Anda di halaman 1dari 2

A.

Radiasi

1. Pengertian Radiasi

Radiasi adalah gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan yang karena energi yang
demikiannya mampu mengionisasi media yang dilaluinya (BAPETEN, 2010). Berdasarkan sumbernya
radiasi secara garis besar dapat dibedakan menjadi radiasi alam dan radiasi buatan. Radiasi alam
berasal dari sinar kosmos, sinar gamma dari kulit bumi, peluruhan radom dan thorium di udara, serta
radionuklida yang ada dalam bahan makanan. Radiasi buatan adalah radiasi yang timbul karena atau
berhubungan dengan aktivitas manusia, seperti penyinaran dengan sinar – X dibidang medis
(radiodiagnostik dan radioterapi), radiasi yang diperoleh di pembangkit tenaga nuklir, radiasi yang
diperoleh di bidang industri dan lain – lain (Akhadi, 2000).

Bentuk radiasi dapat dibedakan menjadi radiasi non pengion dan radiasi pengion. Radiasi non
pengion adalah radiasi yang apabila melewati bahan atau jaringan biologi tidak akan mengionkan
bahan atau jaringan tersebut. Radiasi pengion adalah suatu gelombang elektromagnetik dan partikel
bermuatan, karena energi yang dimikilinya mampu mengionisasi media yang lainnya. Apabila
melintas dalam bahan atau jaringan biologi dapat mengionkan bahan atan sel jaringan
(Akhadi,2000).

Radiasi pengion dapat dibagi mejadi dua bagian menurut jenisnya yaitu radiasi ekstema dan radiasi
interna. Radiasi eksterna adalah sumber radiasi yang terletak diluar tubuh pasien mendapat pajanan
radiasi dari luar tubuhnya yang dapat mengenai seluruh tubuh ataupun mengenai sebagian tubuh
saja. Radiasi interna adalah sumber radiasi yang terletak diluar tubuh pasien atau pasien mendapat
pajanan radiasi di luar tubuhnya yang dapat mengenai seluruh tubuh ataupun mengenai sebagian
tubuh saha (Akhadi, 2000).

Sinar –X dapat di mamfaatkan dalam bidang kesehatan sebagai salah satu sarana penunjang
diagnostik dan terapi, diantaranya digunakan pada bagian radiologi, radioterapi dan kedokteran
nuklir (BAPETEN, 2002). Pemanfaatan radiasi dari bidang medis untuk salah satu keperluan diagnosa
terdapat dua teknik pemanfaatan yaitu teknik radiografi dan teknik plourouskopi (dasar proteksi
radiasi BATAN). Saat ini teknik flourouskopi sudah hampir tidak dipakai lagi mengingat besarnya
radiasi hambur yang keluar pada saar pemeriksaan.

Klasifikasi Radiasi

Menurut Akhadi radiasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Radiasi Pengion Radiasi pengion adalah
jenis radiasi yang dapat mengionisasi atom – atom atau materi yang dilaluinya. Karena terjadinya
proses ionisasi ini maka pada materi yang dilalui radiasi akan terbentuk pasangan ionisasi postif dan
ionisasi negatif. Secara garis besar radiasi pengion dibagi menjadi dua, yaitu: a. Radiasi
elektromagnetik Radiasi elektromagnetik terdiri dari berbagai kumpulan jenis radiasi
elektromagnetik yang membentuk spektrum elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik
dikelompokkkan berdasarkan frekuensi atau panjang gelombang.Contohnya adalah gelombang
radio, gelombangTV, gelombang radar, sinar infra merah, gelombang merah, cahaya tampak,
sinar – X, dan sinar gamma. b. Radiasi partikel Radiasi partikel merupakan radiasi yang
dipancarkan oleh inti – inti atom atau partikel radioaktif. Contohnya adalah Positron, Neotron, dan
inti – inti ringan. Radiasi partikel umumnya dibuat oleh manusia, seperti Reaktor nuklir, akselator,
dan iridiator.
2. Radiasi Bukan pengion Radiasi bukan pengion adalah jenis radiasi yang tidak mampu mengionisasi
materi yang dilaluinya. Contoh radiasi bukan pengion adalah radiasi cahaya baik yang dipancarkan
oleh matahari atau sumber – sumber lain.

E. Efek Radiasi

Gangguan kesehatan dalam bentuk apapun merupakan akibat dari paparan radiasi yang bermula
dari interaksi antara radiasi dengan sel maupun jaringan tubuh manusia. Akibat interaksi itu, sel – sel
dapat mengalamii perubahan struktur normal semula Menurut Akhadi ( 2000 ) Komisi Internasional
Untuk Perlindungan Radiasi (ICRP) membagi efek radiasi menjadi dua bagian, Yaitu : 1. Efek
Stokastik Efek Stokastik berkaitan dengan paparan dosis rendah yang dapat muncul pada manusia
dalam bentuk kanker ( kerusakan somatik ) atau cacat pada keturunan (keruskan genetik). Jadi
sekecil apapun dosis radiasi yang diterima tubuh ada kemungkinan akan menimbulkan kerusakan sel
somatik maupun genetik. Efek radiasi dosis rendah adalah kanker paru-paru, kanker kulit, kanker
kantong kemih, myeloma serta kanker sistem hemopoitik dan limfe. 2. Efek Deterministik Efek
deterministik berkaitan dengan paparan dosis radiasi tinggi yang kemunculannya dapat langsung
dilihat atau dirasakan oleh individu yang terkena radiasi. Efek tersebut dapat muncul seketika hingga
beberapa minggu setelah penyinaran. Kemunculan efek ini juga ditandai dengan munculnya
keluhan baik umum maupun lokal. Keluhan umum berupa : nafsu makan berkurang, mual, lesu,
lemah, demam, keringat berlebihan, hingga menyebabkan shock. Beberapa saat kemudian timbul
keluhan yang lebih khusus, yaitu nyeri perut, rambut rontok, shock bahkan kematian. Sedangkan
keluhan lokal yang biasa muncul adalah erythema kulit, pedih, gatal, bengkak, melepuh, memborok,
dan kerontokan rambut kulit.

B. Proteksi Radiasi

Proteksi radiasi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teknik kesehatan
lingkungan yaitu, tentang proteksi yang perlu diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang
terhadap kemungkinan diperolehnya akibat negatif dari radiasi pengion, sementara kegiatan yang
diperlukan dalam pemakaian sumber radiasi pengion masih tetap dilakukan (BAPETEN, 2011).

Proteksi radiasi atau keselamatan radiasi berguna untuk menciptakan kondisi agar dosis radiasi
pengion yang mengenai manusia dan lingkungan hidup tidak melampaui nilai batas yang telah
ditentukan. Proteksi radiasi bertujuan membatasi peluang terjadiakibat stokastik serta mencegah
terjadinya akibat non stokastik (deterministik) serta menyakinkan bahwa pekerjaan atau kegiatan
yang menggunakan zat radioaktif atau sumber radiasi yang dibenarkan.

Anda mungkin juga menyukai