Anda di halaman 1dari 40

BAB II

GAMBARAN UMUM HKBP DI SAMOSIR

2.1 Kondisi Samosir

Samosir berada pada 2º24’- 2º45’ Lintang Utara dan 98º21’-99º45’ Bujur

Timur, Samosir memiliki luas daerah 2.069,05 km², yang terdiri dari luas daratan

1.444,25 km² dan luas danau 624,80 km². Samosir diapit tujuh kabupaten yaitu

sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun,

sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir, sebelah Selatan

berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan

serta sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat.

Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan ketinggian antara 904 -

2.157 meter diatas permukaan laut, dengan topografi dan kontur tanah yang beraneka

ragam, yaitu datar, landai, miring dan terjal. Struktur tanahnya labil dan berada pada

wilayah gempa tektonik dan vulkanik.

Sesuai dengan letaknya yang berada di garis khatulistiwa, Samosir tergolong

ke dalam daerah beiklim tropis basah dengan suhu berkisar antara 17ºC - 29ºC dan

rata-rata kelembaban udara 85,04%. Situasi yang demikian menyebabkan

permukiman penduduk cenderung sirkuler dan perkampungan memusat di sepanjang

tepian adapun dibagian dalam / tengah pulau dengan jumlah hunian yang jarang,

permukiman penduduk cenderung acak mengikuti kondisi keberadaan lembah atau

lahan-lahan produktif.

Universitas Sumatera Utara


Sebelum Belanda masuk ke Indosesia, Batak Toba berada pada satu kerajaan

Kerajaan Batak yang berpusat di Bakara, Kerajaan Batak yang dalam pemerintahan

dinasti Sisingamangaraja membagi Kerajaan Batak dalam 4 (empat) wilayah yang

disebut Raja Maropat, yaitu:

1. Raja Maropat Silindung

2. Raja Maropat Samosir

3. Raja Maropat Humbang

4. Raja Maropat Toba

Daerah Batak Samosir masuk dalam wilayah Raja Maropat Samsoir. Raja Maropat

Samosir meliput i wilayah Pulau Samosir sekarang dan sekitarnya.

Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, Samosir termasuk ke dalam

Keresidenan Tapanuli yang dipimpin seorang Residen Bangsa Belanda yang

berkedudukan di Sibolga. Pada saat itu, Keresidenan Tapanuli dibagi menjadi 4

(empat) Afdeling (Kabupaten), salah satu diantaranya adalah Afdeling Batak Landen

dengan ibukotanya Tarutung, dan 5 (lima) onderafdeling (wilayah) yang meliputi :

Silindung, Toba, Samosir, Dairi dan Barus.

Setelah kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia tetap menjadikan

Tapanuli menjadi sebuah keresidenan. Dr. Ferdinand Lumban Tobing merupakan

Residen Tapanuli yang pertama. Ada sedikit perubahan dilakukan pada nama namun

pembagian wilayah tetap sama. Nama Afdeling Bataklanden misalnya diubah

menjadi Luhak Tanah Batak dan luhak pertama yang diangkat adalah Cornelius

Sihombing yang pernah menjabat sebagai Demang Silindung. Nama Onderafdeling

pun diganti menjadi urung dan para demang yang memimpin onderafdeing diangkat

Universitas Sumatera Utara


menjadi Kepala Urung. Onderdistrik pun menjadi Urung Kecil yang dipimpin oleh

Kepala Urung Kecil yang dulu adalah sebagai Assistent Demang

Ketika penyerahan kedaulatan ke tangan RI pada permulaan 1950,

Keresidenan Tapanuli yang sudah disatukan dalam Provinsi Sumatera Utara dibagi

dalam 4 (empat) kabupaten baru, yaitu:

1. Kabupaten Tapanuli Utara (sebelumnya Kabupaten Tanah Batak)

2. Kabupaten Tapanuli Tengah (sebelumnya Kabupaten Sibolga)

3. Kabupaten Tapanuli Selatan (sebelumnya Kabupaten Padang Sidempuan)

4. Kabupaten Nias

Batak Samosir pun masuk dalam wilayah Kabupaten Tapanuli Utara yang beribukota

di Tarutung.

2.2 Sejarah HKBP di Samosir

Penyebaran agama di Samosir di mulai pada tahun 1892, pengijilan pertama

di lakukan di Naingolan karena dekat dengan Balige, Pendeta G. Pilgram mengirim

orang pribumi yang telah mendapat pendidikan tentang Kristen yaitu St. Laban

Siahaan, St. Joab dan St. Manase. Mereka berlayar menuju Pulau Samosir tepat

daerah Nainggolan dan menjalankan misi yang diajarkan oleh G. Pilgram dengan

mendekati para penatua dan memberitakan Kristen. Setelah beberapa lama mereka

kembali ke Balige dan melaporkan kepada G. Pilgram tentang peristiwa yang dialami

dalam penyebaran agama. Setelah mendapat berita tentang kondisi di Samosir, G.

Pilgram melaporkan kepada Dr. Ingwer Ludwig Nommensen bahwa di daerah

Samosir telah dimulai pengkristenan.

Universitas Sumatera Utara


Pada tanggal 6 Mei 1893 Johannes Warneck ditempatkan di Nainggolan.

Sebelum melakukan misi zending Johannes Warneck melakukan observasi

didampingi oleh para penginjil lainnya seperti G. Pilgram, Pohlig, Jung, dan Bruch

selama 3 hari di daerah penginjilan Pulau Samosir yaitu pada bulan Maret 1893.

Dalam observasi tersebut mereka mendapat sambutan yang baik dari para raja serta

menjamu mereka dengan makan dengan khas Batak. Dari hasil observasi itulah dia

memilih daerah Nainggolan sebagai tahap awal untuk melakukan pengabaran Injil

dan sebagai pos penginjilan untuk Pulau Samosir. Para pemuka desa di Nainggolan

telah membuat sebuah perjanjian menyerahkan tanah adat mereka kepada Zending

RMG untuk dijadikan pos penginjilan dan pusat jemaat. 17

Pada bulan Mei 1893 Dr Johannes Warneck dan Bruch menempati

Nainggolan. Sarana kehidupan mereka sangat sederhana yaitu rumah kediaman

mereka sempit dan kecil. Untuk mempermudah program Misi Zending Dr. Johannes

Warneck dan Bruch mendirikan sekolah untuk anak-anak, kebaktian minggu untuk

anak-anak dan orang dewasa yang mau datang, mengobati orang sakit, dan

menyelasaikan perkara antar penduduk.

Meunurut Dr. Johannes Warneck daerah Nainggolan sangat strategis menjadi

pusat pengabaran injil di seluruh Pulau Samosir karena berada pada pertengahan pada

garis bawah dari garis segitiga dan mempunyai penduduk yang padat. 18 Penduduk

Samosir tidak berbeda dengan penduduk Silindung atau Toba lainnya, dimana orang

17
J. R. Hutauruk, Tebarkanlah Jalamu, Pematang Siantar: Percetakan HKBP, 2010, hlm.
23-24
18
Ibid., hlm. 28-29.

Universitas Sumatera Utara


Batak asli suka mengumbar perang dan mengangkat perselisihan, tidak cermat dan

malas bekerja.

Kepercayaan masyarakat Samosir sebelum datangnya agama Kristen adalah

Debata Mula Jadi Nabolon (Allah yang tidak bermula dan berakhir) Yang

mempunyai sistem kepercayaan dan religi tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki

kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaan-Nya terwujud dalam Debata Natolu.

Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak mengenal tiga konsep, yaitu:

• Tondi : adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena

itu tondi memberi nyawa kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang di

dalam kandungan.Bila tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang

tersebut akan sakit atau meninggal, maka diadakan upacara mangalap

(menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.

• Sahala : adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang

memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan

sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.

• Begu : adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama

dengan tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu malam.

Pada saat pengabaran injil daerah Samosir belum masuk pemerintahan

Belanda secara administratif. Sebagai akibatnya penduduk masih dikuasai banyak

pertentangan dan nafsu saling berperang dengan sesama. Samosir masih tergelogong

Universitas Sumatera Utara


daerah yang merdeka, bebas dari kekuasaan pemerintahan Kolonial Belanda, dan oleh

karena itu berada dalam kekuasaan masing-masing raja huta (kampung) setempat. 19

Dalam penyebaran agama yang dilakukan oleh Dr. Johannes Warmeck di

Pulau Samosir banyak di jumpai ragam penyakit karena belum ada rumah sakit yang

tempat berobat, perkara seperti perselisihan yang mengakibatkan konflik antar

individu dengan individu dan antara kampung (huta) dengan kampung yang sering

mengganggu keamanan penduduk. Akan tetapi pertikaian itu tidak menggangu pos

penginjilan Nainggolan.

Orang sering bertikai sering mengadu kepada Dr. Johannes Warneck, dimana

dia bersikap sebagai penengah. Perkara yang sering muncul sering membuat Dr.

Johannes Warneck terasa kewalahan karena sikap orang Batak ingin menang sendiri

dan ahli dan lihai mempertahankan haknya sekalipun dengan kepandaian

memutarbalikkan fakta.

Melihat perkembangan penyebaran Agama Kristen di daerah Nainggolan,

dimana penduduk semakin banyak menerima ajaran Kristen dan meninggalkan

kepercayaan lama Johannes Warneck membangun Gereja sederhana untuk tempat

kebaktian. Gereja yang dibuat terbuat dari peralatan yang sederhana, sebagai dinding

dibuat dari bambu dan jerami sebagai atapnya.

Johannes Warneck tidak membatasi penginjilannya hanya di Nainggolan,

tetapi dia memperluas medan pelayanannya ke desa-desa di luar Nainggolan. Untuk

itu beliau bersama pemuka-pemuka desa yang sudah akrab dengannya melakukan

19
Ibid., hlm. 175

Universitas Sumatera Utara


perjalanan mengunjungi daerah-daerah Samosir. Salah satu orang yang membantu

dalam pengunjungan ke desa lain adalah Ompu Sibarung yang merupakan salah

seorang pandai besi (tukkang bosi). Dimana dia telah menerima ajaran kristen dan

mau meninggalkan kehidupan lama.

Dalam kunjungan ke desa lain Johannes Warneck melihat keadaan penduduk

dimana raja yang lebih makmur, yang punya banyak budak yang diperlakukan secara

tidak manusiawi. Serta diliputi suasana perang antar huta (kampung) yang

berkepanjan dan penduduk banyak dijumpai yang kecanduan akan mengisap candu

atau opium yang didatangkan dari pantai Barat Sumatera daerah Barus.

Setelah melakukan observasi ke daerah lain, beliau melihat bahwa penduduk

lebih padat di daerah pantai daripada dipedalaman. Menurut beliau daerah Samosir

sangat membutuhkan beberapa penginjil untuk mengajarkan Agama Kristen dan

serentak dilakukan.

Penduduk yang telah mendapat ajaran Kristen, mereka mulai sadar semakin

dan tergertak untuk meninggalkan kehidupan lama yang dianggap berusak merugikan

secara individual maupun secara kelompok seperti berperang, candu, merjudi dll.

Peyebaran agama Kristen yang dilakukan Johannes Warneck tidak begitu

lama yaitu 3 ½ tahun karena menggantikan penginjil G. Pilgram yang harus pindah ke

Negeri Jerman. Akan tetapi bukan hanya alasan itu beliau dipindahkan, karena

masalah keamanan. Dimana Raja Sisingamaraja sedang merencanakan memasuki

daerah Pulau Samosir untuk mengusir Zending Jerman. Sisingamangaraja telah sering

melakukan tindakan-tindakan mengacaukan dan merusak beberapa pos Zending

Universitas Sumatera Utara


Jerman di luar Pulau Samosir. Ini diakibatkan oleh pemerintahan Belanda yang telah

merebut daerah Sisingamangara.

Pada tahun 1899, tibalah Pdt Wilham Barganschil di Samosir untuk

menggantikan Pdt. Dr. Johannes Warneck dalam program mengabarkan injil di

Samosir. Dalam program pengabaran injil tersebut Pdt W Barganschil mendirikan

sebuah gereja untuk tempat kebaktian serta untuk membimbing anak-anak dan orang

dewasa.

Tahun 1907 Belanda masuk ke daerah Samosir dan mengatur semua tata letak

pemerintahan. Sebelum kedatangan Belanda di tanah Batak, Bius lah yang

memerintah di setiap huta (kampung). Masuknya Kolonial Belanda ke Samosir sangat

berpengaruh besar di mana para missionaris untuk menjalan program pengabaran

injil dapat berjalan dengan baik dalam bidang keamanan.

Belanda melarang di seluruh distrik Samosir melakukan pesta bius pada tahun

1918 karena dianggap merupakan salah satu bentuk penyembahan berhala. 20 Pada

saat itu Belanda dan Jerman masih berhubungan dengan baik sebelum terjadi perang

antara kedua belah pihak ini pada tahun 1940, hal ini merupakan salah satu untuk

menggahapus acara ritual terbesar yang menyebah berhala dan mempermudah para

missionaris untuk menjalankan missinya.

Pdt Karlord datang ke Samosir tahun 1911 untuk program Misi Zending.

Untuk memulai pekerjaannya Pdt Karlord mengadakan perkumpulan dengan

mengundang raja-raja huta (kampung) serta para orang tua dalam perkumpulan

tersebut siarkanlah injil, akan tetapi para raja dan masyarakat sulit menerima ajaran

20
Sitor Sitomoarng. Toba Na Sae. Jakarta: Komunitas Bambu, 2009, hlm. 23

Universitas Sumatera Utara


injil tersebut. Berkat kerja keras, ajaran Kristen dapat diterima masyarakat dan

diberikanlah sebidang tanah (yaitu tempat gereja HKBP Resort pangururan sekarang)

untuk mendirikan sebuah bangunan tempat untuk mengajari anak-anak dan orang

dewasa serta tempat kebaktian. 21

Agama Kristen secara keseluruhan masuk dan dapat diterima oleh masyarakat

di seluruh daerah Samosir pada tahun 1911-1942. Bedirilah Gereja HKBP di

pelosok-pelosok. Penganut kepercayaan animisme dan dinamisme semakin

berkurang.

2.3 Perkembangan HKBP Di Samosir

Setelah Kristen dapat di terima dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh

para missionaris, HKBP melebarkan sayapnya untuk menjalankan misi yaitu

mengkristenkan seluruh tanah batak yang masih berkepercayaan sipelebegu

(penyebah berhala) secara damai dan tidak secara paksaan.

HKBP di Samosir semakin bermasyarakat dimana berdirinya Rumah Sakit di

Nainggolan, Pangururan, dan Ambarita pada tahun 1940 dengan status rumah sakit

penolong karena rumah sakit besar yang didirikan di Tarung dan Balige, dan sekolah-

sekolah untuk mendidik anak-anak. Program yang dilaksanakan oleh para missionaris

zending ini di Samosir berkembang dengan pesat karena mencakup aspek-aspek yang

berkaitan langsung kepada pembaharuan kehidupan.

Perkembangan HKBP di Samosir ditandai dengan berdirinya Distirk VII

Samosir pada tanggal 25 Nopember 1942. Akan tetapi distrik ini mengalami

21
HKBP Distrik VII Samosir: Jubileum 125 HKBP di Distrik VII Samosir. 1986

Universitas Sumatera Utara


kekosongan karena zaman itu berakhirnya kekuasaan Belanda di Indonesia dan

masuknya tentara Jepang untuk menguasai seluruh Asia yang bersemboyangkan

gerakan 3A yaitu Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia, dan Jepang Cahaya

Asia. Dengan gerakan ini Jepang berhasil menguasai sebagian Asia termasuk

Indonesia.

Tibanya Jepang ke Tanah Batak merupakan hambatan bagi para mission untuk

menjalankan programnya. Setelah Jepang berkuasa diseluruh Tanah Batak, mereka

menangkap Bangsa Eropa termasuk Pendeta-Pendeta Jerman yang bertugas untuk

program misinya. Selama kepemimpinan Jepang di Indonesia program kristenisasi

terhambat. Jepang melakukan perampasan harta dan asset-aset HKBP seperti rumah

sakit, gereja, sekolah, dan tempat tinggal pendeta untuk dijadikan sebagai keperluan

perang, dan gedung digunakan sebagai pos tentara Jepang.

Walaupun Jepang tidak mendukung program kristenesasi, HKBP tetap

menjalankan misinya. Distrik VII Samosir yang pertama berkantor di Nainggolan

tetap melakukan programnya yang di pimpin oleh Pdt Nikanor Siahaan sebagai

Praeses dan sekaligus merangkap Pdt Resort Nainggolan.

Distrik VII Samosir yang berkantor di Nainggolan memimpin 6 Resort yaitu:

1. HKBP Resort Nainggolan

2. HKBP Resort Ambarita

3. HKBP Resort Pangururan

4. HKBP Resort Palipi

5. HKBP Resort Harian Boho

6. HKBP Resort Simarmata

Universitas Sumatera Utara


Resort-resort dipimpin oleh Pdt Resort dan menaungi jemaat-jemaat yang dipimpin

oleh Guru Huria

Tabel 1.1

Pendeta Praeses yang Pernah Memimpin Distrik VII Samosir 1942-1998

No Praeses Kantor Tahun


1 Pdt Nikaor Siahaan Nainggolan 1942-1949
2 Pdt Pantar Panggabean Ambarita 1950-1955
3 Pdt Jahpanus Rumahorbo Nainggolan 1956-1972
4 Pdt Bresman Marpaung Pangururan 1973
5 Pdt D. J Marpaung Pangururan 1974
6 Pdt T. L Sinaga Pangururan 1975-1982
7 Pdt Bahara Lumbantobing, STh Pangururan 1983-1987
8 Pdt Sahala Sinaga, STh Pangururan 1988-1992
9 Pdt Termolen Manihuruk, STh Pangururan 1993-1998
Sumber: data distrik VII Samosir 2010

Berdasarkan Tabel diatas, pendeta yang bertugas untuk memimpin HKBP

Distrik VII Samosir dari mulai berdiri yaitu 1942 -1998 berjumlah sembilan pendeta.

Tahun 1942, 1950, 1956, dan 1973 kantor HKBP Distrik VII Samosir berpindah 4

kali karena situasi masa jepang yaitu tahun 1942 yang merebut asset HKBP dan

sesudah merdeka yaitu tahun 1950 karena HKBP mengalami perkembangan dalam

pelayanan sehingga perlu penemparan yang strategis dan menetap di Pangururan

Dengan kerja keras para zending yang berasal dari Eropa dan Pendeta Pribumi

tahun 1893-1998 HKBP berdiri dengan 100 jemaat dan 15 resort yang berada pada

desa, dusun.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1.2

Jumlah Resort dan Jemaat yang ada di Seluruh Daerah Samosir

No Resort Kecamatan Jemaat Berdiri


1 Pangururan Pangururan • HKBP Pangururan 1911
• HKBP Aek Natolu 1951
• HKBP Tanjung bunga 1951
• HKBP Sitao-Tao 1976
• HKBP Aek Nauli 1932
• HKBP Pardomuan
• HKBP Panatapan Dolok 1950
2 Palipi Palipi • HKBP Palipi 1989
• HKBP Urat 1907
• HKBP Siantarantar 1938
• HKBP Sideak -
• HKBP Sidabulan 1911
• HKBP Hatoguan -
• HKBP Pamutaran 1936
• HKBP Siupar 1961
• HKBP Pandiangan -
• HKBP Ebenezer -
Janjimaria
3 Nainggolan Nainggolan • HKBP Nainggolan 1983
• HKBP Harian 1900
• HKBP Hutairit 1906
• HKBP Pananggangan 1906
• HKBP Sipira 1911
• HKBP Janjimarrapot 1912
• HKBP Sipangko 1914
• HKBP Parhorian 1951
• HKBP Pandiangan 1968
• HKBP Arung 1977
4 Ambarita Ambarita • HKBP Ambarita 1913
• HKBP Garoga 1918
• HKBP JanjiMartahan 1949
• HKBP Tolping 1918
• HKBP Tuktuk Siadong 1958
5 Harian Boho Harian • HKBP Harian 1913
Boho • HKBP Baniaratele 1917
• HKBP Hutagalung 1949
• HKBP Sosordolok 1948

Universitas Sumatera Utara


• HKBP Janjimartahan 1949
• HKBP Cinta dame Hariara -
• HKBP Pamintoran -
6 Onanrunggu Onanrunggu • HKBP Onanrunggu 1935
• HKBP Gonting 1919
• HKBP Hutahotang 1912
• HKBP Pakpahansitinjak 1915
• HKBP Pardomuansibutar 1972
• HKBP Rinabolak 1916
• HKBP Sitamiang 1922
• HKBP Sigordang 1952
• HKBP Simenekenek -

7 Simarmata Simarmata • HKBP Simarmata 1923


• HKBP Hutaginjang 1951
• HKBP Malau 1938
• HKBP Tandarabun 1959
• HKBP Sangkal 1919
• HKBP Sihusapi 1927
8 Limbong sagala Sianjur • HKBP Limbong 1915
Mula-Mula • HKBP Singkam 1952
• HKBP Boho 1937
• HKBP Sitiotio 1955
• HKBP Bonandolok 1948
• HKBP Peabang 1939
• HKBP Sagala 1953
• HKBP Siboro 1953
• HKBP Sosornangka 1954
• HKBP Kobun Pardomuan 1948
• HKBP Hasinggaan -
• HKBP Bahal-Bahal -
• HKBP Janji Matogu 1957
9 Onan Baru Pangururan • HKBP Onan Baru 1986
• HKBP Raniate 1916
• HKBP Pintu Batu 1974
• HKBP Parmonangan 1911
• HKBP Hutatinggi 1959
• HKBP Sabungannihuta 1939
10 Sirait Palipi • HKBP Sirait 1896
• HKBP Onan Sirait 1955
• HKBP Parsaoran 1981
• HKBP Agape Onanrunggu 1987

Universitas Sumatera Utara


11 Simbolon Palipi • HKBP Simbolon 1913
• HKBP Pagar Batu 1913
• HKBP Hutaginjang 1938
• HKBP Janji Maria Dolok 1934
• HKBP Tamba 1911
12 Tomok Simanindo • HKBP Tomok 1915
• HKBP Hutaginjang 1949
• HKBP Lontung 1914
• HKBP Silimalombu 1951
• HKBP Tanjung 1967
• HKBP Sihombing 1978
13 Lumban Suhi -Suhi Pangururan • HKBP Lumban Suhl –Suhi 1916
• HKBP Janji Marrapot 1912
14 Parbaba Pangururan • HKBP Parbaba 1918
• HKBP Janji Maria 1934
15 Ronggur ni Huta Ronggur ni • HKBP Ronggur ni Huta 1912
Huta • HKBP Sidihoni 1936
• HKBP Sijambur -
• HKBP Lintong ni Huta 1935
• HKBP Nadeakbariba -
• HKBP Immanuel -
Sumber: Data distrik VII HKBP tahun 2010

Dari tabel diatas perkembangan HKBP sangat pesat. Dan dan orang –orang

Samosir yang percaya akan sipelebegu (animisme) berkurang dengan cepat. HKBP di

Samosir perkembangannya lebih maju dibanding dengan Agama Katolik dan Agama

Islam.

2.4 Struktur Organisasi HKBP

Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) merupakan wadah tempat orang yang

percaya akan Tuhan. HKBP ditata mengikut i sistem keuskupan, mirip dengan Gereja-

gereja yang menganut sistem episkopal seperti Gereja Katolik Roma, Gereja

Anglikan, Gereja Methodis, dll. Pimpinan tertingginya disebut Ephorus. Ephorus

Universitas Sumatera Utara


HKBP yang pertama adalah Dr. I.L. Nommensen. Ephorus dibantu oleh seorang

Sekretaris Jenderal dan sejumlah Kepala Departemen. Di bawahnya adalah praeses

yang memimpin distrik-distrik gereja, sementara di bawah distrik terdapat resort yang

dipimpin oleh pendeta resort, dan di tingkat yang paling bawah adalah jemaat

individual yang dipimpin oleh pendeta. Saat ini HKPB memunyai 26 praeses di

seluruh Indonesia. Dalam pelayanannya, seorang pendeta HKBP biasanya dibantu

oleh Guru Huria, sementara ada pula jabatan lain yaitu Bibelvrouw dan diakones.

Menurut Aturan dan Peraturan HKBP tahun 1994-2004, Visi dan Misi HKBP

adalah :

• Visi HKBP berkembang menjadi gereja yang inklusif, dialogis, dan terbuka, yang

mampu dan bertenaga mengembangkan kehidupan yang bermutu di dalam kasih

Tuhan Yesus Kristus, bersama-sama dengan semua orang di dalam masyarakat

global, terutama masyarakat kristen, demi kemuliaan Allah Bapa yang

mahakuasa.

• Misi HKBP berusaha meningkatkan mutu segenap warga masyarakat, terutama

warga HKBP, melalui pelayanan-pelayanan gereja yang bermutu agar mampu

melaksanakan amanat Tuhan Yesus dalam segenap perilaku kehidupan

pribadi,kehidupan keluarga, maupun kehidupan bersama segenap masyarakat

manusia di tingkat lokal dan nasional, di tingkat regional dan global dalam

menghadapi tantangan Abad-21.

Prinsip HKBP adalah Untuk melaksanakan missi menuju visi tersebut di atas,

HKBP berpegang teguh pada prinsip di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara


a. Melayani, bukan dilayani (Mrk.10:45)

b. Menjadi garam dan terang (Mat.5:13-14)

c. Menegakkan keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan (Mrk.16:15,

Lukas.4:18-19)

Maksud dan Tujuan HKBP

1. Memberitakan dan menghayati Firman Tuhan.

2. Memelihara kemurnian pemberitaan dan pengajaran firman Tuhan.

3. Menyediakan dirinya agar menjadi kemuliaan Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

4. Memantapkan dan menguatkan keberadaan HKBP.

Di dalam melakukan pelayanan HKBP terbagi atas HKBP umum (pusat),

Distrik, Resort, Huria, dan Jemaat. Ditingkat HKBP umum adalah kesatuan segenap

HKBP yang meliputi jemaat, resort, distrik, lembaga-lembaga maupun yayasan-

yayasan yang dipimpin oleh Ephorus. Pelayanan umum dilakukan oleh Ephorus,

Sekretaris Jenderal, Kepala Departemen Koinonia, Kepala Departemen Marturia,

Kepala Departemen Diakonia, yayasan, Ketua Rapat Pendeta, Majelis Pekerja

Sinode, Badan Audit HKBP, Badan Usaha HKBP, Badan Penyelenggara Pendidikan

HKBP, Badan Penelitian Pengembangan HKBP, Bendahara Umum, dan komisi.

Distrik adalah kesatuan dari beberapa resort untuk memantapkan dan

mengembangkan persekutuan, kesaksian, dan pelayanan di distrik itu. Pelayanan

Distrik dipimpin oleh Praeses, Sekretaris Distrik, Bendahara Distrik, Kepala Bidang

Kononia, Kepala Bidang Marturia, dan Kepala Bidang Diakonia. Resort adalah

persekutuan jemaat-jemaat setempat untuk memantapkan dan mengembangkan

persekutuan, kesaksian, dan pelayanan di tengah-tengah jemaat-jemaat. Pelayanan

Universitas Sumatera Utara


Resort dipimpin oleh Pendeta Resort, Majelis Resort, Sekertaris Resort, Pendeta yang

dibantu oleh Bibelvrouw, Diakones, dewan pengurus kegiatan tingkat Resort. Jemaat

setempat adalah persekutuan beberapa warga HKBP di suatu tempat tertentu, yang

dipimpin oleh pimpinan jemaat setempat. Pelayanan tingkat jemaat dipimpin oleh

Guru Huria, Parhalado Huria, Seksi-seksi pengurus kegiatan di Huria, Panitia

pembangunan.

Menurut JR. Hutauruk, tipe organisasi HKBP yang tersusun rapi yang

berbentuk piramida berlaku system presbiterial, sinodal dan episkopal. Dalam lapisan

jemaat berlaku ketiganya, namun yang menonjol ialah pesbiterial: jemaat melalui

majelis jemaat mengatur dirinya, sehingga lapisan-lapisan di atasnya bisa hidup

teratur. Unsur sinodal mendapat tekanan baik di lapisan resort maupun di lapisan

resort maupun di lapisan teratas Sinode Godang. Seluruh kepemimpinan presbiterial

dan sinodal itu dikuatkan lagi oleh unsur episkopal, yaitu dalam jabatan Eporus

termasuk Praeses dan Pendeta Resort.22

Adapun jabatan-jabatan struktural di HKBP berdasarkan Aturan dan Peraturan

HKBP tahun 2002 adalah sebagai berikut:

1. Ephorus

Ephorus adalah yang memimpin segenap HKBP dan wakil HKBP terhadap

pemerintah, gereja dan badan-badan organisasi lainya. Jabatannya harus diembannya

sesuai dengan Konfesi, Tata Gereja dan Siasat Gereja HKBP. Periode

kepemimpinannya selama 4 tahun dan dia dapat dipilih kembali untuk mimpin selama

2 periode.

22
J. S. B. P Simanjuntak, Op.cit., hlm. 40

Universitas Sumatera Utara


Adapun yang menjadi tugas-tugas Eporus sesuai dengan Aturan dan Peraturan

HKBP 1994-2004 adalah sebagai berikut: 23

a. Menggembalakan jemaat-jemaat dan pelayan-pelayan di segenap HKBP.

b. Melaksanakan pembinaan terhadap pelayan-pelayan tahbisan dalam rangka

upaya meningkatkan kemampuan mereka melaksanakan tugas-tugas

pelayanannya, terutama dalam pelayanan firman dan penggembalaan.

c. Memelihara dan menyuarakan tugas kenabian HKBP terhadap pemerintah

atau penguasa melalui kata-kata maupun perbuatan nyata untuk menegakkan

kebenaran dan keadilan di tengahtengah bangsa dan negara.

d. Mewakili HKBP terhadap pemerintah, gereja, dan badan-badan lain di dalam

maupun di luar negeri.

e. Memimpin segenap HKBP bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan

kepala departemen berdasarkan Alkitab, Konfessi, Aturan Paraturan, dan

Peraturan Penggembalaan dan Siasat Gereja sebagai manifestasi

kepatuhannya kepada Yesus Kristus, Raja Gereja. Ephorus dapat

mendelegasikan wewenang melaksanakan tugas-tugas tertentu kepada

Sekretaris Jenderal, kepala departemen, atau praeses sesuai dengan

kebutuhannya.

f. Menyelenggarakan Sinode Agung sesuai dengan ketentuan persidangan

Sinode Agung.

g. Memimpin Rapat Pimpinan HKBP.

23
Huria Kristen Batak Protestan. Aturan dan Peraturan HKBP 2002. Kantor Pusat Pearaja
Tarutung. hlm 111-180

Universitas Sumatera Utara


h. Melantik praeses.

i. Memimpin Rapat Praeses.

j. Mempersiapkan dan menyusun Rencana Induk Pengembangan Pelayanan

HKBP yang akan disampaikan kepada Sinode Agung untuk ditetapkan.

k. Menyusun Rencana Strategis HKBP untuk disampaikan ke Sinode Agung,

dan Rencana Tahunan dan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja yang akan

disampaikan kepada Majelis Pekerja Sinode untuk ditetapkan.

l. Mengunjungi jemaat-jemaat untuk memimpin upacara penahbisan gereja dan

peletakan batu alas.

m. Menahbiskan pendeta, guru jemaat, bibelvrouw, diakones, dan evangelic.

n. Menyampaikan Laporan Tahunan dan pertanggungjawaban pelaksanaan

tugasnya memimpin HKBP ke Sinode Agung.

o. Menyusun Almanak HKBP.

p. Menerbitkan surat-surat ketetapan tentang jemaat, resort, distrik baru,

yayasan, lembaga, dan komisi, demikian juga yang berhubungan dengan

personalia.

q. Menerima usul amandemen terhadap Aturan Peraturan HKBP.

Syarat Menjadi Ephorus

a. Paling sedikitnya sudah 20 tahun menerima tahlbisall kependetaan di HKBP

dan bekerja terus di HKBP. Pendetapendeta yang oleh HKBP diutus bekerja

di gereja atau lembaga lain, mereka dianggap tetap bekerja di HKBP.

b. Tidak pernah dikenai sanksi Peraturan Penggembalaan dan Siasat Gereja

HKBP.

Universitas Sumatera Utara


c. Sehat rohani dan jasmani.

d. Usianya tidak lebih dari 61 tahun pada saat pemilihan.

e. Dipilih oleh Sinode Godang.

f. Periodenya empat tahun, dan dapat dipilih dua kali berturut-turut.

2. Sekertaris Jenderal

Tugasnya

a. Menyertai Ephorus memimpin HKBP bersama-sama dengan kepala

departemen.

b. Memimpin administrasi HKBP sesuai dengan Aturan Peraturan HKBP

c. Mewakili Ephorus melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Ephorus

sesuai dengan kebutuhannya.

d. Menerima laporan pelayanan dari organ-organ pelayanan di bawahnya.

e. Bersama-sama dengan kepala departemen menyertai Ephorus menyusun

Berita Pelayanan, Rencana Tahunan, dan Rencana Anggaran Pendapatan

Belanja Tahunan HKBP, yang akan mereka sampaikan ke Majelis Pekerja

Sinode; Laporan Pertanggungjawaban dan Rencana Strategis ke Sinode

Agung.

f. Mempersiapkan segala keperluan yang berkenaan dengan pelaksanaan Sinode

Agung dan rapat-rapat lain ditingkat Pusat.

g. Bersama-sama dengan Ephorus dan kepala departemen menyelenggarakan

Rapat Pimpinan HKBP.

h. Membuat evaluasi dan menyampaikan pertanggungjawaban kepada Ephorus

melalui laporan rutin.

Universitas Sumatera Utara


Syarat Menjadi Sekretaris Jenderal

a. Paling sedikitnya sudah 15 tahun menerima tahbisan kependetaan di HKBP

dan telah mengemban tugas kependetaan

b. Tidak pernah dikenai sanksi Peraturan Penggembalaan dan Siasat Gereja

HKBP.

c. Sehat rohani dan jasmani.

d. Usianya tidak lebih dari 61 tahun pada saat pemilihan.

e. Dipilih oleh Sinode Agung.

f. Periodenya empat tahun, dan dapat dipilih dua kali berturut-turut.

3. Kepala Departemen Koinonia

Tugasnya

1. Menyertai Ephorus bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepala

departemen lainnya memimpin HKBP.

2. Memimpin semua pekerjaan di Departemen Koinonia:

a. Mengkordinasikan perencanaan dan pelaksanaan semua usaha yang

mengembangkan dan meneguhkan persekutuan seluruh warga HKBP di

semua tingkat, persekutuan oikumenis di tingkat lokal, nasional, regional

dan internasional.

b. Menyusun kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan, dan pedoman-

pedoman yang perlu dalam kegiatan mengembangkan dan meneguhkan

persekutuan sel uruh warga di semua tingkat, dan menjadi pegangan

semua petugas.

Universitas Sumatera Utara


c. Mewakili Ephorus dalam pelaksanaan tugas yang diberikan Ephorus

sesuai dengan kebutuhan.

d. Menerima laporan pelaksanaan tugas dari semua organ pelayanan di

bawahnya.

e. Bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepala departemen lainnya

menyertai Ephorus menyusun Berita Pelayanan, Rencana Tahunan, dan

Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Tahunan HKBP, yang akan

mereka sampaikan ke Majelis Pekerja Sinode; Laporan

Pertanggungjawaban dan Rencana Strategis ke Sinode Agung.

f. Bersama-sama dengan Ephorus, Sekretaris Jenderal, Kepala Departemen

Diakonia dohot Departemen Marturia menyelenggarakan Rapat Pimpinan

HKBP. Membuat evaluasi dan memberikan pertanggungjawaban kepada

Ephorus melalui laporan rutin.

Syarat Menjadi Kepala Departemen Koinonia

1. Paling sedikitnya sudah 15 tahun menerima tahbisan kependetaan di HKBP

dan bekerja di HKBP. Pendeta yang oleh HKBP diutus bekerja di gereja atau

lembaga lain, mereka dianggap tetap bekerja di HKBP.

2. Tidak pernah dikenai sanksi Peraturan Penggembalaan dan Siasat Gereja

HKBP.

3. Sehat rohani dan jasmani.

4. Usianya tidak lebih dari 61 tahun pada saat pemilihan.

5. Dipilih oleh Sinode Agung.

6. Periodenyan empat tahun, dan dapat dipilih dua kali berturut-turut.

Universitas Sumatera Utara


4. Kepala Departemen Marturia

Tugasnya

1. Menyertai Ephorus bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepala

departemen lainnya memimpin HKBP.

2. Memimpin semua pekerjaan di Departemen Marturia:

a. Mengkordinasikan perencanaan dan pelaksanaan pekabaran Injil di setiap

tingkat pelayanan HKBP.

b. Menyusun kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan, dan pedoman-

pedoman yang perlu dalam pekerjaan pemberitaan firman Allah yang akan

menjadi pegangan bagi semua pelayan di semua tingkat pelayanan.

c. Mewakili Ephorus dalam pelaksanaan tugas yang diberikan Ephorus

sesuai dengan kebutuhan.

d. Menerima laporan pelaksanaan tugas dari semua organ pelayanan di

bawahnya.

e. Bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepala departemen lainnya

menyertai Ephorus menyusun Berita Pelayanan, Rencana Tahunan, dan

Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Tahunan HKBP, yang akan

mereka sampaikan ke Majelis Pekerja Sinode; Laporan

Pertanggungjawaban dan Rencana Strategis ke Sinode Agung.

f. Bersama-sama dengan Ephorus, Sekretaris Jenderal, Kepala Departemen

Koinonia, dan Departemen Diakonia menyelenggarakan Rapat Pimpinan

HKBP.

Universitas Sumatera Utara


g. Membuat evaluasi dan memberikan pertanggungjawaban kepada Ephorus

melalui laporan rutin.

Syarat Menjadi Kepala Departemen Marturia

1. Paling sedikitnya sudah 15 tahun menerima tahbisan kependetaan di HKBP

dan bekerja terus di HKBP. Pendetapendeta yang oleh HKBP diutus bekerja

di gereja atau lembaga lain, mereka dianggap tetap bekerja di HKBP.

2. Tidak pernah dikenai sanksi Peraturan Penggembalaan dan Siasat Gereja

HKBP.

3. Sehat rohani dan jasmani.

4. Usianya tidak lebih dari 61 tahun pada saat pemilihan.

5. Dipilih oleh Sinode Agung.

6. Periodenya empat tahun, dan dapat dipilih dua kali berturut-turut.

5. Kepala Departemen Diakonia

Tugasnya

1. Manyertai Ephorus bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepada

departemen lainnya memimpin HKBP.

2. Memimpin semua pekerjaan di Departemen Diakmonia:

a. Mengkordinasikan pengelolaan semua pelayanan social yang

berhubungan dengan pemberian bantuan kepada yang kesusahan,

demikian juga yang berhubungan dengan yayasan pendidikan dasar,

menengah, dan yayasan pendidikan tinggi, yayasan kesehatan dan

pengembangan masyarakat di setiap tingkat pelayanan.

Universitas Sumatera Utara


b. Menyusun kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan, dan pedoman-

pedoman yang perlu dalam pekerjaan diakonia yang menjadi pegangan

bagi semua pelayan di semua tingkat pelayanan.

c. Mewakili Ephorus dalam pelaksanaan tugas yang diberikan Ephorus

sesuai dengan kebutuhan.

d. Menerima laporan pelaksanaan tugas dari semua organ pelayanan di

bawahnya.

e. Bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepah departemen lainnya,

menyertai Ephorus menyusun Berita Pelayanan, Rencana Tahunan, dan

Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Tahunan HKBP, yang akan

mereka sampaikan ke Majelis Pekerja Sinode; Laporan

Pertanggungjawaban dan Rencana Strategic ke Sinode Agung.

f. Bersama-sama dengan Ephorus, Sekretaris Jenderal, Kepala Departemen

Koinonia, dan Departemen Marturia menyelenggarakan Rapat Pimpinan

HKBP. Membuat evaluasi dan memberikan pertanggungjawaban kepada

Ephorus melalui laporan rutin.

Syarat Menjadi Kepala Departemen Diakonia

1. Seorang pelayan atau warga jemaat yang bersedia mengorbankan dirinya

untuk pekerjaan pelayanan, diakonia, dan kemasyarakatan karena Kristus.

2. Tidak pernah dikenai sanksi Peraturan Penggembalaan dan Siasat Gereja

HKBP.

3. Sehat rohani dan jasmani.

4. Usianya tidak lebih dari 61 tahun pada saat pemilihan.

Universitas Sumatera Utara


5. Dipilih oleh Sinode Agung.

6. Periodenya empat tahun, dan dapat dipilih dua kali berturut-turut.

Dan biro-biro serta badan-badan yang membantu Ephorus untuk membimbing

segenap HKBP sesuai dengan Tata Gereja, Konfesi, Siasat Gereja dan peraturan-

peraturan yang ditetapkan oleh Sinode Agung serta mengurus dan mengawasi

pengelola harta dan keuangan di seluruh HKBP.

6. Praeses

Tugasnya

a. Memimpin distrik bersama-sama dengan para kepala bidan

b. Menyusun rencana strategis dan program kerja tahunan distrik sesuai dengan

keputusan Sinode Agung, Majelis Pekerja Sinode, dan Rapat Pimpinan

HKBP.

c. Membina dan menggembalakan pelayan-pelayan tahbisan dalam pekerjaan

yang sesuai dengan tugas pelayanannya masing-masing.

d. Membimbing dan mengawasi semua kegiatan yan berkenaan dengan

kerohanian dan kekayaan di jemaat-jemaat dan resort-resort.

e. Memimpin sinode distrik, majelis pekerja sinode distri dan rapat pimpinan

distrik.

f. Meresmikan jemaat-jemaat dan resort-resort barn yan sudah ditetapkan oleh

Pimpinan HKBP.

g. Mengunjungi jemaat-jemaat dan memimpin pesta-pesta jubileum jemaat.

h. Melantik pelayan-pelayan tahbisan penuh waktu pada jabatannya masing-

masing di distrik itu.

Universitas Sumatera Utara


i. Menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di jemaat dan resort yang tidak

dapat diselesaikan oleh majelis resort.

j. Mengawasi pelaksanaan keputusan Sinode Agung, Majelis Pekerja Sinode,

sinode distrik, rapat majelis pekerja sinode distrik, dan rapat distrik.

k. Mengadakan dan memimpin rapat-rapat para pelayan tahbisan penuh waktu di

distrik.

l. Mengawasi dan menerima laporan dari yayasan tentang pengelolaan lembaga-

lembaga pendidikan HKBP yang ada di distrik itu.

m. Memberikan laporan dan saran kepada Ephorus tentang kemampuan dan

perpindahan pelayan-pelayan tahbisan penuh waktu yang ada di distrik itu.

n. Membuat evaluasi dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban secara

berkala kepada Ephorus HKBP, dan laporan pekerjaan ke majelis pekerja

sinode distrik, Berta laporan tahunan ke sinode distrik.

Syarat Menjadi Praeses

a. Paling sedikitnya sudah 15 tahun setelah menerima tahbisan kependetaan di

HKBP, dan bekerja terus di HKBP. Pendeta yang oleh HKBP diutus bekerja

di gereja atau di lembaga lain, dianggap bekerja di HKBP.

b. Tidak pernah dikenai sanksi Peraturan Penggembalaan dan Siasat Gereja

HKBP.

c. Sehat rohani dan jasmani.

d. Usianya tidak lebih dari 61 tahun pada saat pemilihan.

e. Dipilih oleh Sinode Agung.

Bidang-bidang di distrik:

Universitas Sumatera Utara


1. Bidang Koinonia

2. Bidang Marturia

3. Bidang Diakonia

Bidang-bidang ini adalah untuk membantu Praeses untuk menjalankan tugas

dalam melanyani jemaat HKBP.

7. Pendeta Resort

Tugasnya

1. Memimpin resort bersama-sama dengan majelis resort.

2. Memimpin jemaat induk resort bersama-sama dengan pelayan tahbisan

lainnya.

3. Memimpin rapat resort, rapat majelis resort, dan rapat-rapat lain di tingkat

ressort.

4. Memikirkan semua yang dibutuhkan demi membangkitkan dan

menghidupkan jemaat bersama-sama dengan pelayan-pelayan di resort itu.

5. Membimbing jemaat-jemaat yang tergabung dalam resort itu untuk memenuhi

tanggungjawabnya.

6. Melaksanakan keputusan Sinode Agung, Rapat Majelis Pekerja Sinode,

sinode distrik, rapat majelis pekerja distrik, dan rapat resort.

7. Mengawasi keuangan dan kekayaan jemaat-jemaat yang dalam resssort itu.

8. Membuat evaluasi dan memberikan laporan pekerjaan, statistik, dan keuangan

resort ke rapat resort dan praeses.

8. Guru Jemaat

Tugas Guru Jemaat

Universitas Sumatera Utara


a. Memimpin jemaat setempat, merencanakan dan melaksanakan pekerjaan-

pekerjaan pelayanan sesuai dengan tritugas panggilan gereja.

b. Mempimpin pelayan tahbisan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

c. Memimpin rapat jemaat, rapat pelayan, rapat pelayan tahbisan, dan rapat

pemilihan pengurus-pengurus dewan, seksi, dan panitia pembangunan.

d. Melaksanakan keputusan Sinode Agung, Majelis Pekerja Sinode, sinode

distrik, majelis pekerja sinode distrik, rapat resort, rapat majelis resort, spat

jemaat, dan rapat pelayan tahbisan.

e. Mengawasi, membimbing, dan meningkatkan mutu pelayanan di bidang

penatalayanan dan administrasi jemaat.

f. Menerima laporan pertanggunglawaban setiap dewan.

g. Menyampaikan laporan pelayanan, statistik, dan keuangan jemaat ke pendeta

resort, dan rapat jemaat.

Syarat Menjadi Guru Jemaat

1. Pelayan tahbisan penuh waktu yang ditetapkan oleh Pimpinan HKBP.

2. Pelayan tahbisan yang ditetapkan oleh Pimpinan HKBP belum ada, rapat

pelayan tahbisan yang dipimpin oleh pendeta resort memlih seorang dari

penatua dengan syarat:

a. Menghayati dan melaksanakan tugas pelayanannya dengan baik.

b. Sedikitnya sudah lima tahun menjadi penatua.

c. Seboleh-bolehnya berpendidikan sekolah lanjutan tingkat atas.

d. Berusia 30 hingga 61 tahun pada waktu pemilihan.

e. Ditetapkan oleh praeses.

Universitas Sumatera Utara


f. Periodenya empat tahun dan dapat dipilih dua periode berturut-turut

Pelayan tahbisan di HKBP

Jabatan tahbisan adalah jabatan gerejawi yang diembankan kepada seseorang

pelayan melalui penahbisan sesuai dengan Agenda HKBP. Jenis Jabatan Tahbisan

ada enam jenis di HKBP sesuai dengan Konfesi dan Agenda HKBP:

Pelayan Tahbisan di HKBP

1. Pendeta

Pendeta adalah yang menerima jabatan kependetaan dari HKBP melalui

Ephorus sesuai dengan Agenda HKBP. Dalam jabatan kependetaan itu tercakup

ketiga jabatan Kristus, yaitu nabi, imam, dan raja.

Syarat Menjadi Pendeta

a. Lulusan Sekolah Tinggi Teologi HKBP atau sekolah tinggi teologi lain yang

diakui oleh HKBP yang sama kurikulumnya dengan Sekolah Tinggi Teologi

HKBP jurusan kependetaan.

b. Warga HKBP yang menghayati kasih karunia Allah yang diterimanya melalui

baptisan dan pengakuan iman.

c. Sudah praktek sedikit-dikitnya dua tahun di HKBP, dan dianggap sudah mampu

menerima jabatan kependetaan sesuai dengan rekomendasi praeses dan pendeta

resort.

d. Sehat rohani dan jasmani.

e. Menerima tahbisan jabatan kependetaan dari HKBP.

Universitas Sumatera Utara


f. Pendeta yang diutus oleh gereja lain yang seiman dengan HKBP diperhitungkan

sama dengan pendeta HKBP.

Tugasnya

a. Sebagaimana tertera dalam Agenda Pemberian Jabatan Kependetaan HKBP.

b. Menghadiri rapat-rapat pendeta HKBP.

2. Guru Jemaat

Guru jemaat adalah yang menerima tahbisan jabatan guru jemaat dari HKBP

melalui Ephorus. Syarat Menjadi Guru Jemaat HKBP:

a. Lulusan Sekolah Tinggi Guru Jemaat HKBP.

b. Sudah praktek sedikit-dikitnya dua tahun di HKBP, dan sudah menerima

rekomendasi praeses dan pendeta resort,

c. Sehat rohani dan jasmani.

Tugasnya

a. Sebagaimana tertera dalam Agenda Pemberian Jabatan Guru Jemaat

b. Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan.

c. Menghadiri Rapat Guru Jemaat.

d. Ephorus yang memberikan persetujuan kepada guru-guru jemaat untuk bekerja

di luar HKBP.

e. Guru-guru jemaat yang bekerja di luar HKBP tanpa persetujuan Ephorus,

mereka tidak dianggap lagi pelayan HKBP.

3. Bibelvrouw

Bibelvrouw adalah perempuan yang menerima jabatan bibelvouw dari HKBP

melalui Ephorus sesuai dengan Agenda HKBP. Syarat Menjadi Bibelvrouw :

Universitas Sumatera Utara


a. Lulusan Sekolah Tinggi Bibelvrouw HKBP.

b. Sudah praktek sedikit-dikitnya dua tahun di HKBP, dan sudah menerima

rekomendasi dari praeses dan pendeta ressort

c. Sehat rohani dan jasmani.

d. Menerima tahbisan jabatan bibelvrouw dari HKBP.

Tugasnya

a. Sebagaimana tertera dalam Agenda Pemberian Jabatan Bibelvrouw.

b. Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan.

c. Menghadiri Rapat Bibelvrouw.

4. Diakones

Diakones adalah perempuan yang menerima jabatan diakoii dari HKBP

rnelalui Ephorus sesuai dengan Agenda HKBP. Syarat Menjadi Diakones :

a. Lulusan Sekolah Tinggi Diakones HKBP.

b. Sudah praktek sedikit-dikitnya dua tahun di HKBP dan sudah menerima

rekomensasi dari praeses dan pendeta resort.

c. Sehat rohani dan jasmani.

d. Menerima tahbisan jabatan diakones dari HKBP.

Tugasnya

a. Sebagaimana tertera dalam Agenda Pemberian Jabatan Diakones.

b. Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan.

c. Menghadiri Rapat Diakones.

5. Evangelis

Universitas Sumatera Utara


Evangelis adalah yang menerima jabatan evangelis dari HKBP melalui

Ephorus sesuai dengan Agenda HKBP. Syarat Menjadi Evangelis :

a. Yang sudah mengikuti program pelatihan dan memperoleh sertifikat evangelis

dari Sekolah Tinggi Teologi HKBP.

b. Yang sudah praktek sedikit-dikitnya tiga bulan di HKBP, dan sudah menerima

rekomendasi dari praeses dan pendeta resort.

c. Sehat rohani dan jasmani.

d. Kemampuannya sudah dievaluasi oleh Ephorus.

Tugasnya

a. Memberitakan Injil melalui kegiatan pewartaan, pengajaran, evangelisasi, dan

kesaksian ke masyarakat tertentu, seperti kampus, sekolah, perkantoran, buruh,

masyarakat marginal, dan lain-lain.

b. Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan.

6. Penatua

Penatua adalah yang menerima jabatan penatua dari HKB melalui pendeta

resort sesuai dengan Agenda HKBP. Syarat Menjadi Penatua

a. Warga jemaat yang mempersembahkan dirinya menjadi penatua di jemaat.

b. Rajin mengikuti kebaktian minggu dan perjamuan kudus.

c. Berperilaku tidak bercela.

d. Paling sedikitnya berumur 25 tahun.

e. Sehat rohani dan jasmani.

f. Sedikit-dikitnya berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

Universitas Sumatera Utara


g. Dipilih oleh warga jemaat dari antara mereka dan ditetapkan oleh Rapat

Pelayan Tahbisan.

Tugasnya

a. Sebagai tertera dalam Agenda Penerimaan Penatua HKBP.

b. Melaksanakan baptisan darurat.

c. Menyusun statistik warga jemaat di lingkungannya masing-masing.

d. Mengikuti sermon dan rapat penatua.

e. Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan.

2.5 Adat dan Gereja HKBP

Peralihan dari setiap tingkat kehidupan manusia ditandai dengan pelaksanaan

suatu upacara adat khusus. Upacara adat dilakukan agar seseorang atau sekelompok

orang terhindar dari bahaya atau celaka yang akan menimpanya. Malahan sebaliknya,

mereka memperoleh berkat dan keselamatan. Inilah salah satu prinsip universal yang

terdapat di balik pelaksanaan setiap upacara adat.

Dalam kehidupan orang Batak Toba, khususnya di daerah Samosir setelah

masuknya agama masih banyak yang percaya dengan hal-hal mistis dimana sangat

bertentangan dengan ajaran agama. Dengan menghindari hal-hal tersebut HKBP

membuat pelarangan dan pengajaran tentang akan Kristen, dimana adat batak yang

digunakan dalam kehidupan tidak semua dapat diterima oleh agama tersebut.

Sinkretisme dalam kehidupan orang-orang Batak didasarkan pada

pemahaman, bahwa upacara adat itu hanya merupakan suatu kebiasaan yang

diwariskan oleh leluhur. Karena itu keberadaannya perlu dilestarikan dengan cara

Universitas Sumatera Utara


menyingkirkan beberapa hal yang dinilai mengandung unsur Hasipelebeguon

(mersifat mistis) seperti: perdukunan (Hadatuon), kesurupan (siar-siaran),

pembuatan patung-patung (gana-ganaan), jimat (parsimboraon), menyembah setan

(mamele begu) dan hal-hal lainnya. Hasipelebeguon itu hanya sebagian dari bentuk

tipuan yang dimainkan oleh iblis. Hasipelebeguon itu mengambil bentuk yang lebih

halus, sehingga sekilas bisa dianggap tidak bertentangan dengan Firman Tuhan.

Diluar itu, masih banyak lagi bentuk hasipelebeguon lain yang sangat dibenci oleh

Tuhan.

Dalam hal ini HKBP banyak melakukan pelarangan untuk tidak mengikuti

ajaran-ajaran sesat yang tidak sesuai dengan ajaran Kristen. Adat batak yang diterima
24
dan sesuai dengan ajaran Kristen yang diatur dalam RPP HKBP adalah

a. Parbagason (Perkawinan)

Di dalam Gereja HKBP sistem perkawinan diatur sesuai dengan ajaran

Kristen, adapun aturan tersebut adalah

1. Batas umur menikah, yaitu umur laki-laki harus lebih dari 19 tahun, dan

perempuan minimal 16 tahun serta dilakukan konseling pra nikah.

2. Pengajaran tentang tanggungjawab kekeluargaan orang Kristen kepada orang

yang akan menikah.

3. Sesuai dengan ajaran Kristen HKBP tidak mengakui dan melakukan

pemberkatan:

a. Seorang laki-laki menikah dengan ibu tirinya.

24
RPP HKBP (Ruhut parmahanion dohot pamissangion)

Universitas Sumatera Utara


b. Seorang laki-laki dengan saudara perempuannya/ putri dari saudara

perempuan ayahnya / putri saudara perempuan ibu kandungnya.

c. 2 orang laki-laki sedarah (satu ayah dan ibu) menikah dengan 2 orang

perempuan bersaudara (satu ayah dan ibu).

4. Setelah dilakukan martumpol (pengucapan janji pernikahan dengan tata cara

gereja) di dalam gereja, ataupun di kantor gereja (didepan keluarga kandung

dan penatua/sintua), Rencana pernikahan itu harus diberitahukan kepada

pendeta untuk di umumkan dalam kebaktian minggu dua kali berturut.

Kalaupun satu kali diinformasikan, harus mempunyai surat keterangan dari

Pendeta Resort.

5. Pernikahan orang Kristen harus diberkati di gereja oleh pendeta setempat.

6. Dilakukan pemberkatan di Gereja setelah digoda sigadis atau kawin lari

(mahiturun/mangalua) apabila:

a. Adanya surat pemeritahuan dari seorang pendeta apabila ada acara gereja

maupun adat yang tidak sesuai dengan pihak.

b. Adanya surat pemberitahuan (panolopion) dari keluarga laki-laki dan

keluarga perempuan, ataupun dari wali.

c. apabila tidak ada yang bisa hadir dari pihak keluarga ataupun yang

mewakili, pemberkatan bisa dilakukan apabila umurnya lebih dari 21.

7. Tidak boleh mengambil perempuan yang sudah cerai, apabila laki-laki yang

diceraikannya belum kawin, dilakukan pemberkatan apabila bersih dari

kesalahan perceraian ataupun telah menerima hukum gereja. Begitupun

sebaliknya pada perempuan.

Universitas Sumatera Utara


8. Dikucilkannya orang yang melakukan bigami (beristri dua) dan poligami.

9. Terlebih dahulu selesai masa uji jemaat yang mengaku salah, baru bisa

dicampuri sebagaimana layaknya seorang jemaat

10. Gereja tidak akan melakukan pemberkatan kepada seorang duda atau janda

sebelum 6 bulan meninggal suami atau istrinya.

11. Dilarang kawin/hidup bersama (samen level), kumpul kebo ataupun kawin

kontrak.

b. Hari kelahiran dan pembabtisan bayi

1. Pihak gereja memperhatikan bayi yang baru lahir supaya tidak terjadi adanya

keberhalaan.

2. Bayi harus dibabtis atas nama Allah.

3. Disangsikan bayi laki-laki yang lahir dibawah 9 bulan, dan bayi perempuan

dibawah 8 bulan terhitung setelah hari pemberkatan di gereja. Selain ada surat

keterangan dokter.

c. Manjalo surat malua (naik sidi/katekisasi)

Sakramen mengenai penjelasan langsung/lisan kepada remaja (calon baptis)

gereja tentang makna keimanan dan agama. Para pelayan gereja harus memberikan

pengajaran sakramen ini, supaya pengetahuan akan firman Tuhan yang tertulis Di

Alkitap dan Katekismus.

d. Meninggal

Gereja harus berperan dalam acara kematian supaya tidak terjadi keberhalaan

dan sesuai dengan ajaran kristen. HKBP membuat ybng patut dilaksanakan dan yang

tidak dilaksanakan dalam upacara kematian yaitu:

Universitas Sumatera Utara


Tidak boleh dilakukan dalam upacara kematian:

1. Menjalankan daging mentah sebelum di kubur orang yang telah meninggal,

kepada orang meninggal yang sudah meranak cucu.

2. Menjalankan daging kepada kerabat orang yang meninggal

3. Membuat garam ke dalam peti mati atau melangkahi mayat.

4. Tidak memberkati orang yang mati bunuh diri.

Yang patut dilakukan dalam upacara kematian:

1. Pelaksanaan pembakaran mayat (kremasi) dalam keadaan terpaksa, karena tidak

adanya tanah wakaf atau adanya alasan dari keluarga yang meninggal. Akan

tetapi harus diawasi pihak gereja supaya tidak terjadi keberhalaan.

2. Orang yang meninggal boleh dibawa ke gereja apabila rajin beribadah dan ikut

dalam perjamuan kudus pada masa kehidupannya, karena permintaan dari

keluarganya.

3. Dilakukan pemberkatan kepada orang yang meninggal tetapi mayatnya tidak

ditemukan.

Yang patut diperhatikan/diawasi:

1. Jemaat patut diperhatikan yang melakukan ziarah kekuburan untuk mengenang

akan tetapi tidak berlaku adanya keberhalaan.

2. Keluarga jemaat yang meninggal patut diperhatikan supaya tidak melakukan

hal-hal keberhalaan.

3. Jemaat yang melaksanakan pesta besar waktu meninggal keluarganya supaya

tidak mengandung keberhalaan dan acara sesuai dengan ajaran Kristen

Universitas Sumatera Utara


4. Tidak restui mendirikan tugu, karena tidak baik dalam kepercayaan, ekonomi,

dan kehidupan karena keangkuhan. Akan tetapi tugu boleh didirikan apabila

persatuan marga, dan persatuan ompu (nenek moyang)

e. Mangongkal holi (mengangkat tulang-tulang)

Mangongkal holi (mengangkat tulang-tulang) boleh dilakukan apabila:

1. Kuburan yang sudah rusak.

2. Kuburan dijadikan jalan umum, karena bencana alam, untuk perkampungan,

industri, pembangunan, membuat tugu persatuan, dan menyatukan tulang

kedalam satu kuburan yang baru dibangun.

3. Manyatukan kuburan karena mati di perantauan.

4. Bila ada jemaat yang mempersatukan tulang (saring-saring/holi-holi) harus

dicampuri oleh penatua atau dari pihak gereja, supaya tidak terjadi hal-hal

keberhalaan.

5. Harus diketahui penatua/sintua, adanya acara manongkal holi dan menyimpan

tulang sebelum dimasukkan kedalam kuburan. Dan dalam upacara tersebut

tidak dilakukan pemberkatan selayaknya jemaat yang baru meninggal.

f. Gondang

a. Jemaat harus diajarkan tentang kematian sesuai dengan ajaran Kristen.

b. Dalam musik gondang dapat membuat orang kesurupan karena kurang

percayanya kepada Tuhan, oleh sebab itu penatua/sintua harus memperhatikan

orang yang melaksanakan musik gondang, dan semua acara yang diikuti musik

gondang harus di campuri penatua/sintua serta diawali dan diakhiri dengan

acara gereja.

Universitas Sumatera Utara


c. Penatua harus memperhatikan supaya jemaat tidak melakukan acara

menyembah berhala dengan memberi sesajen ditempat yang dikeramatnya, dan

upacara yang berbau dengan keberhalaan.

d. Huria harus mencampuri acara kematian yang diikuti dengan gondang, akan

tetapi tidak dilakukan ritual keberhalaan, dan harus diketahui huria bagaimana

jalannya acara gondang tersebut.

Dalam acaraa adat-istiadat orang Batak gereja tidak berperan untuk

menentukan kapan dilaksankannya upacara adat, danbagaimana prosesinya. Gereja

berperan dalam pembukaan, dan menutup acara adat sesuai dengan ajaran HKBP

serta mengawasi jalannya upacara adat, supaya tidak terjadi keberhalaan.

Sinkretisasi ini adalah sebagai upaya untuk mengelola, menyatukan,

mengkombinasikan dan menyelaraskan dua atau lebih sistem prinsip yang berlainan

atau berlawanan sehingga terbentuk suatu prinsip yang baru. Dengan adanya

sinkretisasi, maka penganut-penganut dapat menerima tanpa merasa bahwa mereka

menganut prinsip yang berlawanan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai