ABSTRAK
Saat ini Desa Pulau Semambu sedang fokus untuk mengembangkan program
wisata edukasi melalui program desa wisata Pulau Semambu. Banyaknya limbah
kotoran sapi yang mencapai > 10 Kg per hari membuat limbah kotoran tersebut setiap
harinya semakin menumpuk di kandang sapi yang berintergrasi dengan kawasan desa
wisata Pulau Semambu, hal ini tentunya membuat kandang sapi menjadi akan semakin
buruk, karena 100% limbah kotoran sapi, dibuang di samping kandang. Hal ini
disebabkan masih minimnya sosialisasi yang diberikan oleh dinas terkait untuk
pemanfaatan kotoran sapi sebagai bahan baku biogas. Masyarakat masih menggunakan 100
% bahan bakar LPG untuk kebutuhan masak sehari – hari. Berdasarkan potensi limbah
kotoran sapi yang ada di Desa Pulau Semambu, Kec. Inderalaya Utara, Kab. Ogan Ilir,
maka perlu dilakukan sosialisasi dan penyuluhan berkaitan dengan pemanfaatan limbah
kotoran sapi. Bahwa limbah kotoran sapi tidak hanya bisa digunakan sebagai pupuk
organik, namun dapat digunakan sebagai penghasil biogas. Hasil dari produksi biogas ini
digunakan masyarakat sebagai bahan bakar alternatif pengganti gas LPG untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga sehari – hari dan sehingga dapat mengurangi pemakaian gas LPG
sebanyak 30% serta dapat menghasilkan pupuk cair dan padat organik yang digunakan pada
lahan pertanian dan perkebunan.
Kata kunci : Biogas, Desa, Digester, Kotoran Sapi, Pupuk Organik
ABSTRACT
190
Saluran Outlet
Beberapa tahun terakhir ini energi ternak, limbah industri tahu, atau sampah
merupakan persoalan yang krusial organik rumah tangga atau pasar. Biogas
didunia. Peningkatan permintaan energi memiliki prospek yang baik sebagai
yang disebabkan oleh pertumbuhan alternatif energi terbarukan yang dapat
populasi penduduk dan menipisnya dikembangkan di Indonesia yang sedang
sumber cadangan minyak dunia serta mengalami krisis energi yang ditandai
permasalahan emisi dari bahan bakar fosil dengan semakin langka dan tingginya
memberikan tekanan kepada setiap harga bahan bakar yang berdampak pada
Negara untuk segera memproduksi dan semakin tingginya biaya produksi
menggunakan energi terbaharukan pembangkit tenaga lisrik (Widyastuti et al,
(Sunaryo, 2014). Saat ini, banyak negara 2013).
maju meningkatkan penggunaan biogas
yang dihasilkan baik dari limbah cair Pengertian Biogas
maupun limbah padat atau yang Biogas merupakan hasil
dihasilkan dari sistem pengolahan biologi dekomposisi bahan organik melalui
mekanis pada tempat pengolahan limbah. proses fermentasi anaerob yang
menghasilkan gas bio berupa gas metana
Biogas atau sering pula disebut gas (CH4) yang dapat dibakar. Biogas dapat
bio merupakan gas yang timbul jika dikembangkan untuk kebutuhan rumah
bahan-bahan seperti kotoran hewan, tangga serta industri. Daerah terpencil
kotoran manusia, ataupun sampah, yang belum mendapat suplai energi listrik
direndam di dalam air dan disimpan di dari PLN diharapkan mampu
tempat tertutup atau anaerob (tanpa mengembangkan sumber energi listrik
oksigen dari udara). Proses kimia secara mandiri dengan menggunakan
terbentuknya gas cukup rumit, tetapi cara biogas sebagai sumber energi (Yahya et
menghasilkannya tidak sesulit proses al,2017). Komposisi biogas bervariasi
pembentukannya. Hanya dengan tergantung dengan asal proses anaerobik
teknologi sederhana gas ini dapat yang terjadi. Gas landfill memiliki
dihasilkan dengan baik (Sulistiyanto et al, konsentrasi metana sekitar 50%,
2016). Biogas dapat dibuat dari kotoran sedangkan sistem pengolahan limbah
𝑀𝑖𝑘𝑟𝑜𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑠𝑚𝑒
𝑎𝑛𝑎𝑒𝑟𝑜𝑏
𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 → 𝐶𝐻4 + 𝐶𝑂2 + 𝐻2 + 𝑁𝐻3
Berikut adalah tahap – tahap proses seperti selulose, amilase, protease, dan
biologis terbentuknya biogas (Suyitno et lipase.
al, 2010) : - Tahap Pengasaman : Pada tahap
- Tahap hidrolisis : Pada tahap ini, bahan pengasaman, bakteri akan menghasilkan
bahan organik yang mengandung asam yang berfungsi untuk mengubah
selulosa, hemiselulosa dan bahan senyawa pendek hasil hidrolisis menjadi
ekstraktif seperti protein, karbohidrat, dan asam asetat (CH3COOH), H2 dan CO2.
lipida akan diurai menjadi senyawa Bakteri merupakan bakteri anaerob yang
dengan rantai yang lebih pendek. Pada dapat tumbuh dalam keadaan asam, yaitu
tahap hisrolisis, mikroorganisme yang dengan pH 5,5 – 6,5.
berperan adalah enzim ekstraselular, - Tahap pembentukan Gas CH4
(methanogenesis) : Pada tahap ini bakteri
Untuk perhitungan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN penampung gas dari kotoran sapi ini jika
diasumsikan dengan 5 ekor sapi
Kegiatan ini dilengkapi dengan menghasilkan rata – rata 50 kg kotoran
penyuluhan kepada masyarakat dalam dan dengan jumlah potensi gas yang
upaya memberikan edukasi dan wawasan dihasilkan (Gy) dari kotoran sapi , maka
tambahan mengenai fungsi dan besarnya produksi gas dapat dihitung
keuntungan penggunaan biogas yang sebagai berikut :
ditunjukkan pada Gambar 3.
𝐺 = 𝐺𝑦 × 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 (1)
𝑚3 𝑏𝑖𝑜𝑔𝑎𝑠 𝑘𝑔 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐺 = 0,020 × 50 ×
𝑘𝑔 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑖 24 𝑗𝑎𝑚
5.1 Kesimpulan
a. Untuk menghasilkan biogas
sebanyak 1 m3 per hari yang
setara dengan 0,46 kg gas elpiji,
maka dibutuhkan setidaknya 5
ekor sapi yang menghasilkan
kotoran sebanyak 50 kg per hari.
b. Proses pembuatan biogas ini
Gambar 5. Biogas Skala Rumah Tangga menggunakan digester fiber tank
dengan proses kontinu setiap
hari, dengan menggunakan