Pai
Pai
AKAD
HIBAH
Hibah adalah pemberian harta kepada orang lain, tanpa mengharapkan pamrih dan ingin
menolong orang lain. Maka rasa iba dan keinginan untuk menolong orang lain lebih
dominan dibandingkan kesadaran untuk memohon pahala dari Allah.
Rukun dan Syarat Hibah
a. Orang yang memberi, syaratnya:
(1) Cakap bertindak sendiri
(2) Atas kehendak sendiri
(3) Tidak untuk maksud sia-sia atau pemborosan
b. Orang yang diberi, syaratnya:
(1) Berhak memiliki
(2) Tidak sah kepada anak yang masih dalam kandungan dan kepada binatang, karena
keduanya tidak dapat memiliki
c. Ijab dan qabul
d. Barang yang diberikan, disyaratkan hendaknya barang yang mubah.
SEDEKAH
Imam Maqardi menyimpulkan: sedekah adalah zakat dan zakat adalah sedekah. Dua kata
yang berbeda teksnya namun memiliki arti yang sama. Dengan demikian sedekah
mencakup yang wajib dan mencakup pula yang sunnah, asalkan bertujuan untuk mencari
keridhoan Allah SWT semata. Walau demikian dalam beberapa dalil, kata sedekah
memiliki makna yang lebih luas dari sekedar membayarkan sejumlah harta kepada orang
lain. Sedekah dalam beberapa dalil digunakann untuk menyebut segala bentuk amal baik
yang berguna bagi orang lain dan bahkan bagi diri sendiri.
INFAK
Kata infak dalam dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadis memiliki makna cukup luas, karena infak
mencakup semua jenis pembelanjaan harta kekayaan. Allah berfirman : “dan orang-orang
yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir,
dan adalah (pembelanjaan itu) ditengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqan :
67). Kemanapun dan untuk tujuan apapun, baik tujuan ayang dibenarkan secara syariat
ataupun diharamkan, semuanya disebut dengan infak. Oleh karena itu banyak dalil untuk
berinfak disertai dengan penjelasan infak dijalan Allah, sebagaimana pada ayat berikut :
“dan infakanlah/belanjakanlah (harta bendamu) dijalan Allah.” (QS. Al-Baqarah : 195).
HADIAH
Hadiah adalah suatu pemberian yang bertujuan untuk memuliakan dan meningkatkan
keeratan hubungan antara pemberi dan penerima hadiah. Disamping itu sebagai bentuk
penghargaan bagi yang menerimanya. “Hendaknya kalian saling memberi hadiah niscaya
kalian saling mencintai.” (HR. Bukhari)
WAKAF
Wakaf menurut Bahasa yaitu menahan (al-hasu). Menurut istlah yaitu menahan sesuatu
benda yang kekal zatnya dan mengambil manfaatnya untuk kebaikan.
Rukun Wakaf
a. Orang yang berwakaf, disyaratkan:
(1) Berhak berbuat kebaikan, walaupun bukan orang islam sekalipun.
(2) Dengan kehendak sendiri, tidak sah apabila dengan terpaksa.
b. Orang yang berhak menerima hasil wakaf, disyaratkan:
(1) Wakaf itu hendaknya jelas kepada siapa diwakafkan.
(2) Wakaf kepada orang tertentu, disyaratkan orang itu adalah orang yang berhak
memiliki sesuatu. Tidak sah berwakaf kepada anak yang masih dalam kandungan
ibunya dan juga hamba sahaya.
(3) Berwakaf untuk masyarakat umum adalah sah, bahkan ini yang lebih penting,
seperti kepada fakir miskin, sekolah, dll.
c. Ijab dan qabul
d. Benda yang diwakafkan, disyaratkan:
(1) Zat benda itu kekal.
(2) Zat benda itu selamanya dan tidak dibatasi waktu.
(3) Benda itu diwakfkan secara tunai, tidak ada khiyar syarat.
(4) Benda itu milik orang yang mewakafkan.
RIBA
Riba menurut Bahasa artinya tambahan atau kelebihan. Sedangkan menurut istlah yaitu
tambahan atau kelebihan atas modal (yang diperoleh seseorang pada saat menerima
pembayaran hutang atau pada saat tukar menukar barang yang sejenis). Riba hukumnya
haram, berdasarkan firman Allah SWT pada QS. Ali-Imran : 130, QS Al-baqarah : 276 dan
QS Al-baqarah : 279.
Macam-macam Riba
1. Riba Qardl yaitu tambahan yang diperoleh dengan cara memberikan pinjaman dengan
sayarat ada keuntungan bagi yang meminjamkan.
2. Riba Fadhl yaitu tambahan yang diperoleh dalam peristiwa tukar menukar barang yang
sejenis.
3. Riba Yad yaitu berpisahnya antara penjual dan pembeli dari tempat akad sebelum serah
terima.
4. Riba Nasiah yaitu penukaran yang disyariatkan terlambat salah satu dari dua barang.
Maksudnya tambahan yang diperoleh apabila terlambat membayar hutang. Riba nasiah
disebut juga riba bertempo, lebih lama tempo orang yang berhutang maka lebih besar
tambahan yang harus dibayar.
MURABAHAH
Definisi Jual-Beli Murabahah
Kata al-Murabahah diambil dari bahasa Arab dari kata ar-ribhu yang berarti kelebihan
dan tambahan (keuntungan). Sedangkan dalam definisi para ulama terdahulu adalah
jual beli dengan modal ditambah keuntungan yang diketahui. Hakekatnya adalah
menjual barang dengan harga (modal) nya yang diketahui kedua belah transaktor
(penjual dan pembeli) dengan keuntungan yang diketahui keduanya.
Hukum Murabahah
Hukum jual beli murabahah asalnya dibolehkan. Dalil akan hal ini adalah keumuman
firman Allah SWT yang menjelaskan halalnya jual beli, pada QS. Al-Baqarah : 275 dan
QS. An-Nisa : 29. Murabahah termasuk jual beli saling ridho diantara penjual dan
pembeli, sehingga termasuk jual beli yang dibolehkan.
SALAM
Pengertian Salam
Salam atau disebut juga salaf adalah jual beli barang yang ditunda yang disifati dan masih
dalam tanggungan dengan bayaran yang didahulukan.
ISTISHNA
HIWALAH
SHARF
KAFALAH
BAB IV
HUKUM PERKAWINAN
F. HIKMAH PERKAWINAN
Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fikih al-Sunnah, mengatakan bahwa hikmah perkawinan
diantaranya adalah:
1. Sesungguhnya naluri sex merupakan naluri yang paling kuat dan keras yang selamanya
menuntut adanya jalan keluar.
2. Pernikahan adalah satu-satunya jalan yang alami dalam pemenuhan kebutuhan biologis
yang paling baik, dengan pernikahan badan menjadi segar, jiwa menjadi tenang, mata
terpelihara dari melihat yang haram.
3. Kawin merupakan jaan terbaik untuk membuat anak-anakmenjadi mulia,
memperbanyak keturunan, melestarikan kehidupan manusia serta memelihara nasab
yang oleh Islam dangat diperhatikan.
4. Perkawinan akan menumbuhkan naluri kebapaan dan keibuan, keduanya akan saling
melengkapi, menumbuhkan rasa saling mencintai dan menyayangi.
5. Menumbuhkan rasa tanggung jawab dan rajin bekerja.
6. Terjadi pembagian tugas antara suami dan istri. Dll.
BAB V
HUKUM WARIS
A. PENGERTIAN WARIS
Kata waris dalam bahasa arab berasal dari kata waratsa-yaritsu-irtsan-miratsan yang
mengandung arti berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain atau dari suatu
kaum kepada kaum yang lain. Sebagai contoh, nabi Sulaiman telah mewarisi kenabian dan
kerajaan nabi Dawud (QS. An-Naml:16). Dalam suatu hadits Rasulullah bersabda “bahwa
para ulama itu adalah pewaris para nabi”. Secara syar’I wais berarti berpindahnya hak
milik dai orang yang telah meninggal dunia kepada para ahli warisnya yang masih hidup.
Ilmu waris disebut juga ilmu faraidh, sebagai istilah yang digunakan dalam disiplin ilmu
yang membahas tentang hak-gak yang berhubungan dengan harta peninggalan/harta
warisan secara garis besar.
Dalam hukum islam kematian orang yang mewariskan harta itu dapat diklasifikasikan
menjadi tiga; mati haqiqi (terpisahnya nyawa dengan raga), mati hukmi (berdasarkan
putusan pengadila, seperti orang hilang), mati taqdiri (berdasarkan dugaan keras, seperti
kecelakaan yang jenazahnya tidak teridentifikasi). Hidupnya ahli waris juga dapat
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu hidup haqiqi, hukmi, maupun taqdiri. Sedangkan yang
dimaksud dengan harta warisan adalah harta openinggalan almarhum/ah setelah dipotong
untuk biaya mengurus jenazahnya (jika diperlukan) melunasi utang-utangnya baik utang
kepada Allah yang berupa ibadah maliyah – seperti zakat maupun utang kepada sesame
manusia, baik perseorangan maupun Lembaga dan melaksanakan wasiatnya jika ia
berwasiat.
BAB VI
HUKUM PIDANA ISLAM
BAB VII
KEPEMIMPINAN (IMAMAH) DAN JIHAD
A. KEPEMPINAN (Imamah)
B. LANDASAN HUKUM KEPEMPINAN
C. MODEL PENGANGKATAN PEMIMPIN
D. WILAYAH KEPEMIMPINAN
E. SYARAT PEMPIMPIN
F. HAK DAN KEWAJIBAN PEMIMPIN DAN RAKYAT
G. JIHAD
H. LANDASAN DAN HUKUM JIHAD
I. BENTUK DAN TAHAPAN JIHAD
J. TUJUAN JIHAD
K. KEUTAMAAN JIHAD
L. BIDANG JIHAD