Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN

PENEMPATAN PASIEN
BAB I
DEFINISI

A. Pengertian
1. Penempatan pasien dengan penyakit menular atau suspek adalah menempatkan
pasien dalam satu ruangan tersendiri (jika tidak tersedia), kelompokkan kasus yang
telah dikonfirmasi secara terpisah di dalam ruangan atau bangsal dengan beberapa
tempat tidur dari kasus yang belum di konfirmasi atau sedang didiagnosis
(kohorting). Bila ditempatkan dalam satu ruangan, jarak antara tempat tidur harus
lebih dari dua meter dan diantara tempat tidur harus ditempatkan penghalang fisik
seperti tirai atau sekat.Terapkan dan lakukan pengawasan terhadap kewaspadaan
standar.
2. Imunitas rendah adalah kondisi abnormal dimana kemampuan seseorang untuk
melawan infeksi menurun. Hal ini dapat disebabkan oleh proses penyakit, obat –
obatan tertentu atau kondisi yang di dapat sejak lahir.Pasien dengan Keadaan
imunocompromised menderita defisiensi imun dan merupakan sasaran utama
berbagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau infeksi HAIs.
3. Penyakit menular adalah penyakit yang dapat di tularkan (berpindah- pindah dari
orang yang satu ke orang yang lainnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung maupun perantara).Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agen
atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah. Penularan penyakit
disebabkan proses infeksi oleh kuman.
4. Kejadian luar basa ( KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian luar
kesakitan ( infeksi rumah sakit) yang bermakna secaa epidemiologis pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu
5. Kejadian luar biasa adalah peningkatan jumlah kasus pada suatu kelompok populasi
yang secara nyata lebih tinggi dari keadaan yang diperkirakan .dikatakan kejadian
luar biasa apabila :
a. Terjadi peningkatan jumlah atau virulensi dari penyebab
b. Adanya penyebab baru yang sebelumnya tidak pernah ada

Panduan Penempatan pasien| RS. Lira Medika 1


c. Terjadi peningkatan kecepatan penularan penyakit sehingga kelompok populasi
rentan yang terekspos jauh lebih banyak
d. Terjadi peningkatan kerentanan terhadap penyebab
6. Penyelidikan tentang KLB adalah kegiatan yang dilaksanakan pada suatu KLB atau
adanya dugaan KLB untuk memastikan adanya KLB mengetahui penyebab.
Gambaran epidemiologi, sumber – sumber penyebaran dan factor – factor yang
mempengaruhi serta menetapkan cara – cara penanggulangan yang efektif dan
efisien.
7. Penanggulangan KLB adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menangani
penderita atau kematian baru suatu KLB yang sedang terjadi.
8. Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat
pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka
mendapat perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau
infeksi kepada pasien dan mengurangi resiko terhadap pemberi layanan kesehatan.
B. Tujuan
Tujuan Umum
1. Menghindari penularan penyakit menular bagi pasien yang mengalami imunitas
rendah.
2. Menghindari penularan penyakit menular airborne , termasuk
penempatanpasien dalam waktu singkat sebelum di transfer ke rumah sakit lain.
3. Menghindari penularan penyakit dalam pengelolaan pasien infeksius jika
terjadi lonjakan pasien .
4. Mengurangi dan menerapkan, bila terjadi ledakan pasien ( out break) penyakit
pasien airborne .
Tujuan khusus
1. Melindungi pasien, pengunjung , petugas/staf dari penyakit menular
2. Melindungi pasien yang mengalami imunitas rendah dari infeksi yang rentan
3. Petugas dapat mengatur penempatan pasien antara pasien dengan penyakit
menular, immunosuppressed atau sebab lain.
4. Petugas dapat mengatur cara mengelola pasien dengan infeksi airborne
untuk jangka waktu pendek ketika ruangan bertekanan negatif tidak
tersedia/penuh.

Panduan Penempatan pasien| RS. Lira Medika 2


5. Petugas mengetahui alur dan penempatan pasien dengan penyakit menular jika
terjadi ledakan( outbreak) pasien dengan penyakit infeksi airborne.
6. Penanganan KLB bertujuan menanggulangi dan mengendalikan KLB yang
sedang terjadi dan mencegah kemungkinan atau diagnosa terjadinya KLB
serupa dimasa yang akan datang
7. Untuk menurunkan penularan penyakit melalui udara, baik yang
berupa percikan di udara (airborne, droplet nuclei, ukuran 5 μm atau lebih
kecil) atau partikel debu yang berisi agen infeksi.
8. Untuk menghindari transmisi melalui percikan di mana transmisi
percikan memerlukan kontak yang dekat antara sumber dan penerima, karena
percikan besar tidak dapat bertahan lama di udara dan hanya dapat
berpindah dari dan ke tempat yang dekat.
9. Untuk meminimalkan penularan penyakit melalui kontak langsung atau
kontak tak langsung.

Panduan Penempatan pasien| RS. Lira Medika 3


BAB II
RUANG LINGKUP

Pada umumnya ruang isolasi terbagi menjadi dua jenis yaitu ;


1. Isolasi tekanan udara negatif
Pada kamar isolasi bertekanan negatif udara di dalam kamar isolasi lebih rendah
dibandingkan dengan udara luar. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara yang
keluar dari ruang isolasi sehingga udara luar tidak terkontaminasi oleh udara dari ruang
isolasi. Ruang isolasi bertekanan negatif ini digunakan untuk penyakit-penyakit
menular yang menular melalui udara seperti tuberkulosis, cacar air, herpes zooster, dan
rubela, sehingga kuman-kuman penyakit tidak akan mengkontaminasi udara luar.
Untuk metode pembuangan udara atau sirkulasi udara digunakan sistem sterilisasi
dengan HEPA.
2. Isolasi tekanan udara positif
Pada ruang isolasi bertekanan positif udara di dalam ruang isolasi lebih tinggi
dibandingkan dengan udara luar sehingga menyebabkan terjadi perpindahan udara dari
dalam ke luar ruang isolasi. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara luar yang
masuk ke ruang isolasi sehingga udara ruang isolasi tidak terkontaminasi oleh udara
luar. Ruang isolasi ini digunakan untuk penyakit-penyakit immunodeficiency atau
pasien yang mendapat terapi immunosupresan. Untuk memperoleh tekanan positif di
ruang isolasi digunakan udara luar yang telah disterilisasi terlebih dahulu.

Dalam pengelolaan penempatan pasien dengan imunitas rendah, maupun pasien dengan
airborne diseases diperlukan pengaturan yang baik dari mulai dari pasien datang ke IGD
sampai mendapatkan tempat di ruang isolasi, demikian juga saat meunggu proses di
transfer/ dirujuk ke rumah sakit lain jika ketersediaanya kamar penuh atau terjadi lonjakan.
A. Tempat/ /Ruang Isolasi di Rumah Sakit Lira Medika
1. Ruang IGD
Sirkulasi udara di ruang isolasi IGD dengan AC split dan excause pan untuk
mendorong udara keluar.
2. Ruang Rawat Intensif (ICU)
Resirkulasi udara di ruang ini dengan ventilasi mekanik alamiah dengan AC
split dan excause pan dan jendela yang dapat di buka keluar untuk mendorong
udara keluar

Panduan Penempatan pasien| RS. Lira Medika 4


3. Ruang Isolasi (3B)
- Dapat di atur dengan tekanan negative dan positif, tekanan negatif dengan batas
2,5 par dapat terlihat pada alat deteksi ( jarum petunjuk mengarah ke angka
garis 2,5 par) saat pintu di tutup dan di buka .
- System ventilasi negative diperlukan untuk pasien yang terinfeksi virus,
tuberkulosis, virus campak dan varisela. Udara dari ruangan isolasi langsung
dialirkan keluar melalui excause pan.
4. Ruang Isolasi A (Lantai 5)
Resirkulasi udara di ruang ini dengan ventilasi mekanik alamiah dengan AC
split dan excause pan dan jendela yang dapat di buka keluar untuk mendorong
udara keluar

Panduan Penempatan pasien| RS. Lira Medika 5


BAB III
TATA LAKSANA

1. TATALAKSANA PENEMPATAN PASIEN DENGAN IMUNITAS RENDAH


- Tempatkan pasien dengan imunitas rendah/ immunodeficiency atau pasien yang
mendapat terapi immunosupresan pada tekanan positif.
- Jika terjadi perubahan status pasien dan penempatan pasien berubah dari tekanan
negative ke tekanan posisif atau sebaliknya maka petugas mengaktifkan tekanan
sesuai indikasi pasien yang akan menempati ruang isolasi
- Pembersihan segera dilakukan jika pasien sudah keluar/berpindah dari ruang isolasi
sesuai dengan prinsip – prinsip PPI
2. TATALAKSANA PENEMPATAN PASIEN DENGAN PENULARAN
AIRBORNE DALAM WAKTU SINGKAT
Penempatan pasien untuk penularan penyakit melalui Airborne dengan cara :
a. IGD
1. Tempatkan Pasien di ruang isolasi jika dicurigai suspek atau terdiagnosis
infeksi airborne
2. Berikan pasien masker bedah dan edukasi cara memakai masker dan etika
batuk , masker bedah yang dikenakan pasien diganti minimal per shift.
3. Bila terjadi lonjakan pasien maka pasien di rujuk ke RSUD karawang dan
melakukan kewaspadaan standar ;
4. Dalam proses menunggu proses merujuk pasien, kewaspadaan standar tetap
diberlakukan sampai pasien mendapatkan tempat ke rumah sakit lain
5. Selama Transportasi Pasien diberikan masker bedah selama proses
/menunggu transfer ke rumah sakit lain, termasuk di dalam ambulance
sampai serah terima, tetap melaksanakan kewaspadaan standar
6. Gunakan alat pelindung diri jika ;
- Waktu masuk ke ruang pasien yang diketahui atau diduga mengidap
tuberkulosis/ isolasi, dan segera melepaskan jika sudah keluar dari ruang
isolasi

Panduan Penempatan pasien| RS. Lira Medika 6


- Sarung tangan dan harus diganti setelah menyentuh bahan yang
mengandung mikroorganisme dengan konsentrasi tinggi (misalnya tinja
atau cairan luka).
- Gunakan apron pelindung yang bersih dan non steril bila diduga terjadi
kontak yang cukup rapat dengan pasien. Segera lepas apron sebelum
meninggalkan ruangan.
7. Petugas memberikan edukasi terkait kewaspadaan dan prinsip PPI
8. Petugas memakai masker N95 dan atau masker bedah 2 rangkap sebagai
alternative bila berada/bekerja dengan jarak kurang dari 1 meter dari pasien
9. Untuk perawatan lingkungan, pembersihan selalu dilakukan terhadap area
kamar, di sekitar tempat tidur pasien dan permukaan lain yang sering
tersentuh dibersihkan setiap diperlukan ( pasien baru, pasien pulang, pindah, dll)
10. Peralatan perawatan pasien bila mungkin, gunakan peralatan pasien non
critikal seperti stetoskop, tensimeter, termometer rektal masing-masing satu
untuk satu atau sekelompok pasien kohort untuk menghindari pemakaian
bersama. Bila pemakaian bersama tidak dapat dihindari, peralatan tersebut
harus selalu dibersihkan dan disiinfeksi sebelum dipakai satu atau
sekelompok pasien.
b. Ranap
1. Aktifkan Tekanan Negatif /Posisif 2,5 Par sesuai indikasi/kebutuhan pasien
2. Sirkulasi udara minimal 6 x setiap jam, dengan excause fan
3. Pintu selalu tertutup untuk menjaga tekanan dan penularan

3. TATALAKSANAPENETAPAN BILA TERJADI LEDAKAN ( OUTBREAK )


PENYAKIT INFEKSI AIRBORNE
- Jika tekanan negative tidak tersedia akibat lonjakan ( outbreak) maka pasien di
berikan masker bedah dan edukasi pasien dan keluarga terkait kewaspadaan
standar
- Selama proses outbreak airborne petugas dan pasien menerapkan prinsip – prinsip
PPI
- Selama proses transfer/merujuk , pasien memakai masker bedah selama dalam
perjalanan (ambulance) ke rumah sakit lain

Panduan Penempatan pasien| RS. Lira Medika 7


- Edukasi staf , pasien dan pengunjung tentang pengelolaan pasien infeksius terkait
lonjakan (outbreak) penyakit airborne disease
Kegiatan penanganan KLB meliputi :
a. Verifikasi
Penegakan diagnosa dengan benar secara klinis dan laboratoris ( jika memungkinkan)
atau diagnosa ditegakkan berdasarkan kriteria standar untuk defenisi kasus yang
dipakai.
Bagaimana melakukan verifikasi diagnosa :
- Kumpulkan informasi dengan gejala klinis dan kriteria yang digunakan untuk
menegakkan dignosa
- Kunjungi dan wawancara ; konsultasikan ke dokternya untuk membantu
menegakkan diagnosa
b. Memastikan kasus dan kontak
Cara untuk menentukan KLB terjadi bila :
1. Adanya peningkatan jumlah kasus/insidens suatu penyakit adalah KLB dapat
dilakukan dengan cara : membandingkan kasus/insidens dengan jumlah
kasus/insidens pada minggu,bulan atau beberapa tahun sebelumnya dalam
periode waktu yang sama.
2. Harus selalu di ingat bahwa peningkatan seperti ini dapat disebabkan antara lain :
- Perubahan sisitem pelaporan, defenisi kasus
- Peningkatan kualitas pelayanan yang menyebabkan masyarakat lebih antusias
untuk berobat
- Peningkatan kualitas diagnosa penyakit
c. Pengumpulan data
1. Tujuan pengumpulan data
Untuk mendapatkan informasi mengenai sumber penularan atau penyakit KLB,
cara penularan dan population at risk dalam suatau KLB
2. Langkah – langkah dalam pengumpulan data
- Temukan defenisi kasus
- Temukan informasi yang akan di kumpulkan
- Susun kuisoner pengumpulan data
- Pencarian kasus baru dan kontrak

Panduan Penempatan pasien| RS. Lira Medika 8


d. Analisa data
a. Data dapat dipercaya kebenaranya, konsisten dalam temuan data
b. Membuat hipotesa mengenai sumber penularan, cara penularan dan population at
risk
c. Tindakan pencegahan dan penanggulangan KLB harus dilaksanakan sedini
mungkin sebenarnya pada saat diagnose telah di verfikasi.
d. Tindakan pengobatan segera, dengan mengetahui diagnosa suatu penyakit,
Surveilans
e. Komunikasi antar unit terkait
f. Outbreak dapat di komuniksikan dengan bentuk SPO Out Break di RSLM
A. PENANGANGAN KLB
1. IPCN memonitor pada pasien yang dilakukan tindakan invasive, sehingga komite
PPI bisa mengetahui kejadian infeksi atau KLB secara dini.
2. Selanjutnya bila terjadi out break IPCN melaporkan ke direktur untuk
mendapatkan tindak lanjut hasil investigasi tersebut
3. KLB di dalam jam kerja
a. Pelaksana harian (IPCLN) segera menghubungi IPCN
b. IPCN segera berkoordinasi dengan komite PPI
c. Ketua Komite PPI melaporkan kejadian KLB kepada direktur dan melakukan
tindak lanjut dan rekomendasi
d. Membentuk panitia sementara (adhock) untuk penelusuran masalah dan
melaksanakan investigasi ( Komite medis, Unit perawatan dan penunjang)
4. Diluar jam kerja
a. Perawat jaga yang menemukan KLB melaporkan kepada PJ shift
b. PJ menuliskan di catatan keperawatan dan melaporkan kepada IPCLN dan
juga melaporkan kepada DPJP
c. IPCLN melaporkan KLB kepada ketua komite PPI, selanjutnya melaksanakan
koordinasi untuk membentuk panitia /tim investigasi selama out break
berlangsung
d. Hasil infestigasi dilaporkan kepada direktur secara tertulis untuk dilaksanakan
tindak lanjut dan rekomendasi

Panduan Penempatan pasien| RS. Lira Medika 9


Daftar Beberapa Diagnosa Imunitas Rendah Dan Airborne Disease
IMUNITAS RENDAH AIRBORNE DISEASE
Kelainan kongenital – genetic - Enteritis
Penyakit dasar – AIDS - Enterokolitis
Keganasan tumor hematologic malignancies - Pneumonia
Kemoterapi dan radiasi - Brusellosis
Pemakaian sterolid jangka panjang dan - Pertusis
imunosupresif agent
Transplantasi organ - Sinusitis
Malnutrisi - Laringo trackheitis
- Meningitis
- Kholestitits
- Tubercolosa
- Campak
- Sars
- Difteri
- Dll

Panduan Penempatan pasien| RS. Lira Medika 10

Anda mungkin juga menyukai