Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

PREEKLAMSIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Maternitas

Disusun oleh :

SETO NUR FAIZAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR
CIMAHI
2019
TINJAUAN TORITIS

A. DEFINISI PRE-EKLAMSI
Pre-eklamsia adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan, terjadi
setelah minggu ke 20 gestasi, ditandai dengan hipertensi dan protein uria dan
dapat juga diserta dengan udema. Hipertensi di sini adalah tekanan darah
140/90 mmHgatau lebih, atau sutu kenaikan tekanan sistolik sebesar 30mmHg
atau lebih (jika diketahui tingkat yang biasa), atau kenaikan tekanan darah
diastolic sebesar 15 mmHg atau lebih (jika diketahui tingkat yang biasa). Protein
uria dalam preeklamsia adalah konsentrasi protein sebesar 0,3 g/l atau lebih
pada sedikitnya 2 spesimen urin yang di ambil secara acak dan pada selang
waktu 6 jam atau lebih. Edema biasa terjadi pada kehamilan normal, sehingga
edema bukanlah tanda pre- eklampsia yang dapat dipercaya kecuali jika edema
juga mulai terjadi pada tangan dan wajah, serta Kenaikan berat badan
yangmendadk sebanyak 1 kg atay kebih dalam seminggu (atau 3 kg dalam
sebulan) adalah indikasi pre-eklampsia (kenaikan berat badan normal sekitar 0,5
kg per minggu) (Anonim, 2007).
Sedangkan PEB (Pre-eklampsia berat) adalah pre-eklampsia yang
berlabihan yang terjadi secara mendadak. Wanita dapat dengan cepat
mengalami eklampsia. Hal ini merupakan kedaruratan obstertik dan
penatalaksanaannya harus segera dimulai.
Pre-eklamsi berat terjadi apabila :
a. Tekanan darah 160/110 atau lebih.diukur 2x dengan antara sekurang-
kurangnya 6 jam dan pasien istirahat.
b. Proteinuria 5 gr atau lebih/24 jam.
c. Olyguri 400 cc atau lebih/ 24 jam.
d. Gangguan cerebral /penglihatan
e. Oedema paru / cyanosis
f. Sakit kepala hebat
g. Mengantuk
h. Konfensi mental
i. Gangguan penglihatan (seperti pandangan kabur, kilatan cahaya)
j. Nyeri epigastrium
k. Mual dan muntah (Musalli, 2007).

B. ETIOLOGI
Etiologi preeklampsia sampai saat ini belum diketahui dengan
pasti. Banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba
menerangkan penyebabnya, oleh karena itu disebut “penyakit teori”;
namun belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori
sekarang yang dipakai sebagai penyebab preeklampsia adalah teori
“iskemia plasenta”. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal
yang berkaitan dengan penyakit ini.Adapun teori-teori tersebut adalah ;
1. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada
endotel vaskuler, sehingga sekresi vasodilatator prostasiklin oleh sel-
sel endotelial plasenta berkurang, sedangkan pada kehamilan
normal prostasiklin meningkat. Sekresi tromboksan oleh trombosit
bertambah sehingga timbul vasokonstrikso generalisata dan sekresi
aldosteron menurun. Akibat perubahan ini menyebabkan pengurangn
perfusi plasenta sebanyak 50%, hipertensi dan penurunan volume
plasma.
2. Peran Faktor Imunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan I karena
pada kehamilan I terjadi pembentukan blocking antibodies terhadap
antigen plasenta tidak sempurna. Pada preeklampsia terjadi
komplek imun humoral dan aktivasi komplemen. Hal ini dapat
diikuti dengan terjadinya pembentukan proteinuria.
3. Peran Faktor Genetik
Preeklampsia hanya terjadi pada manusia. Preeklampsia
meningkat pada anak dari ibu yang menderita preeklampsia.
4. Iskemik dari uterus : Terjadi karena penurunan aliran darah di uterus
5. Defisiensi kalsium : Diketahui bahwa kalsium berfungsi membantu
mempertahankan vasodilatasi dari pembuluh darah.
6. Disfungsi dan aktivasi dari endothelial
Kerusakan sel endotel vaskuler maternal memiliki peranan
penting dalam patogenesis terjadinya preeklampsia. Fibronektin
diketahui dilepaskan oleh sel endotel yang mengalami kerusakan dan
meningkat secara signifikan dalam darah wanita hamil dengan
preeklampsia. Kenaikan kadar fibronektin sudah dimulai pada
trimester pertama kehamilan dan kadar fibronektin akan meningkat
sesuai dengan kemajuan kehamilan.
7. Kehamilan pertama
8. Kekurangan nutrisi
9. Hamil dibawah usia 20 tahun atau diatas 40 tahun
10. Memiliki keluarga dengan riwayat preeklamsi
11. Obesitas saat hamil dengan indeks massa tubuh 25 atau lebih
12. Sedang menderita beberapa penyakit tertentu seperti DM, Hipertensi
atau penyakit ginjal (Anonim, 2007).

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Sesak nafas akibat cairan di paru-paru
2. Sakit kepala berat
3. Berkurangnya volume urin
4. Gangguan penglihatan misalnya pandangan hilang secara smentara,
pandanan kabur atau sensitive terhadap cahaya
5. Mual muntah
6. Rasa nyeri pada perut bagian atas (biasanya di bwah tulang rusuk
sebelah kanan)
7. Meningkatnya kanungan protein pada urin (proteinuria)
8. Gangguan fungsi hati
9. Pembengkakan pada telapk kaki, pergelangan kaki, tangan dan wajah
10. Menurunnya jumlah trombosit dalam darah ( trombositopenia)
11. Laju pertumbuhan janin yang melambat juga bisa menandakan sang ibu
menderita preeklamsi

E. PATOFISIOLOGI
Pada preeklampsi terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan
terjadi peningkatan hematokrit, dimana perubahan pokok pada preeklampsi
yaitu mengalami spasme pembuluh darah perlu adanya kompensasi
hipertensi ( suatu usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifir agar
oksigenasi jaringan tercukupi). Dengan adanya spasme pembuluh darah
menyebabkan perubahan – perubahan ke organ antara lain :
a. Otak
Mengalami resistensi pembuluh darah ke otak meningkat akan
terjadi oedema yang menyebabkan kelainan cerebal bisa menimbulkan
pusing dan CVA ,serta kelainan visus pada mata.
b. Ginjal
Terjadi spasme arteriole glomerulus yang menyebabkan aliran
darah ke ginjal berkurang maka terjadi filtrasi glomerolus negatif ,
dimana filtrasi natirum lewat glomelurus mengalami penurunan sampai
dengan 50 % dari normal yang mengakibatkan retensi garam dan air ,
sehingga terjadi oliguri dan oedema.
c. URI
Dimana aliran darah plasenta menurun yang menyebabkan
gangguan plasenta maka akan terjadi IUGR, oksigenisasi berkurang
sehingga akan terjadi gangguan pertumbuhan janin, gawat janin , serta
kematian janin dalam kandungan.
d. Rahim
Tonus otot rahim peka rangsang terjadi peningkatan yang akan
menyebabkan partus prematur.
e. Paru
Dekompensi cordis yang akan menyebabkan oedema paru
sehingga oksigenasi terganggu dan cyanosis maka akan terjadi
gangguan pola nafas. Juga mengalami aspirasi paru / abses paru yang
bisa menyebabkan kematian
f. Hepar
Penurunan perfusi ke hati dapat mengakibatkan oedema hati ,
dan perdarahan
subskapular sehingga sering menyebabkan nyeri epigastrium,
serta ikterus ( Wahdi, 2009).

F. PATHWAY
Terlampir
G. KONSEP ASUHAN KEPERAWTAN
1. PENGKAJIAN

1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan , agama,
alamat, status perkawinan, ruang rawat, MR , diagnosa medik,
tanggal masuk, tanggal pengkajian, tanggal operasi, serta
penanggung jawab.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Ibu merasa sakit kepala di bagian frontal
2) terasa sakit di ulu hati atau nyeri epigastrium
3) Mual dan muntah
4) edema pada ekstremitas
5) Peningkatan bb
b. Riwayat kesehaatan dahulu
1) Kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi sebelum hamil
2) Kemunginan ibu memiliki riwayat pre-eklamsi pada kehamilan
terdahulu
3) Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas
4) Ibu mungkin pernah mempunyai penyakit gagal ginjal kronis
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat pre-eklamsi dan eklamsi dalam
keluarga
d. Riwayat menstruasi
Kaji menarche, siklus haid, lama haid, ganti duk, masalah dalam
menstruasi.
e. Riwayat kehamilan dan persalinan sekarang
Pada saat dikaji klien melahirkan pada kehamilan ke berapa, lama
masa kehamilan, dan kelainan selama hamil, kaji tanggal
persalinan, jenis persalinan, penyulit persalinan, keadaan anak,
apgar score dan lain-lain.
3. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum, tingkat kesadaran, tanda-tanda
vital.
a. Kepala
1) Rambut : rambut dapat bersih atau kotor, warna bervariasi
sesuia dengan ras, rambut rontok atau tidak.
2) Mata : penglihatan baik/ tidak, kongjungtiva anemis/tidak, sklera
ikterik/tidak. Hidung : hidung simetris / tidak, bersih/tidak, secret
ada/tidak, ada pembengkakan/tidak.
3) Telinga : ganggua pendengaran/tidak, adanya serumen / tidak,
simetris atau tidak.
4) Mulut : kebersihan mulut, mukosa bibir dan kebersihan gigi.
b. Leher
Adanya pembengkakan kelenjer tyroid/tidak, warna kulit leher.
c. Thorax
1) Payudara : ASI ada/tidak, puting susu menonjol/tidak.
2) Paru- paru :
I : simetris kiri kanan/ tidak.
P: teraba massa / tidak.
P: perkusi diatas lapang paru biasanya normal.
A : suara nafas biasanya normal ( vesikuler ).
3) Jantung
I : ictus cordis terlihat/tidak
P: ictus cordis terba/tidak
P: suara ketuk jantung
A: reguler, adakah bunyi tambahan tidak
d. Abdomen
I : abdomen mungkin masih besar atau menonjol,
A : bising usus +/-
P : TFU
P : difan muskuler pertahanan otot.
Leopold
e. Genetalia
Lihat keadaaan perineum bersih/tidak,
f. Ekstremitas
Edema pada kaki dan tangan
4. Pemeriksaan Penunjang Data laboratorium : pemeriksaan Hb dan
leukosit,

2. ANALISA DATA
No Data Etiologi masalah
1 DS : Tekanan darah meningkat Hipervolemia

DO :
- Terdapat edema di Pre-eklamsia
seluruh tubuh
terutama pada
wajah dan pangkal mengikat cairan dr
paha
estrasel ke intrasel
- Peningkatan BB
- Tampak pucat
peningkatan cairan di
tubuh

hipervolemia
2 DS : Tekanan darah meningkat Perfusi perifer tidak
Klien mengeluh pusing efektif
DO:
- Ttv Pre-eklamsia
Td :150/92 mmHg
N : 86x/menit
- Banyak peningkatan TD
mengkonsumsi
asin dan pedas
Peningkatan perfusi
perifer

Perfusi perifer tidak efektif


3 DS: Tekanan darah meningkat ansietas

DO:
- Klien tampak Pre-eklamsia
cemas
- Klien tampak
bingung psikologi

perubahan pola peran


Ansietas

1. DIANGNOSA KEPERAWATAN
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d peningkatan tekanan darah
3. Hipervolemia b.d edema
4. Ansietas b.d kurang terpapar informasi

5. INTERVENSI
No Tujuan Intervensi Rasional
1 Tupan 1. Observasi ttv 1. Mengetahui
Setelah dilakukan asuhan kondisi
keperawatan 3x24 jam 2. Identifikasi faktor 2. Pengetahui
diharapkan perfusi resiko gangguan penyebab dari
jaringan efektif sirkulasi klienhipertensi
yang dialami
klien
Tupen 3. Memberikan posisi 3. Agar membuat
Setelah dilakukan asuhan yang nyaman klie rileks
keperawatan selama 1x24 untuk klien
jam diharapkan tekanan 4. Anjurkan untuk
darah menurun dengan mengurangi 4. Mencegah
kriteria hasil : konsumsi asin terjadinya
1. Pusing menghilang yang berlebih peningkatan TD
2. Ttv dibatas normal 5. Kolaborasi dalam pada klien
pemberian obat 5. Untuk
antihipertensi mengurangi
sesuai kondisi ibu, Tekanan darah
jika perlu
2 Tupan 1. Identifikasi tanda 1. Mengetahui
Setelah dilakukan asuhan dan gejala kondisi klien
keperawatan 3x24 jam hipervilemia
diharapkan hipervolemia 2. Monitor intake dan 2. Mengetahui
teratasi output cairan keseimbangan
intake dan output
3. Mengetahui
Tupen 3. Timbang berat peningkatan bb
Setelah dilakukan asuhan badan dalam waktu akibat edema
keperawatan 1x24 jam yang sama 4. Mencegah
diharapkan edema 4. Batasi asupan pengikatan air
menghilang dengan cairan dan garam yang berlebih
kriteria hasil; dalam tubuh
1. Edema tidak tampak 5. Mencegah mual
lagi 5. Kolaborasi
pemberian diuretik,
jika perlu
3 Tupan 1. Identifikasi 1. Mengetahui
Setelah dilakukan asuhan kemampuan dalam kemampuan
keperawatan 3x24 jam menerima klien
diharapkan ansietas informasi
teratasi 2. Siapkan media 2. Membantu dalam
pendidikan menjelaskan ke
kesehatan klien
3. Menetukan
Tupen 3. Jadwalkan waktu yang tepat
Setelah dilakukan asuhan pendidikan
keperawatan 1x24 jam di kesehatan sesuai 4. Menggali
harapkan klien terpapar kesepakatan informasi yang
informasi dengan kriteria 4. Beri kesempatan diinginkan klien
hasil: klien untuk 5. Mengetahui
1. Klien tidak cemas bertanya sejauh mana
2. Klien tidak bingung 5. Anjurkan klien pemahaman
harus menjelaskan klien
kembali materi
yang sudah di
siapkan

Anda mungkin juga menyukai