Laporan KP Panji Ok
Laporan KP Panji Ok
PENDAHULUAN
Sekolah Menengah Pertama atau yang sering disingkat dengan SMP adalah
sebuah tempat dimana peserta didik dapat menerima pendidikan secara umum dan
secara khusus dengan kurikulum yang diterapkan agar tujuan daripada pendidikan
1
itu dapat tecapai. Pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa
supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya
memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat,
kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia.
2
Sumber : Google Earth, 2015
Gambar 1.2 Peta Situasi Proyek Pembangunan Gedung Olahraga SMP Theresia
3
4. Pimpinan Proyek : Fadli, ST
3. Lingkup Proyek :
4. Lingkup Pekerjaan :
a. Pekerjaan Persiapan
c. Pekerjaan Beton
d. Pekerjaan Baja
e. Pekerjaan Baja
f. Pekejaan Dinding
4
i. Pekerjaan pintu dan jendela
l. Pekerjaaan Sanitasi
m. Pekerjaan Cat
2. Pelaksana :
Pemilik Proyek ini dalah Yayasan Tunas Karya dibiayai dengan sumber dana
anggaran Yayasan Tunas Karya dan Batuan dari Donatur yayasan.
5
penyedia jasa dan pemberi jasa yaitu Kontrak Kerja Konstruksi Unit Price,
Kontrak di mana volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak hanya
merupakan perkiraan dan akan diukur ulang untuk menentukan volume pekerjaan
yang benar-benar dilaksanakan.
6
BAB II
PERENCANAAN PROYEK
7
2.2 Kegiatan Perencanaan
8
E. Mengadakan persiapan seleksi umum seperti membantu
Pemimpin Pelaksana/Bagian Kegiatan dalam menyusun dokumen
seleksi umum dan membantu panitia seleksi urnum menyusun program
dan pelaksanaan seleksi umum.
F. Membantu Panitia seleksi umum pada waktu penjelasan pekerjaan
termasuk menyusun Berita Acara penjelasan pekerjaan, evaluasi
penawaran menyusun kembali dokumen seleksi umum dan melaksanakan
tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.
G. Mengadakan pengawasan berkala selama peiaksanaan konstruksi
fisik dan melaksanakan kegiatan seperti :
1. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis
pelaksanaan bila ada perubahan.
2. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul
selama masa pelaksanaan konstruksi.
3. Memberikan saran-saran pertimbangan dan rekomendssi tentang
penggunaan bahan
4. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.
H. Menyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan
perawatannya termasuk petunjuk yang rnenyangkut peralatan dan
perlengkapan mekanikal elektrikal bangunan.
9
Perencanaan Pembangunan Gedung Olahraga SMP Theresia terdiri beberapa
tahap yang meliputi :
6. Gambar persfektif
10
D. Tahap Rencana Detail
2.3 Kriteria
A. Kriteria Umum
11
c. Menjamin keselamatan pengguna masyarakat, dan lingkungan.
12
Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara
aman.
13
8. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi
14
terselenggaranya kegiatan dalam bangunan sesuai dengan
fungsinya.
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
pencahayaan secara baik.
12. Persyaratan Kebisingan dan Getaran :
B. Kriteria Khusus
15
hidup yang direncanakan adalah kecil dan dalam batas yang dapat diterima. Suatu
struktur disebut awet apabila struktur tersebut mampu menerima keausan dan
kerusakan yang diharapkan terjadi selama umur bagunan yang direncanakan tanpa
pemeliharaan yang berlebihan.
16
4. Menggunakan satuan SI dan notasi disesuaikan dengan yang dipakai
dikalangan internasional.
5. Ketentuan detail penulangan yang lebih rinci untuk beberapa
komponen struktur.
6. Mengetengahkan beberapa ketentuan yang belum tersedia pada
peraturan sebelumnya.
2.4.1 Pondasi
Menurut Asroni (2010), secara garis besar, struktur bangunan dibagi
menjadi dua bagian utama, yaitu struktur bangunan di dalam tanah dan struktur
bangunan di atas tanah. Struktur bangunan di dalam tanah sering disebut struktur
bawah, sedangkan struktur bangunan di atas tanah sering disebut struktur atas.
Struktur bawah dari suatu bangunan lazim disebut pondasi, yang bertugas
memikul beban bangunan di atasnya. Seluruh muatan (beban) dari bangunan,
termasuk beban-beban yang bekerja pada bangunan dan berat pondasi sendiri,
harus didistribusikan oleh pondasi ke tanah dasar dengan sebaik-baiknya.
17
yang meneruskan beban ke tanah. Pondasi yang digunakan pada Pembangunan
Gedung Olahraga SMP Theresia Pangkalpinang adalah jenis pondasi tapak (foot
plate) berbentuk telapak bujur sangkar dan pondasi menerus
18
2. Pondasi Tapak 2 (foot plate 2 )
Pondasi Tapak 2 (foot plate 2) direncanakan menggunakan beton bertulang
mutu beton K-225,dengan ukuran panjang 100 cm, lebar 100 cm dan tebal 30 cm,
pondasi tersebut diletakkan pada kedalaman 150 cm dari permukaan tanah,
pembesian direncanakan dengan menggunakan Besi Beton Ulir 13 mm dengan
jarak antar sengkang 15 cm. Tipikal pondasi tapak 1 di tunjukan pada Gambar
2.12
2.4.2 Sloof
Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horizontal di atas
pondasi. Gunanya ialah untuk meratakan beban yang diterima kolom menuju
19
pondasi. Sehingga setiap beban yang diterima suatu kolom, akan tersebar merata
pada seluruh pondasi. Selain itu, sloof berfungsi sebagai pengikat antara dinding
pondasi dengan kolom.
Pada Pembangunan Gedung Olahraga SMP Theresia Pangkalpinang, terdapat 2
sloof yang direncanakan yaitu :
1. Sloof 1
Sloof 1 direncanakan dengan ukuran lebar 20 cm tinggi 40 cm,
menggunakan beton bertulang mutu K-225, pembesian tulangan
dengan besi beton ulir diameter 16 mm 5 buah dan pembesian
sengkang dengan besi beton polos diameter 10 mm dengan jarak antar
sengkang 100 mm. Tipikal sloof 1 di sajikan pada Gambar 2.3.
2. Sloof 2
Sloof 2 di rencanakan dengan ukuran lebar 20 cm tinggi 30 cm
menggunakan beton bertulang mutu K-225, pembesian tulangan
dengan besi beton ulir diameter 16 mm 5 buah dan sengkang besi
beton polos diameter 8 mm dengan jarang antar sengkang 10 cm.
20
Sumber : Kontraktor, 2015
2.4.3 Kolom
Menurut Asroni (2010) kolom pada konstruksi bangunan berfungsi
sebagai pendukung beban-beban dari balok dan pelat, untuk diteruskan ke tanah
dasar melalui pondasi. Beban dari balok dan pelat ini berupa beban aksial tekan
serta momen lentur (akibat kontinuitas konstruksi). Kolom dapat didefinisikan
sebagai suatu struktur yang mendukung beban aksial dengan/tanpa momen lentur.
21
Pada Pembangunan Gedung Olahraga SMP Theresia, kolom yang di
rencanakan adalah struktur kolom baja profil IWF yaitu :
22
Sumber : Kontraktor, 2015
Gambar 2.6 Kolom Struktur 2
3. Kolom Struktur 3
Kolom Struktur 3 direncanakan menggunakan beton bertulang dengan
mutu K-225, dimensi yang direncanakan panjang 20 cm dan lebar 20 cm
dengan tulangan besi beton diameter 16 mm sebanyak 4 buah serta
tulangan sengkang besi berdiameter 8 mm dengan jarak 10-15 cm. Bentuk
tipikal di tunjukkan pada gambar :
23
2.4.4 Balok
Menurut Asroni (2010) balok adalah suatu gelagar yang berfungsi untuk
menahan beban serta menyalurkannya pada kolom. Balok beton merupakan
elemen lentur yaitu elemen struktur yang dominan memikul gaya dalam berupa
momen lentur dan juga geser. Dari bahan penyusunnya balok struktur dibedakan
menjadi dua yakni balok homogen dan balok komposit, balok homogen lebih
dikenal sebagai balok beton bertulang sedangkan balok komposit merupakan
perpaduan dua material yang berbeda yang di bentuk mejadi satu kesatuan untuk
mendapatkan sifat gabungan yang lebih baik.
Pada perencanaan Pembangunan Gedung Olahraga SMP Theresia
Pangkalpinang balok beton mutu K-225,Terdapat beberapa tipe balok yang
direncanakan yaitu :
1. Balok 1 (B1)
Balok 1 direncanakan menggunakan beton bertulang dengan mutu K-225,
dimensi yang direncanakan panjang 40 cm dan lebar 20 cm dengan tulangan
besi beton diameter 16 mm sebanyak 5 buah untuk daerah tumpuan dan 6 buah
untuk daerah lapangan serta tulangan sengkang besi berdiameter 10 mm
dengan jarak 12,5 cm daerah tumpuan dan 15 cm untuk daerah lapangan.
Bentuk tipikal di tunjukkan pada gambar :
24
Sumber : Kontraktor, 2015
Gambar 2.8 Balok 1
2. Balok 2 (B2)
Balok 2 direncanakan menggunakan beton bertulang dengan mutu K-225,
dimensi yang direncanakan panjang 30 cm dan lebar 20 cm dengan tulangan
besi beton diameter 16 mm sebanyak 5 buah untuk daerah tumpuan daerah
lapangan serta tulangan sengkang besi berdiameter 8 mm dengan jarak 10 cm
daerah tumpuan dan 15 cm untuk daerah lapangan. Bentuk tipikal di tunjukkan
pada gambar :
25
Sumber : Kontraktor, 2015
26
2.7 Perancangan Lantai
27
2. Pipa PVC Ø 4” + aksesoris
3. Kloset jongkok
4. Urinoir
5. Septcitank
28
BAB III
ORGANISASI PROYEK
29
bekerja sama dalam melaksanakan serangkaian kegiatan. Oleh karena itu unsur-
unsur yang terlibat dalam pengelolaan harus saling bekerja sama dan mempunyai
rasa tanggung jawab terhadap tugas, kewajiban serta wewenang yang telah
diberikan sesuai bidang dan keahlian masing-masing.
PEMILIK PROYEK
Yayasan Tunas Karya
KONSULTAN MK KONTRAKTOR
CV.Apis Consultan PT. Lumbawai Indah Makmur
30
3.2.1 Pemilik Proyek
Pemilik proyek (owner) adalah pihak yang memiliki gagasan atau tujuan
mengenai proyek yang diinginkan berdasarkan keputusan pada saat tender dan
berperan sebagai pihak pemberi tugas yang memberi Surat Perintah Kerja (SPK)
kepada pemenang tender. Pihak pemilik proyek bisa berasal berasal dari
pemerintahan, badan hukum (perusahaan/yayasan) dan swasta atau perorangan.
Pemilik proyek juga membiayai proyek, baik dengan dana langsung maupun tidak
langsung (dana pinjaman dari Bank atau badan lain).
Selanjutnya pemilik proyek (owner) menentukan pemborong atau kontraktor
untuk melaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan kelengkapannya. Pemilik
proyek juga memiliki tugas dan kewajiban serta wewenang pada tahap sebelum
atau sesudah pelaksanaan sampai proyek tersebut siap diserahterimakan.
Pada proyek Pembangunan Gedung Olahraga SMP(Sekolah Menengah
Pertama) Theresia yang bertindak sebagai owner adalah Yayasan Tunas Karya.
Adapun hak dan kewajiban pemilik proyek adalah sebagai berikut ini.
1. Mengambil keputusan terakhir yang mengenai proyek tersebut.
2. Mengambil keputusan terakhir dalam penetapan pihak kontraktor pelaksana.
3. Mengeluarkan SPK (Surat Perintah Kerja) dan surat perjanjian kerja kepada
kontraktor pelaksana.
4. Menyetujui atau menolak penyerahan pekerjaan maupun perpanjangan yang
diajukan oleh pihak kontraktor pelaksana.
5. Menyediakan dana atau anggaran biaya.
6. Melalui konsultan perencana menyediakan gambar-gambar spesifikasi
pekerjaan yang dibutuhkan agar pihak kontraktor dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik.
7. Memberi keterangan pihak kontraktor mengenai batas-batas dari lapangan
proyek serta kondisi sekitarnya.
8. Membayar termin sesuai dengan kesepakatan bersama.
9. Menetapkan denda apabila terjadi keterlambatan kerja.
10. Mengikuti rapat koordinasi proyek.
31
3.2.2 Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk
membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai awal
hingga berakhirnya pekerjaan tersebut.
Pada proyek Pembangunan Gedung Olahraga SMP(Sekolah Menengah
Pertama) Theresia yang bertindak sebagai konsultan pengawas adalah CV.Apis
Consultan.
1. Hak dan kewajiban konsultan pengawas meliputi hal-hal di bawah ini.
a. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah
ditetapkan.
b. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
c. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
d. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antara berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan
lancar.
e. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
f. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar
tercapai hasil akhir sesuai kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan
yang telah ditetapkan.
g. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
h. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku.
i. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).
j. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan
tambah/kurang.
32
apa yang telah direncanakan perencana pada kontrak kerja dengan diawasi oleh
pengawas owner.
Kontraktor adalah perusahaan yang berbadan hukum yang bergerak dalam
bidang pemborongan pembangunan suatu proyek sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan dan jadwal yang telah ditentukan. Kontraktor pelaksana merupakan
pihak yang berkewajiban melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana
kerja, uraian dan syarat-syarat pekerjaan (RKS) yang telah ditetapkan dalam
dokumen kontrak, sesuai dengan biaya kontrak yang telah dibuat oleh pemilik
proyek.
Kontraktor pelaksana harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak yang telah ditetapkan. Dalam proyek
ini yang bertindak sebagai kontraktor adalah PT. Lumbawai Indah Makmur
Adapun tugas dan kewajiban kontraktor menyangkut hal-hal berikut ini.
1. Memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam dokumen kontrak dengan
segala lampirannya. Syarat-syarat umum administrasi, syarat-syarat teknis,
syarat-syarat bahan dan lain sebagainya.
2. Kontraktor pelaksana wajib menaati segala petunjuk dari pemilik proyek.
3. Kontraktor pelaksana wajib mengikuti rapat yang diselenggarakan yang
berkaitan dengan pelaksaan proyek di lapangan.
4. Kontraktor pelaksana wajib memberikan laporan mengenai perkembangan
proyek dilapangan.
5. Kontraktor pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi dan gambar rencana dalam kontrak yang telah ditentukan.
6. Kontraktor pelaksana wajib membuat time schedule sebagai pedoman
pengendalian bersama dengan persetujuan pemilik proyek atau pimpinan
proyek.
7. Kontraktor pelaksana wajib memenuhi dua hal berikut ini.
a. Pengamanan secara wajar dan sehat atas semua orang, tenaga kerja juga
pengunjung yang berkepentingan terhadap proyek tersebut.
b. Menyediakan perlengkapan P3K serta memerintahkan semua tenaga
kerja untuk bekerja menggunakan alat-alat keselamatan kerja.
33
3.3 Hubungan Kerja Antar Unsur Pengelola Proyek
Untuk terlaksananya proyek Pembangunan Gedung Olahraga SMP(Sekolah
Menengah Pertama) Theresia ini, maka harus terjadi kerjasama atau hubungan
antar unsur pengelola proyek. Hubungan pemilik proyek dan kontraktor pelaksana
adalah sebagai berikut ini.
1. Pemilik proyek mengadakan pengawasan langsung kepada kontraktor
pelaksana dari segi teknis maupun non-teknis.
2. Pemilik proyek mengadakan pengawasan langsung terhadap pelaksanaan
pekerjaan kontraktor yang ada di lapangan, baik mutu maupun volume
pekerjaan.
3. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut pihak kontraktor melakukan
penyimpangan-penyimpangan maupun kekeliruan yang tidak sesuai dengan
rencana yang ditentukan, maka pemilik proyek berhak menegur dan
memberikan surat peringatan dan menyampaikan tembusan kepada pemilik
proyek untuk melakukan perbaikan terhadap penyimpangan tersebut.
4. Apabila kontraktor mendapat kesulitan dalam pelaksanaan pekerjaan di
lapangan, maka dalam hal ini pengawas dari pemilik proyek dapat
memberikan penjelesan dan pengarahan kekontraktor sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan spesifikasi yang telah
direncanakan.
34
sebaiknya diatur pekerjaan-pekerjaan yang bisa dilakukan secara bersamaan
dengan bagian pekerjaan lain yang saling berurutan untuk menghemat waktu.
Adapun tujuan dari time schedule adalah sebagai berikut ini.
1. Untuk memberikan pedoman-pedoman kepada satuan pekerjaan bawahan
mengenai batasan waktu bagi mulainya dan berakhirnya tugas masing-masing
pekerjaan.
2. Memberikan saran bagi pimpinan pelaksana untuk saling berkoordinasi
terutama dalam memberikan alokasi prioritas-prioritas yang dianggap perlu.
3. Menjadi ukuran untuk menilai kemajuan suatu pekerjaan masing-masing
bagian pekerjaan.
Realisasi dari sutu pekerjaan proyek bisa bernilai positif atau negatif. Positif
berdasarkan pekerjaan yang telah dikerjakan di lapangan. Jika negatif, berarti
realisasi pekerjaan tidak memenuhi target yang direncanakan, sehingga nantinya
perlu dilakukan upaya untuk mengatasinya. Dalam pembuatan time schedule,
terlebih dahulu mengetahui jenis-jenis kegiatan yang ada dalam suatu pekerjaan.
Kemudian ditentukan urutan-urutannya, setelah itu ditentukan lamanya waktu
pelaksanaan setiap jenis kegiatan tersebut. Time schedule umumnya berupa
macam-macam kegiatan di lapangan yang dinyatakan dalam kurva S. Kurva S
merupakan grafik hubungan antara kemajuan pelaksanaan pekerjaan dalam
persentase (0% - 100% dalam sumbu ordinat) dan waktu pelaksanaan pekerjaan
dalam satuan t (0,00 – t, pada sumbu absis).
Pada proyek Pembangunan Gedung Olahraga SMP(Sekolah Menengah
Pertama) Theresia pada awal pengerjaan galian pondasi sedikit terlambat dan
tidak sesuai dengan waktu rencana pekerjaan akan tetapi penyelesaian
pembangunan struktur kolom sesuai dengan rencana kerja yang telah dibuat.
35
BAB IV
Oleh karena itu, unsur-unsur dasar tersebut harus dikelola sedemikian rupa
sehingga pelaksanaan penyediaan material, peralatan kerja dan penempatan tenaga
kerja pada kegiatan Pembangunan Gedung Olahraga SMP Theresia
Pangkalpinang dapat berjalan sesuai rencana.
36
tersedia di lapangan agar pekerjaan yang di laksanakan memperoleh hasil sesuai
dengan persyaratan yang di tetapkan.
1. Semen
Semua semen yang digunakan adalah jenis I sesuai dengan persyaratan
standar Indonesia SNI 15-2049-2004 atau ASTM C 150-04a atau EN 197-
1:2000 dan produksi dari satu merk. Adapun semen yang digunakan pada
kegiatan Pembangunan Gedung Olahraga SMP Theresia Pangkalpinang
adalah Holcim yang di produksi oleh Indocement.
37
Sumber : Dok. Pribadi, 2015
Gambar 4.1 Semen
2. Agregat Kasar
a) Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan
spesifikasi sesuai menurut ASTM C-33 dan mempunyai ukuran
terbesar 23 mm, dalam proyek Gedung Olahraga SMP Theresia
Pangkalpinang berasal dari merak.
b) Agregat harus keras, tidak berpori, dan berbentuk persegi. Bila ada
butir yang pipih maka jumlahnya tidak melebihi 20% dari volume dan
tidak boleh mengalami pebubukan melebihi 50% kehilangan berat
menurut test mesin Los Angeles Abration (LAA).
c) Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau
substansi yang merusak beton.
38
Sumber : Dok. Pribadi, 2015
3. Agregat Halus
a) Agregat halus dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan
dari pemecah batu dan harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat
alkali dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang
merusak beton. Pasir yang digunakan pada proyek ini berasal dari eks
pertambangan timah di Bangka.
b) Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan dan pasir harus terdiri
dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
39
4. Air
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau
garam serta zat-zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam
proyek ini air di peroleh dari sumur gali milik Pembangunan Gedung Olahraga
SMP Theresia Pangkalpinang.
40
Sumber : Dok. Pribadi, 2015
Gambar 4.5 Besi Beton
41
4.2.5 Spandeck
Spandeck digunakan sebagai penutup atap yang terbuat dari bahan
zincalume dengan ketebalan 0,5 mm, material ini juga di datangkan dari luar
pulau Bangka
4.3 Alat-alat
42
berkapasitas 5000 watt sebanyak 2 unit. Alat ini digunakan sebagai penyedia
tenaga listrik bagi beberapa peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan proyek.
43
4.3.3. Stamper
Alat ini berfungsi untuk memadatkan tanah, membantu pekerja untuk
pemadatan timbunan pada peninggian muka lantai, penimbunan kembali setelah
pekerjaan pondasi footplat.
44
4.3.5 Truk (Dump Truck)
Dump Truck merupakan salah satu alat angkut yang digunakan untuk
mengangkut material dari asal material (quarry) ke lokasi pekerjaan. Selain itu
juga dump truck digunakan untuk mengangkut material yang tidak terpakai lagi ke
luar lokasi pekerjaan.
45
4.3.7 Mesin Las
Alat ini berfungsi untuk menyambungkan rangkaian konstruksi baja
dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau
tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan
sambungan yang kontinyu.
46
4.3.9 Crane
Alat berat ini digunakan untuk pekerjaan pemasangan kolom Baja IWF,
kuda-kuda IWF, dan pekerjaan berat lainnya.
Tenaga kerja yang terdapat dalam pelaksanaan proyek ini terdiri dari:
1) Tenaga Ahli, adalah tenaga kerja yang mempunyai keahlian tertentu, yang
bertanggung jawab dan berperan dalam memutuskan sesuatu yang
berhubungan dalam pelaksanaan pekerjaan seperti ahli teknik bangunan
47
gedung. Tenaga ahli dalam proyek ini ada 3 orang dari kontraktor dan 2 orang
dari konsultan supervisi.
2) Tenaga Menengah, adalah tenaga kerja yang mendapat pendidikan rata-rata
setingkat SMU dan diploma. Tenaga kerja ini antara lain bekerja pada bidang
administrasi, tenaga mekanik dan pelaksana lapangan. Ada 11 orang tenaga
menengah dalam proyek ini.
3) Tenaga Mandor, adalah orang yang mengepalai beberapa kelompok orang
untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang ditunjukkan dan diperintahkan
oleh pelaksana atau kepala pelaksana. Ada 3 orang tenaga mandor yang yang
mengepalai pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung Olahraga SMP
Theresia Pangkalpinang.
4) Tenaga Tukang, merupakan orang-orang yang mempunyai keterampilan
khusus dan bepengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi atau
keahlian tanpa didasari pengetahuan teknik, misalnya tukang kayu, tukang
batu, tukang besi, tukang las dan lain lain. Tenaga tukang berjumlah 5 orang
yang terbagi dalam beberapa pekerjaan.
5) Tenaga tidak terlatih, yaitu tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan
khusus dan lebih banyak menggunakan kekuatan fisik dalam pekerjaannya.
Tenaga kasar ini bertugas membantu tenaga tukang dalam pengangkutan
material. Dalam proyek ini ada 10 orang yang ditugaskan untuk menjadi
tenaga tidak terlatih.
1) Tenaga kerja tetap, yaitu tenaga kerja atau pegawai yang diangkat oleh
perusahaan dan mendapat gaji dan tunjangan tetap setiap bulannya.
2) Tenaga kerja tidak tetap, yaitu tenaga kerja yang diadakan berdasarkan
kontrak tidak langsung yang diwakili oleh mandor borong dengan
pembayaran dilakukan kepada mandor sesuai dengan volume pekerjaan.
48
4.4.3 Pengadaan Tenaga Kerja
1) Pengadaan tetap, yaitu pengadaan tenaga kerja yang dilakukan oleh pihak
perusahaan dengan mengangkat karyawan tertentu berdasarkan keahlian,
seperti operator alat berat, mekanik, bagian administrasi dan keuangan.
2) Pengadaan borongan, yaitu pengadaan tenaga kerja yang dilakukan oleh
perusahaan berdasarkan bidang pekerjaan yang dikuasai, seperti pekerjaan
dinding dan plesteran, pemasangan keramik lantai, pekerjaan kusen dan
jendela aluminium, dan lain-lain.
49
BAB V
PELAKSANAAN PEKERJAAN
50
Pelaksanaan pekerjaan pendahuluan dilaksanakan setelah diterbitkannya
Surat Perintah Kerja oleh pemberi pekerjaan atau pemilik pekerjaan, pelaksanaan
lapangan pada minggu pertama yang dilakukan oleh PT. Lembawai Indah Mamur
dilokasi pekerjaan antara lain adalah :
1. Mobilisasi
Kegiatan mobilisasi yang dilakukan mencakup mobilisasi tenaga kerja dan
peralatan kerja serta material yang digunakan untuk melakukan pekerjaan
persiapan seperti membangun barak kerja, barak karyawan dan direksi
keet.
2. Membangun barak kerja, barak karyawan dan direksi keet.
3. Melakukan pengukuran dan penyiapan gambar kerja/gambar
pelaksanaan. Memasang patok-patok yang diperlukan terbuat dari kayu
dan papan yang ditulis dengan jelas menggunakan cat warna merah.
4. Melakukan dokumentasi pelaksanaan 0 %
5. Pembuatan dan pemasangan papan nama proyek
6. Penyediaan air kerja dan water torn sebagai tempat penampungan air
kerja.
7. Penyediaan listrik kerja dengan mendatangkan generator set berkapasitas
5000 watt
8. Pembersihan dan perataan lokasi menggunakan mini bachoe.
51
5.3 Pekerjaan Struktur
52
4. Pekerjaan beton
Pengecoran pondasi dilakukan ditempat dengan menggunakan alat bantu
concrete mixer 500 liter, pelaksanaan dilapangan adukan beton yang
digunakan adalah adukan beton kira-kira tanpa kontrol mutu sesuai
rencana, para pekerja menuangkan 1 zak semen @ 50 kg dan air kedalam
concrete mixer selanjutnya memasukkan batu pecah 2-3 cm besertaan
dengan pasir pasang, setelah diperkirakan adukan cukup rata para pekerja
menuangkan adukan ke gerobak dorong untuk selanjutnya dilakukan
pengecoran pada pondasi telapak. Selang satu hari setelah pekerjaan
pondasi telapak di lanjutkan dengan pelaksanaan pengecoran tiang pondasi
dengan telebih dahulu mempersiapkan bekistingnya, pengecoran beton
kedalam bekisting di lakukan dengan adukan beton yang sama pada
pelaksanaan pekerjaan pengecoran telapak pondasi.
5. Pekerjaan urugan
Urugan kembali bekas galian dilaksanakan oleh penyedia jasa setelah
pelaksanaan pekerjaan pondasi telapak selesai, bahan urugan diambil dari
bekas galian lubang pondasi. Penimbunan tanah dipadatkan dengan alat
bantu berupa stamper kapasitas 1 ton.
Gambar
Sumber : Dok. Pribadi, 2015
5.2 Pekerjaan Pondasi Telapak
53
1. Pekerjaan penulangan
Tahap pelaksanaan pekerjaan penulangan adalah sebagai berikut :
54
c. Beri tanda as ke as dengan menggunakan cat warna putih.
d. Mengecek penulangan dan pemasangan beton decking.
e. Mengecek kerapatan bekisting agar tidak terjadi kebocoran pada saat
pengecoran.
f. Membersihkan area dari kotoran.
g. Pengecoran dilakukan menggunakan ember dan perataan dilakukan
dengan sendok semen.
h. Untuk pemadatan beton dilakukan dengan menusuk nusuk adukan
dengan besi beton dan memukul perlahan bekisting sloof.
i. Perawatan beton dilaksanakan setelah selesai pengecoran selama 3 hari
dengan cara menyiram permukaannya dengan air, bekisting sloof di
buka setelah umur beton mencapai 7 hari.
55
c. Pelaksanaan pekerjaan pembesian dibantu dengan alat mesin las listrik dan
gas dan alat angkat berupa mini bachoe dan tackal kapasitas 3 ton .
d. Baja IWF di potong dan dilakukan pengelasan untuk dudukan baut dan
angkur sesuai dengan ukuran yang tertera pada gambar kerja,.
e. Pemasangan angkur baut dan plat dilakukan besertaan pelaksanaan
pekerjaan tiang pondasi foot plate dan sloof.
56
bubungannya menggunakan spandeck. Pekerjaan rangka atap dilakukan setelah
pekerjaan kolom. Adapun tahap tahapnya :
57
dapat diterima tepat pada titik buhul. Reng merupakan pengikat kuda-kuda
dan posisinya melintang di atas kuda-kuda, serta mengikat kuda-kuda tersebut
hingga membentuk suatu kerangka yang kokoh. Reng ini berfungsi sebagai
penahan spandeck dan sebagai pengatur jarak setiap baris atap agar lebih rapi
dan teratur. Adapun untuk pemasangan dalam pekerjaan rangka atap baja
berat ini, setiap pertemuan antar sambungan langsung disambung dengan
menggunakan las dan baut, sebagai langkah yang terakhir adalah memasang
spandeck sebagai penutup atapnya.
58
4. Dengan cara pemasangan spandeck pada bagian atas diangkat atau diungkit
setelah itu dimasukan spandeck pada bagian bawahnya.
5. Pertemuan dengan jurai spandeck dipotong dengan bentuk segitiga agar rapi.
59
Sumber : Dok. Pribadi, 2015
Gambar 5.9 Pemasangan Batu Bata Merah
1. Siapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis
dari dinding yang akan di plester.
2. Basahi permukaan dinding batu bata dengan menggunakan air sampai basah
dan rata dalam kondisi jenuh air.
3. Buat adukan untuk plesteran sesuai dengan perbandingan material yang
direncanakan.
4. Pasang benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertikal untuk
keperluan penggunaan caplakan atau kepalaan plesteran dan cek kembali
ketegakan dan kerataanya, ketebalan kepalaan plesteran disesuaikan dengan
rencana ketebalan plesteran yaitu sekitar 1.5 cm s/d 3 cm.
5. Tentukan letak instalasi mekanikal elektrikal yang tertanam dalam plesteran ,
pastikan instalasi sudah terpasang semua agar tidak terjadi pekerjaan bobok
pasang dikemudian hari.
6. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan , selalu mengecek kerataanya dengan
menggunakan alat jidar.
60
7. Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman selama +/- 7 hari agar
tidak terjadi keretakan dinding.
8. Setelah cukup usia pembasahan, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
9. Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
10. Plamir bidang-bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan
plamir yang baik.
11. Lakukan sebanyak 3 lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar-benar
rata dan halus.
61
BAB VI
PENGENDALIAN PROYEK
Sebagai salah satu fungsi dan proses kegiatan dalam manajemen proyek
yang sangat mempengaruhi hasil akhir proyek adalah pengendalian yang
mempunyai tujuan utama meminilaisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi
selama proses berlangsungnya proyek.
Sasaran dan tujuan proyek seperti optimasi kinerja biaya, mutu, waktu dan
keselamatan kerja harus memiliki format standar dan kriteria sebagai alat ukur,
agar dapat mengindikasikan pencapaian kinerja proyek. Alat ukur yang digunakan
dapat berupa jadwal pelaksanaan pekerjaan, kuantitas pekerjaan, standar
mutu/spesifikasi teknis pekerjaan, serta standar keselamatan dan kesehatan kerja,
yang untuk selanjutnya diproses dalam suatu sistem informasi. Sistem informasi
ini mengolah data-data yang kemudian menghasilkan informasi penting untuk
mengambil keputusan dalam pelaksanaan pekerjaan.
62
maupun perbaikan mutu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan
kebutuhan sesungguhnya dilapangan.
63
6.2.3 Indikator Kinerja Mutu
Dalam monitor dan evaluasi proyek untuk pengendalian mutu mengacu
kepada spesifikasi teknis yang di tetapkan pada setiap jenis kegiatan proyek,
seperti mutu beton, mutu baja, diameter dan lain sebagainya.
Ada 2 (dua) indikator yaitu produk sesuai mutu dan produk tidak sesuai
mutu, untuk produk yang tidak sesuai mutu akan direduksi, dengan demikian
pekerjaan diulang kembali sesuai dengan standar mutu yang ada, produk tidak
sesuai mutu akan menimbulkan penambahan biaya dan penambahan waktu.
64
Untuk mencegah terjadinya penyimpangan biaya dari perencanaan awal
pihak PT .Lembawai Indah Makmur menggunakan beberapa pengedalian biaya
antara lain metode varian dan metode nilai hasil.
a. Metode Varian
Pengendalian biaya proyek dengan melakukan identifikasi varian pada
data pengeluaran biaya pelaksanaan terhadap biaya rencana secara
periodik atau dalam kurun waktu tertentu.
Metode ini di pakai untuk mengevaluasi dan mempredikasi kebutuhan
biaya yang digunakan untuk pembelian material atau bahan-bahan yang
digunakan, pembiayaan pemakaian peralatan kerja, serta pembiayaan upah
pekerja.
65
6.4 Pengendalian Kualitas Bahan
66
2. Bagi kontraktor, tercapainya sasaran seperti pada kontrak EPK (
Engineering, Pengadaan dan Konstruksi ).
3. Penyediaan sumber daya material, peralatan, tenaga kerja.
67
Pengadaan material di lapangan ini tidak boleh terlalu cepat dan tidak
boleh terlalu lama. Jika terlalu cepat pengadaan material, maka dikhawatirkan
akan mengurangi kualitas bahan atau material dan jika pengadaan material terlalu
lama, maka dapat menyebabkan penundaan pelaksanaan yang mengakibatkan
keterlambatan pada proyek.
68
BAB VII
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
69