMPK jika terjadi Adendum Kontrak dan/atau
Peristiwa Kompensasi.
21.6 Pemutakhiran RMPK harus menunjukkan
perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan
dampaknya terhadap penjadwalan sisa
pekerjaan, termasuk perubahan terhadap
urutan pekerjaan. Pemutakhiran RMPK harus
mendapatkan persetujuan PPK.
21.7 Persetujuan PPK terhadap RMPK tidak
mengubah kewajiban kontraktual Penyedia.
22. Rencana Keselamatan 22.1 Penyedia berkewajiban untuk
Konstruksi (RKK) mempresentasikan dan menyerahkan RKK pada
saat rapat persiapan pelaksanaan Kontrak,
kemudian pelaksanaan RKK dibahas dan
disetujui oleh PPK.
22.2 Para Pihak wajib menerapkan dan
110
h. hal-hal lain yang dianggap perlu.
23.3 Hasil rapat persiapan pelaksanaan Kontrak
dituangkan dalam Berita Acara Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak.
24. Mobilisasi 24.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai
dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sejak diterbitkan SPMK, atau sesuai
kebutuhan dan rencana kerja.
24.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup
pekerjaan, yaitu :
111
26.3 Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan
ditemukan ketidaksesuaian dengan dokumen
pada pasal 26.2, maka akan dikenakan sanksi
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
B.2 Pengendalian Waktu
27. Masa Pelaksanaan 27.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, Penyedia
berkewajiban untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan RMPK,
serta menyelesaikan pekerjaan paling lambat
selama Masa Pelaksanaan yang dinyatakan
dalam SSKK.
27.2 Apabila Penyedia berpendapat tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai Masa
Pelaksanaan karena di luar pengendaliannya
yang dapat dibuktikan demikian, dan Penyedia
telah melaporkan kejadian tersebut kepada PPK,
dengan disertai bukti-bukti yang dapat disetujui
PPK, maka PPK dapat memberlakukan Peristiwa
Kompensasi dan melakukan penjadwalan
kembali pelaksanaan tugas Penyedia dengan
membuat adendum Kontrak.
27.3 Jika pekerjaan tidak selesai sesuai Masa
Pelaksanaan bukan akibat Keadaan Kahar atau
Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan
atau kelalaian Penyedia maka Penyedia
dikenakan denda.
27.4 Apabila diberlakukan serah terima sebagian
pekerjaan (secara parsial), Masa Pelaksanaan
dibuat berdasarkan bagian pekerjaan tersebut
sesuai dengan SSKK.
27.5 Bagian pekerjaan pada pasal 27.4 adalah bagian
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pemilihan.
28. Penundaan Oleh Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara
Pengawas Pekerjaan tertulis Penyedia untuk menunda pelaksanaan
pekerjaan. Setiap perintah penundaan ini harus segera
ditembuskan kepada PPK.
29. Rapat Pemantauan 29.1 Pengawas Pekerjaan atau Penyedia dapat
menyelenggarakan rapat pemantauan, dan
meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat
tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan
untuk membahas perkembangan pekerjaan dan
perencanaan atas sisa pekerjaan serta untuk
menindaklanjuti peringatan dini.
29.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh
Pengawas Pekerjaan dalam berita acara rapat,
dan rekamannya diserahkan kepada PPK dan
pihak-pihak yang menghadiri rapat.
29.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu
diputuskan, Pengawas Pekerjaan dapat
memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat
melalui pernyataan tertulis kepada semua pihak
yang menghadiri rapat.
30. Peringatan Dini 30.1 Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan
sedini mungkin Pengawas Pekerjaan atas
peristiwa atau kondisi tertentu yang dapat
mempengaruhi mutu pekerjaan, menaikkan
112
Harga Kontrak atau menunda penyelesaian
pekerjaan. Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan Penyedia untuk menyampaikan
secara tertulis perkiraan dampak peristiwa atau
kondisi tersebut di atas terhadap Harga Kontrak
dan Masa Pelaksanaan. Pernyataan perkiraan ini
harus sesegera mungkin disampaikan oleh
Penyedia.
30.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama dengan
Pengawas Pekerjaan untuk mencegah atau
mengurangi dampak peristiwa atau kondisi
tersebut.
B.3 Penyelesaian Kontrak
31. Serah Terima Pekerjaan 31.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
perseratus), sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Kontrak, Penyedia mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK untuk
serah terima pertama pekerjaan.
31.2 PPK memerintahkan Pengawas Pekerjaan untuk
melakukan pemeriksaan terhadap hasil
pekerjaan.
31.3 Pemeriksaan dilakukan terhadap kesesuaian
hasil pekerjaan terhadap kriteria/spesifikasi
yang tercantum dalam Kontrak.
31.4 Hasil pemeriksaan dari Pengawas Pekerjaan
disampaikan kepada PPK, apabila dalam
pemeriksaan hasil pekerjaan tidak sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam
Kontrak dan/atau cacat hasil pekerjaan, PPK
memerintahkan Penyedia untuk memperbaiki
dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan.
31.5 Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan
telah sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Kontrak maka PPK dan Penyedia
menandatangani Berita Acara Serah Terima
Pertama Pekerjaan.
31.6 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan
puluh lima perseratus) dari Harga Kontrak,
sedangkan yang 5% (lima perseratus)
merupakan retensi selama masa pemeliharaan,
atau pembayaran dilakukan sebesar 100%
(seratus perseratus) dari Harga Kontrak dan
Penyedia harus menyerahkan Jaminan
Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari
Harga Kontrak.
31.7 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan
selama Masa Pemeliharaan sehingga kondisi
tetap seperti pada saat penyerahan pertama
pekerjaan.
31.8 Masa Pemeliharaan paling singkat untuk
pekerjaan permanen selama 6 (enam) bulan,
sedangkan untuk pekerjaan semi permanen
selama 3 (tiga) bulan dan dapat melampaui
Tahun Anggaran. Lamanya Masa Pemeliharaan
ditetapkan dalam SSKK.
31.9 Setelah Masa Pemeliharaan berakhir, Penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis kepada
PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.
113
31.10 Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan,
Penyedia telah melaksanakan semua
kewajibannya selama Masa Pemeliharaan
dengan baik dan telah sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam Kontrak maka PPK dan
Penyedia menandatangani Berita Acara Serah
Terima Akhir Pekerjaan.
31.11 PPK wajib melakukan pembayaran sisa Harga
Kontrak yang belum dibayar atau
mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.
31.12 Apabila Penyedia tidak melaksanakan kewajiban
pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka
Kontrak dapat diputuskan sepihak oleh PPK dan
Penyedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur
dalam pasal 41.4.
31.13 Setelah penandatanganan Berita Acara Serah
Terima Akhir Pekerjaan, PPK menyerahkan hasil
pekerjaan kepada PA/KPA.
31.14 PA/KPA meminta PPHP untuk melakukan
pemeriksaan administratif terhadap hasil
pekerjaan yang diserahterimakan.
31.15 PPHP melakukan pemeriksaan administratif
proses pengadaan barang/jasa sejak
perencanaan pengadaan sampai dengan serah
terima hasil pekerjaan, meliputi dokumen
program/penganggaran, surat penetapan PPK,
dokumen perencanaan pengadaan, RUP/SIRUP,
dokumen persiapan pengadaan, dokumen
pemilihan Penyedia, dokumen Kontrak dan
perubahannya serta pengendaliannya, dan
dokumen serah terima hasil pekerjaan.
31.16 Apabila hasil pemeriksaan administrasi
ditemukan ketidaksesuaian/kekurangan, PPHP
melalui PA/KPA memerintahkan PPK untuk
memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan
dokumen administratif.
31.17 Hasil pemeriksaan administratif dituangkan
dalam Berita Acara.
31.18 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan
perbagian pekerjaan (secara parsial) yang
ketentuannya ditetapkan dalam SSKK.
31.19 Bagian pekerjaan yang dapat dilakukan serah
terima pekerjaan sebagian atau secara parsial
yaitu:
a. bagian pekerjaan yang tidak tergantung
satu sama lain; dan
b. bagian pekerjaan yang fungsinya tidak
terkait satu sama lain dalam pencapaian
kinerja pekerjaan.
31.20 Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan
secara parsial, maka cara pembayaran,
ketentuan denda dan kewajiban pemeliharaan
tersebut di atas disesuaikan.
31.21 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan
setelah serah terima pertama pekerjaan untuk
bagian pekerjaan (PHO parsial) tersebut
dilaksanakan sampai Masa Pemeliharaan bagian
114
pekerjaan tersebut berakhir sebagaimana yang
tercantum dalam SSKK.
31.22 Serah terima pertama pekerjaan untuk bagian
pekerjaan (PHO parsial) dituangkan dalam
Berita Acara.
32. Pengambilalihan PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan
dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat
keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.
33. Pedoman Pengoperasian 33.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk
dan Perawatan / kepada PPK tentang pedoman pengoperasian
Pemeliharaan dan perawatan/pemeliharaan sesuai dengan
SSKK.
33.2 Apabila Penyedia tidak memberikan pedoman
pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan,
PPK berhak menahan uang retensi atau Jaminan
Pemeliharaan.
B.4 Adendum
34. Perubahan Kontrak 34.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum
Kontrak.
34.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila
disetujui oleh para pihak, yang diakibatkan
beberapa hal berikut meliputi:
a. perubahan pekerjaan;
b. perubahan Harga Kontrak;
c. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan
dan/atau Masa Pelaksanaan;
d. perubahan Kontrak yang disebabkan
masalah administrasi.
34.3 Untuk kepentingan perubahan Kontrak, PPK
dapat meminta pertimbangan dari Pengawas
Pekerjaan dan Panitia Peneliti Pelaksanaan
Kontrak.
35. Perubahan Pekerjaan 35.1 Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi
lapangan pada saat pelaksanaan dengan gambar
dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan
dalam dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia
dapat melakukan perubahan pekerjaan, yang
meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume yang
tercantum dalam Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis
kegiatan/pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan/atau
gambar pekerjaan; dan/atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan pekerjaan.
35.2 Dalam hal tidak terjadi perubahan kondisi
lapangan seperti yang dimaksud pada pasal 35.1
namun ada perintah perubahan dari PPK, PPK
bersama Penyedia dapat menyepakati
perubahan pekerjaan yang meliputi:
a. menambah dan/atau mengurangi jenis
kegiatan/pekerjaan;
b. mengubah spesifikasi teknis dan/atau
gambar pekerjaan; dan/atau
c. mengubah jadwal pelaksanaan pekerjaan.
35.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK
secara tertulis kepada Penyedia kemudian
115
dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang
tercantum dalam Kontrak awal.
35.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita
Acara sebagai dasar penyusunan adendum
Kontrak.
35.5 Dalam hal perubahan pekerjaan sebagaimana
dimaksud pada pasal 35.1 dan 35.2
mengakibatkan penambahan Harga Kontrak,
perubahan Kontrak dilaksanakan dengan
ketentuan penambahan Harga Kontrak akhir
tidak melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari
harga yang tercantum dalam Kontrak awal dan
tersedianya anggaran.
36. Perubahan Harga 36.1 Perubahan Harga Kontrak dapat diakibatkan
oleh:
a. perubahan pekerjaan;
b. penyesuaian harga; dan/atau
c. Peristiwa Kompensasi.
36.2 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang
akan dilaksanakan berubah akibat perubahan
pekerjaan lebih dari 10% (sepuluh perseratus)
dari kuantitas awal, maka pembayaran volume
selanjutnya dengan menggunakan harga satuan
yang disesuaikan dengan negosiasi.
36.3 Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat
harga satuan timpang, maka harga satuan
timpang tersebut hanya berlaku untuk kuantitas
pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan. Untuk kuantitas pekerjaan tambahan
digunakan harga satuan berdasarkan hasil
negosiasi.
36.4 Apabila ada daftar mata pembayaran yang
masuk kategori harga satuan timpang, maka
dicantumkan dalam Lampiran A SSKK.
36.5 Apabila diperlukan mata pembayaran baru,
maka Penyedia jasa harus menyerahkan rincian
harga satuannya kepada PPK. Penentuan harga
satuan mata pembayaran baru dilakukan
dengan negosiasi.
36.6 Ketentuan penggunaan rumusan penyesuaian
harga adalah sebagai berikut:
a) harga yang tercantum dalam Kontrak dapat
berubah akibat adanya penyesuaian harga
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b) penyesuaian harga diberlakukan pada
Kontrak Tahun Jamak dengan yang masa
pelaksanaannya lebih dari 18 (delapan
belas) bulan;
c) penyesuaian harga satuan diberlakukan
mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak
pelaksanaan pekerjaan;
d) penyesuaian harga satuan berlaku bagi
seluruh kegiatan/mata pembayaran,
kecuali komponen keuntungan, biaya tidak
langsung (overhead cost) dan harga satuan
timpang sebagaimana tercantum dalam
penawaran;
116
e) penyesuaian harga satuan diberlakukan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang
tercantum dalam Kontrak awal/adendum
Kontrak;
f) penyesuaian harga satuan bagi komponen
pekerjaan yang berasal dari luar negeri,
menggunakan indeks penyesuaian harga
dari negara asal barang tersebut;
g) jenis pekerjaan baru dengan harga satuan
baru sebagai akibat adanya adendum
Kontrak dapat diberikan penyesuaian harga
mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak
adendum Kontrak tersebut ditandatangani;
h) indeks yang digunakan dalam pelaksanaan
Kontrak terlambat disebabkan oleh
kesalahan Penyedia adalah indeks terendah
antara jadwal Kontrak dan realisasi
pekerjaan;
i) jenis pekerjaan yang lebih cepat
pelaksanaannya diberlakukan penyesuaian
harga berdasarkan indeks harga pada saat
pelaksanaan.
36.7 Ketentuan lebih lanjut terkait penyesuaian
harga diatur dalam SSKK.
36.8 Ketentuan ganti rugi akibat Peristiwa
Kompensasi mengacu pada pasal Peristiwa
Kompensasi.
37. Perubahan Jadwal 37.1 Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan dapat
Pelaksanaan Pekerjaan diakibatkan oleh:
dan/atau Masa a. perubahan pekerjaan;
Pelaksanaan b. perpanjangan Masa Pelaksanaan; dan/atau
c. Peristiwa Kompensasi.
37.2 Perpanjangan Masa Pelaksanaan dapat
diberikan oleh PPK atas pertimbangan yang
layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut:
a. perubahan pekerjaan;
b. Peristiwa Kompensasi; dan/atau
c. Keadaan Kahar.
37.3 Masa Pelaksanaan dapat diperpanjang paling
kurang sama dengan waktu terhentinya Kontrak
akibat Keadaan Kahar atau waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
akibat dari ketentuan pada pasal 37.2 huruf a
atau b.
37.4 PPK dapat menyetujui perpanjangan Masa
Pelaksanaan atas Kontrak setelah melakukan
penelitian terhadap usulan tertulis yang
diajukan oleh Penyedia dalam jangka waktu
sesuai pertimbangan yang wajar setelah
Penyedia meminta perpanjangan. Jika Penyedia
lalai untuk memberikan peringatan dini atas
keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama
untuk mencegah keterlambatan sesegera
mungkin, maka keterlambatan seperti ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang
Masa Pelaksanaan.
37.5 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan dan Panitia Peneliti Pelaksanaan
117
Kontrak harus telah menetapkan ada tidaknya
perpanjangan dan untuk berapa lama.
37.6 Persetujuan perubahan jadwal pelaksanaan
dan/atau perpanjangan Masa Pelaksanaan
dituangkan dalam Adendum Kontrak.
37.7 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga
penyelesaian pekerjaan akan melampaui Masa
Pelaksanaan maka Penyedia berhak untuk
meminta perpanjangan Masa Pelaksanaan
berdasarkan data penunjang. PPK berdasarkan
pertimbangan Pengawas Pekerjaan
memperpanjang Masa Pelaksanaan secara
tertulis. Perpanjangan Masa Pelaksanaan harus
dilakukan melalui adendum Kontrak.
B.5 Keadaan Kahar
38. Keadaan Kahar 38.1 Contoh Keadaan Kahar tidak terbatas pada:
bencana alam, bencana non alam, bencana
sosial, pemogokan, kebakaran, kondisi cuaca
ekstrem, dan gangguan industri lainnya.
38.2 Tidak termasuk Keadaan Kahar adalah hal-hal
merugikan yang disebabkan oleh perbuatan
atau kelalaian para pihak.
38.3 Dalam hal terjadi keadaan kahar, PPK atau
Penyedia memberitahukan tentang terjadinya
Keadaan Kahar kepada salah satu pihak secara
tertulis dalam waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari kalender sejak menyadari atau
seharusnya menyadari atas kejadian atau
terjadinya Keadaan Kahar, dengan menyertakan
bukti serta hasil identifikasi kewajiban dan
kinerja pelaksanaan yang terhambat dan/atau
akan terhambat akibat Keadaan Kahar tersebut.
38.4 Bukti Keadaan Kahar dapat berupa :
a. pernyataan yang diterbitkan oleh
pihak/instansi yang berwenang sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan/atau
b. foto/video dokumentasi Keadaan Kahar
yang telah diverifikasi kebenarannya.
38.5 PPK meminta Pengawas Pekerjaan untuk
melakukan penelitian terhadap penyampaian
pemberitahuan Keadaan Kahar dan bukti
sebagaimana dimaksud pada pasal 38.4.
38.6 Dalam Keadaan Kahar, kegagalan salah satu
Pihak untuk memenuhi kewajibannya yang
ditentukan dalam Kontrak bukan merupakan
cidera janji atau wanprestasi apabila telah
dilakukan sesuai pada pasal 38.3. Kewajiban
yang dimaksud adalah hanya kewajiban dan
kinerja pelaksanaan terhadap pekerjaan/bagian
pekerjaan yang terdampak dan/atau akan
terdampak akibat dari Keadaan Kahar.
38.7 Dalam hal terjadi Keadaan Kahar, pelaksanaan
Kontrak dapat dihentikan. Penghentian Kontrak
karena Keadaan Kahar dapat bersifat
a. sementara hingga Keadaan Kahar berakhir;
atau
118
b. permanen apabila akibat Keadaan Kahar
tidak memungkinkan
dilanjutkan/diselesaikannya pekerjaan.
38.8 Penghentian Kontrak karena Keadaan Kahar
dilakukan secara tertulis oleh PPK dengan disertai
alasan penghentian pekerjaan.
38.9 Dalam hal pelaksanaan Kontrak dilanjutkan,
para pihak dapat melakukan perubahan
Kontrak. Masa Pelaksanaan dapat diperpanjang
sekurang-kurangnya sama dengan jangka
waktu terhentinya Kontrak akibat Keadaan
Kahar. Perpanjangan Masa Pelaksanaan dapat
melewati Tahun Anggaran.
38.10 Selama masa Keadaan Kahar, jika PPK
memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia
untuk sedapat mungkin meneruskan pekerjaan,
maka Penyedia berhak untuk menerima
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam
Kontrak dan mendapat penggantian biaya yang
wajar sesuai dengan kondisi yang telah
dikeluarkan untuk bekerja dalam Keadaan
Kahar. Penggantian biaya ini harus diatur dalam
suatu adendum Kontrak.
38.11 Dalam hal pelaksanaan Kontrak dihentikan,
para pihak menyelesaikan hak dan kewajiban
sesuai Kontrak. Penyedia berhak untuk
menerima pembayaran sesuai dengan prestasi
atau kemajuan hasil pekerjaan yang telah
dicapai setelah dilakukan
pengukuran/pemeriksaan bersama atau
berdasarkan hasil audit.
B.6 Penghentian dan Pemutusan Kontrak
39. Penghentian Kontrak Penghentian Kontrak dapat dilakukan karena terjadi
Keadaan Kahar sebagaimana dimaksud pada pasal 38.
40. Pemutusan Kontrak 40.1 Pemutusan Kontrak dapat dilakukan oleh PPK
atau Penyedia.
40.2 Pemutusan kontrak dilakukan sekurang-
kurangnya 14 (empat belas) hari kalender
setelah PPK/Penyedia menyampaikan
pemberitahuan rencana Pemutusan Kontrak
secara tertulis kepada Penyedia/PPK.
40.3 Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak oleh
salah satu pihak maka PPK membayar kepada
Penyedia sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan yang telah diterima oleh PPK
dikurangi denda yang harus dibayar Penyedia
(apabila ada), serta Penyedia menyerahkan
semua hasil pelaksanaan kepada PPK dan
selanjutnya menjadi hak milik PPK.
41. Pemutusan Kontrak oleh 41.1 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
PPK Undang-Undang Hukum Perdata, PPK dapat
melakukan pemutusan Kontrak apabila:
a. Penyedia terbukti melakukan KKN,
kecurangan dan/atau pemalsuan dalam
proses pengadaan yang diputuskan oleh
Instansi yang berwenang;
b. pengaduan tentang penyimpangan
prosedur, dugaan KKN dan/atau
pelanggaran persaingan sehat dalam
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
119
dinyatakan benar oleh Instansi yang
berwenang;
c. Penyedia berada dalam keadaan pailit;
d. Penyedia terbukti dikenakan Sanksi Daftar
Hitam sebelum penandatanganan Kontrak;
e. Penyedia gagal memperbaiki kinerja setelah
mendapat Surat Peringatan Kontrak Kritis
berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali;
f. Penyedia tidak mempertahankan
berlakunya Jaminan Pelaksanaan;
g. Penyedia lalai/cidera janji dalam
melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan;
h. berdasarkan penelitian PPK, Penyedia tidak
akan mampu menyelesaikan keseluruhan
pekerjaan walaupun diberikan kesempatan
sampai dengan 50 (lima puluh) hari
kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan untuk
menyelesaikan pekerjaan;
i. setelah diberikan kesempatan
menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50
(lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan,
Penyedia tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan;
j. Penyedia menghentikan pekerjaan selama
28 (dua puluh delapan) hari kalender dan
penghentian ini tidak tercantum dalam
jadwal pelaksanaan pekerjaan serta tanpa
persetujuan pengawas pekerjaan; atau
k. Penyedia mengalihkan seluruh Kontrak
bukan dikarenakan pergantian nama
Penyedia.
41.2 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan pada
Masa Pelaksanaan karena kesalahan Penyedia,
maka:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. sisa uang muka harus dilunasi oleh
Penyedia atau Jaminan Uang Muka
dicairkan (apabila diberikan);
c. Penyedia membayar denda (apabila ada);
dan
d. Penyedia dikenakan Sanksi Daftar Hitam
41.3 Pencairan jaminan sebagaimana dimaksud pada
pasal 41.2 di atas, dicairkan dan disetorkan
sesuai ketentuan dalam SSKK.
41.4 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan pada
Masa Pemeliharaan karena kesalahan Penyedia,
maka:
a. PPK berhak untuk tidak membayar retensi
atau Jaminan Pemeliharaan dicairkan untuk
membiayai perbaikan/pemeliharaan; dan
b. Penyedia dikenakan sanksi Daftar Hitam.
41.5 Dalam hal terdapat nilai sisa penggunaan uang
retensi atau uang pencairan Jaminan
Pemeliharaan untuk membiayai
120
pembiayaan/pemeliharaan maka PPK wajib
menyetorkan sebagaimana ditetapkan dalam
SSKK.
41.6 Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak secara
sepihak oleh PPK karena kesalahan Penyedia,
maka Pokja Pemilihan dapat menunjuk
pemenang cadangan berikutnya pada paket
pekerjaan yang sama atau Penyedia yang
mampu dan memenuhi syarat.
42. Pemutusan Kontrak oleh Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Penyedia Undang-Undang Hukum Perdata, Penyedia dapat
melakukan pemutusan Kontrak apabila:
a. setelah mendapatkan persetujuan PPK, Pengawas
Pekerjaan memerintahkan Penyedia untuk
menunda pelaksanaan pekerjaan atau kelanjutan
pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik selama
28 (dua puluh delapan) hari kalender;
b. PPK tidak menerbitkan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) untuk pembayaran tagihan
angsuran sesuai dengan yang disepakati
sebagaimana tercantum dalam SSKK.
43. Berakhirnya Kontrak Kontrak berakhir apabila pekerjaan telah selesai dan
hak dan kewajiban para pihak yang terdapat dalam
Kontrak sudah terpenuhi.
44. Keterlambatan 44.1 Apabila Penyedia terlambat melaksanakan
Pelaksanaan Pekerjaan pekerjaan sesuai jadwal, maka PPK harus
dan Kontrak Kritis memberikan peringatan secara tertulis atau
memberlakukan ketentuan kontrak kritis.
44.2 Kontrak dinyatakan kritis apabila:
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan
0% - 70% dari Kontrak), selisih
keterlambatan antara realisasi fisik
pelaksanaan dengan rencana lebih besar
10%
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan
70% - 100% dari Kontrak), selisih
keterlambatan antara realisasi fisik
pelaksanaan dengan rencana lebih besar
5%;
c. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan
70% - 100% dari Kontrak), selisih
keterlambatan antara realisasi fisik
pelaksanaan dengan rencana pelaksanaan
kurang dari 5% dan akan melampaui tahun
anggaran berjalan.
44.3 Penanganan kontrak kritis dilakukan dengan
rapat pembuktian (show cause meeting/SCM)
a. Pada saat Kontrak dinyatakan kritis,
Pengawas Pekerjaan memberikan
peringatan secara tertulis kepada Penyedia
dan selanjutnya menyelenggarakan Rapat
Pembuktian (SCM) Tahap I.
b. Dalam SCM Tahap I, PPK, Pengawas
Pekerjaan dan Penyedia membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh Penyedia dalam periode
waktu tertentu (uji coba pertama) yang
dituangkan dalam Berita Acara SCM Tahap
I.
121
c. Apabila Penyedia gagal pada uji coba
pertama, maka PPK menerbitkan Surat
Peringatan Kontrak Kritis I dan harus
diselenggarakan SCM Tahap II yang
membahas dan menyepakati besaran
kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
Penyedia dalam waktu tertentu (uji coba
kedua) yang dituangkan dalam Berita Acara
SCM Tahap II.
d. Apabila Penyedia gagal pada uji coba kedua,
maka PPK menerbitkan Surat Peringatan
Kontrak Kritis II dan harus diselenggarakan
SCM Tahap III yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh Penyedia dalam waktu
tertentu (uji coba ketiga) yang dituangkan
dalam Berita Acara SCM Tahap III.
e. Apabila Penyedia gagal pada uji coba ketiga,
maka PPK menerbitkan Surat Peringatan
Kontrak Kritis III dan PPK dapat melakukan
pemutusan Kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
f. Apabila uji coba berhasil, namun pada
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya Kontrak
dinyatakan kritis lagi maka berlaku
ketentuan SCM dari awal.
45. Pemberian Kesempatan 45.1 Dalam hal diperkirakan Penyedia gagal
menyelesaikan pekerjaan sampai Masa
Pelaksanaan berakhir, namun PPK menilai
bahwa Penyedia mampu menyelesaikan
pekerjaan, PPK dapat memberikan kesempatan
kepada Penyedia untuk menyelesaikan
pekerjaan.
45.2 Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk
menyelesaikan pekerjaan dimuat dalam
adendum Kontrak yang didalamnya mengatur:
a. waktu pemberian kesempatan penyelesaian
pekerjaan;
b. pengenaan sanksi denda keterlambatan
kepada Penyedia;
c. perpanjangan masa berlaku Jaminan
Pelaksanaan; dan
d. sumber dana untuk membiayai
penyelesaian sisa pekerjaan yang akan
dilanjutkan ke Tahun Anggaran berikutnya
dari DIPA/DPA Tahun Anggaran
berikutnya, apabila pemberian kesempatan
melampaui Tahun Anggaran.
45.3 Pemberian kesempatan kepada Penyedia
menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50
(lima puluh) hari kalender, sejak Masa
Pelaksanaan berakhir.
45.4 Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk
menyelesaikan pekerjaan dapat melampaui
Tahun Anggaran.
46. Peninggalan Semua bahan, perlengkapan, peralatan, hasil pekerjaan
sementara yang masih berada di lokasi kerja setelah
pemutusan Kontrak akibat kelalaian atau kesalahan
122
Penyedia, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh PPK
tanpa kewajiban perawatan/pemeliharaan.
Pengambilan kembali semua peninggalan tersebut oleh
Penyedia hanya dapat dilakukan setelah
mempertimbangkan kepentingan PPK.
HAK DAN KEWAJIBAN PENYEDIA
47. Hak dan Kewajiban Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang
Penyedia harus dilaksanakan oleh Penyedia dalam melaksanakan
Kontrak, meliputi :
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan harga dan ketentuan yang
telah ditetapkan dalam Kontrak;
b. meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan
prasarana dari PPK untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik
kepada PPK;
d. melaksanakan, menyelesaikan dan menyerahkan
pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan dan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam Kontrak;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara
cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan
menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan
segala pekerjaan permanen maupun sementara
yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian
dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam
Kontrak;
f. memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang
dilakukan PPK;
g. mengambil langkah-langkah yang memadai dalam
rangka memberi perlindungan kepada setiap orang
yang berada di tempat kerja maupun masyarakat
dan lingkungan sekitar yang berhubungan dengan
pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan
kerja konstruksi dan proses produksi;
h. melaksanakan semua perintah Pengawas Pekerjaan
yang sesuai dengan kewenangan Pengawas
Pekerjaan dalam Kontrak ini;
i. hak dan kewajiban lain yang timbul akibat lingkup
pekerjaan ditentukan di SSKK.
48. Penggunaan Dokumen- Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan
Dokumen Kontrak dan menginformasikan dokumen Kontrak atau dokumen
Informasi lainnya yang berhubungan dengan Kontrak untuk
kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis
dan/atau gambar-gambar, serta informasi lain yang
berkaitan dengan Kontrak, kecuali dengan izin tertulis
dari PPK sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
49. Hak Kekayaan Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan
Intelektual atau klaim dari pihak ketiga yang disebabkan
penggunaan atau atas pelanggaran Hak Kekayaan
Intelektual oleh Penyedia.
50. Penanggungan Risiko 50.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,
membebaskan, dan menanggung tanpa batas
PPK beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban,
123
kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau
tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum,
dan biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta
instansinya (kecuali kerugian yang mendasari
tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau
kelalaian berat PPK) sehubungan dengan klaim
yang timbul dari hal-hal berikut terhitung sejak
Tanggal Mulai Kerja sampai dengan Tanggal
Penyerahan Akhir Pekerjaan :
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan
harta benda Penyedia, Subpenyedia (jika
ada), dan tenaga kerja konstruksi;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian tenaga
kerja konstruksi;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda,
dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak
ketiga.
50.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai
dengan Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan,
semua risiko kehilangan atau kerusakan hasil
pekerjaan ini, bahan dan perlengkapan
merupakan risiko Penyedia, kecuali kerugian
atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh
kesalahan atau kelalaian PPK.
50.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
Penyedia tidak membatasi kewajiban
penanggungan dalam pasal ini.
50.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap hasil
pekerjaan atau bahan yang menyatu dengan
hasil pekerjaan sejak Tanggal Mulai Kerja
sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan harus diganti atau diperbaiki oleh
Penyedia atas tanggungannya sendiri jika
kehilangan atau kerusakan tersebut terjadi
akibat tindakan atau kelalaian Penyedia.
51. Perlindungan Tenaga 51.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas
Kerja biaya sendiri untuk mengikutsertakan Tenaga
Kerja Konstruksinya pada program Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
51.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan
memerintahkan Tenaga Kerja Konstruksinya
untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja.
Pada waktu pelaksanaan pekerjaan, Penyedia
beserta Tenaga Kerja Konstruksinya dianggap
telah membaca dan memahami peraturan
keselamatan kerja tersebut.
51.3 Penyedia berkewajiban untuk menyediakan kepada
setiap Tenaga Kerja Konstruksinya (termasuk
Tenaga Kerja Konstruksi Subpenyedia, jika ada)
perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dan
memadai.
51.4 Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia untuk
melaporkan kecelakaan berdasarkan hukum
yang berlaku, Penyedia wajib melaporkan
kepada PPK mengenai setiap kecelakaan yang
timbul sehubungan dengan pelaksanaan
Kontrak ini dalam waktu 24 (dua puluh empat)
jam setelah kejadian.
124
52. Pemeliharaan Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-
Lingkungan langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan
baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan
membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga
dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan
Kontrak ini, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai
pengelolaan lingkungan hidup.
53. Asuransi 53.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak
SPMK sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan untuk barang yang mempunyai risiko
tinggi terjadinya kecelakaan dalam pelaksanaan
pekerjaan atas segala risiko terhadap
kecelakaan, kerusakan akibat kecelakaan,
kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat
diduga.
53.2 Penyedia wajib menyediakan asuransi bagi
pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di lokasi
kerja.
53.3 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam
penawaran dan termasuk dalam Harga Kontrak.
54. Tindakan Penyedia yang 54.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan
Mensyaratkan lebih dahulu persetujuan tertulis PPK sebelum
Persetujuan PPK atau melakukan tindakan-tindakan berikut:
Pengawas Pekerjaan a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan
dalam Lampiran A SSKK;
b. menunjuk Personel Manajerial yang
namanya tidak tercantum dalam Lampiran
A SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan RMPK dan
RKK;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
54.2 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan
lebih dahulu persetujuan tertulis Pengawas
Pekerjaan sebelum melakukan tindakan-
tindakan berikut:
a. melaksanakan setiap tahapan pekerjaan
berdasarkan rencana kerja dan metode
kerja;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis
asuransi;
c. mengubah Personel Manajerial dan/atau
Peralatan Utama;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
55. Laporan Hasil Pekerjaan 55.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama
pelaksanaan kontrak untuk menetapkan volume
pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil
pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam
laporan kemajuan hasil pekerjaan.
55.2 Untuk kepentingan pengendalian dan
pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh
aktivitas kegiatan pekerjaan dilokasi pekerjaan
dicatat dalam buku harian sebagai bahan
laporan harian pekerjaan yang berisi rencana
dan realisasi pekerjaan harian.
125
55.3 Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di
lokasi pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja konstruksi untuk
tiap macam tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis dan kuantitas pekerjaan yang
dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan
peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan
dengan pelaksanaan pekerjaan.
55.4 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman
laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-
hal penting yang perlu ditonjolkan.
55.5 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
55.6 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, PPK dan Penyedia
membuat foto-foto dokumentasi dan video
pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan sesuai
kebutuhan.
55.7 Laporan hasil pekerjaan dibuat oleh Penyedia,
diperiksa oleh Pengawas Pekerjaan, dan
disetujui oleh PPK/pihak PPK.
56. Kepemilikan Dokumen Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan,
dan dokumen-dokumen lain serta piranti lunak yang
dipersiapkan oleh Penyedia berdasarkan Kontrak ini
sepenuhnya merupakan hak milik PPK. Penyedia paling
lambat pada waktu pemutusan atau penghentian atau
akhir Masa Kontrak berkewajiban untuk menyerahkan
semua dokumen dan piranti lunak tersebut beserta
daftar rinciannya kepada PPK. Penyedia dapat
menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap dokumen dan
piranti lunak tersebut. Pembatasan (jika ada) mengenai
penggunaan dokumen dan piranti lunak tersebut di atas
di kemudian hari diatur dalam SSKK.
57. Kerjasama Antara 57.1 Penyedia hanya boleh melakukan subkontrak
Penyedia dan sebagian pekerjaan utama kepada Penyedia
Subpenyedia Spesialis dan/atau pekerjaan bukan pekerjaan
utama kepada Penyedia Usaha Kecil.
57.2 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian
pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut.
57.3 Subpenyedia dilarang mengalihkan atau
mensubkontrakkan pekerjaan.
57.4 Apabila Penyedia yang ditunjuk merupakan
Penyedia Usaha Kecil, maka pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan sendiri oleh Penyedia yang
ditunjuk dan dilarang dialihkan atau
disubkontrakkan kepada pihak lain.
57.5 Penyedia Usaha Non Kecil yang melakukan
kerjasama dengan Subpenyedia hanya boleh
melaksanakan sesuai dengan daftar bagian
126
pekerjaan yang disubkontrakkan (apabila ada)
yang dituangkan dalam Lampiran A SSKK.
57.6 Lampiran A SSKK (Daftar Pekerjaan yang
Disubkontrakkan dan Subpenyedia) tidak boleh
diubah kecuali atas persetujuan tertulis dari PPK
dan dituangkan dalam adendum Kontrak.
57.7 Pelaksanaan Kerjasama Antara Penyedia dan
Subpenyedia diawasi oleh Pengawas Pekerjaan
dan Penyedia melaporkan secara periodik
kepada PPK.
57.8 Apabila Penyedia melanggar ketentuan
sebagaimana diatur pada pasal 57.4 atau 57.5
maka akan dikenakan denda senilai pekerjaan
yang disubkontrakkan tersebut.
58. Penyedia Lain Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama dan
menggunakan lokasi kerja termasuk jalan akses
bersama-sama dengan Penyedia Lain (jika ada) dan
pihak-pihak lainnya yang berkepentingan atas lokasi
kerja. Jika dipandang perlu, PPK dapat memberikan
jadwal kerja Penyedia Lain di lokasi kerja.
59. Alih Dalam hal pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi
Pengalaman/Keahlian dengan nilai pagu anggaran di atas
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah),
Penyedia diwajibkan memberikan alih
pengalaman/keahlian bidang konstruksi melalui sistem
kerja praktik/magang sesuai dengan jumlah yang
disepakati pada saat Rapat Persiapan Penunjukan
Penyedia.
60. Pembayaran Denda Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi
finansial berupa denda sebagai akibat wanprestasi atau
cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban Penyedia
dalam Kontrak ini. PPK mengenakan denda dengan
memotong angsuran pembayaran prestasi pekerjaan
Penyedia. Pembayaran denda tidak mengurangi
tanggung jawab kontraktual Penyedia.
61. Jaminan 61.1 Jaminan yang digunakan dalam pelaksanaan
Kontrak ini dapat berupa bank garansi atau
surety bond. Jaminan bersifat tidak bersyarat,
mudah dicairkan, dan harus dicairkan oleh
penerbit jaminan paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja setelah surat perintah pencairan dari
PPK atau pihak yang diberi kuasa oleh PPK
diterima.
61.2 Penerbit Jaminan selain Bank Umum harus telah
ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas
Jasa Keuangan (OJK)
61.3 Penggunaan Jaminan Pelaksanaan, Jaminan
Uang Muka dan Jaminan Pemeliharaan sebagai
berikut:
a. paket pekerjaan sampai dengan
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) dapat diterbitkan oleh:
1) Bank Umum;
2) Perusahaan Asuransi;
3) Perusahaan Penjaminan;
4) lembaga keuangan khusus yang
menjalankan usaha di bidang
pembiayaan, penjaminan, dan asuransi
127
untuk mendorong ekspor Indonesia
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang
lembaga pembiayaan ekspor Indonesia;
atau
5) Konsorsium Perusahaan Asuransi
Umum/Konsorsium Lembaga
Penjaminan/Konsorsium Perusahaan
Penjaminan yang mempunyai program
asuransi kerugian (suretyship).
b. paket pekerjaan di atas
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) dapat diterbitkan oleh:
1) Bank Umum; atau
2) Konsorsium Perusahaan Asuransi
Umum/Konsorsium Lembaga
Penjaminan/Konsorsium Perusahaan
Penjaminan yang mempunyai program
asuransi kerugian (suretyship).
61.4 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK
setelah diterbitkannya Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebelum
dilakukan Penandatanganan Kontrak dengan
besar:
a. 5% (lima perseratus) dari Harga Kontrak;
atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total HPS
untuk harga penawaran atau penawaran
terkoreksi di bawah 80% (delapan puluh
perseratus) nilai total HPS.
61.5 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan paling
kurang sejak tanggal penandatanganan Kontrak
sampai dengan Tanggal Penyerahan Pertama
Pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).
61.6 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah
pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
perseratus) dan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan atau menahan uang retensi
sebesar 5% (lima perseratus) dari Harga
Kontrak;
61.7 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK
dalam rangka pengambilan uang muka yang
besarannya paling kurang sama dengan
besarnya uang muka yang diterima Penyedia.
61.8 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi
secara proporsional sesuai dengan sisa uang
muka yang diterima.
61.9 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka paling
kurang sejak tanggal persetujuan pemberian
uang muka sampai dengan Tanggal Penyerahan
Pertama Pekerjaan (PHO).
61.10 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK
setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100%
(seratus perseratus).
61.11 Pengembalian Jaminan Pemeliharaan dilakukan
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
Masa Pemeliharaan selesai dan pekerjaan
diterima dengan baik sesuai dengan ketentuan
Kontrak.
128
61.12 Masa berlaku Jaminan Pemeliharaan paling
kurang sejak Tanggal Penyerahan Pertama
Pekerjaan sampai dengan Tanggal Penyerahan
Akhir Pekerjaan (Final Hand Over/FHO).
HAK DAN KEWAJIBAN PPK
62. Hak dan Kewajiban PPK Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh PPK dalam melaksanakan
Kontrak, meliputi :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia;
b. menerima laporan-laporan secara periodik
mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia;
c. menerima hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal
penyerahan pekerjaan dan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Kontrak.
d. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang
tercantum dalam Kontrak yang telah ditetapkan
kepada Penyedia;
e. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana
yang dibutuhkan oleh Penyedia untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
dan
f. menilai kinerja Penyedia.
63. Fasilitas PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan
prasarana atau kemudahan lainnya (jika ada) yang
tercantum dalam SSKK untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan ini.
64. Peristiwa Kompensasi 64.1 Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada
Penyedia yaitu:
a. PPK mengubah jadwal pekerjaan yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada
Penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar,
spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal
yang dibutuhkan;
d. Penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai
jadwal dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak
Penyedia untuk melakukan pengujian
tambahan yang setelah dilaksanakan
pengujian ternyata tidak ditemukan
kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan
pelaksanaan pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi
kondisi tertentu yang tidak dapat diduga
sebelumnya yang disebabkan/tidak
disebabkan oleh PPK; atau
h. ketentuan lain dalam SSKK.
64.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan
pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan
penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban
untuk membayar ganti rugi dan/atau
memberikan perpanjangan Masa Pelaksanaan.
64.3 Ganti rugi akibat Peristiwa Kompensasi hanya
dapat dibayarkan jika berdasarkan data
penunjang dan perhitungan kompensasi yang
129
diajukan oleh Penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan kerugian nyata.
64.4 Perpanjangan Masa Pelaksanaan hanya dapat
diberikan jika berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan oleh
Penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan perlunya
tambahan waktu akibat Peristiwa Kompensasi.
64.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau
perpanjangan Masa Pelaksanaan jika Penyedia
gagal atau lalai untuk memberikan peringatan
dini dalam mengantisipasi atau mengatasi
dampak Peristiwa Kompensasi.
TENAGA KERJA KONSTRUKSI DAN/ATAU PERALATAN PENYEDIA
65. Tenaga Kerja Konstruksi 65.1 Setiap Tenaga Kerja Konstruksi yang bekerja
pada pekerjaan ini wajib memiliki sertifikat
kompetensi kerja.
65.2 Tenaga Kerja Konstruksi selain Personel
Manajerial yang bekerja/akan bekerja pada
pekerjaan ini dan belum memiliki sertifikat
kompetensi kerja, maka Penyedia wajib
memastikan dipenuhinya persyaratan sertifikat
kompetensi kerja sepanjang Masa Pelaksanaan.
66. Personel Manajerial 66.1 Personel Manajerial yang ditempatkan dan
dan/atau Peralatan diperkerjakan harus sesuai dengan yang
Utama tercantum dalam Lampiran A SSKK.
66.2 Peralatan Utama yang ditempatkan dan
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan adalah
peralatan yang laik dan harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Lampiran A SSKK.
66.3 Penggantian Personel Manajerial dan/atau
Peralatan Utama tidak boleh dilakukan kecuali
atas persetujuan tertulis dari PPK dan
dituangkan dalam adendum Kontrak.
66.4 Jika penggantian Personel Manajerial dan/atau
Peralatan Utama perlu dilakukan, maka
Penyedia berkewajiban untuk menyediakan
pengganti dengan kualifikasi yang setara atau
lebih baik dari tenaga kerja konstruksi dan/atau
peralatan yang digantikan tanpa biaya
tambahan apapun.
66.5 PPK dapat menyetujui penempatan/penggantian
Personel Manajerial dan/atau Peralatan Utama
menurut kualifikasi yang dibutuhkan setelah
mendapat rekomendasi dari Pengawas
Pekerjaan.
66.6 Jika PPK menilai bahwa Personel Manajerial :
1) tidak mampu atau tidak dapat melakukan
pekerjaan dengan baik;
2) berkelakuan tidak baik; dan/atau
3) mengabaikan pekerjaan yang menjadi
tugasnya;
maka Penyedia berkewajiban untuk
menyediakan pengganti dan menjamin Personel
Manajerial tersebut meninggalkan lokasi kerja
dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak
diminta oleh PPK
66.7 Personel Manajerial berkewajiban untuk
menjaga kerahasiaan pekerjaannya. Jika
130
diperlukan oleh PPK, Personel Manajerial dapat
sewaktu-waktu disyaratkan untuk menjaga
kerahasiaan pekerjaan di bawah sumpah.
66.8 Apabila ada penambahan Personel Manajerial
dan/atau Peralatan Utama maka penambahan
tersebut harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari PPK dan dituangkan dalam
Lampiran A SSKK.
PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA
67. Harga Kontrak 67.1 PPK membayar kepada Penyedia atas
pelaksanaan pekerjaan dalam Kontrak sebesar
Harga Kontrak.
67.2 Harga Kontrak telah memperhitungkan
meliputi:
a. beban pajak;
b. keuntungan dan biaya overhead (biaya
umum);
c. biaya pelaksanaan pekerjaan; dan
d. biaya penyelenggaraan keamanan dan
kesehatan kerja serta keselamatan
konstruksi.
67.3 Rincian Harga Kontrak sesuai dengan rincian
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
68. Pembayaran 68.1 Uang Muka
a. Uang muka dibayar untuk membiayai
mobilisasi peralatan/tenaga kerja
konstruksi, pembayaran uang tanda jadi
kepada pemasok bahan/material dan/atau
untuk persiapan teknis lain.
b. Untuk usaha kecil, uang muka dapat
diberikan paling tinggi 30% (tiga puluh
perseratus) dari Harga Kontrak.
c. Untuk usaha non kecil, uang muka dapat
diberikan paling tinggi 20% (dua puluh
perseratus) dari Harga Kontrak.
d. Untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka
dapat diberikan paling tinggi 15% (lima
belas perseratus) dari Harga Kontrak.
e. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK
dan dibayar setelah Penyedia menyerahkan
Jaminan Uang Muka paling sedikit sebesar
uang muka yang diterima.
f. Dalam hal diberikan uang muka, maka
Penyedia harus mengajukan permohonan
pengambilan uang muka secara tertulis
kepada PPK disertai dengan rencana
penggunaan uang muka untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak dan
rencana pengembaliannya.
g. PPK harus mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) kepada Pejabat
Penandatanganan Surat Perintah Membayar
(PPSPM) untuk permohonan tersebut pada
huruf f, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah Jaminan Uang Muka diterima.
h. Pengembalian uang muka harus
diperhitungkan berangsur-angsur secara
proporsional pada setiap pembayaran
131
prestasi pekerjaan dan paling lambat harus
lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi
100% (seratus perseratus).
68.2 Prestasi pekerjaan
Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang
disepakati dilakukan oleh PPK, dengan
ketentuan:
a. Penyedia telah mengajukan tagihan disertai
laporan kemajuan hasil pekerjaan;
b. pembayaran dilakukan tidak boleh melebihi
kemajuan hasil pekerjaan yang telah
dicapai dan diterima oleh PPK;
c. pembayaran dilakukan terhadap pekerjaan
yang sudah terpasang;
d. pembayaran dilakukan dengan sistem
bulanan atau sistem termin sesuai ketentuan
dalam SSKK;
e. pembayaran harus memperhitungkan:
1) angsuran uang muka;
2) peralatan dan/atau bahan yang
menjadi bagian permanen dari hasil
pekerjaan yang akan diserahterimakan
(material on site) yang sudah dibayar
sebelumnya;
3) denda (apabila ada);
4) pajak; dan/atau
5) uang retensi.
f. untuk Kontrak yang mempunyai
subkontrak, permintaan pembayaran harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada
seluruh Subpenyedia sesuai dengan prestasi
pekerjaan. Pembayaran kepada
Subpenyedia dilakukan sesuai prestasi
pekerjaan yang selesai dilaksanakan oleh
Subpenyedia tanpa harus menunggu
pembayaran terlebih dahulu dari PPK;
g. pembayaran terakhir hanya dilakukan
setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
perseratus) dan Berita Acara Serah Terima
Pertama Pekerjaan ditandatangani oleh PPK
dan Penyedia;
h. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja
setelah pengajuan permintaan pembayaran
dari Penyedia diterima harus sudah
mengajukan Surat Permintaan Pembayaran
kepada Pejabat Penandatanganan Surat
Perintah Membayar (PPSPM);
i. apabila terdapat ketidaksesuaian dalam
perhitungan angsuran, tidak akan menjadi
alasan untuk menunda pembayaran. PPK
dapat meminta Penyedia untuk
menyampaikan perhitungan prestasi
sementara dengan mengesampingkan hal-
hal yang sedang menjadi perselisihan.
68.3 Bahan dan/atau peralatan yang menjadi bagian
permanen dari hasil pekerjaan sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam SSKK. Bahan
dan/atau peralatan yang menjadi bagian dari
hasil pekerjaan memenuhi ketentuan:
132
a. bahan dan/atau peralatan yang belum
dilakukan uji fungsi (commisioning), serta
merupakan bagian dari pekerjaan utama
harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
(1) berada di lokasi pekerjaan sebagaimana
tercantum dalam Kontrak dan
perubahannya;
(2) memiliki sertifikat uji mutu dari
pabrikan/produsen;
(3) bersertifikat garansi dari
produsen/agen resmi yang ditunjuk
oleh produsen;
(4) disetujui oleh PPK sesuai dengan
capaian fisik yang diterima;
(5) dilarang dipindahkan dari area lokasi
pekerjaan dan/atau dipindah-
tangankan oleh pihak manapun; dan
(6) keamanan penyimpanan dan risiko
kerusakan sebelum diserahterimakan
secara satu kesatuan fungsi merupakan
tanggung jawab Penyedia.
b. sertifikat uji mutu dan sertifikat garansi
tidak diperlukan dalam hal peralatan
dan/atau bahan dibuat/dirakit oleh
Penyedia;
c. besaran yang akan dibayarkan dari material
on site (berkisar antara 50% sampai dengan
70%);
d. besaran nilai pembayaran dan jenis material
on site dicantumkan di dalam SSKK.
68.4 Denda dan Ganti Rugi
a. Denda merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada Penyedia, antara lain:
denda keterlambatan dalam penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan, denda
keterlambatan dalam perbaikan Cacat
Mutu, denda terkait pelanggaran ketentuan
subkontrak.
b. Ganti rugi merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada PPK maupun Penyedia
karena terjadinya cidera janji/wanprestasi.
Besarnya sanksi ganti rugi adalah sebesar
nilai kerugian yang ditimbulkan.
c. Besarnya denda keterlambatan yang
dikenakan kepada Penyedia atas
keterlambatan penyelesaian pekerjaan
adalah:
1) 1‰ (satu perseribu) dari harga bagian
Kontrak yang tercantum dalam Kontrak
(sebelum PPN); atau
2) 1‰ (satu perseribu) dari Harga
Kontrak (sebelum PPN);
sesuai yang ditetapkan dalam SSKK.
d. Besarnya ganti rugi sebagai akibat Peristiwa
Kompensasi yang dibayar oleh PPK atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar
bunga dari nilai tagihan yang terlambat
dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga
yang berlaku pada saat itu menurut
133
ketetapan Bank Indonesia, sepanjang telah
diputuskan oleh lembaga yang berwenang;
e. Pembayaran denda dan/atau ganti rugi
diperhitungkan dalam pembayaran prestasi
pekerjaan.
f. Ganti rugi kepada Penyedia dapat
mengubah Harga Kontrak setelah
dituangkan dalam adendum kontrak.
g. Pembayaran ganti rugi dilakukan oleh PPK,
apabila Penyedia telah mengajukan tagihan
disertai perhitungan dan data-data.
69. Hari Kerja 69.1 Orang hari standar atau satu hari orang bekerja
adalah 8 (delapan) jam, terdiri atas 7 (tujuh) jam
kerja (efektif) dan 1 (satu) jam istirahat.
69.2 Penyedia tidak diperkenankan melakukan
pekerjaan apapun di lokasi kerja pada waktu
yang secara ketentuan peraturan perundang-
undangan dinyatakan sebagai hari libur atau di
luar jam kerja normal, kecuali:
a. dinyatakan lain di dalam Kontrak;
b. PPK memberikan izin; atau
c. pekerjaan tidak dapat ditunda, atau untuk
keselamatan/perlindungan masyarakat,
dimana Penyedia harus segera
memberitahukan urgensi pekerjaan
tersebut kepada Pengawas Pekerjaan dan
PPK.
69.3 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan
datanya disimpan oleh Penyedia. Daftar
pembayaran masing-masing pekerja dapat
diperiksa oleh PPK.
69.4 Untuk pekerjaan yang dilakukan di luar hari
kerja efektif dan jam kerja normal harus
mengikuti ketentuan Menteri yang membidangi
ketenagakerjaan.
69.5 Pelaksanaan pekerjaan di luar hari kerja efektif
dan/atau jam kerja normal harus diawasi oleh
Pengawas Pekerjaan.
70. Perhitungan Akhir 70.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan
terakhir dilakukan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus perseratus) dan berita acara serah
terima pertama pekerjaan telah ditandatangani
oleh kedua pihak.
70.2 Sebelum pembayaran terakhir dilakukan,
Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan
kepada Pengawas Pekerjaan rincian
perhitungan nilai tagihan terakhir yang jatuh
tempo. PPK berdasarkan hasil penelitian tagihan
oleh Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk
menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan
angsuran terakhir paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja terhitung sejak tagihan dan dokumen
penunjang dinyatakan lengkap dan diterima
oleh Pengawas Pekerjaan.
71. Penangguhan 71.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap
angsuran prestasi pekerjaan Penyedia jika
Penyedia gagal atau lalai memenuhi kewajiban
kontraktualnya, termasuk penyerahan setiap
134
Hasil Pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
71.2 PPK secara tertulis memberitahukan kepada
Penyedia tentang penangguhan hak
pembayaran, disertai alasan-alasan yang jelas
mengenai penangguhan tersebut. Penyedia
diberi kesempatan untuk memperbaiki dalam
jangka waktu tertentu.
71.3 Pembayaran yang ditangguhkan harus
disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau
kelalaian Penyedia.
71.4 Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan
pembayaran akibat keterlambatan penyerahan
pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan
pengenaan denda kepada Penyedia.
PENGAWASAN MUTU
72. Pengawasan dan PPK berwenang melakukan pengawasan dan
Pemeriksaan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia. PPK dapat memerintahkan
kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan
pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia.
73. Penilaian Pekerjaan 73.1 PPK dalam Masa Pelaksanaan pekerjaan dapat
Sementara oleh PPK melakukan penilaian sementara atas hasil
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia.
73.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan
terhadap mutu dan kemajuan fisik pekerjaan.
74. Pemeriksaan dan 74.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa
Pengujian Cacat Mutu setiap hasil pekerjaan dan memberitahukan
Penyedia secara tertulis atas setiap Cacat Mutu
yang ditemukan. PPK atau Pengawas Pekerjaan
dapat memerintahkan Penyedia untuk
menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu ,
serta menguji hasil pekerjaan yang dianggap
oleh PPK atau Pengawas Pekerjaan mengandung
Cacat Mutu . Penyedia bertanggung jawab atas
perbaikan Cacat Mutu selama Masa Kontrak.
74.2 Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan
memerintahkan Penyedia untuk melakukan
pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum
dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan hasil
uji coba menunjukkan adanya cacat mutu maka
Penyedia berkewajiban untuk menanggung
biaya pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan
adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut
dianggap sebagai Peristiwa Kompensasi
75. Perbaikan Cacat Mutu 75.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan
menyampaikan pemberitahuan Cacat Mutu
kepada Penyedia segera setelah ditemukan Cacat
Mutu tersebut. Penyedia bertanggung jawab
atas Cacat Mutu selama Masa Kontrak.
75.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut,
Penyedia berkewajiban untuk memperbaiki
Cacat Mutu dalam jangka waktu yang
ditetapkan dalam pemberitahuan.
75.3 Jika Penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu
dalam jangka waktu yang ditentukan maka PPK,
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan,
135
berhak untuk secara langsung atau melalui
pihak ketiga yang ditunjuk oleh PPK melakukan
perbaikan tersebut. Penyedia segera setelah
menerima klaim PPK secara tertulis
berkewajiban untuk mengganti biaya perbaikan
tersebut. PPK dapat memperoleh penggantian
biaya dengan memotong pembayaran atas
tagihan Penyedia yang jatuh tempo (jika ada)
atau uang retensi atau pencairan Jaminan
Pemeliharaan atau jika tidak ada maka biaya
penggantian akan diperhitungkan sebagai utang
Penyedia kepada PPK yang telah jatuh tempo.
75.4 PPK mengenakan denda keterlambatan untuk
setiap keterlambatan perbaikan Cacat Mutu dan
mengenakan Sanksi Daftar Hitam kepada
Penyedia jika tidak melaksanakan perbaikan
cacat mutu. Besaran denda keterlambatan dan
jangka waktu perbaikan akibat Cacat Mutu ini
ditentukan dalam SSKK.
76. Kegagalan Bangunan 76.1 Apabila terjadi Kegagalan Bangunan maka PPK
dan/atau Penyedia terhitung sejak Tanggal
Penyerahan Akhir Pekerjaan bertanggung jawab
atas Kegagalan Bangunan sesuai dengan
kesalahan masing-masing selama Umur
Konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi
tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun, dan dalam
SSKK agar dicantumkan lama pertanggungan
terhadap Kegagalan Bangunan yang ditetapkan
apabila rencana Umur Konstruksi kurang dari
10 (sepuluh) tahun.
76.2 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,
membebaskan, dan menanggung tanpa batas
PPK beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban,
kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau
tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum,
dan biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta
instansinya (kecuali kerugian yang mendasari
tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau
kelalaian PPK) sehubungan dengan klaim
kehilangan atau kerusakan harta benda, dan
cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga
yang timbul dari kegagalan bangunan.
76.3 PPK maupun Penyedia berkewajiban untuk
menyimpan dan memelihara semua dokumen
yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan
ini selama Umur Konstruksi yang tercantum
dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh)
tahun.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
77. Penyelesaian 77.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya
Perselisihan/Sengketa sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai
semua perselisihan yang timbul dari atau
berhubungan dengan Kontrak ini atau
interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan
pekerjaan ini dengan prinsip dasar musyawarah
untuk mencapai kemufakatan.
77.2 Dalam hal musyawarah para pihak sebagaimana
dimaksud pada pasal 77.1 tidak dapat mencapai
suatu kemufakatan, maka penyelesaian
136
perselisihan atau sengketa antara para pihak
dalam Kontrak dapat dilakukan melalui,
alternatif penyelesaian sengketa, dewan
sengketa (menggantikan mediasi/konsiliasi),
dan/atau arbitrase.
77.3 Penyelesaian perselisihan/sengketa yang dipilih
ditetapkan dalam SSKK.
78. Itikad Baik 78.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling
percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang
terdapat dalam Kontrak.
78.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan
perjanjian dengan jujur tanpa menonjolkan
kepentingan masing-masing pihak. Apabila
selama Kontrak, salah satu pihak merasa
dirugikan, maka diupayakan tindakan yang
terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.
137
III. SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK KONTRAK
4.2 & 5.1 Wakil Sah Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:
Para Pihak
Untuk PPK:
Nama : ......... [diisi nama yang ditunjuk
menjadi Wakil Sah PPK]
Berdasarkan Surat Keputusan PPK
…… nomor .…. tanggal ……. [diisi nomor dan
tanggal SK pengangkatan Wakil Sah PPK]
Untuk Penyedia:
Nama : ......... [diisi nama yang ditunjuk
menjadi Wakil Sah Penyedia]
Berdasarkan Surat Keputusan ……
nomor .…. tanggal ……. [diisi nomor dan tanggal SK
pengangkatan Wakil Sah Penyedia]
138
tercantum dalam SPMK.
3. Dst.
Catatan:
Ketentuan di atas diisi apabila diberlakukan serah terima
sebagian pekerjaan (secara parsial)
31.18 Serah Terima Dalam Kontrak ini diberlakukan serah terima pekerjaan
Sebagian sebagian atau secara parsial untuk bagian sebagai berikut:
Pekerjaan 1. ............................................................................................
2. ............................................................................................
3. Dst
Catatan:
Ketentuan di atas diisi apabila diberlakukan serah terima
sebagian pekerjaan (secara parsial) dan sudah ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan.
139
Bn, = Indeks harga komponen pada b u l a n saat
Cn, pekerjaan dilaksanakan
Dn
Bo, = Indeks harga komponen pada bulan
Co, penyampaian penawaran.
Do
42.b Pembayaran Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP
Tagihan oleh PPK untuk pembayaran tagihan angsuran adalah
........... (...... dalam huruf .........) hari kerja terhitung sejak
tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang yang tidak
diperselisihkan diterima oleh PPK.
140
47.(i) Hak dan Hak dan kewajiban Penyedia :
Kewajiban 1. ……….
Penyedia 2. ……….
3. Dst
68.1.(e) Besaran Uang Uang muka diberikan paling tinggi sebesar .....%
Muka ( .....dalam huruf.....) dari Harga Kontrak.
141
[contoh peralatan: eskalator, lift, pompa air stationer,
turbin, peralatan elektromekanik; contoh bahan
fabrikasi: sheet pile, geosintetik, konduktor, tower,
insulator; contoh bahan jadi: beton pracetak]
68.4.(c) Denda akibat Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk
Keterlambatan setiap hari keterlambatan adalah 1/1000 (satu
perseribu) dari ....... (sebelum PPN) [diisi dengan memilih
salah satu dari Harga Kontrak atau harga bagian Kontrak
yang tercantum dalam Kontrak dan belum diserahteri-
makan apabila ditetapkan serah terima pekerjaan secara
parsial]
75.4 Perbaikan Denda keterlambatan akibat Cacat Mutu untuk setiap hari
Cacat Mutu keterlambatan adalah sebesar 1/1000 (satu perseribu)
dari biaya perbaikan cacat mutu. Jangka waktu perbaikan
cacat mutu sesuai dengan perkiraan waktu yang
diperlukan untuk perbaikan dan ditetapkan oleh PPK.
142
LAMPIRAN A SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
Harga
Harga %
Mata Satuan Satuan
No Kuantitas Satuan Terhadap Keterangan
Pembayaran Ukuran Penawaran
HPS (Rp) HPS
(Rp)
1 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst
a. Pekerjaan Utama
Bagian Pekerjaan yang Nama Alamat Kualifikasi
No Keterangan
Disubkontrakkan Subpenyedia Subpenyedia Subpenyedia
1 ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst
Jabatan Pengalaman
Nama Sertifikat
dalam Tingkat Kerja Sesuai
No Personel Kompetensi Keterangan
Pekerjaan Pendidikan/Ijazah Jabatan
Manajerial Kerja
ini (Tahun)
1 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst
Nama
Merk Status
No Peralatan Kapasitas Jumlah Kondisi Keterangan
dan Tipe Kepemilikan
Utama
1 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst
143
LAMPIRAN B SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
CONTOH
BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
.............................................R..E..N
...C
...A..N
...A
....K..E..S..E..L..A..M
....A
. TAN KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
144
Penjelasan mengenai isi Komitmen Keselamatan Konstruksi poin (A.2) sesuai dengan
format di bawah ini:
[Nama Penyedia]
[tanda tangan],
[nama lengkap]
145
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]
146
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
PENILAIAN RISIKO
JENIS/TIPE IDENTIFIKASI SKALA PENETAPAN PENGENDALIAN
NO DAMPAK TINGKAT
PEKERJAAN BAHAYA KEKERAPAN KEPARAHAN PRIORITAS RISIKO K3
RISIKO
Keterangan:
Kolom (4), (5), (6), (7), (8), (9) diisi oleh penyedia
Dibuat oleh,
147
B.2. Rencana tindakan (sasaran &
program)
TIPE/JENIS PENGENDALIAN
NO PEKERJAAN RISIKO TOLOK SUMBER JANGKA INDIKATOR PENANGGUNG
URAIAN UKUR DAYA WAKTU PENCAPAIAN MONITORING JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Dibuat oleh,
148
BAB X. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Keterangan
149
a. Pokja Pemilihan (yang bersertifikat Ahli/petugas K3 Konstruksi atau
dengan melibatkan Ahli K3/Petugas K3 Konstruksi) harus menilai
kesesuaian identifikasi bahaya dari setiap tahapan kegiatan yang sudah
ditetapkan oleh PPK;
b. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu-
rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung
diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
c. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau
pekerjaan yang berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih
dulu dilakukan analisis keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan
tindakan pengendaliannya;
d. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja
lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
e. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga
kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai
kompetensi untuk melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk
kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja
yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.
150
f. Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang
diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung-
jawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan
teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang
independen.
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi
151
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
SPESIFIKASI TEKNIS
I. SPESIFIKASI UMUM
Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja adalah menggunakan jalan-jalan setempat yang
ada yang berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan daerah proyek.
Penyedia Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang
berhubungan dengan penggunaan jalan angkutan umum dan bertanggung jawab
terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
Penyedia Jasa harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada, memperbaiki dan
memperkuat jembatan beton sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutan, sejauh yang
dibutuhkan untuk pekerjaannya.
Pemberi tugas tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau
bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan pekerjaan.
Apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Direksi harus
dikerjakan oleh Penyedia Jasa atas bebannya sendiri dan harga untuk semua pekerjaan
tersebut sudah termasuk dalam Harga Kontrak.
ST-1
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
(a) Umum
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah menjadi
resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar tersebut tidak akan
meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran gambar tersebut.
(a) Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terperinci, dan diserahkan
kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan atau dalam waktu yang telah
ditentukan dalam Kontrak.
Gambar perencanaan yang diusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam pelaksanaan
konstruksi (sah) juga harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap.
ST-2
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara satu set gambar yang
dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang memperlihatkan
perubahan yang sudah diberikan sesuai dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah
dilaksanakan dengan benar.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan dilapangan oleh Direksi dan
tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila diketemukan hal-hal yang tidak
memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa kembali selama 6
(enam) hari kerja.
1.05 Standard
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Normalisasi Standar Indonesia.
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada standard Indonesia, maka dapat dipakai
British Standard yang sesuai dengan spesifikasi ini.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau dicakup
oleh Standard National haruslah bahan dan mutu pekerjaan klas utama.
Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian yang dipesan atau diantarkan
untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan keputusan
Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.
Penyedia Jasa sudah harus melaksanakan MC0 (MC awal) paling lambat 30 hari
kelender setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan Direksi,
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (Dua) salinan laporan Kemajuan Bulanan dalam
ST-3
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan
pekerjaan selama bulan yang terdahulu.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang sudah
disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk minggu berikutnya. Rencana
tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi lainya yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan, pengangkutan dan
peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara tertulis
semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun untuk hari-hari
berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah, pekerjaan beton dan
kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistim bar-chard
pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana Kerja ini harus
memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan volume
pekerjaannya Rencana kerja ini harus diserahkan kepada Direksi pada hari ketiga tiap
bulan untuk perbaikan dan perubahan.
ST-4
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada waktu
yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini membicarakan
kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu
selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.
1.07 Bahan Dan Perlengkapan Yang Harus Disediakan Oleh Penyedia Jasa
1.07.01 Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan yang tercantum dalam kontrak, semua bahan dan
perlengkapan yang merupakan bagian dari pekerjaan harus baru dan sesuai dengan
standar yang diberikan dalam spesifikasi atau standar dalam Spesifikasi Umum.
Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan Penyedia Jasa bahan dan perlengkapan tidak
sesuai dengan suatu standar seperti tersebut diatas, Penyedia Jasa harus segera
memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi.
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut tidak
tersedia dipasaran maka dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapat ijin tertulis
dari Direksi. Harga satuan dalam volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan
adanya pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti.
Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau lebih tempat
yang ditentukan Direksi :
(a) Tempat produksi dan pembuatan
(b) Tempat pengapalan
(c) Lapangan
ST-5
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
1.07.05 Spesifikasi, Brosur Dan Data Yang Harus Disediakan Oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set spesifikasi yang lengkap,
brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapat persetujuan, dan harus
disediakan sesuai dengan Kontrak dalam waktu 30 (tiga puluh) hari dari sejak
penerimaan Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari Spesifikasi, brosur dan data
bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya dalam
hubungannya dengan Kontrak.
Tanda dasar Proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan dengan sungai/
saluran seperti terlihat pada Gambar. Ketinggian dari Bench mark ini adalah didasarkan
pada titik tetap utama.
Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada gambar yang diberikan kepada
Penyedia Jasa sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench Mark dan titik
referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan, Penyedia Jasa perlu
melakukan pengukuran pemeriksaan untuk kepuasan ia sendiri atas ketelitiannya.
Pemberi Tugas tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu
juga dengan titik referensinya.
Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk kemudahannya,
tetapi tiap Bench Mark sementara yang didirikan merupakan rencana dan tempatnya
disetujui oleh Direksi dan akan merupakan ketelitian yang berhubungan dengan Bench
Mark yang didirikan oleh Direksi.
Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan Kontrak.
Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah, sekurang-
kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai bekerja Penyedia Jasa memberi tahukan
kepada Direksi secara tertulis untuk menyelesaikan dan melaksanakan pengukuran
kembali ketinggian muka tanah tersebut.
Dalam segala hal sebelum memulai pekerjaan tanah Penyedia Jasa akan mengukur dan
mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki, dengan menggunakan Bench
mark atau titik referensi yang disetujui Direksi pada saat Wakil Direksi berada. Ketinggian
muka tanah yang ditentukan perlu mendapat persetujuan Direksi. Pengukuran volume
yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.
Penyedia Jasa bekerja sama dengan Direksi dalam pemeriksaan setting-out dan dalam
melaksanakan pengukuran untuk mengetahui secara pasti kemajuan pekerjaan yang
diperlukan dalam proses pembayaran.
ST-6
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Dalam pemasangan patok yang cukup, tiang, pinggir yang lurus, penyangga, cetakan
profil dan lain-lain yang perlu untuk pemeriksaan setting out dan pengukuran kemajuan
pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi. Semua biaya untuk bahan dan buruh
untuk maksud tersebut diatas merupakan beban Penyedia Jasa. Dan biaya tersebut
sudah termasuk dalam harga satuan didalam pekerjaan lain-lain pada daftar volume
pekerjaan.
1.09.01 Umum
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanana
pekerjaan, dijamin oleh Pemberi Tugas dan bebas dari biaya pembebasan tanah.
Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah tadi
seperti pada gambar atau seperti petunjuk Direksi. Penyedia Jasa hendaknya membatasi
kegiatan peralatan dan anak buahnya pada tanah yang sudah dibebaskan, termasuk arah
jalan masuk yang disetujui Direksi sehingga mengurangi kerusakan tanaman/pemilikan
dan kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum
diterimanya pekerjaan oleh Pemberi Tugas tanah harus dikembalikan kekeadaan semula.
Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada Pemberi Tugas untuk semua
kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik Pemberi Tugas
atau orang lain. Penyedia Jasa mengganti kerugian terhadap semua kehilangan dan
tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.
Penyedia Jasa supaya meyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan sementara
secara umum kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada waktu yang ditetapkan.
Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum mendapat persetujuan Direksi.
ST-7
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Perkampungan staf Penyedia Jasa dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan
semua pelayanan yang perlu seperti saluran pembuang, penerangan, jalan, gang, tempat
parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan kebakaran dan peralatan
pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan dalam kontrak.
Penyedia Jasa supaya juga melengkapi keperluan air bersih dan penerangan yang cukup
untuk kantor Penyedia Jasa, perkampungan stafnya, pemondokan buruh, bengkel dan
tempat lainnya didaerah kerja.
Setelah cofferdam, semua tanggul atau pembuangan air sementara sudah berfungsi
segera dibongkar atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak menggangu
kelancaran saluran dan bangunan-bangunan yang berhubungan dengan pembuangan
atau parit alam.
Cara pembuangan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Jasa harus mendapat
persetujuan Direksi. Kecuali lebih jauh sebagaimana disetujui atau diijinkan oleh Direksi
untuk pekerjaan pembuangan air Penyedia Jasa tidak akan menggangu jalannya air yang
dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada.
Apabila pelaksanaan pekerjaan berada dibawah muka air tanah, air tersebut supaya
dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian.
Pembuangan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kesetabilan dari
dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan konstruksi dikerjakan
pada keadaan kering.
Apabila diperlukan pengeringan saluran irigasi yang ada, maka Penyedia Jasa Jasa
harus mangajukan jadwal waktu dan periode pengeringan kepada Direksi untuk dibahas
dengan instansi terkait sehingga mendapatkan persetujuan dari pihak yang berwenang.
Penyedia Jasa tidak diperkenankan menutup aliran air sebelum ada jadwal pengeringan
yang telah disetujui.
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan menggangu sistim pengairan yang ada selama
pelaksanaan pekerjaan. Direksi akan meminta Penyedia Jasa untuk mengerjakan
pekerjaan pengalihan sementara pada saluran irigasi yang ada sebelum melaksanakan
pekerjaan saluran serta bangunan yang berhubungan.
ST-8
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan rencana yang telah
disetujui.
Biaya untuk pembuatan rencana pengalihan sementara saluran pengairan yang ada
supaya dicantumkan dalam volume pekerjaan sesuai dengan kemajuan pekerjaan dan
perintah Direksi.
1.10.01 Umum
Penyedia Jasa supaya mengatur sistim pengawasan, keadaan dan organisasinya dan
diserahkan untuk mendapat persetujuan dari Direksi. Sistim pengawasan keamanan
dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup untuk menghindari kecelakaan dan
kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang bersangkutan.
Sistim pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang disetujui
dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.
Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan keadaan
sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan tenaga yang
dipekerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi dan oleh Penguasa
Setempat.
Penyedia Jasa harus memiliki semua Surat Keterangan yang diperlukan dan membayar
semua biaya yang diperlukan untuk pemindahan bahan peledak dan bahan bakar dari
suatu tempat ketempat lainnya dan menyimpan dengan baik.
ST-9
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Penyedia Jasa supaya menyediakan dan memasang rambu tanda bahaya yang cukup
dan memberikan peringatan kepada masyarakat mengenai bahaya yang mungkin timbul
sehubungan dengan bahan peledak.
Penyedia Jasa harus yakin bila hendak melakukan Peledakan bahwa daerah yang akan
diledakan benar-benar kosong dari semua penduduk, orang jalan kaki dan lalu lintas
kendaraan. Penyedia Jasa harus memasang papan peringatan pada setiap jalan masuk
kedaerah tersebut sehingga jelas batas daerah bahaya dan daerah aman dari peledakan.
Tempat gudang bahan peledak harus disetujui oleh Direksi. Gasolin diatas tanah dan
tanki gas minyak tanah tidak diperbolehkan diletakkan pada batas perkampungan atau
lebih dekat dari pada 100 m kebangunan yang ada di lapangan.
Penyedia Jasa harus melakukan pencegahan dan melindungi api yang terjadi pada atau
sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang diperlukan/peralatan
pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan pada semua bangunan air dan
bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan, termasuk
perkampungan tempat tinggal, pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya.
Penyedia Jasa akan memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran yang
dibutuhkan dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh Pemberi Tugas.
Penyedia Jasa akan berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang terjadi
dilapangan kerja, dalam hal ini Penyedia Jasa menyediakan perlengkapan yang mutlak
diperlukan dan tenaga buruh yang dipekerjakan dilapangan termasuk peralatan dan
tenaga Sub Penyedia Jasa.
Alat dan perlengkapan itu harus baru atau apabila tidak baru harus menurut
persetujuan Direksi, serta dijaga supaya tetap dalam keadaan baik, jika ada
kehilangan atau rusak diganti segera. Semua alat-alat dan perlengkapan itu
tetap menjadi milik Penyedia Jasa.
1.11.02. Transportasi
Penyedia Jasa harus menyediakan untuk dipakai oleh Direksi pada setiap
waktu yang dikehendaki, kendaraan bermotor berupa 1 (satu) unit roda empat,
untuk tugas dinas yang berhubungan dengan kontrak. Kendaraan itu harus
dipelihara sehingga setiap waktu berada dalam keadaan baik.
ST-10
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Penyedia Jasa harus menyediakan keperluan lain seperti bahan bakar, pelumas
dan sebagainya dan harus menanggung semua biaya yang berhubungan
dengan pemakaian, pemeliharaan, perijinan dan asuransi.
Kendaraan itu tidak boleh ditukar dalam waktu pelaksanaan kontrak, kecuali
dengan ijin atau atas perintah Direksi.
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi foto-foto yang dibuat oleh
tukang foto yang berpengalaman. Foto-foto harus berwarna yang ditujukan
sebagai laporan/pencatatan tentang tahap pelaksanaan yaitu pada awal,
pertengahan dan akhir suatu bagian tertentu dari pekerjaan diperintahkan oleh
Direksi.
Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk setiap lokasi, pengambilan harus
dari titik dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Bilamana mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu
tanda khusus untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut.
Berita acara pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan satu
set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada
akhir pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi
dalam album – album. Foto – foto ditempelkan dalam labum secara berurutan
menurut lokasinya masing – masing. Tiap obyek harus lengkap tahapannya
yakni 0%, 50 % dan 100% dan ditempel pada satu halaman.
Semua album menjadi milik Pejabat Pembuat Komitmen dan tanpa ijinnya tidak
boleh diberikan kepada/dipinjamkan kepada siapapun.
ST-11
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Ukuran dan susunan gambar harus sama dengan standart dari Kontrak.
ST-12
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
A. PEKERJAAN TANAH
1. UMUM
Penyedia Jasa harus membersihkan lapangan kerja untuk saluran induk maupun
sekunder, saluran dan bangunan dari semua tumbuhan dan bambu, termasuk pohon-
pohon/semak-semak. Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-
lubangnya dengan tanah dipadatkan kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula
bahan-bahan hasil pembersihan lapangan.
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain, yang
mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan
dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada Direksi lebih
dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan
„ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah tinggi „permukaan tanah” sesudah
pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.
Penyedia Jasa harus memanfaatkan dan memelihara jaringan jalan masuk yang sudah
ada beserta bangunan pelengkapnya yang dilalui selama pelaksanaan fisik berlangsung
guna pengangkutan material, pengukuran dan pengawasan pekerjaan.
1.04 Kupasan
Kupasan yang dimaksud adalah pengambilan lapisan atas untuk top soil tanah hingga
bersih dari rumput-rumput dan akar tambahan serta lapisan tanah jelek / lumpur dengan
kedalaman minimum 0,20 m.
Luasnya penggalian harus sekecil mungkin menurut Direksi, untuk pekerjaan bangunan.
Penggalian dimulai dari muka tanah dengan harus mengambil lebar yang cukup sesuai
gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.
ST-13
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Dimana disebutkan atau diperintahkan oleh Direksi, bahan timbunan yang diperlukan
untuk pekerjaan harus diambilkan dari daerah tanah luar (Borrow Area) yang disetujui
setelah diuji untuk mengetahui kecocokan bahan.
Sebelum penggalian pada tanah tersebut, permukaannya harus dikupas dari tanaman-
tanaman termasuk akar-akarnya. Apabila diperintahkan Direksi, tanah harus dikupas
sampai kedalam 0.25 m untuk sementara ditimbun dan ditempatkan disekitarnya.
Setelah selesai penggalian, Penyedia Jasa harus meninggalkan daerah tersebut dalam
keadaan rapi sampai memuaskan Direksi termasuk semua pekerjaan tadi yang diperiksa
untuk mencegah penggenangan air didaerah tersebut. Apabila tanah luar pada sawah
atau tegalan yang dipakai untuk timbunan tidak boleh lebih dalam dari 0.5 m kecuali
ditentukan lain dan setelah semua penggalian selesai, daerah tersebut harus ditinggalkan
dalam keadaan sedemikian sehingga daerah tersebut bisa dipakai kembali untuk pertanian
termasuk hal-hal yang menyangkut pengairan dan drainase dari daerah itu.
Pemadatan timbunan khusus terdiri dari bahan-bahan yang telah disetujui dihampar dalam
tiap-tiap lapisan yang datar. Kandungan air dari tanah timbunan harus dijaga sedemikian
baik secara pengeringan alami atau dengan pembasahan memakai alat semprot.
Pemadatan harus menggunakan alat pemadat/penggetar (excavator/Vibro Roller) atau
peralatan lainnya yang disetujui sehingga menghasilkan kepadatan tidak kurang dari 95%
dari pemadatan kering yang dilaksanakan menurut BS 1377 Test 11.
Apabila menurut pendapat Direksi, hasil pemadatan kering yang dilaksanakan sesuai
dengan keadaan lapangan lebih kecil dari 95% dari pemadatan kering yang dilaksanakan
menurut BS 1377 test 11 sekalipun Penyedia Jasa telah mengikuti semua langkah yang
tercantum dalam spesifikasi, maka direksi atas pendapatnya dapat menerima tidak kurang
dari 90% dari pemadatan kering maksimum untuk pemadatan khusus pada timbunan ini.
Pengujian kepadatan menurut BS 1377 akan sering dilakukan oleh Direksi selama
pemadatan berlangsung.
Jika suatu bahan yang jelek terdapat ditempat pondasi, Penyedia Jasa harus
memindahkan dan membuangnya ketempat yang disetujui oleh Direksi. Jika tidak ada
ketentuan atau perintah lain dari Direksi, Penyedia Jasa harus mengisi lubang fondasi
ST-14
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
tersebut dengan pasangan batu untuk bangunan, dengan bahan timbunan tanggul untuk
tanggul dan dengan bahan berbutir yang dibenarkan untuk jalan, saluran, pipa, pasangan
tegak dan lapis lindung tebing.
Jika Penyedia Jasa menjumpai sesuatu bahan yang menurut pendapatnya mungkin tidak
baik, dia harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Direksi, yang akan memberi
petunjuk kepada Penyedia Jasa apakah bahan tersebut akan ditentukan sebagai bahan
jelek atau baik. Biaya yang berhubungan dengan bahan yang jelek itu harus menjadi
beban Penyedia Jasa untuk memenuhi Spesifikasi termasuk menjaga agar galian bebas
dari air.
Persetujuan Direksi untuk hal-hal di atas tidak dapat dipakai untuk menghilangkan
tanggung jawab Penyedia Jasa apabila terdapat kegagalan di dalam melaksanakan
bangunan pada tanah jelek.
Sebelum mengerjakan timbunan, permukaan dari tanah yang akan ditimbun harus
disiapkan.
Sebelum mulai menimbun, permukaan tanahnya digaruk sampai kedalaman yang lebih
besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0.15 m, dan
kadar air tanah yang digaruk harus dijaga baik secara pengeringan alami atau
pembasahan dengan alat semprot.
Kalau pelaksanaan pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan harus digaruk kembali
dan kadar airnya diperiksa kembali sebelum pekerjaan timbunan atau pemadatan
dilanjutkan.
Pemadatan timbunan khusus terdiri dari bahan-bahan yang telah disetujui dihampar dalam
tiap-tiap lapisan yang datar dan ketebalan tertentu dengan kemiringan keluar, dan
kemudian dipadatkan. Kandungan air dari sirtu/karang harus dijaga sedemikian baik
secara pengeringan alami atau dengan pembasahan memakai alat semprot. Pemadatan
harus menggunakan mesin giling, alat pemadat, penggetar atau peralatan lainnya yang
disetujui sehingga menghasilkan kepadatan tidak kurang dari 95% dari pemadatan kering
yang dilaksanakan menurut BS 1377 Test 11.
Apabila menurut pendapat Direksi, hasil pemadatan kering yang dilaksanakan sesuai
dengan keadaan lapangan lebih kecil dari 95% dari pemadatan kering yang dilaksanakan
menurut BS 1377 test 11 sekalipun Penyedia Jasa telah mengikuti semua langkah yang
tercantum dalam spesifikasi, maka direksi atas pendapatnya dapat menerima tidak kurang
dari 90% dari pemadatan kering maksimum untuk pemadatan khusus pada timbunan ini.
ST-15
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Pengujian kepadatan menurut BS 1377 akan sering dilakukan oleh Direksi selama
pemadatan berlangsung
2. SALURAN / SUNGAI
Semua pasal yang termasuk didalam pekerjaan tanah secara umum yaitu dari pasal :
1.01-1.10 berlaku untuk bagian saluran-saluran/sungai kecuali apabila kedua pasal
bertentangan, maka bagian dari pasal di bawah ini yang berlaku.
Tanah hasil galian dari pelurusan/normalisasi sungai diutamakan untuk dibuang dan
ditimbunkan pada alur sungai lama yang direncanakan tidak akan dilewati air lagi sampai
rata dengan tebing sungai yang ada atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Hasil buangan
tersebut harus diratakan dan dirapikan.
Tanah dari galian tersebut dapat digunakan kalau menurut pertimbangan Direksi dapat
dipertanggung jawabkan secara Teknis. Penyedia Jasa harus menyiapkan rencana
pelaksanaan pekerjaan tanah untuk setiap bagian dari pekerjaan pada suatu saat, dengan
detail lokasi dan program penggalian dari saluran/sungai dan membuang tanahnya
sebagai timbunan.
2.02. Tanggul
Tanggul untuk saluran pembawa, saluran pembuang, tanggul banjir, jalan dan lain-lainnya,
apabila tidak dinyatakan lain harus dibentuk dari tanah galian dari saluran pembawa atau
saluran pembuang/sungai itu, bila memungkinkan.
Bila bahan untuk tanggul itu tidak memungkinkan atau kurang bila diambil dari hasil galian
saluran pembawa atau saluran pembuang/sungai, maka kekurangan bahan-diatas harus
diambil dari tanah luar seperti yang disyaratkan pada pasal 1.05.
Tanggul untuk saluran dan tanggul banjir dengan ketinggian melebihi muka tanah asli
harus dibuat rapat air, dan tidak boleh ada tanda-tanda rembesan sesudah diisi / dilewati
debit maksimum dalam waktu panjang.
ST-16
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Tanggul dan tanggul banjir yang dipakai sebagai jalan inspeksi atau jalan masuk harus
dibentuk seperti yang diuraikan berikut atau dibuat dengan cara lain yang disetujui Direksi.
Bahan timbunan dihampar horisontal dengan ketebalan merata secara berlapis-lapis.
Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat, mesin
penggetar atau cara lain yang disetujui sehingga hasil pemadatan mencapai tidak kurang
90% dari pemadatan kering yang dilaksanakan menurut BS 1377 tes 11.
Pengujian kepadatan menurut BS 1377 akan sering dilakukan oleh Direksi selama
pelaksanaan pemadatan berlangsung.
Timbunan diatas tanah asli dibelakang bangunan baru, terkecuali yang telah disebutkan
dalam Pasal 1.07, harus dipadatkan seperti yang diuraikan diatas untuk tanggul-tanggul
yang dipakai untuk jalan inspeksi. Apabila tidak ditentukan lain dalam gambar atau atas
perintah Direksi maka acuan tanggul harus mempunyai kemiringan (slope) 1:40 kearah
luar.
Tanggul yang merupakan jalan inspeksi atau jalan masuk harus dibuat dengan arah dan
kemiringan sedemikian rupa sehingga dapat dilalui dengan aman dan mudah oleh
kendaraan ringan dan harus tetap dipelihara sampai akhir masa pemeliharaan.
Ketelitian mengenai tinggi dan ukuran dapat diizinkan sebagai diterangkan dibawah ini,
apabila luas rata-rata penampang basah saluran untuk panjang 500 m, seperti yang tertera
pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
Dasar saluran : + 0.05 m atau – 0.10 m tegak
Level puncak timbunan : + 0.10 m tegak
Dasar kemiringan : + 0.05 m mendatar
Puncak kemiringan timbunan : + 0.10 m mendatar
Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan tidak boleh
dipengaruhi oleh toleransi tersebut diatas.
2.04 Peralihan
Pada setiap perubahan tampang lintang, peralihan harus dibuat pada dasar dan talud
saluran harus dibuat sedemikian rupa, sehingga perubahan kearah tegak atau mendatar
tidak lebih dari 1:10.
Dimana perlu pada tempat bangunan atau pada tempat yang diperintahkan, Penyedia
Jasa harus meninggalkan atau membuat celah-celah pada tanggul, kemudian membangun
kembali seperti semula setelah selesai bangunan tersebut.
Penyedia Jasa harus mengambil tindakan pencegahan, yang diperlukan, untuk mencegah
terjadinya longsoran dari talud dan tanggul. Dalam hal terjadinya longsoran, Penyedia
ST-17
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Jasa harus memperbaiki semua pekerjaan dan kerusakan yang bersangkutan dan
melaksanakan setiap perubahan yang diperlukan sampai memuaskan Direksi.
Jika saluran digali atau tanggul dibuat tidak sesuai dari yang disebutkan, Penyedia Jasa
harus membangunnya kembali seperti ditentukan menurut petunjuk Direksi.
3. BANGUNAN
Penyedia Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa pembangunan.
Cara menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dilaksanakan
dengan cara yang dapat disetujui oleh Direksi.
Penyedia Jasa harus menjamin setiap waktu adanya peralatan yang baik dan cukup
dilapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.
Penyedia Jasa harus menyampaikan usul mengenai cara-cara penggalian, termasuk detail
dari konstruksi penahan yang mungkin diperlukan, guna mendapat persetujuan Direksi
secara tertulis sekurang-kurangnya 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, sehingga
keamanan penggaliannya terjamin.
Dasar galian untuk pipa/bis beton harus dirapikan dengan tangan atau dengan metoda lain
yang disetujui atau diperintahkan Direksi, secepatnya sebelum pipa diletakkan.
Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar atau yang diperintahkan
menurut pasal 3.03 harus diisi kembali oleh Penyedia Jasa dengan tanah yang dipadatkan
sebagaimana yang dikehendaki Direksi.
Dasar galian yang akan menerima beton, pasangan batu atau isian dipadatkan, 0,15 m
yang terakhir dari galian harus dirapikan dengan tangan, atau dengan cara yang mungkin
dibenarkan atau diperintahkan oleh Direksi. Hal ini dilakukan setelah pembersihan semua
lumpur pada waktu akan menempatkan konstruksi diatasnya.
ST-18
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Dimana pengisian kembali di bawah muka tanah dan dekat dengan bangunan diperlukan,
bahan yang akan dipakai harus disetujui oleh Direksi dan dipadatkan sesuai pasal 1.07.
4. GEBALAN RUMPUT
4.01. Umum
Dimana diharuskan atau ditunjukkan dalam gambar, lereng dari saluran, dan saluran
gendong harus digebal dengan rumput. Sebelum gebalan rumput dipasang, permukaan
harus diratakan dan digemburkan bila perlu dan dilapisi dengan humus 2 cm. Permukaan
gebalan rumput harus rata dengan permukaan lereng saluran.
Setelah gebalan rumput dipasang harus disiram dengan air secukupnya sampai gebalan
itu tumbuh dengan baik, sedang gebalan rumput yang tidak tumbuh harus dibuang dan
diganti.
5. JALAN INSPEKSI
5.01. Umum
Sepanjang tepi saluran pada umumnya dibuat jalan inspeksi. Jalan inspeksi ini biasanya
ditempatkan diatas salah satu tanggul dari saluran tetapi kadang-kadang pada jalur jalan
yang sudah ada yang dekat dengan saluran.
Dimana jalan terletak pada salah satu tanggul dari saluran, cara penyiapan tanah sama
untuk kedua macam lapis atas jalan tersebut diatas.
ST-19
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Pekerjaan tanah untuk jalan inspeksi dikerjakan sama dengan pekerjaan saluran. Tubuh
jalan dibentuk dengan kemiringan 1 : 40 keluar dari sisi saluran. Apabila konstruksi jalan
tidak dikerjakan sesudah pekerjaan tanah selesai, maka muka tanah harus digaruk dan
dipadatkan kembali secepatnya sebelum jalan dipasang.
Dimana jalur jalan inspeksi diatas jalur dari jalan kerikil / batu atau jalan tanah yang ada,
bila diperintahkan jalan itu harus ditingkatkan atau dibangun kembali secukupnya sampai
sesuai dengan Pasal 5.03 sampai 5.09.
Dimana jalur inspeksi berada diatas jalur jalan lapis Makadam, batas pekerjaan adalah
oprit dari jalan Makadam sampai jalan inspeksi yang baru. Tanjakan harus dikerjakan
sesuai dengan Pasal 5.01 sampai 5.09 diatas diikuti dengan lapisan campuran aspal pasir
setebal 0,05 sejauh 10 m dari jalan yang ada.
Dimana tumpukan tanah hasil galian yang ada dijalan masuk kedaerah pekerjaan terlebih
dahulu diratakan dengan menggunakan alat (motor greader atau bulldozer) kemudian
dilakukan penyiraman air secukupnya sebelum dipadatkan dengan menggunakan vibrator
roller.
Sirtu dihampar setebal 0.20 cm dan diratakan dengan menggunakan alat (motor greader
atau bulldozer kemudian dipadatkan dengan menggunakan vibro roller.
B. BETON
ST-20
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
1.9. Fly ash adalah residu halus yang dihasilkan dari sisa proses pembakaran batu
bara.
1.10. Form in place merupakan salah satu metode perawatan beton
dengan tetap mempertahankan cetakan sebagai dinding penahan pada
tempatnya selama waktu yang diperlukan beton dalam masa perawatan.
1.11. Kaping adalah pemberian lapisan perata pada permukaan bidang tekan benda
uji.
1.12. Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan
oleh mesin tekan.
1.13. Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau silika dan
alumunium yang bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada
temperatur biasa membentuk senyawa bersifat cementitious.
1.14. Segregasi adalah terpisahnya antara pasta semen dan agregat dalam suatu
adukan.
1.15. Silica fume adalah bahan pozzolanic yang sangat halus yang
mengandung silica amorf yang dihasilkan dari elemen silica atau senyawa
ferro-silica.
1.16. Slump beton adalah besaran kekentalan (viscosity) / plastisitas dan kohesif
daro beton segar
1.17. Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air dalam campuran
dengan cukup banyak dan sangat berbeda
ST-21
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Beton pracetak untuk konstruksi lining dapat berupa panel atau profil saluran yang
terdiri atas : panel. Sepotong baja polos/ulir yang dipasang pada sambungan
memanjang dengan maksud untuk mengikat pelat agar tidak bergerak horizontal
yang selanjutnya disebut batang pengikat (tie bar) untuk mengikat antar panel,
lidah dan alur sebagai sambungan pengunci, pengait untuk proses pengangkutan
dan pemasangan serta perkuatan panel. Contoh tipycal panel bton pra cetak dapat
dilihat pada gambar berikut :
ST-22
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Untuk dimensi saluran yang tidak terlalu besar (maksimal debit 1m3/s), lining
pracetak dapat dibuat berbentuk U. Sedangkan untuk debit yang lebih besar dapat
digunakan profil L –shape.
Seluruh panel harus dilengkapi dengan lubang kait pengikat (lifting point) sesuai
dengan keperluan. Lubang kait dirancang dan ditempatkan dengan toleransi ± 50
mm dari titik yang sesuai dengan perhitungan, yaitu untuk mengangkat panel ke
atas.
Campuran beton disesuaikan dengan SNI 03-2834 tentang Tata cara pembuatan
rencana campuran beton normal.
ST-23
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
c) Agregat
(1) Ketentuan Agradasi Agregat
- Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan
yang diberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan
gradasi tersebut harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat
campuran yang disyaratkan.
- Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran
agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara
baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau
celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.
ST-24
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
e) Bahan Tambah
Bahan tambah yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan
kinerja beton dapat berupa bahan kimia atau bahan limbah yang berupa
serbuk halus sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton.
(1) Bahan Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam
campuran beton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama
proses pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan tambahan
dalam pengecoran beton. Bahan tambah yang digunakan harus
sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-
2495-1991.
Bahan tambah dapat diklasifikasikan sesuai dengan
penggunaannya sebagai berikut :
(a) Tipe A - bahan pengurang kadar air
Tipe A berfungsi untuk mengurangi air dalam campuran, dan
pengunaannya bertujuan untuk mengurangi water-cement
rasio dalam campuran sesuai dengan workability yang
diinginkan, atau untuk meningkatkan workability ada angka
water-cement rasio yang telah ditetapkan.
ST-25
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
ST-26
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
2) Pekerjaan Waterstop
a) Waterstop yang dipergunakan harus terbuat dari bahan polyvinychlorida
dalam bentuk ukuran tertentu pada lokasi seperti yang diberikan pada
gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
b) Waterstop harus diproduksi dengan proses pencampuran dari suatu
campuran plastik elastis dan bahan dasar polyvinychlorida (PVC) 100%
didapat, homogen dan tidak berlubang-lubang atau cacat lainnya.
ST-27
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
5) Permukaan Tampak
a) Semua permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padat
bersih dan tidak keropos.
b) Semua permukaan yang tampak harus rata atau
bulat.
c) Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dan
setiap beton yang kelihatan cacat harus dibongkar hingga
kedalaman tertentu dan diganti atau diperbaiki dengan cara seperti
yang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa.
6) Blockout
a) Blockout harus dibuat jika akan memasang bagian–bagian
bangunan dari pekerjaan besi. Permukaan dimana beton block
(blockout) akan dibuat, dikasarkan, dibersihkan, dan dijaga agar
tetap lembab untuk paling sedikit 4 jam. Sesudah permukaan
demikian disetujui Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan logam dan
lainnya seperti tersebut diatas, dapat dilaksanakan. Penyedia Jasa
dapat memasang tulangan (jika diperlukan) dan adukan beton
dengan 500 kg semen atau lebih per meter kubik, atau beton dari tipe
yang sama.
ST-28
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
7) Waterstop
a) Untuk penempatan waterstop tipe split flange yang tepat, sebelum
pengecoran beton berakhir bagian split flange harus disambungkan
dengan cara yang disetujui.
b) Alur waterstop dibuat dengan memotong dan menyambung waterstop
kearah memanjang sesuai dengan kebutuhannya, memanaskan
ujung–ujungnya sampai meleleh dan menyambungkannya sampai
membentuk sambungan yang diinginkan.
c) Pemanasan ujung material dikerjakan dengan menggunakan
mesin penyambung yang disarankan oleh pabrik yang membuat
waterstop atau mesin listrik lain yang disetujui.
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan beton, bekisting dan waterstop harus memuat :
3.1. Pekerjaan Beton
1) Pembetonan
a) Penyiapan tempat kerja
(1) Penyedia Jasa harus membongkar bangunan lama yang
akan diganti dengan beton yang baru atau yang harus dibongkar
untuk dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang
baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan dalam dari Spesifikasi ini.
(2) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali
pondasi atau formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis
yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi ini, dan harus membersihkan serta menggaru
tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga
dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jika
diperlukan harus disediakan jalan kerja yang stabil untuk
menjamin dapat diperiksanya seluruh sudut pekerjaan dengan
mudah dan aman.
(3) Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan
beton harus dijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh
dicor di atas tanah yang berlumpur, bersampah atau di dalam air.
Apabila beton akan dicor di dalam air, maka harus dilakukan
dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran
seperti pada dasar sumuran atau cofferdam dan atas persetujuan
Direksi Pekerjaan.
ST-29
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
(7) Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi
ketentuan, maka Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk
mengubah dimensi atau kedalaman pondasi dan/atau menggali
dan mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah
pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
(8) Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari
resiko terkena air hujan dengan memasang tenda seperlunya.
Direksi Pekerjaan berhak menunda pengecoran sebelum tenda
terpasang dengan benar. Penyedia Jasa juga harus memastikan
lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena air pasang atau muka
air tanah dengan penanganan seperlunya.
b) Cetakan Beton
i. Jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka acuan dari tanah harus
dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus
dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh
kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran
beton.
ii. Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan
membentuk beton sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat
dari kayu, besi atau bahan lainnya yang cukup kuat sesuai dengan
ukuran–ukuran yang ada di dalam gambar.
iii. Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat
sendiri adukan beton, penggetaran beton, beban konstruksi,
angin dan tekanan lainnya dengan tidak berubah bentuk.
iv. Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar
cetakan sesuai dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan,
walaupun demikian penyerahan tersebut kepada Direksi
Pekerjaan untuk disetujui, tidak mengurangi tanggung jawab
Kontraktor bagi keberhasilannya.
ST-30
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
c) Pencampuran Beton
(1) Perbandingan Campuran
i. Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi
baik, air dan bahan additive bila diperlukan, dicampurkan
bersama – sama dan digunakan untuk menghasilkan kekuatan
yang diharapkan.
ii. Beton diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari dan
umur 28 hari dengan ukuran maksimum agregat dan dibuat
mengikuti tabel di bawah ini :
ST-31
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
A Beton, pipa beton pra cetak, tiang beton pra cetak dan
sebagainya
B Beton bertulang untuk bangunan lainnya dan lining beton
C Beton tumbuk
ST-32
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
(2) Penakaran
i. Penyedia Jasa harus menyediakan alat penakar yang
disetujui Direksi Pekerjaan dan harus memelihara serta
mengoperasikan peralatan seperti yang diperlukan agar
secara tepat mengontrol dan menentukan jumlah dari
masing–masing bahan yang dicampurkan, sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan.
ii. Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak 1 (satu)
hingga 5 (lima) meter kubik atau lebih per jam secara keseluruhan
dengan mencampurkan agregat, semen, bahan additive (bila
perlu), dan air menjadi suatu campuran yang merata tanpa
pemisahan–pemisahan. Juga mampu mengimbangi
perubahan–perubahan kadar air dari agregat, serta merubah
berat material–material yang ikut tercakup.
iii. Jumlah masing–masing bahan yang membentuk beton tersebut
dapat ditentukan dengan timbangan kecuali jumlah air yang diukur
dengan takaran. Meskipun demikian material beton dapat juga
diukur secara volume, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
iv. Penyedia Jasa juga harus menyediakan penguji berat yang
standar dan peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek
operasi dan tiap – tiap skala pengukuran pengaduk tersebut,
serta melakukan pengujian periodik terhadap perubahan harga
pengukuran dalam pekerjaan– pekerjaan adukan.
ST-33
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
2) Pengecoran
a) Pelaksanaan Pengecoran
i. Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan
secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran
ST-34
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
ST-35
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
b) Pemadatan
i. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam
atau dari luar acuan yang telah disetujui. Jika diperlukan dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai
penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
kepadatan yang tepat dan memadai. Alat penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik
lain di dalam acuan.
ii. Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan
semua sudut, di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar
terisi tanpa menggeser tulangan sehingga setiap rongga dan
gelembung udara terisi.
iii. Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi
pada hasil pemadatan yang diperlukan.
iv. Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan
sekurang- kurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif
0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya dapat
menghasilkan getaran yang merata.
ST-36
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
ST-37
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
4) Beton Siklop
a) Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati dan tidak boleh dijatuhkan dari
tempat yang tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang
dikhawatirkan akan merusak bentuk cetakan atau pasangan-pasangan
lain yang berdekatan.
b) Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan.
Volume total batu pecah tidak boleh melebihi sepertiga dari total
volume pekerjaan beton siklop.
c) Untuk dinding penahan tanah dan pilar yang lebih tebal dari 60 cm,
tiap batu harus dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm; jarak
antar batu pecah maksimum 30 cm dan jarak terhadap permukaan
minimum 15 cm. Permukaan bagian atas dilindungi dengan beton
penutup (caping).
5) Lining Beton
a) Lining beton harus dilaksanakan ditempat yang telah ditunjukkan pada
Gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.
b) Beton yang digunakan harus dicor ditempat itu juga dan harus sesuai
dengan ketentuan.
c) Lining harus dilaksanakan setelah penggalian saluran dan tanggul
selesai dilakukan, pada saat perapian sedang dikerjakan.
d) Pelaksanaan lining dibuat mengikuti Gambar atau petunjuk
Direksi, dilaksanakan sesuai dengan gambar–gambar detail yang
ada terutama yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
e) Sambungan lining harus diisi bitumen (aspal pasir) sesuai
gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
6) Pekerjaan Pondasi Beton
a) Sebelum menempatkan beton pada pondasi, Penyedia Jasa
harus membersihkan semua kotoran yang ada termasuk minyak,
serpihan tanah, reruntuhan, plastik, sisa kertas dan genangan air yang
ada sesuai dengan permintaan Direksi Pekerjaan.
b) Selama pengecoran Penyedia Jasa harus menjaga permukaan
yang dicor bersih dari genangan air.
c) Pengecoran beton belum boleh dilaksanakan sebelum Direksi
Pekerjaan memeriksa dan menyetujui persiapan pekerjaan pondasi
tersebut.
ST-38
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
7) Pengerjaan Akhir
a) Pembongkaran Cetakan
- Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom
yang tipis dan bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah
pengecoran beton tanpa mengabaikan perawatan. Acuan yang
ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau
bangunan busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan
beton menunjukkan paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan
beton.
- Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang
digunakan untuk pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran,
tembok pengarah (parapet), dan permukaan vertikal yang
terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah
pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan
cuaca dan tanpa mengabaikan perawatan.
b) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
- Kecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan
segera setelah pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat
atau logam yang telah digunakan untuk memegang acuan, dan
acuan yang melewati badan beton, harus dibuang atau dipotong
kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan beton.
Tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan
oleh sambungan cetakan harus dibersihkan.
- Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera
setelah pembongkaran acuan dan dapat memerintahkan
penambalan atas kekurang sempurnaan minor yang tidak akan
mempengaruhi bangunan atau fungsi lain dari pekerjaan beton.
Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan
lekukan dengan adukan semen.
ST-39
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
d) Perawatan Beton
(1) Perawatan dengan Pembasahan
i. Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari
pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan
gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar
air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur
yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin
hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan
pengerasan beton.
ST-40
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
ST-41
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
ST-42
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
4. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan beton, bekisting dan waterstop harus memuat :
4.1. Penerimaan bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila
diperlukan) harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan
yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada
Pekerjaan Beton, Bekisting dan Waterstop.
4.2. Pengawasan
Direksi pekerja harus menempatkan seorang personal khusus yang
mempunyai keahlian untuk melakukan pengawasan pekerjaan sesuai dengan
persyaratan kerja.
ST-43
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
2) Penyesuaian Campuran
a) Penyesuaian Sifat Mudah Dikerjakan (Kelecakan atau Workability)
Jika sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula
dirancang sulit diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan
perubahan rancangan agregat, dengan syarat dalam hal apapun kadar
semen yang semula dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen
yang telah ditentukan berdasarkan pengujian yang menghasilkan kuat
tekan yang memenuhi tidak dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang
telah dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara lain tidak
ST-44
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
b) Penyesuaian Kekuatan
Jika beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, maka kadar
semen dapat ditingkatkan atau dapat digunakan bahan tambahan
dengan syarat disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
c) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru
Perubahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan. Bahan baru tidak boleh
digunakan sampai Direksi Pekerjaan menerima bahan tersebut secara
tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil pengujian
campuran percobaan baru yang dilakukan oleh Penyedia Jasa.
d) Bahan Tambahan (admixture)
Bila perlu menggunakan bahan tambahan, maka Penyedia Jasa
harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Jenis dan
takaran bahan tambahan yang akan digunakan untuk tujuan tertentu
harus dibuktikan kebenarannya melalui pengujian campuran di
laboratorium. Ketentuan mengenai bahan tambahan ini harus
mengacu pada SNI 03-2495-1991. Bila akan digunakan bahan
tambahan berupa butiran yang sangat halus, sebagian besar berupa
mineral yang bersifat cementious seperti abu terbang (fly ash),
mikrosilika (silicafume), atau abu slag besi (iron furnace slag), yang
umumnya ditambahkan pada semen sebagai bahan utama beton,
maka penggunaan bahan tersebut harus berdasarkan hasil pengujian
laboratorium yang menyatakan bahwa hasil kuat tekan yang dihasilkan
sesuai dengan persyaratan yang diinginkan pada Gambar Rencana
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam hal penggunaan bahan
tambahan dalam campuran beton, maka bahan tersebut ditambahkan
pada saat pengadukan beton. Bahan tambahan ini hanya boleh
digunakan untuk meningkatkan kinerja beton segar (fresh concrete).
Penggunaan bahan tambahan ini dilakukan dalam hal-hal sebagai
berikut:
- Meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa menambah air;
- Mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa
mengurangi kelecakan;
- Mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
- Memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
- Meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton;
- Mengurangi kecepatan terjadinya slump loss;
- Mengurangi susut beton atau memberikan sedikit pengembangan
volume beton (ekspansi);
- Mengurangi terjadinya bleeding;
- Mengurangi terjadinya segregasi.
ST-45
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
3) Pelaksanaan
Pencampuran
a) Penakaran Agregat
i. Seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut berat,
untuk mutu beton fc’ < 20 MPa diijinkan ditakar menurut volume
sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakan semen kemasan dalam
zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas
semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau
kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus ditimbang beratnya
secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi
kapasitas alat pencampur.
ii. Penakaran agregat harus dilakukan dalam kondisi jenuh kering
permukaan (SSD-saturated surface dry). Apabila hal tersebut
tidak dilakukan maka harus dilakukan koreksi penakaran sesuai
dengan kondisi agregat di lapangan. Untuk mendapatkan
kondisi agregat yang jenuh kering permukaan dapat dilakukan
dengan cara menyemprot tumpukan agregat dengan air secara
berkala paling sedikit 12 jam sebelum penakaran untuk menjamin
kondisi jenuh kering permukaan.
iii. Penyedia Jasa harus dapat menunjukkan sertifikat kalibrasi yang
masih berlaku untuk seluruh peralatan yang digunakan untuk
keperluan penakaran bahan-bahan beton termasuk saringan agregat
pada perangkat ready mix.
b) Pencampuran
i. Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat
menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan.
ST-46
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
ii. Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan
alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air
yang digunakan dalam setiap penakaran.
iii. Cara pencampuran bahan beton dilakukan sebagai berikut,
pertama masukkan sebagian air, kemudian seluruh agregat
sehingga mencapai kondisi yang cukup basah, dan selanjutnya
masukkan seluruh semen yang sudah ditakar hingga tercampur
dengan agregat secara merata. Terakhir masukkan sisa air untuk
menyempurnakan campuran.
iv. Waktu pencampuran harus diukur mulai pada saat air dimasukkan ke
dalam campuran bahan kering. Seluruh sisa air yang diperlukan harus
sudah dimasukkan sekira seperempat waktu pencampuran tercapai.
Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang
harus sekira 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar waktu harus
ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
4) Pengujian Campuran
a) Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap
pencampuran beton yang dihasilkan, dan pengujian harus dianggap
belum dikerjakan kecuali disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau
wakilnya. Nilai slump pada setiap campuran tidak boleh berada diluar
rentang nilai slump (± 2 cm) yang disyaratkan .
b) Pengujian Kuat Tekan
i. Penyedia Jasa harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah benda
uji per set) untuk pengujian kuat tekan berdasarkan jumlah beton
yang dicorkan untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis
komponen bangunan yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran.
ii. Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa
harus menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter
150 mm dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI
03-4810-1998. Benda uji tersebut harus dicetak bersamaan dan
diambil dari contoh yang sama dengan benda uji silinder yang akan
dirawat di laboratorium.
iii. Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kuantitas
pengecoran atau komponen bangunan yang dicor secara terpisah
dan diambil jumlah terbanyak diantara keduanya.
iv. Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari
pencampuran secara manual, setiap 10 meter kubik beton harus
ST-47
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
dibuat 1 set benda uji dan untuk setiap komponen bangunan yang
dicor terpisah minimal diambil 3 set benda uji.
v. Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk pengecoran hasil
produksi ready mix, diambil pada setiap pengiriman (1 set untuk
setiap truk). 1set = 3 buah benda uji.
vi. Setiap set pengujian minimum tersebut harus diuji untuk kuat
tekan beton umur 28 hari.
vii. Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut terdapat
perbedaan nilai kuat tekan yang > 5% antara dua buah benda uji
dalam set tersebut, maka benda uji ketiga dalam set tersebut
harus diuji kuat tekannya. Hasil kuat tekan yang digunakan dalam
perhitungan statistik adalah hasil dari 2 buah benda uji yang
berdekatan nilainya.
ix. Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di bawah
0,85 fc’.
x. Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi,
maka harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata dari hasil
uji kuat tekan berikutnya, dan langkah-langkah lain untuk
memastikan bahwa kapasitas daya dukung dari bangunan tidak
membahayakan.
xi. Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan
bahwa kapasitas daya dukung bangunan berkurang, maka diperlukan
suatu uji bor (core drilling) pada daerah yang diragukan
berdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam hal ini harus
diambil paling tidak 3 (tiga) buah benda uji bor inti pada daerah yang
tidak membahayakan bangunan untuk setiap hasil uji tekan yang
meragukan atau terindikasi bermutu rendah seperti disebutkan
di atas.
xii. Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa
dianggap secara bangunan antara lain cukup baik bila rata-rata kuat
ST-48
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
tekan dari ketiga benda uji bor inti tersebut tidak kurang dari 0,85 fc’,
dan tidak satupun dari benda uji bor inti yang mempunyai kekuatan
kurang dari 0,75 fc’. Dalam hal ini, perbedaan umur beton saat
pengujian kuat tekan benda uji bor inti terhadap umur beton yang
disyaratkan untuk penetapan kuat tekan beton (yaitu 28 hari, atau
lebih bila disyaratkan), perlu diperhitungkan dan dilakukan
koreksi dalam menetapkan kuat tekan beton yang dihasilkan.
c) Pengujian Tambahan
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan
untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan
beton akhir, sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Pengujian tambahan tersebut meliputi :
i. Pengujian yang tidak merusak menggunakan alat seperti Impact
Echo, Ultrasonic Penetration Velocity atau perangkat penguji
lainnya (hasil pengujian tidak boleh digunakan sebagai dasar
penerimaan);
ii. Pengujian pembebanan bangunan atau bagian bangunan yang
dipertanyakan;
iii. Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;
iv. Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
ST-49
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
5.1. Pengukuran
1) Pekerjaan Beton
a) Cara Pengukuran
i. Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan
beton yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang
ditunjukkan pada Gambar Kerja atau yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan
untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah
kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti
"water stop", baja tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang
sulingan (weephole).
ii. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan
dilakukan untuk acuan, perancah untuk balok dan lantai
pemompaan, penyelesaian akhir permukaan, penyediaan pipa
sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian
pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap
termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.
iii. Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja
tulangan dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan
bangunan yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk
dibayarkan seperti disyaratkan pada Bagian lain dalam Spesifikasi
ini.
iv. Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai
beton bangunan atau beton tidak bertulang. Beton Bangunan harus
beton yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan
sebagai fc’=20 MPa (K- 250) atau lebih tinggi dan Beton Tak
Bertulang harus beton yang disyaratkan atau disetujui untuk
fc’=15 MPa (K-175) atau fc’=10 Mpa (K-125). Jika beton dengan
mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan untuk digunakan
di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah, maka
volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang
lebih rendah.
b) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki
i. Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur
untuk pembayaran harus sejumlah yang harus dibayar bila
mana pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan.
ii. Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap
peningkatan kadar semen atau setiap bahan tambah (admixture),
juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan
pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang
disyaratkan untuk pekerjaan beton.
ST-50
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
2) Pekerjaan Waterstop
Pengukuran pembayaran pekerjaan waterstop dibuat berdasarkan meter
panjang terpasang, sesuai as waterstop seperti terlihat pada gambar.
ST-51
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
C. PASANGAN BATU
1. BAHAN-BAHAN
1.01 Batu
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti
pasangan batu atau lapisan lindung batu, haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama
dan sejenis menurut persetujuan Direksi dan bersih dari campuran besi, noda-noda,
lubang-lubang, pasir, cacat atau tidak sempurna lainnya. Batu tersebut harus diambil dari
sumber yang disetujui Direksi.
1.02 Adukan
Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan batu harus dibuat dari semen
portland dan pasir dengan pernbandingan isi 1 : 4 atau seperti ditentukan dalam gambar
untuk tiap jenis pekerjaan. (Selanjutnya dipakai singkatan PC untuk semen portland, Ps
untuk pasir, Kr untuk kerikil, dalam kode perbandingan suatu adukan).
Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton pasal 3.1.02 Pasir
haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang memungkinkan untuk
menghasilkan adukan yang baik. Semen haruslah Portland semen seperti yang dimaksud
pada pasal 3.1.01 dari spesifikasi ini. Air harus diberikan dalam jumlah cukup/sesuai
seperti yang dimaksud pasal 3.1.03 untuk menghasilkan adukan yang baik.
Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga jumlah
dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai persetujuan
Direksi. Apabila mesin yang dipakai, bahan adukan kecuali air harus dicampur lebih
dahulu didalam mesin selama paling tidak 2 menit. Bila pengaduan dilakukan dengan
tangan, bahan adukan harus dicampur didalam semacam kotak diaduk dua kali secara
kering dan akhirnya tiga kali setelah diberi air sampai adukan sewarna semua dan merata.
Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai, dan adukan yang tidak
dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali adukan tersebut tidak
diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir hari kerja.
Semen dan pasir untuk adukan harus disimpan seperti yang disyaratkan pada pasal
3.1.06. Dan juga harus dilindungi dengan atap atau penutup lain yang tahan air.
2. PASANGAN BATU
Pasangan batu terdiri dari batu sungai atau gunung dan setiap batu harus mempunyai
berat antara 6 kg sampai 25 kg, akan tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas
persetujuan Direksi. Ukuran maksimum harus memperhatikan tebal dinding, tetapi harus
memperhatikan batasan berat seperti tercantum diatas. Sebagai contoh : sebuah batu
berukuran 0,20 x 0,20 x 0,25 m3 akan mempunyai berat kira-kira 25 kg.
ST-52
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipasang dan
harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah tegangan utama. Setiap batu
harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan pada waktu
pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh
ada batu berimpit satu sama lainnya.
Batu pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu selesai dipasang.
Pada pasangan batu yang terlihat dibuat pasangan batu muka. Batu muka harus
mempunyai bentuk seragam dan bersudut dengan ukuran tebal minimum 15 cm; kecuali
ada permintaan lain dari Direksi. Permukaan batu muka harus merata setelah dipasang.
Pasangan batu muka harus bersatu dengan batu-batu belah yang dipasang didalamnya
dan paling sedikit ada satu batu pengikat (pengunci) untuk tiap-tiap meter persegi.
Pemasangan batu muka harus dikerjakan secara bersama-sama dengan pasangan batu
inti agar supaya pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.
Batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebal adukan kurang dari pada
rata-rata 1 cm. Semua pekerjaan batu muka yang kelihatan harus disiar, adukan untuk
siaran harus campuran 1 PC : 3 Psr, kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Sebelum
pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek
sebelum adukan mengeras (atau dibetel untuk pasangan lama).
Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar, perlu diadakan sambungan gerak
sederhana pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk menahan air.
ST-53
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Sambungan gerak sederhana dapat dibentuk dengan memasang susunan batuan yang
terdiri dari batuan bergradasi (saringan kerikil atau filter) dibelakang pasangan batu pada
bagian sambungan setinggi sambungan tadi. Saringan ini harus terdiri dari batu dan krikil
terpilih dan baik. Untuk menahan longsornya saringan ini harus diberi lapisan penutup ijuk
setebal 3 cm atau geotextile mebrane.
Untuk pekerjaan pasangan batu yang besar seperti pekerjaan lining yang panjang,
Penyedia Jasa harus membangun contoh tampang tembok, sehingga mutu dan wujudnya
disetujui oleh Direksi. Semua pekerjaan berikunya harus sederajat dengan atau lebih baik
dari contoh yang disetujui.
Dalam membangun pekerjaan pasangan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan
dan dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai, Penyedia Jasa harus
memenuhi persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton.
Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang cukup
lama yang dapat mengakibatkan adukan larut. Adukan yang telah dipasang dan larut
karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya
diteruskan. Pekerja tidak boleh berdiri diatas pasangan batu atau pasangan batu kosong
yang belum mantap.
Sebelum melaksanakan "Urugan Kembali" pada muka pasangan batu yang tak kelihatan,
pasangan batunya harus diplester kasar dengan adukan 1PC:4Psr setebal 2 cm
(berapen).
Urugan tidak boleh dilaksanakan sebelum mendapat persetujuan Direksi dan bahan
urugan harus pasir yang kasar dan mudah dilalui air. Kerikil yang teratur ukurannya
sehingga dapat mencegah kehilangan pasir harus dipasang pada akhir lubang pembuang
air.
3. PEKERJAAN PERLINDUNGAN
Penyedia Jasa harus menyiapkan permukaan galian tanah pondasi dengan lapisan lantai
kerja menurut ukuran yang ditentukan.
ST-54
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
kurang dari 20 cm dan tebal yang tidak kurang dari yang tertera dalam gambar. Batu
harus diberi landasan pasir dan diletakkan pada dasar alamiah sedemikian, sehingga
permukaan yang telah selesai merupakan bidang benar-benar rata.
Batu-batu untuk bronjong harus seperti yang ditentukan dalam Standar Nasional Indonesia
NI – 2 dengan ukuran tidak kurang dari 15 cm dan tidak lebih dari 25 cm. Batu yang
dipakai dipilih berbentuk bulat.
Bronjong kotak dan bersusun harus mempunyai batas pemisah bagian dalam dengan
bahan kawat dan bentuk anyaman yang sama. Batas pemisah ditempatkan sedemikian
sehingga membentuk matras berukuran 2 m x 1 m x 0,50 m. Hubungan antara bronjong
atau matras harus terikat erat dengan kawat pada ujung-ujungnya sehingga menjadi satu
kesatuan. Bronjong untuk penahan tanah harus ditempatkan bagian yang bersinggungan
dengan tanah diberi lapisan filter ijuk. Pengerjaan bronjong harus sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia PBUI 1982. Apabila bronjong ditempatkan pada lapisan saringan
maka harus dikerjakan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan kawatnya. Bronjong
harus diikat kawat dengan erat-erat pada bronjong yang berdampingan sepanjang tepinya.
Ukuran dari bronjong seperti ditunjukkan didalam gambar atau diperintahkan oleh Direksi,
dengan anyaman bentuk segi 6 beraturan yang jarak sisi-sisinya 8 x 10 cm, serta sisi
anyaman yang dililit harus terdiri dari tiga lilitan. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi, maka
ukuran kawat yang digunakan adalah berdiameter 2.7 mm, dengan type anyaman (Mesh)
8 x 10 cm.
Batu untuk rip-rap harus keras, padat dan tahan lama berat jenis tidak kurang dari 2,4 kg.
Tiap-tiap batu harus mempunyai ukuran bentuk kira-kira sama dengan ukuran 20 – 30 cm
untuk sloope protection dan minimum 30 cm untuk penahan gerusan pada bendung dan
pekerjaan sungai lainnya.
Pekerjaan lindungan dengan rip-rap termasuk pula Penyedia Jasaan lapis filter kerikil pasir
seperti ditunjukkan pada gambar.
ST-55
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Apabila dipermukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali yang ada maupun yang
baru harus diplester dengan adukan 1PC : 3 Psr. Pekerjaan plasteran dikerjakan secara 2
lapis sampai ketebalan 2 cm. Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus diplester
pada bagian atas dari dinding, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 0,10 m dibawah
tepi atas atau sesuai dengan yang tertera pada gambar.
Direksi atau pejabat yang diberi tugas harus mengadakan pemeriksaan terhadap bahan-
bahan, mutu pekerjaan, ukuran-ukuran dan percobaan perakitan di Pabrik.
Pemeriksaan ini meliputi :
a) Pemeriksaan baja atau bahan-bahan lain yang dipakai untuk memastikan
bahwa bahan-bahan di atas sesuai dengan standar, laporan percobaan
kimia dan fisika dari bahan-bahan yang dipakai harus ditunjukkan.
b) Memeriksa ukuran-ukuran
c) Memeriksa pekerjaan las dan mengujinya bila diperlukan
d) Memeriksa pembersihan dan pengecatan pekerjaan baja
e) Percobaan perakitan dan menguji hasilnya
f) Memeriksa cara pengepakan untuk pengiriman
Jika dibutuhkan Direksi, pekerjaan baja harus dipasang untuk sementara ditempat
pembuatannya untuk diperiksa oleh Direksi dan jika dianggap perlu diuji sebelum dikirim.
Penyedia Jasa harus memasang pekerjaan baja selengkapnya dan harus menyediakan
dan membangun semua panggung sementara dan persiapan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan. Sebelum satupun pembangunan dimulai di lapangan, Penyedia
Jasa harus menyampaikan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan cara-cara yang
dia usulkan untuk pembangunan pekerjaan baja dan harus dilaksanakan pengaturan dan
pencegahan yang ditunjukkan oleh Direksi.
Kecuali ditentukan lain, jika logam dipasang permanen pada logam atau permukaan
lainnya, maka permukaan logam yang bersentuhan harus dicat dengan dua lapis cat
bitumen, segera sebelum pemasangan.
ST-56
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Alumunium tidak boleh didirikan pada beton yang basah atau dipasang tetap pada beton
yang masih muda. Dimana perlu untuk menghubungkan aluminum dengan baja atau besi
tuang, kedua permukaan harus dipisahkan dengan bahan pemisah yang disetujui,
tebalnya, tidak kurang dari 1,5 mm. Dimana batang-batang bangunan dari aluminium
dipasang batu, bata atau beton, permukaan-permukaan yang bersentuhan, bahan
sambungan harus diberi seng berchrom.
Untuk pemasangan bagian-bagian yang masuk dalam pekerjaan beton atau pasangan
batu yang permanen, maka bagian-bagian di atas seperti angkur, plat perletakan dan lain-
lain harus dikirim lebih dahulu dari pada bagian lain.
Setelah selesai dipasang dilokasi, harus diadakan uji coba terhadap semua perlengkapan,
sampai mendapat persetujuan Direksi. Setiap pintu pengatur air harus digerakkan secara
penuh untuk keperluan pengoperasian, dengan menggunakan semua peralatan yang
disediakan dan dengan persyaratan-persyaratan yang sudah ditetapkan kecuali Direksi
menentukan lain
4.08 Penyerahan
Setelah uji coba selesai dengan baik maka untuk selama periode tertentu yang akan
disetujui bersama oleh Direksi dan Penyedia Jasa, dengan perkiraan satu minggu,
pelaksana diminta untuk tinggal guna mengawasi pengoperasian pertama dari
bangunannya, dan untuk memberi petunjuk dan bimbingan kepada Staf Pengguna
Pekerjaan dalam cara yang benar guna pengoperasian dari Bangunan tersebut.
E. PEKERJAAN PEMUGARAN
1.01 Umum
ST-57
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Bila diperintahkan, permukaan pasangan lama harus disiar kembali, bidang sambungan
antara batu harus digaruk dengan kedalaman paling tidak 2 cm dan disiar kembali rata
dengan adukan 1 Pc : 2 Ps.
Pekerjaan plesteran ulang ini termasuk juga pekerjaan plesteran pada lining / pasangan
batu lama yang sesuai dengan gambar atau perintah Direksi harus diplester.
Bila lining/pasangan batu bekas diplester/disiar maka plesteran/siar yang ada harus
dibersihkan dan sambungan antara batu harus digaruk dengan kedalaman paling tidak 2
cm dan dibersihkan dengan siraman air kemudian diplester setebal 2 cm dengan adukan
1Pc : 3 Ps. Cara pelaksanaan pleteran sesuai dengan yang dijelaskan pada Pasal 4.06
Bab D. Pasangan Batu.
Bila bagian dari bangunan pasangan batu atau beton yang ada akan dibongkar, Penyedia
Jasa harus melaksanakan pekerjaan itu dengan cara sedemikian, sehingga tidak rusak
bagian bangunan yang masih tertinggal. Tiap kerusakan, pada bagian bangunan yang
masih tinggal sebagai akibat dari pekerjaan bongkaran, harus dikembalikan kepada
semula sesuai petunjuk Direksi. Semua runtuhan hasil dari bongkaran harus dibuang
dengan cara seperti ditunjukkan dan permukaan tanah atau tampang lintang saluran harus
diselesaikan dan dirapikan sesuai petunjuk Direksi.
Jika pasangan batu baru akan disambung pada pasangan batu yang telah ada (lama),
permukaan pasangan batu lama harus seluruhnya dibersihkan dan sambungan
dilaksanakan dengan ikatan seperti yang ditunjukkan Direksi.
Istilah pintu air harus dianggap meliputi semua bagian kayu dan logam yang tertanam,
daun pintu, bagian-bagian, dan alur balok sekat (sponning).
ST-58
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR .
Bila tanggul saluran lama perlu dipertinggi dengan timbunan, bagian atas dari tanggul itu
harus disiapkan sesuai dengan yang dimaksud pada Pasal 1.09 dari Bab B Pekerjaan
Tanah.
Setiap bangunan yang ada yang akan dipugar atau diperbaiki harus dibersihkan guna
pemeriksaan Direksi. Endapan harus dibuang sampai lantai yang ada atau ketinggian
dasar asli atau sampai dengan ketinggian menurut perintah Direksi. Semua tumbuhan,
segala lumut yang tumbuh pada permukaan pasangan dan plesteran yang lepas harus
dibuang. Semua pasir, tanaman dan kotoran harus dibuang dari tempat sekitar bangunan.
Semua saluran yang ada harus dibersihkan dari semua batu-batu lepas, tanaman yang
tumbuh di bawah muka air dan kotoran. Lepas dari pekerjaan tanah pokok, maka tebing
tanggul dan dasar saluran juga harus dirapikan dan ditimbun bagian yang berlubang agar
saluran menjadi rapi.
Semua bangunan besi yang masih dipakai harus dibersihkan dari endapan guna
pemeriksaan dari Direksi. Bila diperintahkan test kekuatan / muatan harus dilaksanakan
pada bangunan itu.
Setelah pemeriksaan, bangunan harus diperbaiki atau diganti seperti yang diperintahkan
dan harus dicat menurut Bab 6 Bagian 2 dari Spesifikasi ini.
Semua pengambilan yang ada, baik itu pipa – pipa di bawah tanggul dan lain-lain yang
tidak digunakan lagi setelah saluran direhabilitasi harus dibongkar atau ditutup.
ST-59
KE WAROKI
BM.04 CP.04
X = 4.972.848 X = 5.041.719
Y = 13.107.318 Y = 13.032.222
Z = 3.498 Z = 4.314
X = 12.000.000
X = 10.000.000
X = 4.000.000
X = 6.000.000
X = 8.000.000
MSNU.10.ka
85.80 132.13
SMNU.10.ki MSMNU.9.ka.2
62.80 96.71 69.10 106.41
Ke NABIRE
BSMNU.10
KE
NA
SMNU.9.ka.1
BIR
39.00 60.06
E
MSP.III.4.ki
MSNU.8.ka.2 90.50 139.37
73.50 133.19
BSMNU.9 BM.06
X = 10.430.294
MSMNU.6.ki.1 ka.2 CP.06 Y = 10.401.224
SMNU.8.ka.1
100.70 X = 10.515.762 Z = 10.665
155.07 30.00 46.20 K.9 ki.2
Y = 10.205.940
X = 5.000.00
36.00 55.44
Ke Karaderi
Z = 12.062
KE
SMNU.6.ki.1 ka.3
3.0
T
Z = 4.299 163.24
OP
CP.06 106.00
4.0
4.0
O
X = 3.414.491
3.0
Y = 9.308.018
Z = 4.662 SMNU.6.ka BSP.III.4
SMNU.6.ki.3 ki BSMNU.7 155.31
Y = 10.000.000
SMNU.6.ki.1 ka.1 101.50 SP.III.3 ka
80.85 124.509 69.25 106.65 84.00 129.36
49.00 CP.03
X = 6.207.867
Y = 8.409.474 MK.6 ki.2
Z = 8.767 SMNU.5.ka 54.25 83.55
BSP.III.3
CP.07 BSMNU.6 100.50 154.77 BK.8
BKl.12 Kl.11.1.ka X = 3.688.795 SP.III.2
Y = 8.074.400
76.75 ka
I
117,75 181,34 SMNU.6.ki.2 ki.3 118.20
UM
Z = 6.806
IB
K.7 ki
L
94.90 146.146
KA
Kl.1 ka BSMNU.6
S.
ki.1 52.25 80.46
81,25 125,13 K.6 ki.1
Kl.11.1 ki BMCP.07 BM.03
Kl.11 ki BSMNU.6 ki.2 76.25 117.43
X = 3.694.491 X = 6.219.502 SMNU.4.ka
62,50 96,25 63,75 98,18
Y = 7.946.647 Y = 8.284.406
CP.05 72.50 111.65
Z = 8.656 Z = 8.706 BK.7
BSMNU.5
X = 2.631.903
Y = 7.924.411 cp.08
7.0 SMNU.5.ki
Z = 8.748 MSMNU.6.ki.2 ki.2 X = 10.6868.337
74.55 114.81 SMNU.2.ka Y = 7.998,406
BKl.11 47.00 72.38 SP.III.1 ka Z = 15.894
103.81 159.87
SMNU.6.ki.2 ki.1 32.00 49.28
SMNU.4.ki.2
BKl.11.1 88.20 135.83 BSP.III.2
8.0 45.90 69.30 BSMNU.4
7.0 MKl.8.2 ki
BM.05 BK.6
Kl.10 ka 70,85 109,11 BM.08
X = 2.869.022 9.0 X = 10.947.665
34,00 52,36 Y = 7.923.785
SMNU.3.ki Y = 7.863.466
Z = 8.834 PEMUKIMAN SP.C BSMNU.3 BSP.III.1 Z = 20.402 Y = 8.000.000
Kl.10 ki S. K 105.50 162.47
ALI
BUMI K.5 ki
62,25 95,87 9.0
73.75 113.57
8.0
PEMUKIMAN SP.3
8.0
MSMNU.4.ki.1
9.0 110.10 169.55
MSMNU.1.ka
Kl.9 ka 10.0 9.0
BKl.10 48.75 75.08
115,25 117,49 9.0
SMNU.2.ki
150.54 BK.5
8.0 97.75
K.4 ki.2
r
BSMNU.2
ga
47.75 73.54
ng
Wa
Ke
Kl.8.2 te SMNU.1.ki
BKl.9 92,50 142,50 PEMUKIMAN SP.2 34.75 53.52 BSMNU.1
.0
BKl.8.2
23
.0
22
.0
21
Kl.8.2 ka BK.4
20.0
Kl.8 ka
19.0
18.0
17.0
16.0
Kl.6 ki
BM.10
14.0
44,20 68,07
X = 8.327.544
CP.09 Y = 3.344.015
15.0 Z = 4.844
20.0 X = 4.587.346
30.0.0 Y = 3.024.256 CP.11
35
BKl.6 Z = 6,854 X = 7.750.880 CP.12
Y = 1.969.337 X = 7.797.708
Z = 12,822 CP.10 Y = 1.984.757
X = 8.239.349 Z = 12,911
MKl.4 ka2 Y = 3.305.769
37,50 57,75 Z = 14.571
Kl.1 ka.1
54,00 83,16 i
um
Kl.1 ka alib
g K
dun
.0
GAMBAR :
BELUM DIBANGUN Kl.2 ka
KABUPATEN : NABIRE
86,50 133,21
BKl.4
BELUM DITINGKATKAN Kl.3 ka 15.0
BKl.2 GAMBAR SITUASI D.I. KALIBUMI NO. REGISTER :
32,00 49,28
.0
12
20.0
NO. LEMBAR :
.0 25.0
15
30.0
DIGAMBAR
DIPERIKSA
TANGGAL NO. KONTRAK
BKl.3
DIREKSI PEKERJAAN
.0
12 .0
14 No.Rev. Tgl. Yang direvisi Oleh Direnc. Diset. D I S E T U J U I
PPK
BKI.12
KI.12 ki KI.12 ka
49.00 75.46 74.50 114.73
SKEMA JARINGAN D.I. KALIBUMI KIRI
A = 1926.55 Ha
L = 959.80 m
L = 1339.90 m
KI.10 ki KI.8.2 ka.1
BKI.9 BKI.8.2
62.25 95.87 35.60 54.82 BANGUNAN BAGI SADAP
BKI.10
BANGUNAN SADAP
KI.8 ka L = 928.50 m KI.8.1 ka.2
L = 1274.10 m
70.10 108.00 100.75 155.16 BANGUNAN MUKA
BKI.8.1
GORONG"JALAN
BKI.8 L = 380.00 m KI.8.1 ka.1
40.00 61.60
SALURAN SEKUNDER KALIBUMI KIRI 8.1
SALURAN INDUK
SALURAN SEKUNDER
L = 362.00 m
SALURAN MUKA
a a. NAMA PETAK
BKI.7 b. LUAS AREAL (Ha)
KI.7 ka b c
c. DEBIT RENCANA (ltr/dtk)
49.10 75.61
MKI.4.1 ka.2
37.50 57.75
L = 2729.00 m
L = 2179.90 m L = 1124.50 m
KI.5 ka.2 KI.5 ka.1 KI.4 ka.2 KI.4 ka.1 KI.3 ka KI.2 ka KI.1 ka.2 KI.1 ka.1
76.00 117.04 53.00 81.62 113.00 174.02 81.00 124.74 32.00 49.28 86.50 133.21 89.00 137.06 54.00 83.16
GAMBAR :
BELUM DIBANGUN
KABUPATEN : NABIRE
SKEMA JARINGAN IRIGASI D.I. KALIBUMI KIRI
BELUM DITINGKATKAN 1926.55 Ha NO. REGISTER :
NO. LEMBAR :
DIGAMBAR
DIPERIKSA
TANGGAL NO. KONTRAK
DIREKSI PEKERJAAN
No.Rev. Tgl. Yang direvisi Oleh Direnc. Diset. D I S E T U J U I
PPK
8,05
0,6
0,24
1,18
LEGENDA :
A
2,2 = BETON K.225
0,2
= BETON K.100
A
0,5 1,9 0,5 PRECAST DINDING SALURAN PRIMER
BKI.6 - BKI.7 POT A - A
4 - Ø 10 mm
Ø 8 mm - 150 mm
8,05 A
PEMBESIAN PRECAST DINDING SALURAN PRIMER
BKI.6 - BKI.7 POT A-A
0,6
0,24
3,2
1
1,18
H4 (Ø 10 mm - 150 mm)
H2 (Ø 10 mm - 150 mm)
2,2
H6 (Ø 10 mm - 150 mm) H3 (Ø 8 mm - 150 mm)
H5 (6 - Ø 10 mm)
H1 (Ø 10 mm - 150 mm)
SHOP DRAWING
Kabupaten :
NABIRE
No . Register :
No. Lembar :
Tanggal No.Kontrak :
Konsultan :
ENGINEERING CONSULTANT
Kontraktor :
Direksi Pekerjaan :
Disetujui :
PPK :
C
+12.42 +12.42
+10.01
0 1 2 3 4 5
SKALA,B. 1:100
0 2 4 6 8 10
LEGENDA
+12.42 +12.42
+12.42
+12.42
+13.53
E
+13.53
+13.43
+13.43
B
+12.83
V
+11.75 D D
+11.75
+11.63
+12.93
k 42.5 k 42.5
I 0.000163 R1.00
I 0.000161
R1.00
w 0.60 m R1.00 w 0.50 m
0.51
E
F
+13.43
+13.53
+13.53
+13.53
+12.42
+12.42
+12.42 F
+12.42
+9.71
+12.42
SAL. ERSIER
KI.7Ka
A 49.10 Ha
+12.92 +12.92 0.07561 m3/dt
Q
0.284 m/dt
C V
b 0.4 m
+12.42
+12.42 h 0.35 m
+12.42
+12.73
+12.53
+12.40
+12.73 m 1
1 1 0.40 k 35
1 1 +12.40
I 0.00060
+12.73 0.30
w 0.30 m
+12.92
+12.42 0.40
+12.42
DENAH
SKALA, A
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Provinsi :
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
PAPUA
SNVT PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIRPAPUA PROVINSI PAPUA
KEGIATAN IRIGASI DAN RAWA I NABIRE PEMBANGUNAN SALURAN INDUK BIHA KIRI
Jalan Pipit Girimulyo Telp. (0984)22090, FGax (0984) 23130 - Nabire DAN BANGUNAN (500 HA
DI KABUPATEN NABIRE
+12.42 +12.42 Bagian : SALURAN INDUK DAERAH IRIGASI KALIBUMI KIRI Kabupaten :
BKI.7 NABIRE
B BANGUNAN SADAP No . Register :
+12.42 +12.42 No. Lembar :
1 1 Tanggal No.Kontrak :
1 1 Direncana
+11.73
+11.42 Diperiksa
Disetujui :
15.00 5.49 1.60 1.00 1.50 3.86 5.00
+13.53 +13.53
+13.53 +13.53
+12.93 +12.93 +12.83
+12.83
+12.13
+11.75 +11.75
+11.63
0.30 +11.23
1.14
+10.01
0.30
POTONGAN A-A
SKALA, A
3.80
1.00 1.00
0.30 0.70 2.40 1.20 2.00
0.30 0.35 0.60 1.20 0.80 1.00
+13.53 0.20
+13.53 1.00
0.60 0.40 +12.50
+12.93 +12.83 0.30 0.20 +13.53 0.40
+13.53
0.60
+11.42
0.6
0.30
0
0.80
1.5
0.30
POTONGAN D-D 0.80 2.80 8.39 3.80 2.00 0.85 1.40 0.60 1.69 1.20
0.30 +12.13 1
SKALA, A
+11.75
POTONGAN B-B
SKALA, A +11.23 +11.23
0.60 0.60
1.20
1.60 2.40 1.20 2.00 0.60
0.60
0.70 1.00
0.60
0.60 0.60
f 16-115
1.20
1.60 0.60
0.30
POTONGAN F-F
SKALA, A
f 8-225
f 16-150
1.14
f 16-115 f 8-225
DETAIL PENULANGAN PLAT GORONG-GORONG Bagian : SALURAN INDUK DAERAH IRIGASI KALIBUMI KIRI Kabupaten :
SKALA,1:20
BKI.7 NABIRE
Diperiksa
Disetujui :
0,2 4 0,2 4 0,2
0,12 0,5
3,38
0,5 0,12
V1 (Ø 10 mm - 150 mm)
H2 (Ø 8 mm - 150 mm)
2@2 Ø 10 mm 2@2 Ø 10 mm
S1 (Ø 10 mm - 1000 mm)
LEGENDA : Provinsi :
PAPUA
SNVT PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR PAPUA PROVINSI PAPUA
KEGIATAN IRIGASI DAN RAWA I NABIRE Pekerjaan :
= BETON K.225
SHOP DRAWING
Kabupaten :
= BETON K.100 NABIRE
No . Register :
No. Lembar :
Tanggal No.Kontrak :
Konsultan :
ENGINEERING CONSULTANT
Direksi Pekerjaan :
Disetujui :
PPK :
BAB XI. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Keterangan
1. Daftar Kuantitas dan Harga harus sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta
(IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus
Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.
(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf
pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan
(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga
satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan
volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan dan harga satuan tidak boleh diubah.
152
Daftar 1: Mata Pembayaran Umum
CONTOH
Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Keterangan:
1. Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat
umum.
2. Total harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).
153
Daftar 2: Mata Pembayaran Mata Pembayaran Penyelenggaraan
Keamanan dan Kesehatan Kerja serta
Keselamatan Konstruksi
CONTOH
Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
154
Daftar 3: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama:
CONTOH
Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Keterangan:
1. Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan
Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan Konstruksi ini di antara bagian-
bagian pekerjaan lain.
2. Total harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).
155
Daftar 4: Mata Pembayaran
CONTOH
Total Daftar 4
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Keterangan:
1. Pada judul Daftar 4 cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang
sudah diuraikan dalam Mata Pembayaran Pekerjaan utama jika terdapat lebih dari
satu jenis pekerjaan.
2. Total Harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas/Keluaran dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak
Pertambahan Nilai).
156
DAFTAR REKAPITULASI CONTOH
157
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
JUMLAH HARGA
NO URAIAN PEKERJAAN
(RP)
J u m l a h I + II + III 18.121.000.000,00
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10 % 1.812.100.000,00
Total 19.933.100.000,00
Dibulatkan 19.933.100.000,00
TERBILANG :
TERBILANG : SEMBILAN BELAS MILYAR SEMBILAN RATUS TIGA PULUH TIGA JUTA SEMBILAN Puluh SEMBILAN RIBU LIMA Ratus TIGA Puluh SEMBILANRUPIAH
PT. ...............................................
NAMA
Jabatan
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
TOTAL 18.121.000.000,01
BAB XII. BENTUK DOKUMEN LAIN
Kepada Yth.
di
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini
Saudara diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebesar Rp. ……….
(……….. Rupiah) [5% dari nilai kontrak untuk nilai penawaran/terkoreksi antara
80% sampai dengan 100% HPS atau 5% dari HPS untuk nilai penawaran/terkoreksi
dibawah 80% HPS] dengan masa berlaku selama …. (………………) hari kalender
[sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu pelaksanaan] dan
menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
diterbitkannya SPPBJ.
Satuan Kerja
Pejabat Pembuat Komitmen
[tanda tangan]
Tembusan Yth. :
1. [PA/KPA K/L/D/I]
2. [APIP K/L/D/I]
3. [Pokja Pemilihan]
......................................................................................................................................... dst
158
B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Nomor:
Paket Pekerjaan:
1. Macam pekerjaan: ;
, 20
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP:
159
Menerima dan menyetujui:
[tanda tangan]
[nama lengkap wakil sah badan usaha]
[jabatan]
160
C. BENTUK SURAT-SURAT JAMINAN
GARANSI BANK
sebagai JAMINAN
PELAKSANAAN No.
sejumlah uang Rp
(terbilang ) dalam
bentuk garansi bank sebagai Jaminan Pelaksanaan atas pekerjaan
berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No.
tanggal , apabila:
Nama : [nama penyedia]
Alamat :
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima
Jaminan berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan
benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang Dijamin.
161
_s.d.
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam
butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut
di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional)setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi
akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang
Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
.
Dikeluarkan di :
Pada tanggal :
[Bank]
Meterai Rp 6000,00
162
Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
JAMINAN PELAKSANAAN
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan
sebagaimana ditetapkan berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
No. tanggal untuk pelaksanaan tender
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ( ) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal sampai dengan tanggal
a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan
benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya
masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di
pada tanggal
TERJAMIN PENJAMIN
Meterai Rp6000,00
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA No.
sejumlah uang Rp
(terbilang ) dalam
bentuk garansi bank sebagai Jaminan Uang Muka atas pekerjaan
berdasarkan Kontrak No. tanggal _, apabila:
Nama : [nama penyedia]
Alamat :
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, Yang Dijamin lalai/tidak memenuhi kewajibannya dalam
melakukan pembayaran kembali kepada Penerima Jaminan atas uang muka yang
diterimanya, sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
_s.d.
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam
butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut
di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan Yang Dijamin dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional)setelah
menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan
Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang
Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
.
Dikeluarkan di :
Pada tanggal :
Bank]
Untuk keyakinan, pemegang
Meterai Rp6000,00
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
[Nama dan Jabatan]
[bank]
164
Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan
sebagaimana ditetapkan berdasarkan Kontrak No.
tanggal dari PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ( ) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal sampai dengan tanggal
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya
masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di
pada tanggal
TERJAMIN PENJAMIN
Meterai Rp6000,00
165
Jaminan Pemeliharaan dari Bank
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No.
sejumlah uang Rp
(terbilang ) dalam
bentuk garansi bank sebagai Jaminan Pemeliharaan atas pekerjaan
berdasarkan Kontrak No. tanggal , apabila:
Nama : [nama penyedia]
Alamat :
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima
Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
_s.d.
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam
butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut
di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional)setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi
akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang
Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
.
Dikeluarkan di :
Pada tanggal :
[Bank]
Meterai Rp6000,00
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
[Nama dan Jabatan]
mengkonfirmasi Garansi ini ke
[bank]
166
Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
JAMINAN PEMELIHARAAN
Nomor Jaminan: Nilai:
9. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan
sebagaimana ditetapkan berdasarkan Kontrak No.
tanggal dari PENERIMA JAMINAN.
10. Surat Jaminan ini berlaku selama ( ) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal sampai dengan tanggal
11. Jaminan ini berlaku apabila:
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
12. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional)setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA
JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat
TERJAMIN cidera janji.
13. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
14. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya
masa berlaku Jaminan ini.
Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
Dikeluarkan di
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
[Penerbit Jaminan]
pada tanggal
TERJAMIN PENJAMIN
Meterai Rp6000,00
167