Anda di halaman 1dari 6

PEMUDA SEBAGAI TELADAN DAN PENGGERAK EFEKTIF

GERAKAN ANTI KORUPSI


Oleh: Siti Bachrotus Recha Nur Fa’ida/170342615509.
Indonesia memakai kata korupsi yang berasal dari serapan bahasa Belanda
yaitu “korruptie” yang berarti “curang” dan “jahat” (Hanafi et.al., 2017). Menurut
Hasibuan (2012) korupsi diartikan sebagai pemanfaaatan dana publik yang
seharusnya untuk kepentingan masyarakat umum namun dimanfaatkan sebagai
kepentingan pribadi. Menurut Undang-undang negara Republik Indonesia No. 31
Th. 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi, korupsi adalah setiap orang yang secaara
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri ataupun orang lain
yang dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara.
Pelanggaran hukum dalam islam yang dikategorikan sebagai korupsi yaitu
ghulul (penggelapan), risywah (suap), hadiyyah (gratifikasi), sariqah (penurian),
dan khiyanah (khianat/kecurangan) (Hanafi et.al., 2017).
Sabda Nabi Muhammad SAW: Barang siapa diantara kalian yang kami
tugaskan untuk suatu pekerjaan (urusan), lalu dia menyembunyikan dari kami
sebatang jarum atau lebih dari itu, maka itu adalah ghulul (belenggu, harta korupsi)
yang akan dia bawa pada hari kiamat”. (‘Adiy) berkata : Maka ada seorang lelaki
hitam dari Anshar berdiri menghadap Rasulullah SAW, seolah-olah aku
melihatnya, lalu dia berkata,"Wahai Rasulullah, copotlah jabatanku yang engkau
tugaskan." Rasulullah SAW bertanya,"Ada apa gerangan?” Dia menjawab,"Aku
mendengar engkau berkata demikian." Rasulullah SAW pun berkata,"Aku katakan
sekarang, (bahwa) barangsiapa di antara kalian yang kami tugaskan untuk suatu
pekerjaan (urusan), maka hendaklah dia membawa (seluruh hasilnya), sedikit
maupun banyak. Kemudian, apa yang diberikan kepadanya, maka dia (boleh)
mengambilnya. Sedangkan apa yang dilarang, maka tidak boleh.” (Hadits Muslim
No. 3415).
Dari hadist di atas sesungguhnya Islam telah memperingatkan umatnya
supaya tidak melakukan korupsi, tetapi kebanyakn umat Islam tidak
menghiraukannya, hanya berkejar-kejaran untuk melengkapi syahwat dunia, dari
penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa dengan mayoritasnya umat Islam yang
melakukan korupsi, bukan karena Islamnya tapi umatnya yang tidak melaksanakan
ajaran Islam yang sesuai dengan tuntunan Al qur’an dan Rasulnya (Gusnardi,
2014). Firman Allah terhadap larangan korupsi dalam surat Al Baqarah ayat 188
yang berbunyi :

"Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di


antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan)
harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada
harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu
mengetahui." (Q.S. Al Baqarah: 188).
Salah satu usaha untuk mengatasi korupsi ialah dengan cara melibatkan
mahasiswa dalam gerakan anti korupsi. Karena mahasiswa merupakan elemen
masyarakat dengan intelektual tinggi, idealisme yang murni, dan semangat tinggi
tentunya akan bertindak nyata di kampus dalam hal pemberantasan korupsi dengan
cara seperti:
1. Mengembangkan Pembiasaan Anti Korupsi: Mulai dari senantiasa tepat
waktu, memanfaatkan waktu dengan baik, jujur saat ujian, pengerjaan
skripsi, tesis dan yang lainnya dengan cara tidak mencontek atau plagiasi
tanpa adanya sumber yang jelas.
2. Menciptakan Lingkungan Bebas dari Korupsi: Menumbuhkan rasa
tanggung jawab kepada mahasiswa atas tugasnya.
3. Memberikan Pendampingan kepada Masyarakat tentang Bahaya
Melakukan Korupsi: Dilakukan dengan cara sosialisai kepada masyarakat
tentang bahay korupsi.
4. Melakukan Kontrol Sosial pada Setiap Kebijakan Mulai Dari Pemerintahan
Desa Hingga ke Tingkat Pusat/Nasional: Mahasiswa bertindak sebagai
pengontrol segala kebijakan dan pelaksanaan kebijakan pemerintah.
5. Membangun Jejaring dengan Mahasiswa Perguruan Tinggi Lain: Untuk
memperkokoh persatuan dalam pemberantasan korupsi.
Sumber: Hakim et.al., 2017.
PEMUDA TIDAK MENJADI TELADAN DAN PENGGERAK EFEKTIF
GERAKAN ANTI KORUPSI
Oleh: Siti Bachrotus Recha Nur Fa’ida/170342615509
Peranan pemuda dalam usaha pemberantasan korupsi di Indonesia sangatlah
penting. Pemuda merupakan the high human capital of Indonesia untuk masa depan
Indonesia merdeka. Oleh karena itu, kaum pemuda (young) harus mulai mengambil
peran dalam setiap usaha pembangunan bangsa dan Negara, khususnya usaha
pemberantasan korupsi untuk menciptakan Indonesia yang bersih dari KKN dan
untuk Indonesia sejahtera.
Pemuda merupakan Agent of Change. Realitanya banyak pemuda terjebak
dalam gaya hidup pragmatis dan apatis. Pemuda tidak ambil pusing teradap
pesoalan yang pelik, sehingga pemuda tidak kritikus melainkan menjadi budak
kekuasaan.
Pelaku korupsi di Indonesia sendiri terdiri dari bermacam latar belakang dan
bidang kehidupan. Penyebabnya adalah bobroknya nilai moral dan buruknya
pembangunan karakter menjadi salah satu poin penting untuk diperhatikan. Padahal
korupsi merupakan kejahatan besar dan memiliki ancaman sekaligus dilarang
dalam Islam. Allah SWT berfirman:

“Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang.
Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada
hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian
tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan
(pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.” ( Ali Imran : 161 ).
Banyak sekali korupsi-korupsi kecil yang dilakukan oleh pemuda seperti
budaya mencontek yang menjamur pada kalangan pelajar, melalaikan tugasnya
sebagai pelajar seperti tidak mematuhi peraturan sekolah dan tidak bertanggung
jawab atas amanah yang diberikan kepadanya, budaya penyuapan di lingkungan
sekolah sangat tidak amanah dan termasuk korupsi kecil serta hal tersebut dilarang
dalam Islam. Allah SWT berfirman:

َ‫سو َل َوتَ ُخونُ ٰٓواْ أ َ َم ٰـنَ ٰـتِ ُك ۡم َوأَنت ُ ۡم ت َعۡ لَ ُمون‬


ُ ‫ٱلر‬ َّ ْ‫يَ ٰـٰٓأَيُّ َہا ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ََل تَ ُخونُوا‬
َّ ‫ٱَّللَ َو‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah
dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-
amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS. al-Anfal
(8) : 27)
Korupsi kecil yang juga sering terjadi pada pemuda ialah penyuapan pada
saat ditilang dengan cara memberi suap berupa uang untuk mengganti surat tilang.
Dalam hal ini pemuda sangat pintar merayu dan memafaatkan keadaan meskipun
tidak semua polisi mau ntuk disuap.
Rasulullah SAW bersabda “Allah melaknat orang yang menyuap dan orang
yang disuap terkait masalah hukum atau kebijakan” (Ahmad Ibn Hanbal, Musnad
Ahmad No. 8670). Penyuapan yang seharusnya dihindari justru malah sering
dilakukan oleh para pemuda termasuk mahasiswa. Sehingga mahasiswa kurang
efektif dalam keikutsertaan gerakan anti korupsi.
Selain itu perguruan tinggi lebih memprihatinkan lagi, lembaga yang
diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang bermoral baik dan bersih ternyata
sebahagian kecil juga menjadi pelaku korupsi, seperti yang ditulis KPK (2013).
Komisi KPK terus melakukan pengembangan penyelidikan dugaan korupsi yang
dilakukan oleh M.Nazaruddin, di lima universitas negeri.KPK telah mendatangi
universitas tersebut untuk mengumpulkan data dan informasi terkait dugaan
korupsi. "Kita sudah mendatangi seluruh universitas itu seperti yang ada di
Palembang, Purwokerto, dan Malang," Adapun lima universitas yang dimaksud
adalah UNJ, UNSOED, UNM, UNTIRTA, dan UNSRI (Gusnardi, 2014). Apabila
dari atasan saja sudah korupsi lantas bagaimana dengan mahasiswanya ? sehingga
pasti akan sulit jika menumbuhkan gerakan anti korupsi jika yang melakukan hanya
mahasiswa.
Hal-hal kecil seperti ini jarang disadari oleh kaum muda sebagai penerus
bangsa. Apabila hal ini terus dibiarkan, moral bangsa akan sangat rendah karena
terjadi ketidakaturan di mana-mana. Untuk memutuskan budaya tersebut, ada 9
nilai yang harus ditanamkan kepada para pemuda agar terhindar dari virus korupsi.
Nilai-nilai tersebut adalah tanggung jawab, disiplin, jujur, sederhana, kerja keras,
adil, mandiri, peduli, dan berani.
DAFTAR RUJUKAN
Gusnardi. 2014. Pendidikan Anti Korupsi Di Perguruan Tinggi: Perlukah Kah ?.
Pekbis Jurnal. Vol.6, No.2: 86-93.
Hadits Muslim dalam Shahih-nya dalam kitab al Imarah, bab Tahrim Hadaya al
‘Ummal. No: 3415.
Hadits Riwayat Ahmad Ibn Hanbal, Musnad Ahmad No. 8670.
Hakim, S.A., Soegiarto, L.M., Suparlan, Astawa K.D., Untari, S., Hady, N. 2016.
Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks Indonesia. Malang: ,Madani
Kelompok Intrans Publishing.
Hasibuan, M. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Tim Dosen PAI UM. 2017. Pendidikan Islam Transformatif Membentuk Pribadi
Berkarakter. Malang: LP3 UM & Dream Litera.
Undang-undang negara Republik Indonesia No. 31 Th. 1999 tentang Tindak
Pidana Korupsi.

Anda mungkin juga menyukai