Anda di halaman 1dari 2

Nama : M.

Mukhlis Abdur Rosyid

NPM : 220112190009

Kasus TIC Ruby Bawah

LO No. 2

Minum kopi, jengkol, pete, dan rokok terhadap hipertensi

Kebiasaan minum kopi meningkatkan risiko kejadian hipertensi, namun tergantung dari frekuensi
konsumsi harian. Kopi yang diproduksi dan diperdagangkan di Indonesia sebagian besar adalah kopi
robusta. Jenis kopi ini memiliki kandungan kafein (2-3%) yang lebih tinggi dibandingkan kopi arabika
(1-1.3%). Kopi yang masuk kedalam tubuh akan didistribusikan ke seluruh tubuh oleh aliran darah dari
traktus gastro intestinal dalam waktu sekitar 5-15 menit. Absorpsi kafein dalam saluran pencernaan
mencapai kadar 99% kemudian akan mencapai puncak di aliran darah dalam waktu 45–60 menit. Kafein
sangat efektif bekerja dalam tubuh sehingga memberikan efek yang bermacam-macam bagi tubuh.
Kandungan kafein pada setiap cangkir kopi adalah 60,4-80,1 mg. Kafein merupakan kandungan
terbesar dalam kopi yang memiliki efek terhadap tekanan darah secara akut, terutama pada penderita
hipertensi. Peningkatan tekanan darah ini terjadi melalui mekanisme biologi antara lain kafein mengikat
reseptor adenosin, mengaktifasi system saraf simpatik dengan meningkatkan konsentrasi
cathecolamines dalam plasma, dan menstimulasi kelenjar adrenalin serta meningkatkan produksi
kortisol. Hal ini berdampak pada vasokonstriksi dan meningkatkan total resistensi perifer, yang akan
menyebabkan tekanan darah naik. Kandungan kafein pada kopi berbeda-beda, tergantung pada jenis
kopi, asal kopi, iklim daerah kopi dibudidayakan, dan proses pengolahan kopi. Orang yang memiliki
kebiasaan minum kopi sehari 1-2 cangkir per hari meningkatkan risiko hipertensi sebanyak 4,12 kali
lebih tinggi dibanding subjek yang tidak memiliki kebiasaan minum kopi. Selain kandungan kafein
yang dapat meningkatkan tekanan darah, ada pula kandungan kopi lain yang mempengaruhi tekanan
darah, yaitu kandungan polifenol dan kalium. Polifenol menghambat terjadinya atherogenesis dan
memperbaiki fungsi vaskular.Kalium menurunkan tekanan darah siastolik dan diastolik dengan
menghambat pelepasan renin sehingga terjadi peningkatan ekskresi natrium dan air. Hal tersebut
menyebabkan tejadinya penurunan volume plasma, curah jantung, dan tekanan perifer sehingga tekanan
darah akan turun (Kurniawaty & Insan, 2016)

Cara kerja kafein dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adinosin dalam sel saraf yang akan
memicu produksi hormon adrenalin dan menyebabkan peningkatan tekanan darah, sekresi asam
lambung, dan aktivitas otot, serta perangsang hati untuk melepaskan senyawa gula dalam aliran darah
untuk menghasilkan energi ekstra. Kafein memiliki sifat antagonis endogenus adenosin, sehingga dapat
menyebabkan vasokonstriksi dan peningkatan resistensi pembuluh darah tepi.Namun dosis yang
digunakan dapat mempengaruhi efek peningkatan tekanan darah. Seseorang yang biasa minum kopi
dengan dosis kecil mempunyai adaptasi yang rendah terhadap efek kafein (Kurniawaty & Insan, 2016)

Rokok

Menghisap rokok dengan cara dalam mempunyai risiko lebih besar terhadap meningkatnya tekanan
darah karena rokok yang banyak mengandung partikel atau gas beracun itu ditelan sampai masuk
kerongkongan melewati pembuluh darah perifer dan pembuluh di ginjal dan menyebabkan terjadinya
vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh di ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan
darah. Hal ini dapat disebabkan karena gas CO yang dihasilkan oleh asap rokok dapat menyebabkan
pembuluh darah “kramp” sehingga tekanan darah naik, dinding pembuluh darah menjadi robek.8 Risiko
lebih besar dialami oleh karyawan yang menghisap rokok dengan cara dalam didukung oleh teori yang
dikemukakan oleh Suradi bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena peningkatan
tekanan darah yakni jumlah rata-rata batang rokok yang dihisap sehari, jenis rokok yang dihisap, cara
menghisap rokok, dan lama merokok dalam 10 tahun lebih (Tisa, 2012)

LO No. 4

Dari petai dan jengkol menyebabkan perdarahan? Perdarahannya dalam waktu berapa lama?
Prosesnya bagaimana?

Daftar Pustaka

Kurniawaty, E., & Insan, A. N. M. (2016). Pengaruh Kopi terhadap Hipertensi. Majority, 5(2), 5–10.

Tisa, A. N. (2012). HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN


DARAH MENINGKAT KARYAWAN LAKI-LAKI DI NASMOCO SEMARANG. JURNAL
KESEHATAN MASYARAKAT, 1(2), 241–250.

Anda mungkin juga menyukai