Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh.Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang
bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.Hormon-hormon dari
sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang
mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya
molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah
mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah
dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme
berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri
pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah
itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah
aorta.Darah membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah
yang disebut pembuluh kapiler.Darah kemudian kembali ke jantung melalui
pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan
bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan dibawa ke ginjal untuk dibuang
sebagai air seni.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana di maksud dengan system persyarafan?
2. Bagaimanakah sistem darah dan pembukuan darah?

1
1.3 Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk lebih mengetahui tentang
sistem persyarafan, sistem darah dan pembukuan darah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Persyarafan proses adaptasi fisiologis dalam masa kehamilan


dan kebutuhan fisik ibu hamil
2.1.1 Pengertian System Saraf
Saraf berasal dari ectoderm pada usia 18 hari setelah fertilisasi, tabung
neural terbuka terbentuk selama minggu keempat. Pada mulanya tabung ini
menutup pada tempat yang akan terjadi pertemuan antara otak dan medulla
spinalis, sehingga ujungnya terbuka. Embrio melipat pada sumbu
panjangnya sendiri dan membentuk lipatan kepala pada tabung neural, ujung
cranial tabung neural menutup, diikuti penutupan ujung kaudalnya. Selama
minggu kelima, tingkat pertumbuhan yang berbeda menimbulkan banyak
lekukan pada tabung neural, sehingga dihasilkan tiga daerah otak: otak
depan, otak tengah, dan otak belakang. Otak depan berkembang menjadi
mata (saraf, cranial II) dan hemisfer otak.
Perkembangan semua daerah korteks serebri berlanjut sepanjang
kehidupan masa janin dan masa kanak-kanak. System olfaktorius (saraf
cranial I) dan thalamus berkembang dari otak depan saraf cranial III dan IV
(okulomotorius dan troklearis) terbentuk dari otak tengah. Otak belakang
membentuk medulla, pons, serebelum, dan saraf cranial lain. Gelombang
otak dapat dicatat melalui Elegtrosefalodiagram (EEG) pada minggu ke
8. Medulla spinalis terbentuk dari ujung panjang tabung neural, struktur
ektodermal lain, yaitu neural crast, berkembang menjadi system sarat perifer.
Pada minggu ke 8, serabut-serbut saraf tersebar diseluruh tubuh. Pada
minggu ke 11 atau 12,
janin membuat gerakan nafas, mengerakkan semua anggota geraknya, dan
mengubah posisisnya didalam rahim. Janin dapat menghisap ibu jarinya dan
berenang dalam kolam cairan amnion, bersalto, dan mungkin membuat

3
simpul pada korda umbilikalis.Apabila gerakan kuat dirasakan ibu sebagai
“gerakan bayi” terjadilah quickening.Untuk nulipara, perasaan ini dalami
setelah minggu ke 16 gestasi.Pada multipara, quickening dirasakan lebih
awal. Pada waktu ibu menjadi sadar akan siklus bangun tidur.
(Bobak.Lowdermil. Jensen)
2.1.2 Sistem persarafan
Persarafan terutama berasal dari sistem saraf simpatis, tetapi sebagian
berasal dari system serebrospinal dan parasimpatis.Sistem parasimpatis pada
kedua sisi diwakili oleh n.peluikus, terdiri dari beberapa serabut berasal dari
n.sakralis kedua, ketiga dan keempat, neuras ini kemudian melebur ke dalam
ganglion servikalis frankenhauser. Sistem simpatis memasuki panggul
melalui pleksus iliaka interna bermula dari pleksus aortikus tepat dibawah
promontorium sacrum. Setelah berjalan menurun pada kedua sisi, system
simpatis juga memasuki pleksus uterovaginalis frankenhauser terdiri dari
ganglia berbagai ukuran, tetapi terutama berupa lempengan ganglion besar
terletak pada kedua sisi serviks dan tepat diatas forniks posterior disebelah
depan rectum.Cabang-cabang dari pleksus mempersarafi uterus, vesika
urinaria, dan bagian atas vagina.
Sebagian serabut berujung bebas diantara serabut otot.Sedangkan
sebagian lainnya berjalan bersama ateri kedalam endometrium.Didalam
radik torasikus XI dan XII terdapat serabut sensorik dari uterus yang
meneruskan stimulus rasa sakit dari kontraksi uterus.Ke susunan saraf
pusat.Saraf sensorik dari serviks dan bagian atas jalan lahir melintas melalui
.pelvikus menuju n.sakralis II, III dan IV, sedangkan yang berasal dari
bagian bawah jalan lahir melintas terutama melalui.Pudensus System saraf
pusat.wanita hamil sering melaporkan adanya masah pemusatan perhatian,
konsentrasi, memori selama kehamilan dan masa nifas awal.
Namun, penelitian yang sistematis tentang memori pada kehamilan
masih terbatas dan seringkali bersifat anekdot, keenon dkk. (1998).Secara
longitudinal meneliti tentang memori pada wanita hamil dengan kelompok

4
control yang setara, mereka menemukan adanya penurunan memori terkait
kehamilan yang terbatas pada trimester ketiga. Penurunan tidak disebabkan
oleh depresi, kecemasan, kurang tidur, atau perubahan fisik lain dikaitkan
dengan kehamilan.
Penurunan memori diketahui hanyalah sementara dan pulih setelah
melahirkan.Mulai sedini sejak usia gestasi 12 minggu dn terus berlanjut
hingga 2 bulan pertama pascapartum, wanita mengalami kesulitan untuk
mulai tidur, sering terbangun, jam tidur malam lebih sedikit (swain dkk,
1997 ; Lee dkk, 2000), gangguan tidur terbesar terjadi pasca partum dapat
menimbulkan kemurungan pascapartum (postpartum blues) atau depresi
(Bab 53, hal 1592)
2.1.3 Ketidaknyamanan fisiologis pada ibu hamil
A. Timbul Baal, kesemutan di jari secara periodic (Acrodisestesia) terjadi
pada 5% wanita hamil
1. Fisiologisindrom traksi pleksus brakialis akibat bahu yang terluka
selama hamil (terjadi khususnya pada malam hari dan shubuh).
2. Tindakan PenangananPertahankan postur tubuh yang benar, gunakan
bra maternitas yang memberi topangan, yakinkan bahwa kondisi akan
menghilang jika mengangkat dan membawa bayi tidak memperberat
kondisi ibu. (Bobak. Lowdermil. Jensen).

B. Baal dan kesemutan di jari tangan dan kaki


1. Fisiologis
gejala yang normal selama hamil dan dianggap di sebabkan tekanan
pada syraf oleh jaringan yang membengkak tetapi nyeri bukanlah gejala
yang normal. Jika baal dan nyeri hanya terjadi pada ibu jari, telunjuk, jari
tengah, dan sebagian jari manis, mungkin ibu mengalami sindroma
saluran karpal.
Meskipun kondisi ini biasa terjadi pada orang-orang yang terus-menerus
melakukan pekerjaan yang memerlukan gerakan berulang-ulang pada

5
tangan (misalnya: pemain piano, mengetik) tetapi juga sering terjadi pada
ibu hamil ini disebabkan karena saluran karpal yang berada di
pergelangan tangan dari tempat bejalannya syaraf yang menuju jari-jari,
membengkak selama hamil (seperti banyak jaringan tubuh lainnya) .
sehingga memunculkan baal, kesemutan, rasa panas dan nyeri gejalanya
juga bisa mengenai tangan, pergelangan tangan dan bisa menyebar ke
lengan. Pengaruh gaya berat membuat cairan berkumpul di tangan
sepanjang hari sehingga pembengkakan dan gejala yang menyertainya
bisa lebih parah di malam hari. Penggunaan blat pergelangan tangan
sering kali juga dapat membantu, hindari tembakau dan kafein. Beberapa
orang telah menemukan bahwa tusuk jarum juga bisa meredahkannya.
2. Tindakan Penanganan
a. sering mengambil istirahat ketika melakukan pekerjaan dengan tangan.
b. berhenti ketika mulai merasakan nyeri.
c. mengangkat benda dengan seluruh tangan.
d. mengetik dengan sentuhan yang lembut sambil memastikan bahwa
pergelangan tangan ibu lurus dan tangan lebih rendah dari pada
sikut. (Cuningham, 2001).

C. Syndrome carpal tunnel (Mati rasa dan kesemutan di tangan dan lengan)
1. FisiologisKompresi saraf median akibat perubahan disekitar jaringan:
nyeri, baal, kesemutan, rasa terbakar, tidak mampu melakukakn gerakan-
gerakan terlatih (mengetik), menjatuhkan benda-benda yang
dipegang.Carpal tunner membawa saraf median melalui pergelangan
tangan, yang pada tempat tersebut kompresi edema, peradangan jaringan,
atau distorsianatmis dapat menghasilakan gejala klasik.
syndrome carpal tunnel (SCT) →kesemutan, mati rasa atau perubahan
sensasi yang melintasi permukaan telapak tangan bagian ibu jari, 2 jari
pertama, dan bagian jari manis tangan yang terkena. Sejalannya waktu,
SCT hamper selalu menjadi bilateral. Nyeri dan mati rasa sering

6
memperburuk pada malam hari.Selama kehamilan tubuh seorang wanita
mengakumulasi banyak cairan ekstra, beberpa cairan ini dapat menekan
syaraf yang melewati pergelangan ke tangan dan wanita ini akan merasa
jari-jarinya seperti di tusuk-tusuk jarum sewaktu dia bangun di pagi hari.
Memegang pena atau telepon meskipun dalam waktu singkat dapat
menimbulkan rasa tidak nyaman, sebagaian besar wanita menemukan
sindrom ini menghilang beberapa minggu pasca persalinan.
2. Penyebab
a. Perubahan pada pusat gravitasi akibat uterus yang membesar dan
bertambah berat menyebabkan wanita menganmbil postur dengan posisi
bahuter lalu jauhkan kebelakang dan kepalanya antefleksi sebagai upaya
menyeimbangkan berat bagian depannya dan lengkung punggungnya.
Postur ini diduga menyebabkan penekanan pada saraf median dan ulnar
lengan, yang akan mengakibatkan kesemutan dan baal pada jari-jari.
b. Hiperventilasi juga dapat menyebabkan kesemutan dan baal namun
sebagian besar wanita tidak melakukan hiperventilasi cukup sebagai
akibat kehamilan untuk mengalami pengaruh ini.
3. Cara penanganan
Cara penanganan mencakup penjelasan penyebab yang mungkin dan
mendorong agar wanita tersebut mempertahankan postur tubuh yang
baik. Beberapa wanita dapat mengurangi ketidaknyamanan ini dengan
cara berbaring. Mengayukan tangan dan kaki selama beberapa saat
begitu bangun pagi, mengangkat tangan ke atas sebanyak mungkin
sepanjang hari, tidak menulis, mengetik, atau menelpon untuk waktu
yang lama, tidak menulis, mengetik, atau menelpon untuk waktu yang
lama, merendam tangan dalam baskom berisi air hangat atau dingin, dan
bila rasa sakit semakin parah konsultasikan kedokter. Dua uji sederhana
dapat membantu mengonfirmasi bahwa keluhan wanita
sebagai carpal tunnel.

7
a. Menepuk di atas lipatan pergelangan pada garis tengah akan
menghasilkan perasaan kesemutan pada area yang terkena; hal ini
dikenal sebagai tanda tinel.
b. Memegang pergelangan tangan fleksi selama 30 sampai 45 detik dan
melepaskannya aka nmenghasilkan gejala; hal ini dikenal
sebagai ujiphalen.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dirancang untuk meringankan gejala dan dilakukan
dengan membela pergelangan tangan untuk mempertahankannya pada
posisi netral dan tetap digunakan saat tidur.Dua uji sederhana dapat
membantu mengonfirmasi bahwa keluhan wanita sebagai carpal tunnel.
a. Menepuk di atas lipatan pergelangan pada garis tengah akan
menghasilkan perasaan kesemutan pada area yang terkena; hal ini
dikenal sebagai tanda tinel.
b. Memegang pergelangan tangan fleksi selama 30 sampai 45 detik dan
melepaskannya akan menghasilkan gejala; hal ini dikenal sebagai uji
phalen.
Ketika wanita mengeluh mati rasa atau kehilangan sensasi dalam pola ini
ketika menggerakkan pergelangannya secara berulang pada waktu bekerja atau
sekolah, risikosecarameningkatdikenali ,sebagian karena peningkatan desakan
pada ergonomis untuk mengurangi cedera ditempat kerja.
Namun, kehamilan, hormone kontrasepsi, obesitas, status hipotiroid, dan
diabetes ,juga arthritis dan penyakit vascular kolagen juga dapat menghasilkan
edema dan konstriksi yang mendasari SCT. Bentuklain kerusakan saraf juga
dapat menyerupai masalah-masalah ini.Jika gejala tambahan yang tidak
diakibatkan oleh saraf median muncul, diperlukan rujukan segera.

8
2.2 Sistem Darah dan Pembukuan Darah
2.2.1 Pengertian Darah

Pengentalan darah atau dalam bahasa medis disebut thrombophilia, bisa


terjadi pada siapapun termasuk ibu hamil. Pengentalan darah dapat berakibat
pada gangguan ginjal, serangan jantung, stroke, penyumbatan paru-paru,
migrain, dan keguguran pada kehamilan.

Hingga saat ini belum diketahui penyebab mengapa pengentalan darah dapat
terjadi. Entah karena faktor genetik atau yang lainnya, karena sering kali
pengentalan darah terjadi begitu saja tanpa tanda-tanda apapun.

Pengentalan darah saat hamil bisa saja terjadi, karena risiko pembekuan
darah saat hamil lebih mudah terjadi dari pada pada wanita yang sedang tidak
hamil. Pengentalan darah saat hamil cenderung terjadi pada pembuluh darah
yang berada di daerah perut, panggul, dan kaki.

Darah yang mengental pada wanita hamil cenderung terbentuk di vena


dalam kaki atau di daerah panggul. Kondisi ini dikenal sebagai deep vein
thrombosis (DVT). Sedangkan DVT akan bersangkutan dengan emboli paru.
Kedua peristiwa itu dapat mengancam jiwa yang terjadi ketika DVT terlepas
pada pembuluh darah paru-paru, yang bisa menyebabkan gumpalan darah
berpotensi berbahaya untuk bayi Anda. Gumpalan darah dapat terbentuk di
dalam plasenta, memotong aliran darah ibu dan janin, dan yang paling
membahayakan bisa terjadi keguguran.

Darah merupakan cairan yang terdiri dari banyak sel bebas yang
membawa zat penting yang diperlukan oleh tubuh melalui sebuah jalur yang
disebut pembuluh darah.Kinerja darah diatur oleh “master kontrol” yaitu
jantung. Zat yang dibawa bisa apa saja, seperti oksigen, mineral, protein,
vitamin dan hormon yang berasal dari sistem endokrin. Hasil sisa olahan
tubuh seperti karbondioksida dibawa oleh darah ke paru-paru untuk ditukar

9
dengan oksigen.Begitu pula banyak racun dan bahan kimia yang tidak
dikehendaki tubuh dibawa ke hati dan ginjal untuk kemudian dideportasi
keluar dari tubuh manusia melalui feces atau urine.

2.2.2 Fungsi Darah


Darah mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh plasma
darah.
2. Mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh
yang dilakukan oleh plasma darah, karbon dioksida dikeluarkan melalui
paru-paru, urea dikeluarkan melalui ginjal.
3. Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin)
yang dilakukan oleh plasma darah.
4. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel darah
merah.
5. Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh sel
darah putih
6. Menutup luka yang dilakuakn oleh keping-keping darah.
7. Menjaga kestabilan suhu tubuh.

10
2.2.3 Komposisi Darah
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45%
bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume
sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian
55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan
darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
1. Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak
dianggap sebagai sel dari segi biologi.Eritrosit mengandung hemoglobin
dan mengedarkan oksigen.Sel darah merah juga berperan dalam penentuan
golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit akan menderita penyakit
anemia.
2. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggungjawab dalam proses pembekuan darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
3. Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak
dianggap sebagai sel dari segi biologi.Eritrosit mengandung hemoglobin
dan mengedarkan oksigen.Sel darah merah juga berperan dalam penentuan
golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit akan menderita penyakit
anemia.
4. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggungjawab dalam proses pembekuan darah.

5. Sel darah putih atau leukosit (0,2%)


Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas
untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh
tubuh, misal virus atau bakteri.Leukosit bersifat amuboid atau tidak
memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit akan menderita

11
penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit akan
menderita penyakit leukopenia.
2.2.4 Susunan Darah
Serum darah atau plasma terdiri atas:
1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari
kalsium, fosfor, , kalium dan zat besi,nitrogen, dll)
4. Garam

Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :-


1. Albumin
2. Bahan pembeku darah
3. Immunoglobin (antibodi)
4. Hormon
5. Berbagai jenis protein
6. Berbagai jenis garam

2.2.5 Faktor pembekuan darah


Di awal abad 20, Howell mengatakan bahwa ada 4 faktor pengumpalan
darah, yaitu tromboblastin, protrombin. Ca2+ dan fibrinogen.

2.2.6 Proses Pembekuan Darah

Proses pembekuan darah normal melewati serangkaian interaksi yang


kompleks. Berikut adalah proses pembekuan darah dari awal hingga akhir.

1. Trombosit membentuk sumbatan

Trombosit bereaksi ketika pembuluh darah rusak atau ada luka. Mereka
menempel pada dinding daerah yang luka dan bersama-sama membentuk

12
sumbatan. Sumbatan dibentuk guna menutup bagian yang rusak, agar
menghentikan darah yang keluar. Trombosit juga melepaskan bahan kimia
untuk menarik lebih banyak trombosit dan sel-sel lain untuk melanjutkan
tahap berikutnya.

2. Pembentukan bekuan darah

Faktor-faktor pembekuan memberi sinyal terhadap satu sama lain, untuk


melakukan reaksi berantai yang cepat. Reaksi ini dikenal sebagai kaskade
koagulasi. Pada tahap akhir kaskade ini, faktor koagulasi yang disebut
trombin mengubah fibrinogen menjadi helai-helai fibrin. Fibrin bekerja
dengan cara menempel pada trombosit untuk membuat jaring yang
memerangkap lebih banyak trombosit dan sel. Gumpalan (bekuan) pun
menjadi lebih kuat dan lebih tahan lama.

3. Penghentian proses pembekuan darah

Setelah bekuan darah terbentuk dan perdarahan terkendali. Protein-


protein lain akan menghentikan faktor pembekuan, agar gumpalan tidak
berlanjut lebih jauh dari yang diperlukan.

4. Tubuh perlahan-lahan membuang sumbatan

Ketika jaringan kulit yang rusak sembuh, otomatis sumbatan tidak


diperlukan lagi. Helai fibrin pun hancur, dan darah mengambil kembali
trombosit dan sel-sel dari bekuan darah

Ketika luka terjadi yang mengakibatkan rusaknya jaringan tubuh,


merobek pembuluh darah hingga darah keluar, maka hati akan menggenjot
produksi komponen yang ada di trombosit maupun plasma darah yang
bernama fibrinogen. Fibrinogen adalah sebuah glikoprotein yang ada dalam

13
plasma darah dalam bentuk cairan dan trombosit dalam bentuk granula
yang semuanya dihasilkan oleh hati.

Fibrinogen ini yang kemudian melakukan proses koagulasi darah dan


meningkatkan viskositas darah. Proses ini akan menghasilkan trombin dan
protrombin dengan bantuan CA2+ dan vitamin K. Trombin yang terbentuk
akan memecah fibrinogen menjadi benang fibrin. Bersamaan dengan
proses ini, terjadi pengendapan LDL yang memacau proses terbentuknya
plak dan memicu agregasi trombosit yang pecah mengeluarkan
trombokinase untuk merubah protrombin menjadi trombin dan proses
kembali ini menyebabkan semakin banyaknya benang fibrin yang
terbentuk.

Berikut adalah gambar skema proses pembekuan darah:

14
Benang fibrin yang terbentuk lantas menjalin kembali sel-sel yang
terkoyak sehingga menutup jalan keluarnya darah. Fibrinogen akan bertahan
hingga sel di sekitarnya membelah diri dan menutup luka yang terjadi.
Fibrinogen berperan seperti jembatan molekul dalam interaksi antar sel ketika
bereaksi dengan inflamasi atau luka.

2.2.7 Mengapa Darah Bisa Mengental saat Hamil?

Meningkatnya kekentalan darah merupakan mekanisme perlindungan


tubuh wanita hamil terhadap risiko perdarahan, misalnya pada saat keguguran
atau setelah melahirkan. Itulah sebabnya, ketika hamil, seorang wanita menjadi
4-5 kali lebih berisiko untuk mengalami darah kental atau hiperkoagulasi.

Beberapa faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kekentalan


darah, sekaligus terjadinya komplikasi akibat kondisi tersebut:

1. Memiliki anggota keluarga yang menderita darah kental


2. Berusia lebih dari 35 tahun
3. Hamil anak kembar
4. Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
5. Kurang melakukan aktivitas fisik

15
6. Merokok

Menderita penyakit tertentu, seperti lupus dan sindrom antifosfolipid, juga


dapat memperbesar risiko seseorang mengalami darah kental.

Selain itu, rahim yang membesar saat hamil dapat menekan pembuluh darah di
daerah perut. Hal ini dapat menyebabkan gangguan aliran darah, terutama pada
tungkai, dan memperberat kondisi darah kental.

2.2.8 Apa yang harus saya lakukan jika terjadi pengentalan darah saat
hamil?
Bagi para ibu hamil yang mengalami darah kental saat hamil, penting
untuk mendapatkan suntikan heparin (obat pengencer darah) dari dokter, dan
terus memantau ketat perkembangan kehamilan hingga melahirkan. Obat
pengencer darah tersebut harus disuntikkan di bagian perut sekitar pusar ibu
hamil. Tujuannya untuk memastikan darah tetap normal encer dan mencegah
terjadinya pendarahan ketika hamil.
Penting juga untuk menjaga berat badan ibu dan janin selama kehamilan.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko pembekuan darah selama
kehamilan. Perlu diperhatikan juga, jika Anda mengalami pengentalan darah
saat hamil, kondisi ini dapat terjadi lagi pada kehamilan berikutnya.

2.2.9 Gejala yang bisa muncul akibat pengentalan darah saat hamil
Risiko darah kental biasanya bisa dicegah dengan pola hidup sehat dan
makan makanan yang sehat. Anda para calon ibu hamil atau bahkan yang
sudah menjadi ibu baiknya perhatikan hal berikut di bawah ini, karena
mungkin disebabkan oleh pengentalan darah:

1. Sakit kepala atau migraine. Ibu hamil akan merasakan migrain hebat dan
sakit kepala akibat kurangnya pasokan darah yang membawa okisgen ke
bagian otak dan kepala.

16
2. Merasa seperti mabuk padahal tidak mabuk. Pasokan oksigen ke otak akan
mengakibatkan tubuh menjadi tidak seimbang dan gestur tubuh akan
berubah menjadi seperti orang mabuk.
3. Mata menjadi tidak jelas penglihatannya. Penderita dapat mengalami
pandangan ganda, berbayang, bahkan sama sekali tidak melihat. Hal ini
terjadi karena pasokan darah ke jaringan arteri dan vena mata mengalami
hambatan akibat darah mengental.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perubahan pada pusat gravitasi akibat uterus yang membesar dan bertambah
berat dapat menyebabkan wanita mengambil postur dengan posisi bahu terlalu
jauh kebelakang dan kepalanya antefleksi sebagai upaya menyeimbangkan
berat bagian depannya dan lengkung punggungnya. Postur ini diduga
menyebabkan penekanan pada saraf median dan ulnar lengan, yang akan
mengakibatkan kesemutan dan baal pada jari-jari.
Kemungkinan penjelasan lain untuk kesemutan dan rasa baal pada jari
adalah syndrome carpal tunnel. Edema mengurangi ruang yang tersedia pada
kanalis karpa yang dilalui saraf median ini.Penekanan pada saraf ini
menyebabkan gejala-gejala tersebut, yang biasanya terjadi bilateral, tingkat
keparahan beragam, dan pada waktu tertentu menyebabkan nyeri hebat.
Mulai trimester kedua atau ketiga, gejala-gejala ini biasanya terjadi pada
malam hari dan akan berakhir dengan sendirinya 2 minggu pascapartum.
Penatalaksanaan dirancang untuk meringankan gejala dan dilakukan
dengan membelat pergelangan tangan untuk mempertahankannya pada posisi
netral dan tetap digunakan saat tidur.
Pengobatan awal syndrome carpal tunnel adalah konservatif, dan mulai
dengan pembebatan pada malam hari untuk menempatkan pergelangan pada
posisi netral.Untuk kondisi yang terbatas waktunya seperti kehamilan, hal ini
mungkin diperlukan semuanya.Olahraga aerobic telah menunjukkan dapat
memperbaiki gejala.
3.2 Saran
Ketidaknyamanan yang dialami ibu hamil merupakan hal yang fisiologis
selama tidak mengganggu fisik dan psikologis ibu. Segala sesuatu yang
fisiologis ini tidak perlu dianggap cemas dan diatasi secara berlebihan oleh

18
ibu hamil karena seluruh ketidaknyamanan ini akan menghilang setelah
persalinan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Varney H, Buku Ajar AsuhanKebidanan Ed4Jakarta: EGC.2007


Pusdiknakes, WHO,JHPEIGO,BukuAsuhan Antenatal, Jakarta: Depkes RI.2001
Bobak, Lowdermik, Jensen, BukuAjarKeperawatanMaternitas.Ed. 4. Jakarta:
EGC.2004
Manuaba,IBG. IlmuKebidanan,PenyakitKandungan&KeluargaBerencanaUntu
kPendidikanBidan. Jakarta : EGC.1998
Hamilton, Persis M, Dasar-dasarKeperawatanMaternitas Ed. 6, Jakarta: EGC,
1995

20

Anda mungkin juga menyukai