Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT THYPOID

1.Latar Belakang

Penyakit thypoid merupakan masalah kesehatan yang cukup sering terjadi di Indonesia.
Thypoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella typhi dan Salmonella para typhi. Demam typoid biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala yang umum yaitu gejala demam yang lebih dari 1 minggu,
penyakit demam typoid bersifat endemic dan merupakan salah satu penyakit menular
yang tersebar hampir di sebagian besar negara berkembang termasuk Indonesia dan
menjadi masalah yang sangat penting (Wijaya A. S., 2013, p. 175)

WHO memperkirakan jumlah kasus demam typoid di seluruh dunia mencapai 17 juta
kasus dema typoid. Data surveilans saat ini memperkirakan di Indonesia ada 600.000-1,3

juta kasus demam typoid tiap tahunnya dengan lebih dari 20.000 kematian. Rata-rata di
Indonesia orang yang berusia 3-19 tahun memberikan angka sebesar 91% terhadap kasus
demam typoid (Muttaqin & Sari, 2011, p. 489).

Kuman Salmonella typhi yang masuk ke saluran gastrointestinal akan ditelan oleh sel-sel
fagosit ketika masuik melewati mukosa dan oleh makrofag yang ada di dalam lamina
propia. Sebagian dari Salmonella typhi ada yang dapat masuk ke usus halus mengadakan
invaginasi ke jaringan limfoid usus halus. Masuknya kuman kedalam intestinal terjadi
pada minggu pertama dengan tanda dan gejala suhu tubuh naik turun khususnya suhu
akan naik pada malam hari dan akan menurun menjelang pagi hari. Pada minggu
selanjutnya dimana infeksi local intestinal terjadi dengan tanda-tanda suhu tubuh masih
tetap tinggi, tetapi nilainya lebih rendah dari fase bakterimia dan berlangsung terus-
menerus (demam kontinu), lidah kotor, penurunan peristaltic, gangguan digesti dan
absorpsi sehingga akan terjadi distensi, diare dan pasien merasa tidak nyaman (Wijaya A.
S., 2013, p. 176)

Ada beberapa upaya untuk mengatasi penyakit thypoid yaitu istirahat dan diet dan terapi
obat seperti Tiampenisol dengan dosis 4x 500mg diberikan sampai hari ke 5 dan 6 bebas
demam.Istirahat bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat
penyembuhan.Pasien harus istirahat absolut minimal 7 hari bebas demam atau kurang
lebih 14 hari. Diet dan terapi penunjang dilakukan dengan cara pasien diberikan bubur
saring kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan
pasien (Wijaya A. S., 2013, p. 178)

1. Batasan Masalah

Masalah pada pembahasan ini dibatasai pada konsep teori penyakit dan konsep asuhan
keperawatan klien yang mengalami demam thypoid

1. Rumusan Masalah
2. Apa pengertian demam thypoid ?
3. Bagaimana etiologi demam thypoid?
4. Bagaimana tanda dan gejala demam thypoid?
5. Apa saja klasifikasi penyakit thypoid?
6. Bagaimana patofisiologi penyakit thypoid?
7. Apa saja komplikasi yang terjadi pada demam thypoid?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit demam thypoid?

8. Tujuan
9. Tujuan umum

Dapat mengetahui dan mencegah terjadinya demam tifoid serta mengimplementasikan


asuhan keperawatan demam thypoid di lapangan.

2. Tujuan khusus :
3. Mengetahui pengertian demam thypoid
4. Dapat memahami etiologi demam thypoid
5. Mengetahui bagaimana tanda dan gejala demam thypoid
6. Mengetahui klasifikasi penyakit thypoid
7. Mengetahui patofisiologi penyakit thypoid
8. Dapat mengetahui komplikasi yang terjadi pada demam thypoid
9. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit demam
thypoid

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Penyakit Thypoid
2. Definisi

Merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh
Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan, ditopang dengan
bacteremia tanpa keterlibatan struktur edhothelia atau endokardial dan invasi bakteri
sekaligus multiplikasi kedalam sel fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limfe usus
dan peyer’s patch dan dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air yang
terkontaminasi (Nurarif & Kusuma, 2015, p. 178)

Thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman
Salmonella thypi. Thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan
kesadaran dan saluran pencernaan (Wijaya A. S., 2013, p. 175)

Thypoid merupakan penyakit disebabkan oleh bakteri Salmonella Thypi yang menyerang
sistem pencernaan khusunya usus halus. Ditandai dengan adanya demam dan mual
muntah pada penderita.

2. Etiologi

Salmonella typhi sama dengan Salmonella yang lain adalah bakteri Gram-negatif,
mempunyai flagella, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, fakultatif anaerob.
Mempunyai antigen somatic (O) yang terdiri dari oligosakarida, flagelar antigen (H)
yang terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri dari
polisakarida.Mempunyai makromolekular lipopolisakarida kompleks yang membentuk
lapis luar dari dinding sel dan dinamakan endotoksin.Salmonella typhi juga dapat
memperoleh plasmid factor-R yang berkaitan dengan resistensi terhadap multiple
antibiotic (Nurarif & Kusuma, 2015, p. 178).

3. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala menurut (Nurarif & Kusuma, 2015, p. 178).

1. Gejala pada anak : Inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari.
2. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama.
3. Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak tertangani akan
menyebabkan syok, Stupor dan Koma.
4. Ruam muncul pada hari hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari.
5. Nyeri kepala, nyeri perut
6. Kembung, mual, muntah, diare, konstipasi.
7. Pusing, bradikardi, nyeri otot.
8. Batuk
9. Epistaksis
10. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepid an ujung merah serta tremor)
11. Hepatomegaly, splenomegali, meteroismus
12. Gangguan mental berupa samnolen
13. Delirium atau psikosis
14. Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda sebagai
penyakit demam akut dengan disertai syok dan hipotermia.

4. Patofisiologi

Patofisiologi menurut (Muttaqin & Sari, 2011, p. 489).

Kuman Salmonella typhi yang masuk ke saluran gastrointestinal akan ditelan oleh sel-sel
fagosit ketika masuik melewati mukosa dan oleh makrofag yang ada di dalam lamina
propia. Sebagian dari Salmonella typhi ada yang dapat masuk ke usus halus mengadakan
invaginasi ke jaringan limfoid usus halus (plak peyer) dan jaringan limfoid
mesenterika.Kemudian Salmonella typhi masuki melalui folikel limpa ke saluran limfatik
dan sirkulasi darah sistemik sehingga terjadi bacteremia. Bakterimia pertama-tama
menyerang sistem retikulo endothelial (RES) yaitu : hati, limpa, dan tulang kemduian
selanjutnya mengenai seluruh organ di dalam tubuh antara lain sistem saraf pusat, ginjal,
dan jaringan limpa

Usus yang terserang tifus umumnya ileum distal, tetapi kadang bagian lain usus halus dan
kolon proksimal juga dihinggapi.Pada mulanya, plakat player penuh dengan fagosit,
membesar, menonjol, dan tampak seperti infiltrat atau hyperplasia di mukosa usus. Pada
akhir minggu pertama infeksi, terjadi nekrosis dan tukak.Tukak ini lebih besar di ileum
daripada dikolon sesuai dengan ukuran plak pyer yang ada disana.Kebanyakan tukaknya
dangkal, tetapi kadang lebih dalam sampai menimbulkan perdarahan.Perforasi terjadi
pada tukak yang menembus serosa.Setelah penderita sembuh, biasanya ulkus membaik
tanpa meninggalkan jaringan parut dan fibrosis

Masuknya kuman kedalam intestinal terjadi pada minggu pertama dengan tanda dan
gejala suhu tubuh naik turun khususnya suhu akan naik pada malam hari dan akan
menurun menjelang pagi hari. Demam yang terjadi pada masa ini disebut demam
intermiten (suhu yang tinggi, naik-turun, dan turunnya dapat mencapai normal). Di
samping itu peningkatan suhu tubuh, juga akan terjadi obstipasi sebagai akibat penurunan
mobilitas suhu, namun hal ini tidak selalu terjadi dan dapat pula terjadi sebaliknya.
Setelah kuman melewati fase awal intestinal, kemudian masuk ke sirkulasi sistemik
dengan tanda peningkatan suhu tubuh yang sangat tinggi dan tanda-tanda infeksi pada
RES seperti nyeri perut kanan atas, splenomegaly, dan hepatomegali

Pada minggu selanjutnya dimana infeksi local intestinal terjadi dengan tanda-tanda suhu
tubuh masih tetap tinggi, tetapi nilainya lebih rendah dari fase bakterimia dan
berlangsung terus-menerus (demam kontinu), lidah kotor, tepi lidah hiperemis, penurunan
peristaltic, gangguan digesti dan absorpsi sehingga akan terjadi distensi, diare dan pasien
merasa tidak nyaman. Pada masa ini dapat terjadi perdarahan usus, perforasi, dan
peritonitis dengan tanda distensi abdomen berat, peristaltic menurun bahkan hilang,
melena, syok, dan penurunan kesadaran.

Anda mungkin juga menyukai