7134 9706 1 PB
7134 9706 1 PB
1 January 2014
Abstrak. Tumbuhan paku Adiantum philippensis L (kamuding) merupakan salah satu tumbuhan paku famili
Adiantaceae yang telah dikenal dan dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Namun demikian kandungan kimia
dan bioaktivitas tumbuhan tersebut belum banyak dilaporkan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak metanol bagian aerial tumbuhan paku Adiantum
philippensis L. serta menentukan aktivitas antioksidan dan antikanker ekstrak tersebut. Uji kandungan kimia
dilakukan dengan menggunakan peraksi Mayer, Dragendorf, dan Wagner untuk uji alkaloid, pereaksi FeCl 3
untuk senyawa fenolik, tes Shinoda untuk flavonoid, dan tes Forth untuk saponin. Aktivitas antioksidan dan
aktivitas antikanker ekstrak masing-masing ditentukan dengan metode DPPH dan Brine Shrimp Lethality Test
(BSLT). Hasil uji kualitatif menunjukkan bahwa ekstrak metanol bagian aerial tumbuhan paku Adiantum
philippensis mengandung senyawa metabolit sekunder golongan fenolik, flavonoid, dan alkaloid. Ekstrak
metanol bagian aerial tumbuhan paku Adiantum philippensis menunjukkan aktivitas antioksidan pada uji
DPPH dengan harga IC50 sebesar 191,224 ppm dan menunjukkan aktivitas antikaker pada uji BSLT dengan
LC50 sebesar 401,556 ppm. Dengan demikian ekstrak metanol tersebut berpotensi untuk dikembangkan sebagai
bahan antioksidan dan antikanker alami.
Abstract. Adiantum philippensis L. fern (kamuding fern) is one of the fern in Adiantaceae’s family which is
already known and used as ornamental plant. Therefore its chemical constituents and its bioactivity were still
not widely reported. The aims of this research are to know the group of compound contained in the methanol
extract of Adiantum philippensis’ aerial parts and to determine its antioxidant and anticancer activities. The
chemical constituents test were conducted using Mayer, Dragendorf, and Wagner reagents for alkaloids, FeCl 3
reagent for fenolic compounds, Shinoda test for flavonoids, and Forth test for saponin. Antioxidant and
anticancer activity of extract were determined by DPPH method and Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). The
results of qualitative test showed that methanol extract of Adiantum philippensis’ aerial parts contained
secondary metabolites of fenolic compounds, flavonoid, and alkaloid. Methanol extract of Adiantum
philippensis’ aerial parts showed antioxidant activity at DPPH test with IC 50 of 191.224 ppm and anticancer
activity at BSLT with LC50 of 401.556 ppm. Thus methanol extract of Adiantum philippensis have potency to
develope as natural antoxidant and anticancer agents.
PENDAHULUAN
Penyakit kanker merupakan salah satu Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2010 kanker
penyakit yang paling ditakuti oleh masyarakat merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah
karena penderita penyakit tersebut sebagian besar penyakit kardiovaskuler. Tahun 2005, di Indonesia
berakhir dengan kematian. Menurut Badan
89
UNESA Journal of Chemistry Vol. 3 No. 1 January 2014
90
UNESA Journal of Chemistry Vol. 3 No. 1 January 2014
91
Tahap Uji Kualitatif Ekstrak dalam metanol. Selanjutnya ekstrak metanol
Uji Kandungan Fenolik. Sebanyak 1-2 mg ekstrak ditotolkan pada plat KLT, dibiarkan sebentar
metanol tumbuhan paku Adiantum phillipensis sampai mengering. Kemudian disemprotkan pada
dimasukkan dalam pelat tetes, kemudian pelat KLT larutan DPPH 0,004% yang dilarutkan
ditambahkan 3 tetes metanol dan diaduk hingga dalam metanol, ditunggu selama 30 menit. Jika
homogen. Tambahkan 2 tetes larutan FeCl3 5% senyawa tersebut aktif sebagai antioksidan akan
dalam etanol. Jika terbentuk warna hijau, merah, menunjukkan noda kuning dengan berlatar ungu
ungu, biru menandakan adanya senyawa fenolik [11].
[9].
Uji Aktivitas Antioksidan. Ekstrak metanol
Uji Kandungan Flavonoid. Untuk mengetahui
tumbuhan paku Adiantum phillipensis L. dilarutkan
adanya senyawa golongan flavonoid maka
dalam metanol dan dibuat dalam berbagai
dilakukan uji Shinoda test. Sebanyak 1-2 mg
konsentrasi (10, 25, 50, 75, dan 100 ppm).
ekstrak metanol tumbuhan paku Adiantum
Sebanyak 300 µl dari masing-masing larutan
phillipensis dimasukkan ke dalam pelat tetes.
tersebut ditambah ke dalam 3 ml larutan DPPH
Selanjutnya ditambahkan 3 tetes metanol dan
0,004% dalam metanol. Selanjutnya campuran
diaduk hingga homogen. Tambahkan beberapa
dikocok dengan kuat, dibiarkan selama 30 menit di
potongan kecil pita Mg, lalu berikan 3 tetes larutan
ruang gelap, lalu diukur absorbannya pada λmaks =
HCl pekat. Terbentuknya warna kuning, oranye,
514 nm. Perlakuan yang sama juga dilakukan
merah atau biru menunjukkan adanya senyawa
terhadap kontrol dimana larutan sampel diganti
golongan flavonoid [10].
dengan metanol. Selanjutnya ditentukan harga
Uji Kandungan Saponin. Sebanyak 1-2 mg persen peredaman absorban (% P) larutan DPPH
ekstrak metanol tumbuhan paku Adiantum serta harga IC50. Harga % P ditentukan dengan
phillipensis L. dimasukkan kedalam tabung reaksi, persamaan:
kemudian ditambahkan 5 mL aquades dan
dipanaskan selama 2-3 menit. Didinginkan dan %P= x 100 %
selanjutnya dikocok dengan kuat. Adanya busa Dimana :
yang stabil selama 5 menit menunjukkan sampel Ak = Absorban kontrol (larutan DPPH + metanol)
mengandung saponin [9]. As = Absorbansi sampel (larutan DPPH + sampel)
%P = Persen perendaman absorban larutan DPPH
Uji Kandungan Alkaloid. Sebanyak 2-4 g ekstrak [11]
metanol tumbuhan paku Adiantum phillipensis L.
digerus dengan metanol 5 mL dalam lumpang Tahap Uji Pendahuluan Aktivitas Antikanker
porselein. Setelah itu, menambahkan 5 mL amonia Ekstrak Metanol. Sebanyak 50 mg ekstrak
sampai pH 8-9. Ekstrak metanol tersebut disaring metanol dilarutkan dalam 10 ml pelarut metanol.
kemudian ditambahkan 2 mL asam sulfat (H2SO4) Larutan yang terbentuk disebut larutan induk
2N dan dikocok larutan tersebut hingga dengan konsentrasi 5.000 ppm. Ke dalam lima vial
memberikan dua lapisan atas dan bawah. Larutan masing-masing dimasukkan 100, 250, 500, 750,
dibagi menjadi 3 bagian, masing-masing berisi 5 dan 1000 µl menggunakan mikropipet sehingga
tetes lapisan atas (asam sulfat) dan diletakkan pada masing-masing vial memiliki konsentrasi 100, 250,
masing-masing tabung reaksi. Bagian pertama 500, 750, dan 1000 ppm. Setelah pelarutnya
ditambahkan 1 tetes pereaksi Mayer, adanya menguap sempurna, ke dalam masing-masing vial
alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan dimasukkan 10 ekor anak udang laut Artemia
putih. Bagian kedua ditambahkan 1 tetes pereaksi salina Leach, dan air laut sampai volumenya 5 ml.
dragendorf dan terbentuknya endapan jingga Setelah 24 jam, jumlah larva udang yang mati
menandakan adanya alkaloid. Bagian ketiga dihitung. Hasil yang diperoleh selanjutnya
ditambahkan 1 tetes pereaksi Wagner dan dianalisis Probit dalam progam SPSS 20 untuk
terbentuknya endapan berwarna coklat menandakan menentukan besarnya LC50 dari ekstrak yang diuji
adanya alkaloid [9]. [12].
0
Hasil Uji Aktivitas Pendahuluan Antioksidan
Berdasarkan hasil uji pendahuluan aktivitas 1. Kontrol 0 0
antioksidan dengan metode KLT autografi 0
menggunakan DPPH, terbukti bahwa ekstrak
11,340
metanol tumbuhan paku Adiantum philippensis
positif memiliki aktivitas antioksidan. Hal tersebut 2. 10 12,257 11,989
ditunjukkan oleh terbentuknya bercak atau noda 12,371
berwarna putih kekuningan dengan latar belakang
14,318
ungu pada pelat KLT. Dengan demikian ekstrak
3. 25 13,860 13,975
tersebut berpotensi sebagai bahan antioksidan.
13,746
16,495
4. 50 14,777 15,693
15,808
16,953
5. 75 17,640 18,022