Anda di halaman 1dari 10

PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN TERNAK SAPI

DENGAN REAKTOR BIOGAS DI KABUPATEN OGAN ILIR

Irnanda Pratiwi1, Rosmalinda Permatasari2,Ozkar Firdausi Homza3


1,2
Universitas Tridinanti Palembang,3 Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang
Jl. Kapt. Marzuki No. 2446 Kamboja Palembang, 30129
E-mail : nanda101084@gmail.com1,
rosmalinda_mt@yahoo.com2,ozkar_firdaus_unsri@yahoo.com

ABSTRAK

Saat ini Desa Pulau Semambu sedang fokus untuk mengembangkan program
wisata edukasi melalui program desa wisata Pulau Semambu. Banyaknya limbah
kotoran sapi yang mencapai > 10 Kg per hari membuat limbah kotoran tersebut setiap
harinya semakin menumpuk di kandang sapi yang berintergrasi dengan kawasan desa
wisata Pulau Semambu, hal ini tentunya membuat kandang sapi menjadi akan semakin
buruk, karena 100% limbah kotoran sapi, dibuang di samping kandang. Hal ini
disebabkan masih minimnya sosialisasi yang diberikan oleh dinas terkait untuk
pemanfaatan kotoran sapi sebagai bahan baku biogas. Masyarakat masih menggunakan 100
% bahan bakar LPG untuk kebutuhan masak sehari – hari. Berdasarkan potensi limbah
kotoran sapi yang ada di Desa Pulau Semambu, Kec. Inderalaya Utara, Kab. Ogan Ilir,
maka perlu dilakukan sosialisasi dan penyuluhan berkaitan dengan pemanfaatan limbah
kotoran sapi. Bahwa limbah kotoran sapi tidak hanya bisa digunakan sebagai pupuk
organik, namun dapat digunakan sebagai penghasil biogas. Hasil dari produksi biogas ini
digunakan masyarakat sebagai bahan bakar alternatif pengganti gas LPG untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga sehari – hari dan sehingga dapat mengurangi pemakaian gas LPG
sebanyak 30% serta dapat menghasilkan pupuk cair dan padat organik yang digunakan pada
lahan pertanian dan perkebunan.
Kata kunci : Biogas, Desa, Digester, Kotoran Sapi, Pupuk Organik

ABSTRACT

At present day, Pulau Semambu Village is focusing on developing an educational


tourism program through the Pulau Semambu tourism village program. The amount of cow
manure waste which reaches >10 kg per day makes the manure waste accumulate more and
more every day in the cowshed that integrates with the tourism village of Pulau Semambu.
It makes cowshed getting worst, because 100% cow manure had thrown away next to the
cage.. This is due to the lack of socialization given by related agencies for the use of cow
manure as raw material for biogas. The community still uses 100% LPG fuel for daily
cooking needs. Based on the potential of cow manure waste in Pulau Semambu Village,
Kec. Inderalaya Utara, Kab. Ogan Ilir, it is necessary to conduct socialization and
counseling related to the utilization of cow manure waste. That cow manure waste can not
only be used as organic fertilizer, but can be used as a biogas. The results of this biogas
production are used by the community as an alternative fuel to substitute LPG gas to meet
daily household needs and so as to reduce the use of LPG gas by 30% and to produce liquid
and solid organic fertilizer that is used on agricultural and plantation land
Keyword : Biogas, Cow Manure, Digester, Organic Fertilizer, Village

IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019 1


1. PENDAHULUAN yang dihasilkan ditunjukkan pada
Gambar 1.
Limbah merupakan bahan organik
atau anorganik yang tidak termanfaatkan
lagi, sehingga dapat menimbulkan
masalah serius bagi lingkungan jika tidak
ditangani dengan baik. Limbah dapat
berasal dari berbagai sumber hasil
buangan dari suatu proses produksi salah
satunya limbah peternakan. Limbah
tersebut dapat berasal dari rumah potong
hewan, pengolahan produksi ternak, dan Gambar 1. Limbah Kotoran Sapi
hasil dari kegiatan usaha ternak. Limbah
ini dapat berupa limbah padat, cair, dan Selain itu terdapat juga
gas yang apabila tidak ditangani dengan permasalahan lain yang dialami
baik akan berdampak buruk pada masyarakat yaitu :
lingkungan (Adityawarman et al, 2015) a. Harga LPG yang semakin tinggi,
serta distribusi yang tidak merata
Biogas merupakan gas yang menyulitkan mitra dalam memenuhi
dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau kebutuhan pokok sehari - hari
fermentasi dari bahan – bahan organik b. Limbah kotoran ternak yang
termasuk di antaranya; kotoran manusia dihasilkan belum banyak
dan hewan, limbah domestik (rumah dimanfaatkan sebagai bahan
tangga) sampah biodegradable atau setiap pembuat biogas, padahal teknologi
limbah organik yang biodegradable biogas banyak digunakan sebagai
dalam kondisi anaerobik. Kandungan bahan bakar alternatif dalam
utama dalam biogas adalah metana dan memasak dan listrik. Saat ini kotoran
karbondioksida. Biogas dapat digunakan sapi hanya dipergunakan sebagai
sebagai bahan bakar kendaraan maupun pembuatan pupuk kandang yang
untuk menghasilkan listrik (Sunaryo, belum bisa memberikan nilai
2014). ekonomis.
c. Masih minimnya sosialisasi yang
diberikan oleh dinas terkait untuk
pemanfaatan kotoran sapi sebagai
2. PERMASALAHAN
bahan baku biogas, dan masih
Banyaknya limbah kotoran sapi minimnya pengetahuan masyarakat
yang mencapai > 10 Kg per hari tentang pemanfaatan limbah kotoran
membuat limbah kotoran tersebut setiap sapi menjadi biogas
harinya semakin menumpuk di tempat d. Jumlah kotoran sapi yang tidak bisa
pembuangan limbah, hal ini tentunya langsung dimanfaatkan sehingga
membuat kandang sapi menjadi akan menyulitkan dalam proses
semakin buruk. Selain bau kotoran yang pengolahannya menjadi pupuk
mengganggu, kuantitas kotoran yang kandang.
semakin hari semakin banyak, juga
dapat membuat pengelola ternak sapi
menyediakan tempat yang lebih besar
untuk menampung limbah tersebut.
Tumpukan limbah kotoran ternak sapi

2 IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019


3. METODOLOGI energi konvensional, dan kayu bakar
menjadi pengguna energi alternatif
biogas dari kotoran sapi. Peserta
Pendekatan yang dilakukan utama pelatihan berasal dari
diantaranya adalah melalui pendekatan kelompok peternak/ individu terpilih
pemerintah desa Pulau Semambu dan yang memiliki jumlah kotoran ternak
masyarakat untuk mensinergikan sapi yang memadai sebagai bahan
kegiatan-kegiatan dalam program baku pembuatan biogas.
pemerintah desa khususnya yang d. Pelaksanaan Pembuatan Reaktor
berkaitan dengan permasalahan Biogas
keterbatasan energi bahan bakar minyak Membangun percontohan instalasi
sekaligus mencari solusi mengatasi biogas limbah peternakan skala
masalah tersebut dengan menciptakan rumah tangga pada anggota
teknologi untuk menghasilkan bahan kelompok terpilih yang mengikuti
bakar alternatif. Solusi diarahkan melalui pelatihan dan yang dinilai akan
penggunaan teknologi yang benar-benar menjadi pelopor untuk kesuksesan
dapat dilakukan oleh masyarakat dengan pelaksanaan pengembangan Desa
potensi yang tersedia, murah dan mudah mandiri Energi (DME). Masyarakat
dilaksanakan. Metoda pendekatan yang diharapkan proaktif dalam kegiatan
ditawarkan untuk mendukung realisasi pelaksanaan. Adapun gambaran
program dilakukan melalui beberapa instalasi biogas dapat dilihat pada
tahap diantaranya : Gambar 2.
a. Pemilihan Kelompok / Individu e. Monitoring dan Evaluasi
Pemilihan kelompok peternak/ Monitoring dan evaluasi merupakan
individu yang ada di desa-desa Pulau kegiatan untuk menilai tingkat
Semambu berdasarkan kelompok keberhasilan dan keberlanjutan
yang memiliki potensi diantaranya : kegiatan pengabdian ini. Apabila
memiliki peternakan sapi dan kegiatan PkM ini telah berakhir,
kotoran sapi diharapkan pula masyarakat dapat
b. Sosialisasi Kegiatan terus memanfaatkan teknologi yang
Pada tahap ini bertujuan agar telah diberikan, yaitu instalasi biogas
kesadaran masyarakat yang memiliki yang memanfaatkan limbah kotoran
ternak sapi menjadi terbuka dalam ternak sapi. Teknologi ini juga
pemanfaatan kotoran sapi sebagai diharapkan dapat dimanfaatkan tidak
bahan baku pembuatan biogas atau hanya pada jangka pendek saja, tetapi
memperkuat pemahaman mengenai juga di masa yang akan datang.
prinsip-prinsip yang menentukan Teknologi ini juga diharapkan dapat
keberhasilan adopsi teknologi. dikembangkan menjadi teknologi
c. Pelatihan yang lebih baik.
Materi pelatihan adalah tentang Diharapkan pula dari hasil limbah
teknologi biogas bertujuan untuk: (1) kotoran ternak sapi, tidak hanya
memberikan pemahaman, dapat memproduksi menjadi biogas
pengetahuan dan keterampilan namu juga menjadi sumber energi
kepada masyarakat mengenai teknik listrik alternatif yang dapat
pembuatan dan pemeliharaan reaktor digunakan oleh rumah tangga
biogas, serta pemanfaatan gas yang maupun industri.
dihasilkan, dan (2) menerapkan
landasan-landasan untuk mengubah
budaya masyarakat mengkonsumsi

IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019 3


Pipa Gas

Bak Inlet Bak Outlet


150 150
50 50

190
Saluran Outlet

Saluran Inlet Tanah Urug


kran
86
200

Gambar 2. Instalasi reaktor biogas

Beberapa tahun terakhir ini energi ternak, limbah industri tahu, atau sampah
merupakan persoalan yang krusial organik rumah tangga atau pasar. Biogas
didunia. Peningkatan permintaan energi memiliki prospek yang baik sebagai
yang disebabkan oleh pertumbuhan alternatif energi terbarukan yang dapat
populasi penduduk dan menipisnya dikembangkan di Indonesia yang sedang
sumber cadangan minyak dunia serta mengalami krisis energi yang ditandai
permasalahan emisi dari bahan bakar fosil dengan semakin langka dan tingginya
memberikan tekanan kepada setiap harga bahan bakar yang berdampak pada
Negara untuk segera memproduksi dan semakin tingginya biaya produksi
menggunakan energi terbaharukan pembangkit tenaga lisrik (Widyastuti et al,
(Sunaryo, 2014). Saat ini, banyak negara 2013).
maju meningkatkan penggunaan biogas
yang dihasilkan baik dari limbah cair Pengertian Biogas
maupun limbah padat atau yang Biogas merupakan hasil
dihasilkan dari sistem pengolahan biologi dekomposisi bahan organik melalui
mekanis pada tempat pengolahan limbah. proses fermentasi anaerob yang
menghasilkan gas bio berupa gas metana
Biogas atau sering pula disebut gas (CH4) yang dapat dibakar. Biogas dapat
bio merupakan gas yang timbul jika dikembangkan untuk kebutuhan rumah
bahan-bahan seperti kotoran hewan, tangga serta industri. Daerah terpencil
kotoran manusia, ataupun sampah, yang belum mendapat suplai energi listrik
direndam di dalam air dan disimpan di dari PLN diharapkan mampu
tempat tertutup atau anaerob (tanpa mengembangkan sumber energi listrik
oksigen dari udara). Proses kimia secara mandiri dengan menggunakan
terbentuknya gas cukup rumit, tetapi cara biogas sebagai sumber energi (Yahya et
menghasilkannya tidak sesulit proses al,2017). Komposisi biogas bervariasi
pembentukannya. Hanya dengan tergantung dengan asal proses anaerobik
teknologi sederhana gas ini dapat yang terjadi. Gas landfill memiliki
dihasilkan dengan baik (Sulistiyanto et al, konsentrasi metana sekitar 50%,
2016). Biogas dapat dibuat dari kotoran sedangkan sistem pengolahan limbah

4 IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019


maju dapat menghasilkan biogas dengan anaerob. Jenis digester dapat dibagi
55-75% CH4. Prosentase metana dalam menjadi 2 jika dilhat dari cara
biogas hasil eksperimen didapatkan pengisiannya, yaitu batch feeding (sekali
dengan cara melakukan pengujian pengisian) dan continuous feeeding
laboratorium (Aysia et al, 2012). (pengisian secara terus menerus).
Tabel 1. Komponen Biogas Tabel 2. Potensi gas yang dihasilkan dari
Komponen % beberapa jenis limbah
Metana (CH4) 55-75 Jenis limbah Potensi gas yang
Karbon dioksida (CO2) 25-45 dihasilkan (m3/kg
Nitrogen (N2) 0-0.3 kotoran)
Hidrogen (H2) 1-5 Sapi atau kerbau 0,023 – 0,040
Hidrogen sulfida (H2S) 0-3 Babi 0,040 – 0,059
Oksigen (O2) 0.1-0.5 Ayam 0,065 – 0,116
Manusia 0,020 – 0,028
Nilai kalori dari 1 meter kubik
Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara Jenis – jenis reaktor yang
dengan setengah liter minyak diesel. Oleh digunakan dalam proses pembuatan
karena itu Biogas sangat cocok digunakan biogas, yaitu (Wahyuni, 2017) :
sebagai bahan bakar alternatif yang ramah 1. Batch Feeding
lingkungan pengganti minyak merupakan jenis digester yang bahan
tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bakunya dimasukkan ke dalamnya
bahan-bahan lain yang berasal dari fosil. sampai penuh, kemudian ditunggu
Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang hingga terjadi proses fermentasi dan
telah hilang gasnya (slurry) merupakan menghasilkan biogas. Setelah tidak
pupuk organik yang sangat kaya akan ada lagi biogas yang dihasilkan atau
unsur-unsur yang dibutuhkan oleh biogas yang dihasilkan sedikit,
tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu semua bahan isian di keluarkan dari
seperti protein, selulose, lignin, dan lain- digester untuk kemudian diganti
lain tidak bisa digantikan oleh pupuk dengan bahan bahan isian yang baru.
kimia. Pupuk organik dari biogas telah
dicobakan pada tanaman jagung, bawang 2. Continuous Feeding
merah, dan padi. adalah jenis digester yang pengisian
Sebelum memulai membuat biogas, bahan organiknya dilakukan setiap
ada baiknya diperkirakan dan hari dalam jumlah tertentu, setelah
diperhitungkan terlebih dahulu banyaknya biogas mulai berproduksi. Pada
biogas yang ingin diproduksi. Hal ini pengisian awal digester diisi penuh,
bertujuan agar dapat biogas dapat dipakai lalu di tungggu sampai biogas
secara efisien dan menghemat biaya berproduksi. Setelah biogas
pembangunan dan perawatan alat. Untuk berproduksi, pengisian bahan
potensi biogas yang dapat dihasilkan dari organik dilakukan secara terus-
kotoran ternak sapi dapat dilihat pada menerus setiap hari dengan jumlah
Tabel 2. tertentu. Digester jenis continuous
feeding mempunyai dua jenis, yaitu
Dalam pembuatan biogas, jenis kubah terapung (floating dome)
diperlukan suatu rangkaian alat yang dan jenis tetap (fixed dome).
disebut digester atau reaktor biogas Temperatur yang tinggi umumnya
(Sunyoto et al, 2016). Digester biasanya akan memberikan produksi biogas yang
berbentuk tabung dan digunakan sebagai baik. Namun suhu tersebut sebaiknya
tempat terjadinya proses fermentasi tidak boleh melebihi suhu kamar. Bakteri

IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019 5


ini hanya dapat berkembang bila suhu organik pada proses fermentasi sehingga
disekitarnya berada pada suhu kamar. berpengaruh pada degradasi bahan
Suhu yang baik untuk proses organik (Hasiholan et al, 2016).
pembentukan biogas berkisar antara 20-40
o
C dan suhu optimum antara 28-30 oC Bahan baku utama membuat biogas
(Putra et al, 2017). adalah kotoran sapi dan dicampur dengan
air dengan perbandingan 1:3 yang
Bahan baku isian berupa bahan
ditampung di bak penampungan
organik seperti kotoran ternak, limbah
sementara. Setelah tercampur dengan baik
pertanian, sisa dapur, dan sampah organik.
kemudian dialirkan ke dalam digester dan
Bahan baku yang umum digunakan
ditambahkan starter sebanyak 1 liter dan
biasanya, adalah kotoran sapi perah.
isi rumen segar sebanyak 5 karung unutuk
Bahan baku isian harus terhindar dari
digester ukuran 3,5 – 5 m2. Kemudian
bahan anorganik seperti pasir, batu,
cairan tersebut akan mulai menghasilkan
plastik, atau pecahan kaca.
biogas pada hari ke 14. Ada dua jenis
Karena hal itu dapat menghambat fermentasi biologis, yaitu fermentasi
proses fermentasi bahan-bahan organik. aerob dan fermentasi anaerob. Fermentasi
Bahan isian ini harus mengandung bahan aerob adalah fermentasi yang berlangsung
kering setidaknya sebanyak 7%-9%. dengan adanya oksigen, sedangkan
Pecampuran seluruh bahan isian dapat fermentasi anaerob tanpa oksigen
dilakukan dengan cara mengencerkannya (Suryani et al, 2018).
menggunakan air yang perbandingannya
1:3. Proses Terbentuknya Biogas
Proses pembentukan biogas
Produktivitas biogas yang tinggi membutuhkan ruang yang kedap udara,
tidak menentukan bahwa produksi biogas tanpa oksigen atau anaerob (tertutup).
yang dihasilkan juga tinggi begitu pula Kondisi ini menjadi kelebihan dari sistem
sebaliknya. Hal ini disebabkan degradasi biogas, yaitu tidak adanya bau atau aroma
bahan organik, jenis bahan organik yang dari proses pengolahan biogas.
diproses sangat mempengaruhi Mekanisme pembentukan biogas
produktivitas biogas, karena secara umum, yaitu (Wahyuni, 2017):
mikroorganisme yang mengurai bahan

𝑀𝑖𝑘𝑟𝑜𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑠𝑚𝑒
𝑎𝑛𝑎𝑒𝑟𝑜𝑏
𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 → 𝐶𝐻4 + 𝐶𝑂2 + 𝐻2 + 𝑁𝐻3

Berikut adalah tahap – tahap proses seperti selulose, amilase, protease, dan
biologis terbentuknya biogas (Suyitno et lipase.
al, 2010) : - Tahap Pengasaman : Pada tahap
- Tahap hidrolisis : Pada tahap ini, bahan pengasaman, bakteri akan menghasilkan
bahan organik yang mengandung asam yang berfungsi untuk mengubah
selulosa, hemiselulosa dan bahan senyawa pendek hasil hidrolisis menjadi
ekstraktif seperti protein, karbohidrat, dan asam asetat (CH3COOH), H2 dan CO2.
lipida akan diurai menjadi senyawa Bakteri merupakan bakteri anaerob yang
dengan rantai yang lebih pendek. Pada dapat tumbuh dalam keadaan asam, yaitu
tahap hisrolisis, mikroorganisme yang dengan pH 5,5 – 6,5.
berperan adalah enzim ekstraselular, - Tahap pembentukan Gas CH4
(methanogenesis) : Pada tahap ini bakteri

6 IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019


yang berperan adalah bakteri dapat dihitung jumlah kebutuhan kotoran
methanogenesis (bakteri metana). Bakteri dan air yang dibutuhkan setiap hari.
ini membutuhkan kondisi digester yang a. Kebutuhan isi : 600 liter x 60% =
gelap dan kedap udara. Temperatur 360 liter isi
dimana bakteri ini bekerja paling b. Kebutuhan isi per hari = 360 liter
optimum 35 oC dan sangat sensitif : 20 hari = 18 liter isi/hari
terhadap perubahan temperatur 2 – 3 oC. c. Jumlah kotoran ternak yang
Pada akhir metabolisme dihasilkan CH4 dibutuhkan = 1/3 x 18 liter = 6 kg
dan CO2 dari gas H2, CO2 dan asam asetat d. Jumlah air yang dibutuhkan = 2/3
yang dihasilkan pada tahap pengasaman. x 18 liter = 12 liter

Untuk perhitungan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN penampung gas dari kotoran sapi ini jika
diasumsikan dengan 5 ekor sapi
Kegiatan ini dilengkapi dengan menghasilkan rata – rata 50 kg kotoran
penyuluhan kepada masyarakat dalam dan dengan jumlah potensi gas yang
upaya memberikan edukasi dan wawasan dihasilkan (Gy) dari kotoran sapi , maka
tambahan mengenai fungsi dan besarnya produksi gas dapat dihitung
keuntungan penggunaan biogas yang sebagai berikut :
ditunjukkan pada Gambar 3.
𝐺 = 𝐺𝑦 × 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 (1)

𝑚3 𝑏𝑖𝑜𝑔𝑎𝑠 𝑘𝑔 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐺 = 0,020 × 50 ×
𝑘𝑔 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑖 24 𝑗𝑎𝑚

𝐺 = 0,042 𝑚3 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 𝑎𝑡𝑎𝑢 1 𝑚3 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖

Untuk menampung gas sebanyak 1


m3 per harinya maka diperlukan plastik
penampung gas dengan volume 1 m3, jika
menggunakan plastik penampung gas
Gambar 3. Kegiatan penyuluhan dengan bahan PVC dengan kapasitas 0,5
tentang biogas m3, maka diperlukan 2 kantong/hari untuk
menampung biogas. Untuk mengukur
Pada kegiatan ini, penentuan parameter tekanan, temperatur dan
kapasitas digester fiber glass dihitung kelembapan, instalasi biogas ini
berdasarkan dari jumlah sapi yang dilengkapi dengan alat sensor device
dikelola oleh peternak. Pada saat ini, microcontroller yang dipasangkan pada
peternak mengelola 5 sapi. Kapasitas pipa outlet gas. Instalasi biogas ini
digester 600 liter atau 0,6 m3 diasumsikan ditunjukkan pada Gambar 4 dan hasil dari
dapat diisi 60% kotoran ternak dan 40% biogas ini dapat digunakan untuk
gas yang dihasilkan. Jika diketahui waktu memasak yang ditunjukkan pada gambar
fermentasi berlangsung selama 20 hari 5.
serta perbandingan kotoran ternak dan air
sebanyak 1 kg kotoran ternak : 3 liter air,

IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019 7


Gambar 4. Instalasi biogas

Penempatan tangki biogas berada


di dalam tanah agar suhu dan kelembapan
di dalam tangki dapat bertahan pada nilai
yang disesuaikan untuk perkembangan
mikroorganisme produsen gas metan.
Penggunaan tangki berbahan fiber HDPE
(High Density Poly Ethylene) juga
bertujuan agar tangki atau digester ini
dapat digunakan dalam waktu yang lama.
Teori ini mendukung pernyataan Dwi
Putra et al (2017) bahwa jenis bahan yang
digunakan untuk pembuatan reaktor ini
adalah fiber plastik. Bahan fiber memiliki
kelebihan diantaranya kuat, tahan lama,
tidak berkarat, anti bocor serta ringan.
Penggunaan bahan digester yang baik
akan menghasilkan produk yang optimal.
Pupuk organik cair dan padatan sebagai Gambar 6. Pupuk organik cair dari
limbah kotoran sapi
hasil lain dari produksi biogas ini dapat
ditunjukkan pada Gambar 6.
5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
a. Untuk menghasilkan biogas
sebanyak 1 m3 per hari yang
setara dengan 0,46 kg gas elpiji,
maka dibutuhkan setidaknya 5
ekor sapi yang menghasilkan
kotoran sebanyak 50 kg per hari.
b. Proses pembuatan biogas ini
Gambar 5. Biogas Skala Rumah Tangga menggunakan digester fiber tank
dengan proses kontinu setiap
hari, dengan menggunakan

8 IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019


digester fiber tank dengan Hasiholan, U., Haryanto, A., & Prabawa,
kapasitas 600 liter atau 0,6 m3. S. (2016). Produksi Biogas dari
c. Hasil dari produksi biogas ini Umbi Singkong dengan Kotoran
dapat digunakan masyarakat Sapi Sebagai Starter. Jurnal
sebagai bahan bakar alternatif Teknik Pertanian Lampung, 5(2),
pengganti gas elpiji untuk 109 - 116.
memenuhi kebutuhan rumah Putra, G. M., Abdullah, S. H., Priyati, A.,
tangga sehari – hari. Setiawati, D. A., & Muttalib, S.
A. (2017). Rancang Bangun
5.2 Saran Reaktor Biogas Tipe Portable dari
Adapun saran dari kegiatan Limbah Kotoran Ternak Sapi.
pengabdian ini adalah dengan Jurnal Ilmiah Rekayasa
mengaplikasikan bahan baku lain dalam Pertanian dan Biosistem, 5(1),
pembuatan biogas agar bahan baku lain 369 - 374.
atau limbah organik lainnya dapat Sulistiyanto, Y., Sustiyah, Zubaidah, S., &
dimanfaatkan oleh masyarakat agar Satata, B. (2016). Pemanfaatan
diperoleh sumber energi alternatif dari Kotoran Sapi Sebagai Sumber
sumber limbah organik lain. Biogas Rumah Tangga di
Kabupaten Pulang Pisau Provinsi
Kalimantan Tengah. Jurnal
UCAPAN TERIMA KASIH Udayana Mengabdi, 15(2), 150 -
158.
Penulis mengucapkan terima kasih Sunaryo. (2014). Rancang Bangun
kepada Kementrian Riset, Teknologi dan Reaktor Biogas untuk
Pendidikan Tinggi yang telah memberi Pemanfaatan Limbah Kotoran
dukungan financial terhadap pelaksanaan Ternak Sapi di Desa Limbangan
kegiatan ini kepada Direktorat Riset dan Kabupaten Banjarnegara. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Sesuai dengan PPKM UNSIQ, I(1), 21-30.
Perjanjian Pelaksanaan Program Sunyoto, Saputro, D. D., & Suwahyo.
Pengabdian Masyarakat Nomor: (2016). Pengolahan Sampah
106/SP2H/PPM/DRPM/2019, tanggal 11 Organik Menggunakan Reaktor
Maret 2019. Biogas di Kabupaten Kendal.
Rekayasa, 14(1), 29 - 36.
Suryani, F., Homza, O. F., & Basuki, M.
DAFTAR PUSTAKA (2018). Analisis pH dan
Pengadukan terhadap Produksi
Biogas dari Limbah Cair Kelapa
Adityawarman, A. C., Salundik, & Lucia. Sawit. Jurnal Riset Sains dan
(2015). Pengolahan Limbah Teknologi, II(1), 1-7.
Ternak Sapi Secara Sederhana di Suyitno, A. S., & Dharmanto. (2010).
Desa Pattalasang Kabupaten Teknologi Biogas : Pembuatan,
Sinjai Sulawesi Selatan. Jurnal Operasional dan Pemanfaatan.
Ilmu Produksi dan Teknologi Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hasil Pertanian, 3(3), 171 - 177. Wahyuni, S. (2017). Biogas Hemat Energi
Aysia, D. A., Panjaitan, T. W., & S, Y. R. Pengganti Listrik, BBM dan Gas
(2012). Pembuatan Biogas dari Rumah Tangga. Jakarta: PT
Kotoran Sapi dengan Metode Agromedia Pustaka.
Taguchi. Seminar Nasional Widyastuti, F. R., Purwanto, &
Manajemen Teknologi XV. Hadiyanto. (2013). Potensi
Surabaya. Biogas Melalui Limbah Padat

IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019 9


pada Peternakan Sapi Perah
Bangka Botanical Garden
Pangkal Pinang. Metana, 9(2), 19
- 26.
Yahya, Y., Tamrin, & Triyono, S. (2017).
Produksi Biogas dari Campuran
Kotoran Ayam, Kotoran Sapi, dan
Rumput Gajah Mini (Pennisetum
Purpureum cv. Mott) dengan
Sistem Batch. Jurnal Teknik
Pertanian Lampung, VI(3), 151 -
160.

10 IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019

Anda mungkin juga menyukai