2005-04-Survei Penentuan Trase Jalan PDF
2005-04-Survei Penentuan Trase Jalan PDF
MODUL
RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN
2005
MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1
Modul RDE-04 : Survai Penentuan Trase Jalan Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Modul ini berisi pembahasan dalam garis besar mengenai survai penentuan trase jalan
meliputi : survai pendahuluan, pengukuran topografi untuk penentuan trase jalan,
pemanfaatan data hasil survai geoteknik, pemanfaatan hasil survai hidrologi,
pemanfaatan data hasil pengelolaan/mitigasi dampak lingkungan dan penggunaan
data-data tersebut untuk menentukan trase jalan.
Modul ini hanya menggarisbawahi salah satu butir yang diperlukan untuk penyiapan
dokumen pembangunan jalan baru, yaitu “membuat alinyemen baru” yang tentu akan
diawali dengan memilih trase jalan baru. Kesalahan memilih trase jalan baru akan
memberikan dampak yang tidak kecil karena selain nantinya akan berkaitan dengan
permasalahan pembiayaan pembangunan jalan tetapi juga berpengaruh terhadap
fungsi jaringan jalan, baik dalam skala lokal, regional, maupun nasional. Oleh karena
itu, penetapan trase jalan tersebut memerlukan standar yang terukur, di samping
prosedur dan batasan-batasan yang digunakan tidak boleh menyimpang dari kriteria
teknis yang berlaku untuk penanganan jalan di Indonesia.
Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna baik ditinjau dari segi
materi sistematika penulisan maupun tata bahasanya. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari para peserta dan pembaca semua, dalam rangka perbaikan dan
penyempurnaan modul ini.
Demikian mudah-mudahan modul ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
LEMBAR TUJUAN
NOMOR : RDE-04
TUJUAN PELATIHAN :
DAFTAR ISI
Halaman
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
HAND OUT
DAFTAR MODUL
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 RDE – 01 Etika Profesi, Etos Kerja, UUJK, dan UU Jalan
PANDUAN INSTRUKTUR
A. BATASAN
B. RENCANA PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan
Waktu : 10 menit
Waktu : 10 menit
Waktgu : 15 menit
Waktu : 10 menit
Waktu : 10 menit
BAB I
LATAR BELAKANG DAN LINGKUP PEKERJAAN
Modul ini hanya menggarisbawahi salah satu butir dari major works tersebut di
atas, yaitu “membuat jalan baru atau alinyemen baru” yang tentu akan diawali
dengan memilih trase jalan baru. Kesalahan memilih trase jalan baru akan
memberikan dampak yang tidak kecil karena bukan hanya berkaitan dengan
permasalahan pembiayaan pembangunan jalan saja akan tetapi juga fungsi
jaringan jalan, baik dalam skala lokal, regional, maupun nasional. Oleh karena
itu, penetapan trase jalan tersebut memerlukan standar yang terukur, di
samping prosedur dan batasan-batasan yang digunakan tidak boleh
menyimpang dari kriteria teknis yang berlaku untuk penanganan jalan di
Indonesia. Persisnya, untuk dapat menentukan trase jalan baru, maka
perencana tidak cukup hanya melihatnya dari aspek pengukuran topografi saja
akan tetapi aspek lain juga harus dijadikan bahan masukan yaitu antara lain
data geoteknik, hidrologi dan hasil-hasil AMDAL.
Menyiapkan rencana trase jalan baru sebagai bagian dari proses membuat
perencanaan teknis jalan.
Tahapan kegiatan yang tercakup dalam pekerjaan tersebut di atas antara
lain adalah:
Persiapan
Pengumpulan Data Lapangan
Survey Pendahuluan
Survey Detail:
Melakukan Pengukuran Topografi
Memanfaatkan Data Hasil Survey Geoteknik
Memanfaatkan Hasil Penyelidikan Tanah dan Material
Memanfaatkan Hasil Survey Hidrologi
Memanfaatkan Data Hasil Pengelolaan/Mitigasi Dampak
Lingkungan
Penentuan Trase Jalan
Pembuatan Gambar Rencana Trase Jalan
Pelaporan
BAB II
SURVEI PENDAHULUAN
2.1. UMUM
Penyiapan peta dasar berupa peta topografi dengan skala 1: 250.000 s/d 1:
100.000 dan peta-peta pendukung lainnya seperti peta geologi, peta tata guna
tanah, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan analisa mengenai dampak
lingkungan, dan dokumen-dokumen lain yang lazim digunakan dalam studi
kelayakan jalan. Informasi yang diperoleh dari dokumen-dokumen di atas
harus dipertimbangkan dalam proses penentuan trase jalan yang akan
disurvey. Rencana jalan yang akan disurvey merupakan trase terbaik yang
diperoleh berdasarkan kajian dari beberapa alternatif trase jalan.
Melakukan koordinasi dengan berbagai instansi terkait sebelum melaksanakan
survey.
Untuk mempelajari dan menganalisis rencana trase jalan yang paling baik,
perencana masih perlu mencari data-data penunjang sebagai berikut :
Demografi
Sosial ekonomi
Lingkungaan
Geografi
Geoteknik
Hidrologi
Selain itu untuk keperluan perhitungan perkiraan biaya penanganan jalan dan
jembatan, informasi lain yang juga perlu dikumpulkan adalah :
Harga Satuan Dasar Upah untuk komponen tenaga dalam Harga Satuan
Pekerjaan.
Harga Satuan Dasar Bahan untuk komponen bahan dalam Harga Satuan
Pekerjaan.
Harga Satuan Sewa Peralatan untuk komponen peralatan dalam Harga
Satuan Pekerjaan.
Harga Satuan Pekerjaan untuk berbagai nomor mata pembayaran pada
proyek yang sedang berjalan di sekitar lokasi pekerjaan
Identifikasi Trase
2a
a = 200 m
Pemeriksaan Kelandaian
BAB III
PENGUKURAN TOPOGRAFI
3.1. UMUM
Pekerjaan Pengukuran
Titik awal dan titik akhir pekerjaan harus dilengkapi dengan data/identitas yang
mudah dikenal, aman, dan diikatkan pada titik ikat Bench Mark (BM) dan / atau
titik poligon dari pengukuran sebelumnya.
Pemeriksaan Theodolit
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
Sumbu II tegak lurus sumbu I.
Garis bidik tegak lurus sumbu II.
Kesalahan kolimasi horizontal = 0
Kesalahan indeks vertical = 0
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan
dalam laporan.
Pemasangan patok-patok
nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus perlu ditambahkan
patok bantu.
Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok
diberi tanda-tanda khusus. Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin
dipasang patok, misalnya diatas permukaan jalan beraspal atau diatas
permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sipat datar ditandai dengan
paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.
Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir pengukuran
dan untuk setiap interval 5 km sepanjang trase yang diukur. Setiap
pengamatan matahari harus dilakukan dalam 2 seri (4 biasa dan 4 luar
biasa).
Pengukuran situasi
Pengukuran Khusus
Pengamatan matahari
Pencatatan data pengamatan dan perhitungan azimuth matahari
menggunakan formulir yang telah disiapkan atau yang lazim digunakan untuk
itu dan mengacu pada tabel almanak matahari yang diterbitkan oleh Direktorat
Topografi TNI-AD untuk tahun yang sedang berjalan dan harus dilakukan di
lokasi pekerjaan.
Perhitungan Koordinat
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara pengamatan
matahari yang satu dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh
diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan panjang
kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi lebih besar),
dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.
Penggambaran
Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 2000
Garis-garis grid dibuat setiap 20 cm.
Koordinat grid terluar dari gambar (dari gambar) harus dicantumkan harga
absis (x) dan kordinatnya (y).
Pada setiap lembar gambar dan / atau setiap 1 meter panjang gambar
harus dicantumkanpetunjuk arah Utara.
Penggambaran titik poligon harus berdasarkan detail hasil perhitungan dan
tidak boleh dilakukan secara grafis.
Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda
khusus.
3.4. PELAPORAN
Data proyek
Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap
kota besar terdekaat.
Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.
Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.
Kegiatan pengukuran situasi.
Kegiatan pengukuran penampang melintang.
Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
Perhitungan penggambaran.
Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya.
Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran topografi
termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan patok-patok BM,
pengamatan matahari, dan semua obyek yang dianggap penting untuk
keperluan preliminary engineering design.
Deskripsi Bench Mark (sebagai lampiran)
BAB IV
MEMANFAATKAN DATA HASIL SURVEI GEOTEKNIK
4.1. UMUM
Secara umum jenis data yang perlu diambil dari hasil survei geoteknik adalah data
pemetaan penyebaran tanah / batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah
pelapukan, informasi tentang stabilitas badan jalan jika kita memilih lokasi
dimaksud untuk dijadikan badan jalan, jenis dan karakteristik bahan jalan, serta
identifikasi lokasi sumber bahan jalan termasuk perkiraan kuantitasnya.
Rincian njenis data meliputi data : hasil penyelidikan geologi, dan penyelidikan
tanah dan bahan jalan di sekitar lokasi jalan yang direncanakan.
Secara rinci data yang perlu dimanfatkan adalah berupa data hasil pemetaan
jenis batuan yang dilakukan secara visual, biasanya dengan bantuan loupe
dan alat lainnya yang representatif. Data ini digunakan untuk menentukan
penyebaran tanah/batuan dasar dan kisaran tebal tanah pelapukan (yaitu
untuk menentukan jenis galian tanah atau galian batu)
Peta struktur geologi memberikan informasi tentang jenis batuan yang ada
di sepanjang rencana trase jalan biasanya dalam skala 1 : 2000 mencakup
jenis struktur geologi yang ada, antara lain : sesar / patahan, kekar,
Kondisi stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi yang
ada, jenis dan karakteristik batuan, kondisi lereng, serta kekerasan batuan.
Pengkajian stabilitas badan jalan harus mencakup 3 (tiga) hal, yaitu
gerakan tanah atau longsoran yang sudah ada di lapangan, perkiraan
longsoran yang mungkin terjadi sebagai akibat dari jenis, arah, dan struktur
lapisan batuan (hasil analisis) dan longsoran yang dapat terjadi akibat dari
pembangunan jalan. Untuk ketiga hal di atas harus diidentifikasi jenis
gerakan, faktor penyebabnya, dan usaha-usaha penanggulangannya.
- Lokasi Quarry
Data lokasi quarry, baik untuk perkerasan jalan maupun untuk bahan
timbunan jalan (borrow pit) diutamakan yang ada di sekitar badan jalan,
juga perlu diidentifikasi sejak proses penyiapan rencana trase jalan. Bila
tidak dijumpai, harus dicari dan diinformasikan lokasi quarry yang lain yang
dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan,
perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi trase jalan, serta kesulitan-kesulitan
yang mungkin timbul dalam proses penambangannya.
Biasanya data hasil penyelidikan tanah dan bahan mencakup data yang
diperoleh dengan cara pengamatan langsung di lapangan dan pengujian
laboratorium. Informasi tentang tanah dan bahan jalan dalam garis besar
memang harus diketahui agar penentuan trase jalan sudah
Pengamatan visual,
meliputi pemeriksaan sifat tanah (konsistensi, jenis tanah, warna, perkiraan
prosentase butiran kasar / halus) sesuai dengan metode USCS.
tanah yang diambil harus diambil dan difoto. Dalam foto harus terlihat jelas
identitas nomor bor tangan dan lokasi.
Semua contoh tanah harus diamankan baik selama penyimpanan di
lapangan maupun dalam pengangkutan ke laboratorium.
Semua contoh tanah yang diambil dari lapangan pada umumnya diuji di
laboratorium, mencakup:
Penentuan klasifikasi tanah SNI 1965-1990 –F
SNI 1967 – 1990 – F
SNI 1966 – 1990 – F
AASHTO T88 – 81
Pemeriksaan CBR SNI 1744 – 1989 - F
Pemeriksaan konsolidasi SK SNI M – 107 – 1990 - 03
Pemeriksaan pemadatan SNI 1742 – 1989 - F
Pemeriksaan kadar air asli SNI 1965 – 1990 - F
Pemeriksaan berat jenis SNI 1964 - 1990
Pemeriksan kuat geser langsung SNI 03 – 2455 - 1991
Pemeriksaan triaxial AASHTO T 234 – 74 (1982)
Sebagai ringkasan, data geoteknik yang harus dipelajari dan dimanfaatkan dalam
proses penentuan trase jalan adalah sebagai berikut:
a. Kondisi morfologi sepanjang rencana trase jalan
b. Kondisi tanah dasar sepanjang rencana trase jalan jika akan dijadikan
badan jalan
c. Batuan penyusun (stratigrafi) sepanjang rencana trase jalan.
d. Hasil pengujian laboratorium
e. Penyebaran jenis tanah sepanjang rencana trase jalan.
f. Kemungkinan timbunan dan stabilitas lereng.
g. Kemungkinan terjadinya longsoran sepanjang rencana trase jalan
h. Sumber bahan konstruksi jalan
Gejala struktur geologi yang ada (kekar, sesar/patahan dan sebagainya) beserta
lokasinya.
BAB V
MEMANFAATKAN DATA HASIL SURVAI HIDROLOGI
Secara umum hasil data survai hidrologi yang perlu dikumpulkan untuk
memberikan masukan dalam penentuan trase jalan adalah semua data yang
berkaitan dengan keperluan perhitungan debit banjir rencana :
- Untuk memperkirakan elevasi jembatan pada perlintasan jalan dengan sungai
atau saluran air lainnya
- Untuk memperkirakan elevasi permukaan jalan yang melintasi daerah banjir.
Jadi sejak awal proses, dalam penentuan trase jalan harus sudah
dipertimbangkan bahwa pemilihan trase jalan tersebut memberikan elevasi jalan
yang bebas dari banjir dengan periode ulang tertentu.
Data yang terkait dengan hasil survey hidrologi yang perlu dimanfaatkan adalah
sebagai berikut :
- Data curah hujan dan banjir tahunan pada daerah tangkapan (catchment area)
yang pada umumnya dapat diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofísika
dan / atau istansi terkait di kota terdekat dari rencana trase jalan.
- Data sungai yang akan dipotong oleh trase jalan sehingga memerlukan
pembangunan jembatan meliputi data-data: lokasi, tinggi muka air banjir
normal dan tinggi muka air banjir maksimum yang pernah terjadi.
untuk menentukan elevasi jalan dan lani sebagainya; jadi dapat diputuskan
apakah bisa memotong sungai di lokasi di maksud atau perlu pindah ke lokasi
lain.
Dapat digunakan untuk menganalisa pola aliran air pada daerah rencana trase
jalan untuk memberikan masukan dalam penentuan trase jalan yang aman.
BAB VI
MEMANFAATKAN DATA HASIL PENGELOLAAN/
MITIGASI DAMPAK LINGKUNGAN
6.1. UMUM
BAB VII
PENENTUAN TRASE JALAN
7.1. UMUM
Penentuan trase jalan yang telah dipilih setelah mempertimbangkan seluruh aspek
yang dijelaskan di depan yaitu topografi, geologi, geoteknik, hidrologi dan
pengelolaan/mitigasi dampak lingkungan, kemudian dituangkan ke dalam gambar
rencana alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal. Meskipun masih kasar,
sebaiknya penetapan rencana alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal
meskipun di dalam konteks ”baru meyiapkan trase jalan”, mengikuti standar
geometrik yang berlaku agar nantinya tidak menyulitkan proses pembuatan trase
jalan final. Trase jalan yang dipilih digambarkan ke dalam standar lembar kerja
yang cakupannya adalah plan & profile saja.
Standar
Penentuan trase jalan harus tetap mengacu pada standar geometrik jalan yang
digunakan yitu Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.
038/T/BM/1997 dan Standar Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan (maret
1992)
7.3. PENGGAMBARAN
Pada prinsipnya, Gambar Trase Rencana Jalan dilengkapi dengan laporan yang
berisi:
a. Laporan Pendahuluan (Reconnaissance Survey)
b. Laporan Pengukuran Topografi
c. Laporan Pemanfaatan Hasil Survey Geologi dan Geoteknik untuk penetapan
trase jalan
d. Laporan Pemanfaatan Hasil Survey Hidrologi untuk penetapan trase jalan
e. Laporan Pemanfaatan Hasil Mitigasi/Pengelolaan Dampak Lingkungan untuk
penetapan trase jalan
7.5 PENUTUP
Laporan-laporan tersebut pada butir 7.4 tersebut diatas merupakan produk Survei
Penentuan Trase Jalan yang disiapkan sebagai masukan untuk penyiapan Detail
Engineering Design.
RANGKUMAN
1. Modul ini berisi pembahasan dalam garis besar mengenai survai penentuan trase
jalan meliputi : survai pendahuluan, pengukuran topografi untuk penentuan trase
jalan, pemanfaatan data hasil survai geoteknik, pemanfaatan hasil survai hidrologi,
pemanfaatan data hasil pengelolaan/mitigasi dampak lingkungan dan penggunaan
data-data tersebut untuk menentukan trase jalan.
3. Menyiapkan rencana trase jalan baru sebagai bagian dari proses membuat
perencanaan teknis jalan
► Tahapan kegiatan yang dicakup adalah
Persiapan
Pengumpulan Data Lapangan
► Survey Pendahuluan
► Survey Detail
Penentuan Trase Jalan
► Pembuatan Gambar Rencana Trase Jalan
Pelaporan
4. Survei detail
► Melakukan Pengukuran Topografi
► Memanfatkan Data Hasil Survey Geoteknik
► Memanfaatkan Hasil Penyelidikan Tanah dan Material
► Memanfaatkan Hasil Survey Hidrologi
► Memanfaatkan Data Hasil Pengelolaan/Mitigasi Dampak Lingkungan
Masih terkait dengan Survei Pendahuluan, modul juga menjelaskan tentang Identifikasi
Trase, Gambar Koridor Pengambilan Data, Pemeriksaan Kelandaian, Pencatatan data-
data khusus (lokasi jembatan, gorong-gorong, quarry dsb.), Membuat foto dokumentasi.
9. Pekerjaan pengukuran
► Dilakukan sepanjang rencana trase jalan ( dalam koridor pengukuran).
► Dilakukan pengukuran-pengukuran tambahan pada daerah persilangan dengan
sungai/jalan
► Titik awal dan titik akhir pekerjaan:
harus dilengkapi dengan data/identitas yang mudah dikenal, aman, dan
diikatkan pada titik ikat Bench Mark (BM) dan / atau titik poligon dari
pengukuran sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA