Anda di halaman 1dari 37

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH KEPULAUAN RIAU


RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P )


Tentang
TATA CARA PEMBERIAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI
SUBBAG HUMAS
DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

Tanjungpinang, 03 September 2018


KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH KEPULAUAN RIAU
RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P )

TENTANG

TATA CARA PEMBERIAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI SUBBAG HUMAS


DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

Menimbang : a. bahwa untuk bantuan pemberian informasi dan


dokumentasi Bidang Humas pada Tingkat Kepolisian
Resor, perlu menetapkan Peraturan Kepala Bidang
Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Kepulauan
Riau tentang Standar Operating Prosedure (SOP);

b. bahwa pelaksana fungsi kehumasan dalam pemberian


informasi dan dokumentasi di lingkungan Polres
Tanjungpinang dilaksanakan oleh Subbag Humas Polres
Tanjungpinang;

c. dengan berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dasn b, perlu ditetapkan
Standar Operasional Prosedur ( S O P ) tentang Tata
Cara Pemberian Informasi dan Dokumentasi di
lingkungan Polda Kepulauan Riau;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian


Negara Republik Indonesia (lembaga Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

2. Peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia


Nomor 22 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja pada tingkat Kepolisian Daerah;

3. Keputusan Kapolri No.Pol. : Kep/54/X/2002 tanggal 17


Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja satuan-
satuan Organisasi pada tingkat Kepala Kepolisian
Republik Indonesia Daerah ( Polda dan perubahannya;
2

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun


2002 tentang Kepolisian negara Republik Indonesia;

5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun


2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun


2009 tentang Pelayanan Publik;

8. Reformasi Birokrasi Polda Kepulauan Riau;

9. Grand Strategi Polres Tanjungpinang 2005 – 2025;

10. Rencana Strategi Polres Tanjungpinang Tahun 2015 -


2020.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) KEPALA


KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG TENTANG TATA
CARA PEMBERIAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI
LINGKUNGAN KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Kepolisian Resor Tanjungpinang yang selanjutnya disingkat Polres Tanjungpinang


adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan Kota
Tanjungpinang;

2. Sub Bagian Hubungan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Subbag humas


adalah unsur pengawas dan pembantu pimpinan pada tingkat Polres yang berada
di bawah Kapolres;
3

3. Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Tanjungpinang Polda


Kepulauan Riau yang selanjutnya disingkat Kasubaghumas Polres Tanjungpinang
adalah pimpinan pada Kabidhumas yang bertanggung jawab kepada Kapolres
Tanjungpinang, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali
Kabagops;

4. Hubungan adalah perwujudan saling berkaitan antar unsur-unsur pengemban


fungsi-fungsi dalam suatu organisasi;

5. Tata Cara Kerja adalah aturan-aturan yang harus diikuti dalam melaksanakan kerja
di lingkungan organisasi sesuai dengan struktur dan hubungan fungsional antar
komponen organisasi tersebut;

6. Satuan Fungsi adalah bagian dari suatu unit organisasi yang melaksanakan
kegiatan sejenis dan merupakan penjabaran tugas pokok organisasi;

7. Hubungan Vertikal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka


komando, pengendalian dan pelaporan yang bersifat berjenjang dari atas ke bawah
dan sebaliknya;

8. Hubungan Horizontal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka


koordinasi yang bersifat sejajar, mendatar atau setingkat dan dapat meliputi antar
fungsi;

9. Hubungan Diagonal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi secara fungsional


yang sifatnya tidak vertikal dan dapat menjangkau eselon lain yang lebih tinggi
maupun antar instansi / fungsi di lingkungan Polres Tanjungpinang ;

10. Hubungan Lintas Sektoral adalah hubungan kerja sama dengan instansi/lembaga
di luar Polda Kepulauan Riau dalam rangka kegiatan dan pelaksanaan fungsi teknis
yang menjadi tanggung jawabnya.

Pasal 2

Tujuan Peraturan ini:

(1) sebagai pedoman kerja bagi pejabat pemberi informasi dilingkungan Polres
Tanjungpinang khususnya pada Bagian Humas Polres Tanjungpinang dalam
menyelenggarakan tugas dan fungsi sehari-hari yang telah ditetapkan; dan

(2) terselenggaranya kelancaran hubungan kerja dan koordinasi secara harmonis,


efektif dan efisien guna menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas.
4

BAB II

HAK DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 3

Yang berhak mendapat bantuan informasi dan dokumentasi adalah setiap anggota Polri
yang bertugas di Polres Tanjungpinang dan media pemberi informasi serta masyarakat
yang membutuhkan informasi.

Pasal 4

(1) Bantuan dan pemberi informasi yang pelaksanaannya dilakukan oleh Kasubbag
Humas Polres Tanjungpinang , Pengemban PID Satker dan Kasi Humas Polsek
juga dapat didampingi oleh atasan personel yang bersangkutan.

(2) Pelaksana bantuan pemberi informasi dan dokumentasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilaksanakan oleh anggota Polri dan / atau PNS Polri yang bertindak
sebagai Pejabat Pemberi Informasi / Kuasa Pemberi Informasi / Pendamping
berdasarkan Surat Perintah dari Kapolres Tanjungpinang.

BAB III

TATA CARA PERMOHONAN

Pasal 5

(1) Permohonan diajukan kepada Kapolda dengan ketentuan sebagai berikut :


a. untuk kepentingan institusi / dinas diajukan oleh Kasatker yang
bersangkutan;
b. untuk kepentingan anggota Polri dan PNS Polri yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas diajukan oleh yang bersangkutan, dan / atau
Kasatkernya;
c. untuk kepentingan pribadi anggota Polri dan PNS Polri diajukan oleh yang
bersangkutan ;

(2) Semua informasi dan data bersumber dari Satker Polres Tanjungpinang dan dari
satker Kewilayahan.
5

Pasal 6

(1) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis kepada
Kabidhumas disertai dengan berkas informasi;

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipertimbangkan oleh


Kabidhumas dapat atau tidak diberikan bantuan informasi dan dokumentasi;

Pasal 7

Jenis informasi yang dilaksanakan :


(1) Informasi yang wajib disediakan diumumkan secara berkala, antara lain :
a informasi yang berkaitan dengan Polres Tanjungpinang;
b informasi mengenai kegiatan dan kinerja Polres Tanjungpinang;
c informasi mengenai Laporan keuangan Polres Tanjungpinang;
d informasi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

(2) Informasi yang wajib diumumkan secara merta merta, antara lain :
Informasi yang terkait dengan ancaman hajat hidup orang banyak dan ketertiban
umum.

Pasal 8

Informasi yang wajib tersedia setiap saat, antara lain :


(1) Daftar seluruh Satfung, Polsek Jajaran yang berada dibawah penguasannya, tidak
termasuk informasi yang dikecualikan;

(2) hasil keputusan Polres Tanjungpinang dan pertimbangannya;

(3) Seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya;

(4) Rencana kerja proyek termasuk didalamnya perkiraan pengeluaran tahunan Polres
Tanjungpinang;

(5) Perjanjian Polres Tanjungpinang dengan pihak ketiga;

(6) Informasi dan kebijakan yang disampaikan pejabat Polres Tanjungpinang dalam
pertemuan yang terbuka untuk umum;

(7) Prosedur kerja Polres Tanjungpinang yang berkaitan dengan pelayanan


masyarakat dan / atau;

(8) Laporan mengenai pelayanan akses informasi Polres Tanjungpinang sebagaimana


diatur dalam undang-undang.
6

Pasal 9

informasi yang dikecualikan, dirumuskan setelah dilakukan uji konsekuensi ( apabila


dibuka untuk umum akan menimbulkan kerugian yang lebih besar ), berupa :
(1) Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik
dapat menghambat penegakan hukum;

(2) Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik
dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan
perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat;

(3) Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi
publik dapat membahayakan keamanan Negara;

(4) Informasi publik yang apabila dibuka dapat mengungkapkan kekayaan alam
Indonesia;

(5) Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi
publik, dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional;

(6) Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi
publik dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri;

(7) Informasi publik yang apabila dibuka dapat mengungkapkan isi fakta otentik yang
bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang;

(8) Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi
publik dapat mengungkapkan rahasia pribadi;

(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya
dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi atau pengadilan;

(10) Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-undang.

BAB IV

PELAKSANAAN

Pasal 10

Cara pengumpulan dan pengolahan informasi, antara lain :


Pengumpulan dan pengolahan secara manual dilakukan dengan cara sebagai berikut :
(1) Pengumpulan :
a). Mencatat informasi dan data yang diterima dari Satker Polres Tanjungpinang
dan Satfung kedalam buku register;
7

b). Mengelompokkan informasi dan data yang diterima dari satker Polres
Tanjungpinang dan satfung kedalam file dokumen dan buku register
informasi.

2) Pengelolahan :
a) Menganilsa dan memverifikasi informasi dan data yang diterima dari Sub
Satker Polres Tanjungpinang dan Jajaran kedalam file dokumen dan buku
register informasi;
b) Mengelompokkan informasi dan data sesuai dengan jenis informasi yang
diterima dari Sub Satker Polres Tanjungpinang dan jajaran kedalam file
dokumen dan data base computer.

Pasal 11

Mengumpulkan File informasi (gudang penyimpangan / data base), antara lain :


Melaksanakan penyimpanan informasi dan data melalui file dokumen manual dan IT
dilakukan berdasarkan :
1) Informasi secara berkala;
2) informasi secara serta merta;
3) informasi setiap saat;
4) informasi yang dikecualikan.

Pasal 12

Pemutakhiran data dan informasi :


(1) Pemutakhiran data dan informasi dilakukan pada setiap hari kerja, kecuali
dibutuhkan secara mendesak;

(2) Data yang diterima dari Sub Satker Polres Tanjungpinang dan jajaran kemudian
dilakukan evaluasi dan verifikasi.

(3) Hasil evaluasi dan verifikasi dilaporkan dalam bentuk tertulis sesuai format yang
telah ditentukan.

Pasal 13

Penghapusan (disposal) dan informasi


(1) Penghapusan data dan informasi dilakukan setelah data dan informasi tidak valid,
tidak up date (mutakhir) dan dalam batas waktu tertentu;

(2) Penghapusan data dan informasi dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
pejabat pengelola informasi dan dokumentasi.
8

BAB V

KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 14

(1) Analisa dan verifikasi terhadap data dan informasi dilakukan dengan cara
pengecekan kepada sumber informasi.

(2) Aturan pengumpulan / pengolahan data dan informasi mengacu kepada Perkap.

(3) Ketentuan waktu pengumpulan / pengolahan data dan informasi dilakukan pada
jam kerja dilaksanakan pukul 08.00 S/D selesai, pada hari libur disesuaikan dengan
kondisi dan perkembangan situasi.

(4) Ketentuan terhadap kelalaian dalam pengumpulan data dan informasi diberlakukan
peraturan Kapolres Tanjungpinang tentang disiplin anggota Polres Tanjungpinang.

(5) Rapat koordinasi dan evaluasi dilaksanakan secara rutin setiap bulan oleh PPID
Polres Tanjungpinang dan Sub Satker Jajaran Polres Tanjungpinang.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 15

Standar Operasional Prosedur ( S O P ) ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Tanjungpinang
Pada tanggal : 03 September 2018
KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

UCOK LASDIN SILALAHI, S.I.K., M.H.


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP.77010550
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH KEPULAUAN RIAU
RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P )


Tentang
TATA CARA PELAYANAN INFORMASI
DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

Tanjungpinang, 03 September 2018


KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH KEPULAUAN RIAU
RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P )

TENTANG

TATA CARA PELAYANAN INFORMASI BIDANG HUMAS


DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

Menimbang : a. bahwa untuk bantuan pemberian informasi dan


dokumentasi Bidang Humas pada Tingkat Kepolisian
Wilayah, perlu menetapkan Peraturan Kepala Sub
Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor
Tanjungpinang tentang Standar Operating Prosedure
(SOP);

b. bahwa pelaksana fungsi kehumasan dalam pemberian


informasi dan dokumentasi di lingkungan Polres
Tanjungpinang dilaksanakan oleh Subbag Humas Polres
Tanjungpinang;

c. dengan berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dasn b, perlu ditetapkan
Standar Operasional Prosedur ( S O P ) tentang Tata
Cara Pelayanan Informasi di lingkungan Polres
Tanjungpinang;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian


Negara Republik Indonesia (lembaga Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

2. Peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia


Nomor 22 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja pada tingkat Kepolisian Daerah;

3. Keputusan Kapolri No.Pol. : Kep/54/X/2002 tanggal 17


Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja satuan-
satuan Organisasi pada tingkat Kepala Kepolisian
Republik Indonesia Kewilayahan (Polres/ta) dan
perubahannya;
2

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun


2002 tentang Kepolisian negara Republik Indonesia;

5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun


2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun


2009 tentang Pelayanan Publik;

8. Reformasi Birokrasi Polda Kepulauan Riau;

9. Grand Strategi Polres Tanjungpinang 2005 – 2025;

10. Rencana Strategi Polres Tanjungpinang Tahun 2015 -


2020.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) KEPALA


SUB BAGIAN HUMAS RESOR TANJUNGPINANG TENTANG
TATA CARA PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI
DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Kepolisian Resor Tanjungpinang yang selanjutnya disingkat Polres Tanjungpinang


adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan daerah
Kota Tanjungpinang;

2. Sub Bagian Hubungan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Subbag humas


adalah unsur pengawas dan pembantu pimpinan pada tingkat Polres yang berada
di bawah Kabag Ops Polres Tanjungpinang;
3

3. Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Tanjungpinang yang


selanjutnya disingkat Kasubbag humas Polres Tanjungpinang adalah pimpinan
pada Subbag humas yang bertanggung jawab kepada Kapolres, dan dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Kabag Ops;

4. Hubungan adalah perwujudan saling berkaitan antar unsur-unsur pengemban


fungsi-fungsi dalam suatu organisasi;

5. Tata Cara Kerja adalah aturan-aturan yang harus diikuti dalam melaksanakan kerja
di lingkungan organisasi sesuai dengan struktur dan hubungan fungsional antar
komponen organisasi tersebut;

6. Satuan Fungsi adalah bagian dari suatu unit organisasi yang melaksanakan
kegiatan sejenis dan merupakan penjabaran tugas pokok organisasi;

7. Hubungan Vertikal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka


komando, pengendalian dan pelaporan yang bersifat berjenjang dari atas ke bawah
dan sebaliknya;

8. Hubungan Horizontal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka


koordinasi yang bersifat sejajar, mendatar atau setingkat dan dapat meliputi antar
fungsi;

9. Hubungan Diagonal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi secara fungsional


yang sifatnya tidak vertikal dan dapat menjangkau eselon lain yang lebih tinggi
maupun antar instansi / fungsi di lingkungan Polres Tanjungpinang Polda
Kepulauan Riau;

10. Hubungan Lintas Sektoral adalah hubungan kerja sama dengan instansi/lembaga
di luar Polres Tanjungpinang Polda Kepulauan Riau dalam rangka kegiatan dan
pelaksanaan fungsi teknis yang menjadi tanggung jawabnya.

Pasal 2

Tujuan Peraturan ini:

(1) sebagai pedoman kerja bagi pejabat pemberi informasi dilingkungan Polres
Tanjungpinang khususnya pada Tata cara pelayanan informasi Subbag Humas
Polres Tanjungpinang dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi sehari-hari yang
telah ditetapkan; dan

(2) terselenggaranya kelancaran hubungan kerja dan koordinasi secara harmonis,


efektif dan efisien guna menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas.
4

BAB II

HAK DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 3

Yang berhak mendapat bantuan informasi dan dokumentasi adalah setiap anggota Polri
yang bertugas di Polres Tanjungpinang dan media pemberi informasi serta masyarakat
yang membutuhkan informasi.

Pasal 4

(1) Bantuan dan pemberi informasi yang pelaksanaannya dilakukan oleh Kabag Ops,
Kasubbag Humas , Pengemban PID Satker dan Kasi Humas Polsek juga dapat
didampingi oleh atasan personel yang bersangkutan.

(2) Pelaksana bantuan pemberi informasi dan dokumentasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilaksanakan oleh anggota Polri dan / atau PNS Polri yang bertindak
sebagai Pejabat Pemberi Informasi / Kuasa Pemberi Informasi / Pendamping
berdasarkan Surat Perintah dari Kapolres Tanjungpinang.

BAB III

TATA CARA PELAYANAN INFORMASI

Pasal 5

(1) Persiapan pelayanan informasi sebagai berikut :


a. Mempersiapkan personil / petugas pelayanan informasi dengan Sprin
Kasatker;
b. Mempersiapkan sarana dan prasarana pelayanan baik berupa buku register
dan blanko tanda penerimaan permohonan informasi;
c. Menyusun jadwal piket pelayanan informasi ;

Pasal 6

(1) Pelaksanaan pelayanan informasi sebagai berikut;


a. Pejabat PID mencatat identitas pemohon informasi publik, subjek dan
informasi serta cara penyampaian informasi yang diminta oleh pemohon
informasi publik;
b. Pejabat PID mencatat permintaan informasi yang diajukan secara tertulis
maupun tidak tertulis oleh pemohon disertai alasan pemohon informasi;
c. Pejabat PID memberikan tanda bukti penerimaan permintaan informasi.
5

d. Pejabat PID dalam hal permintaan disampaikan secara langsung atau


melalui surat elektronik, nomor pendaftaran diberikan saat penerimaan
permintaan;
e. Pejabat PID dalam hal permintaan disampaikan melalui surat, pengiriman
nomor nomor pendaftaran dapat diberikan saat penerimaan permintaan;
f. Pejabat PID dalam memberikan informasi kepada pemohon berkoordinasi
dengan pengemban PID satker atau satuan kewilayahan paling lambat 10
hari kerja setelah permintaan dari permohonan informasi.

Pasal 7

(2) Tanggung jawab pelayanan informasi;


a. PPID wajib mendokumentasikan informasi dan data yang diperoleh dalam
bentuk hard/soft copy, foto dan atau rekaman atau audio visual;
b. PPID Polres Tanjungpinang wajib mengirimkan informasi berkala, serta
merta dan setiap saat kepada PPID polri melalui internet atau e-mail atau
mengirim secara tertulis;
c. Pengemban PID Satker Polres Tanjungpinang maupun Satfung dan humas
Polsek wajib mengirimkan informasi berkala, serta merta dan setiap saat
kepada PPID Polres Tanjungpinang melalui internet, e-mail atau mengirim
secara tertulis;
e. PPID wajib melaporkan ke atasan PPID terkait pemohon informasi yang
masuk perhari, perminggu, perbulan dan pertahun.
f. PPID bertanggung jawab terhadap akurasi informasi yang disampaikan
kepada pemohon informasi.

Pasal 8

(1) Pelayanan informasi disampaikan dalam bentuk :


a Penyampaian informasi publik sebagai berikut :
1) Pemberian informasi dan data secara langsung;
2) Pemberian informasi melalui jaringan teknologi informasi.
b Penyampaian informasi dan data secara langsung kepad publik oleh
pelayanan informasi dalam bentuk :
1) Tulisan
2) Laporan
3) Gambar
4) Grafik
5) Rekaman
(2) Penyampaian akses informasi dan data melalui teknologi informasi dan komunikasi
serta pelayanan informasi dapat diperoleh melalui :
a. Internet;
b. Multimedia Messages System (MMS);
c. Pesan singkat (Short Messages System/SMS) dan
d Faksimile
(3) Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan adalah :
a. Secara berkala;
b. Serta merta dan
6

c. Setiap saat.

(4) Kewajiban pelayanan informasi setiap tahun yaitu mengumumkan layanan


informasi berupa jumlah permintaan informasi yang diterima, waktu yang
diperlukan, jumlah pemberian dan penolakan permintaan informasi serta alasan
penolakan informasi.

BAB IV

KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 9

(1) PPID Polres Tanjungpinang dapat meminta tambahan informasi dan data dari
pengemban PID satker Polres Tanjungpinang dan kewilayahan;

(2) Untuk informasi yang dikecualikan dapat diberikan setelah ada kebijakan dari
pimpinan;

(3) Biaya yang dibutuhkan untuk pelayanan informasi yang diminta pemohon
disesuaikan dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10

Standar Operasional Prosedur ( S O P ) ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Tanjungpinang
Pada tanggal : 03 September 2018
KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

UCOK LASDIN SILALAHI, S.I.K., M.H.


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP.77010550
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH KEPULAUAN RIAU
RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P )


Tentang
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI
DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

Tanjungpinang, 03 September 2018


KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH KEPULAUAN RIAU
RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P )

TENTANG

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI BIDANG HUMAS


DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

Menimbang : a. bahwa untuk bantuan pemberian informasi dan


dokumentasi Subbag Humas pada Tingkat Kepolisian
Resor, perlu menetapkan Peraturan Kepala Subbag
Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Tanjungpinang
tentang Standar Operating Prosedure (SOP);

b. bahwa pelaksana fungsi kehumasan dalam pemberian


informasi dan dokumentasi di lingkungan Polres
Tanjungpinang dilaksanakan oleh Subbag Humas Polres
Tanjungpinang;

c. dengan berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dasn b, perlu ditetapkan
Standar Operasional Prosedur ( S O P ) tentang
Pengumpulan dan Pengolahan Informasi di lingkungan
Polres Tanjungpinang;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian


Negara Republik Indonesia (lembaga Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

2. Peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia


Nomor 22 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja pada tingkat Kepolisian Daerah;

3. Keputusan Kapolri No.Pol. : Kep/54/X/2002 tanggal 17


Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja satuan-
satuan Organisasi pada tingkat Kepala Kepolisian
Republik Indonesia dikewilayahan ( Polres dan
perubahannya;
2

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun


2002 tentang Kepolisian negara Republik Indonesia;

5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun


2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun


2009 tentang Pelayanan Publik;

8. Reformasi Birokrasi Polda Kepulauan Riau;

9. Grand Strategi Polres Tanjungpinang 2005 – 2025;

10. Rencana Strategi Polres Tanjungpinang Tahun 2015 -


2020.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) KEPALA


SUBBAG HUMAS POLRES TANJUNGPINANG TENTANG
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI DI
LINGKUNGAN KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Kepolisian Resor Tanjungpinang yang selanjutnya disingkat Polres Tanjungpinang


adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan Wilayah
Kota Tanjungpinang;

2. Sub Bagian Hubungan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Subbag humas


adalah unsur pembantu pimpinan pada tingkat Polres yang berada di bawah Kabag
Ops;

3. Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Tanjungpinang yang


selanjutnya disingkat Kasubbag humas Polres Tanjungpinang adalah pimpinan
pada Subbag Humas yang bertanggung jawab kepada Kapolda Kepulauan Riau,
dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Kabag Ops;
3

4. Hubungan adalah perwujudan saling berkaitan antar unsur-unsur pengemban


fungsi-fungsi dalam suatu organisasi;

5. Tata Cara Kerja adalah aturan-aturan yang harus diikuti dalam melaksanakan kerja
di lingkungan organisasi sesuai dengan struktur dan hubungan fungsional antar
komponen organisasi tersebut;

6. Satuan Fungsi adalah bagian dari suatu unit organisasi yang melaksanakan
kegiatan sejenis dan merupakan penjabaran tugas pokok organisasi;

7. Hubungan Vertikal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka


komando, pengendalian dan pelaporan yang bersifat berjenjang dari atas ke bawah
dan sebaliknya;

8. Hubungan Horizontal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka


koordinasi yang bersifat sejajar, mendatar atau setingkat dan dapat meliputi antar
fungsi;

9. Hubungan Diagonal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi secara fungsional


yang sifatnya tidak vertikal dan dapat menjangkau eselon lain yang lebih tinggi
maupun antar instansi / fungsi di lingkungan Polres Tanjungpinang;

10. Hubungan Lintas Sektoral adalah hubungan kerja sama dengan instansi/lembaga
di luar Polres Tanjungpinang dalam rangka kegiatan dan pelaksanaan fungsi teknis
yang menjadi tanggung jawabnya.

Pasal 2

Tujuan Peraturan ini:

(1) sebagai pedoman kerja bagi pejabat pemberi informasi dilingkungan Polres
Tanjungpinang khususnya pada pengumpulan dan pengolahan informasi dan
dokumentasi Bidang Humas Polres Tanjungpinang dalam menyelenggarakan tugas
dan fungsi sehari-hari yang telah ditetapkan; dan

(2) terselenggaranya kelancaran hubungan kerja dan koordinasi secara harmonis,


efektif dan efisien guna menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas.
4

BAB II

HAK DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 3

Yang berhak mendapat bantuan informasi dan dokumentasi adalah setiap anggota Polri
yang bertugas di Polres Tanjungpinang dan media pemberi informasi serta masyarakat
yang membutuhkan informasi.

Pasal 4

(1) Bantuan dan pemberi informasi yang pelaksanaannya dilakukan oleh , Kasubbag,
Pengemban PID Satker dan Kasi Humas Polsek juga dapat didampingi oleh atasan
personel yang bersangkutan.

(2) Pelaksana bantuan pemberi informasi dan dokumentasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilaksanakan oleh anggota Polri dan / atau PNS Polri yang bertindak
sebagai Pejabat Pemberi Informasi / Kuasa Pemberi Informasi / Pendamping
berdasarkan Surat Perintah dari Kapolres Tanjungpinang.

BAB III

TATA CARA PENGUMPULAN INFORMASI

Pasal 5

(1) Sumber informasi sebagai berikut :


a. Semua informasi dan data bersumber dari Satker Polres Tanjungpinang;
b. Semua informasi dan data bersumber dari Sub Satker Jajaran.

Pasal 6

(1) Jenis informasi ;


a. Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala:
1) Informasi yang berkaitan dengan Polres Tanjungpinang;
2) Informasi mengenai kegiatan dan kinerja Polres Tanjungpinang;
3) Informasi mengenai Laporan Keuangan Polres Tanjungpinang;
4) Informasi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
b. Informasi yang wajib diumumkan secara serta merta:
- Informasi yang terkait dengan ancaman hajat hidup orang banyak dan
ketertiban umum.
5

c. Informasi yang wajib tersedia setiap saat :


1) Daftar seluruh Polsek , seluruh satfung Polres Tanjungpinang yang
berada dibawah penguasaannya tidak termasuk informasi yang
dikecualikan
d. Pejabat PID dalam hal permintaan disampaikan secara langsung atau
melalui surat elektronik, nomor pendaftaran diberikan saat penerimaan
permintaan;
e. Pejabat PID dalam hal permintaan disampaikan melalui surat, pengiriman
nomor nomor pendaftaran dapat diberikan saat penerimaan permintaan;
f. Pejabat PID dalam memberikan informasi kepada pemohon berkoordinasi
dengan pengemban PID satker atau satuan kewilayahan paling lambat 10
hari kerja setelah permintaan dari permohonan informasi.

Pasal 7

(2) Tanggung jawab pelayanan informasi;


a. PPID wajib mendokumentasikan informasi dan data yang diperoleh dalam
bentuk hard/soft copy, foto dan atau rekaman atau audio visual;
b. PPID Polres Tanjungpinang wajib mengirimkan informasi berkala, serta
merta dan setiap saat kepada PPID polri melalui internet atau e-mail atau
mengirim secara tertulis;
c. Pengemban PID Satker Polres Tanjungpinang maupun Satfung dan Polsek
Jajaran wajib mengirimkan informasi berkala, serta merta dan setiap saat
kepada PPID Polres Tanjungpinang melalui internet, e-mail atau mengirim
secara tertulis;
e. PPID wajib melaporkan ke atasan PPID terkait pemohon informasi yang
masuk perhari, perminggu, perbulan dan pertahun.
f. PPID bertanggung jawab terhadap akurasi informasi yang disampaikan
kepada pemohon informasi.

Pasal 8

(1) Pelayanan informasi disampaikan dalam bentuk :


a Penyampaian informasi publik sebagai berikut :
1) Pemberian informasi dan data secara langsung;
2) Pemberian informasi melalui jaringan teknologi informasi.
b Penyampaian informasi dan data secara langsung kepada publik oleh
pelayanan informasi dalam bentuk :
1) Tulisan
2) Laporan
3) Gambar
4) Grafik
5) Rekaman
(2) Penyampaian akses informasi dan data melalui teknologi informasi dan komunikasi
serta pelayanan informasi dapat diperoleh melalui :
a. Internet;
b. Multimedia Messages System (MMS);
c. Pesan singkat (Short Messages System/SMS) dan
6

d Faksimile.
(3) Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan adalah :
a. Secara berkala;
b. Serta merta dan
c. Setiap saat.
(4) Kewajiban pelayanan informasi setiap tahun yaitu mengumumkan layanan
informasi berupa jumlah permintaan informasi yang diterima, waktu yang
diperlukan, jumlah pemberian dan penolakan permintaan informasi serta alasan
penolakan informasi.
BAB IV

KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 9

(1) PPID Polres Tanjungpinang dapat meminta tambahan informasi dan data dari
pengemban PID satker Polres Tanjungpinang dan jajaran ;

(2) Untuk informasi yang dikecualikan dapat diberikan setelah ada kebijakan dari
pimpinan;

(3) Biaya yang dibutuhkan untuk pelayanan informasi yang diminta pemohon
disesuaikan dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10

Standar Operasional Prosedur ( S O P ) ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Tanjungpinang
Pada tanggal : 03 September 2018
KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

UCOK LASDIN SILALAHI, S.I.K., M.H.


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP.77010550
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH KEPULAUAN RIAU
RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P )


Tentang
PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI
DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

Tanjungpinang, 03 September 2018


KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH KEPULAUAN RIAU
RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P )

TENTANG

PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI BIDANG HUMAS


DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

Menimbang : a. bahwa untuk bantuan pemberian informasi dan


dokumentasi Bidang Humas pada Tingkat Kepolisian
Resor, perlu menetapkan Peraturan Kepala Subbag
Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Tanjungpinang
tentang Standar Operating Prosedure (SOP);

b. bahwa pelaksana fungsi kehumasan dalam pemberian


informasi dan dokumentasi di lingkungan Polres
Tanjungpinang dilaksanakan oleh Subbag Humas Polres
Tanjungpinang;

c. dengan berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dasn b, perlu ditetapkan
Standar Operasional Prosedur ( S O P ) tentang
Pengumpulan dan Pengolahan Informasi di lingkungan
Polda Kepulauan Riau;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian


Negara Republik Indonesia (lembaga Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

2. Peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia


Nomor 22 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja pada tingkat Kepolisian Daerah;

3. Keputusan Kapolri No.Pol. : Kep/54/X/2002 tanggal 17


Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja satuan-
satuan Organisasi pada tingkat Kepala Kepolisian
Republik Indonesia Daerah ( Polda dan perubahannya;
2

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun


2002 tentang Kepolisian negara Republik Indonesia;

5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun


2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun


2009 tentang Pelayanan Publik;

8. Reformasi Birokrasi Polda Kepri;

9. Grand Strategi Polres Tanjungpinang 2005 – 2025;

10. Rencana Strategi Polres Tanjungpinang Tahun 2015 -


2014.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) KEPALA


SUB BAGIAN HUMAS KEPOLISIAN RESOR
TANJUNGPINANG TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA
INFORMASI DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Kepolisian Resor Tanjungpinang yang selanjutnya disingkat Polres Tanjungpinang


adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan daerah
Kota Tanjungpinang;

2. Sub Bagian Hubungan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Subbag humas


adalah unsur pengawas dan pembantu pimpinan pada tingkat Polres yang berada
di bawah Kapolres;
3

3. Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Tanjungpinang yang


selanjutnya disingkat Kasubbag humas Polres Tanjungpinang adalah pimpinan
pada Subbag humas yang bertanggung jawab kepada Kapolres Tanjungpinang,
dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Kabagops;

4. Hubungan adalah perwujudan saling berkaitan antar unsur-unsur pengemban


fungsi-fungsi dalam suatu organisasi;

5. Tata Cara Kerja adalah aturan-aturan yang harus diikuti dalam melaksanakan kerja
di lingkungan organisasi sesuai dengan struktur dan hubungan fungsional antar
komponen organisasi tersebut;

6. Satuan Fungsi adalah bagian dari suatu unit organisasi yang melaksanakan
kegiatan sejenis dan merupakan penjabaran tugas pokok organisasi;

7. Hubungan Vertikal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka


komando, pengendalian dan pelaporan yang bersifat berjenjang dari atas ke bawah
dan sebaliknya;

8. Hubungan Horizontal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka


koordinasi yang bersifat sejajar, mendatar atau setingkat dan dapat meliputi antar
fungsi;

9. Hubungan Diagonal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi secara fungsional


yang sifatnya tidak vertikal dan dapat menjangkau eselon lain yang lebih tinggi
maupun antar instansi / fungsi di lingkungan Polres Tanjungpinang;

10. Hubungan Lintas Sektoral adalah hubungan kerja sama dengan instansi/lembaga
di luar Polres Tanjungpinang dalam rangka kegiatan dan pelaksanaan fungsi teknis
yang menjadi tanggung jawabnya.

Pasal 2

Tujuan Peraturan ini:

(1) sebagai pedoman kerja bagi pejabat pemberi informasi dilingkungan Polres
Tanjungpinang khususnya pada Penyelesaian sengketa informasi terhadap
pelayanan informasi dan dokumentasi Subbag Humas Polres Tanjungpinang dalam
menyelenggarakan tugas dan fungsi sehari-hari yang telah ditetapkan; dan

(2) terselenggaranya kelancaran hubungan kerja dan koordinasi secara harmonis,


efektif dan efisien guna menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas.
4

BAB II

HAK DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 3

Penyelesaian Sengketa Informasi dibatasi pada pelaksanaan tugas PPID dan Pengemban
PID dalam penyelesaian sengketa informasi dilingkungan Polres Tanjungpinang.

Pasal 4

Penyelesaian sengketa informasi sebagai pedoman pelaksanaan tugas bagi PPID Polres
Tanjungpinang dan Pengemban PID Satker Polres maupun Polsek Jajaran dalam
melaksanakan penyelesaian sengketa informasi yang terjadi dilingkungan Polres
Tanjungpinang.

BAB III

TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI

Pasal 5

(1) Penyebab terjadinya Sengketa Informasi sebagai berikut :

a. Penolakan atas permintaan informasi berdasarkan alasan pengecualian


sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 UU RI No. 14 Tahun 2008;
b. Tidak disediakannya informasi berkala sebagaimana dimaksud dalam pasal 9
UU RI No. 14 Tahun 2008;
c. Tidak ditanggapinya permintaan informasi;
d. Permintaan informasi ditanggapi tidak sebagaimana yang diminta;
e. Tidak dipenuhinya permintaan informasi;
f. Pembiayaan yang tidak wajar;
g. Penyampaian informasi yang melebihi waktu yang diatur dalam UU RI No. 14
Tahun 2008.

Pasal 6

(2) Persiapan penyelesaian sengketa informasi sebagai berikut :

a. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) melaksanakan


registrasi terhadap keberatan dari pemohon informasi.
b. PPID melakukan pengecekan terhadap arsip dan data pemohon informasi
yang diterima.
c. PPID melakukan analisa dan evaluasi terhadap arsip permohonan informasi
yang dimaksud
5

d. Setelah jelas permasalahannya, PPID berupaya memenuhi kembali


data/informasi sesuai permintaan pemohon dan apabila upaya ini dianggap
belum selesai maka PPID melanjutkan ke proses pelaksanaan penyelesaian
sengketa informasi.

BAB IV
PELAKSANAAN

Pasal 7

(3) Mekanisme Penyelesaian Sengketa Informasi :

a. PPID menerima dan meneliti keberatan yang diajukan oleh pemohon


informasi paling lambat 30 hari kerja.
a. PPID melaporkan kepada atasan PPID tentang adanya keberatan dari
pemohon informasi.
b. PPID menyiapkan tanggapan atas keberatan yang diajukan oleh pemohon
informasi dengan data pendukung.
c. PPID harus sudah memberikan tanggapan atas keberatan yang diajukan
oleh pemohon informasi dengan memberikan alasan-alasan dan tangggapan
yang sudah disetujui oleh atasan PPID dalam jangka waktu paling lambat 30
hari kerja sejak diterimanya keberatan secara tertulis dari pemohon informasi
publik.
d. PPID mempersilahkan kepada pemohon informasi untuk meneruskan
kepada Komisi Informasi apabila pemohon tidak puas terhadap sengketa
informasi, apaboila pemohon informasi puas sengketa dianggap selesai.
e. PPID mewakili lembaga publik dalam menangani dampak hukum berupa
gugatan PTUN berkoodinasi dengan Bidkum Polda.
f. PPID secara managerial bertanggungjawab kepada atasan PPID dengan
membuat laporan secara berkala dan insidentil.

BAB V

KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 8

(1) Upaya penyelesaian sengketa informasi publik diajukan kepada Komite Informasi
sesuai kewenangannya, apabila tanggapan atasan pejabat pengelolah informasi
dan dokumentasi dalam proses keberatan tidak memuaskan pemohon informasi
publik.

(2) Upaya penyelesaian sengketa informasi publik diajukan dalam waktu paling lambat
14 hari kerja setelah diterimanya tanggapan tertulis dari atasan pejabat
sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 ayat 2 UU RI No. 14 Tahun 2008.
6

(3) Apabila putusan Komisi Informasi tidak diterima pemohon akan diteruskan gugatan
kepengadilan paling lambat 14 hari kerja gugatan dapa diajukan ke :
a. Pengadilan Negeri
b. Pengadilan Tata Usaha Negara.
(4) Apabila gugatan tidak diterima pemohon, pemohon mengajukan gugatan ke
Mahkamah Agung dalam waktu paling lama 14 hari kerja.

(5) Sesuai dengan Bab X pasal 47 ayat (1) UU RI No. 14 tahun 2008 tentang KIP
bahwa pengajuan gugatan dilakukan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara
(PTUN) apabila yang digugat adalah Badan Publik Negara, pengajuan gugatan
dilakukan Pengadilan Negeri, apabila yang digugat adalah badan publik selain
Badan Publik Negara.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9

Standar Operasional Prosedur ( S O P ) ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Tanjungpinang
Pada tanggal : 03 September 2018
KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

UCOK LASDIN SILALAHI, S.I.K., M.H.


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP.77010550
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH KEPULAUAN RIAU
RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P )


Tentang
TATA CARA PENYELENGGARAAN DIALOG INTERAKTIF
SUBBAG HUMAS
DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

Tanjungpinang, 03 September 2018


KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DERAH KEPULAUAN RIAU
RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P )

TENTANG

TATA CARA PENYELENGGARAAN DIALOG INTERAKTIF SUBBAG HUMAS


DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

Menimbang : a. bahwa untuk bantuan pemberian informasi dan


dokumentasi Bidang Humas pada Tingkat Kepolisian
Kewilayahan, perlu menetapkan Peraturan Kepala Sub
Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor
Tanjungpinang tentang Standar Operating Prosedure
(SOP);

b. bahwa pelaksana fungsi kehumasan dalam pemberian


informasi dan dokumentasi di lingkungan Polres
Tanjungpinang dilaksanakan oleh Subbag Humas Polres
Tanjungpinang;

c. dengan berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dasn b, perlu ditetapkan
Standar Operasional Prosedur ( S O P ) tentang Tata
Cara Pemberian Informasi dan Dokumentasi di
lingkungan Polda Kepri;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian


Negara Republik Indonesia (lembaga Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

2. Peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia


Nomor 22 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja pada tingkat Kepolisian Daerah;

3. Keputusan Kapolri No.Pol. : Kep/54/X/2002 tanggal 17


Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja satuan-
satuan Organisasi pada tingkat Kepala Kepolisian
Republik Indonesia Kewilayahan(Polres/ta dan
perubahannya;
2

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun


2002 tentang Kepolisian negara Republik Indonesia;

5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun


2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun


2009 tentang Pelayanan Publik;

8. Reformasi Birokrasi Polda Kepri;

9. Grand Strategi Polres Tanjungpinang 2005 – 2025;

10. Rencana Strategi Polres Tanjungpinang Tahun 2015 -


2020.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) KEPALA


KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG TENTANG TATA
CARA PENYELENGGARAAN DIALOG INTERAKTIF DI
LINGKUNGAN KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Kepolisian Resor Tanjungpinang yang selanjutnya disingkat Polres Tanjungpinang


adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan daerah
Kota Tanjungpinang;

2. Sub Bagian Hubungan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Subbag humas


adalah unsur pengawas dan pembantu pimpinan pada tingkat Polres yang berada
di bawah Kapolres;
3

3. Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Tanjungpinang yang


selanjutnya disingkat Kasubbag humas Polres Tanjungpinang adalah pimpinan
pada Subbag humas yang bertanggung jawab kepada Kapolres Tanjungpinang,
dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Kabag ops;

4. Hubungan adalah perwujudan saling berkaitan antar unsur-unsur pengemban


fungsi-fungsi dalam suatu organisasi;

5. Tata Cara Kerja adalah aturan-aturan yang harus diikuti dalam melaksanakan kerja
di lingkungan organisasi sesuai dengan struktur dan hubungan fungsional antar
komponen organisasi tersebut;

6. Satuan Fungsi adalah bagian dari suatu unit organisasi yang melaksanakan
kegiatan sejenis dan merupakan penjabaran tugas pokok organisasi;

7. Hubungan Vertikal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka


komando, pengendalian dan pelaporan yang bersifat berjenjang dari atas ke bawah
dan sebaliknya;

8. Hubungan Horizontal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka


koordinasi yang bersifat sejajar, mendatar atau setingkat dan dapat meliputi antar
fungsi;

9. Hubungan Diagonal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi secara fungsional


yang sifatnya tidak vertikal dan dapat menjangkau eselon lain yang lebih tinggi
maupun antar instansi / fungsi di lingkungan Polres Tanjungpinang;

10. Hubungan Lintas Sektoral adalah hubungan kerja sama dengan instansi/lembaga
di luar Polres Tanjungpinang dalam rangka kegiatan dan pelaksanaan fungsi teknis
yang menjadi tanggung jawabnya.

Pasal 2

Tujuan Peraturan ini:

(1) sebagai pedoman kerja bagi pejabat pemberi informasi dilingkungan Polres
Tanjungpinang khususnya pada Penyelenggaraan Dialog Interaktif terhadap tugas
pelayanan informasi dan dokumentasi Subbag Humas Polres Tanjungpinang dalam
menyelenggarakan tugas dan fungsi sehari-hari yang telah ditetapkan; dan

(2) terselenggaranya kelancaran hubungan kerja dan koordinasi secara harmonis,


efektif dan efisien guna menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas.
4

BAB II

HAK DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 3
Yang berhak mendapat bantuan informasi dan dokumentasi adalah setiap anggota Polri
yang bertugas di Polres Tanjungpinang dan media pemberi informasi serta masyarakat
yang membutuhkan informasi.

Pasal 4

(1) Bantuan dan Pemberi Informasi yang pelaksanaannya dilakukan oleh Subbag
Humas Polres Tanjungpinang yang bekerjasama dengan media terkait guna
memberikan informasi secara langsung atau tidak melalui siaran Dialog Interaktif.

(2) Pelaksana bantuan Pemberi informasi dan dokumentasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilaksanakan oleh anggota Polri dan atau PNS Polri yang bertindak
sebagai Pejabat Pemberi informasi atau pendamping berdasarkan Surat Perintah
dari Kapolres Tanjungpinang.

BAB III

TATA CARA PENYELENGGARAAN DIALOG INTERAKTIF

Pasal 5

(1) Persiapan penyelenggaraan Dialog Interaktif sebagai berikut :


a). Mempersiapkan personel / Petugas penyelenggaraan Dialog Interaktif
dengan Sprin Kasatker.
b). Mempersiapkan sarana dan prasarana pelayanan baik berupa buku, majalah
, Koran serta sumber lain.
c). menyusun jadwal kegiatan pelayanan Dialog Interaktif.
d). Meminta saran atau masukan dari narasumber

Pasal 6

(1) Pelaksanaan Penyelenggaraan Dialog Interaktif sebagai berikut :


1) Melakukan atau memberikan informasi kepada masyarakat tentang situasi
kamtibmas yang terjadwal diwilayah hukum Polres Tanjungpinang melalui
siaran langsung Dialog Interaktif.
2) Melakukan persiapan baik berupa materi untuk informasi dan dokumentasi.
3) Pejabat PID mencatat permintaan Informasi yang diajukan secara tertulis
maupun tidak tertulis oleh pemohon disertai alasan informasi.
4) Dalam hal permintaan, Pejabat PID disampaikan secara langsung melalui
surat elektronik, nomor pendaftaran dapat diberikan saat penerimaan
permintaan.
5

5) Dalam memberikan informasi kepada pemohon, Pejabat PID berkoordinasi


dengan pengemban PID Satker atau satuan kewilayahan paling lambat
sepuluh hari kerja setelah permintaan dari permohonan informasi.

Pasal 7
(1) Tanggung jawab pelayanan penyelenggaraan Dialog Interaktif sebagai berikut :
a) PPID wajib mendokumentasikan informasi dan data yang diperoleh dalam
bentuk pemberian informasi melalui Dialog Interaktif bersama masyarakat
dengan pemberian informasi baik berita Kamtibmas maupun berita program
kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia.
b) PPID Polres Tanjungpinang bertanggung jawab terhadap akurasi yang
disampaikan kepada pemohon informasi.

Pasal 8

(1) Pelayanan Informasi disampaikan dalam bentuk :


a. Penyampaian informasi publik sebagai berikut :
1) Pemberian informasi dan data secara langsung
2) Pemberian informasi melalui jaringan teknologi informasi
3) Melaksanakan program Dialog Interaktif
b. Penyampaian informasi dan data secara langsung kepada publik dan
masyarakat oleh pelayanan informasi dalam bentuk :
1) Pemberitahuan langsung
2) Tanya jawab
3) Pengumuman

Pasal 9

Penyampaian akses informasi dan data melalui teknologi informasi dan dokumentasi serta
pelayanan informasi dapat diperoleh melalui siaran langsung Dialog Interaktif.

Pasal 10

Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan adalah :


a) Informasi Secara Berkala
b) Informasi secara serta merta, dan
c) Informasi melalui siaran langsung

Pasal 11

Kewajiban pelayanan informasi setiap pelaksanaan Dialog Interaktif, wajib memberikan


layanan informasi berupa jumlah permintaan informasi yang diterima, jumlah pemberian
dan penolakan permintaan informasi serta alasan penolakan informasi setiap kegiatan
Dialog Interaktif.
6

BAB IV

KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 12

(1) PPID Polres Tanjungpinang dapat meminta tambahan informasi dan data dari
pengemban PID Satfung Polres Tanjungpinang dan Polsek Jajaran.
(2) Untuk informasi yang dikecualikan dapat diberikan setelah ada kebijakan dari
pimpinan.
(3) Narasumber menyiapkan bahan materi dengan memberikan informasi sesuai
kondisi keadaan wilayah setempat.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 13

Standar Operasional Prosedur ( S O P ) ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Tanjungpinang
Pada tanggal : 03 September 2018
KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

UCOK LASDIN SILALAHI, S.H., S.I.K., M.H.


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP.77010550

Anda mungkin juga menyukai