Anda di halaman 1dari 53

PEDOMAN PELAYANAN KEBIDANAN

DI RUMAH SAKIT MENTARI

TAHUN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di
Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian bayi di indonesia. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
tahun 2012 yang menyatakan bahwasanya angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada bayi (AKB) sebesar 19 per
1.000 kelahiran hidup. Target AKI yang perlu dicapai sesuai dengan Deklarasi
Mellenium Development Goals (MDGs), untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI)
yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 kasus kematian ibu dan bayi di
indonesi masih pada posisi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Data ini menjadi acuan
pemerintah dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) tahun
2015 – 2019 dan merupakan target Sustainable Development Goals yang harus dicapai
pada tahun 2030 (Kemenkes RI, 2018 & AIPI, 2018)
Masa persalinan maupun setelah melahirkan merupakan salah satu periode yang
mengandung resiko bagi ibu hamil. Kematian ibu, kematian bayi dan juga komplikasi
lainnya pada umumnya terjadi pada masa persalinan, setelah melahirkan dan 1 minggu
pertama setelah melahirkan.
Salah satu hal penting yang diperlukan dalam upaya menurunkan angka kematian
ibu dan bayi yaitu dengan menyediakan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
berkualitas. Pelayanan kebidanan dalam hal ini memiliki peranan sangat penting.
Pelayanan kebidanan yang berkesinambungan atau berbasis continue of care dan
paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi kesehatan, dan berlandaskan
kemitraan adalah hal penting yang dapat membantu menurunkan angka kematian ibu dan
bayi serta angka kesakitan.
Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input dan proses dari
pelayanan kebidanan itu sendiri. Faktor input dari pelayanan diantaranya meliputi
kebijakan, tenaga yang melayani, sarana dan prasarana, standar asuhan kebidanan dan

2
standar lain atau metode yang disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja
dalam mendayagunakan input yang ada dalam interaksi antara bidan dengan pasien yang
meliputi penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika kebidanan yang berlaku.
Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu di RS Mentari, maka
disusunlah pedoman pelayanan kebidanan ini dengan harapan hal ini dapat menjadi acuan
dalam melaksanakan pelayanan kebidanan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan di RS Mentari dalam menentukan
sikap menghadapi perkembangan pelayanan kesehatan global, nasional maupun
regional.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan secara
professional.
b. Sebagai bahan dasar pengembangan pelayanan asuhan kebidanan dan organisasi
profesi bidan.
c. Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan asuhan kebidanan
C. Sasaran
1. Bagi fungsional medis dan keperawatan sebagai pedoman pelaksanaan pelayanan
kebidanan di RS Mentari
2. Bagi manajemen medis dan keperawatan sebagai pengelola pelayanan kebidanan di
RS Mentari
3. Bagi direksi RS Mentari sebagai pedoman untuk mengevaluasi kinerja pelayanan
medis dan keperawatan
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1575/Menkes/XI/2005
tentang Organisasi dan Tata Terja Departemen Kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1457 Tahun 2003 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan/Kota.

3
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 836/Menkes/SK/VI/
2005 tentang Pedoman Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 369/Menkes/SK/III/
2007 tentang Standar Profesi Bidan.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 938/Menkes/SK/VIII/
2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan

E. Pengertian
1. Kebidanan
Kebidanan adalah suatu bidang ilmu yang memepelajari keilmuan dan seni yang
mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval
dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan monopuase, bayi baru lahir, balita,
fungsi-fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan pada
perempuan, keluarga dan komunitasnya.
2. Pelayanan kebidanan
Pelayanan Kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh bidan yang telah teregistrasi yang dapat dilakukan secara
mandiri, kolaborasi dan rujukan.
3. Praktik kebidanan
Praktik Kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan yang bersifat
otonom, kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya didasari etika dan kode etik.
4. Manajemen asuhan kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan kerangka fikir yang
digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
5. Asuhan kebidanan
Asuhan kebidanan dalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang
dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan

4
F. Ruang lingkup pelayanan kebidanan
1. Poliklinik kebidanan
a. Melaksanakan pemeriksaan kehamilan, seleksi dan pencegahan kehamilan resiko
tinggi
b. Melaksanakan kegiatan penyuluhan, imunisasi dan senam hamil
c. Melaksanakan pelayanan post partum lanjutan
d. Melakukan deteksi dini terhadap kejadian infeksi luka operasi
2. Kamar bersalin
a. Melayani ibu bersalin normal maupun patologis
b. Melayani ibu post partum sebelum dipindah ke rawat gabung atau rawat inap
khusus
c. Melakukan Inisisasi Menyusui Dini (IMD)
d. Melakukan pemeriksaan bayi baru lahir
3. Ruang Obstetri dan Gynekologi
a. Melayani ibu pasca bersalin maupun patologis dalam kehamilan
b. Melakukan perawatan bayi baru lahir sehat
c. Melakukan penyuluhan kepada ibu post partum
G. Batasan operasional pedoman pelayanan kebidanan
1. Administrasi dan pengelolaan pelayanan kebidanan
2. Sumber daya manusia, staf dan pimpinan
3. Fasilitas dan peralatan
4. Kebijakan dan prosedur
5. Pengendalian mutu

5
BAB II
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DAN ADMINISTRASI
PELAYANAN KEBIDANAN

A. Struktur Organisasi

KEPALA RUANG
KEBIDANAN

CLINICAL INSTRUKTUR
(PEMBIMBING KLINIK)

PENANGGUNG
BIDAN BIDAN NURSE AID
JAWAB SHIFT
PELAKSANA PELAKSANA (ASISTEN
RUANG
SENIOR JUNIOR PERAWAT / BIDAN)
KEBIDANAN

B. Uraian Tugas
1. Kepala Ruangan
Nama jabatan : Kepala Ruangan Kebidanan
Tugas pokok : Mengawasi dan mengendalikan semua kegiatan pelayanan
asuhan Kebidanan di ruang rawat inap kebidanan dan bersalin
(Jupiter dan Venus)

Uraian tugas :
a. Melaksanakan fungsi Kebidanan :
1) Menyusun rencana kegiatan berdasarkan jenis, jumlah, mutu tenaga
kebidanan serta tenaga lain (asisten bidan) sesuai kebutuhan di ruang rawat
inap kebidanan dan kamar bersalin.
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga bidan yang berlaku tiap bulan.

6
3) Membagi tugas dan harian dengan memperhatikan jumlah dan tingkat
kemampuan.
4) Merencakan jumlah dan jenis peralatan yang dibutuhkan di ruang rawat inap
kebidanan dan Kamar Bersalin.
5) Menyusun program pengembangan staf di ruang rawat inap kebidanan dan
Kamar Bersalin.
6) Bersama staf menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan di ruang rawat
inap kebidanan dan Kamar Bersalin.
b. Melaksanakan fungsi penggerakan pelaksaan meliputi :
1) Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan tugas yang
dibebankan.
2) Mengadakan pelatihan untuk pegawai secara berkesinambungan.
3) Memberikan orientasi kepada bidan baru dan tenaga kesehatan lain yang akan
bekerja di Kamar bersalin dan Ruang Obstetri Ginekologi.
4) Membantu pengawasan pengadaan, pemeliharaan dan penggunaan obat-
obatan.
5) Menciptakan suasana kerja yang harmonis.
6) Menilai hasil kerja pegawai dan memberikan penghargaan yang berprestasi
baik.
7) Melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian serta penilaian meliputi :
a) Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing pegawai.
b) Mengawasi penggunaan alat-alat agar digunakan secara tepat
c) Mengatur supaya alat-alat dalam keadaan siap pakai.
d) Mengawasi pelaksanaan inventaris secara periodik.
c. Melakukan kerjasama dan berkomunikasi dengan seluruh bagian terkait, pasien
dan dokter serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif sesuai dengan
pedoman pelayanan dan pedoman pengorganisasian agar pelayanan dapat
berjalan secara maksimal.
d. Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana, inventaris alat dan bagian
logistik di unit keperawatan yang menjadi supervisinya sesuai dengan kebijakan
rumah sakit agar selalu dalam keadaan tersedia dan siap pakai.

7
e. Membuat laporan setiap bulan sesuai dengan kebijakan agar terinformasikan data
pelayanan kebidanan.
f. Membuat jadwal dinas dan mengawasi pelaksanaannya serta membuat
rekapitulasinya sesuai dengan pedoman agar ketenagaan yang ada sesuai dengan
rasio pasien dan kompetensi yang dibutuhkan.
g. Melakukan pendistribusian dan pendelegasian kerja bagi personel yang berada
dibawah supervisinya sesuai dengan pedoman pengorganisasian agar pelayanan
terlaksana dengan baik.
h. Membuat usulan kebutuhan alat kesehatan yang diperlukan sesuai dengan
kebijakan rumah sakit agar terpenuhinya alat kesehatan sesuai kebutuhan.
i. Mengusulkan promosi, rotasi dan peningkatan pendidikan bagi bidan sesuai
dengan peraturan kepegawaian dan kebijakan pelayanan agar komposisi
ketenagaan seimbang.
j. Melakukan pembinaan staf bidan sesuai dengan peraturan kepegawaian agar
tercipta sumber daya yang berkualitas.
k. Memberikan pelatihan keperawatan/sosialisasi SOP dan melakukan orientasi
pelayanan kepada karyawan perawat/bidan lama maupun baru
l. Memberikan bimbingan tehnis keperawatan/kebidanan kepada perawat/bidan.
m. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan secara komprehensif
n. Melakukan penilaian terhadap kinerja staf bidan sesuai dengan peraturan
kepegawaian agar terlaksana sistem penghargaan dengan baik.
o. Memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa yang sedang menjalankan
praktik klinik keperawatan/kebidanan
p. Memimpin persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya apabila dokter
obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak
Tanggung jawab :
d. Secara fungsional bertanggung jawab kepada sub bidang pelayanan kebidanan.
e. Secara operasional bertanggung jawab kepada kepala Unit Kamar Bersalin atau
Bidang Pelayanan Medik dan kebidanan.
f. Keterwujudan koordinasi dengan seluruh bagian terkait, pasien, dokter, tim
kesehatan lain serta terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.

8
g. Kelancaran pelayanan keperawatan yang berkualitas dan sesuai dengan standar
serta mengevaluasinya.
h. Ketersediaan sarana dan prasarana, inventatris alat dan logistik di unit yang
menjadi supervisinya agar selalu dalam keadaan siap pakai dan sesuai dengan
kebutuhan.
i. Ketersediaan laporan bulanan
j. Ketersediaan jadwal dinas dan rekapitulasi jadwal dinas bagi personel yang
menjadi bawahannya
k. Terlaksananya distribusi dan delegasi kerja bagi personel yang berada dibawah
supervisinya
l. Ketersediaan usulan kebutuhan akan alat kesehatan yang diperlukan
m. Ketersediaan usulan promosi, rotasi, dan peningkatan pendidikan bagi perawat
n. Ketercapaian pembinaan staf di unitnya
o. Keterlaksanaan penilaian terhadap kinerja staf di unitnya

Wewenang :

a. Mengatur sumber daya yang berada di bawah supervisinya.


b. Mengatur pelayanan kebidanan yang berada di bawah supervisinya sesuai
standar.
c. Mengelola sarana, prasarana dan alat kesehatan yang menjadi tanggung
jawabnya.
d. Mengatur pelaksanaan mutu asuhan kebidanan sesuai standar.
e. Mengatur kelancaran proses persalinan normal jika dalam keadaan mendesak
2. Penanggung jawab shift
Nama jabatan : Penanggung jawab shift ruang kebidanan
Tugas Pokok :
a. Sebagai koordinator shift dinas pagi, sore, malam dan hari libur sesuai jadwal
yang telah ditetapkan.
b. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan Asuhan Kebidanan Kepada Kepala
Ruang meliputi ( asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir dan kb )

9
c. Bersama-sama pelaksana perawatan melakukan kegiatan pelayanan
Asuhan Kebidanan yang meliputi (asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir dan kb )
d. Bertanggung jawab dalam kebenaran isi laporan / penulisan asuhan kebidanan
meliputi (asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
kb).
Uraian Tugas :
a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan diruang rawat
inap kebidanan dan bersalin pada shift sore, malam dan hari libur.
b. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga pelaksana perawatan
untuk melaksankan Asuhan Kebidanan sesuai ketentuan / standard yang berlaku
pada shift sore, malam dan hari libur
c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan inventarisasi peralatan pada shift sore,
malam dan hari libur.
d. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
e. Membantu melaksanakan program orientasi kepada petugas baru meliputi
penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib dan fasilitas yang ada.
f. Memelihara dan mengembangkan system pencatatan dan pelaporan
Asuhan Kebidanan meliputi (asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir dan kb) secara tepat dan benar untuk tindakan kebidanan
selanjutnya.
g. Memberi motivasi tenaga non perawatan dalam memelihara kebersihan ruangan
dan lingkungan pada shift sore, malam dan hari libur.
h. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien pada shift malam.
i. Memelihara buku register dan berkas catatan medik pada shift sore, malam dan
hari libur
j. Menyusun rencana asuhan kebidanan yang meliputi (asuhan kebidanan pada ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan kb) pada shift sore, malam dan hari
libur dan melaksanakan tindakan kebidanan..

10
k. Bersama-sama pelaksana bidan lainnya, melaksanakan Asuhan Kebidanan yang
meliputi (asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
kb) kepada pasien pada shift sore, malam dan hari libur.
l. Membuat laporan harian pada shift sore, malam dan hari libur.
m. Melaksanakan serah terima tugas kepada penanggung jawab shift berikutnya
secara lisan maupun tertulis pada saat penggantian dinas.
n. Mengikuti pertemuan berkala yang di adakan oleh Kepala Ruang
Tanggung jawab :
a. Pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkualitas.
b. Kelancaran terhadap pemberian asuhan kebidanan secara komprehensif.
c. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian terkait, klien,
dokter serta terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.
d. Ketersediaan laporan harian.
e. Ketersediaan sarana dan prasarana serta inventaris alat agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
f. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan
g. Ketersediaan penilaian kinerja karyawan
h. Kejelasan distribusi dan delegasi kerja bagi personel yang berada di bawah
supervisinya
i. Kelancaran proses persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya apabila
dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak
3. Bidan Pelaksana Senior
Nama jabatan : Bidan pelaksana senior
Tugas Pokok : Melaksanakan asuhan kebidanan di unit selama dalam
shiftnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Uraian Tugas :
a. Menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien, dokter dan petugas kesehatan
lain sesuai dengan pedoman pelayanan dan pengorganisasian agar pelayanan
berjalan lancar.

11
b. Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan pedoman pelayanan
agar dapat memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif dan berkualitas
serta bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
c. Menjaga sarana dan prasarana yang berada di unitnya sesuai pedoman pelayanan
agar selalu berada dalam keadaan siap pakai
d. Melakukan inventaris alat kesehatan, alat medis dan alat rumah tangga yang
berada dalam unitnya sesuai dengan pedoman pelayanan agar alat-alat selalu
dalam keadaan siap pakai.
e. Membimbing dan mendampingi bidan junior dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan sesuai dengan pedoman pelayanan untuk meningkatkan kemampuan
bidan.
f. Berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebijakan
pelayanan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan staf.
g. Membantu melakukan penilaian prestasi bidan junior dan nurse aid sesuai
dengan peraturan kepegawaian agar terlaksananya sistem penghargaan dengan
baik.
h. Membantu persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya apabila dokter
obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak.
Tanggung jawab :
a. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian terkait, klien,
dokter serta terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.
b. Kelancaran pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkualitas dan sesuai dengan
standar asuhan kebidanan.
c. Memastikan sarana dan prasarana, alat kesehatan dan alat medis yang ada di
unitnya dalam keadaan baik dan siap pakai setiap shift serta alat rumah tangga
berfungsi dengan baik.
d. Memastikan bidan junior dapat melaksanakan pelayanan asuhan kebidanan
dengan benar.
e. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan.
f. Ketersediaan penilaian kinerja karyawan bidan junior dan asisten perawat.

12
4. Bidan Pelaksana Junior
Nama jabatan : Bidan pelaksana junior
Tugas Pokok : Melaksanakan asuhan kebidanan di unit dalam shiftnya
sesuai dengan pedoman pelayanan agar pasien
mendapatkan pelayanan keperawatan yang berkualitas.
Uraian Tugas :
a. Menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien, dokter dan petugas kesehatan
lainnya sesuai dengan pedoman pelayanan dan pedoman pengorganisasian agar
pelayanan berjalan lancar.
b. Melakukan asuhan kebidanan dasar kepada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai dengan pedoman pelayanan kebidanan agar pasien
mendapatkan pelayanan kebidanan yang berkualitas dan komprehensif.
c. Menjaga sarana dan prasarana yang berada di unitnya sesuai dengan pedoman
pelayanan agar selalu berada dalam keadaan siap pakai.
d. Melakukan inventaris alat kesehatan, alat medis dan alat rumah tangga yang
berada dalam unitnya sesuai dengan kebijakan rumah sakit agar alat-alat selalu
dalam keadaan siap pakai.
e. Berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebijakan
pelayanan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan staf.
Tanggung jawab :
a. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian terkait, klien
dan dokter.
b. Kelancaran pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas dan sesuai dengan
standar asuhan kebidanan
c. Memastikan sarana dan prasarana yang ada di unitnya dalam keadaan baik dan
siap pakai
d. Ketersediaan inventaris alat
e. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan

13
5. Asiten Perawat/Bidan
Nama jabatan : Asisten perawat / bidan
Tugas pokok :
a. Bertanggung jawab dan wewenang untuk membantu melaksanakan pelayanan
tenaga kebidanan dirumah sakit.
b. Membantu tenaga kebidanan untuk mempersiapkan ruangan yang akan dipakai
c. Membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kebutuhan dasar manusia
d. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan peralatan saran dan prasarana yang
ada diruangan
e. Bertanggung jawab atas kebersihan ruangan

Uraian tugas :
a. Administrasi :
1) Menyiapkan file pasien kebidanan ( berkas rekam medik untuk pasien
umum, asuransi, instalasi dan BPJS sesuai kebutuhan )
2) Menginput data meliputi :
a) Pemakaian kamar sesuai kelas yang ditempati
b) Pemakaian obat dan alkes/bahan habis pakai
c) Penggunaan fasilitas dan jasa lainnya ( visite dokter, telepon dan
ambulans, dll)
3) Mengingatkan keluarga pasien untuk menyelesaikan administrasi sesuai
dengan peraturan rumah sakit
b. Logistik dan Inventarisasi peralatan :
1) Menginventarisasi kebutuhan unit sesuai dengan standar
a) Alat tenun
b) Alat kesehatan
c) Alat rumah tangga
d) Alat kantor untuk pencatatan dan pelaporan
2) Melaksanakan pencatatan dan inventarisasi peralatan setiap hari dan
seminggu sekali.

14
3) Melakukan pencatatan pemakaian obat, cairan, alkes, lembaran rekam
medik pasien setiap hari untuk setiap pasien dan langsung mengadakan
permintaan ke instalasi farmasi atau unit terkait untuk mengganti
persediaan/ stok unit
4) Mengadakan permintaan bahan habis pakai sesuai ketentuan logistic RS
seminggu sekali sesuai hari yang ditetapkan
5) Memelihara dan merapihkan alat-alat tenun dalam lemari penyimpanan di
unit sesuai ketentuan / SPO penyimpanan dan penggunaan alat tenun
maupun proses pencucian alat tenun.
6) Memelihara dan mengecek peralatan kesehatan untuk siap pakai ( berfungsi
baik & bersih/steril ) antara lain : tempat tidur pasien dan meja, kursi,
Brankart, meja operasi, troli, kursi roda, standar infus, suction, ECG, Infus
pump. Syringe pump, animac, saturasi O2, manometer O2, tensimeter,
stetoscope, kasur anti decubitus dll serta segera melaporkan bila ada
alat/barang yang rusak/hilang/tidak berfungsi
c. Kebersihan Pasien & Lingkungan :
1) Membantu memandikan pasien pada pagi dan sore hari atau sesuai
kebutuhan
2) Membersihkan dan merapihkan tempat tidur, meja, kursi dan kamar pasien.
3) Memelihara dan mencuci peralatan medis dan eliminasi yang dipakai pasien
( baskom, kom & gelas kumur, Pispot, urinal, dll )
4) Membersihkan dan merapihkan counter kerja unit setiap hari.
d. Membantu melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan/
asuhan kepada pasien :
1) Menyiapkan kamar dan tempat tidur untuk menerima pasien baru, meja
kursi, paket sesuai kelas, kamar mandi bersih dan tidak berbau, baju pasien,
tiang infus, manometer O2 serta peralatan medic lainnya sesuai kondisi
pasien.
2) Bersama bidan menerima pasien baru, memindahkan pasien ke tempat tidur
dan memberi posisi nyaman pada pasien

15
3) Membereskan barang-barang pasien bersama keluarga untuk disimpan
dalam lemari bila masuk rumah sakit, serta mengingatkan pasien dan
keluarga pasien untuk membawa semua barang miliknya saat keluar rumah
sakit.
4) Membantu bidan dalam asuhan Pagi-sore-malam dalam kegiatan :
a) Kebutuhan hygiene perseorangan
b) Kebutuhan nutrisi
c) Kebutuhan eliminasi
d) Kebutuhan aktifitas
e) Kebutuhan keamanan dan keselamatan
5) Dalam pengawasan dan tanggungjawab bidan melakukan pengukuran
tekanan darah, suhu, nadi, timbang BB dan ukur tinggi badan.
6) Mengantar dan menjemput pasien dengan bed/kereta dorong/ kursi roda.
7) Menyuapi pasien, mengambil baki makanan bila pasien makan/minum
diluar jam makan serta mengambil makanan/minuman yang dibutuhkan
pasien.
8) Mengukur urine dan mencatat dalam format observasi cairan.
9) Membantu bidan merawat jenazah.
10) Menjawab atau menghampiri bell / nurse call dari pasien.
11) Berpartisipasi mencatat data ke dalam rekam medic pasien sesuai batas
kewenangannya
12) Mengantar Spesimen ( darah, urine, faeses, sputum, dll ) ke laboratorium
13) Merekap program infus setiap pasien untuk waktu pemakaian 1x 24 jam dan
menyetok dari farmasi serta langsung dibagikan kesetiap laci meja pasien.
14) Mengambil obat dan mengadakan pengecekan di instalasi farmasi.
15) Membantu bidan sebagai asisten dalam pelaksanaan tindakan kebidanan.

Tanggung jawab :
a. Kelancaran transportasi pasien, serah terima linen, pengiriman dan pengambilan
instrument, pengiriman formulir pemeriksaan, pengembalian berkas rekam
medis, pengerjaan tugas diluar asuhan keperawatan/kebidanan dan pengambilan
permintaan logistic

16
b. Terjaganya kebersihan dan kerapihan ruangan

C. Standart Kualifikasi dan Kompetensi SDM

Persyaratan Jabatan Kepala Ruang Kebidanan

Persyaratan Formal Dan Keahlian


1 Pendidikan : S1 kebidanan/DIV kebidanan
2 Pengalaman kerja minimal 5 tahun
3 Memiliki keterampilan kebidanan
4 Mampu melaksanakan bantuan hidup dasar dan IV terapi
Memiliki kemampuan dalam hal penatalaksanaan kegawatdaruratan maternal dan
5
neonatal
6 Menguasai program komputer MS Word dan Excell
Persyaratan Pelatihan Informal
Pelatihan umum
1 Orientasi karyawan
2 Pelatihan communication skill
3 Pelatihan customer service quality
4 Program komputer MS Word, Excell dan Power Point
5 Basic supervisor
6 Handling complain
7 Pelatihan nosokomial infection control
8 Patient safety
9 Pelatihan K3
Pelatihan wajib
1 Manajemen kepala ruangan (manajemen bangsal)
2 APN
3 PONEK
4 IMD
5 Resusitasi neonates
6 Manajemen laktasi
Pelatihan pendukung

17
1 BLS
2 IV therapy
3 Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan
4 Pelaporan pelayanan kebidanan
TOT kebidanan
5 Standar asuhan kebidanan

Persyaratan Jabatan Penanggung Jawab Shift Ruang Kebidanan

Persyaratan Formal Dan Keahlian


1 Pendidikan : S1 Kebidanan/D IV Kebidanan
2 Pengalaman kerja minimal 3 tahun
3 Memiliki keterampilan kebidanan
4 Mampu melaksanakan bantuan hidup dasar dan IV terapi
5 Memiliki kemampuan dalam hal penatalaksanaan kegawatan maternal dan neonatal
6 Menguasai program komputer MS Word dan Excell
Persyaratan Pelatihan Informal

Pelatihan umum
1 Orientasi karyawan
2 Pelatihan communication skill
3 Pelatihan customer service quality
4 Program komputer MS Word, Excell dan Power Point
5 Handling complain
6 Pelatihan nosokomial infection control
7 Patient safety
8 Pelatihan K3
9 Kursus Bahasa Inggris
Pelatihan Wajib
1 APN
2 PONEK
3 Resusitasi neonatus/kegawatan neonates
4 BLS
Kegawatdaruratan maternal neonatal
5 IV therapy
6 IMD
7 Konselor ASI
8 Manajemen laktasi
Pelatihan pendukung

18
1 Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan
2 Senam hamil dan senam nifas
3 Standar asuhan kebidanan
4 Pijat bayi

Persyaratan Jabatan Bidan Pelaksana Senior

Persyaratan Formal Dan Keahlian


1 Pendidikan : D3 Kebidanan
2 Pengalaman kerja : minimal 3 tahun
3 Keterampilan kebidanan
4 melaksanakan bantuan hidup dasar dan IV therapy
5 Penatalaksanaan kegawatan maternal dan neonatal
Persyaratan Pelatihan Informal
Pelatihan umum
1 Orientasi karyawan
2 Pelatihan communication skill
3 Pelatihan customer service quality
4 Pelatihan nosokomial infection control
5 Patient safety
6 Pelatihan K3
Pelatihan wajib
1 APN

2 PONEK
3 Resusitasi neonatus/kegawatan neonates

4 BLS
Kegawatdaruratan maternal neonatal
5 IV therapy

6 Manajemen laktasi
Pelatihan pendukung
1 Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan
2 Senam hamil dan senam nifas
3 Standar asuhan kebidanan

19
4 Pijat bayi
5 Kegawatdaruratan maternal neonatal

Persyaratan Jabatan Bidan Pelaksana Junior

Persyaratan Formal Dan Keahlian


1 Pendidikan : minimal D3 kebidanan
2 Pengalaman kerja : minimal 1 tahun atau baru lulus
3 Keterampilan kebidanan
4 Melaksanakan bantuan hidup dasa dan IV therapy
5 Penatalaksanaan kegawatan maternal dan neonatal
Persyaratan Pelatihan Informal
Pelatihan umum
1 Orientasi karyawan
2 Pelatihan communication skill
3 Pelatihan customer service quality
4 Pelatihan nosokomial infection control
5 Patient safety
6 Pelatihan K3
7 Kursus Bahasa Inggris
Pelatihan wajib
1 APN
2 PONEK
3 Resusitasi neonatus/kegawatan neonates
4 BLS
5 IV therapy
Kegawatdaruratan maternal neonatal
Pelatihan pendukung
1 Seminar workshop terkait konsep kebidanan
2 Pijat bayi

Persyaratan Jabatan Asisten Perawat/Bidan

Persyaratan Formal Dan Keahlian


1 SMA/sederajat
2 Baru lulus/1 tahun

20
3 Menguasai program komputer MS Word dan Excell
Persyaratan Pelatihan Informal
Pelatihan umum
1 Pelatihan communication skill
2 program komputer MS Word, Excell dan Power Point
3 Pelatihan nosokomial infection control
4 Pelatihan K3
Pelatihan wajib
1 Pelatihan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan asistensi keperawatan dasar
Pelatihan pendukung
1 BLS
2 Pelatihan pengarsipan dan kesekretariatan

D. Perhitungan Kebutuhan Tenaga


1. Kebutuhan tenaga bidan dihitung dengan menentukan :
a. Jumlah hari kerja efektif selama 1 tahun
b. Jumlah hari tidak kerja (hari non efektif) dalam 1 tahun
c. Jumlah jam perawatan setiap pasien dalam 24 jam/tingkat ketergantungan pasien
d. Jumlah jam kerja perawat tiap shift

Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun


Jumlah hari dalam 1 tahun = 366 hari

Jumlah hari tidak kerja dalam 1 tahun :


 Jumlah hari minggu = 53 hari
 Jumlah hari libur nasional/hari besar = 22 hari
 Jumlah cuti tahunan = 12 hari
Total hari tidak kerja (non efektif) = 87 hari

Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun = 366 – 87 hari = 279

Jumlah jam perawatan setiap pasien dalam 24 jam

21
Kamar bersalin (standar tenaga keperawatan di rumah sakit, Departemen
Kesehatan, 2005)
 4 jam (mencakup kala I–IV)
 Nifas : 3 jam/hari
 Bayi/neonatus : 2,5 jam/hari

Rumus perhitungan tenaga

Jumlah pasien/hari x 4 jam

+ Loss Day + koreksi 10%

Jam kerja efektif/shift

E. Mekanisme rekrutmen
1. Aturan umum
a. Permintaan karyawan dapat disebabkan oleh adanya pengunduran diri, perluasan
organisasi, pemutusan hubungan kerja atau pola ketenagaan pada masing-masing
unit tersebut.
b. Penerimaan karyawan didasarkan perencanaan tahunan organisasi.
c. Permintaan penambahan karyawan diajukan secara tertulis kerpada
direktur/wakil direktur dan mendapat persetujuan dari wakil direktur keuangan
dan umum.
d. Proses penerimaan karyawan hanya dilaksankan di bagian SDM (satuan
pelaksana rekrutmen dan prestasi kerja).
e. Pelaksanaan penerimaan karyawan dilakukan secara terbuka, langsung atau
melalui pihak ketiga.
f. Setiap tahap seleksi menggunakan sistem gugur.
g. Pada kondisi tertentu, rumah sakit dapat meniadakan sistem gugur tersebut.
h. Pada pegawai yang dalam pengangkatanya langsung diangkat menjadi pegawai
kontrak maka wajib mengikuti seluruh tahapan rekrutmen.
2. Aturan khusus

22
Setiap orang yang mencalonkan diri untuk menjadi pegawai RS Mentari maka akan
melalui tahapan seleksi yang meliputi :
a. Seleksi administrasi calon bidan
1) Surat lamaran.
2) Daftar riwayat hidup.
3) IPK minimal 3.00/≥ 2,75 apabila sudah memiliki pengalaman kerja minimal
2 tahun
4) Fotocopy ijazah pendidikan dan foto copy kursus-kursus yang dimiliki.
5) Usia antara 19-35 tahun.
6) Pas foto 4x6 cm berwarna sebanyak 1 buah.
b. Seleksi tertulis dan atau seleksi teknis.
c. Seleksi wawancara.
d. Uji kesehatan jiwa.
e. Uji kompetensi.
f. Uji kesehatan fisik
3. Program orientasi
Program orientasi dijalankan setiap selesai proses rekrutmen penerimaan bidan baru
sebelum pegawai tersebut ditempatkan di salah satu unit yang akan menjadi area
kerjanya.
Materi orientasi
a. Struktur organisasi dan tata laksana dalam pelayanan di rumah sakit.
b. Misi, visi, prinsip dan tujuan organisasi dan pelayanan di rumah sakit.
c. Jenis-jenis pelayanan dan program yang tersedia.
d. Fasilitas-fasilitas yang ada di rumah sakit.
e. Prosedur yang digunakan untuk pemeliharaan fasilitas-fasilitas rumah sakit.
f. Sistem pengamanan dan ketertiban termasuk peraturan di rumah sakit.
g. Wewenang dan larangan.
h. Hak dan kewajiban pegawai (insentif, libur, cuti, pension dan kesejahteraan).
i. Sistem penghargaan dan sanksi.
j. Sistem pengembangan staf.
k. Sistem evaluasi kinerja staf.

23
l. Program pelayanan keperawatan dan kebidanan.
m. Deskripsi pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
n. Batas kewenangannya.
o. Kode etik profesi keperawatan dan kebidanan.
p. Dukungan standar keperawatan dan kebidanan.
q. Program pemasaran dan kepuasan konsumen.
r. Fasilitas peralatan kesehatan yang tersedia.
s. Prosedur pemeliharaan fasilitas atau perawatan/kebidanan.
t. Berbagai SPO asuhan/pelayanan, antara lain prosedur :
1) SPO penanganan pasien gawat.
2) Sistem pengendalian infeksi nosokomial.
3) Persiapan dan perawatan pasien operasi (kasus bedah).
4) Prosedur tindakan-tindakan seperti resusitasi dari kardio pulmonary
pertolongan melahirkan dan instalasi seperti NGT, kateter, O2, infus,
transfusi darah dan lain-lain.
4. Distribusi Ketenagaan
Pola ketenagaan di ruang kebidanan adalah sebagai berikut :
Petugas yang berdinas berjumlah 12 bidan pelaksana + 1 kepala ruangan + 1 bidan
penanggung jawab shift + 2 orang asisten perawat.
a. Dinas pagi
Petugas yang berdinas berjumlah 3 orang dengan :
1) 1 (satu) orang kepala ruangan
2) 1 orang bidan pelaksana
3) 1 (satu) orang asisten perawat
b. Dinas Sore
Petugas yang berdinas 3 orang dengan kategori:
1) 1 (satu) orang bidan penanggung jawab shift
2) 1 orang bidan pelaksana
3) 1 (satu) orang asisten perawat
c. Dinas Malam
Petugas yang berdinas 3 orang dengan kategori:

24
1) 1 (satu) orang bidan penanggung jawab shift
2) 2 orang bidan pelaksana
5. Pengaturan jaga
a. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh kepala ruangan
dan disetujui oleh kepala satuan pelayanan keperawatan.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan kepada
bidan pelaksana
c. Untuk bidan yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu dapat
mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan ruangan. Apabila tenaga mencukupi dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan maka permintaan akan disetujui.
d. Setiap tugas jaga/shift harus ada bidan penanggung jawab shift dengan syarat dan
kualifikasi yang telah ditetapkan.
e. Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi, sore, malam dan llibur
f. Apabila ada bidan yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat menjalankan
tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka yang bersangkutan
harus memberitahu atasan minimal 4 jam sebelum jam dinas berlangsung untuk
dicarikan pengganti dinasnya tersebut.

25
BAB III
FASILITAS DAN PERALATAN

A. Standar Alat Kebidanan Inventaris Ruangan Kebidanan


KODE JUMLAH /
NO NAMA BARANG
ALAT RS STOK
1. Partus Set
Bround Stadler Episiotomy
05:30:15 3
scissors/Gunting Epis Uk 14.5
Mayo Hegar Needle Holder/
10:18:18 3
Nealdfoder Uk 18 cm
Busch Umbilical scissors /
53.62.16 3
klem tali pusat 16 cm
Amniotome / setengah kocker
05:12:06 3
24,4 cm
female chateter / kateter
51.71.12 3
nelaton 12 fr ., 15 cm
Operating Scissors Curvet/
Gunting Jaringan Uk 14.5 cm 03:07:14 3
sh/bl
Dreesing Forceps perforator/
06:00:14 3
Pingset Anatomis uk

26
14,5x24x8 mm
Tissue Forceps/ Pinset Cirurgis
06:05:14 3
Uk 14,5 cm 1 x 2 t standart
Rochester Pean Hemostatistic
Forceps 16 cm Straight/ 16:10:16 3
Kocher
q2 16:12:14 3
Gross dreesing forceps 20 cm
19.16.20 3
straight
Round Bowl/KOM kecil 80
23:30:08 3
x35mm 0,1 L
Kidney Basin 250x140x35 mm 23:20:25 3
2. Hecting Set
Operating Scissors straight/
Gunting lurus/ benang Uk 14.5 03:06:14 4
cm sh/bl
Mayo Hegar Needle holder Uk
10:18:18 4
18 cm
Dreesing Forceps perforator/
Pingset Anatomis uk 06:00:14 4
14,5x24x8 mm
Tissue Forceps/ Pinset Cirurgis
06:05:14 4
Uk 14,5 cm 1 x 2 T
Surigical Needle Fig B-12
14.60.12 4
P/12
Surigical Needle Fig G -12
14.62.12 4
P/12
Instrument Case With Lide /
Bak instrumen uk 310x205x 50 23:01:30 4
mm

27
3. Episiotomi Set
Brounde Stadler Episiotomy
02:30:15 3
scissors/Gunting Epis Uk 14.5
Operating Scissors straight/
Gunting Jaringan Uk 14.5 cm 03:06:14 3
sh/bl
Mayo Hegar Needle Holder Uk
10:18:18 3
18 cm
Kochor Hemostatic Forceps Uk
16:12:14 3
14 cm Straight 1x2
Dreesing Forceps perforator/
Pingset Anatomis uk 06:00:14 3
14,5x24x8 mm
Tissue Forceps/ Pinset Cirurgis
06:05:14 3
Uk 14,5 cm 1 x 2 T
Needle Case Perforator/ tempat
22:37:47 3
jarum Uk 65x24x8 mm
Instrument Case With Lide /
Bak instrumen uk 310x250x 50 23:01:30 3
mm
4. Lumbal Set
Instrument Case With Lide /
Bak instrumen uk 260x150x 50 23:01:26 3
mm
Round Bowl/KOM kecil 80
23:30:08 3
x35mm 0,1 L
Dreesing Forceps perforator/
Pingset Anatomis uk 14,5 cm 06:00:14 3
Standart
Foerster Sponge Forceps/ 19:50:18 3

28
Sponge Holder 18 cm Straight
5. Bengkok Plastik 10
6. Pispot Wanita Plastik 10
7. Gelas Ukur Urine stainles 2
8. Gelas Cebok Plastik 10
9. Sterilisator Botol Susu 1
10. Saturasi Oksigen (SPO2) 2
11. Tensi Meter Aneroid Bigban Aneroid 10
Bingben
1466/ 1463
12. Stetoscope Dewasa B768Y 4
13. Stetoscope Bayi 4
14. Temperatur Digital 4
15. Lampu Sorot 1
16. Sepatu Boot 2
17. Kacamata Google 2
18. Celemek/Apron 5
19. Tiang Infus Mobile 10
20 Infusion Pump LF-E600/59.83 2
900 X 600 X 800
21. SYRINGE PUMP SS 700 1909010096 4
22. CTG (Cardiotocograpy) 1
23. CTG ( Gemeli) 1
24. Doppler Fortable Edan-SD01, 2
SD06
25. USG + printer 2
26. Infant Radian Warmer 2
27. Recucitaire Autobread OT 1
28. Recucitaire Autobread Kamar 1
Bersalin

29
29. Taransport Inkubator 1
30. Kulkas Kecil 2
31. Tempat Tidur Dewasa
32. Tempat Tidur Bayi / Baby Cot
With Matras
33. Bantal
34. Guling
35. Perlak
36. Seprai
37. Pelapis Selimut
38. Laryngoscope Infant
(Neonatus) + Mandrin
39. Ambubag Neonatus
40. Saturasi Oksigen (SPO2)
41. Stetoscope Infant (Neonatus)
42. T- piece Resuscitator (Neo
puff)
43. Kliper & Cas
44. Breast Pump
45. Steril botol susu bayi
46. Penlight
47. trolli memandikan pasien SD-
Custom
48. Trolly Instrumwn ASD-
Custom
49. Baskom Besar
50. Electric Vakum Ekstractor
51. Emergency Trolly
52. Devibrilator
53. Metline

30
54. Timbangan bayi Seca 210
55. Timbangan Dewasa
56. pengukur tinggi badan bayi
57. Apron anti air
58. Jam dinding MT01
B668Y
59. perlak untuk pasang infus
60. Torniquet
61. baby cot & matress
62. Tabung Oksigen Set 2
63. Kursi Roda 2

B. Standar Umum RS di Unit Kebidanan


NO. NAMA ALAT STOK / JUMLAH
1. Gelang Identitas Pink Ibu 20
2. Gelang Identitas DNR 10
3. Gelang Identitas Pasien resiko jatuh 10
4. Penanda Identitas Pasien Alergi 10
5. Plastik Infeksius Ukuran Kecil 4 pack
6. Gelang Identitas Pink Untuk Bayi Perempuan 10
7. Gelang Identitas Biru Untuk Bayi Laki-Laki 10
8. Paket Pasien Baru kelas ( Sandal, tisu kering, 10
kit mandi )
9. Paket Pasien Baru kelas VIP ( Sandal, tisu 10
kering, kit mandi )
10. Kliper & Cas / Alat cukur Elektrik + Charger 2
11. Tempat ari – ari 20
12. Sovenir ibu bersalin dan bayi ( sponsor ) 20
13. Paket Nifas (pembalut maternity, under pad, 20
diapers, tissue basah, alkohol swab)

31
14. Steril botol susu bayi 1
15. Breast Pump 1
16. Penlight + Baterai 3
17. trolli memandikan pasien 2
18. Baskom Besar 4
19 Trolly Linen Kecil 2
20. Trolly Linen Besar 2
21. Electric Vakum Ekstractor 1
22. Emergency Trolly 2
23. Devibrilator 2
24 Metline 10
25. Timbangan bayi 2
26. Timbangan Dewasa 2
27. Putting connection 2
28. Penarik putting 2
29. Apron anti air 5
30. Jam dinding kamar bersalin 10
31. perlak untuk pasang infus 7
32. Torniquet 4
33. Gunting biasa 4
34. Battery AA / Small 12
35. Battery C / Medium 12
36. baby cot & matress 20

C. Standar Kebutuhan Linen/Alat Tenun Kebidanan


STOK /
NO. NAMA ALAT UKURAN
JUMLAH
1. Baju Pasien Dress Wanita dewasa
20
(wanita)
2. Bedongan Bayi ( w ; Kuning ) 105 cm x 105 cm 100

32
3. Baju Bayi 40
4. Popok Bayi 10
5. Flanel bayi 40
6. Selimut bayi 55 cm x 47 cm 20
7. Topi bayi rajutan 10
8. kelambu bayi 20
9. Handuk bayi ( w : putih ) 95 cm x 95 cm 20
10. Sprei keret keranjang partus @10
11. Apron anti air 5
12. baju dan celana dokter M, L, XL, XXL,
10
XXXL
14. baby blanket 60 cm x 35 cm 20
15. waslap ( W : putih ) 30 cm x 20 cm 25
16. Sprei bayi ( W : Putih ) 105 cm x 105 cm 40
18. sarung bantal ( w ; Putih ) 70 cm x 50 cm 20
19. sarung guling ( VIP ) 20
20. Sprei tempat tidur 265 cm x 200 cm 40
21. Scord kamar bayi ( w ; hijau ) All size 10
22. protektor bantal ( w : putih ) 150 cm x 50 cm 20
23. tutup dopler 2
24. bedcover ( W : colkat ) 220 cm x 160 cm 10
25. Tirai Antara Pasien 32
26. Tirai Kamar mandi 26

33
D. Denah Ruangan
1. Poliklinik Kebidanan
OPD

OPD OPD

2. Kamar Bersalin

34
3. Ruang Obstetri Gynekologi

RUANG OBSTETRIK GYNEKOLOGI

35
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN KEBIDANAN

A. Kebijakan dan Prosedur


1. Penerimaan pasien baru
Prosedur yang dilakukan oleh bidan
a. Menerima pasien baru dan melakukan serah terima dengan perawat/bidan dari
ruangan sebelumnya dengan menerapkan 3ST.
b. Mencocokkan gelang identitas pasien, meyakinkan ketepatan identitas pasien
dengan bertanya langsung kepada pasien. Setelah identitas sesuai, gelang
dikenakan ke tangan pasien.
c. Menambahkan gelang pasien dengan tanda alergi atau resiko tinggi sesuai
dengan ketentuan.
d. Melakukan pengkajian kebidanan.
e. Melakukan observasi tanda-tanda vital.
f. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai
dengan kondisi pasien.
g. Memberikan penjelasan orientasi ruang pada pasien baru dan keluarganya
h. Melaporkan hasil pengkajian kepada dokter penanggung jawab dan melakukan
tindakan sesuai instruksi dokter.
i. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien
yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.
Prosedur yang dilakukan oleh dokter
a. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai
dengan kondisi pasien

36
b. Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan
beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan
maupun setelah selesai tindakan.
c. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien
yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan

2. Penerimaan dan perawatan pasien rawat inap sehari (one day care)
Prosedur yang dilakukan oleh bidan
a. Menerima pasien di kamar bersalin (VK)
b. Bidan kamar bersalin melengkapi berkas rekam medis pasien
c. Bidan kamar bersalin melaporkan ke dokter operator dan dokter anastesi bahwa
pasien sudah di kamar bersalin
d. Bidan kamar bersalin melakukan persiapan tindakan seperti mengganti baju
pasien, membersihkan lipstik dan melepaskan perhiasan pasien, observasi
tanda-tanda vital, anjurkan pasien buang air kecil terlebih dahulu dan lain-lain
e. Setelah tindakan dilaksanakan, pasien diobservasi kondisi umum dan tanda-
tanda vitalnya
f. Jika keadaan umum pasien baik maka bidan memberi tahu keluarga pasien
untuk menyelesaikan administrasi
g. Keluarga pasien menyerahkan kartu izin pulang dari penata rekening pada
bidan
h. Bidan menjelaskan pada keluarga pasien mengenai perawatan paska tindakan
dirumah, menyerahkan obat pulang dan kartu kontrol dengan menggunakan
formulir resume keperawatan
i. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien
yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan
Prosedur yang dilakukan oleh dokter
a. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai
dengan kondisi pasien

37
b. Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan dilakukan
beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan
maupun setelah selesai tindakan
c. Melakukan tindakan di ruang tindakan
d. Membuat resep dan menjadwalkan control
e. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien
yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan
3. Persiapan pasien pre op sectio cesarea
Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab kepada pasien
Prosedur :
a. Memastikan bahwa pasien telah mendapatkan penjelasan dari dokter
penanggung jawab dan anestesi mengenai tindakan operasi yang akan
dilakukan
b. Meminta pasien atau keluarga mengisi formulir surat persetujuan tindakan
section cesarea dan surat ijin tindakan anestesi
c. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya
sesuai anjuran dokter (hematologi, masa perdarahan, PT/APTT)
d. Siapkan pasien, puasa, cukur daerah operasi, persiapkan darah bila diperlukan,
melepas protese dan lain-lain
e. Lengkapi formulir check list pre operasi yang terdapat didalam
pendokumentasian
f. Menghubungi dokter spesialis anak untuk memberitahukan pasien sudah siap
diantar ke kamar operasi
g. Hubungi ruang operasi untuk memastikan bahwa pasien akan diantar
h. Antar pasien ke ruang operasi sesuai jadwal, minimal 30 menit sebelum jadwal
operasi
i. Cek Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan disaksikan perawat kamar operasi
j. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien
yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan
Prosedur yang dilakukan oleh dokter

38
a. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai
dengan kondisi pasien
b. Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan dilakukan
beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan
maupun setelah selesai tindakan
c. Melakukan tindakan di kamar operasi
d. Membuat resep dan protap perawatan selanjutnya
e. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien
yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan
4. Asistensi dokter dalam menolong persalinan normal
Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab kepada pasien
Prosedur :
a. Kontrol his, monitor denyut jantung janin dan perhatikan keadaan umum
pasien
b. Mengkaji adanya faktor resiko pada ibu dan janin sebelum proses persalinan,
laporkan pada dokter
c. Periksa dalam untuk menentukan diagnosis sudah memasuki kala II
d. Monitor denyut jantung bayi sesuai dengan partograf
e. Lakukan perawatan kala III
f. Bantu dokter dalam proses penjahitan luka perineum
g. Lakukan perawatan kala IV
k. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien
yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan
Prosedur yang dilakukan oleh dokter
a. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai
dengan kondisi pasien
b. Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan dilakukan
beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan
maupun setelah selesai tindakan
c. Melakukan tindakan pertolongan persalinan
d. Melakukan jahit perineum dengan didampingi oleh bidan

39
e. Membuat resep dan membuat protap perawatan selanjutnya
f. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien
yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan
5. Asistensi tindakan curretage
Prosedur :
a. Memastikan pasien telah mendapatkan penjelasan tindakan yang akan
dilakukan oleh dokter operator
b. Mempersiapkan surat izin tindakan curettage dan surat izin tindakan anestesi
yang telah ditandatangani oleh pasien atau keluarga pasien
c. Persiapkan pasien seperti puasa, pasang infuse, pakaian pasien, kosongkan
kandunng kemih dan lain-lain
d. Masukan jaringan dalam bokal berisi formalin 10% dan diberi identitas pasien
untuk jaringan yang akan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, untuk
jaringan yang tidak akan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, jaringan
dapat dimasukan dalam bokal/plastik tanpa formalin dan diberikan pada
keluarga (dicek apakah boleh jaringan yanng sudah diambil tidak di PA)
e. Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital dan perdarahan sampai
dengan 3-4 jam pasca tindakan curretage
f. Jika keadaan umum pasien baik, tanda-tanda vital normal, tidak ada perdarahan
dan keluhan, pasien diperbolehkan pulang setelah menunjukkan surat ijin
pulang.
g. Mempersiapkan pasien pulang
Prosedur yang dilakukan oleh dokter
a. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai
dengan kondisi pasien
b. Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan dilakukan
beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan
maupun setelah selesai tindakan.
c. Pasien dilakukan anastesi oleh dokter anestesi
d. Melakukan tindakan curretage
e. Membuat resep dan jadwal kontrol

40
f. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien
yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan

B. Alur – Alur Pelayanan


ALUR PENERIMAAN PASIEN DI KAMAR BERSALIN

PASIEN RUJUKAN PASIEN DARI FRONT PASIEN DARI IGD


OFFICE

SERAH TERIMA
KAMAR BERSALIN

DARI FO DIANTAR KE KAMAR BERSALIN.


BIDAN MENERAPKAN 3ST DAN MELAKUKAN
ANAMNESA DAN ORIENTASI RUANGANCC

PEMERIKSAAN FISIK
DAN ANAMNESA

LAPOR DPJP UNTUK ADVIS TINDAKAN


DAN LAPOR RMO

PELAKSANAAN TINDAKAN
41
SESUAI ADVIS DPJP
TINDAKAN
LANJUTAN
SESUAI
INSTRUKSI
DOKTER

PINDAH
OBSERVASI KE OK
PASIEN
OBSERVASI TETAPOBSTETRIKDIIZINKAN UNTUK
ALUR PENERIMAAN PASIEN KE RUANG DAN GYNEKOLOGICITO
PINDAH OG DIKAMAR PULANG
BERSALIN

PASIEN RUJUKAN PASIEN DARI FRONT PASIEN DARI POLI


LUAR OFFICE KANDUNGAN

PASIEN MASUK KE
REGISTRASI/ FO

PESAN KAMAR, BAGIAN


REGISTRASI MENGHUBUNGI
RUANGAN O.G UNTUK
MEMPERSIAPKAN KAMAR

BIDAN RUANG O.G


MENYIAPKAN KAMAR DAN
PERALATAN UNTUK
MENYAMBUT PASIEN BARU

FO KONFIRMASI
KEDATANGAN PASIEN
KE RUANG O.G

42
PASIEN TIBA DI RUANG OG BIDAN
MENERAPKAN 3ST DAN MELAKUKAN
ANAMNESA DAN ORIENTASI RUANGAN

PEMERIKSAAN FISIK
DAN ANAMNESA

LAPOR DPJP UNTUK ADVIS TINDAKAN


DAN LAPOR RMO

lanjutan (Alur Penerimaan Pasien Obstetrik dan Gynekollogi )

PINDAH KE TINDAKAN
TRANSFER
RUANG LANJUTAN
GENERAL SESUAI
KE OT/OK
INSTRUKSI
DOKTER

PINDAH KE OK
UNTUK TINDAKAN
ELEKTIF

OBSERVASI OBSERVASI PASIEN


KEMBALI DI TETAP DIIZINKAN
KAMAR DIKAMAR PULANG
BERSALIN BERSALIN

43
BAB V
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Assesment resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan
yang seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan

44
C. Standar keselamatan pasien di rumah sakit
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
progam peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
D. 7 langkah keselamatan pasien
Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai berikut:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf anda
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
E. Kejadian tidak diharapkan (KTD)
Adverse event adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan
cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil suatu
tindakan yang seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi
pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis
karena tidak dapat dicegah.
F. Kejadian tidak diharapkan yang tidak dapat dicegah
Unpreventable adverse event adalah Suatu kejadian tidak diharapkan akibat
komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir.
G. Kejadian nyaris cedera (KNC)
Near miss adalah Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission)
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) yang dapat
menciderai pasien tetapi cedera serius tidak terjadi karena keberuntungan (misalnya

45
pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat) karena
pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan tetapi staf lain
mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan) atau peringanan (suatu
obat dengan overdosis lethal diberikan tetapi diketahui secara dini lalu diberikan
antidotumnya).
H. Kesalahan medis
Medical errors adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien termasuk gagal
melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah
untuk mencapai tujuannya, dapat merupakan akibat dari melaksanakan suatu
tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission).

I. Insiden keselamatan pasien


Patient safety incident adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak
diharapkan yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada
pasien.
J. Kejadian sentinel
Sentinel event adalah suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian
atau cedera serius. Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan
atau tidak dapat diterima seperti operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan
kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi sehingga pencarian fakta
terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan
dan prosedur yang berlaku.
K. Tata laksana kerja untuk keselamatan pasien
1. Semua Pasien yang datang baik dalam kondisi inpartu maupun observasi
kebidanan harus dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
2. Memperhatikan identitas pasien khususnya nama dan nomor rekam medis
3. Memastikan pasien telah mendapatkan informed consent dari dokter penanggung
jawab pasien atau dokter konsulen sebelum pasien mendapatkan
penatalaksanaan medis

46
4. Seluruh persalinan normal wajib ditolong oleh dokter spesialis kebidanan, bidan
boleh menolong persalinan dalam kondisi emergensi, disaat tidak ada dokter
atau dokter spesialis kebidanan
5. Pemeriksaan pervaginam dalam proses persalinan dilakukan setiap 4 jam sekali
atau bila ada indikasi
6. Observasi pasien ODC dilakukan selama 3-4 jam pasca tindakan, pasien baru
diperbolehkan pulang setelah sadar penuh dan keadaan umumnya baik
7. Seluruh pemeriksaan penunjang medis harus disertai dengan identitas pasien
yang lengkap, benar dan jelas
8. Setiap bayi yang lahir, langsung dilakukan pemeriksaan fisik, dicap kaki dan
diberikan peneng untuk identitas
9. Penghalang tempat tidur pasien selalu dalam keadaan terpasang bila ada pasien
di atas tempat tidur
10. Selalu memperhatikan prinsip benar pemberian obat
11. Kuku petugas harus pendek
12. Mencuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah tindakan
13. Mempertahankan sterilitas dan menjaga kebersihan
14. Sarung tangan yang digunakan harus sesuai dengan ukuran

47
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman tersebut menjadi lebih tinggi dan
berbahaya karena penderita HIV/AIDS tidak menampakan gejala dan yang lebih
mengkhawatirkan hal tersebut banyak terjadi di negara-negara berkembang yang belum
mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan pencegahan dan penanggulangan secara
memadai.
Penderita penyakit HIV/AIDS terus meningkat sejalan dengan semakin tingginya
potensi penularan dimasyarakat. Hal ini di tunjang dengan perilaku seks bebas tanpa
pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya
kewaspadaan umum dengan baik dan penggunaan bersama peralatan yang menembus
kulit, tato, tindik dan lain-lain.
Selain HIV/AIDS, juga wajib diwaspadai Penyakit Hepatitis B dan C yang keduanya
potensial menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Kedua penyakit ini sering
tidak dapat terkenali secara klinis karena tidak menampakan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit-penyakit tersebut di atas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi

48
semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal
melalui “Universal Precaution”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan yang melakukan kontak 24 jam
dengan pasien mempunyai resiko terpajan lebih besar, oleh sebab itu tenaga kesehatan
wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular penyakit agar dapat
bekerja maksimal.
B. Tujuan
1. Petugas kesehatan dapat melindungi dirinya sendiri, pasien,dan masyarakat dari
penularan infeksi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
2. Petugas kesehatan harus menerapkan prinsip universal precaution dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengurangi resiko terpajan
atau terinfeksi penyakit menular.
C. Tindakan yang beresiko terpajan
Ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang tenaga kesehatan dapat terpajan dengan
infeksi menular yaitu:
1. Cuci tangan yang tidak benar
2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan yang kurang benar
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai
D. Prinsip keselamatan kerja
Prinsip utama dari prosedur universal precaution dalam kaitannya dengan keselamatan
kerja khususnya di Instalasi Kamar Bersalin adalah menjaga higine sanitasi individu,
higine dan sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut dapat
dijabarkan dalam kegiatan yaitu:
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) yaitu pelindung kaki/sandal sepatu khusus
kamar bersalin, apron/gaun pelindung, topi, masker, goggle/kaca mata dan sarung
tangan.
3. Pengelolaan instrumen bekas pakai dan alat kesehatan lainnya

49
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam lainnya untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
6. Pengelolaan alat tenun bekas pakai
7. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kesehatan dan pemberian imunisasi
E. Hal-hal yang harus diketahui oleh petugas terpapar
Sebagai petugas kesehatan wajib mengetahui hal-hal yang harus dilakukan jika
terpajan/terpapar dengan infeksi menular sehingga dapat ditanggulangi dengan tepat dan
cepat. Hal-hal yang harus diketahui petugas kesehatan yang terpapar adalah :
1. Tindakan sesuai dengan jenis paparan
2. Status kesehatan petugas terpapar
3. Status kesehatan sumber paparan
4. Kebijakan yang ada
5. Tindakan pertama pada pajanan bahan kimia atau cairan tubuh
6. Tindakan pasca tertusuk jarum bekas pakai atau benda tajam bekas pakai lainnya

50
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

A. Indikator mutu pelayanan kebidanan


Indikator mutu pelayanan kebidanan yang digunakan di Rumah Sakit Mentari diambil
dari Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/ Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit, yaitu:
1. Kejadian kematian ibu karena persalinan
2. Pemberi pelayanan persalinan normal
a. Dokter spesialis kebidanan
b. Dokter umum terlatih asuhan persalinan normal
c. Bidan
3. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
a. Dokter spesialis kebidanan
b. Dokter spesialis anak
c. Dokter spesialis anastesi
4. Pertolongan persalinan melalui secsio cesaria
5. Keluarga berencana :

51
a. Persentase keluarga berencana vasektomi dan tubektomi yang dilakukan oleh
tenaga kompeten dokter spesialis kebidanan, dokter spesialis bedah umum, dokter
spesialis urologi dan dokter umum terlatih
b. Persentase peserta keluarga berencana mantap yang mendapatkan konseling
keluarga berencana mantap oleh bidan terlatih
6. Kepuasan pelanggan

E. Evaluasi dan pengendalian mutu

Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian mutu pelayanan berdasarkan
indikator yang telah ditetapkan, dapat dilakukan dengan cara :

1. Audit pelayanan Kebidanan

2. Audit pendokumentasian

3. Audit prosedur pelayanan kebidanan

4. Survey kepuasan pasien

52
BAB VIII

PENUTUP

Buku Pedoman Pelayanan Kebidanan ini disusun dalam rangka memberikan


acuan bagi tenaga kesehatan yang bekerja di unit pelayanan Kebidanan RS Mentari agar
dapat menyelenggarakan pelayanan Kebidanan yang bermutu, aman, efektif dan efisien
dengan mengutamakan keselamatan pasien. Apabila di kemudian hari diperlukan adanya
perubahan, maka Buku Pedoman Pelayanan Unit Kebidanan ini akan disempurnakan.

53

Anda mungkin juga menyukai