RCCP (perencanaan kapasitas kasar) ini termasuk dalam perencanaan kapasitas jangka panjang. RCCP menentukan kebutuhan kapasitas yang diperlukan untuk melaksanakan MPS (Master Production Schedule). Rough Cut Capacity Planning berperan dalam pengembangan MPS. RCCP melakukan validasi terhadap MPS guna menetapkan sumber – sumber spesifik tertentu khususnya yang diperkirakan akan menjadi hambatan potensial (potential bottlenecks), adalah cukup untuk melaksanakan MPS. RCCP didefinisikan sebagai proses konversi dari Rencana Produksi dan atau MPS ke dalam kebutuhan kapasitas yang berkaitan dengan sumber – sumber daya kritis, seperti tenaga kerja, mesin dan peralatan, kapasitas gudang, kapabilitas pemasok material dan parts, dan sumber daya keuangan. Empat Langkah RCCP: 1. Memperoleh informasi tentang rencana produksi dari dari MPS 2. Memperoleh informasi tentang struktur produk dan waktu tunggu (lead time) 3. Menentukan bill of resources 4. Menghitung kebutuhan sumber daya spesifik dan membuat laporan RCCP Tiga teknik didalam RCCP, yaitu 1. CPOF (Capacity Planning using Overall Factor/Pendekatan total faktor) Capacity Planning Using Overall Factors (CPOF) memerlukan tiga input data. sebagai berikut: (a) MPS, data MPS yang siap diperhitungkan untuk RCCP adalah dalam bentuk satuan waktu yang dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah unit yang telah direncanakan dalam MPS dengan waktu menghasilkan satu unit produk (b) Data yang menyatakan waktu total untuk menghasilkan satu tipe produk. Data ini didapatkan dengan menjumlahkan semua waktu yang diperlukan dari setiap stasiun kerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit produk dari masing – masing tipe (c) Data yang terakhir adalah data perbandingan historis antar stasiun kerja. Data ini akan dipergunakan untuk menghitung kapasitas kerja pada tiap stasiun kerja tiap periode MPS 2. BOLA (Bill Of Labour Approach / Pendekatan daftar tenaga kerja) Pendekatan Bill of Labor menggunakan data detail waktu standar untuk setiap produk. Waktu standar adalah waktu yang seharusnya digunakan oleh operator yang normal pada keadaan yang normal untuk memproduksi satu unit dari data jenis produk. Waktu standar untuk setiap part harus dinyatakan termasuk toleransi untuk beristirahat untuk mengatasi kelelahan atau untuk faktor – faktor yang tidak dapat dihindarkan. Namun, jangka waktu penggunaan waktu standar ada batasannya. Hal ini terjadi karena proses produksi terus dikembangkan dan berubah secara kontinyu, sehingga waktu standar yang telah dipergunakan tidak representatif lagi. Oleh karena itu waktu standar harus selalu diperbaharui. 3. RPA (Resource Profile Approach / Pendekatan profil sumber) Merupakan teknik perencanaan kapasitas kasar yang paling rinci tetapi tidak serinci perencanaan kebutuhan kapasitas (Capacity Requirement Planning). Teknik ini memerlukan data lead time untuk menyelesaikan pekerjaan – pekerjaan tertentu. Perhitungan yang dikerjakan dengan teknik ini memerlukan waktu lebih banyak, karena pekerjaan perhitungannya sangat rumit. Rough Cut Capasity Planning (RCCP) yaitu urutan kedua dari hirarki perencanaan prioritas kapasitas yang berperan dalam mengembangkan MPS. RCCP melakukan validasi terhadap MPS yang juga menempati urutan kedua hirarki perencanaan prioritas produksi. Guna menempatkan sumber-sumber spesifik tertentu, khususnya yang diperkirakan akan menjadi hambatan potensial (potential bottlenecks) adalah cukup untuk melaksanakan MPS. Dengan demikian kita dapat membantu manajemen untuk melaksanakan RCCP, dengan memberikan informasi tentang tingkat produksi dimasa mendatang yang akan memenuhi permintaan total itu. Langkah – langkah pelaksanaan RCCP: Memperoleh informasi tentang rencana produksi dari MPS. Misalkan bahwa informasi yang berkaitan dengan rencana produksi untuk satu bulan tertentu (misal dalam minggu : 20, 21, 22, dan 23) adalah : Kelompok produk X = 720 unit, kelompok Y = 240 unit, dan kelompok produk Z = 160 unit. Selanjutnya kita akan memfokuskan perhatian pada kelompok produk X. Jadwal Produksi dari kelompok produk X (Informasi dari MPS) Katakanlah bahwa kelompok produk X terdiri dari 3 produk assembly (produk 1, 2 dan 3) Memperoleh informasi tentang struktur produk dan waktu tunggu CAD Prod. 1 Assmbly Prod. Group X E Prod. 2 Assmbly BF Prod. 3 Assmbly Prod. Group Y Minggu Prod. Group Z 213 Menentukan Bill of Resources Perhitungan terhadap waktu assembly rata-rata untuk setiap produk dalam kelompok X menggunakan formula berikut : Waktu Asembly rata–rata = Unit produk yang diproduksi X ( jam satandar Assembly/unit) Menghitung kebutuhan sumber daya spesifik dan membuat laporan RCCP Perhitungan kebutuhan sumber daya spesifik, dalam kasus di atas adalah penggunaan jam mesin, perlu mempertimbangkan kondisi actual dari perusahaan seperti : tingkat efisiensi yang ada, dan lain-lain. Selanjutnya hasil dari RCCP ditampilkan dalam suatu diagram yang dikenal sebagi Load Profile untuk menggambarkan kapasitas yang dibutuhkan versus kapasitas yang tersedia. Load Profile didefinisikan sebagai tampilan dari kebutuhan kapasitas di waktu mendatang erdasarkan pesanan-pesanan yang irencaanakan dfan dikeluarkan sepanjang suatu periode waktu tertentu 7.7 Pendekatan Umum Manajemen Kapasitas/ General Approach To Capacity Management Seperti ditunjukkan pada Gambar 7.1, manajemen kapasitas adalah kegiatan penting dalam mengelola operasi. Rencana dan jadwal produksi tidak ada gunanya tanpa jumlah yang tepat dari kapasitas yang tepat untuk melaksanakan rencana itu. Oleh karena itu, kunci manajemen kapasitas adalah untuk secara konstan membandingkan kapasitas yang tersedia dengan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sebagaimana didefinisikan oleh MPS dan output MRP. Jika ada ketidaksesuaian, manajer yang bijaksana akan menganalisis opsi dan membuat keputusan yang paling hemat biaya untuk mengatasi ketidakcocokan tersebut. Seperti halnya dalam diskusi dalam bab tentang Perencanaan Penjualan dan Operasi (S&OP), manajer dapat memilih untuk mengubah jumlah dan / atau waktu kapasitas, dapat mengubah beban, atau keduanya. Mengingat bahwa kerangka waktu jauh lebih pendek ketika berhadapan dengan MPS dibandingkan dengan S&OP, banyak opsi yang berhubungan dengan beban tidak tersedia. Sebagian besar beban dalam jangka pendek mewakili pesanan pelanggan perusahaan yang bertentangan dengan fore-cast yang ditemukan di S&OP Karena banyak dari pelanggan ini telah dijanjikan pengiriman, menjadi sulit untuk mengubah janji pengiriman tersebut. Masalah utama kemudian berfokus pada penggunaan solusi jangka pendek untuk mengelola jumlah dan jenis kapasitas yang tersedia untuk memproses beban. Seperti S&OP, ada beberapa opsi yang tersedia, termasuk: Lembur Subkontrak (Subkontraktor adalah perusahaan konstruksi yang melakukan kontrak dengan kontraktor utama untuk melakukan beberapa item pekerjaan tertentu, bentuk kontrak yang dilakukan) Mempekerjakan/ memecat pekerja Temporary Worker Menggeser pekerja dari satu pusat kerja ke yang lain (mengasumsikan fleksibilitas tenaga kerja) Menggunakan rute alternatif untuk pekerjaan tersebut (dalam beberapa kasus, bahkan jika rute alternatif tidak seefektif hemat biaya). Faktanya, banyak operasi menemukan bahwa jika mereka memiliki satu operasi yang lebih efisien daripada alternatif, semua pekerjaan akan dipilih untuk menggunakan operasi yang lebih efisien ini, dengan demikian kelebihan beban. Harus diakui bahwa menggunakan operasi yang kurang efisien mungkin lebih disukai daripada melewatkan tanggal jatuh tempo pesanan pelanggan hanya untuk membuatnya dengan cara yang lebih efisien. Namun, "kabar baik" dengan diskusi ini adalah bahwa jika pekerjaan yang baik dilakukan dengan meramalkan dan menggunakan ramalan itu untuk penjualan dan perencanaan operasi yang efektif, sumber daya yang tepat sebagian besar harus ada. Lebih khusus lagi, seluruh proses perencanaan kapasitas sebagaimana dirinci dalam bab ini harus benar-benar lebih dari sekadar "penyesuaian" dari kapasitas yang diperlukan. Jika bukan ini masalahnya, itu adalah S&OP dan pendekatan peramalan yang pertama-tama harus diperiksa, daripada pendekatan perencanaan kapasitas yang lebih rinci yang dibahas dalam bab ini.