Anda di halaman 1dari 5

Hukum Sempadan Sungai Code dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta

KHATRIN
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penerapan hukum sempadan sungai di Sungai Code Yogyakarta

menghadapi permasalahan yang kompleks. Kompleksitas

permasalahan yang dihadapi, di antaranya,

a. Pertama, mengenai pengaturan sempadan sungai yang ada

secara lengkap hanya termuat dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai yang kemudian pasca

Peraturan Pemerintah tersebut dibatalkan oleh Mahkamah

Konstitusi kemudian diadopsi oleh Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan

Sungai dan Garis Sempadan Danau hanya mengatur secara

umum. Bahkan, dalam RTRW Kota Yogyakarta pengaturan

tersebut seolah hanya diulang, tanpa dilengkapi pedoman teknis

pelaksanaan. Hal ini pada praktiknya menimbulkan kesulitan

dan kebingungan dari berbagai instansi terkait, mengingat

setiap wilayah memiliki sungai dengan tipe yang berbeda dan

dengan kenampakan alam yang berbeda pula sehingga tidak

dimungkinkan dilakukan perlakuan yang sama terhadap

penetapan sempadan sungai yang ada.

b. Kedua, permasalahan selanjutnya mengenai perbenturan atau


Hukum Sempadan Sungai Code dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
KHATRIN 138
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

konflik yang terjadi antara kepastian hukum dan kepentingan

hukum masyarakat kawasan Sungai Code yang telah turun-

temurun ditempati masyarakat bahkan sebelum pengaturan

mengenai sempadan sungai ditetapkan. Hal ini berdampak pada

belum dapat diterapkannya peraturan mengenai sempadan

Sungai Code dengan maksimal;

c. Ketiga, permasalahan mengenai penerapan hukum. Pasca

dibatalkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang

Sumber daya Air dan beberapa Peraturan turunannya oleh

Mahkamah Konstitusi termasuk didalamnya Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai. Peraturan-

peraturan yang sudah dinyatakan tidak berlaku tersebut, pada

kenyataannya masih digunakan oleh instansi terkait sebagai

pedoman penetapan sempadan sungai.

Banyaknya bangunan di sempadan Sungai Code yang memiliki

bukti kepemilikan yang sah, serta kebingungan dalam penerapan

hukum sempadan sungai dalam praktik di lapangan menjadi

penyebab utama yang mengakibatkan ketentuan Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai

dan Garis Sempadan Danau yang menggolongkan Sungai Code ke

dalam kategori sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan

dengan kedalaman 3-20 m yang seharusnya memiliki garis

sempadan dengan jarak paling sedikit 15 m (lima belas meter) dari


Hukum Sempadan Sungai Code dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
KHATRIN 139
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai belum

dapat diterapkan di Sungai Code Kota Yogyakarta. Sehingga tujuan

pengaturan sempadan sungai untuk melindungi fungsi utama sungai

sebagai penyedia air dan wadah air dan menjaga keberlangsungan

ekosistem air belum tercapai secara maksimal.

2. Pemerintah Kota Yogyakarta dibantu dinas-dinas terkait telah

melakukan evaluasi terhadap permasalahan hukum sempadan

Sungai Code Kota Yogyakarta. Hasil evaluasi tersebut menjadi

pedoman upaya pemerintah dalam mengatasi kompleksitas masalah

yang timbul. Saat ini, telah dilakukan pendekatan kepada warga

dengan mengajak warga bekerja sama untuk menjaga sempadan

Sungai Code melalui berbagai program, salah satunya kegiatan 3M

(Mundur, Munggah, Madep) kali serta pemberlakuan status a quo

bagi bangunan di sempadan Sungai Code Yogyakarta. Pendekatan

dilakukan dengan perlahan karena Pemerintah ingin menghindari

konflik yang mungkin terjadi apabila Pemerintah secara tegas

menerapkan batas maksimal sempadan sungai. Diharapkan melalui

pendekatan yang baik, sedikit demi sedikit permasalahan sempadan

Sungai Code dapat teratasi. Selain upaya yang telah dilakukan,

Pemerintah Kota Yogyakarta juga telah menyiapkan master plan

penataan Sungai Code Yogyakarta dengan program utama

melakukan restorasi, konservasi, dan pengelolaan lingkungan.


Hukum Sempadan Sungai Code dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
KHATRIN 140
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

B. Saran

Saran Penulis akan terbagi menjadi saran secara umum dan secara

khusus. Saran secara umum akan ditujukan pada pengembangan hukum

sempadan sungai yang ada, sedangkan saran secara khusus akan

ditujukan pada pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan penelitian

ini.

1. Secara Umum

Menurut Penulis, kementerian harus duduk bersama dengan

para ahli di bidang tata ruang khususnya tata ruang air guna

membuat pengaturan teknis yang lebih nyata mengenai pelaksanaan

peraturan sempadan sungai yang telah ada. Peraturan teknis tersebut

berisi panduan cara pengukuran, penerapan, dan penyelesaian

konflik di lapangan. Peraturan teknis diharapkan mampu mengatasi

berbagai kerancuan yang terjadi dan membingungkan dinas-dinas

terkait. Selain itu diperlukan ketegasan pemerintah daerah untuk

berani menerapkan ketentuan sempadan sungai secara tegas untuk

melindungi fungsi sungai dan menjaga keberlangsungan ekosistem

air jangka panjang.

2. Secara Khusus

a. Kepada Dinas-Dinas Terkait

Dinas-dinas terkait dalam hal ini Dinas Kimpraswil, Bappeda,

BLH, kantor pertanahan, Badan Lingkungan Hidup Kota

Yogyakarta harus duduk bersama untuk menyelesaikan

permasalahan sempadan Sungai Code Yogyakarta, serta


Hukum Sempadan Sungai Code dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
KHATRIN 141
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

berkoordinasi dengan pihak provinsi dalam hal ini Balai Besar

Wilayah Sungai Serayu Opak dan pihak Kabupaten yang

dilalui Sungai Code. Hal ini diperlukan agar dinas terkait

memiliki satu pemahaman yang sama mengenai tata cara

penerapan hukum sempadam sungai di Sungai Code

Yogyakarta serta adanya pembagian tugas yang jelas

kedepannya.

b. Kepada masyarakat

Masyarakat perlu memahami arti penting Sungai Code bagi

masyarakat secara umum bukan hanya bagi dirinya sendiri atau

komunitasnya. Pentingnya menimbulkan peran serta

masyarakat dimulai dari pemahaman arti penting sungai

diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mau bekerja

sama dengan pemerintah dalam melakukan pengelolaan Sungai

Code agar lebih baik ke depannya.

Anda mungkin juga menyukai