PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyebab kematian bayi di indonesia terbesar adalah Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR), Asfiksia, infeksi, masalah pemberian minum dan diare. Pada saat ini
terdapat kecenderungan penurunan pemberian ASI di beberapa tempat di
indonesia terutama di kota – kota besar. Banyak hal yang berpengaruh terhadap
penurunan tersebut, salah satunya promosi dari produk susu formula serta
kesalahan dalam penata laksanaan menyusui itu sendiri. Upaya untuk
menurunkan AKB yang sederhana dan mudah dilakukan adalah dengan
memberi ASI segera ( inisiasi menyusu dini) pada bayi baru lahir, karena ASI
mengandung zat imuno yang dapat mencegah infeksi dan diare.
Agar menyusu dapat berhasil dengan baik, harus dimulai sejak dini, yaitu
segera setelah bayi lahir dalam waktu 30 menit, meletakkan bayi di dada ibu di
antara payudara ibu, untuk memulai kontak kulit ( skin to skin). Bila keadaan
/kondisi ibu dan bayi memungkinkan, ibu mulai menyusui dalam waktu 30
menit setelah bayi lahir. Untuk itu perlu dipersiapkan sejak masa kehamilan,
dengan memperhatikan secara umum keadaan ibu hamil, difokuskan pada status
gizi dan keadaan payudar ibu. Selanjutnya bayi dan ibunya harus dalam satu
ruangan perawatan ( rawat gabung), kecuali bila ada indikasi medis. Untuk
melaksanakan rawat gabung yang bekualitas atau sesuai harapan perlu adanya
panduan atau pedoman
Pedoman pelayanan rawat gabung di rumah sakit telah di susun sejak tahun
1991 namun pada kenyataannya hanya di lakukan di beberapa rumah sakit saja.
Pelayanan rawat gabung merupakan salah satu wujud pelayanan kesehaan ibu
dan bayi yang berkesinambungan dan saling terkait. Kesehatan ibu, khususnya
ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan bayi yang dikandungnya, artinya
kesehatan bayi ditentukan sejak bayi dalam kandungan.
Berdasarkan hal tersebut pelaksanaan rawat gabung yang bertujuan agar ibu
dapat bersama dengan bayi setiap saat, agar ibu dapat menyusui bayinya setiap
saat bayi lapar (on cue) dan membutuhkan (on demand), hendaknya dimulai
sejak masa kehamilan. Rawat gabung merupakan pelaksanaan langkah ketujuh
dari sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui (LMKM) yang tertuang
pada Kepmenkes No.450 th 2004 tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara
eksklusifpada bayi di indonesia (UU RI) No.23 tahun 2002 tentang perlindungan
anak, setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial
sesuai dengan kebutuhan fisik,mental , dan sosial ( pasal 4 ) dan pemerintah
wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang
komprehensif bagi anak. Agar stiap anak memperoleh derajat kesehatan yang
optimal sejak dalam kandungan (pasal 44). Dalam hal yang berkaitan dengan
rawat gabung bayi mempumyai hak untuk mendapat ASI untuk memenuhi
kebutuhan fisik, mental,dan sosial bayi.
Rekomendasi WHO/UNICEF, 2002 tentang memberikan ASI segera dalam
setengah jam setelah lahir, dapat berhasil bila institusi pelayanan kesehatan ibu
dan bayi di dukung dengan kebijakan perawatan ibu dan bayi tanpa dipisah (
rawat gabung ). Kebijakan ini sebenarnya telah ada dengan di berlakukannya
program rumah sakit sayang ibu dan bayi ditingkat pelayanan kesehatan rujukan
( RS ), puskesmas sayang ibu dan bayi di tingkat pelayanan kesehatan dasar,
sedangkan di masyarakat adanya gerakan sayang ibu dan bayi. Tetapi pada
kenyataannya semakin lama pelaksanaannya semakin menurun, untuk tu perlu
dilakukan revitalisasi pelaksanaannya di semua tingkatan / jenjang pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan kondisi tersebut , maka Rawat Gabung sangat mendukung tingkat
keberhasilan menyusui. Untuk pelaksanaan rawat gabung perlu memperhatikan
langkah – langkah mulai persiapan, pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan, serta
adanya monitoring dan evaluasi. Agar terdapat keseragaman dalam pelaksanaan
rawat gabung, maka Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan menyusun suatu
pedoman pelayanan rawat gabung untuk di laksanakan di Rumah Sakit, Rumah
Bersalin ,Puskesmas, Polindes/Poskesdes dan di rumah.
Penerapan dari pedoman ini hendaklah disesuaikan dengan keadaan fasilitas dan
tenaga pada masing-masing tempat dengan tetap memperhatikan tujuan utama
dan prinsip dasar pelaksanaan rawat gabung.
B. LANDASAN HUKUM DAN PERATURAN YANG MENDUKUNG
eksklusif.
gabung.
BAB II
A. PENGERTIAN
Rawat Gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir ,
ditempatkan bersama ibunya dalam satu ruangan.
C. JENIS
Terdapat dua jenis rawat gabung yang dapat dilakukan di Rumah Sakit, yaitu:
1. Rawat Gabung Penuh : cara perawatan ibu dan bayi bersama-sama dalam suatu
ruangan secara terus menerus selama 24 jam.
2. Rawat Gabung Parsial : cara perawatan ibu dan bayi terpisah dalam waktu-
waktu tertentu (misalnya malam hari dan waktu kunjungan).
2. Ibu
Ibu dalam kadaan sehat jasmani dan rohani
3. Ruangan
Tersedianya ruangan yang baik,hangat dengan sirkulasi udara yang
cukup dan di lengkapi dengan sarana prasarana yang mendukung
terciptanya Rawat Gabung yang baik.
Syarat utama dari Rawat Gabung Penuh dapat dilihat pada algoritme dibawah ini
Algoritme
Perawa
tan
Bayi
Baru
Lahir
Bayi Bayi risiko Bayi sakit
sehat tinggi
Bayi baru lahir yang
NCB-SMK NKB < 36 minggu tidak bugar dan atau
NKB (gestasi >35 BBLR < 2000 disertai tanda klinis
minggu, dan atau Bayi dengan yang tidak normal
BB > 2000 gr riwayat asfiksia Bayi dalam
Bayi dengan asfiksia berat kelompok ini
ringan mungkin saja
sebelumnya
termasuk kelompok
bayi sehat atau bayi
dengan risiko tinggi
Angka leukosit
Ruang Stabilitas <15000 danStabilitas
>25000
bayi di di
kamar kamar
bayi bayi
Ra K rawat P L
w operina e e
a n r v
E . MANFAAT RAWAT GABUNG
Rawat gabung merupakan suatu cara yang sangat bermanfaat bagi ibu, bayi,
keluarga, dan juga bagi petugas kesehatan Rumah Sakit
1. Manfaat Terhadap Ibu
a. Manfaat ditinjau dari segi psikologi ibu
1) Meningkatkan hubungan batin antara ibu dan bayi melalui sentuhan fisik
antara ibu dan bayi yang terjadi segera setelah lahir dan pada waktu
menyusui.
2) Memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat sendiri bayi yang
baru dilahirkannya.
3) Memberikan rasa percaya diri dan tanggung jawab kepada ibu untuk
merawat bayinya.
4) Memberi kesempatan pada ibu untuk belajar mengenal tangisan sakit,
lapar dan manja.
b. Manfaat dari segi fisik ibu :
1) Involusi uterus akan terjadi dengan baik, oleh karena dengan menyusui
bayi akan terjadi kontraksi rahim dengan baik akibatnya perdarahan post
partum dapat dikurangi.
2) Mempercepat mobilisasi ibu, karena aktifitas ibu merawat sendiri bayinya.
3) Mempercepat produksi ASI.
4) Menghindari pembengkakan payudara karena ibu menyusui lebih lama.
Dengan rawat gabung sentuhan fisik ibu dan anak segera terjadi. Hal ini
merupakan stimulasi mental dini yang diperlukan bagi tumbuh kembang anak
khususnya dalam memberikan rasa aman dan kasih sayang
b. Manfaat ditinjau dari segi fisik bayi :
1) Melindungi bayi dari bahaya infeksi karena ASI terutama kolostrum
mengandung zat-zat antibodi (kekebalan).
2) Bayi akan mendapatkan makanan yang sesuai dengan kebutuhannya.
3) Mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial (infeksi yang
berasal dari RS).
4) Mengurangi bahaya aspirasi yang disebabkan oleh susu botol.
5) Mencegah timbulnya penyakit alergi terhadap susu buatan.
6) Mengurangi Mal Oklusi gigi (pertumbuhan/penutupan gigi yang jelek).
7) Mengajarkan kepada bayi untuk menghisap puting dan areola dengan
benar.
8) Memperlancar pengeluaran mekoneum.
9) Manfaat Terhadap Keluarga
3. Manfaat bagi keluarga
1) Biaya perawatan lebih sedikit, karena kesehatan ibu lebih cepat pulih
kembali dan tidak perlu membayar dua ruangan.
2) Tidak perlu membeli susu formula dan perlengkapannya karena ibu
menyusui sendiri bayinya.
3) Anak jarang sakit sehingga biaya pengobatan anak menjadi kurang sekali
a. Manfaat dari segi kebutuhan susu formula dan perlengkapannya serta obat-
obatan :
1) Kebutuhan RS akan susu formula serta perlengkapannya menurun.
2) Kebutuhan RS akan obat-obatan, cairan infus dan lain-lain menurun,
sehingga mengurangi anggaran belanja RS.
b. Manfaat dari segi kebutuhan tenaga medis :
Kebutuhan akan tenaga paramedis untuk perawatan ibu dan bayi berkurang,
sehingga tenaga yang ada dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Selain itu
tenaga paramedis, mempunyai kesempatan untuk menambah ketrampilan
yang akan bermanfaat pula bagi rumah sakit
Morbiditas ibu dan bayi berkurang, sehingga mengurangi hari perawatan serta
subsidi yang diberikan Rumah Sakit. Frekuensi pergantian pengguna tempat
tidur menjadi lebih tinggi sehingga daya tampung rumah sakit lebih banyak.
Tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat,dan perlu perawatan lanjutan yang
mengharuskannya perlu perawatan khusus.
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN RAWAT GABUNG
A. PERSIAPAN
Untuk melaksanakan Rawat Gabung ibu dan bayi, yang perlu di siapkan adalah
institusi pelayanan, ibu pos partum, suami, dan atau keluarga, petugas ,sarana dan
prasarana pelayanan.
1. Institusi pelayanan
a. Adanya SPO Rawat Gabung.
b. Rawat gabung ibu dan bayi merupakan kegiatan atau program untuk
mendukung keberhasilan program menyusui pada program RSSIB
( Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi ).
2. Ibu post partum, suami dan keluarga
a. Salah satu faktor keberhasilan menyusui adalah kesiapan ibu dan keluarga
Sehingga memahami pengertian rawat gabung.
b. Suami dan keluarga perlu mendapatkan informasi tentang rawat gabung.
3. Petugas
Kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi antara lain
a. Memahami pentingnya rawat gabung dan terampil dalam memberikan asuhan
untuk kesejahteraan ibu dan bayi.
b. Mampu menilai persyaratan ibu dan bayi untuk di lakukan rawat gabung.
c. Mampu menolong ibu dalam memposisikan bayi pada saat menyusui dan
manajemen laktasi yang benar.
d. Mampu menolong ibu dalam mengatasi kendala yang muncul pada saat
menyusui bayi, misal: puting lecet,puting terbenam,payudara bengkak.
e. Mampu menolong ibu memerah ASI yang benar.
4. Sarana dan prasarana pelayanan rawat gabung
a. Ruang nifas dengan rawat gabung dilengkapi dengan ruang konsultasi dan
pojok laktasi untuk pemberian penyuluhan dan bimbingan.
b. Ruang perinatal dilengkapi dengan ruang menyusui untuk bayinya yang di
rawat.
1. Pelaksanaan rawat gabung diawali dengan inisiasi menyusu dini pada masa
persalinan di kamar bersalin.
Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan dan asuhan yang diberikan
pada ibu dan bayi, hal – hal yang perlu ditulis pada pencatatan dan pelaporan Rawat
Gabung adalah :
1. Catatan perkembangan klien Rawat Gabung sebagai bukti asuhan yang di berikan
oleh bidan / perawat dengan menggunakan metode SOAP.
S : subyektif
O : obyektif
A : analisa
P : pelaksanaan
2. Cakupan Rawat Gabung :
a. Jumlah Rawat Gabung
b. Inisiasi menyusu dini
c. Menyusui on cue
3. Jumlah persalina
a. persalinan normal
b. persalinan tindakan
2. IBU
a. Tempat tidur ibu
b. Tempat tidur ibu diusahakan rendah agar memudahkan untuk naik turun
c. Tersedianya perlengkapan perawatan nifas
4. PETUGAS
Mempunyai kemampuan dan ketrampilan pelaksanaan rawat gabung
BAB IV
PENUTUP
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN..................................................................................................
C. JENIS RAWAT GABUNG
D. SYARAT RAWAT GABUNG ...............................................................
E. MANFAAT RAWAT GABUNG............................................................
F. PERAN DALAM MENCIPTAKANRAWAT GABUNG .....................
G. HAMBATAN DALAM MELAKSANAKAN RAWAT GABUNG ......
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan yang maha pengasih dan pemurah
karena atas rahmat dan pertolongan-NYA Panduan Inisiasi Menyusui Dini Dan ASI
Ekslusif dapat diselesaikan penyusunannya. Panduan Inisiasi Menyusui Dini Dan Asi
Ekslusif merupakan regulasi yang terintegrasi dengan kegiatan penjaminan mutu
layanan rumah sakit dengan standar akreditasi khususnya berkaitan dengan kesehatan
ibu dan anak. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang no 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit yang didalamnya mewajibkan tiap rumah sakit untuk mengikuti dan
melaksanakan akreditasi rumah sakit sebagai bentuk peningkatan mutu layanan yang
berorientasi pada keselamatan pasien.
Panduan ini akan dievaluasi kembali dan dilakukan perbaikan bila dalam
perjalanan implementasi tidak sesuai dengan kondisi rumah sakit yang berorientasi pada
keselamatan pasien terkini.