Anda di halaman 1dari 8

UNESA Journal of Chemistry Vol. 3 No.

1 January 2014

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIKANKER EKSTRAK METANOL


TUMBUHAN PAKU Adiantum philippensis L.

ANTIOXIDANT AND ANTICANCER ACTIVITIES OF METHANOL EXTRACT OF


THE Adiantum philippensis L. FERN

Tika Ayu Risky* dan Suyatno


Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences
State University of Surabaya
Jl. Ketintang Surabaya (60231), Telp. 031-8298761
*Corresponding author, email: tika.ayu.risky@gmail.com

Abstrak. Tumbuhan paku Adiantum philippensis L (kamuding) merupakan salah satu tumbuhan paku famili
Adiantaceae yang telah dikenal dan dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Namun demikian kandungan kimia
dan bioaktivitas tumbuhan tersebut belum banyak dilaporkan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak metanol bagian aerial tumbuhan paku Adiantum
philippensis L. serta menentukan aktivitas antioksidan dan antikanker ekstrak tersebut. Uji kandungan kimia
dilakukan dengan menggunakan peraksi Mayer, Dragendorf, dan Wagner untuk uji alkaloid, pereaksi FeCl 3
untuk senyawa fenolik, tes Shinoda untuk flavonoid, dan tes Forth untuk saponin. Aktivitas antioksidan dan
aktivitas antikanker ekstrak masing-masing ditentukan dengan metode DPPH dan Brine Shrimp Lethality Test
(BSLT). Hasil uji kualitatif menunjukkan bahwa ekstrak metanol bagian aerial tumbuhan paku Adiantum
philippensis mengandung senyawa metabolit sekunder golongan fenolik, flavonoid, dan alkaloid. Ekstrak
metanol bagian aerial tumbuhan paku Adiantum philippensis menunjukkan aktivitas antioksidan pada uji
DPPH dengan harga IC50 sebesar 191,224 ppm dan menunjukkan aktivitas antikaker pada uji BSLT dengan
LC50 sebesar 401,556 ppm. Dengan demikian ekstrak metanol tersebut berpotensi untuk dikembangkan sebagai
bahan antioksidan dan antikanker alami.

Kata-kata kunci : Adiantum philippensis L., aktivitas antioksidan, aktivitas antikanker .

Abstract. Adiantum philippensis L. fern (kamuding fern) is one of the fern in Adiantaceae’s family which is
already known and used as ornamental plant. Therefore its chemical constituents and its bioactivity were still
not widely reported. The aims of this research are to know the group of compound contained in the methanol
extract of Adiantum philippensis’ aerial parts and to determine its antioxidant and anticancer activities. The
chemical constituents test were conducted using Mayer, Dragendorf, and Wagner reagents for alkaloids, FeCl 3
reagent for fenolic compounds, Shinoda test for flavonoids, and Forth test for saponin. Antioxidant and
anticancer activity of extract were determined by DPPH method and Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). The
results of qualitative test showed that methanol extract of Adiantum philippensis’ aerial parts contained
secondary metabolites of fenolic compounds, flavonoid, and alkaloid. Methanol extract of Adiantum
philippensis’ aerial parts showed antioxidant activity at DPPH test with IC 50 of 191.224 ppm and anticancer
activity at BSLT with LC50 of 401.556 ppm. Thus methanol extract of Adiantum philippensis have potency to
develope as natural antoxidant and anticancer agents.

Keywords : Adiantum philippensis L., antioxidant activity, anticancer activity

PENDAHULUAN
Penyakit kanker merupakan salah satu Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2010 kanker
penyakit yang paling ditakuti oleh masyarakat merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah
karena penderita penyakit tersebut sebagian besar penyakit kardiovaskuler. Tahun 2005, di Indonesia
berakhir dengan kematian. Menurut Badan

89
UNESA Journal of Chemistry Vol. 3 No. 1 January 2014

kanker menduduki peringkat ke-6 penyakit yang


mematikan dengan angka kejadian 4,3% [1].
Kanker merupakan penyakit yang disebabkan Sementara itu penelitian terhadap kandungan kimia
oleh pertumbuhan sel yang abnormal. Sel kanker dan bioaktivitas ekstrak metanol tumbuhan paku
jika menyerang tubuh manusia akan berkembang Adiantum philippensis L. belum pernah dilakukan.
biak dan menyerang sel-sel normal lainnya dengan Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan
sangat cepat. Usaha menyembuhan kanker dengan penelitian tentang kandungan senyawa metabolit
obat (farmakoterapi) atau dengan senyawa kimia sekunder tumbuhan paku Adiantum philippensis L.
(kemoterapi) pada umumnya belum mampu dan mengevaluasi aktivitas antioksidan dan
memberikan hasil yang memuaskan, sehingga aktivitas pendahuluannya sebagai antikanker dalam
diupayakan cara-cara pengobatan alternatif antara upaya memberdayakan tumbuhan tersebut sebagai
lain dengan obat tradisional. bahan antioksidan dan antikanker alami.
Salah satu penyebab penyakit kanker adalah
radikal bebas yang menyerang sel tubuh manusia. METODE PENELITIAN
Radikal bebas diduga merupakan penyebab Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
kerusakan sel yang mendasari timbulnya berbagai Alat
macam penyakit, seperti kanker, jantung koroner, Seperangkat alat gelas (gelas kimia, gelas ukur,
rematik artritis, penyakit respiratorik, katarak, Erlenmeyer, labu ukur, dan corong kaca), bejana
penyakit hati, serta ditengarai ikut berperan penting maserasi, seperangkat alat penyaring Buchner,
pada proses penuaan dini. pompa vakum (Dreh Schieber Vakum Pumpe
Beberapa tahun terakhir ini upaya penemuan DSEZ), rotary vacuum evaporator (Buchi),
obat-obat herbal khususnya obat antikanker dan timbangan digital, penyemprot, pipa kapiler, pipet
antioksidan semakin meningkat. Pemanfaatan tetes, pipet volume, spektrofotometer UV (Pharma
tumbuhan sebagai bahan obat herbal berkaitan spec-1700 Shimadzu).
dengan kemampuannya membentuk senyawa
metabolit sekunder. Salah satu senyawa yang Bahan
termasuk metabolit sekunder adalah senyawa Metanol teknis, metanol p.a, HgCl2 p.a. , KI p.a. ,
golongan fenolik, seperti senyawa flavonoid, Bi(NO3)3 p.a. , I2 p.a. , NH3 pekat. , H2SO4 2N,
fenilpropanoid, dan senyawa poliketida. Senyawa H2SO4 pekat, (CH3CO)2O, FeCl3, HCl pekat, pita
metabolit sekunder golongan fenolik menunjukkan Mg dan aquades, DPPH, sea salt, telur udang laut
aktivitas biologis yang sangat tinggi sebagai Artemia salina Leach.
antibakteri, antiviral, antioksidan, antikanker,
bioinsektisida, dan lain-lain [2]. Prosedur Penelitian
Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan Pengumpulan dan Penyiapan Sampel
salah satu divisi tumbuhan yang merupakan Sampel tumbuhan yang berupa bagian aerial
kekayaan alam hayati Indonesia. Salah satu jenis tumbuhan paku Adiantum phillipensis L. diperoleh
tumbuhan paku yang jumlahnya melimpah dan dari Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa
dikenal masyarakat adalah suplir kamuding Timur. Selanjutnya sampel dibersihkan dari kotoran
(Adiantum philippensis L.). Tumbuhan paku yang menempel, dipotong-potong sampai
Adiantum philippensis L. masih belum banyak berukuran kecil, lalu dikeringkan pada suhu kamar.
dimanfaatkan oleh masyarakat, kecuali sebagai Sampel yang sudah kering digiling sehingga
tanaman hias (ornamental plant). diperoleh serbuk halus yang siap untuk dimaserasi.
Penelitian kandungan kimia dan bioaktivitas
dari tumbuhan paku kamuding belum banyak Tahap Ekstraksi
dilaporkan. Namun demikian beberapa spesies Serbuk halus tumbuhan paku Adiantum
tumbuhan paku lainnya dalam genus Adiantum phillipensis L. dimaserasi berturut-turut
menunjukkan aktivitas [3], antioksidan [4], menggunakan pelarut n-heksana dan metanol
antiinflamasi dan antimikroba [5], analgesik [6], selama 24 jam dan diulang 3 kali. Hasil maserasi
dan bioinsektisida [7]. Penelitian sebelumnya dengan pelarut metanol disaring secara vakum
menunjukkan bahwa dari ekstrak n-heksana menggunakan penyaring Buchner dan filtrat yang
tumbuhan tersebut telah berhasil diisolasi senyawa diperoleh diuapkan secara vakum menggunakan
triterpen yang berpotensi sebagai antikanker [8].

90
UNESA Journal of Chemistry Vol. 3 No. 1 January 2014

penguap putar rotary vacuum evaporator untuk


memperoleh ekstrak padat.

91
Tahap Uji Kualitatif Ekstrak dalam metanol. Selanjutnya ekstrak metanol
Uji Kandungan Fenolik. Sebanyak 1-2 mg ekstrak ditotolkan pada plat KLT, dibiarkan sebentar
metanol tumbuhan paku Adiantum phillipensis sampai mengering. Kemudian disemprotkan pada
dimasukkan dalam pelat tetes, kemudian pelat KLT larutan DPPH 0,004% yang dilarutkan
ditambahkan 3 tetes metanol dan diaduk hingga dalam metanol, ditunggu selama 30 menit. Jika
homogen. Tambahkan 2 tetes larutan FeCl3 5% senyawa tersebut aktif sebagai antioksidan akan
dalam etanol. Jika terbentuk warna hijau, merah, menunjukkan noda kuning dengan berlatar ungu
ungu, biru menandakan adanya senyawa fenolik [11].
[9].
Uji Aktivitas Antioksidan. Ekstrak metanol
Uji Kandungan Flavonoid. Untuk mengetahui
tumbuhan paku Adiantum phillipensis L. dilarutkan
adanya senyawa golongan flavonoid maka
dalam metanol dan dibuat dalam berbagai
dilakukan uji Shinoda test. Sebanyak 1-2 mg
konsentrasi (10, 25, 50, 75, dan 100 ppm).
ekstrak metanol tumbuhan paku Adiantum
Sebanyak 300 µl dari masing-masing larutan
phillipensis dimasukkan ke dalam pelat tetes.
tersebut ditambah ke dalam 3 ml larutan DPPH
Selanjutnya ditambahkan 3 tetes metanol dan
0,004% dalam metanol. Selanjutnya campuran
diaduk hingga homogen. Tambahkan beberapa
dikocok dengan kuat, dibiarkan selama 30 menit di
potongan kecil pita Mg, lalu berikan 3 tetes larutan
ruang gelap, lalu diukur absorbannya pada λmaks =
HCl pekat. Terbentuknya warna kuning, oranye,
514 nm. Perlakuan yang sama juga dilakukan
merah atau biru menunjukkan adanya senyawa
terhadap kontrol dimana larutan sampel diganti
golongan flavonoid [10].
dengan metanol. Selanjutnya ditentukan harga
Uji Kandungan Saponin. Sebanyak 1-2 mg persen peredaman absorban (% P) larutan DPPH
ekstrak metanol tumbuhan paku Adiantum serta harga IC50. Harga % P ditentukan dengan
phillipensis L. dimasukkan kedalam tabung reaksi, persamaan:
kemudian ditambahkan 5 mL aquades dan
dipanaskan selama 2-3 menit. Didinginkan dan %P= x 100 %
selanjutnya dikocok dengan kuat. Adanya busa Dimana :
yang stabil selama 5 menit menunjukkan sampel Ak = Absorban kontrol (larutan DPPH + metanol)
mengandung saponin [9]. As = Absorbansi sampel (larutan DPPH + sampel)
%P = Persen perendaman absorban larutan DPPH
Uji Kandungan Alkaloid. Sebanyak 2-4 g ekstrak [11]
metanol tumbuhan paku Adiantum phillipensis L.
digerus dengan metanol 5 mL dalam lumpang Tahap Uji Pendahuluan Aktivitas Antikanker
porselein. Setelah itu, menambahkan 5 mL amonia Ekstrak Metanol. Sebanyak 50 mg ekstrak
sampai pH 8-9. Ekstrak metanol tersebut disaring metanol dilarutkan dalam 10 ml pelarut metanol.
kemudian ditambahkan 2 mL asam sulfat (H2SO4) Larutan yang terbentuk disebut larutan induk
2N dan dikocok larutan tersebut hingga dengan konsentrasi 5.000 ppm. Ke dalam lima vial
memberikan dua lapisan atas dan bawah. Larutan masing-masing dimasukkan 100, 250, 500, 750,
dibagi menjadi 3 bagian, masing-masing berisi 5 dan 1000 µl menggunakan mikropipet sehingga
tetes lapisan atas (asam sulfat) dan diletakkan pada masing-masing vial memiliki konsentrasi 100, 250,
masing-masing tabung reaksi. Bagian pertama 500, 750, dan 1000 ppm. Setelah pelarutnya
ditambahkan 1 tetes pereaksi Mayer, adanya menguap sempurna, ke dalam masing-masing vial
alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan dimasukkan 10 ekor anak udang laut Artemia
putih. Bagian kedua ditambahkan 1 tetes pereaksi salina Leach, dan air laut sampai volumenya 5 ml.
dragendorf dan terbentuknya endapan jingga Setelah 24 jam, jumlah larva udang yang mati
menandakan adanya alkaloid. Bagian ketiga dihitung. Hasil yang diperoleh selanjutnya
ditambahkan 1 tetes pereaksi Wagner dan dianalisis Probit dalam progam SPSS 20 untuk
terbentuknya endapan berwarna coklat menandakan menentukan besarnya LC50 dari ekstrak yang diuji
adanya alkaloid [9]. [12].

Uji Pendahuluan Antioksidan. Ekstrak metanol


tumbuhan paku Adiantum phillipensis L. dilarutkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Kualitatif Kandungan Kimia
Komponen yang terdapat dalam ekstrak Hasil Uji Alkaloid. Terbentuknya endapan pada uji
metanol tumbuhan paku Adiantum philippensis Mayer, Wagner, Dragendorff menunjukkan bahwa
dianalisis golongan senyawanya dengan pada ekstrak metanol tumbuhan paku Adiantum
menggunakan uji warna dengan beberapa pereaksi philippensis mengandung senyawa golongan
untuk golongan senyawa fenolik, flavonoid, alkaloid. Hasil positif alkaloid pada uji Mayer
alkaloid, dan saponin. Hasil uji kualitatif ekstrak ditandai dengan terbentuknya endapan putih.
metanol disajikan dalam Tabel 1. Diperkirakan endapan tersebut merupakan
kompleks kalium-alkaloid. Pada pembuatan
Tabel 1. Hasil Uji Kualitatif Kandungan Kimia pereaksi Mayer, larutan merkurium (II) klorida
Ekstrak Metanol Tumbuhan Paku ditambah kalium iodida akan bereaksi membentuk
Adiantum philippensis. endapan merah merkurium (II) iodida. Jika kalium
iodida yang ditambahkan berlebih maka akan
No. Uji Kandungan Hasil terbentuk kalium tetraiodomerkurat (II). Alkaloid
mengandung atom nitrogen yang mempunyai
1. Fenolik + pasangan elektron bebas sehingga dapat digunakan
untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi
2. Flavonoid +
dengan ion logam. Pada uji alkaloid dengan
Alkaloid
- Reagen Mayer +
pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen pada
3.
- Reagen Wagner + alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+ dari
- Reagen Dragendorf + kalium tetraiodomerkurat (II) membentuk
4. Saponin - kompleks kalium-alkaloid yang mengendap [13].
Persamaan reaksinya dapat dinyatakan sebagai
Hasil Uji Fenolik. Ekstrak metanol tumbuhan paku berikut:
Adiantum philippensis diuji kandungan senyawa
fenoliknya menggunakan pereaksi FeCl3. Hasil uji
menunjukkan bahwa ekstrak menunjukkan warna
hijau gelap setelah penambahan pereaksi FeCl3. Hal
ini menunjukkan bahwa ekstrak metanol tumbuhan
paku Adiantum philippensis positif mengandung Gambar 1. Persamaan Reaksi Alkaloid dengan
senyawa fenolik. Perubahan warna menjadi hijau Pereaksi Mayer
gelap disebabkan oleh terbentuknya ikatan kovalen Pada reaksi menggunakan pereaksi Wagner,
koordinasi antara ion besi (III) dengan gugus OH ion logam K+ membentuk ikatan kovalen
fenolik. Persamaan reaksinya sebagai berikut: koordinasi dengan alkaloid sehingga membentuk
FeCl3 + 6ArOH → 6H+ + 3Cl- + [Fe(OAr)6]3 kompleks kalium-alkaloid yang mengendap.
Hijau gelap Persamaan reaksinya dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Hasil Uji Flavonoid. Ekstrak metanol tumbuhan
paku Adiantum philippensismenunjukkan hasil
positif dengan tes Shinoda karena menghasilkan
larutan berwarna merah kecoklatan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ekstrak mengandung senyawa
golongan flavonoid. Kompleks berwarna merah
kecoklatan dihasilkan dari ikataan kovalen
Gambar 2. Persamaan Reaksi Alkaloid dengan
koordinasi antara ion magnesium dengan gugus OH
Pereaksi Wagner
fenolik senyawa flavonoid. Persamaan reaksinya
Pada reaksi menggunakan reagen Dragendorf,
sebagai berikut:
ion logam K+ membentuk ikatan kovalen
koordinasi dengan alkaloid sehingga membentuk
kompleks kalium-alkaloid yang mengendap.
Mg + 2HCl MgCl2 + H2 Persamaan reaksi dapat dinyatakan sebagai berikut:
MgCl2 + 6 ArOH [ Mg (OAr)6]4- + 6H+ + 2Cl-
Kompleks berwarna
merah
Berdasarkan persamaan regresi linier yang
diperoleh dapat ditentukan harga IC50 yakni
konsentrasi ekstrak metanol yang mampu meredam
50% absorban DPPH. Dari hasil perhitungan
diperoleh harga IC50 sebesar 191,224 ppm.
Gambar 3. Persamaan Reaksi Alkaloid dengan
Tabel 2. Persen Peredaman Absorban DPPH oleh
Pereaksi Dragendorff
Hasil Uji Saponin. Pada uji saponin ekstrak Ekstrak Metanol Tumbuhan Paku
metanol tumbuhan paku Adiantum philippensis L., Adiantum philippensis.
tidak menimbulkan busa setelah dilakukan
Konsentrasi Persen Rata-rata
pengocokan. Hal ini menendakan di dalam ekstrak No. sampel peredaman (%) Persen
tidak terkandung golongan senyawa saponin. (ppm) peredaman (%)

0
Hasil Uji Aktivitas Pendahuluan Antioksidan
Berdasarkan hasil uji pendahuluan aktivitas 1. Kontrol 0 0
antioksidan dengan metode KLT autografi 0
menggunakan DPPH, terbukti bahwa ekstrak
11,340
metanol tumbuhan paku Adiantum philippensis
positif memiliki aktivitas antioksidan. Hal tersebut 2. 10 12,257 11,989
ditunjukkan oleh terbentuknya bercak atau noda 12,371
berwarna putih kekuningan dengan latar belakang
14,318
ungu pada pelat KLT. Dengan demikian ekstrak
3. 25 13,860 13,975
tersebut berpotensi sebagai bahan antioksidan.
13,746

16,495

4. 50 14,777 15,693

15,808

16,953

5. 75 17,640 18,022

Gambar 4. Kromatogram Hasil Uji Aktivitas 19,473


Pendahuluan Antioksidan Ekstrak 33,562
Metanol Tumbuhan Paku Adiantum
philippensis 6. 100 37,572 35,166
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol 34,364
Tumbuhan Paku Adiantum philippensis
Mengingat bahwa ekstrak metanol batang
tumbuhan paku Adiantum philippensis
menunjukkan hasil positif pada uji pendahuluan
aktivitas antioksidan maka perlu dilakukan uji lebih
lanjut untuk mengetahui kekuatan aktivitas
antioksidan ekstrak tersebut. Uji tersebut dilakukan
dengan metode DPPH menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. Hasil uji aktivitas
antioksidan disajikan dalam Tabel 2. Aktivitas
antioksidan ditentukan berdasarkan harga IC50 yang
diperoleh melalui analisis regresi linier hubungan
antara persen peredaman absorban DPPH dengan
konsentrasi larutan ekstrak metanol.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier
hubungan antara konsentrasi ekstrak metanol
dengan persen peredaman absorban DPPH (Tabel
2) diperoleh persamaan regresi: y = 0,223x + 7,357,
seperti disajikan dalam Gambar 1.
sebesar 401,556 ppm. Suatu ekstrak dianggap
sangat toksik apabila memiliki nilai LC50 di bawah
30 ppm, dianggap toksik bila memiliki LC50 30-
1000 ppm, dan dianggap tidak toksik bila memiliki
nilai LC50 lebih dari 1000 [14]. Hasil pengujian
dengan uji BSLT maka ekstrak metanol tumbuhan
paku Adiantum philippensis digolongkan sebagai
zat yang toksik karena harga LC50 terletak antara
30-1000 ppm.
Gambar 5. Hubungan antara Konsentrasi Ekstrak Ekstrak metanol tumbuhan Adiantum
Metanol dengan Persen Peredaman philippensis memiliki potensi sebagai antikanker
DPPH karena kandungan fenoliknya terutama golongan
Dari hasil uji aktivitas antioksidan tersebut flavonoid. Senyawa flavonoid dikenal sebagai salah
didukung oleh hasil uji kualitatif menunjukkan satu golongan senyawa kimia dalam tanaman yang
bahwa ekstrak metanol tumbuhan paku Adiantum memiliki aktivitas antikanker. Pada senyawa
philippensis L mengandung senyawa fenolik, antara flavonoid diduga gugus polifungsi yang aktif
lain senyawa golongan flavonoid. Senyawa fenolik menghambat aktivitas udang Artemia salina adalah
mudah mengalami oksidasi dengan cara gugus karbonil C-4, ikatan rangkap dua pada C-2,3
mendonorkan atom hidrogen dalam gugus OH serta gugus hidroksil pada atom C-3, C-7, C-3’, dan
fenolik kepada suatu radikal bebas. Semakin C-4’ [15]
banyak gugus OH dalam senyawa fenolik, semakin
aktivitas antioksidannya semakin meningkat. PENUTUP
Dengan demikian ekstrak metanol tumbuhan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
paku Adiantum philippensis memiliki potensi untuk dapat disimpilkan bahwa ekstrak metanol
dikembangkan sebagai bahan antioksidan. Namun tumbuhan paku Adiantum philippensis
demikian penelitan lanjutan yang berkaitan dengan mengandung suatu golongan senyawa alkaloid dan
uji farmakologis dan uji klinis sangat diperlukan golongan senyawa fenolik yaitu senyawa flavonoid.
untuk menjamin keamanan dan efikasinya sebagai Ekstrak metanol tumbuhan paku Adiantum
bahan antioksidan berbasis tumbuhan. philippensis L. menunjukkan aktivitas antioksidan
yang sedang pada uji aktivitas antioksidan dengan
Hasil Uji Pendahuluan Aktivitas Antikanker
metode DPPH karena memiliki IC50 191,224 ppm.
Ekstrak Metanol Tumbuhan Paku Adiantum
Ekstrak metanol tumbuhan paku Adiantum
philippensis
philippensis L. menunjukkan aktivitas sitotoksik
Dalam penelitian ini uji pendahulan aktivitas
yang sangat tinggi terhadap udang Artemia salina
antikanker dilakukan dengan menggunakan metode
Leach karena memiliki LC50 lebih rendah dari 1000
BSLT dengan hewan uji berupa larva udang
ppm yakni 401,556 ppm. Dengan demikian ekstrak
Artemia salina yang telah berumur 48 jam.
tersebut memiliki potensi untuk digunakan sebagai
Berdasarkan hasil uji BSLT terhadap ekstrak
bahan aktif antikanker.
metanol tumbuhan Adiantum philippensis diperoleh
data sebagai berikut.
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 3. Hasil Uji Aktivitas Antikanker pada 1. Harwoko dan Esti Dyah Utami. 2010.
Aktivitas Sitotoksik Fraksi n-Heksana :
Ekstrak Metanol dengan Metode BSLT
Kloroform dari Ekstrak Metanol Kulit Batang
Mangrove (Rhizopora mucronata) pada Sel
Ʃ kematian Persen
Konsentrasi kematian
Kanker Myeloma. Majalah Obat Tradisional.
No Rata- 15(2), 51-52
(ppm) 1 2 3 Artemia
rata
salina L. 2. Fujimoto, Y, Agusutein, S, Made, S. 1987.
1. Kontrol 0 0 0 0 0 Isolation of a Chalcone Derivative and
2. 100 2 3 3 2,7 27
3. 250 3 6 4 4,3 43
Antitumor Composition Containing It. Kokai
4. 500 7 8 6 7 70 Tokyo Koho JP. 62 270 544
5. 750 10 8 6 8 80 3. Parihar, P., Leena, P., and Bohra, A. 2010. In
6. 1000 8 9 10 9 90 vitro Antibacterial Activity of Fronds (Leaves)
Hasil uji ekstrak metanol tersebut kemudian of Some Important Pteridophytes. Journal of
dianalisis menggunakan analisis probit dengan Microbiology and Antimicrobials. 2(2), 19-22.
program SPSS 20, dan diperoleh harga LC50
4. Chandrappa, C.P. & Shilpashree, C.B. 2011. in Vitro. Disertasi Pascasarjana Universitas
Antibacterial and Antioxidant Activities of Airlangga.
Adiantum pedatum L. Journal of Phytology.
3(1), 26-32.
5. Mubashir, S. & Shah, W. A. 2011.
Phytochemical and Pharmalogical Review
Profile of Adiantum venustum L.
International Journal of PharmTech
Research. 3(2), 827-830
6. Santos, Marcelo Guera, Kelecom, Alphonso,
De Paiva, Selma Reibero, de Moraes, Moemy
Gomes, Rocha, Leandro and Rafael Garrett.
2010. Phytochemical Studies in
Pterodophytes Growing in Brazil: A Review.
The American Journal of Plant Science and
Biotechnology. 4(1), 113-125.
7. Sood, S. & Neena, S. 2010. Insect Growth
Regulatory Activity of Adiantum cappilus-
veneris Against Plutella xylostella and Aphis
craccivora in Ethanol and Methanol.
Research Journal of Agriculture & Biological
Science. 6(6), 785-790.
8. Difa, Ray dan Suyatno. 2012. Isolasi dan
Identifikasi Senyawa Non Fenolik Ekstrak n-
Heksana Tumbuhan Paku Kamuding
(Adiantum phillippensis L.) serta Uji
Pendahuluan sebagai Antikanker. Prosiding
Seminar Nasional Kimia. Jurusan Kimia
FMIPA Unesa
9. Suyani, H. 1991. Kimia dan Sumber Daya
Alam. Padang: Pusat Penelitian Universitas
Andalas
10. Markham, K.R. & Wallace, J.W. 1988. C-
Glycosylxanthone and Flavonoid Variation
within Filmy-Ferns (Hymenophyllaceae).
Phytochemistry.19(3), 415-420
11. Blois, M.S. 1958. Antioxidant
Determinations by the Use of A
Stable Free Radical. Nature, 181:
1199-1200.
12. Mc Laughlin, J.L., Chang, C-J, and Smith,
D.L. 1991.The Unesco Regional Workshop on
the Bioassay of Natural Product with Special
Emphasis on Anticancer Agent. UM Malaysia.
13. Marliana, S.D., Suryani, V., dan Suyono.
2005. Skrining Fitokimia dan Analisis
Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia
Buah Labu Siam (Sechium edule Jacq.
Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi 3
(1), 26-31.
14. Fahri, M, 2010. Uji Toksisitas Ekstrak Polar,
Semipolar dan Nonpolar dari Alga Coklat
Sargassum cristaefolium. www.El-
Fahrybimantara.com. Diakses pada tanggal 12
Januari 2013.
15. Suyatno. 2008. Senyawa Metabolit Sekunder
dari Tumbuhan Paku Chingia sakayensis
(Zeiller) Holtt dan Aktivitas Sitotoksiknya
terhadap Sel Murine Leukemia P-388 secara

Anda mungkin juga menyukai