Anda di halaman 1dari 20

PANDUAN SISTIM RAWAT GABUNG

DI RSU MAYJEN H.A THALIB


KABUPATEN KERINCI

RSU MAYJEN H.A THALIB


KABUPATEN KERINCI
TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyebab kematian bayi di indonesia terbesar adalah Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR), Asfiksia, infeksi, masalah pemberian minum dan diare. Pada saat ini
terdapat kecenderungan penurunan pemberian ASI di beberapa tempat di
indonesia terutama di kota – kota besar. Banyak hal yang berpengaruh terhadap
penurunan tersebut, salah satunya promosi dari produk susu formula serta
kesalahan dalam penata laksanaan menyusui itu sendiri. Upaya untuk
menurunkan AKB yang sederhana dan mudah dilakukan adalah dengan
memberi ASI segera ( inisiasi menyusu dini) pada bayi baru lahir, karena ASI
mengandung zat imuno yang dapat mencegah infeksi dan diare.
Agar menyusu dapat berhasil dengan baik, harus dimulai sejak dini, yaitu
segera setelah bayi lahir dalam waktu 30 menit, meletakkan bayi di dada ibu di
antara payudara ibu, untuk memulai kontak kulit ( skin to skin). Bila keadaan
/kondisi ibu dan bayi memungkinkan, ibu mulai menyusui dalam waktu 30
menit setelah bayi lahir. Untuk itu perlu dipersiapkan sejak masa kehamilan,
dengan memperhatikan secara umum keadaan ibu hamil, difokuskan pada status
gizi dan keadaan payudar ibu. Selanjutnya bayi dan ibunya harus dalam satu
ruangan perawatan ( rawat gabung), kecuali bila ada indikasi medis. Untuk
melaksanakan rawat gabung yang bekualitas atau sesuai harapan perlu adanya
panduan atau pedoman
Pedoman pelayanan rawat gabung di rumah sakit telah di susun sejak tahun
1991 namun pada kenyataannya hanya di lakukan di beberapa rumah sakit saja.
Pelayanan rawat gabung merupakan salah satu wujud pelayanan kesehaan ibu
dan bayi yang berkesinambungan dan saling terkait. Kesehatan ibu, khususnya
ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan bayi yang dikandungnya, artinya
kesehatan bayi ditentukan sejak bayi dalam kandungan.
Berdasarkan hal tersebut pelaksanaan rawat gabung yang bertujuan agar ibu
dapat bersama dengan bayi setiap saat, agar ibu dapat menyusui bayinya setiap
saat bayi lapar (on cue) dan membutuhkan (on demand), hendaknya dimulai
sejak masa kehamilan. Rawat gabung merupakan pelaksanaan langkah ketujuh
dari sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui (LMKM) yang tertuang
pada Kepmenkes No.450 th 2004 tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara
eksklusifpada bayi di indonesia (UU RI) No.23 tahun 2002 tentang perlindungan
anak, setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial
sesuai dengan kebutuhan fisik,mental , dan sosial ( pasal 4 ) dan pemerintah
wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang
komprehensif bagi anak. Agar stiap anak memperoleh derajat kesehatan yang
optimal sejak dalam kandungan (pasal 44). Dalam hal yang berkaitan dengan
rawat gabung bayi mempumyai hak untuk mendapat ASI untuk memenuhi
kebutuhan fisik, mental,dan sosial bayi.
Rekomendasi WHO/UNICEF, 2002 tentang memberikan ASI segera dalam
setengah jam setelah lahir, dapat berhasil bila institusi pelayanan kesehatan ibu
dan bayi di dukung dengan kebijakan perawatan ibu dan bayi tanpa dipisah (
rawat gabung ). Kebijakan ini sebenarnya telah ada dengan di berlakukannya
program rumah sakit sayang ibu dan bayi ditingkat pelayanan kesehatan rujukan
( RS ), puskesmas sayang ibu dan bayi di tingkat pelayanan kesehatan dasar,
sedangkan di masyarakat adanya gerakan sayang ibu dan bayi. Tetapi pada
kenyataannya semakin lama pelaksanaannya semakin menurun, untuk tu perlu
dilakukan revitalisasi pelaksanaannya di semua tingkatan / jenjang pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan kondisi tersebut , maka Rawat Gabung sangat mendukung tingkat
keberhasilan menyusui. Untuk pelaksanaan rawat gabung perlu memperhatikan
langkah – langkah mulai persiapan, pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan, serta
adanya monitoring dan evaluasi. Agar terdapat keseragaman dalam pelaksanaan
rawat gabung, maka Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan menyusun suatu
pedoman pelayanan rawat gabung untuk di laksanakan di Rumah Sakit, Rumah
Bersalin ,Puskesmas, Polindes/Poskesdes dan di rumah.
Penerapan dari pedoman ini hendaklah disesuaikan dengan keadaan fasilitas dan
tenaga pada masing-masing tempat dengan tetap memperhatikan tujuan utama
dan prinsip dasar pelaksanaan rawat gabung.
B. LANDASAN HUKUM DAN PERATURAN YANG MENDUKUNG

1. Permenkes Nomor 450/Menkes/SK/VI/2004.Tentang pemberian ASI

eksklusif.

2. Permenkes Nomor 029/Menkes/PER/II/2008.Tentang Standart

Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

3. Kepmenkes Nomor 284/Menkes/SK/III/2004.Tentang Buku Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA).

4. Kepmenkes RI Nomor.230 tahun 2010 Tentang rawat gabung ibu dan

bayi, BAB II KONSEP RAWAT GABUNG.

5. PERGUB Nomor. 129/Menkes/PER/II/2008.Tentang pedoman rawat

gabung.
BAB II

KONSEP RAWAT GABUNG

A. PENGERTIAN
Rawat Gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir ,
ditempatkan bersama ibunya dalam satu ruangan.

B. TUJUAN RAWAT GABUNG


1. Tujuan Umum yaitu menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
2. Tujuan khusus:
a. Memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada di samping ibu setiap
saat.
b. Bayi segera memperoleh colostrum dan Air Susu Ibu.
c. Bayi memperoleh stimulasi mental dini untuk tumbuh kembang anak .
d. Bayi bisa memperoleh ASI setiap saat.
e. Ibu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga dalam pemberian
ASI.
f. Ibu memperoleh pengalaman dalam merawat payudara dan cara
menyusui yang benar.
g. Ibu dan keluarga memperoleh pengalaman cara merawat bayi baru lahir.
h. Ibu dapat mengamati dan menjaga bayinya setiap saat.

C. JENIS
Terdapat dua jenis rawat gabung yang dapat dilakukan di Rumah Sakit, yaitu:
1. Rawat Gabung Penuh : cara perawatan ibu dan bayi bersama-sama dalam suatu
ruangan secara terus menerus selama 24 jam.
2. Rawat Gabung Parsial : cara perawatan ibu dan bayi terpisah dalam waktu-
waktu tertentu (misalnya malam hari dan waktu kunjungan).

D. SYARAT RAWAT GABUNG

Persyaratan dalam Raat Gabung terdiri dari:


1. Bayi
Semua bayi kecuali bayi beresiko dan mempunyai kelainan yang tidak
memungkinkan untuk menyusu pada bayi

2. Ibu
Ibu dalam kadaan sehat jasmani dan rohani

3. Ruangan
Tersedianya ruangan yang baik,hangat dengan sirkulasi udara yang
cukup dan di lengkapi dengan sarana prasarana yang mendukung
terciptanya Rawat Gabung yang baik.
Syarat utama dari Rawat Gabung Penuh dapat dilihat pada algoritme dibawah ini

Algoritme
Perawa
tan
Bayi
Baru
Lahir
Bayi Bayi risiko Bayi sakit
sehat tinggi
 Bayi baru lahir yang
 NCB-SMK  NKB < 36 minggu tidak bugar dan atau
NKB (gestasi >35  BBLR < 2000 disertai tanda klinis
minggu, dan atau  Bayi dengan yang tidak normal
BB > 2000 gr riwayat asfiksia  Bayi dalam
Bayi dengan asfiksia berat kelompok ini
ringan mungkin saja
sebelumnya
termasuk kelompok
bayi sehat atau bayi
dengan risiko tinggi
 Angka leukosit
Ruang Stabilitas <15000 danStabilitas
>25000
bayi di di
kamar kamar
bayi bayi
Ra K rawat P L
w operina e e
a n r v
E . MANFAAT RAWAT GABUNG

Rawat gabung merupakan suatu cara yang sangat bermanfaat bagi ibu, bayi,
keluarga, dan juga bagi petugas kesehatan Rumah Sakit
1. Manfaat Terhadap Ibu
a. Manfaat ditinjau dari segi psikologi ibu
1) Meningkatkan hubungan batin antara ibu dan bayi melalui sentuhan fisik
antara ibu dan bayi yang terjadi segera setelah lahir dan pada waktu
menyusui.
2) Memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat sendiri bayi yang
baru dilahirkannya.
3) Memberikan rasa percaya diri dan tanggung jawab kepada ibu untuk
merawat bayinya.
4) Memberi kesempatan pada ibu untuk belajar mengenal tangisan sakit,
lapar dan manja.
b. Manfaat dari segi fisik ibu :
1) Involusi uterus akan terjadi dengan baik, oleh karena dengan menyusui
bayi akan terjadi kontraksi rahim dengan baik akibatnya perdarahan post
partum dapat dikurangi.
2) Mempercepat mobilisasi ibu, karena aktifitas ibu merawat sendiri bayinya.
3) Mempercepat produksi ASI.
4) Menghindari pembengkakan payudara karena ibu menyusui lebih lama.

2. Manfaat terhadap bayi :


a. Manfaat ditinjau dari segi psikologi bayi :

Dengan rawat gabung sentuhan fisik ibu dan anak segera terjadi. Hal ini
merupakan stimulasi mental dini yang diperlukan bagi tumbuh kembang anak
khususnya dalam memberikan rasa aman dan kasih sayang
b. Manfaat ditinjau dari segi fisik bayi :
1) Melindungi bayi dari bahaya infeksi karena ASI terutama kolostrum
mengandung zat-zat antibodi (kekebalan).
2) Bayi akan mendapatkan makanan yang sesuai dengan kebutuhannya.
3) Mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial (infeksi yang
berasal dari RS).
4) Mengurangi bahaya aspirasi yang disebabkan oleh susu botol.
5) Mencegah timbulnya penyakit alergi terhadap susu buatan.
6) Mengurangi Mal Oklusi gigi (pertumbuhan/penutupan gigi yang jelek).
7) Mengajarkan kepada bayi untuk menghisap puting dan areola dengan
benar.
8) Memperlancar pengeluaran mekoneum.
9) Manfaat Terhadap Keluarga
3. Manfaat bagi keluarga

a. Dari segi psikologi keluarga :

1) Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan


dorongan pada ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya.
2) Memberi kesempatan kepada ibu dan suaminya untuk mendapatkan
pengalaman cara merawat bayinya sesudah melahirkan.

b. Dari segi ekonomi keluarga :

1) Biaya perawatan lebih sedikit, karena kesehatan ibu lebih cepat pulih
kembali dan tidak perlu membayar dua ruangan.
2) Tidak perlu membeli susu formula dan perlengkapannya karena ibu
menyusui sendiri bayinya.
3) Anak jarang sakit sehingga biaya pengobatan anak menjadi kurang sekali

4. Manfat bagi petugas kesehatan :


a. Manfaat dari segi psikologik petugas kesehatan
1) Petugas di ruang perawatan akan merasa tenang dan dapat melakukan
pekerjaan lain yang bermanfaat, karena bayi jarang menangis,ibu dan bayi
merasa nyaman.
2) Petugas mempunyai lebih banyak kesempatan untuk berkomunikasi
dengan ibu yang telah melahirkan dan keluarganya.
b. Manfaat dari segi fisik petugas kesehatan :
1) Pekerjaan petugas kesehatan dalam merawat bayi dan ibu akan berkurang,
oleh karena sebagian tugasnya diambil alih oleh ibu. Petugas mempunyai
cukup waktu untuk melaksanakan pekerjaan lain , misalnya kegiatan
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
2) Tak perlu repot menyiapkan dan memberikan susu formula.

5. Manfaat terhadap rumah sakit :

a. Manfaat dari segi kebutuhan susu formula dan perlengkapannya serta obat-
obatan :
1) Kebutuhan RS akan susu formula serta perlengkapannya menurun.
2) Kebutuhan RS akan obat-obatan, cairan infus dan lain-lain menurun,
sehingga mengurangi anggaran belanja RS.
b. Manfaat dari segi kebutuhan tenaga medis :

Kebutuhan akan tenaga paramedis untuk perawatan ibu dan bayi berkurang,
sehingga tenaga yang ada dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Selain itu
tenaga paramedis, mempunyai kesempatan untuk menambah ketrampilan
yang akan bermanfaat pula bagi rumah sakit

c. Manfaat dari segi pengurangan morbiditas

Morbiditas ibu dan bayi berkurang, sehingga mengurangi hari perawatan serta
subsidi yang diberikan Rumah Sakit. Frekuensi pergantian pengguna tempat
tidur menjadi lebih tinggi sehingga daya tampung rumah sakit lebih banyak.

d. Manfaat dari segi kebutuhan ruangan

Ruangan khusus untuk bayi dapat dikurangi. Sehingga dapat menghemat


penggunaan ruangan atau juga dapat digunakan sebagai perluasan ruangan
untuk keperluan lainnya.

F . PERAN DALAM MENCIPTAKAN RAWAT GABUNG


1. Peran Institusi
a. RS mengeluarkan kebijakan yang mendukung pelaksanaan Rawat Gabung
yaitu dengan membuat SPO Rawat Gabung.
b. Menyiapkan sarana prasarana pendukung.
c. Menyiapkan SDM yang terampil.
2. Peran Tenaga kesehatan
a. Melaksanakan Rawat Gabung sesuai SPO.
b. Melaksanakan perawatan ibu dan anak dengan baik.
c. Merencanakan,melaksanakan,menilai kegiatan-kegiatan KIE kepada ibu dan
keluarga.
d. Memantau keadaan ibu dan bayi terutama dapat mengidentifikasi kelainan
yang muncul.
e. Melakukan dokumentasi secara lengkap semua pelayanan yang diberikan.
3. Peran Ibu
a. Mempraktekkan hal-hal yang sudah diberikan petugas selama perawatan.
b. Merawat bayinya dengan penuh kasihsayang.
4. Peran suami dan keluarga
a. Membantu merawat ibu dan bayi.
b. Memberikan dukungan kepaa ibu.
c. Mengambil keputusan dengan tepat bila diperlukan.

G. HAMBATAN DALAM MELAKSANAKAN RAWAT GABUNG

1. Dari segi Ibu

a. Ibu kelelahan setelah melahirkan.


b. Ibu ingin bayinya di rawat oleh petugas.

2. Dari segi bayi

Tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat,dan perlu perawatan lanjutan yang
mengharuskannya perlu perawatan khusus.

3. Dari segi Dokter / petugas


a. Petugas menganggap bahwa bayi perlu di observasi dulu.
b. Kurangnya tenaga kesehatan yang merawat bayi.
c. Tenaga kesehatan kurang terampil dalam membantu ibu merawat bayinya.
4. Dari segi institusi
a. Kurangnya sarana prasarana pendukung Rawat Gabung yang baik.
b. Kurangnya tenaga keamanan untuk standby demi keaman bayi dari pihak-
pihak yang kurang bertanggung jawab.

BAB III
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN RAWAT GABUNG

A. PERSIAPAN

Untuk melaksanakan Rawat Gabung ibu dan bayi, yang perlu di siapkan adalah
institusi pelayanan, ibu pos partum, suami, dan atau keluarga, petugas ,sarana dan
prasarana pelayanan.

1. Institusi pelayanan
a. Adanya SPO Rawat Gabung.
b. Rawat gabung ibu dan bayi merupakan kegiatan atau program untuk
mendukung keberhasilan program menyusui pada program RSSIB
( Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi ).
2. Ibu post partum, suami dan keluarga
a. Salah satu faktor keberhasilan menyusui adalah kesiapan ibu dan keluarga
Sehingga memahami pengertian rawat gabung.
b. Suami dan keluarga perlu mendapatkan informasi tentang rawat gabung.
3. Petugas
Kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi antara lain
a. Memahami pentingnya rawat gabung dan terampil dalam memberikan asuhan
untuk kesejahteraan ibu dan bayi.
b. Mampu menilai persyaratan ibu dan bayi untuk di lakukan rawat gabung.
c. Mampu menolong ibu dalam memposisikan bayi pada saat menyusui dan
manajemen laktasi yang benar.
d. Mampu menolong ibu dalam mengatasi kendala yang muncul pada saat
menyusui bayi, misal: puting lecet,puting terbenam,payudara bengkak.
e. Mampu menolong ibu memerah ASI yang benar.
4. Sarana dan prasarana pelayanan rawat gabung
a. Ruang nifas dengan rawat gabung dilengkapi dengan ruang konsultasi dan
pojok laktasi untuk pemberian penyuluhan dan bimbingan.
b. Ruang perinatal dilengkapi dengan ruang menyusui untuk bayinya yang di
rawat.

B. PELAKSANAAN RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI

1. Pelaksanaan rawat gabung diawali dengan inisiasi menyusu dini pada masa
persalinan di kamar bersalin.

2. Di lanjutkan dengan rawat gabung di ruang nifas antara lain:

a. Menyusui on cue ( melihat tanda – tanda bayi ingin menyusu)


b. Menyusui eksklusif
c. Asuhan bayi baru lahir ( mencegah hypothermia,pemeriksaan klinis
bayi, perawatan tali pusat, memandikan bayi)
d. Asuhan ibu nifas (puerperium ,breast care, pendampingan menyusui yang
benar beserta penyulitnya,asuhan ibu nifas pasca tindakan)
e. Pemberian pendkes dan KIE ( Nutrisi ibu menyusui, ASI eksklusif,
manajemen laktasi yang benar, tanda bahaya ibu dan bayi, KB)

C. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan dan asuhan yang diberikan
pada ibu dan bayi, hal – hal yang perlu ditulis pada pencatatan dan pelaporan Rawat
Gabung adalah :

1. Catatan perkembangan klien Rawat Gabung sebagai bukti asuhan yang di berikan
oleh bidan / perawat dengan menggunakan metode SOAP.
S : subyektif
O : obyektif
A : analisa
P : pelaksanaan
2. Cakupan Rawat Gabung :
a. Jumlah Rawat Gabung
b. Inisiasi menyusu dini
c. Menyusui on cue

3. Jumlah persalina

a. persalinan normal

b. persalinan tindakan

4. Jumlah rujukan ( dirujuk dan menerima rujukan)

D. MONITORING DAN EVALUASI

Kegiatan monitoring dan evaluasi merupakan bagian penting dalam


melaksanakan suatu program atau kegiatan. Kegiatan ini untuk melihat pelaksanaan
suatu program mulai dari proses awal sampai akhir kegiatan.sehingga dapat diketahui
apakah program / kegiatan berhasil atau tidak.

1. Indikator keberhasilan yang dilihat antara lain:


a. Semua ibu dan bayi mendapat perawatan gabung
b. Tidak ada susu formula diruang rawat gabung
c. Menyusui secara eksklusif 100%
2. Alat monitoring dan evaluasi yang dipersiapkan adalah:
Daftar tilik untuk untuk monitor tenaga,sarana dan prasarana,pelayanan, SPO bayi
normal dan tindakan

E. PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DI RUMAH SAKIT


Rawat gabung dapat dilakukan sesuai dengan tujuannya, hal-hal yang dilakukan
berkenaan dengan pelaksanaan rawat gabung adalah sebagai berikut :
a. Di Unit Rawat Jalan Kebidanan
b. Melaksanakan KIE dengan pesan antara lain tentang manfaat ASI dan
rawat gabung
c. Melaksanakan KIE dengan pesan antara lain tentang perawatan payudara
dan makanan ibu hamil
d. Melaksanakan KIE tentang KB, imunisasi dan kebersihan
e. Mengatasi masalah pada payudara ibu, kalau perlu dirujuk ke klinik
laktasi
1. Di Ruang Bersalin :
a. Segera dilakukan IMD setelah bayi dilahirkan bayi diletakkan di dada
ibunya agar bayi mencari puting payudara ibu (walaupun mungkin saja
ASI belum keluar) untuk mulai menghisap payudara ibu agar
merangsang pengeluaran ASI
b. Untuk ibu yang mendapat narkose umum, bayi disusukan setelah ibunya
sadar
2. Di Ruang Nifas
a. Bayi didekatkan di dekat ibunya
b. Paramedis di ruang rawat gabung, harus mengawasi agar bayi disusukan
paling sedikit 8 kali dalam 24 jam tanpa perlu dilakukan penjadwalan
(sesuai keinginan dan kebutuhan bayi – on demand feeding) . Setiap kali
menyusukan, bayi harus mendapatkan susu dari kedua payudara secara
bergantian
c. Pada hari pertama tidak boleh Prelacteal Feeding (larutan gula, madu, air
putih). Bayi harus segera mendapatkan ASI dari ibunya, bila pada hari
berikutnya ASI belum keluar dan bayi rewel, boleh diberi minum akan
tetapi harus diberikan dengan sendok. Bila bayi tidak rewel tetap
diberikan ASI saja
d. Memberi KIE tentang perawatan payudara dan tali pusat, cara-cara
mempertahankan atau memperbanyak produksi ASI, cara memberi ASI
pada ibu bekerja, makanan ibu menyusui, KB, cara memandikan bayi,
imunisasi dan penanggulangan diare
e. Memotivasi ibu pada saat pulang dari rumah sakit tentang manfaat
kllinik laktasi

F. PERAN DOKTER DALAM RAWAT GABUNG


Peranan yang dapat dilakukan dokter dalam rawat gabung adalah :
1. Menggariskan kebijaksanaan dan tata tertib rawat gabung
2. Melaksanakan perawatan ibu dan anak
3. Merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan-kegiatan KIE kepada
ibu dan keluarganya tentang laktasi dan gizi ibu

G. PERAN PARAMEDIS DALAM RAWAT GABUNG


Peranan paramedis yang dapat dilakukan dalam rawat gabung adalah :
1. Mengajak atau memotivasi ibu melakukan perawatan payudara, cara
menyusui, merawat bayi, dan tali pusat serta memandikan bayi
2. Mengatasi masalah laktasi
3. Memantau keadaan ibu dan bayi terutama dapat mengidentifikasi keadaan
yang tidak biasa

H. PERAN IBU DALAM RAWAT GABUNG


Pada rawat gabung ibu dapat berperan sebagai berikut :
1. Mempraktekkan hal-hal yang diajarkan petugas kesehatan misalnya tentang
merawat payudara, menyusui bayinya, merawat tali pusat, dan lain-lainnya
2. Mengamati hal-hal yang tidak biasa (kelainan) yang terjadi pada bayi atau
dirinya dan melaporkan pada petugas

I. PERSYARATAN RAWAT GABUNG YANG IDEAL


1. BAYI
a. Bayi ditempatkan dalam box tersendiri dekat tempat tidur ibu sehingga
mudah dijangkau dan dilihat oleh ibu. Bila tidak terdapat tempat tidur
bayi, bayi boleh diletakkan di tempat tidur ibu. Agar mengurangi bahaya
bayi jatuh dari tempat tidur, sebaiknya dua tempat tidur ibu diletakkan
b. Tersedianya pakaian bayi

2. IBU
a. Tempat tidur ibu
b. Tempat tidur ibu diusahakan rendah agar memudahkan untuk naik turun
c. Tersedianya perlengkapan perawatan nifas

3. RUANGAN DAN SARANA


a. Ruangan cukup hangat, sirkulasi udara cukup
b. Ruang unit ibu / bayi yang masih memerlukan perawatan harus dekat
dengan ruang petugas

4. PETUGAS
Mempunyai kemampuan dan ketrampilan pelaksanaan rawat gabung

5. ADANYA SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN


Catatan medis diperlukan untuk mencatat keadaan bayi dan ibu setiap hari

BAB IV

PENUTUP

Pedoman rawat gabung ibu dan bayi dalam rangka melaksanakan


pelayanan yang bertujuan memenuhi hak ibu dan bayi untuk tinggal
bersama . bayi segera memperoleh colostrums maupun Air Susu Ibu,
bayi memperoleh stimulasi mental dini demi tumbuh kembang anak,
bayi bias memperoleh ASI setiap saat ia inginkan, ibu memperoleh
dukungan dari suami dan keluarga dalam pemberian ASI. Ibu
memperoleh pengalaman dalam hal merawat payudara dan cara
menyusui yang benar.

Ibu dan keluarganya memperoleh pengalaman cara merawat bayi baru


lahir. Pelayanan Rawat Gabung di Rumah Sakit Umum Dmayjen H.A
Thalib Kabupaten Kerinci merupakan salah satu upaya untuk
menurunkan angka kematian bayi , dengan digunakannya pedoman
rawat gabung ibu dan bayi di RSU Mayjen HA Thalib Kabupaten
Kerinci diharapkan cakupan menyusui eksklusif meningkat, dan angka
kematian bayi menurun.

Ditetapkan di : Sungai Penuh


Pada tanggal : 2018
Plt. DIREKTUR RSU MAYJEN.H.A
THALIB
KABUPATEN KERINCI

dr. IWAN SUWINDRA, SpB


PENATA TK. I
NIP : 19750713 200502 1 006
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................

A. LATAR BELAKANG .............................................................................


B. LANDASAN HUKUM DAN PERATURAN ........................................

YANG MENDUKUNG ..........................................................................

BAB II : KONSEP RAWAT GABUNG ..........................................................................

A. PENGERTIAN
B. TUJUAN..................................................................................................
C. JENIS RAWAT GABUNG
D. SYARAT RAWAT GABUNG ...............................................................
E. MANFAAT RAWAT GABUNG............................................................
F. PERAN DALAM MENCIPTAKANRAWAT GABUNG .....................
G. HAMBATAN DALAM MELAKSANAKAN RAWAT GABUNG ......

BAB III : LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN RAWAT GABUNG .................

A. PERSIAPAN RAWAT GABUNG ..........................................................


B. PELAKSANAAN RAWAT GABUNG ..................................................
C. PENCATATAN RAWAT GABUNG .....................................................
D. MONITORING DAN EVALUASI .........................................................
E. PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DI RUMAH SAKIT ................
F. PERAN DOKTER DALAM RAWAT GABUNG .................................
G. PERAN MEDIS DALAM RAWAT GABUNG .....................................
H. PERAN IBU DALAM RAWAT GABUNG
I. PERSYARATAN RAWAT GABUNG YANG IDEAL .........................

BAB IV : PENUTUP ...........................................................................................................


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan yang maha pengasih dan pemurah
karena atas rahmat dan pertolongan-NYA Panduan Inisiasi Menyusui Dini Dan ASI
Ekslusif dapat diselesaikan penyusunannya. Panduan Inisiasi Menyusui Dini Dan Asi
Ekslusif merupakan regulasi yang terintegrasi dengan kegiatan penjaminan mutu
layanan rumah sakit dengan standar akreditasi khususnya berkaitan dengan kesehatan
ibu dan anak. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang no 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit yang didalamnya mewajibkan tiap rumah sakit untuk mengikuti dan
melaksanakan akreditasi rumah sakit sebagai bentuk peningkatan mutu layanan yang
berorientasi pada keselamatan pasien.

Panduan ini akan dievaluasi kembali dan dilakukan perbaikan bila dalam
perjalanan implementasi tidak sesuai dengan kondisi rumah sakit yang berorientasi pada
keselamatan pasien terkini.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-


tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dengan segala upaya demi
tersusunnya Panduan Inisiasi Menyusui Dini Dan Asi Ekslusif di Rumah Sakit Umum
Mayjen H.A.Thalib Kabupaten Kerinci.

Sungai Penuh. April 2018


Penyusun : TIM PROGRAM NASIONAL ( PENURUNAN ANGKA KEMATIAN
IBU DAN BAYI
SERTA PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI

Anda mungkin juga menyukai