Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA,

DAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH:
TRI WAHYUNI ( KETUA )
VANESSA KEYSIA IMANUELLA. M
NADIA SITI MALIKA
ERSA MEIDA SUKMA
PUTRI NADILLAH ISTI
SASKIA ANGELICA
MUHAMMAD GILANG VIRGIAWAN

SMA NEGERI 2 BALIKPAPAN UTARA


2019/2020

A. SEJARAH ATLETIK LEMPAR LEMBING

 Pengertian Lempar Lembing


Lempar lembing adalah Sebuah cabang olahraga yang banyak diminati
oleh banyak orang yaitu melemparkan sebuah tongkat panjang yang berbentuk
seperti tombak yang mempunyai sudut tajam di ujungnya dengan teknik &
tenaga penuh dari suatu posisi agar mencapai jarak yang jauh (Maksimum).

 Sejarah Lempar Lembing


Lempar lembing atau lempar tombak merupakan salah satu aktivitas dan
ketrampilan sehari-hari yang dimiliki oleh manusia sejak zaman purba dimana
manusia masih hidup dengan cara berburu. Lembing merupakan salah satu alat
berburu yang sederhana dan efisien sehingga alat ini disinyalir sebagai salah satu
alat pertama dalam berburu (selain dengan cara menangkap buruan tanpa alat,
melempar dengan batu dan benda-benda sederhana lainnya). Keberadaan
lembing ini menunjukkan adanya kemajuan proses berfikir pada manusia purba,
yakni mereka mulai bisa menciptakan alat yang berguna untuk bertahan hidup
selain ada juga peralatan dari batu seperti kapak perimbas, pisau (batu dengan
permukaan samping yang tajam), dan pemukul (pentungan). Aktivitas melempar
lembing ini tetap bertahan lama meski manusia mulai berkembang dan telah
mengenal logam untuk membuat berbagai sejata canggih seperti pedang, panah,
rantai, dan lain sebagainya.

Tombak atau lembing ini selain merupakan senjata yang bisa


dilemparkan hingga mengenai sasaran, juga bisa dipergunakan sebagai sejata
dengan jangkauan yang lebih panjang jika dibandingkan dengan pedang. Maka
tak heran jika sejak masa purba hingga era logam, manusia berlatih untuk bisa
melempar lembing atau tombak. Konon, olahraga lempar lembing bermula dari
aktivitas lempar lembing pada zaman dahulu. Bagaimanapun juga bisa melempar
lembing hingga mengenai sasaran pada jarak yang jauh merupakan suatu hal
yang mengagumkan dan tak jarang hal itu menjadi hal menarik untuk dilihat.
Mula-mula orang hanya berlatih, namun kemudian mulai berlomba
untuk menunjukkan kebolehannya hingga akhirnya aktivitas ini menjadi ajang
perlombaan tersendiri yang telah diadakan sejak zaman dahulu. Di era awal
peradaban tinggi, yakni peradaban yunani kuno, lempar lembing telah
diperlombakan dalam olimpiade kuno, yakni pada tahun 776 SM. Namun belum
diketahui secara pasti mengenai peraturan dan segala hal tentang pertandingan
lempar lembing pada waktu itu jika dibandingkan dengan lempar lembing pada
saat ini. Namun yang jelas, pertandingan lempar lembing atau lempar tombak
pada masa lalu tak hanya mengejar poin sebagai pelempar dengan lemparan
terjauh karena ada juga perlombaan lempar lembing dengan target tertentu
sebagaimana pertandingan memanah.
Pada waktu itu, ideal lempar lembing adalah bisa melempar dengan
jarak yang jauh sekaligus bisa mengenai sasaran. Konon, Achiiles merupakan
prajurit Sparta yang sekaligus merupakan pelempar lembing yang tak
terkalahkan pada waktu itu karena ia tak hanya dikenal kepiawaiannya dalam
pertandingan namun juga dalam medan perang. Lempar lembing mulai masuk
dalam cabang atletik olimpiade modern pada tahun 1908 dan hanya diikuti oleh
atlet laki-laki saja. Peraturannya sederhana, atlet melempar tongkat panjang
dengan ujung runcing yang disebut sebagai lembing pada batas lemparan yang
disediakan untuk mencapai jarak lempar sejauh-jauhnya. Kemenangan diperoleh
jika sang atlet mampu melempar dengan jarak terjauh diantara peserta lainnya.
Pada tahun olimpiade 1932, olahraga lempar lembing akhirnya juga
diperuntukkan untuk perempuan dan tentu saja dengan menggunakan lembing
yang berbeda dengan laki-laki. Sejak saat itu, olahraga lempar lembing dibuka
untuk dua kelas, yakni laki-laki dan perempuan.
B. MODIFIKASI LEMPAR LEMBING

 PARALON AIR KECIL SEBAGAI MODIFIKASI LEMPAR LEMBING

Mengenal Macam-Macam Pipa Paralon dan Cara Memasangnya

Pipa paralon memiliki fungsi penting di hunian. Dengan benda yang satu ini,
kamu bisa menyalurkan air ke wastafel, kamar mandi, hingga dapur. Bahkan,
pipa paralon kerap digunakan sebagai pelindung saat memasang kabel listrik di
rumah.

Saat ini, pipa paralon menggantikan peran pipa besi karena dinilai lebih
ekonomis, anti karat, anti asam alkali, dan berbobot ringan. Terbuat dari bahan
polivinil klorida, pipa paralon juga memiliki tingkat kelenturan yang tinggi
sehingga menyederhanakan proses instalasi.

Pipa Paralon SDR-41


Jenis pipa paralon yang satu ini biasa digunakan untuk saluran pembuangan
limbah. Pipa SDR-41 memiliki ketebalan yang efektif untuk mengalirkan flurida
berupa limbah tanpa tekanan, biasanya dijual dalam ukuran panjang 6 meter per
batang dengan diameter mulai dari 3 inci hingga 24 inci. Untuk memudahkan
identifikasi saluran air, pipa paralon SDR-41 dibuat dengan warna cokelat.

Pipa Paralon JIS (Japanese Industrial Standard)


Umumnya, pipa paralon yang banyak beredar di pasaran merupakan produk
impor dengan standar kualitas JIS atau Japanese Industrial Standard. Pipa
standar JIS terbagi dalam 3 jenis yang dibedakan menurut diameter dan
ketebalan, seperti:

Pipa Paralon JIS Tipe AW


Jenis pipa yang satu ini adalah yang paling tebal dan sanggup menahan tekanan
air mencapai 10 kgf/cm2. Tersedia dalam berbagai macam ukuran mulai dari ½
inch hingga 10 inch, pipa paralon AW ideal dipakai untuk saluran air dengan
tekanan tinggi, misalnya air yang disalurkan dari pompa.

Pipa Paralon JIS Tipe D


Untuk pipa paralon tipe D ketebalannya sedikit lebih tipis ketimbang tipe AW.
Pipa tipe D hanya sanggup menahan tekanan air hingga 5 kgf/cm2 sehingga
cocok digunakan untuk menyalurkan air dengan tekanan yang tidak terlalu besar.
Tersedia dalam variasi ukuran mulai dari 1 ¼ inci hingga 10 inch, kamu harus
menghindari penggunaan pipa paralon tipe D pada air tekanan tinggi karena
berpotensi patah.

Pipa Paralon JIS Tipe C


Dalam standarisasi JIS, variasi pipa paralon lainnya adalah tipe C yang memiliki
ukuran paling tipis. Pipa yang satu ini kurang tahan terhadap tekanan sehingga
biasanya hanya digunakan sebagai pelindung kabel listrik saja. Di pasaran, pipa
paralon tipe C tersedia dalam ukuran diameter mulai dari 5/8 inch hingga 5 inch.

Pipa SNI
Saat ini, terdapat pula produk pipa paralon yang diproduksi menggunakan
Standar Nasional Indonesia. Pipa paralon SNI biasanya digunakan oleh PDAM dan
tersedia dalam ukuran panjang batang mulai dari 4 meter hingga 6 meter,
sedangkan instalasinya bisa dilakukan dalam dua cara seperti menggunakan
perekat atau disambung menggunakan karet.

Cara Memasang Pipa Paralon

Untuk memasang pipa paralon, pertama-tama kamu harus memotongnya sesuai


kebutuhan menggunakan gergaji khusus plastik. Pastikan, gergaji tersebut
memiliki ketajaman yang prima sehingga hasil potongan rata dan tidak
menyimpang.

Setelah kamu selesai memotongnya, lanjutkan proses dengan menghaluskan


bagian pipa bekas gergaji memakai kertas amplas. Proses ini penting dilakukan
karena bagian pipa yang tidak rata akan mengganggu proses penyambungan
atau pengeleman, bahkan bisa menyumbat kotoran.

Jika sudah halus, silahkan lakukan pengepasan pipa paralon dengan


menyambungkannya tanpa lem, kemudian berikan tanda antar sambungan
dengan spidol. Fitting ini juga penting dilakukan untuk memudahkan kamu
menentukan posisi sambungan yang tepat.

Setelah persiapan di atas kamu lakukan, langkah terakhir dalam pemasangan


pipa paralon adalah proses pengeleman. Silakan oleskan lem khusus pipa pada
bagian dalam atau luar yang ingin disambungkan, kemudian rekatkan bagian pipa
tersebut. Jangan lupa, tekan sambungan pipa sekitar 15 detik hingga lem
mengering, kemudian lap jika terdapat sisa lem yang menempel.
 CARA MEMBUAT PROTOTYPE LEMBING DARI PARALON
BERBENTUK ROKET

Alat & bahan:


1. pipa paralon ukuran kecil panjang 50-100cm
2. perekat atau lem atau lakban hitam
3. kardus bekaS
4. lem
5. gunting

Langkah pembuatan :
1. potong paralon sesuai ukuran
2. berikan lakban hitam di seluruh paralon
3. gunting kardus untuk membentuk ujung atas roket dan bagian bawah,
bentuk dengan sekreatifmungkin
4. jika sudah warnai kardus dengan menutup nya dgn kertas warna
5. rekatkan kardus disisi atas paralon dan di bagian bawah sesuai keinginan
6. tunggu hingga lem kering
7. jika sudah kering Paralon siap di uji coba

 TEKNIK-TEKNIK DALAM LEMPAR LEMBING


Untuk melempar lembing membutuhkan suatu teknik yang perlu anda ketahui.
Berikut ini adalah cara melempar lembing dari awalan sampai akhiran.

 Awalan Lempar Lembing

1. Pada awalan teknik ini anda harus berlari membawa sebuah lembing,
pada posisi ini lembing diletakkan diatas kepala & posisi lengan anda
ditekuk
2. Kemudian siku lengan mengarah kedepan & telapak tangan mengarah
arah keatas.
3. Sementara posisi lembing harus sejajar diatas garis paralel & tanah.
4. Sedangkan bagian terakhir dalam teknik awalan adalah langkah silang
atau juga disebut dengan cross step.
 Di bagian akhir anda bisa menggunakan cara & langkah, seperti dibawah
ini:

1. Menggunakan Hot Step atau Jingkat.


2. Menggunakan langkah silang dibagian arah depan atau disebut sebagai
cross step
3. Menggunakan langkah silang di pada bagian belakang atau disebut
sebagai rear cross step.
Ketika peralihan atau disebut dengan (cross step), dilakukan ketika kaki
diturunkan. Lalu dibagian kedua bahu diputar secara perlahan menuju kearah
kanan, selanjutnya lengan kanan mulai bergerak serta diluruskan menuju ke arah
belakang. Dan tubuh pada bagian atas condong ke arah belakang, bahkan
pandangan juga harus tetap berada lurus ke arah depan.

 Cara Lemparan Pada Lembing


Ketika gerakan melempar lembing, tariklah bahu sebelah kanan dengan cara
lengannya melakukan gerakan melempar melalui poros bahu sekuat tenaga ke
arah depan bagian atas. Dan posisi badan bergerak melalui kaki depan, setelah
itu lemparkan lembingnya sekuat tenaga.

 Akhiran Lempar Lembing


Dalam akhir gerakan, lemparan ini akan dilakukan dengan teknik melangkahkan
kaki ke arah depan, supaya gerakkan tidak terjatuh ataupun tidak melebihi garis
batas lemparan.
 MACAM-MACAM GAYA DALAM LEMPAR LEMBING

1. Cara Memegang Lembing Negara Amerika

Sesuai dengan namanya, gaya ini berasal dari negara Amerika. Yang
diperkenalkan oleh salah seorang atlet lempar lembing yang berasal dari
Amerika. Dan kemudian gaya ini digunakan dan diadaptasi oleh seluruh penjuru
dunia. Dalam gaya Amerika,
posisi jari pada saat memegang lembing yaitu jari telunjuk dan juga jari jempol
menggenggam pegangan lembing pada batas tali bagian belakang. Tiga jari
selanjutnya menggenggam pegangan dengan renggang. Hal tersebut berfungsi
hanya sebagai penjaga keseimbangan lembing pada waktu dibawa berlari pada
saat awalan.

2. Cara Memegang Lembing Negara


Finlandia

Gaya Finlandia juga berasal dari negara Finlandia yang juga diperkenalkan oleh
seorang atlet asal Finlandia. Hampir menyerupai gaya sebelumnya, gaya
Finlandia ini memposisikan jari jempol dan juga jari tengah menggenggam
pegangan lembing di bagian paling belakang. Sedangkan jari telunjuk lurus
menahan lembing dan jari-jari yang tersisa hanya menggenggam longgar
pegangan lembing di bagian depan. Gaya ini lebih cenderung mudah dipraktikkan
oleh pemain pemula. Sebab keseimbangan lembing dijaga oleh jari telunjuk
dalam posisi yang lurus. Serta jari manis dan juga kelingking dalam posisi
menggenggam longgar.

3. Cara Tang (Menjepit)

Caranya yaitu hanya menjepitkan sebuah lembing di antara dua jari tengah & jari
telunjuk, sedangkan jari-jari lainnya memegang biasa pada permukaan lembing.
Kesalahan yang biasa terjadi, ketika memegang lembing yaitu memegang dengan
cara yang tidak baik & nyaman, pegangan kurang kuat, & tidak diikuti dengan
gerak lanjut.
Bayangkan & lakukan lah keterampilan sesuai dengan tujuan gerak dari lempar
lembing, dan usahakan agar menghindari kesalahan-kesalahan yang sering
terjadi tersebut.

 Gaya melempar saat awalan tersebut dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Gaya Bertingkat (Hop Step)


Gaya lempar lembing saat melakukan awalan yang pertama ialah gaya bertingkat
atau Hop Step. Berikut cara melakukan gaya bertingkat saat melakukan awalan:
· Awali gerakan dengan melangkahkan kaki dengan kecepatan sedang sampai
tinggi, namun posisi kaki berjingkat.
· Gaya bertingkat biasanya disandingkan dengan gaya memegang lembing secara
Finlandia ataupun Penjepit. Kemudian posisikan lembing diatas bahu dan
posisinya sejajar atau lurus kedepan.
· Dorong lembing ke depan dan pusatkan tubuh ke lengan pembawa lembing
agar saat pelemparan dapat lebih maksimal.
· Setelah pelemparan lembing lakukan gerakan lanjutan dengan melompatkan
tubuh ke arah depan.
Gaya bertingkat atau hop step merupakan gaya lempar lembing yang digunakan
untuk menghasilkan lemparan dengan arah tengah lapangan atau sejajar dengan
posisi atletnya.

2. Gaya Menyilang (Cross Step)

Gaya lempar lembing saat melakukan awalan selanjutnya ialah gaya menyilang
atau Cross Step. Gaya ini digunakan setelah atlet melakukan 2 sampai 3 langkah
terakhir. Berikut cara melakukan gaya menyilang saat melakukan awalan:
· Lakukan awalan dengan berlari, mulai dengan kecepatan sedang sampai ke
kecepatan tinggi.
· Posisiskan kaki menyilang, lalu putarkan badan dari arah kiri ke kanan sampai
dengan posisi melempar.
· Gaya menyilang ini biasanya disandingkan dengan gaya memegang lembing
secara Amerika. Kemudian arahkan ujung tombak ke atas sampai membentuk
sudut 45 derajat.
· Lakukan gerakan lanjutan dengan menjatuhkan tubuh ke arah samping sesuai
arah silangan kaki dan putaran tubuh.
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH :’))))

Anda mungkin juga menyukai