Bab Iii Bella
Bab Iii Bella
METODE PENELITIAN
Pada bab ini peneliti menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan
cara menganalisis data. Dalam bab tiga ini terdiri dari jenis dan pendekatan
penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel,teknik pengambilan data, data
dan jenis data serta sumber data, teknik pengumpulan data, serta analisis data.
35
36
Cluster Random Sampling, dan Multi Stage Sampling. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel Simple Random Sampling.
Menurut Sugiono (2017) Simple random sampling adalah pengambilan
anggota sampel anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa
memeperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Penelitian ini menggunakan
Simple random sampling pada mitra kerja Grab di Kota Malang.
3.5 Data, Jenis Data, dan Sumber Data
3.5.1 Data
Menurut Siyoto dan Sodik (2015) data adalah sesuatu yang
dikumpulkan peneliti berupa fakta empiris yang digunakan untuk
memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Data
penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder (Sugiono, 2015)
3.5.2 Sumber Data
Menurut Sutopo (2006:56-57), sumber data adalah tempat data
diperoleh denganumenggunakan metode tertentu baik berupa manusia,
artefak, ataupun dokumen-dokumen. Sedangkan menurut Moleong
(2001:112), pencatatan sumber data melalui wawancara atau
pengamatan merupakan hasil gabungan dariykegiatan melihat,
mendengar, dan bertanya.
3.2.2.1 Data Primer
Menurut Indriantoro dan Supomo (2013: 146-147) data
primer merupakan sumber datafpenelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli, sedangkan data sekunder merupakan
sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidakrlangsung melalui media perantara.
3.2.2.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang biasanya telah dikumpulkan
oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2004). Sedangkan menurut
Sugiono (2015) data sekunderhadalah sumber data yang tidak
38
4. Bujukan yang
diberikan
b. Topics Berkaitan dengan apa 1. Ketepatan waktu
yang dibicarakan oleh menyampaikan
mitra Kerja Grab topik
kepada calon mitra 2. Pembicaraan yang
kerja. menarik
3. Dapat diterima
banyak orang.
c. Tools Alat yang digunakan 1. Alat elektronik
untuk menyampaikan yang digunakan.
pesan oleh mitra kerja 2. Media sosial mitra
Grab kepada calon kerja Grab
mitra kerja. 3. Komunitas atau
grup mitra kerja
Grab
d. Taking Part Interaksi antara 1. Respon perusahaan
perusahaan Grab terhadap calon
dengan mitra kerjanya. mitra kerjanya
2. Pemberian saran
dalam mengambil
keputusan
3. Follow up terhadap
calon konsumen
e. Tracking Suatu tindakan 1. Munculnya saran
perusahaan untuk dari calon mitra
mengawasi proses kerja Grab
WOM sehingga 2. Tertarik dengan
perusahaan dapat informasi yang
mengantisipasi telah diterima
41
menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif, yaitu dapat berupa kata-kata antara lain:
Tabel 3.2
Gradasi Skala Likert
a. Sangat setuju a. Selalu
b. Setuju b. Sering
c. Netral c. Kadang-kadang
d. Tidak setuju d. Tidak pernah
e. Sangat tidak setuju
a. Sangat positif a. Sangat baik
b. Positif b. Baik
c. Negatif c. Tidak baik
d. Sangat negatif d. Sangat tidak baik
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor,
misalnya:
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Danang Sunyoto (2013:87) uji multikolinearitas
diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih
variabel bebas atau independen variabel (X1,2,...,n) di mana akan di ukur
keeratan hubungan antarvariabel bebas tersebut melalui besaran koefisien
korelasi (r).
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Indikator model regresi yang baik adalah tidak adanya korelasi di antara
variabel independen (Imam Ghozali, 2013). Jika variabel independen
saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol.
Menurut Imam Ghozali (2013) menyatakan untuk mendeteksi
ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah
sebagai berikut:
1) Jika R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya diatas 0,90), maka hal ini mengindikasikan adanya
multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel
independen tidak berarti bebas dari multikolinearitas.
Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi
dua atau lebih variabel independen.
3) Multikolinearitas juga dapat dilihat dari; a) tolerance value dan
lawanya b) Variance Inflation Faktor (VIF). Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah
sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance). Pengujian
48
Keterangan :
Y = Tax Avoidance
b0 = Bilangan Konstanta
b1,b2 = Koefisien regresi
X1 = Profitabilitas
X2 = Leverage
e = Epsilon (Pengaruh faktor lain)
3.11.5.3 Uji Beda (Paired Sample t-Test)
Model uji beda ini digunakan untuk menganalisis model penelitian
pre-post atau sebelum dan sesudah. Uji beda digunakan untuk
mengevaluasi perlakuan (treatment) tertentu pada satu sampel yang sama
pada dua periode pengamatan yang berbeda (Pramana, 2012). Paired
sample t-test digunakan apabila data berdistribusi normal.
T-test adalah pengujian menggunakan distribusi t terhadap
signifikansi perbedaan nilai rata-rata tertentu dua kelompok sampel yang
tidak berhubungan. Adapun kasus penelitian ini menggunakan uji beda
paired sample T-test. paired sample T-tes adalah pengujian yang
dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan. Sampel yang
berpasangan dapat diartikan sebagai sampel dengan subyek yang sama
namun mengalami dua treatment atau perlakuan yang berbeda. (Budi,
2006:177).
Menurut Widiyanto (2013), paired sample t-test merupakan salah
satu metode pengujian yang digunakan untuk mengkaji keefektifan
perlakuan, ditandai adanya perbedaan rata-rata sebelum dan rata-rata
sesudah diberikan perlakuan. Dasar pengambilan keputusan untuk
menerima atau menolak Ho pada uji ini adalah sebagai berikut.
1. Jika t hitung > t tabel dan probabilitas (Asymp.Sig) < 0,05, maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
2. Jika t hitung < t tabel dan probabilitas (Asymp.Sig) > 0,05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak.
50
(Σd2 )
Σd2 −
s= n
n−1
di mana :
t = Nilai distribusi t
d = rata-rata perbedaan antara pengamatan berpasangan
Sd = standar deviasi perbedaan antara pengamatan berpasangan
n = jumlah pengamatan berpasangan
d = perbedaan antara data berpasangan