Pemikiran dan praktek di atas saat ini di dunia telah memiliki perubahan
akibat mulai terbukanya pikiran warga dunia tentang hak-hak mereka sebagai
manusia. Konstruksi berpikir tentang kesetaraan gender, human rigths, di
kedepankan sebagai bukti modernitas. Artinya, jika semua orang berpendidikan
dan memiliki pemahaman ke depan maka tidak akan ada lagi yang mau untuk
melakukan praktek nikah di bawah umur. Orang tua pasti berkeinginan agar
anaknya dapat menjadi orang yang sukses dunia dan akhiratnya. Oleh karenanya
melalui penjelasan di atas, sudah sangat mendesesak rasanya saat ini untuk
melakukan telaah ulang di dalam Islam mengenai pernikahan dini melalui
kontekstualisasi nash (teks) dengan modernitas.
Para wanita muda yang tidak bisa mengatasi urusan rumah tangga dan
pekerjaannya akan lebih mudah mengalami depresi sehingga banyak yang
berakhir dengan pernikahan tidak bahagia, depresi bahkan bunuh diri.
Menikah muda membuat wanita memiliki waktu yang tidak banyak untuk
mengenal dirinya sendiri dan orang lain, sehingga kemungkinan bersama
'pria yang salah' akan semakin besar. Pengalaman di usia 20-an tahun akan
membentuk wanita untuk lebih dewasa dan lebih tahu mana yang paling
baik untuk dirinya.
Kehidupan berkeluarga membuat seseorang harus bekerja keras
mengumpulkan uang. Wanita muda harus mengorbankan masa mudanya
untuk bekerja keras sementara teman-temannya mungkin masih sibuk
bersenang-senang.
Memiliki anak di usia muda membuat wanita harus mengorbankan
karirnya untuk mengurus anak. Seringkali hal ini membuat wanita merasa
menyesal dan tidak puas.
Beberapa wanita juga merasa bahwa sedari muda mereka telah
mengorbankan banyak hal untuk keluarga, dan tidak berhenti hingga
mereka beranjak tua. Waktu berlalu dan gairah asmara menjadi pudar
sehingga suami cenderung selingkuh dan akhirnya wanita lagi yang harus
mengorbankan kebahagiaan mereka demi anak-anaknya.
Kehilangan masa remaja; ketika teman sebaya anda menikmati liburan dan pergi
kumpul ke berbagai daerah mungkin anda harus gigit jari ketika suami atau istri anda
tidak menginginkan atau anda telah memiliki bayi yang tidak mungkin di ajak pergi
jauh.
Dari sisi kesehatan; terutama untuk wanita sangat berisiko, hamil di saat usia masih
muda sangat berbahaya untuk persalinan dan kesehatan rahim.
Pendidikan; tentunya jika anda menikah di usia dini akan mengorbankan
pendidikan, dimana di usia anda mungkin belum sepenuhnya lulus SMA yang
menyebabkan berdampak pada rendahnya tingkat pengetahuan dan akses
informasi pada anak
Kemiskinan; dua orang anak yang menikah dini cenderung belum memiliki
penghasilan yang cukup atau bahkan belum bekerja hal ini yang menyebabkan
pernikahan dini rentan dengan kemiskinan
Kekerasan dalam rumah tangga; dominasi pasangan akibat kondisi psikis yang
masih labil menyebabkan emosi sehingga berdampak pada Kekerasan Dalam
Rumah Tangga.
Kesehatan psikologi anak; ibu yang mengandung di usia dini akan mengalami
trauma berkepanjangan kurang sosialisasi dan juga mengslami krisis percaya diri
Anak yang dilahirkan; saat anak yang masih bertumbuh mengalami proses
kehamilan terjadi persaingan nutrisi dengan janin yang dikandungnya sehingga
berat badan ibu hamil seringkali sulit naik dapat disertai dengan anemi karena
defisiensi nutrisi serta berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
Didapatkan bahwa sekitar 10< bayi yang lahir dari ibu berusia remaja di bawah 14
tahun adalah prematur. Anak berisiko mengalami perlakuan salah dan atau
penelantaran. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak yang dilahirkan dari
pernikahan usia dini berisiko mengalami keterlambatan perkembangan, kesulitan
belajar, gangguan perilaku, dan cenderung menjadi orangtua pula di usia dini
Kesehatan Reproduksi ; kehamilan pada usia kurang dari 14 tahun meningkatkan
risiko komplikasi medis, baik pada ibu maupun pada anak. Kehamilan di usia yang
sangat muda ini ternyata berkorelasi dengan angka kematian dan kesakitan ibu.
Disebutkan bahwa anak perempuan berusia 10-14 tahun berisiko lima kali lipat
meninggal saat hamil maupun bersalin dibandingkan kelompok usia 20-24 tahun,
sementara risiko ini meningkat dua kali lipat pada kelompok usia 15-19 tahun. Hal
ini disebabkan organ reproduksi anak belum berkembang dengan baik dan panggul
juga belum siap untuk melahirkan.