DHINA NOVIAZAHRA
P07124213010
PRODI D-IV
JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
TAHUN 2017
SKRIPSI
DHINA NOVIAZAHRA
P07124213010
PRODI D-IV
JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
TAHUN 2017
i
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat-Nya sehingga tugas menyusun skripsi dengan judul “Faktor-
Faktor Yang Memengaruhi Konsumsi Tablet Tambah Darah Dalam Program
Sekolah Peduli Kasus Anemia Pada Siswi SMA Negeri Di Kabupaten Bantul
Tahun 2017” dapat terwujud.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Terapan Kebidanan pada Program Studi Diploma
IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Penelitian ini terwujud atas
bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang tak bisa disebutkan satu
persatu. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan
terimakasih kepada:
1. Abidillah Mursyid, SKM., MS, selaku direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan pada mahasiswa
untuk melakukan penelitian.
2. Dyah Noviawati S. A., S.SiT., M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan
kesempatan pada mahasiswa untuk melakukan penelitian.
3. Yuliasti Eka P, S.ST., MPH, selaku Ketua Prodi DIV Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan
kesempatan pada mahasiswa untuk melakukan penelitian.
4. Sari Hastuti, S.SiT., MPH., selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis.
5. Mina Yumei Santi, S.ST., M.Kes., selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis.
6. Dr. Yuni Kusmiyati, S.ST., MPH., selaku penguji skripsi yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis.
7. Kepala SMA N 1 Jetis, yang telah memberikan izin dan memfasilitasi untuk
penelitian.
vi
8. Kepala SMA N 2 Bantul, yang telah memberikan izin dan memfasilitasi untuk
penelitian.
9. Orang tua, keluarga, dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan
kepada penulis.
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan masukan, kritik, dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak.
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 67
B. Saran ................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 69
LAMPIRAN .................................................................................................. 73
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
FACTORS AFFECTING IRON TABLET CONSUMPTION AMONG FEMALE
STUDENTS IN SENIOR HIGH SCHOOLS OF BANTUL REGENCY 2017
ABSTRACT
xiii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KONSUMSI TABLET TAMBAH
DARAH DALAM PROGRAM SEKOLAH PEDULI KASUS ANEMIA PADA
SISWI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2017
ABSTRAK
Latar Belakang: Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat secara global yang
paling banyak terjadi pada remaja dan penyebab umumnya adalah defisiensi besi.
Kabupaten Bantul memiliki program Sekolah Peduli Kasus Anemia dalam pencegahan
anemia remaja dan studi pendahuluan yang dilakukan menunjukkan banyak siswi yang
tidak mengonsumsi tablet tambah darah.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi
konsumsi tablet tambah darah.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan desain cross-
sectional. Pengambilan sampel dengan random sampling dan jumlah responden 115
responden (58 reponden SMA N 1 Jetis dan 57 responden SMA N 2 Bantul).
Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas dan
reliabilitas. Data dianalisis dengan regresi logistik untuk untuk mengetahui faktor yang
paling memengaruhi konsumsi tablet tambah darah.
Hasil : Terdapat pengaruh antara tingkat pengetahuan (p-value= 0,014; PR= 4,998; 95%;
CI= 1,383-18,005) dan distribusi tablet tambah darah iron (p-value= 0,006; PR= 3,411;
95%; CI= 1,426-8,161). Tidak ada pengaruh antara sikap (p-value = 0,351) dan dukungan
sekolah (p-value = 0,197) dengan konsumsi tablet tambah darah.
Kesimpulan: Distribusi tablet tambah darah merupakan faktor paling dominan yang
memengaruhi konsumsi tablet tambah darah. Sekolah harus melakukan distribusi tablet
tambah darah yang tepat dengan memanfaatkan berbagai strategi dan sistem yang efisien
sehingga dapat meningkatkan konsumsi tablet tambah darah.
Kata Kunci : Anemia, remaja, tablet tambah darah
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah wanita yang tidak hamil yaitu 468,4 juta jiwa. Menurut World Health
kurang dari 12 gr/dl. Sejauh ini, anemia defisiensi besi merupakan penyebab
22,7%. Keadaan ini merupakan akibat dari asupan zat gizi besi dari makanan
(Riskesdas, 2013).
Prevalensi anemia gizi besi pada remaja putri tahun 2012 di Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) umur 12-19 tahun yaitu 36,00%. Gambaran grafis
Kota Yogyakarta (35,2%), Bantul (54,8%), dan Kulon Progo (73,8%) (Dinkes
DIY, 2012).
Hal ini sesuai dengan penelitian Soleimani dan Abbaszadeh (2011) yang
mengatakan bahwa nilai prestasi siswa yang mengalami anemia (mean= 10,7)
1
lebih rendah daripada siswa yang sehat (mean= 15,62) . Penelitian Anand et al.
(2013) yang dilakukan pada anak-anak, remaja putri dan wanita hamil juga
perbaikan gizi masyarakat adalah pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi
remaja putri dengan target sebesar 30% pada tahun 2019 ( Depkes RI, 2015).
Pemberian TTD dengan komposisi terdiri dari 60 mg zat besi elemental (dalam
bentuk sediaan Ferro Sulfat, Ferro Fumarat, atau Ferro Glukonat) dan 0,400
2
Ada tiga alasan remaja dikategorikan rentan dalam masalah gizi. Pertama,
gizi yang lebih banyak. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya. Tingginya prevalensi anemia pada
remaja putri antara lain disebabkan karena kehilangan darah secara kronis,
asupan zat besi yang tidak cukup, penyerapan yang tidak adekuat, dan
peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang
berbeda. Pada masa remaja ini, remaja perempuan mengalami menstruasi awal
dalam fase hidupnya. Dalam hal ini, menstruasi menuntut kebutuhan zat besi
yang lebih banyak. Kebutuhan zat besi pada remaja perempuan adalah 15
Peduli Kasus Anemia). Program ini telah disosialisasikan pada tahun 2014 dan
dilaksanakan tahun 2015 hingga sekarang. Hal ini juga sesuai dengan RPJMD
3
dengan cara menjalankan upaya promotif dan preventif secara terus-
B. Rumusan Masalah
2012). Salah satu rencana Kemenkes yaitu Program Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak salah satunya yaitu pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi
remaja putri dengan target sebesar 30% pada tahun 2019 (Renstra Kemenkes,
4
darah dengan berbagai alasan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus:
D. Ruang lingkup
dibatasi pada faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi TTD pada siswi SMA
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
5
2. Manfaat Praktis
SEPEKAN.
b. Bagi Sekolah
selanjutnya.
1. Keaslian penelitian
Program and Its Effective Factors among Girl Student”. Jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional pada 370 siswa
perempuan tingkat SMP dan SMA yang diambil dengan teknik multistage
sampling. Variabel yang diteliti adalah tingkat pendidikan orang tua, tempat
tinggal, kesadaran siswi, dan efek pemberian tablet tambah darah. Hasil
6
siswi untuk mengonsumsi TTD bagus (47,3%), 28,3% siswa mengalami
kualitatif) dengan sample sejumlah 400 siswi SMA yang diambil dengan
38,2% siswa tidak mengonsumsi tablet tambah (TTD) darah selama 4 bulan
Suplementasi Zat Besi Pada Remaja Putri (Siswi SMP dan SMK) Di Kota
7
beda t berpasangan, Mc Nemar, Uji beda t tidak berpasangan, uji korelasi
Spearman, dan uji korelasi Pearson) dan multivariat (regresi logistik). Hasil
zat besi (perubahan status anemia dan peningkatan kadar Hb) pada remaja
putri di Kota Bekasi adalah status gizi antropometri (OR=0.6; 90% CI:0.4-
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Anemia Remaja
a. Pengertian Anemia
Anemia defisiensi besi adalah adalah suatu keadaan dimana jumlah sel
9
b. Tanda dan Gejala Anemia
tanda – tanda anemia pada remaja putri adalah lesu, lemah, letih, lelah,
gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, dan telapak tangan
menjadi pucat.
dengan pemeriksaan inspeksi yang meliputi organ mata, kuku, bibir, dan
perubahan sesuai dengan tanda-tanda klinis anemia gizi besi, maka ada
heme) seperti daging, ayam, ikan, dan telur. Zat besi heme
10
(hewani) memiliki bioavailabilitas tinggi dibandingkan dengan zat
dan beberapa jenis buah. Tetapi, karena zat besi non heme dalam
zat besi non heme dan jumlah zat besi heme menjadi lebih kecil
penyerapan zat besi seperti teh dan kopi secara bersamaan pada
b) Konsumsi TTD
minum TTD secara rutin dengan dosis 1 tablet setiap minggu dan 1
11
tablet setiap hari selama masa haid (Depkes, 2015). Hal tersebut
12
Tabel 2. Kecukupan Zat Besi untuk Remaja Menurut AKG
Indonesia
Usia Zat Besi (mg/hari)
Laki-laki
10 – 12 tahun 13
13 – 15 tahun 19
16 – 18 tahun 15
Perempuan
10 – 12 tahun 20
13 – 15 tahun 26
16 – 18 tahun 26
Sumber: Soetjiningsih, 2010
2) Status kesehatan
tubuh yang sangat bergantung pada asupan zat gizi baik dalam segi
2009).
remaja yang kekurangan zat besi memiliki nilai IQ rendah, ketepatan dan
14
Anemia remaja yang tidak tertangani dengan baik dapat berlanjut
besi dapat mengalami persalinan prematur dan berat bayi lahir rendah.
e. Pencegahan Anemia
adalah:
15
kemampuan kerja dan kualitas sumber daya manusia serta generasi
penerus.
semester (p= 0,003). Ini berarti bahwa siswi yang memiliki nilai rata-
gizi yang tidak diinginkan. Jika terjadi infeksi parasit, tidak bisa
dalam jumlah besar dapat mereduksi penyerapan zat besi, oleh karena
16
suplementasi zat besi, kadar Hb akan bertambah meskipun parasitnya
2. Program SEPEKAN
a. Pengertian
anemia pada remaja putri dan wanita usia subur. Pelaksanaan program ini
disosialisasikan sejak tahun 2014 dan mulai dilakukan pada tahun 2015.
pemberian TTD yang dulunya 1 tablet per minggu dan pada masa haid 1
tablet per hari selama 10 hari, diubah menjadi 1 tablet per minggu
17
b. Maksud dan Tujuan
c. Ruang Lingkup
elemental (dalam bentuk sediaan Ferro sulfat, Ferro fumarat atau Ferro
glukonat) dan 0,400 mg asam folat pada remaja putri usia 12-18 tahun di
institusi pendidikan (SMP dan SMA atau yang sederajat) dan wanita usia
d. Dasar
18
4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 88 Tahun 2014 tentang Standar
Tablet Tambah Darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil.
e. Pelaksanaan
tahun.
diserap seperti hati, ikan daging, dan lain-lain serta dari makanan yang
19
difortifikasi. Selain itu juga makanan yang banyak vitamin C dan
cara lain. Ketentuan dalam pemberian TTD untuk remaja putri dan WUS
dengan dosis sesuai dengan anjuran dari dokter sampai dengan kadar
20
g. Langkah-Langkah
kerja di wilayahnya;
Kesehatan Kabupaten/Kota;
21
h. Skema penanggulangan anemia remaja Program SEPEKAN
Penjaringan
Tidak Ada Gerakan
Tanda Klinis minum TTD
Ada
Rujuk ke UKS
Intervensi
Penjelasan Skema:
sebulan sekali.
22
3) Skrining yang dilakukan oleh KRR meliputi tanda klinis, bila ada 1
dari hasil anamnesa dan ada 1 dari tanda klinis menunjukkan positif/
ya, maka siswa dirujuk ke UKS dan KRR mencatat pada buku
rujukan, jika tidak ada tanda klinis anemia maka siswi tersebut
adalah anemia maka dokter membuat resep obat TTD, dengan aturan
Bila hasil diagnosa adalah tidak anemia maka siswi dapat pulang
23
8) Siswi anemia menyerahkan resep ke ruang apotek puskesmas,
anemia.
10) Siswi anemia setelah satu bulan terapi dirujuk kembali ke puskesmas
3. Tinjauan Perilaku
a. Perilaku
dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
24
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Stimulus merupakan
faktor dari luar diri seseorang (faktor eksternal) dan respon merupakan
belum dapat diamati orang lain dari luar secara jelas. Respon
sudah berupa tindakan atau praktik yang dapat dianut orang lain dari
b. Perilaku Kesehatan
seseorang baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat
(Notoatmodjo, 2010).
c. Teori PRECEDE
25
(Predisposing, Reinforcing and Enabling Causes in Educational
Analysis
26
2) Fase 2: Epidemiological, Behavioral, and Environment Assesment
menjadi fokus.
telah teridentifikasi.
masalah kesehatan.
perilaku individu.
27
Pada tahap ini dijelaskan faktor predisposisi, faktor penguat dan
perubahan perilaku.
Alignment
28
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi TTD
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu diri, dan ini terjadi setelah orang
1) Tahu (know)
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,
2) Memahami (comprehension)
yang dipelajari.
29
3) Aplikasi (aplication)
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi ini
yang lain.
4) Analisi (analysis)
5) Sintesis (syntesis)
6) Evaluasi (evaluation)
30
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menyatakan isi materi yang ingin diukur dari responden
(a) Baik : bila responden mampu menjawab dengan benar 76% - 100%
(c) Kurang : bila responden mampu menjawab dnegan benar < 56% dari
seluruh pertanyaan.
b. Sikap
31
1) Komponen kognitif
lain.
2) Komponen afektif
oleh apa yang kita percayai sebagai sesuatu yang benar terhadap
3) Komponen konatif
perilaku.
adalah skala Likert. Skala ini dapat digunakan untuk mengukur sikap,
32
c. Distribusi TTD
adalah suatu proses penyerahan obat sejak setelah sediaan disiapkan oleh
penderita (Binfar, 2008). Obat yang digunakan dalam hal ini adalah
tambah darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet mengandung 200
satu caranya adalah dengan sitem pengiriman tablet zat besi mingguan
d. Dukungan sekolah
33
sekolah sangat penting, karena guru pada umumnya lebih dipatuhi oleh
(Notoatmodjo, 2010).
atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Informasi ini
dengan materi.
peran tersebut.
2008).
34
B. Kerangka Teori
Kerangka teori dalam penelitian ini mengacu pada model PRECEDE yang
PRECEDE
Reinforcing factor:
Educational - Social support
strategies - Peer influence
- Significat others
- Vicarious inforcement Behaviour
and lifestyle
Policy
regulation
Enabling factor: Quality of
organization
- Programs life
- Services
- Resources necessary Health
for behavioral and
environtmental
outcome to be
realized
- The new skills needed Environment
to enable behaviour
change
Phase 8
Phase 5 Phase 6 Phase 7
Outcome
Implementation Process Evaluation Impact Evaluation
Evaluation
PROCEED
1. Tingkat Pengetahuan
2. Sikap Konsumsi TTD 1
3. Distribusi TTD tablet/minggu
4. Dukungan sekolah
sekolah dengan konsumsi TTD pada siswi kelas XI di SMA N 1 Jetis dan SMA
36
BAB III
METODE PENELITIAN
SMA N 2 Bantul.
saat (point time approch), artinya setiap objek penelitian hanya diobservasi
sekali saja dan dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada
Random sampling
Faktor - faktor
- Tingkat Pengetahuan
- Sikap
- Distribusi TTD
- Dukungan Sekolah
37
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu
setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama
Kriteria inklusi :
Kriteria ekslusi :
terakhir)
38
Pada penelitian ini besar sampel ditetapkan berdasarkan rumus besar
seperti di bawah:
n = (Z1-α/2 √ ( ) + Z1-β √ ( ) ( )
(P1-P2)2
P = 0,54. 2P=1,08
√ √( ) ( )
n1=n2=
( )
( ) ( )
n1=n2=
( )
n1=n2=
n1=n2=
n1=n2= 48, 4= 49
39
dengan cara mengundi semua kelas XI dan diambil tiga kelas pada masing-
masing sekolah.
D. Variabel Penelitian
mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
distribusi TTD. Variabel terikat penelitian ini adalah konsumsi TTD dalam
Program SEPEKAN.
40
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
41
SEPEKAN. 2= Mendukung
Kuesioner berisi pernyataan positif (favorable) pada (Skor T > mean)
dukungan sekolah, apabila jawaban responden selalu
skor 4; sering skor 3; pernah skor 2; dan tidak pernah
skor 1. Pada pernyataan negatif (unfavorable),
apabila responden selalu skor 1; sering skor 2; pernah
skor 3; dan selalu skor 4.
2. Variabel Dependen
Konsumsi tablet Mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) 1 kali/ Checklist 1= Tidak, jika tidak Nominal
tambah darah (TTD) minggu mengonsumsi TTD
1 tablet/minggu
2= Ya, jika
mengonsumsi TTD
1 tablet/minggu
42
F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
responden. Azwar (2010), data primer adalah data yang diperoleh langsung
dan tim.
G. Instrumen
(Arikunto, 2010).
1. Kuesioner Pengetahuan
Responden diminta memilih benar atau salah dari pertanyaan tersebut. Bila
43
jawaban benar atau sesuai kunci jawaban diberi nilai 1, sedangkan bila
jawaban salah atau tidak sesuai dengan kunci jawaban diberi nilai 0.
2. Kuesioner Sikap
unfavorable/negatif.
sangat setuju (SS) skor 4; setuju (S) skor 3; tidak setuju (TS) skor 2; dan
apabila responden sangat setuju (SS) skor 1; setuju (S) skor 2; tidak setuju
44
3. Kuesioner Dukungan Sekolah
unfavorable/negatif.
sangat setuju (SS) skor 4; setuju (S) skor 3; tidak setuju (TS) skor 2; dan
apabila responden sangat setuju (SS) skor 1; setuju (S) skor 2; tidak setuju
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
apakah kuesioner yang disusun tersebut mampu mengukur apa yang hendak
diukur, maka perlu diuji korelasi. Teknik yang digunakan untuk uji korelasi
45
bantuan program komputer SPSS 16. Koefisien korelasi yang diperoleh dari
moment pada tabel. Jumlah responden uji validitas dalam penelitian ini
adalah 35 orang, r tabel signifikasi 5% adalah 0,334. Jika nilai r hitung lebih
besar dari 0,334, maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid. Tetapi jika
r hitung lebih kecil dari 0,334, maka butir soal tersebut tidak valid dan harus
penelitian. Peneliti menggunakan tim yang terdiri dari satu orang mahasiswa
penelitian.
hasil sejumlah 18 pertanyaan dinyatakan valid dilihat dari nilai r hitung >
0,334 dari total pertanyaan 25 soal. Total item pertanyaan yang valid sudah
yang dinyatakan dengan nilai r hitung > 0,334 dari total 20 pernyataan.
46
Pada kuesioner dukungan sekolah, terdapat 12 pernyataan valid dari
total 15 pernyataan. Tiga nomor yang tidak valid, yaitu nomor 6, 8, dan 13
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti sejauh
mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau azas bila dilakukan
2012).
pengetahuan memiliki nilai alpha 0,868, kuesioner sikap dengan nilai alpha
0,850, dan dukungan sekolah dengan nilai alpha 0,836. Ketiganya memiliki
I. Prosedur Penelitian
a. Tahap persiapan
Dikpora DIY.
47
3) Melengkapan administrasi dan instrumen penelitian termasuk melakukan
b. Tahap pelaksanaan
1) Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan tim yang terdiri dari 6
orang dengan peneliti. Peneliti membagi anggota tim, yaitu 2 orang untuk
diadakannya penelitian.
responden.
Melakukan tahap pengolahan data dimulai dari editing, coding, scoring, dan
48
d. Tahap penyajian hasil pengolahan dan analisis data
J. Manajemen Data
dan sikap yang sudah diedit kemudian diberi kode berupa angka agar
jawaban benar maka skor 1, jika salah diberi skor 0. Tingkat pengetahuan
(Riwidikdo, 2013):
Skor presentase =
49
Kemudian dikategorikan menjadi (Arikunto, 2010): Baik: skor 76%-
setuju (S) skor 3; tidak setuju (TS) skor 2; dan sangat tidak setuju (STS)
setuju (SS) skor 1; setuju (S) skor 2; tidak setuju (TS) skor 3; sangat
skor 3; pernah skor 2; dan tidak pernah skor 1. Pada pernyataan negatif
̅
T = 50 + 10 ( )
x = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T
50
1) Tingkat Pengetahuan
(a) Kurang =1
(b) Cukup =2
(c) Baik =3
2) Sikap
(a) Negatif =1
(b) Positif =2
3) Dukungan sekolah
(b) Mendukung =2
4) Distribusi TTD
(b) 1 tablet/minggu =2
5) Konsumsi TTD
(a) Tidak =1
(b) Ya =2
memudahkan penyusunan.
tabel distribusi frekuensi dan tabel silang untuk dianalisis univariabel dan
51
bivariabel, serta multivariabel dengan statistika di software komputer
(SPSS 16).
2. Analisis Data
a. Analisis Univariabel
b. Analisis Bivariabel
c. Analisis Multivariariabel
dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Syarat analisa regresi logistik
52
yaitu variabel dependen dalam skala data nominal (dikotomis)
K. Etika Penelitian
1. Informed consent
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
53
3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan
bagi masyarakat maupun subjek penelitian itu sendiri. Oleh karena itu,
5. Kerahasiaan
lainnya dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Sumberagung, Jetis, Bantul dan SMA N 2 Bantul yang berlokasi di Jalan RA.
1. Analisis Univariabel
a. SMA N 1 Jetis
55
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden di SMAN 1
responden (56,9%).
b. SMA N 2 Bantul
56
responden mayoritas negatif yaitu 33 responden (57,9%), dan pada
(78,9%).
2. Analisis Bivariabel
57
tablet/minggu yaitu 39 responden (83,0%). Jumlah tersebut lebih besar jika
TTD.
58
3. Analisis Multivariabel
sekolah, dan distribusi TTD. Hasil akhir dari analisis multivariabel dapat
memiliki nilai p-value 0,014 dengan PR= 4,998 (95% CI 1,383 – 18,065).
baik. Distribusi TTD juga memiliki pengaruh yang bermakna p-value 0,006
7-10 tablet/bulan akan beresiko tidak mengonsumsi TTD 3,411 lebih besar
B. Pembahasan
Penelitian ini melibatkan 115 responden yang terbagi menjadi dua, yaitu
59
Faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan,
kategori kurang dan tidak mengonsumsi TTD justru lebih mendominasi yaitu
dengan PR= 4,998 (95% CI 1,383-18,065). Hal ini berarti bahwa remaja putri
TTD 1 tablet/minggu 4,998 kali lebih besar dibandingkan dengan remaja putri
yang memiliki pengetahuan cukup atau baik. Hal tersebut sesuai dengan
60
informasi yang memengaruhi keyakinan seseorang kemudian akan
oleh intensitas perhatian dan persepsi objek (Notoatmodjo, 2010). Hal tersebut
value 0,006 PR= 3,411 (95% CI 1,426-8,161). Siswi yang mendapatkan TTD
7-10 tablet/bulan akan berisiko tidak mengonsumsi TTD 3,411 kali lebih besar
61
mempengaruhi konsumsi TTD. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Risonar, et. al (2008) yang menunjukkan bahwa siswa
tablet/minggu akan lebih cenderung untuk mengonsumi TTD saat itu juga
Salah satu sifat TTD adalah mudah teroksidasi. TTD cenderung tidak bisa
bertahan lama setelah dibuka. Semakin lama TTD disimpan, maka obat ini
akan berubah bentuk, bau, warna, dan lengket, terlebih jika penyimpanannya
tidak sesuai dengan prosedur (Risonar, et.al, 2008). Hal ini sejalan dengan
beberapa faktor diantaranya; bentuk tablet, warna, rasa, dan efek samping dari
TTD.
Sikap juga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi perilaku siswa
menunjukkan tidak ada pengaruh sikap terhadap konsumsi TTD p-value 0,351.
(36,0%), sedangkan siswi dengan sikap negatif dan tidak mengonsumsi TTD
62
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
antara siswa yang bersikap positif dan negatif (p-value 1,000). Hal ini
disebabkan oleh adanya pengaruh dari tingkat pengetahuan tentang anemia dan
TTD yang masih kurang sehingga sikap yang terbentuk menjadi tidak utuh dan
dalam membentuk suatu sikap yang utuh diperlukan adanya keterlibatan antara
Sikap sendiri belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi
nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Secara teori
penelitian lainnya juga membuktikan bahwa proses tersebut tidak selalu seperti
kognitif, afektif, dan konatif. Teori menyatakan bahwa apabila salah satu saja
diantara ketiga komponen sikap tidak konsisten dengan yang lain, maka akan
sikap sedemikian rupa (Azwar, 2011). Dalam penelitian ini, hal yang dimaksud
63
adalah sikap terhadap konsumsi TTD. Dari hasil penelitian, terdapat 48
Informasi mengenai efek samping TTD disertai sugesti bahwa rasa TTD tidak
enak akan memperkuat sikap negatif terhadap TTD. Akan tetapi, seseorang
yang percaya bahwa TTD tidak enak dan merasa tidak suka pada TTD tersebut,
dengan rasa tidak suka (afeksi)nya dengan perilaku (konasi)nya yang tidak mau
akan terjadi proses perubahan sikap. Dalam hal ini sikap yang semula negatif
positif.
sederhana, komponen afektif sikap seseorang dapat berarti sekedar suka atau
tidak suka, namun pada tingkat yang lebih kompleks komponen afektif itu
suatu sikap yang didominasi oleh komponen afektif akan lebih sukar untuk
64
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi
seseorang telah mendengar tentang anemia dan TTD, maka pengetahuan ini
perilaku konsumsi TTD yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern berupa
kecerdasan, emosi, minat, dan sebagainya untuk mengolah pengaruh dari luar.
65
Sedangkan faktor ekstern berupa objek, orang, kelompok, lingkungan,
Dalam teori PRECEDE oleh Green dan Krauter (1980) dalam Glanz
ini bukan merupakan faktor utama yang membentuk perilaku seseorang. Ketiga
faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor penguat, dan faktor pemungkin saling
Secara keseluruhan, dari hasil penelitian ini terdapat dua variabel yang
distribusi TTD.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dalam Program Sekolah Peduli Kasus Anemia Pada Siswi SMA Negeri di
tablet/bulan akan berisiko 3,411 kali lebih besar tidak mengonsumsi TTD
1 tablet/minggu.
B. Saran
diantaranya adalah:
67
b. Diharapkan TTD yang digunakan adalah kemasan strip atau blister
TTD.
68
DAFTAR PUSTAKA
69
Dinas Kesehatan Bantul. 2015. Panduan Pelaksanaan Program SEPEKAN
(Sekolah Peduli Kasus Anemia). Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
Fatmah. 2010. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Green, Lawrence W. dan Marshall W. Kreuter. 2000. Health Promotion Planing
An Educational and Environmental Approach Second Edition. London:
Mayfield Publishing Company
Glanz, Karen, Barbara K. Rimer, Kasisomayajula Viswanath. 2008. Health
Behavior And Health Education Theory, Research, And Practice.
Diakses tanggal 21 Februari 2017 dari
http://hbcs.ntu.edu.tw/uploads/bulletin_file/file/568a39ae9ff546da4e02eb
72/Health_behavior_and_ health_education.pdf
Hendrian, Rian. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu
Hamil Dalam Mengonsumsi Tablet Besi (Fe) Di Puskesmas Kadugede
Kabupaten Kuningan Tahun 2011. Diakses tanggal 6 Mei
2017darihttp://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25640
/1/Rian%20Hendrian%20-%20fkik.pdf
Hidayat, Aziz Aimul. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika
IDAI. 2013. Nutrisi pada Remaja. Diakses tanggal 22 Januari 2017 dari
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-pada-remaja
Ibanez, Sanches. 2015. Iron Deficiency Anaemia. Diakses tanggal 19 anuari 2017
dari http://dx.doi.org/10.1016/j.hgmx.2015.06.008
Joshi, Mohan dan Ragvendra Gumastha. 2013. Weekly Iron Folate
Supplementation in Adolescent Girls – An Effective Nutritional Measure
for the Management of Iron Deficiency Anaemia. Diakses tanggal 21
Januari 2017 dari http://dx.doi.org/10.5539/gjhs.v5n3p188
Kemdikbud. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses tanggal 22 Februari
2017 dari http://kbbi.web.id/
Khammarnia, Mohammad, Zahra Amani, Mahsa Hajmohammadi et al.2015. A
Survey of Iron Suplementation Consumption and its Related Factors in
High School Students in Southeast Iron, 2015. Diakses tanggal 10 Januari
2107 dari http://dx.doi.org/10.21315/mjms2016.23.5.8
Kotwal, Atul. 2016. Iron Deficiency Anemia Among Children In South East Asia:
Determinants, Importance, Prevention And Control Strategies. Diakses
tanggal 13 Januari 2017 dari
http://dx.doi.org/10.1016/j.cmrp.2016.05.009
70
Kraemer, Klaus dan Michael B. Zimmermann. 2007. Nutritional Anemia.
Switzerland: Slight And Life Press. Diakses tanggal 8 Februari 2017 dari
http://www.sightandlife.org/fileadmin/data/Books/Nutritional_anemia_b
ook.pdf
Kuril, Bina M., Lone Deepak. K., Janbade C., Ankushe R.T. et al. 2015.
Prevalence and risk factors of anaemia among adolescent girls in rural
area. Int J Recent Trends Tech 2015;14(3):617e22. Diakses tanggal 14
Januari 2017 dari http://dx.doi.org/10.1016/j.puhe.2016.07.010
Maulana. 2013. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC
Nevins, 2008. Massachusetts Institute of Technology And Director, Food And
Nutrition Program for Human And Social Development United Nation.
University of Tokyo vol. 18, No. 2, pp.351-379. Diakses tanggal 15
Februari 2017 dari http://doi:10.3945/jn.108.095406
Nikfallah, Fatemeh, Shirin Taslimi, Faramarz Shaahmadi, et al.2017. Acceptance
Rate of Iron-aid Program and Its Effective Factors among Girl Student.
Diakses tanggal 10 Januari 2017 dari
http://www.scigatejournals.com/publications/index.php/ijnp/article/view/
159/111
Niven, Neil. 2002. Psikologi Kesehatan dan Pengantar Untuk Perawat dan
Profesional Kesehatan Lain Edisi Ke 2. Jakarta: EGC
Ningrum, R. A. dan Ratu Ayu D.S. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Anemia Gizi Pada Remaja Putri Di SMP N 1 Gatak,
Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah Tahun
2013. Diakses tanggal 20 Februari 2017 dari
http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-08/S-Rahma%20Ayu%20Ningrum
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakrata:
Rineka Cipta
___________________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
__________________. 2010. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta:
Rineka Cipta
Pratiwi, Eka. 2015. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Anemia Pada Siswi MTs
Ciwadan Cilegon-Bantun Tahun 2015. Diakses tanggal 7 Februari 2017
darihttp://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29680/1/E
KA%20PRATIWI-FKIK.pdf
Risonar, Tengco, Solon, et.al. 2008. The Effect of A School-Based Weekly Iron
Suplementation Delivery System Among Anemic Schoolchildren In The
71
Philippines. Diakses tanggal 11 Juni 2017 dari
doi:10.1038/sj.ejcn.1602809
Riwidikdo, Handoko, 2013. Statistik Kesehatan Dengan Aplikasi SPSS dalam
Prosedur Penelitian.Yogyakarta: Rohima Press
Rochmah, Siti dan Renti Mahkota. 2013. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada
Status Anemia Remaja Putri Di SMA N 13 Kota Tangerang Provinsi
Banten Tahun 2013. Diakses tanggal 25 Januari 2017 dari
http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-08/S-Siti%20Rochmah
Sitohang, Devita Sophie. 2015. Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang
Anemia Defisiensi Besi di SMA N 15 Medan. Diakses tanggal 20 Februari
2017
darihttp://download.portalgaruda.org/article.php?article=59062&val=413
2
Soetjiningsih, 2010. Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya.
Jakarta: CV. Sagung Seto
Soleimani, Nader dan Naser Abbaszadeh. 2011. Relationship Between Anaemia,
Caused From The Iron Deficiency, And Academic Achievement Among
Third Grade High School Female Students. Diakses tanggal 13 Januari
2017 dari http:// doi:10.1016/j.sbspro.2011.11.437
Sugiyono. 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. 2012. Penilaian Status
Gizi. Jakarta: Infomedika Jakarta
Tasfaye, Meslam et.al. 2015. Anemia And Iron Deficiency Among School
Adolescents: Burden, Severity, And Determinant Factors In Southwest
Ethiopia. Diakses tanggal 20 Januari 2017 dari
http://dx.doi.org/10.2147/AHMT.S94865
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta:
EGC
WHO, 2008. Weekly Iron And Folic Acid Supplementation Programmes For
Women Of Reproductive Age: An Analysis Of Best Programme Practices.
Diakses tanggal 13 Februari 2017 dari
www.wpro.who.int/publications/docs/FORwebPDFFullVersionWIFS.pdf
WHO, 2014. Intermittent Iron And Folic Acid Supplementation. Diakses tanggal 9
Januari 2017 dari
http://www.who.int/selection_medicines/committees/expert/19/applicatio
ns/Ironfolicacid_101_NF_A.pdf
SHORT VERSIONWwwwh
72
LAMPIRAN
73
Lampiran 1
ANGGARAN PENELITIAN
74
Lampiran 2
JADWAL PENELITIAN
WAKTU
No KEGIATAN Nov Des Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Penyusunan Proposal Skripsi
2 Seminar proposal
3 Revisi Proposal Skripsi
4 Perijinan Penelitian
5 Persiapan Penelitian
6 Pelaksanaan Penelitian
7 Pengolahan Data
8 Laporan Skripsi
9 Sidang Skripsi
10 Revisi Laporan Akhir Skripsi
75
Lampiran 3
Dengan hormat,
Yogyakarta,
Peneliti
Dhina Noviazahrra
76
Lampiran 4
77
Lampiran 5.
INFORMED CONSENT
( ) ( )
Peneliti
( )
78
Kode (Diisi Peneliti)
:.....................
Lampiran 6
KUESIONER PENELITIAN
A. Pengetahuan
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah pernyataan dengan teliti.
2. Isilah jawaban yang benar menurut Anda dengan mencentang (√) pada
kolom Benar atau Salah!
79
B. Sikap
Petunjuk pengisisan:
1. Bacalah pernyataan dengan teliti.
2. Pilihlah jawaban yang paling sesuai menurut Anda dengan memberi tanda
centang (√) pada salah satu kolom pilihan jawaban.
Sangat
Sangat Tidak
No Pertanyaan Setuju tidak
setuju setuju
setuju
1. Saya tahu remaja putri perlu mengkonsumsi
tablet tambah darah (TTD)
2. Menurut saya tablet tambah darah (TTD) tidak
bermanfaat untuk kesehatan remaja putri.
3. Anemia bisa berbahaya bagi tubuh saya.
4. Saya merasa khawatir jika terkena anemia.
5. Jika saya sudah menemukan gejala anemia
(letih, lelah, lunglai, lesu, lemah), maka saya
diam saja
6. Jika saya sudah tahu kadar hemoglobin (Hb) <
12 g/dl, maka saya harus minum TTD.
7. Saya akan minum tablet tambah darah (TTD)
sebelum tidur untuk menghindari mual.
8. Menurut saya, orang tua saja yang perlu
mengonsumsi TTD.
9. Konsentrasi belajar saya terganggu karena
anemia
10. Saya tidak perlu banyak makan sayur dan
buah.
11. Saya langsung mual dan muntah setelah
minum tablet tambah darah
12. Saya tidak suka minum tablet tambah darah
karena baunya amis
13. Saya menjadi malas belajar jika menderita
anemia
14. Saya merasa sehat setelah minum tablet
tambah darah
15. Bila diberi tablet tambah darah saya akan
meminumnya.
80
C. Dukungan Sekolah
Pilihlah jawaban yang paling sesuai menurut Anda dengan memberi tanda
contreng ( √ ) pada salah satu pilihan jawaban.
Tidak
No Pernyataan Pernah Sering Selalu
pernah
1. Saya mendapatkan sosialisasi dari
pihak sekolah tentang anemia dan
pencegahan anemia.
2. Sekolah saya melaksanakan gerakan
bersama minum tablet tambah darah
(TTD) satu kali dalam seminggu.
3. Saya diberi tahu tentang cara
mengonsumsi TTD yang benar.
4. Guru memuji saya jika saya minum
TTD.
5. Guru mengingatkan saya untuk
minum TTD.
6. Guru menanyai saya ketika tidak
minum TTD
7. Teman saya membiarkan saya tidak
minum TTD
8. Guru saya mendampingi saya minum
TTD.
9. Sekolah memantau saya mengonsumsi
TTD
10. Sekolah merujuk siswi ke puskesmas
bila ada tanda gejala anemia
11. Teman saya mengajak saya minum
TTD
12. Saya mendapatkan TTD yang
dibagikan sekolah
81
ANGKET
A. Distribusi TTD
Ya Tidak
a. 1 tablet/minggu
b. 7-10 tablet/bulan
c. Lainnya (Tuliskan...........................................)
B. Konsumsi TTD
Ya Tidak
a. 1 minggu sekali
b. 1 bulan sekali
a. 1 tablet/minggu
82
Lampiran 7
83
Lampiran 8
MASTER TABEL
No. Sikap
Total Skor Kriteria
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1.
2.
3.
4.
84