Anda di halaman 1dari 4

Manajemen Kapasitas

7.2 Perencanaan Kapasitas Rough-Cut/ RCCP


RCCP (perencanaan kapasitas kasar) ini termasuk dalam perencanaan kapasitas jangka
panjang. RCCP menentukan kebutuhan kapasitas yang diperlukan untuk melaksanakan MPS
(Master Production Schedule). Rough Cut Capacity Planning berperan dalam pengembangan
MPS. RCCP melakukan validasi terhadap MPS guna menetapkan sumber – sumber spesifik
tertentu khususnya yang diperkirakan akan menjadi hambatan potensial (potential bottlenecks),
adalah cukup untuk melaksanakan MPS.
RCCP didefinisikan sebagai proses konversi dari Rencana Produksi dan atau MPS ke dalam
kebutuhan kapasitas yang berkaitan dengan sumber – sumber daya kritis, seperti tenaga kerja,
mesin dan peralatan, kapasitas gudang, kapabilitas pemasok material dan parts, dan sumber daya
keuangan.
Empat Langkah RCCP:
1. Memperoleh informasi tentang rencana produksi dari dari MPS
2. Memperoleh informasi tentang struktur produk dan waktu tunggu (lead time)
3. Menentukan bill of resources
4. Menghitung kebutuhan sumber daya spesifik dan membuat laporan RCCP
Tiga teknik didalam RCCP, yaitu
1. CPOF (Capacity Planning using Overall Factor/Pendekatan total faktor)
Capacity Planning Using Overall Factors (CPOF) memerlukan tiga input data. sebagai
berikut:
(a) MPS, data MPS yang siap diperhitungkan untuk RCCP adalah dalam bentuk satuan
waktu yang dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah unit yang telah direncanakan
dalam MPS dengan waktu menghasilkan satu unit produk
(b) Data yang menyatakan waktu total untuk menghasilkan satu tipe produk. Data ini
didapatkan dengan menjumlahkan semua waktu yang diperlukan dari setiap stasiun
kerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit produk dari masing – masing tipe
(c) Data yang terakhir adalah data perbandingan historis antar stasiun kerja. Data ini akan
dipergunakan untuk menghitung kapasitas kerja pada tiap stasiun kerja tiap periode
MPS
2. BOLA (Bill Of Labour Approach / Pendekatan daftar tenaga kerja)
Pendekatan Bill of Labor menggunakan data detail waktu standar untuk setiap
produk. Waktu standar adalah waktu yang seharusnya digunakan oleh operator yang
normal pada keadaan yang normal untuk memproduksi satu unit dari data jenis produk.
Waktu standar untuk setiap part harus dinyatakan termasuk toleransi untuk beristirahat
untuk mengatasi kelelahan atau untuk faktor – faktor yang tidak dapat dihindarkan. Namun,
jangka waktu penggunaan waktu standar ada batasannya. Hal ini terjadi karena proses
produksi terus dikembangkan dan berubah secara kontinyu, sehingga waktu standar yang
telah dipergunakan tidak representatif lagi. Oleh karena itu waktu standar harus selalu
diperbaharui.
3. RPA (Resource Profile Approach / Pendekatan profil sumber)
Merupakan teknik perencanaan kapasitas kasar yang paling rinci tetapi tidak serinci
perencanaan kebutuhan kapasitas (Capacity Requirement Planning). Teknik ini
memerlukan data lead time untuk menyelesaikan pekerjaan – pekerjaan tertentu.
Perhitungan yang dikerjakan dengan teknik ini memerlukan waktu lebih banyak, karena
pekerjaan perhitungannya sangat rumit.
Rough Cut Capasity Planning (RCCP) yaitu urutan kedua dari hirarki perencanaan prioritas
kapasitas yang berperan dalam mengembangkan MPS. RCCP melakukan validasi terhadap MPS
yang juga menempati urutan kedua hirarki perencanaan prioritas produksi. Guna menempatkan
sumber-sumber spesifik tertentu, khususnya yang diperkirakan akan menjadi hambatan potensial
(potential bottlenecks) adalah cukup untuk melaksanakan MPS. Dengan demikian kita dapat
membantu manajemen untuk melaksanakan RCCP, dengan memberikan informasi tentang tingkat
produksi dimasa mendatang yang akan memenuhi permintaan total itu.
Langkah – langkah pelaksanaan RCCP:
Memperoleh informasi tentang rencana produksi dari MPS.
Misalkan bahwa informasi yang berkaitan dengan rencana
produksi untuk satu bulan tertentu (misal dalam minggu :
20, 21, 22, dan 23) adalah : Kelompok produk X = 720 unit,
kelompok Y = 240 unit, dan kelompok produk Z = 160
unit. Selanjutnya kita akan memfokuskan perhatian pada
kelompok produk X. Jadwal Produksi dari kelompok produk
X (Informasi dari MPS) Katakanlah bahwa kelompok produk
X terdiri dari 3 produk assembly (produk 1, 2 dan 3)
Memperoleh informasi tentang struktur produk dan waktu tunggu
CAD
Prod. 1 Assmbly
Prod. Group X
E
Prod. 2 Assmbly
BF
Prod. 3 Assmbly
Prod. Group Y
Minggu
Prod. Group Z
213
Menentukan Bill of Resources
Perhitungan terhadap waktu assembly rata-rata untuk setiap produk dalam kelompok X
menggunakan formula berikut :
Waktu Asembly rata–rata =
Unit produk yang diproduksi X ( jam satandar
Assembly/unit)
Menghitung kebutuhan sumber daya spesifik dan membuat laporan RCCP
Perhitungan kebutuhan sumber daya spesifik, dalam kasus di atas adalah penggunaan jam
mesin, perlu mempertimbangkan kondisi actual dari perusahaan seperti : tingkat efisiensi yang
ada, dan lain-lain.
Selanjutnya hasil dari RCCP ditampilkan dalam suatu diagram yang dikenal sebagi Load
Profile untuk menggambarkan kapasitas yang dibutuhkan versus kapasitas yang tersedia.
Load Profile didefinisikan sebagai tampilan dari kebutuhan kapasitas di waktu mendatang
erdasarkan pesanan-pesanan yang irencaanakan dfan dikeluarkan sepanjang suatu periode waktu
tertentu
7.7 Pendekatan Umum Manajemen Kapasitas/ General Approach To Capacity Management
Seperti ditunjukkan pada Gambar 7.1, manajemen kapasitas adalah kegiatan penting dalam
mengelola operasi.
Rencana dan jadwal produksi tidak ada gunanya tanpa jumlah yang tepat dari kapasitas
yang tepat untuk melaksanakan rencana itu. Oleh karena itu, kunci manajemen kapasitas adalah
untuk secara konstan membandingkan kapasitas yang tersedia dengan kapasitas yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sebagaimana didefinisikan oleh MPS dan output MRP. Jika
ada ketidaksesuaian, manajer yang bijaksana akan menganalisis opsi dan membuat keputusan yang
paling hemat biaya untuk mengatasi ketidakcocokan tersebut. Seperti halnya dalam diskusi dalam
bab tentang Perencanaan Penjualan dan Operasi (S&OP), manajer dapat memilih untuk mengubah
jumlah dan / atau waktu kapasitas, dapat mengubah beban, atau keduanya. Mengingat bahwa
kerangka waktu jauh lebih pendek ketika berhadapan dengan MPS dibandingkan dengan S&OP,
banyak opsi yang berhubungan dengan beban tidak tersedia. Sebagian besar beban dalam jangka
pendek mewakili pesanan pelanggan perusahaan yang bertentangan dengan fore-cast yang
ditemukan di S&OP Karena banyak dari pelanggan ini telah dijanjikan pengiriman, menjadi sulit
untuk mengubah janji pengiriman tersebut.
Masalah utama kemudian berfokus pada penggunaan solusi jangka pendek untuk
mengelola jumlah dan jenis kapasitas yang tersedia untuk memproses beban. Seperti S&OP, ada
beberapa opsi yang tersedia, termasuk:
 Lembur
 Subkontrak (Subkontraktor adalah perusahaan konstruksi yang melakukan kontrak
dengan kontraktor utama untuk melakukan beberapa item pekerjaan tertentu,
bentuk kontrak yang dilakukan)
 Mempekerjakan/ memecat pekerja
 Temporary Worker
 Menggeser pekerja dari satu pusat kerja ke yang lain (mengasumsikan fleksibilitas
tenaga kerja)
 Menggunakan rute alternatif untuk pekerjaan tersebut (dalam beberapa kasus,
bahkan jika rute alternatif tidak seefektif hemat biaya). Faktanya, banyak operasi
menemukan bahwa jika mereka memiliki satu operasi yang lebih efisien daripada
alternatif, semua pekerjaan akan dipilih untuk menggunakan operasi yang lebih
efisien ini, dengan demikian kelebihan beban. Harus diakui bahwa menggunakan
operasi yang kurang efisien mungkin lebih disukai daripada melewatkan tanggal
jatuh tempo pesanan pelanggan hanya untuk membuatnya dengan cara yang lebih
efisien.
Namun, "kabar baik" dengan diskusi ini adalah bahwa jika pekerjaan yang baik dilakukan
dengan meramalkan dan menggunakan ramalan itu untuk penjualan dan perencanaan operasi yang
efektif, sumber daya yang tepat sebagian besar harus ada. Lebih khusus lagi, seluruh proses
perencanaan kapasitas sebagaimana dirinci dalam bab ini harus benar-benar lebih dari sekadar
"penyesuaian" dari kapasitas yang diperlukan. Jika bukan ini masalahnya, itu adalah S&OP dan
pendekatan peramalan yang pertama-tama harus diperiksa, daripada pendekatan perencanaan
kapasitas yang lebih rinci yang dibahas dalam bab ini.

Anda mungkin juga menyukai