Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TUGAS AKHIR

“Perencanaan Jembatan Baru ( T beam ) dengan Bentang 15 m di Desa


Puntik Luar Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala Provinsi
Kalimantan Selatan ”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian

(HSPB 501)

DOSEN PENGASUH :

Dr. Ir. Rustam Effendi M.A.Sc.


NIP. 19620426 199003 1 001

OLEH :
WISMAR HIDAYAT
H1A115038

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
BANJARMASIN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan proposal tugas akhir sebagai tugas mata kuliah Metodologi
penelitian.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak
Dr.Ir. Rustam Effendi M.A.Sc. sebagai dosen pengasuh pada mata kuliah
Metodologi penelitian , Program studi Teknik Sipil , Universitas Lambung
Mangkurat, juga kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tugas
Proposal tugas akhir ini dapat selesai tepat waktu.
Penulis juga menyadari akan adanya keterbatasan pengetahuan yang
penulis miliki, namun penulis tetap berusaha untuk menyelesaikan proposal ini
dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan proposal ini.
Dengan segala kekurangan yang ada penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Banjarmasin, Desember 2017

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang ................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Infrastruktur .................................................................................................... 3


2.2 Jembatan ......................................................................................................... 3
2.3 Pemebebanan .................................................................................................. 3
2.4 Beton .............................................................................................................. 4
2.5 Beton Bertulang .............................................................................................. 4
2.6 Balok T ........................................................................................................... 5
2.7 Struktur Atas................................................................................................... 5
2.8 Struktur bawah ............................................................................................... 5
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

3.1 Data Primer ..................................................................................................... 6


3.2 Data sekunder ................................................................................................. 6
3.3 Metode Analisa Data ...................................................................................... 6
3.4 Alur perhitungan ............................................................................................. 6
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang

Infrastruktur menjadi hal yang sangat vital dalam menunjang berbagai


aspek di Indonesia seperti aspek ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Jembatan Paragraf
merupakan salah satu infrastuktur yang dapat menunjang berbagai aspek itu. Deduktif
Jembatan merupakan infrastruktur yang menghubungkan suatu daerah ke
daerah lainnya yang dipisahkan oleh suatu halangan. Namun, Tanpa
infrastruktur yang baik, berbagai aspek tersebut tentunya akan terhambat.

Jembatan merupakan infrastruktur yang sangat vital khususnya daerah


terpencil untuk berbagai kepentingan . Jembatan digunakan untuk pejalan kaki
sebagai infrastruktur utama penghubung aktivitas sehari-hari seperti
berdagang, berkebun, berladang, bersekolah bagi para pelajar dan lain-lain. Paragraf
Namun, banyak daerah-daerah terpencil di Indonesia yang jembatannya sudah Deduktif
tidak layak pakai . Jembatan yang tidak layak adalah akibat kerusakan yang
terjadi pada jembatan . kerusakan yang terjadi pada jembatan di daerah-daerah
diperkirakan karena cuaca , usia jembatan , serta penggunaan material yang
masih belum mengikuti teknologi zaman sekarang. Sehingga aktifitas
masyarakat setempat menjadi terhambat.

Pengembangan keilmuan dalam hal konstruksi jembatan yang kokoh


serta praktis menjadi sangat dibutuhkan . jembatan mengalami perkembangan
yang sejalan dengan sejarah perdaban manusia, dari tipe yang sederhana Paragraf
sampai dengan material yang modern. Perencanaan sebuah jembatan menjadi Deduktif
hal yang penting, terutama dalam menentukan jenis jembatan apa yang tepat
untuk dibangun di tempat tertentu dan metode pelaksanaan apa yang
digunakan. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat
membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi.
Sehingga target tepat mutu, tepat biaya dan tepat waktu dapat tercapai.

Jembatan beton bertulang balok “T” Girder adalah salah satu dari
berbagai jenis jembatan yang dapat digunakan. keberadaan jembatan jenis ini
banyak di jumpai pada bentang efektifnya. Jembatan balok “ T “ girder ini
cocok dan sangat efektif untuk menggantikan jembatan lama yang ada di desa Paragraf
puntik luar karena hanya melalui bentang sungai ±15 m . Desa puntik luar Deduktif
merupakan bagian dari kecamatan mandastana yang memiliki jembatan tidak

1
layak pakai untuk dilalui masyarakat setempat karena bahan struktur jembatan
hanya menggunakan batang-batang pohon yang disusun dan disejajarkan dan
itupun sudah terlihat kering dan sebagian batang sudah terlihat lapuk.

Untuk mengatasi masalah jembatan tidak layak pakai di desa puntik


luar . dengan tugas akhir ini perhitungan jembatan beton bertulang balok “T”
Paragraf
girder untuk mengetahui cara perhitungan kebutuhan dimensi dan tulangan
Deduktif
struktur atas dan bawah jembatan sesuai dengan beban yang bekerja yang
diatur sesuai SNI sehingga bisa menggantikan jembatan lama yang sudah tidak
layak pakai.

Merah = Kalimat Topik Biru = Kalimat Tesis


1.2 Rumusan Masalah

Dalam perumusan masalah penulis mencoba mengangkat permasalah dari


latar belakang yaitu :

a. Bagaimana cara perhitungan perencanaan struktur atas jembatan balok


“T” girder beton bertulang ?
b. Bagaimana cara perhitungan perencanaan struktur bawah jembatan
beton bertulang ?
1.3 Tujuan
Penyusunan tugas askhir ini penulis memiliki tujuan tersendiri yaitu :
Tujuan Umum :
Mendapatkan perhitungan jembatan untuk
menggantikan jembatan lama di desa puntik luar yang
sudah tidak layak pakai dengan jembatan baru yaitu
jembatan balok “T” girder beton bertulang yang kokoh
dan praktis.

Tujuan Khusus :
a. Melakukan perhitungan perencanaan struktur atas
jembatan sehingga didapat dimensi dan kebutuhan
material yang tepat.
b. Melakukan perhitungan perencanaan struktur bawah
jembatan sehingga didapat dimensi dan kebutuhan
material yang tepat yang menjadikan jembatan kuat dan
bermanfaat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Infrastruktur
Pengertian Infrastruktur menurut American Public Works Association
(Deddy,R.,2012), adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau
dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam
penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-
pelayanan similar untuk memfasilitasi tujuan-tujuan sosial dan ekonomi. Jadi
infrastruktur merupakan sistem fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi.

2.2 Jembatan
Jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu jalan
menyilang sungai / saluran air , lembah atau menyilang jalan lain yang tidak sama
tinggi permukaannya. Dalam perencanaan dan perancangan jembatan sebaiknya
mempertimbangkan fungsi kebutuhan transportasi. Persyaratan teknik dan
estetika-arsitektural yang meliputi : aspek lalu-lintas, aspek teknis, aspek estetika (
supriyadi dan Muntohar, 2007 )

2.3 Pemebebanan
a. Berat Sendiri

Berat sendiri dari bagian bangunan adalah berat dari bagian


tersebut dan elemen - elemen struktural lain yang dipikulnya. Termasuk
dalam hal ini adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan
elemen struktural, ditambah dengan elemen non struktural yang dianggap
tetap (RSNI T-02-2005).

b. Beban Mati Tambahan

Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan yang membentuk


suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non struktural, dan
besarnya dapat berubah selama umur jembatan (RSNI T-02-2005).

c. Beban Lalu Lintas

Beban lalu lintas merupakan seluruh beban hidup, arah vertikal dan
horisontal, akibat aksi kendaraan pada jembatan termasuk hubungannya
dengan pengaruh dinamis, tetapi tidak termasuk akibat tumbukan. Beban
lalu lintas untuk perencanaan jembatan terdiri atas beban lajur "D" dan
beban truk "T"(RSNI T-02-2005).

3
d. Beban Angin

Pengaruh beban angin sebesar 150 kg/m2 pada jembatan ditinjau


berdasarkan bekerjanya beban angin horizontal terbagi rata pada bagian
vertikal jembatan, dalam arah tegak lurus sumbu memanjang jembatan.
Jumlah luas bidang vertikal bangunan atas jembatan yang dianggap
terkena oleh angin ditetapkan sebesar suatu persentase tertentu terhadap
luas bagian-bagian sisi jembatan dan luas bidang vertikal beban hidup.
Angin tekan pada badan vertikal muka angin sebesar 100 kg/m2, dan angin
isap pada bidang vertikal belakang angin sebesar 50 kg/m2. (RSNI T-02-
2005).

e. Beban Gempa

Pengaruh-pengaruh gempa bumi pada jembatan dihitung senilai


dengan pengaruh suatu gaya horizontal pada konstruksi yang ditinjau dan
perlu ditinjau pula gaya – gaya lain yang berpengaruh seperti gaya gesek
pada perletakan, tekanan hidro – dinamik akibat gempa, tekanan tanah
akibat gempa dan gaya angkat apabila pondasi yang direncanakan
merupakan pondasi terapung/pondasi langsung (Supriyadi, dkk., 2007).

2.4 Beton
Beton adalah suatu bahan yang diperoleh dengan mencampurkan semen,
agregat kasar, agregat halus, dan air, dengan atau bahan tambahan
(admixture) perbandingan tertentu yang membentuk masa padat. Beton
mempunyai keunggulan yaitu mudah dibentuk dan kekuatan tekan yang
tinggi. Mutu beton dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: mutu
bahan-bahan pembentuk beton, cara menakar/mencampur, dan cara pelaksanaan
pekerjaan (Murdock, 1999).

2.5 Beton Bertulang


Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah
tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan dengan atau
tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material
bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja (SNI 03-2847-
2002). Beton memiliki sifat utama yaitu kuat terhadap beban tekan, sehingga
untuk dapat mengetahui kuat tekan beton, pada umumnya ditinjau dari kuat tekan
beton tersebut.

4
2.6 Balok T
Untuk merancang antara balok dan lantai yang dicor secara monolit akan
terjadi interaksi sebagai suatu kesatuan dalam menahan momen lentur positif,
sehingga pelat akan bereaksi sebagai sayap desak dan balok sebagai
badannya. Interaksi antara flens dan balok yang menjadi satu kesatuan dengan
penampangnya berbentuk huruf T dan L. Pada penelitian ini balok girder jembatan
dibatasi mengenai balok T saja, karena pada penggunaannya di lapangan balok
yang digunakan pada bagian tepi jembatan menggunakan balok T sama seperti
penggunaan balok pada bagian tengah jembatan . (SNI 03-2847-2002) .

2.7 Struktur Atas


Menurut ( Iqbal, Agus 2002 ) Struktur atas jembatan merupakan bagian
yang menerima beban langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban
mati tambahan, beban lalu lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll.

Struktur atas jembatan umumnya meliputi :

- Trotoar
- Sandaran dan tiang sandaran
- Peninggian trotoar (Kerb)
- Slab lantai kendaraan
- Gelagar (girder)
- Balok diafragma
- Tumpuan

2.8 Struktur bawah


Menurut ( Iqbal, Agus 2002 ) Struktur bawah jembatan berfungsi memikul
seluruh beban struktur atas dan beban lain yang ditimbulkan oleh tekanan tanah,
aliran air dan hanyutan, gesekan pada tumpuan Dsb. Untuk kemudian disalurkan
ke pondasi. Selanjutnya beban beban tersebut disalurkan oleh pondasi ke tanah
dasar.
Struktur bawah jembatan meliputi :
- Pangkal jembatan (abutment)
- Dinding belakang (back wall)
- Dinding penahan (breast wall)
- Dinding sayap (wing wall)
- Oprit, Plat injak (approach slab)
- Konsol pendek untuk jacking ( corbel)
- Tumpuan bearing
- Pilar jembatan
- Pondasi, Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban kedasar
tanah.

5
BAB III
METODOLOGI PERENCANAAN

Lokasi yang direncakan untuk dijadikan bahan tugas akhir ini berada di
Desa puntik luar kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala. Untuk
memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang akan dibahas dan menunjang
untuk perencanaan jembatan baru, maka penulis menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :

3.1 Data Primer


Untuk mendapatkan data primer dilakukan survey lapangan ( pengamatan
langsung lokasi ). Survey dimaksud untuk mengamati kondisi yang sebenarnya
akan direncanakan, survey ini meliputi :
- Pengamatan kondisi Hidrologi untuk mengetahui kondisi hidrologi
secara langsung
- Pengamatan bentuk / penampang sungai
- Pengamatan kondisi topografi

3.2 Data sekunder


Data sekunder adalah data yang didapatkan dari instansi terkait, data
tersebut antara lain :

- Studi Literatur
- Data tanah
- Data curah hujan
- Data pendukung lain

3.3 Metode Analisa Data


Untuk penunjang menganalisis struktur jembatan, diperlukan data-data
perencanaan sebagai berikut :

1. Analisa Struktur atas menggunakan :


- RSNI T01-2005 tentang standar pembebanan untuk jembatan.
2. Analisa Struktur bawah menggunakan :
- Analisa Pondasi

3.4 Alur perhitungan


Setelah data-data yang menunjang perencanaan jembatan didapat
selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mendapatkan dimensi dan kebutuhan
material yang tepat . dengan langkah-langkah seperti berikut .

6
Mulai

Data – data
penunjang

Lay out
jembatan

Struktur Atas Struktur bawah

Dimensi struktur atas : Dimensi struktur bawah :

- Tiang railing - Abutment


- Trotoar - Wing wall
- Pelat lantai - Pelat injak
- Gelagar - Pondasi

Penulangan Struktur atas Penulangan Struktur bawah

Cek keamanan
Tidak Aman
struktur

Aman

Dimensi struktur dan kebutuhan tulangan dan


material lainnya

RAB

Selesai Gambar 3.1 Flowchart perhitungan jembatan

7
Seperti alur diagram diatas ( gambar 3.1 ) langkah-langkah perencanaan
jembatan yaitu mendapatkan data-data penunjang untuk merencanakan , membuat
lay out jembatan, dari lay out jembatan didapatkan dimensi struktur jembatan ,
dari analisa data berdasarkan SNI yang berlaku didapatkan beban-beban yang
terjadi pada struktur beserta kombinasi pembebanan , setelah didapat beban yang
terjadi pada struktur , dilakukan perhitungan penulangan struktur , cek keamanan
struktur sesuai design apakah aman atau tidak , setelah didapatkan hasil aman ,
didapatkan dimensi dan jumlah tulangan yang diperlukan dengan tepat dan
mendapatkan anggaran biaya yang dikeluarkan untuk jembatan tersebut.

8
DAFTAR ISI

Bambang Supriyadi dan Agus setyo Muntohar, 2007. Jembatan , CV.Beta Offset .
Yoyakarta

Deddy Radiansyah. 2012 . Analisis kontribusi Infrastruktur terhadap


pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia ( periode tahun 1996 s.d. 2008 )
Fakultas ekonomi Program Magister perencanaan publik kekhususan manajemen
sektor Universitas Indonesia. Tesis ( dipublikasikan melalui www.google.com )

Iqbal, Agus. 2022. Dasar-Dasar Perencanaan Jembatan Beton bertulang. PT.


Mediatama Septakarya ( PT. MEDISA). Jakarta.

Murdock, L.J. 1999, Bahan dan Praktek beton, Edisi Keempat, Terjemahan oleh
Stephanus Hindarko, Erlangga, Jakarta

RSNI T-02-2005 Standar Pembebanan untuk jembatan. Jakarta: Badan


Standarisasi Nasional.

Supriyadi, Bambang dkk. 2007. Jembatan. Beta Offset. Yogyakarta

SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Beton pada Bangunan


Gedung . Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Anda mungkin juga menyukai