Anda di halaman 1dari 1

Siklus Kekerasan dalam Rumah tangga

Kekerasan dalam rumah tangga pada dasarnya berlangsung dalam sebuah siklus yang dapat

berjalan terus menerus kecuali adanya suatu intervensi. Siklus ini bisa berangsur-angsur

mereda dan dapat meningkat seiring perjalanan waktu. Siklusnya yaitu:

1. Sepasang suami istri berada dalam fase biasa dan baik-baik saja sampai adanya kejadian

yang memicu panasnya suatu hubungn. Masalah finansial, penyakit, kehilangan pekerjaan,

kesalahpahaman ataupun masalah tentng anak merupakan masalah yang cukup sering

menjadi pemicu terjdinya konflik.

2. Tensi makin meningkat sampai pada suatu keadaan yang memicu terjadinya perkelahian.

Dalam hal ini, sering terjadi tindak kekerasan, pada umumnya terjadi kekerasan verbal

terlebih dahulu. Kemudian, disusul oleh kekerasan seperti pemukulan, saling lempar barang

yang pada dasarnya mencederai hubungan dalam rumah tangga.

3. Fase pemikiran ulang, dimana dalam hal ini, pelaku berpikir dua kali akan tindakan yang

telah terjadi. Pada umumnya akan timbul rasa bersalah oleh pelaku. Korban pada dasarnya

akan pergi meninggalkan pelaku ataupun melaporkan ke polisi. Korban akan merasakan

ketakutan, malu bersamaan dengan raa sakit yng diderita.

4. Fase honey-moon/calming. Difase ini pelaku akan mencoba untuk memint maaf kepada

korban dan berbaikan kembali kepada korban. Penyesalan merupakan faktor utama

dimulainya fase ini dimana pelaku akan mencoba meminta maaf kepada korban, menyesali

perbuatan yang telah terjadi dan berjanji tidak akan mengulangi hal yang serupa. Dalam hal

ini tergantung pada korbannya dimana dalam fase berbaikan ini korban mungkin saja masih

tersisa rasa takut akan tindakan yang dilakukan pelaku dan pelaku dan korban akan berdamai

baik hanya sementara maupun untuk seterusnya sampai adanya pemicu kembali terjadinya

konflik

Anda mungkin juga menyukai