Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini peneliti menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan
cara menganalisis data. Dalam bab tiga ini terdiri dari jenis dan pendekatan
penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel,teknik pengambilan data, data
dan jenis data serta sumber data, teknik pengumpulan data, serta analisis data.

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan
pendekatan penelitian deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan
salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana
dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Menurut Sugiyono (2013), metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan tujuan
untuk mendeskripsikan objekpenelitian atupun hasil penelitian. Adapun
pengertian deskriptif menurut Sugiyono (2012) adalah metode yang berfungsi
untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagimana adanya, tanpa
melakukun analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah wilayah Kota Malang,
mitra kerja Grab tersebar luas di Kota Malang. Peneliti memilih objek
penelitian di Kota Malang dikarenakan banyaknya mitra kerja Grab di Kota
Malang.

35
36

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi

Populasi adalah merupkan wilayah generalisasi yang terdiri dari


obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2000).
Populasi dalam penelitian ini mencakup mitra kerja Grab di Kota Malang.
3.3.2 Sampel
Sampel yaitu bagian dari populasi serta dipandang sebagai wakil
dari populasi (Singaribuan dan Effendi, 1998). Sampel adalah sebagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu
(Sugiono, 2007). Penentuan besarnya sampel apabila subyeknya kurang
dari 100, lebih baik diambil seluruhnya dan jika jumlah subyeknya lebih
dari 100 dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2002).
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Sugiono (2017) teknik pengambilan sampel adalah teknik untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Terdapat dua jenis
teknik pengambilan sampel yaitu Probability Sampling dan Nonprobability
Sampling. Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Sedangkan Nonprobability Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, (Sugiono:2017)
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
didasarkan pada Probability Sampling. Dalam teknik pengambilan sampel
Probability Sampling terbagi beberapa jenis yang lebih spesifik, yaitu Simple
Random Sampling, Systematic Random Sampling, Stratified Random Sampling,
37

Cluster Random Sampling, dan Multi Stage Sampling. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel Simple Random Sampling.
Menurut Sugiono (2017) Simple random sampling adalah pengambilan
anggota sampel anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa
memeperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Penelitian ini menggunakan
Simple random sampling pada mitra kerja Grab di Kota Malang.
3.5 Data, Jenis Data, dan Sumber Data
3.5.1 Data
Menurut Siyoto dan Sodik (2015) data adalah sesuatu yang
dikumpulkan peneliti berupa fakta empiris yang digunakan untuk
memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Data
penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder (Sugiono, 2015)
3.5.2 Sumber Data
Menurut Sutopo (2006:56-57), sumber data adalah tempat data
diperoleh denganumenggunakan metode tertentu baik berupa manusia,
artefak, ataupun dokumen-dokumen. Sedangkan menurut Moleong
(2001:112), pencatatan sumber data melalui wawancara atau
pengamatan merupakan hasil gabungan dariykegiatan melihat,
mendengar, dan bertanya.
3.2.2.1 Data Primer
Menurut Indriantoro dan Supomo (2013: 146-147) data
primer merupakan sumber datafpenelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli, sedangkan data sekunder merupakan
sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidakrlangsung melalui media perantara.
3.2.2.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang biasanya telah dikumpulkan
oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2004). Sedangkan menurut
Sugiono (2015) data sekunderhadalah sumber data yang tidak
38

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya


penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer, yangudiperoleh dari penyebaran kuisioner kepada mitra
kerja Grab di Kota Malang.
3.5.3 Jenis Data
Menurut Sugiyono (2015), jenis data dibedakan menjadi dua,
yaitu kualitatif dan kuantitatif. Adapun pengertian dari 2 jenis data
tersebut adalah sebagai berikut :
3.5.3.1 Data Kualitatif
Menurut Sugiyono (2015) data kualitatif adalah data yang
berbentuk kata, skema, dan gambar.
3.5.3.2 Data Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2015) pengertian data kuantitatif adalah
data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.
Data kuantitatif penelitian ini berupa kuesioner yang disebar pada
mitra kerja Grab di Kota Malang yang bersedia menjadi responden
dan mengisi kuesioner.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013) teknik pengumpulan data merupakan langkah
yangmpaling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data.
3.6.1 Interview (Wawancara)
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013) wawancara
merupakanwpertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam
suatu topik tertentu. Wawancara yang dilakukan peneliti adalah
dengan cara mecari informasi pada mitra kerja Grab di Kota Malang.
3.6.2 Kuisioner (Angket)
Menurut Sugiyono (2017) kuisioner merupakan teknik
pengumpulan datauyang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
39

pernyataan atau pertanyaan yang tertulis kepada responden untuk


dijawabnya. Peneliti melakukan penyebaran kuisioner kepada mitra
kerja Grab di Kota Malang guna mendapatkan data mengenai tentang
sosial ekonomi sebelum dan sesudah bermitra dengan Grab.
3.7 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, menurut Sugiyono (2017) kualitas
instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen
dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Sebab itu yang telah teruji validitas
dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yan valid dan
reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam
pengumpulan datanya. Instrumen penelitian yang digunakanidalam penelitian
ini berupa kuesioner.
3.8 Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2013) variabel adalah suatu atribut atau sifat
atauunilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yangrditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Definisi operasional variabel diperlukan guna menentukan
indikator dan jenis dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini.
Selain itu, definisi operasional variabel juga bertujuan untuk menentukan
skala pengukuran dari masing-masing variabel.
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Sub Variabel Definisi Indikator
1 Word of a. Talkers Kumpulan orang yang 1. Siapa yang
Mouth memilki antuasiasme menyampaikan
Sernovitz dan hubungan untuk 2. Cara penyampaian
(2009) menyampaikan pesan
bagaimana menjadi 3. Etika dalam
mitra kerja Grab menyampaikan
pesan
40

4. Bujukan yang
diberikan
b. Topics Berkaitan dengan apa 1. Ketepatan waktu
yang dibicarakan oleh menyampaikan
mitra Kerja Grab topik
kepada calon mitra 2. Pembicaraan yang
kerja. menarik
3. Dapat diterima
banyak orang.
c. Tools Alat yang digunakan 1. Alat elektronik
untuk menyampaikan yang digunakan.
pesan oleh mitra kerja 2. Media sosial mitra
Grab kepada calon kerja Grab
mitra kerja. 3. Komunitas atau
grup mitra kerja
Grab
d. Taking Part Interaksi antara 1. Respon perusahaan
perusahaan Grab terhadap calon
dengan mitra kerjanya. mitra kerjanya
2. Pemberian saran
dalam mengambil
keputusan
3. Follow up terhadap
calon konsumen
e. Tracking Suatu tindakan 1. Munculnya saran
perusahaan untuk dari calon mitra
mengawasi proses kerja Grab
WOM sehingga 2. Tertarik dengan
perusahaan dapat informasi yang
mengantisipasi telah diterima
41

terjadinya WOM 3. Mengikuti saran


negatif mengenai dari perusahaan.
produk atau jasa
2 Sosial a. Tingkat Suatu kemampuan yang 1. Jenjang pendidikan
Ekonomi pendidikan dapat mempermudah yang ditempuh
masyarakat seseorang dalam 2. Kesesuaian jurusan
(Yuliati, memenuhi kebutuhan dengan
2003) hidupnya ketrampilan
3. Kompetensi yang
dimiliki
b. Pendapatan Pendapatan kepala 1. Pendapatan
keluarga ataupun meningkat
anggota keluarga 2. Semakin
lainnya yang bentuknya terpenuhinya
berupa uang dan kebutuhan
barang.
c. Pemilikan Kekayaan berupa barang- 1. Jumlah
kekayaan barang yang mana masih kepemilikan
memiliki manfaat dalam kekayaan yang
menunjang kehidupan
meningkat
ekonominya.
2. Fasilitas semakin
lengkap
d. Jenis Penentu status sosial 1. Pekerjaan yang
pekerjaan ekonomi karena dari layak
bekerja seluruh keperluan 2. Terpenuhinya
akan bisa dipenuhi.
kebutuhan

3.9 Skala Pengukuran


Menurut Sugiyono (2012) skala pengukuran merupakan kesepakatan
yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval
yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam
42

pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Terdapat empat jenis skala


sikap yang dapat digunakan sebagai skala pengukuran dalam penelitian.
3.9.1 Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian, fenoena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selajutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala
likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa petanyaan atau
pernyataan.
3.9.2 Skala Guttman
Skala Guttman digunakan untuk mendapatkan jawaban yang
tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Berbeda dengan
Skala Likert, Skala Guttman hanya memiliki 2 interval yaitu “ya-tidak”;
“benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; “positif-negatif” dan lain-lain.
3.9.3 Semantic Differential
Skala pengukuran yang berbentuk semantic differensial digunakan
untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun
checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat
positifnya” terletak di bagian kanan garis dan jawaban “sangat negatifnya”
terletak dibagian kiri garis.
3.9.4 Rating Scale
Dari ke tiga skala pengukuran diatas, data yang didapatkan
semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi
dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala pengukuran jenis skala


Likert. Menurut Sugiyono (2017), jawaban setiap item instrumen yang
43

menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif, yaitu dapat berupa kata-kata antara lain:
Tabel 3.2
Gradasi Skala Likert
a. Sangat setuju a. Selalu
b. Setuju b. Sering
c. Netral c. Kadang-kadang
d. Tidak setuju d. Tidak pernah
e. Sangat tidak setuju
a. Sangat positif a. Sangat baik
b. Positif b. Baik
c. Negatif c. Tidak baik
d. Sangat negatif d. Sangat tidak baik

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor,
misalnya:

1. Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5


2. Setuju/sering/positif diberi skor 4
3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3
4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2
5. Sangat tidak setuju/tidak pernah diberi skor 1

3.10 Uji Validitas dan Reliabilitas


3.10.1 Uji Validitas
Menurut Duwi, uji validitas item digunakan untuk mengukur
ketepatan suatu item dalam kuisioner atau skala, apakah item-item pada
kuisioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur,
atau bisa dilakukan penilaian langsung dengan metode korelasi person
44

atau metode corrected item total coralation (Duwi Prayatno, 2011).


Metode uji validitas ini dengan cara mengkolerasikan masing-
masing skor item dengan skor total item. Skor total item dengan
penjumlahan dari keseluruhan item. Pengujian validitas instrumen
dilakukan dengan menggunakan SPSS Statistic dengan kriteria berikut:
- Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan
valid.
- Jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan
tidak valid.

3.10.2 Uji Reliabilitas


Uji Reliabilitas adalah alat penilaian terhadap konsep yang dinilai
sehingga betul-betul menilai apa yang harus dinilai (Sudjana, 2004:12).
Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan
pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama, selama aspek yang
diukur dari subjek memang belum berubah. Instrumen yang digunakan
bebrapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data
yang sama. Agar dapat mengetahui apakah pengujian data reliable atau tidak
maka digunakan metode Cronbach’a Alpha. Pertanyaan dinyatakan reliable
apabila hasilnya>0,60 begitu pula sebaliknya.
Cara mengetahui kuesioner tersebut sudah reliabel akan dilakukan
pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan komputer progam SPSS
Versi 23.0 for Windows. Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah:
a. Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikan 60% atau
0,6 maka kuesioner tersebut reliabel
b. Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari signifikan 60% atau 0,6
maka kuesioner tersebut tidak reliabel
3.11 Analisis Data
Menurut Sugiono (2016) analisis data adalah kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau data lain terkumpul, lalu kegiatan selanjutnya
adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
45

mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan


data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk hipotesis yang telah
diajukan.

3.11.1 Analisis Statistik Deskriptif


Pengertian statistik deskriptif menurut Sugiyono (2017) adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi.
3.11.2 Analisis Statistik Inferensial
Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan
untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk
populasi. Statistik ini akan cocok digunakan apabila sampel diambil
dari populasi yang jelas, dan tektik pengambilan sampel dari
populasi dilakukan secara random (Sugiono, 2017).
3.11.3 Analisis Statistik Parametris
Menurut Sugiono (2017) Statistik parametris adalah statistik
yang digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik,
atau menguji ukuran populasi melalui data sampel.
3.11.4 Analisis Statistik Nonparametris
Metode analisis statistik nonparametrik merupakan metode
statistik yang bisa digunakan dengan mengabaikan asumsi yang
melandasi penggunaa metode statistik parametrik, terutama berkaitan
dengan distribusi normal. Statisti nonparametrik sering digunakan
pada penelitian-penelitian sosial. Data yang didapatkan dalam
penelitian sosial pada umumnya berbentuk kategori atau berbentuk
ranking (Tavi & Ratri, 2010)
3.11.5 Analisis Verifikatif
46

Penelitian verifikatif yaitu metode penelitian melalui


pembuktian untuk menguji hipotesis hasil penelitian deskriptif
dengan perhitungan statistika sehingga didapat hasil pembuktian
yang menunjukkan hipotesis ditolak atau diterima menurut
(Sugiyono, 2017)
3.11.5.1 Analisis Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan untuk menguji kualitas data sehingga data
diketahui keabsahannya dan menghindari terjadinya estimasi bias. Pengujian
asumsi klasik ini menggunakan tiga uji yaitu uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Menurut Danang Sunyoto (2013) menjelaskan uji normalitas
Merupakan pengujian di mana variabel bebas (X) dan data variabel terikat
(Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau
berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika
mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi
mendekati normal atau normal sama sekali.
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakan distribusi variabel
terkait untuk setiap variabel bebas tertentu berdistribusi normal atau tidak
dalam model regresi linear, asumsi ini ditunjukkan oleh nilai eror yang
berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak
dilakukan pengujian secara statistik.
Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan Test
Normality Kolmogorov-Smirnov, menurut Singgih Santosa (2012:393)
dasar pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan probabilitas
(Asymtotic Significanted), yaitu:
1) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah
normal.
2) Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah
tidak normal.
47

b. Uji Multikolinearitas
Menurut Danang Sunyoto (2013:87) uji multikolinearitas
diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih
variabel bebas atau independen variabel (X1,2,...,n) di mana akan di ukur
keeratan hubungan antarvariabel bebas tersebut melalui besaran koefisien
korelasi (r).
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Indikator model regresi yang baik adalah tidak adanya korelasi di antara
variabel independen (Imam Ghozali, 2013). Jika variabel independen
saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol.
Menurut Imam Ghozali (2013) menyatakan untuk mendeteksi
ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah
sebagai berikut:
1) Jika R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya diatas 0,90), maka hal ini mengindikasikan adanya
multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel
independen tidak berarti bebas dari multikolinearitas.
Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi
dua atau lebih variabel independen.
3) Multikolinearitas juga dapat dilihat dari; a) tolerance value dan
lawanya b) Variance Inflation Faktor (VIF). Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah
sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance). Pengujian
48

multikolinearitas dapat dilakukan sebagai berikut: Tolerance value


< 0,10 atau VIF > 10 : terjadi multikolinearitas. Tolerance value >
0,10 atau VIF < 10 : tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisidas
Uji heteroskedastisidas sama atau tidak varian dari residual dari
observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya
mempunyai varian yang sama disebut terjadi Homoskedastisitas dan jika
variansnya tidak sama atau berbeda disebut erjadi Heteroskedastisitas.
Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas (Danang
Sunyoto, 2013)
Ada beberapa cara untuk mendeteksi heterokedastisitas, yaitu
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan
sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah
distudentized. Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik
hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar dibawah
maupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai
pola yang teratur (Imam Ghozali, 2013).
3.11.5.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda merupakan suatu teknik statistika
yang digunakan untuk mencari persamaan regresi yang bermanfaat untuk
meramal nilai variabel dependen berdasarkan nilai-nilai variabel
independen dan mencari kemungkinan kesalahan dan menganalisa
hubungan antara satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel
independen baik secara simultan maupun parsial. Analisis regresi linier
berganda digunakan untuk menguji apakah variabel independen memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen secara simultan maupun parsial.
Menurut Sugiyono (2010), analisis regresi linier berganda dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + e
49

Keterangan :
Y = Tax Avoidance
b0 = Bilangan Konstanta
b1,b2 = Koefisien regresi
X1 = Profitabilitas
X2 = Leverage
e = Epsilon (Pengaruh faktor lain)
3.11.5.3 Uji Beda (Paired Sample t-Test)
Model uji beda ini digunakan untuk menganalisis model penelitian
pre-post atau sebelum dan sesudah. Uji beda digunakan untuk
mengevaluasi perlakuan (treatment) tertentu pada satu sampel yang sama
pada dua periode pengamatan yang berbeda (Pramana, 2012). Paired
sample t-test digunakan apabila data berdistribusi normal.
T-test adalah pengujian menggunakan distribusi t terhadap
signifikansi perbedaan nilai rata-rata tertentu dua kelompok sampel yang
tidak berhubungan. Adapun kasus penelitian ini menggunakan uji beda
paired sample T-test. paired sample T-tes adalah pengujian yang
dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan. Sampel yang
berpasangan dapat diartikan sebagai sampel dengan subyek yang sama
namun mengalami dua treatment atau perlakuan yang berbeda. (Budi,
2006:177).
Menurut Widiyanto (2013), paired sample t-test merupakan salah
satu metode pengujian yang digunakan untuk mengkaji keefektifan
perlakuan, ditandai adanya perbedaan rata-rata sebelum dan rata-rata
sesudah diberikan perlakuan. Dasar pengambilan keputusan untuk
menerima atau menolak Ho pada uji ini adalah sebagai berikut.
1. Jika t hitung > t tabel dan probabilitas (Asymp.Sig) < 0,05, maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
2. Jika t hitung < t tabel dan probabilitas (Asymp.Sig) > 0,05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak.
50

Uji statistik untuk pengujian hipotesis berpasangan dinyatakan


sebagai berikut (Suhariyadi dan Purwanto, 2009:133)
d
t=
sd√n

dan standar deviasi (s) dirumuskan sebagai berikut:

(Σd2 )
Σd2 −
s= n
n−1

di mana :
t = Nilai distribusi t
d = rata-rata perbedaan antara pengamatan berpasangan
Sd = standar deviasi perbedaan antara pengamatan berpasangan
n = jumlah pengamatan berpasangan
d = perbedaan antara data berpasangan

Anda mungkin juga menyukai