Anda di halaman 1dari 2

BAB I.

Pendahuluan

Latar Belakang

Wilayah pesisir di negara berkembang memiliki peran penting untuk keamanan pangan,
pemukiman, sumber mata pencaharian, menyediakan zona penyangga untuk mengatasi
pencemaran, dan kondisi cuaca yang ekstrim. Lebih dari 60% populasi dunia bermukim di zona
pesisir (UNEP, 2006 dalam Widiastuti, 2011).

Salah satu sumberdaya laut yang cukup potensial untuk dapat dimanfaatkan adalah lamun
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang dapat tumbuh dengan baik
pada lingkungan laut dangkal (Wood et al., 1969 dalam Tangke, 2010)

Padang lamun (seagrass bed) merupakan salah satu dari tiga ekosistem penting di
kawasan pesisir, selain terumbu karang dan bakau (mangrove). Namun selama ini perhatian
terhadap padang lamun masih kurang jika dibandingkan dengan terumbu karang dan bakau.
Padahal padang lamun punya banyak potensi ekologi maupun ekonomi.

Hasil verifikasi luasan padang lamun Indonesia yang dilakukan Tim Wali Data Lamun
Indonesia yang dipimpin oleh LIPI menunjukkan Indonesia setidaknya memiliki padang lamun
seluas 292 ribu hektar. Jumlah luasan tersebut adalah yang tertinggi di negara-negara Asia
Tenggara.

Padang lamun merupakan satu tipe biotip yang sangat luas di lingkungan estuarine dan
pesisir di dunia. Di samping produktivitas biologis yang tinggi dari lamun dan adanya assosiasi
flora, kekayaan fauna terkonsentrasi di padang lamun. Ekosistem padang lamun merupakan
ekosistem yang kompleks dan mempunyai fungsi serta manfaat yang sangat penting bagi
perairan wilayah pesisir. Berbagai aktifitas yang dilakukan diwilayah pesisir berdampak pada
degradasi habitat dan keanekaragaman hayati. Pemanfaatan yang dilakukan akan memberikan
pengaruh terhadap Struktur komunitas padang lamun dan juga berkaitan dengan nilai ekonomi
ekosistem dan social budaya.

Tujuan

Mengetahui pentingnya ekosistem padang lamun terhadap kehidupan pesisir.


BAB II. Landasan Teori

Ekosistem padang lamun merupakan habitat penting di daerah beriklim tropis. Lamun
merupakan satu-satunya angiospermae atau tumbuhan berbunga yang memiliki daun, batang
dan akar sejati yang telah beradaptasi untuk hidup sepenuhnya didalam air laut (Tuwo, 2011).
Ekosistem Lamun (Seagrass ecosystem) adalah satu sistem organisasi ekologi padang lamun
yang di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antara komponen abiotik (air dan sedimen) dan
biotik ( hewan dan tumbuhan).

Ekosistem lamun di Indonesia biasanya terletak di antara ekosistem mangrove dan karang,
atau terletak di dekat pantai berpasir dan hutan pantai. Dalam ekosistemnya,padang lamun
memiliki berbagai macam fungsi, antara lain: (1) Sebagai media untuk
filtrasi atau menjernihkan perairan laut dangkal, (2) Sebagai tempat tinggal berbagai
biota laut, termasuk biota laut yang bernilai ekonomis, seperti ikan baronang/lingkis,
berbagai macam kerang, rajungan atau kepiting, teripang dll. Keberadaan biota tersebut
bermanfaat bagi manusia sebagai sumber bahan makanan, (3) Sebagai tempat pemeliharaan
anakan berbagai jenis biota laut. Pada saat dewasa, anakan tersebut akan bermigrasi, misalnya
ke daerah karang, (4) Sebagai tempat mencari makanan bagi berbagai macam biota laut,
terutama duyung (Dugong dugon) dan penyu yang hamper punah, (5) Mengurangi besarnya
energy gelombang di pantai dan berperan sebagai penstabil sedimen sehingga mampu
mencegah erosi di pesisir pantai. 6. Berperan dalam Berperan dalam mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim (Kennedy & Björk,\ 2009; McKenzie, 2008; Dorenbosch et al., 2005; Green &
Short, 2003; Nagelkerken et al., 2002; Nagelkerken et al., 2000) dalam (Rahmawati et al., 2014)

Anda mungkin juga menyukai