Perencanaan Jalan PDF
Perencanaan Jalan PDF
Abutment Jembatan
Bangunan bawah pada umumnya terletak disebelah bawah bangunan atas. Fungsinya
untuk menerima beban-beban yang diberikan bengunan atas dan kemudian
menyalurkan kepondasi, beban tersebut selanjutnya disalurkan ke tanah oleh pondasi.
1
Abutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung pilar –
pilar jembatan, berfungsi sebagai pemikul seluruh beban hidup (Angin, kendaraan,
dll) dan mati (beban gelagar, dll) pada jembatan.
• Pile = Penyangga
2
Bagian – bagian dari Battred pile
4
Setelah bekisting selesai dikerjakan, dilakukan pekerjaan pembesian yang meliputi
pemasangan/ pengelasan besi WF pengikat tiang pancang, pembesian tulangan pilar
bagian bawah, pilar samping, dan pilar bagian atas. Setelah semua tulangan terpasang,
tahap berikutnya adalah pekerjaan pengecoran.
Loading dari dek diterapkan untuk abutment melalui bantalan. Maksimum beban
bantalan vertikal diperoleh dari analisis dek. Beban ini, bersama-sama dengan jenis
pengekangan yang dibutuhkan untuk mendukung geladak, akan menentukan jenis
bantalan yang disediakan.
Elastomer Bearing Pads / Bantalan adalah karet jembatan yang merupakan salah satu
komponen utama dalam pembuatan jembatan, yang berfungsi sebagai alat peredam
benturan antara jembatan dengan pondasi utama.
Sifat elastomer ‘utama’ ini tidak mutlak berperilaku sebagai ‘sendi’ atau ‘roll’ murni,
tapi dalam aktual fisik di lapangan, jembatan yang menggunakan tipe tumpuan seperti
ini berperilaku layaknya bertumpuan sendi-roll murni dalam pemodelan (komputer).
Memang ada banyak ‘tambahan’ komponen selain tumpuan utama untuk mencapai
keadaan tersebut dan perilakunya menyerupai mekanika sendi-roll.
5
1. Elastomeric bearing utama (menahan displacement vertikal; sedikit
displacement horisontal dan kemampuan rotasi-sesuai desain)
4. Anchor bolt (menahan uplift yang mungkin terjadi pada salah satu tumpuan
pada saat gempa)
Bahan elastomeric bearing sendiri terbuat dari karet yang biasanya sudah dicampur
dengan neoprene (aditif yang memperbaiki sifat karet alam murni) dan didalamnya
diselipkan berlapis2 pelat baja dengan ketebalan dan jarak tertentu untuk memperkuat
sifat tegarnya.
Biasanya tumpuan karet tersebut dipasang setelah pengecoran slab beton untuk lantai
selesai (setelah beton kering), guna menghindari translasi dan rotasi awal yang timbul
akibat deformasi struktur jembatan oleh beban mati tambahan.
Karena sifat karet yang lebih rentan terhadap panas dan fluktuasi cuaca, biasanya
dalam kurun waktu tertentu tumpuan2 ini dicek oleh pemilik dan bila perlu di replace
dengan unit yang baru.
Untuk jembatan baja dengan bentang lebih dari 60 meter biasanya tipe ini sudah
jarang digunakan karena keterbatasannya.
6
DASAR-DASAR PERENCANAAN
PERKERASAN JALAN RAYA
Kuliah -2
COURSEOUTLINE
HARI Jum'at
PERTEMUAN WAKTU SUB POKOK BAHASAN PENGAJAR
/TGL
5
Kinerja perkerasan jalan
• Keamanan, ditentukan berdasarkan gesekan
akibat adanya kontak antara ban dan
permukaan jalan
• Wujud Perkerasan
• Fungsi pelayanan
Tekanan Angin =
5.5 kg/cm2
8.16 ton
11 cm
ESAL (Equivalent Standard
Axle Load)
4
L
ESAL = k
8.16
Dengan ;
ESAL = Ekivalensi standard axle load
L = Beban satu sumbu kendaraan
k =1 ; untuk sumbu tunggal
= 0.086 ; untuk sumbu tandem
= 0.021 ; untuk sumbu triple
Nilai Kondisi
(NK)
Kondisi NK Peningkatan
Pemeliharaan
Perencan o Rutin dan
aan Ideal Berkala
Rehabilitasi
Masa Layan
N (log)
Jumlah lajur dan distribusi lajur
Lebar Perkerasan (L) Jumlah Lajur (m)
L< 5,5 m 1 lajur
Pedoman penentuan
5,5 m < L < 8,25 m 2 lajur
jumlah lajur 8,25 m < L < 11,25 m 3 lajur
11,25 m < L < 15,00 m 4 lajur
15,00 m < L < 18,75 m 5 lajur
18,75 m < L < 22,00 m 6 lajur
• CBR segmen
- Cara analitis :
CBR segmen = CBR rata-rata – (CBR mak – CBR min /R
DAFTAR NILAI R SETIAP JUMLAH CBR Segmen
Jumlah Titik R Jumlah Titik R Jumlah Titik R Jumlah Titik R
2 1,41 21 3,18 41 3,18 61 3,18
3 1,91 22 3,18 42 3,18 62 3,18
4 2,24 23 3,18 43 3,18 63 3,18
5 2,48 24 3,18 44 3,18 64 3,18
6 2,67 25 3,18 45 3,18 65 3,18
7 2,83 26 3,18 46 3,18 66 3,18
8 2,96 27 3,18 47 3,18 67 3,18
9 3,18 28 3,18 48 3,18 68 3,18
10 3,18 29 3,18 49 3,18 69 3,18
11 3,18 30 3,18 50 3,18 70 3,18
12 3,18 31 3,18 51 3,18 71 3,18
13 3,18 32 3,18 52 3,18 72 3,18
14 3,18 33 3,18 53 3,18 73 3,18
15 3,18 34 3,18 54 3,18 74 3,18
16 3,18 35 3,18 55 3,18 75 3,18
17 3,18 36 3,18 56 3,18 76 3,18
18 3,18 37 3,18 57 3,18 77 3,18
19 3,18 38 3,18 58 3,18 78 3,18
40 3,18 60 3,18
CBR segmen Metoda Grafis
CBR Ruas : 1
Analisa CBR segmen Metoda Grafis
No CBR (%)
1 7,29 CBR Jumlah > %>
2 3,85 0 15 15/15 * 100 % 100 %
3 3,81 1 12 12/15 * 100 % 80 %
4 0,62
2 11 11/15 * 100 % 73,3333 %
5 6,98
3 10 10/15 * 100 % 66,6667 %
6 3,87
4 5 5/15 * 100 % 33,3333 %
7 3,95
8 7,27 5 5 5/15 * 100 % 33,3333 %
100
90
% SAMA ATAU LEBIH DARI
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
CBR
2.8 %
1. Apa yang dimaksud dengan tanah dasar
dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kekuatan tanah dasar untuk
jalan raya?
NO. 05/T/BNKT/1992
SUNARYO SUMADJI
i
DAFTAR ISI
Halaman
I. DESKRIPSI ........................................... 1
LAMPIRAN .................................................24
ii
I. DESKRIPSI
1.3. Pengertian.
1
d. Campuran Dingin (cold mix), yaitu campuran batuan dengan
aspal tanpa memerlukan proses pemanasan.
2
j. Campuran Emulsi Bergradasi Rapat (Dense Graded Emulsion
Mix) yaitu campuran emulsi dengan agregat bergradasi
menerus dan digunakan sebagai lapis pondasi atau lapis
permukaan, serta penambalan.
3
II. PERSYARATAN-PERSYARATAN
4
III. KETENTUAN-KETENTUAN
a. Dump Truck.
b. Asphalt Finisher.
c. Asphalt Sprayer.
d. Compressor.
e. Tandem Roller 6 - 8 ton.
f. Pneumatic Tire Roller 8 - 12 ton.
g. Tangki Air.
h. Alat Bantu Lainnya.
a. Compressor
b. Distributor Aspal.
c. Dump Truck.
d. Pneumatic Tyre Roller 8-12 ton.
e. Chip Spreader.
f. Alat Bantu (sapu lidi, sikat baja, sikat ijuk kasar)
5
c. Ukuran nominal Burtu atau lapis pertama Burda yaitu 13
mm, dengan ukuran terkecil rata-rata antara 6,4 -9,5mm.
Sedangkan ukuran nominal lapis kedua Burda yaitu 6 mm.
Agregat untuk lapis kedua Burda berbentuk kubus dan
harus dapat saling mengunci ke dalam rongga - rongga
permukaan lapis pertama.
d. Aspal emulsi yang dipakai yaitu jenis Cationic Rapid
Setting (tipe CRS-1 atau CRS-2).
Ukuran
nominal Ukuran terkecil Presentasi Presentase
rata rata (ALD) ukuran ter- maksimum
(mm) kecil rata- lolos sa-
rata dian- ringan
tara 2,5 mm 4,75 mm
13 6-4 – 9,5 65 2
9,50 100
6,25 95 – 100
2,36 0 - 15
1,18 0 - 8
6
3.5. Bahan Untuk Campuran Aspal Dingin
7
Tabel 111-3. Batasan Komposisi Campuran Emulsi Bergradasi
Terbuka (OGEM)
Lapisan Lapisan
Sifat Satuan
Pengasar Base
1,18 mm 0 – 5 -
75 mikron 0 - 2 0 - 2
Tebal lapisan nominal mm 25 -
Kadar aspal efektif % berat 3,9 3,3
total
Minimum kadar emulsi % berat 6,6 5,7
total
campuran
8
Tabel III-5. Persyaratan Gradasi Agregat Kasar Untuk Campuran
Emulsi Bergradasi Rapat (DGEM).
9
IV. PELAKSANAAN
Dimana :
10
11
12
13
14
15
16
Tabel IV-1. Jumlah Emulsi Yang Diperlukan Untuk Mengisi
Tekstur Di Bawahnya.
17
Rumus untuk pengendalian mutu volume penyemprotan
W = N x S, dimana :
18
19
CHIP SESUDAH DILEWATI KENDARAAN ( SUATU PEMECAHAN DAN PEMBENAMAN )
20
hampar merata di atas lapisan yang telah disemprot dengan
menggunakan Chip Spreader. Setiap bagian yang tidak ter
tutup hamparan agregat harus segera ditutup kembali.
Penghamparan agregat agar sesuai dengan spesifikasi.
Pelaburan yang menggunakan agregat penutup berukuran lebih
kecil sebaiknya digunakan bila lapisan bawahnya
adalah campuran aspal HRS atau Aspal Beton, karena batuan
yang berukuran lebih besar jika dipasang di atas permukaan
yang licin akan mudah lepas akibat lalu-lintas.
21
4.2.2 Pekerjaan Persiapan
22
4.2.4 Pengangkutan, Penghamparan dan Pemadatan Perkerasan
Campuran Dingin
23
LAMPIRAN
DAFTAR BUKU STANDAR
DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA