Anda di halaman 1dari 12

BAB 13

PATOLOGI PENYAKIT HEPAR


(HEPATITIS)

Tujuan :

Mampu memahami

1. Gangguan metabolisme penyakit hepatitis meliputi patogenesa,


etiologi, gambaran klinik, laboratorium dan penatalaksanaan.
2. Kaitan interaksi obat dan zat gizi hepatitis

3. Sub Pokok Bahasan


a. Pengertian Penyakit Hepatitis
b. Patogenesa Penyakit Hepatitis
c. Etiologi Penyakit Hepatitis
d. Gambaran Klinik Hepatitis
e. Pemeriksaan laboratorium Hepatitis
f. Komplikasi Hepatitis
g. Intervensi Hepatitis

A. Pengertian

Hepatitis merupakan infeksi pada hati, baik disebabkan oleh


virus atau tidak. Hepatitis yang disebabkan oleh virus ada tiga tipe,
yaitu tipe A, tipe B dan tipe C. Hepatitis yang tidak disebabkan oleh
virus biasanya disebabkan oleh adanya zat-zat kimia atau obat,
seperti karbon tetraklorida, jamur racun dan vinyl klorida
(Abdurahmat, 2010).
B. Patogenesa

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat


disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-
obatan dan bahan- bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar
disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.
Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal
pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada
sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar.
Setelah awal masanya,sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang
dari tubuh oleh respon system intrahepatik, maka terjadi kesukaran
sel hati dan duktuli empedu intrahepatik,maka terjadi kesukaran
pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi
kesulitan dalam hal konjungsi (Padila, 2013).
Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui
duktus hepatikus,karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekresi)
dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjungsi
(billirubin indirek), maupun billirubin yang sudah mengalami
konjungsi (billirbin direk), jadi ikterus yang timbul disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan
ekresi bilirubin imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang
sehat. Oleh karenanya, sebagai besar klien yang mengalami hepatitis
sembuh dengan fungsi hepar normal (Padila, 2013)
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan
peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu
timbulnya persaan tidak nyaman pada perut kuadran atas. Hal ini
dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun
jumlah billribun yang belum mengalami konjungsi masuk ke dalam
hati tetap normal,tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli
empedu. Tinju mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinjau
tampak pucat (abolish). Karena bilitubin larut dalam air,maka
bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih,sehingga menimbulkan
bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar
bilirubin terkongjungsi dapat disertai peningkatan garam-garam
empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal (Padila,
2013)

C. Etiologi

a. Virus

Type A Type B Type C Type D Type E

Metode Fekal-Oral Parenteral Parenteral Parenteral Fekal-oral


jarang Perintal
Tranmisi Melalui Seksual, Seksual, Memerlukan
orang lain perintal orang ke koinfeksi
orang, dengan type
perintal B
Keparah- Tak ikterik Parah Menyebar Peningkatan Sama
an dan luas, dapat insiden dengan D
asimtomatik berkembang kronis dan
sampai gagal
kronis hepar akut
Sumber Darah, feces, Darah, Terutama Melalui Darah,
Virus Saliva saliva, melalui darah feces,
semen, darah saliva
sekresi,
vagina
b. Alkohol
Menyebabkan alcohol hepatitis dan selanjutnya menjadi
alcohol sirosis (Padila, 2013).

c. Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati,sehingga sering disebut
hepatitis toksik dan hepatitis akut. (Padila, 2013)

D. Gambaran Klinik

a. Masa tunas
1. Virus A :15-45 hari (rata-rata 25 hari)
2. Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)
3. Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari )
(Abdurahmat,12010)
\

b. Fase Pre Ikterik


Keluhan umunya tidak khas, keluhan yang disebabkan
infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan
menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan
atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal
terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama
sore hari, suhu badan meningkat sekitar 3 C berlangsung
selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendihan.keluhan gatal-gatal
mencolok pada hepatitis virus B. (Abdurahmat,12010)
c. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat,
penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi ikterus pada
kulit dan skela yang terus meningkat pada minggu I, kemudian
menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-
kadang disertai gatal-gatal pada seluruh badan, rasa lesu dan
lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu. (Abdurahmat,12010)
d. Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa
mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan,
rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine
tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun
lemas1dan1lekas1capai1(Abdurahmat,12010)
4. Laboratorium penyakit infeksi dan penatalaksanaan
1. Laboratorium

a. Pemeriksaan Pigmen
1) urobilirun direk
2) bilirubiin serum total
3) bilirubin urine
4) urobilinogen urin
5) urobilinogen

b. Pemeriksaan Protein
1) protein totel serum
2) albumin serum
3) globulin serum

c. Waktu Protombin

1) Respon waktu protombin terhdap vitamin K

d. Pemeriksaan Serum Transferase dan Transaminase

1) AST atau SGOT


2) ALT atau SGPT
3) LDH
4) Amonia serum

2. Radiologi

a. Pemindahan hati dengan preparat technetium,emas,atau rose


bengal yang berlabel radioktif
b. Kolestogram dan kalangiogram

c. Arteriografi pembuluh darah seliaka Pemeriksaan Tambahan


Laparoskopi
E. Komplikasi

Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang


disebabkan oleh akumulasi ammonia seta metabolic toksik merupakan
stadium lanjut ensefalopati hepatic. Kerusakan jaringan paremkin hati
yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatitis,penyakit ini lebih
bnayak ditemukan pada alkoholik. (Padila, 2013)

F. Intervensi
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas,
gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan,
kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolic
karena anoreksia, mual dan muntah. (Padila, 2013)
Hasil yang diharapkan : menunjukkan peningkatan berat
badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan
bebas dari tanda-tanda mal nutrisi. (Padila, 2013)
a. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makanan
Keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan.
b. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan
sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling sering;
c. Adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro
intestinal dan menurunkan kapasitasnya.
d. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan
dan sesudah makan.
e. Akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah
baru dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan.
f. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
g. Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat
meningkatkan pemasukan.
h. Berikan diet tinggi kalori, rendah lemak.
i. Glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk
pemenuhan energy, sedangkan lemak sulit untuk
diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.
(Padila, 2013)

2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan


pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan
bendungan vena porta.
Hasil yang di harapkan : Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik
dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan,emangis
intesitas dan lokasinya). (Padila, 2013)

a. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode


yang dapat digunakan untuk intensitasi nyeri, nyeri yang
berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh
karena terdapat peredengan secara kapsula hati, melalui
pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan,
diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri. (Padila, 2013)
b. Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien
terhadap nyeri, akui adanya nyeri, dengarkan dengan penuh
perhatian ungkapan klien tentang nyerinya, klienlah yang
harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan
bahwa ia mengalami nyeri. (Padila, 2013)
c. Berikan informasi akurat dan jelaskan penyebab nyeri,
tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui
klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui
penjelasaan nyeri yang sesungguhnya akan dirasakan
(cenderungan lebih tenang dibanding klien yang penjelasan
kurang tidak terdapat penjelasan). (Padila, 2013)
d. Bahan dengan dokter penggunaan analgetik yang tak
mengandung efek hepatoksi, kemungkinan nyeri sudah tak
bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.
(Padila, 2013)

3. Hyperterni berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi


darah sekunder terhadap inflamasi hepar. (Padila, 2013)
Hasil yang diharapkan : Tidak terjadi peningkatan suhu
a. Monitor tanda vital : suhu badan (Padila, 2013)
Sebagai indicator untuk mengetahui status hypertemi
b. Ajarkan klien pentingnya memeprtahankan cairan yang
adekuat (sedikitnya 2000 I/hari) untuk mencegah
dihidrasi,misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
Dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi
yangmemicu timbulnya dehidrasi. (Padila, 2013)
c. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur.
Menghambat pusat simpatis di hipotamus sehingga
terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar
keringata untuk mengurangi panas tubuh melalui
penguapan. (Padila, 2013)
d. Anjurkan klien untuk memakai pakai yang menyerap
keringat kondisi kulit yang mengalami lembab memicu
timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi
kenyamanan klienn,mencegah timbulnya ruam kulit.
(Padila, 2013)
4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis
sekunder terhadap hepatitis. (Padila, 2013)
a. Jelaskan sebab-sebab keletihan individu dengan
penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan klien
cenderung lebih tenang. (Padila, 2013)
b. Sarankan klien untuk tirah baring, tirah baring akan
meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga
metabolisme dapat digunakan untuk penyembuhan
penyakit. (Padila, 2013)
c. Bantu individu untuk mengindentifikasi kekuatan-
kekuatan kemampuan-kemampuan dan minat-minat
memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-
kegaiatan yang sangat penting

dan meminimalkan pengeluaraan energi untuk kegiatan


yang berkurang penting. (Padila, 2013)
d. Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam
meliputi waktu puncak energi, waktu kelelahan,aktivitas
yang berhubungan dengan keletihan keletihan dapat
segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang
dapat menimbulkan keletihan. (Padila, 2013)
e. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang
efektif (bersikap asertif, teknik relaksasi). (Padila, 2013
DAFTAR PUSTAKA

Padila.2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta:Nuha


Medika

Abdurahmat, Asep S. 2010. Anatomi dan Fisiologi Manusia.


Gorontalo:UNG

Anda mungkin juga menyukai