Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Konsep Kebutuhan Istirahat dan Tidur


1.1 Definisi Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Tidur merupakan suatu bentuk kegiatan dasar yang penting bagi
kehidupan manusia. Otak membutuhkan proses tidur untuk
menyeimbangkan kinerja otak sehingga dapat berfungsi dengan baik.
Namun, pada proses ini dapat terjadi gangguan yang dapat dialami oleh
siapa saja dengan rentang usia dari bayi hingga orang yang sudah berusia
lanjut. Hingga saat ini, masyarakat banyak yang belum mengetahui apa
itu gangguan tidur dan bahayanya, sehingga mereka menganggap
masalah ini biasa saja. Keluhan tidur yang umum dialami seseorang,
yaitu waktu tidur yang kurang, mudah terbangun malam hari, bangun
pagi lebih awal, rasa mengantuk sepanjang hari, dan sering tertidur
sejenak

Pada dasarnya kebutuhan tidur adalah salah satu kebutuhan dasar


manusia yang harus dipenuhi, seiring bertambahnya usia kebutuhan
waktu tidur akan berkurang. Kebutuhan waktu tidur pada lanjut usia yang
harus dipenuhi diperkirakan 6-7 jam setiap 24 jam (Lumbantobing, 2004
dalam Siswandi, 2012).

Kebutuhan tidur di malam hari tiap orang berbeda-beda. Lebih dari


sepertiga orang dewasa menderita insomnia dan sekitar 10-15%
menderita insomnia kronis (jangka panjang).
Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional,
bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang
membutuhkan ketenangan. Namun tidak berarti tidak melakuklan
aktivitas apapun, duduk di kursi atau berbaring di tempat tidur juga
merupakan bentuk istirahat.
1.2 Fisiologi Tidur dan Istirahat
Pada dasarnya kebutuhan tidur adalah salah satu kebutuhan dasar
manusia yang harus dipenuhi, seiring bertambahnya usia kebutuhan
waktu tidur akan berkurang. Kebutuhan waktu tidur pada lanjut usia yang
harus dipenuhi diperkirakan 6-7 jam setiap 24 jam (Lumbantobing, 2004
dalam Siswandi, 2012).
Durasi jam tidur normal yaitu:
1.2.1 Bayi baru lahir usia 0-3 bulan : durasi tidur 14 – 17 jam per
harinya.
1.2.2 Bayi usia 4 – 11 bulan : durasi tidur ditambah menjadi 12 – 15
jam setiap harinya.
1.2.3 Batita usia 1 – 2 tahun : durasi tidur 11 – 14 jam per hari.
1.2.4 Balita usia 3 – 5 tahun : durasi tidur 10 – 13 jam per hari.
1.2.5 Anak-anak usia 6 – 13 tahun : durasi tidur 9 – 11 jam
1.2.6 Remaja usia 14 – 17 tahun : durasi tidur 8 – 10 jam per hari.
1.2.7 Remaja menuju dewasa usia 18 – 25 tahun : durasi tidur 7 – 9
jam per hari.
1.2.8 Orang Dewasa usia 26 – 64 tahun : durasi tidur 7 – 9 jam.
1.2.9 Orang lanjut Usia, umur 65 tahun lebih : durasi tidur 7 – 8 jam
per hari.

1.3 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Istirahat dan Tidur
1.3.1 Faktor ekstrensik (luar), misalnya lingkungan yang kurang tenang.
1.3.2 Faktor intrinsik, baik organik maupun psikogenik. Organik berupa
nyeri, gatal, kram betis, sakit gigi, sindrom tungkai bergerak
(akatisia), dan penyakit tertentu yang membuat gelisah. Psikogenik,
misalnya depresi, kecemasan, stres, iritabilitas, dan marah yang
tidak tersalurkan (Nugroho, 2012).
1.3.3 Adapun penyebab lain dari insomnia adalah karena adanya perilaku
atau terapan gaya hidup yang salah, seperti:
1.3.3.1 Minum beralkohol seperti bir, tuak, dan sejenisnya.
1.3.3.2 Sering mengkonsumsi kopi dengan kadar kafein yang cukup
tinggi.
1.3.3.3 Bila anda seorang perokok, kadar nikotin yang terlalu tinggi
juga dapat memicu terganggunya kualitas tidur anda.
1.3.3.4 Faktor Psikiatris, yakni akibat rasa depresi yang dialami
seseorang.
1.3.3.5 Waktu tidur siang atau sore hari yang berlebihan.
1.3.3.6 Gangguan tidur secara berulang dan tidak teratur

1.4 Macam Macam Gangguan yang Mungkin Terjadi Pada Istirahat dan
Tidur
Noorkasiani (2009: 128-130) mengemukakan tentang gangguan tidur
yaitu:
1.4.1 Insomnia
Insomnia adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
kesulitan untuk tidur, terutama tidur malam hari (Susilo, 2011).
1.4.2 Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang
berlebihan terutama pada siang hari. Gangguan ini dapat
disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti kerusakan
sistem saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena
gangguan metabolisme (misal; hipertiroidisme).
1.4.3 Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur
atau muncul saat seseorang tidur. Gangguan ini umum terjadi
pada anak-anak. Beberapa turunan parasomnia antara lain
sering terjaga (misal;tidur berjalan, night terror), gangguan
transisi bangun tidur (misal; mengigau), parasomnia yang
terkait dengan tidur REM/ Rapid Eye Movement (misal;
mimpi buruk), dan lainnya (misal; bruksisme) (Mubarak and
Nurul, 2008).
1.4.4 Enuresa
Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak disengaja pada
waktu tidur, atau biasa juga disebut dengan istilah
mengompol. Enuresa dibagi menjadi dua jenis, yaitu: enuresa
noktural, merupakan mengompol di waktu tidur, dan enuresa
diural, mengompol pada saat bangun tidur. Enuresa noktural
umunya merupakn gangguan pada tidur NREM (Non Rapid
Eye Movement).

1.4.5 Apnea Tidur dan Mendengkur


Mendengkur pada umumnya tidak termasuk dalam gangguan
tidur, tetapi mendengkur yang disertai dengan keadaan apnea
dapat menjadi masalah. Mendengkur sendiri disebabkan oleh
adanya rintangan dalam pengaliran udara di hidung dan
mulut pada waktu tidur, biasanya disebabkan oleh adanya
adenoid, amandel, atau mendengkurnya otot dibelakang
mulut. Terjadinya apnea dapat mengacaukan jalannnya
pernafasan sehingga dapat mengakibatkan henti nafas. Bila
kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menyebabkan
kadar oksigen dalam darah menurun dan denyut nadi tidak
teratur.
1.4.6 Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak-tertahankan
yang muncul secara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini
disebut juga sebagai “serangan tidur” atau sleep attack.
Penyebab pastinya belum diketahui (Mubarak and Nurul,
2008).
Narcolepsi merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan
diri untuk tidur, misalnya tertidur dalam keadaan berdiri,
mengemudikan kendaraan, atau disaat sedang membicarakan
sesuatu. Hal ini merupakan suatu gangguan neurologis.
1.4.7 Mengigau
Mengigau dikategorikan dalam gangguan tidur bila terlalu
sering dan di luar kebiasaan. Dari hasil pengamatan,
ditemukan bahwa hampir semua orang pernah mengigau dan
terjadi sebelum tidur REM.
1.4.8 Gangguan Pola Tidur secara Umum
Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan
dimana individu mengalami atau mempunyai resiko
perubahan dalam jumlah dan kualitas pola istirahat yang
menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya
hidup yang diinginkan. Gangguan ini terlihat pada pasien
dengan kondisi yang memperlihatkan perasaan lelah, mudah
terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman didaerah
sekitar mata, kelopak mata membengkak, konjungtiva merah,
mata perih, perhatian pecah-pecah, sakit kepala, dan sering
menguap atau mengantuk. Penyebab dari gangguan pola tidur
ini antara lain kerusakan transpor oksigen, gangguan
metabolisme, kerusakan metabolisme, kerusakan eliminasi,
pengaruh obat, immobilitas, nyeri pada kaki, takut operasi,
faktor lingkungan yang mengganggu, dan lain-lain.
II. Rencana asuhan Klien Dengan Gangguan Istirahat dan Tidur
2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat Keperawatan
2.1.1.1 Riwayat tidur
a. Kualitas atau lama tidur siang dan malam hari
b. Aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya
c. Kebiasaan saat tidur
d. Lingkungan tidur
e. Dengan siapa dia tidur
f.Asupan dan stimulan
g. Apakah ada kesulitan saat tidur
2.1.1.2 Gejala klinis
a. Perasaan lelah
b. Gelisah
c. Emosi
d. Apetis
e. Adanya kehitaman di daerah sekitar mata
2.1.1.3 Motifasi
Niat seseorang untuk tidur mempengaruhi kualitas tidur
2.1.1.4 Lingkungan
Lingkungan yang tidak kondusif akan mempengaruhi
kualitas tidur seseorang
2.1.1.5 Obat-obatan
Penggunaan atau ketergantungan pada penggunaan obat
obatan akan mempengaruhi
2.1.1.6 Aktivitas
Kurang aktifitas atau aktifitas yang berlebihan justru akan
menyebabkan kualitas untuk memulai tidur
2.1.1.7 Makan dan minum
Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica, gas
/ air yang banyak akan mempengaruhi kualitas tidur
2.1.2 Pemeriksaan Fisik
2.1.2.1 Tingkat energi, seperti terlihat kelemahan, kelelahan fisik,
terlihat lesu
2.1.2.2 Ciri ciri wajah, seperti mata sipit, kelopak mata sembab,
mata merah
2.1.2.3 Ciri ciri tingkah laku, seperti oleng/ sempoyongan,
menggosok gosok mata, bicara lambat, sikap loyo
2.1.3 Pemeriksaan Penunjang
Obesitas, deviasi sputum, tekanan darah rendah, respirasi dangkal
dan dalam
2.2 Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
Diagnosa 1: Insomnia
2.2.1 Definisi
Insomnia sendiri didefinisikan sebagai gangguan jumlah kualitas
tidur yang mengganggu fungsi
2.2.2 Batasan Karakteristik
2.2.2.1 Afek tampak berubah
2.2.2.2 Tampakkurang energi
2.2.2.3 Peningkatan ketidakhadiran ditempat kerja atau sekolah
2.2.2.4 Pasen melaporkan adanya perubahan alam perasaan
2.2.2.5 Pasien melaporkan penurunan kualitas hidup
2.2.2.6 Pasien melaporkan kesulitan berkonsentrasi
2.2.2.7 Pasien melaporkan kesulitan untuk tidur
2.2.2.8 Pasien melaporkan ketidakl puasan dengan tidur
2.2.2.9 Pasien melaporkan peningkatan kecelakaan
2.2.2.10 Pasien melaporkan kekurangan energi
2.2.2.11 Pasien melaporakan tidur tidak mengembalikan kesegaran
tubuh
2.2.2.12 Pasien melaporkan gangguan tidur yang memberi dampak
pada hari berikutnya
2.2.2.13 Pasien melaporkan terbangun terlalu dini
2.2.3 Faktor yang berhubungan
2.2.3.1 Pola aktivitas
2.2.3.2 Ansietas
2.2.3.3 Defresi
2.2.3.4 Faktor lingkungan
2.2.3.5 Pergantian hormon
2.2.3.6 Berduka
2.2.3.7 Gangguan pola tidur normal
2.2.3.8 Higiene tidur tidak adekuat
2.2.3.9 Konsumsi agens stimulan
2.2.3.10 Konsumsi alkohol
2.2.3.11 Medikasi
2.2.3.12 Ketidak nyamanan fisik
2.2.3.13 Stres
Diagnosa 2 : Gangguan Pola Tidur
2.2.4 Definisi
Gangguan kualitas, dan kuantitas waktu tidur akibat faktor
eksternal
2.2.5 Batasan Karakteristik
a. Perubahan pola tidur normal
b. Penurunan kemampuan berfungsi
c. Ketidak puasan tidur
d. Menyatakan sering terjaga
e. Menyatakan tidak mengalami kesulitan tidur
f. Menyatakan tidak merasa cukup istirahat
2.2.6 Faktor yang Berhubungan
a. Kelembaban lingkungan sekitar
b. Suhu lingkungan sekitar
c. Perubahan pejanan terhadap cahaya gelap
d. Kurang kontrol tidur
e. Kurang privesi, pencahayaan
f. Bising, bau gas
g. Tidak pamiliar dengan perabot tidur
h. Restrain fisik, taman tidur
2.3 Perncanaan
Diagnosa 1: Insomnia
2.3.1 Tujuan dan Karakteristik Hasil
Pasien mempertahankan tidur, yang dibuktikan oleh indikator
sebagai berikut, sebutkan 1-5 gangguan ekstrim, berat, sedasng,
ringan atau tidak ada gangguan,
Jumlah jam tidur (sedikitnya 5jam per hari untuk orang dewasa)
Pola kualitas dan rutinitas yang teratur
Terbangun diwaktu yang sesuai
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional
2.3.2.1 Peningkatan koping: membantu pasien beradaptasi dengan
persepsi sensori, perubahan atau ancaman yang
mengganggu pemenuhan tuntutan dan gaya hidup
2.3.2.2 Manajeman lingkungan: Kenyamanan: Memanipulasi
lingkungan sekitar pasien untuk meningkatkan kenyamanan
yang optimal
2.3.2.3 Peningkatan Tidur: Memfasilitasi siklus tidur yang teratur

Diagnosa 2: Gangguan Pola Tidur

2.3.3 Tujuan dan Karakteristik Hasil


Pasien dapat mempertahankan tidur yang dibutuhkan, dengan
indikator, jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam / hari, pola
tidur, kualitas dalam batas normal, perasaan segar sesudah tidur
atau istirahat, mampu mengidintifikasi hal hal yang meningkatkan
tidur
2.3.4 Intervensi keperawatan dan rasional
2.3.4.1 Determinasi efek efek medikasi terhadap pola tidur
2.3.4.2 Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
2.3.4.3 Fasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidu
(membaca)
2.3.4.4 Ciptakan lingkungan yang nyaman
2.3.4.5 Kolaborasi pemberian obat tidur
2.3.4.6 Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang teknik tidur
pasien
2.3.4.7 Instruksikan untuk memonitor tidur pasien
2.3.4.8 Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur
2.3.4.9 Monitor/ catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam

III. Daftar Pustaka

Asmedi, 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta: Salemba Medika

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajaran Fundamental Keperawatan:


Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Edisi 6,


Jakarta, EGC

Banjarmasin, 01 November 2016

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai