Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai
dengan cita-cita Bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui
pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
(Depkes RI, 2017). Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya
sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program
kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi
yang valid.
Menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, imunisasi
merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian pada anak. Pemerintah wajib
memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak, serta setiap anak berhak
memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mencegah terjadinya
penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi. Pada Pasal 27 dikatakan Tenaga kesehatan
berhak atas imbalan dan perlindungan hukum dalam menjalankan tugas sesuai profesinya. Hal
tersebut mempunyai Perlindungan hukum yaitu KUHP pasal 50 yang berisi karena
menjalankan UU dan KUHP pasal 51 karena menjalankan perintah atasan.
Peraturan menteri Kesehatan RI nomor 12 Tahun 2017 (Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi), dijelaskan bahwa Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit tertentu,
sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan.
Imunisasi merupakan investasi kesehatan masa depan karena pencegahan penyakit
melalui imunisasi merupakan cara perlindungan paling efektif terhadap penyakit infeksi dan
jauh lebih murah dibanding mengobati seseorang apabila telah jatuh sakit dan harus dirawat di
rumah sakit (Mianoki, 2013). Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari berbagai
penyakit berbahaya tersebut, yang dapat menimbulkan kecacatan atau kematian (Depkes RI,
2017).
Kegiatan Imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak Tahun 1956, Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) diperluas mulai Tahun 1977. Komitmen Global ERAPO,
Eliminasi Campak & Rubella, ETMN Mutu pelayanan ; standar pemberian suntikan yang aman
bagi penerima suntikan, petugas dan lingkungan terkait (waste). Cakupan imunisasi harus
tinggi dan merata menghindari adanya daerah kantong yang akan mempermudah KLB,
imunisasi perlu didukung oleh upaya surveilans epidemiologi.
WHO melalui WHA tahun 2012 merekomendasikan rencana aksi global Tahun 2011-
2020 menetapkan cakupan Imunisasi nasional minimal 90%, cakupan imunisasi di kab/kota
minimal 80%, erapo tahun 2020, Eliminasi MR serta introduksi vaksin baru. Mempertahankan
status ETMN. Himbauan WHO dalam global health sector strategy on viral hepatitis 2030
target eliminasi virus hepatitis termasuk virus hepatitis B. WHO/UNICEF/UNFPA tahun 1999
tentang Joint Statement on the Use of Autodisable Syringe in Immunization Services , Konvensi
Hak Anak ; Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak Anak dengan Kepres No 36 Tahun
1999. MDG's Tahun 2000 dan dilanjutkan dengan SDG's 2016-2030. Resolusi Regional
Commitee,28 Mei 2012 tentang Eliminasi Campak dan Pengendalian Rubella. WHO-UNICEF
Tahun 2010 tentang Joint Statement on Effective Vaccine Management Initiative
Jenis – jenis imunisasi dasar, yaitu: BCG, yaitu imunisasi dasar yang diberikan untuk
mencegah penyakit TBC. Kemudian imunisasi dasar Hepatitis B, yang diberikan untuk
mencegah penyakit hepatitis B. Selanjutnya DPT, yaitu imunisasi dasar yang diberikan untuk
mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Kemudian imunisasi dasar Campak, yang
diberikan untuk mencegah penyakit campak dan yang terakhir imunisasi dasar Polio, yang
diberikan untuk mencegah penyakit polio (IDAI, 2014).

Berikut adalah perkembangan imunisasi di Indonesia


Tabel 1.1
Perkembangan Imunisasi di Indonesia
Puskesmas adalah sarana kesehatan terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan
termasuk Imunisasi kepada masyarakat. Fungsi puskesmas merupakan unit organisasi
pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan
kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu untuk masyarakat yang berada diwilayah tersebut.
Dengan adanya laporan tahunan imunisasi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
salah satu sarana untuk menggambarkan situasi dan kondisi imunisasi masyarakat dan hasil
pencapaian program kesehatan diwilayah kerja Puskesmas serta sebagai bahan koreksi untuk
melihat sejauhmana pelaksanaan dan pengelolaan program imunisasi yang telah dijalankan
selama satu tahun, sehingga dapat membantu dalam melakukan perencanaan serta pelaksanaan.
Pada tahun 2018 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di Indonesia mencapai 90,6% atau terjadi
penurunan cakupan dari tahun 2017 yaitu 91,15 dari target renstra 92,5%. Kabupaten Cianjur
tahun 2018 cakupan imunisasi mencapai 37.511 anak yang berhasil mendapatkan Imunisasi
dasar atau 90,4%. Sedangkan data Puskesmas Gunungbitung pada tahun 2018 untuk cakupan
imunisasi mencapai 373 bayi atau 92,6%.
Di Indonesia, setiap bayi (usia 0-11 bulan) diwajibkan mendapatkan imunisasi dasar
lengkap yang terdiri dari 1 dosis Hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-HiB, 4 dosis polio
tetes, dan 1 dosis campak/MR. Penentuan jenis imunisasi didasarkan atas kajian ahli dan
analisis epidemiologi atas penyakit-penyakit yang timbul.
1.2 Lingkup Imunisasi
a. Imunisasi Dasar
b. Imunisasi Tambahan
c. Imunisasi Khusus

1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
b. Tujuan Khusus
1) Tercapainya cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) pada bayi sesuai target RPJMN
2) Tercapaianya UCI (prosentase minimal 80% bayi yang mendapat IDL di suatu
Desa/Kelurahan)
3) Tercapainya terget imunisasi lanjutan pada anak umur di bawah 2 tahun (baduta), anak
usia SD dan WUS.
4) Tercapainya reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi
5) Tercapainya perlindungan optimal kepada masyarakat yang akan bepergian ke daerah
endemis penyakit tertentu
6) Terselenggaran pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaa limbah medis.

Anda mungkin juga menyukai