Siti Fatimah Azzahra-Fitk PDF
Siti Fatimah Azzahra-Fitk PDF
Diajukan oleh :
105016200556
2
ABSTRAK
3
ABSTRACS
Siti Fatimah Azzahra, The Influence of Experimental method to Learn Out Comes
of Students to the Concept of Reaction Rate. “skripsi”, Chemistry Programe,
Natural Science Departement, Faculty of ‘Tarbiyah’ Teaching syarif Hidaytullah
Islamic State University Jakarta.
This research is aimed to know the influence of experimental method to
learn the out comes of strudents for the concept of reaction rate. The research is
done in SMA Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan, on 2008-2009. The mothod of
research that is used is quasi eksperimental, and take sampling technical is
purposive sampling. The total number of sampling is 25 people grade XI IPA C as
eksperimental group and 25 people grade XI IPA D as control group. The
instrument of research is instrument of learning achievement test, and result
tested using t-test. From the calculation of test is 7,83, it’s bigger then t-table is
2,021. It’s means that Ho rejected in significant level α = 0,05. It can be
concluded that is only stating the effect of the experimental method of chemistry
students learning outcomes acceptable. This shows there is significant influence
student learning outcomes chemical.
4
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
5
6. Kepala sekolah, dewan guru dan staf karyawan di SMA Darunnajah Ulujami
Jakarta-Selatan khususnya untuk Ibu Ari Yusnida Pradani, S.Pd.Si selaku guru
Kimia terima kasih atas bantuannya selama ini.
7. Ayahanda H. Achmad Yasin dan Ibunda Hj. Siti Fatimah Emi tersayang, yang
selalu memberi kasih sayang, bimbingan, doa dan dukungan baik secara moril
maupun materil, terima kasih untuk semuanya.
8. Kakakku tersayang Muzdalifah, Mirzan dan adikku Hasbi yang selalu
memberikan dukungan dan menemaniku di saat senang maupun susah.
9. Teman-temanku Mae, Mamay, vivi, Nia, Icha, Misrah, Mahmudah, Obay,
Acep, serta semua teman angkatan 2005 yang tidak dapat ditulis satu persatu
oleh penulis, kalian adalah sahabatku.
10. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu, terimakasih telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata semoga tulisan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan keilmuan, serta dapat berguna bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dalam rangka mengkaji dan memahami lebih lanjut permasalahan
yang diteliti pada masa yang akan datang.
Penulis
6
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah...................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah..................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
7
8
DAFTAR LAMPIRAN
9
DAFTAR TABEL
10
DAFTAR GAMBAR
11
BAB I
PENDAHULUAN
1
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas), Jakarta: Sinar Grafika
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), edisi ketiga, cetakan
keempat, hal.263
12
3
Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 35
13
14
15
B. Identifikasi Masalah
1. Stategi pembelajaran guru yang masih monoton.
2. Materi belajar yang tidak dikaitkan dengan pengetahuan awal siswa
sehingga siswa membutuhkan informasi yang tuntas dari guru.
3. Pembelajaran masih bersifat menerima pengetahuan bukan
mengkonstruksi pengetahuan.
4. Proses belajar mengajar lebih diwarnai teacher centered daripada student
centered.
5. Materi pelajaran kimia yang bersifat abstrak, sehingga sulit dipahami oleh
siswa.
10
Ibid,. hal.18
16
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari judul penelitian, maka
masalah yang akan diteliti hanya dibatasi pada metode eksperimen pada
konsep laju reaksi di kelas XI IPA semester 1 tahun pelajaran 2008/2009 dan
hasil yang diukur adalah hasil belajar yang meliputi kognitif.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang diuraikan di
atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah terdapat
pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada konsep laju
reaksi?”.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode eksperimen
berpengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa.
17
BAB II
A. Deskripsi Teoretik
1. Pembelajan Konstruktivisme
Pembelajaran konstruktivis dalam pengajaran lebih menekankan
pada pengajaran top-down, yaitu siswa mulai dengan masalah-masalah
yang kompleks untuk dipercayakan dan selajutnya memecahkan atau
menemukan (dengan bantuan guru) keterampilan-keterampilan dasar yang
diperlukan.11 Dalam kelas konstruktivis, guru memotivasi peserta didik
untuk menyampaikan pendapat mereka tentang fenomena sains. Peserta
didik bisa menyanggah pendapat guru jika mereka berbeda pendapat
dengan guru, karena apa yang disampaikan dan dipercaya “benar” oleh
guru bisa saja “salah”.12 Arah dari pembelajaran konstruktivisme adalah
sejauh mana pengajar dapat menjadikan pembelajar belajar, dan berada
pada situasi belajar.13
Konstruktivisme dalam kajian ilmu pendidikan merupakan aliran
yang berkembang dalam psikologi kognitif, secara teoritis menekankan
siswa untuk dapat berperan aktif dalam menentukan ilmu baru.
Konstruktivisme menganggap bahwa semua peserta didik mulai dari usia
kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan atau
pengetahuan.14 Oleh karena itu, proses belajar mengajar tidak hanya
menekankan pada cara peserta didik membentuk pengetahuan, tetapi juga
1
Gusni Satriawati, Implementasi Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan
Konstruktivisme terhadap KTSP di Sekolah Dasar,(UIN Jakarta, 2007), jurnal Matematika vol.2
hal. 135
2
Munasprianto Ramli, Pembelajaran Sains Menyenangkan dengan Metode
Konstruktivisme, UIN Jakarta, 2006, (jurnal Pendidikan IPA Vol.1 no.2) hal. 51
13
Retno Widyaningrum, Model Pembelajaran Konstruktivistik Pada Matematika,
(Cendekia, 2008), Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan vol.6 no.2, hal.207
4
Zurinal dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan
Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Hal.119
18
15
Tatang Suratno, Peranan Konstruktivisme dalam Pembelajaran dan Pengajarans,
(prosiding seminar Internasional Pendidikan IPA, 2007), Hal.1
16
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007) hal. 107
17
Ibid,. hal. 13
18
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta,2008) cetakan
keenam hal. 88
19
19
Tatang Suratno, Op, cit,. hal. 1
20
Ibid,. hal. 2
21
Etty Sofyaningrum, Terapan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Kimia di SMA/MA
(Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007), hal. 41
22
Tatang Suratno, Op, cit,. hal. 7
23
Trianto, Op, cit,. hal. 108-109
20
21
28
Retno Widyaningrum, Op, cit,. hal. 209
29
Ari Widodo, Konstruktivisme dan Pembelajaran Sains, jurnal pendidikan kebudayaan,
(Jakarta: Jurnal Pendidikan Kebudayaan, 2007), hal. 101
30
Zurinal dan Wahdi, Op, cit,. hal. 120
22
31
Retno Widyaningrum, Op, cit,. hal. 209
32
Pembelajaran Matematika dengan Teori Belajar Konstruktivisme, dalam
http://www.mathematic.transdigit.com/mathematic-article/pembelajaran-matematika-dengan-teori-
belajar-konstruktivisme.html, diakses 11 februari 2009
33
Munasprianto Ramli, Op, cit,. hal 52-53
23
24
25
2. Metode Eksperimen
a. Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana
siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari.34 Penggunaan metode eksperimen
bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri
berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan
mengadakan percobaan sendiri. Dengan menggunakan metode
eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari suatu teori yang
sedang dipelajarinya.
Menurut Roestiyah metode eksperimen adalah salah satu cara
mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu
hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi
oleh guru.35 Hal ini berarti siswa melakukan sendiri suatu percobaan
tentang materi yang di ajarkan, mengamati dan akhirnya hasil
pengamatan disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru.
Metode eksperimen adalah suatu cara memperoleh
pengetahuan dan keterampilan dengan melakukan kegiatan
mengamati, menyimpulkan data, menganalisis dan menyimpulkan.
Metode eksperimen menekankan pada kegiatan yang harus dialami
sendiri oleh siswa, mencari sendiri dan menemukan sendiri.36
Menurut Armai Arif metode eksperimen adalah suatu metode
dimana siswa melakukan pekerjaan akademis dalam mata pelajaran
tertentu dengan menggunakan media laboratorium.37 Menurut Fat
Hurrahman, metode eksperimen adalah metode atau cara di mana guru
34
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal.84
35
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal.80
36
Suparni, Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Siswa Dalam Mata Pelajaran Fisika
Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas 9C Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun
Pelajaran 2006/2007, (Jurnal Widyatama, vol.4, no.3, September: 2007), hal.88
37
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat
Press, 2002), hal. 173
26
38
Fat Hurrahman, Metode Demonstrasi dan Eksperimen, pada
http://udhiexz.wordpress.com/2008/08/08/metode-demonstrasi-dan-eksperimen, diakses tanggal
22 juli 2009
39
Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia, (Bandung: IMSTEP JICA, 2002),
hal. 122
40
Roestiyah, Op, Cit,. hal.81
41
Mulyati Arifin, Op, cit,. hal.123
27
42
Roestiyah, Op, cit,. hal.82
43
Mulyati Arifin, Op, cit,. hal.122-123
28
44
Suparni, lok, cit,.
45
Armai Arief, lok. cit,.
46
Suparni, lok, cit,.
47
Armai Arief, lok, cit,.
48
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, cetakan kelima, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), hal. 84-85
29
30
31
dalam belajar bersifat positif dan aktif, (4) Perubahan dalam belajar
bukan bersifat sementara, (5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau
terarah, (6) Perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku.59
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar
yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku dari berbagai aspek seperti kecakapan, sikap,
kebiasaan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan sehingga dengan interaksi itu dapat
terjadi perubahan-perubahan yang tertanam dalam sikap perilakunya.
Definisi belajar ditinjau dari beberapa sudut pandang,
diantaranya:
1. Secara kualitatif atau tinjauan dari sudut jumlah belajar, berarti
kegiatan pengembangan pengetahuan kognitif dengan fakta
sebanyak-banyaknya.
2. Secara instutisional, belajar dipandang sebagai validasi atau
pembahasan terhadap penguasaan siswa atas konsep yang telah
dipelajari.
3. Secara kualitatif, adalah proses memperoleh arti-arti dan
mengalaman-pengalaman serta cara-cara menafsirkan dunia
disekeliling.60
William Burton dalam buku The Guidance of Learning
Activities, memaparkan tentang prinsip-prinsip belajar, yaitu:
1. Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan
melampaui (under going).
2. Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata
pelajaran-mata pelajaran yang berpusat pada suatu tujuan tertentu.
3. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan
siswa.
59
Syaiful Bahri Djamarah, Op, cit,. hal.15-16
60
Muhibin Syah, Op, cit,. hal.91-92
32
61
Oemar Hamalik, Op, cit,. hal. 31
62
Ibid,.
63
Dimiyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) cetakan
keempat, hal.20
64
Syaiful Bahri Djamarah, Op, cit,. hal. 175
65
Aunurrahman, Op, cit,. hal. 38
33
66
Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Rosdakarya,
2005), cetakan kesepuluh, hal.22
67
Ibid,.
68
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), cetakan kedua, hal.
135-140
34
69
Agus Suprijono, Op, cit,. hal.5-6
70
Ibid,. Hal.6
71
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Press, 2006), hal. 13
72
Ibid,. hal. 15-17
35
b. Pemahaman (C2)
Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari
informasi yang diterima, seperti menafsirkan bagan, atau
grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal ke dalam
rumusan matematis atau sebaliknya, serta mengungkapkan
suatu konsep atau prinsip dengan kata-kata sendiri.
c. Penerapan (C3)
Jenjang penerapan meliputi kemampuan menggunakan prinsip,
aturan, metode yang dipelajari pada situasi baru atau pada
situasi konkrit.
d. Analisis (C4)
Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu
informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponen
sehingga struktur informasi serta hubungan antar komponen
informasi tersebut menjadi jelas.
e. Sintesis (C5)
Jenjang sintesis meliputi kemampuan untuk mengintegrasikan
bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan
yang terpadu. Termasuk ke dalamnya kemampuan
merencanakan eksperimen, menyusun karangan (laporan
praktikum, artikel, rangkuman), menyusun cara baru untuk
mengklasifikasikan objek-objek, peristiwa, dan informasi
lainnya.
f. Evaluasi (C6)
Jenjang evaluasi meliputi kemampuan untuk
mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan,
berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.
36
73
Ibid,. hal. 19
37
74
Ibid., hal.25
75
Ngalim Purwanto,. Op, cit,. hal.102
38
4. Laju Reaksi
1. Pengertian Laju Reaksi
Laju reaksi dikatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi
pereaksi atau bertambahnya konsentrasi hasil reaksi tiap satuan waktu.
Laju reaksi adalah persamaan yang menyatakan hubungan kuantitatif
antara konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi. Persamaan laju reaksi
selalu ditentukan berdasarkan data-data hasil eksperimen dan tidak
dapat diramalkan berdasarkan koefiefisien reaksi dari persamaan
reaksinya. Laju menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam
satu satuan waktu, satuan waktu dapat berupa detik, menit, hari atau
tahun.
A→B
Laju pengurangan A VA = - Δ [A] / Δt
Laju pengurangan B VB = Δ[B] / Δt
76
Aunurrahman, Op, cit,. hal.137
77
Ahmad Qurtubi,. Op, cit,. hal.20
39
[A] dan [B] dinyatakan dalam molaritas, tetapi untuk fase gas dapat
dinyatakan dalam satuan tekanan, waktu (t) dinyatakan dalam detik.
40
direaksikan. Jika jenis dan sifat zat-zat yang direaksikan berbeda maka
laju reaksinya akan berbeda.
a. Luas Permukaan
Semakin halus partikel dari suatu zat padat, maka total luas
permukaannya akan semakin besar. Pengaruh luas permukaan
bidang sentuh terhadap laju reaksi adalah jika pereaksi bercampur
atau bersentuhan, akan terjadi suatu reaksi. Pada pereaksi yang
heterogen, luas permukaan bidang batas yang saling bersentuhan
akan mempengaruhi laju reaksi, yaitu semakin luas permukaan
yang bersentuhan maka semakin besar laju reaksi.
b. Konsentrasi Pereaksi
Bahwa laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi
pereaksi dan eksponen atau pengkat tertentu. Eksponen (pangkat)
pada konsentrasi reaktan disebut orde reaksi atau tingkat reaksi.
c. Tekanan
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas.
Kelanjutan dari reaksi seperti itu juga dipengaruhi tekanan.
Penambahan tekanan dengan memperkecil volum akan
memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar
laju reaksi.
d. Suhu
Laju reaksi dapat juga dipercepat atau diperlambat
dengan mengubah suhunya. Dari pengalaman sehari-hari, kita
ketahui bahwa reaksi akan berlangsung lebih cepat pada suhu yang
lebih tinggi.78
78
Suyatno, dkk, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Grasindo, 2007) hal. 75-100
41
79
Arita Marini, Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Hasil Belajar dalam
Pembelajarn Matematika Mahasiswa UNJ (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2008)
80
Ranty Aditya Anggriamurti, Pembelajaran Transformasi Geometri dengan Pendekatan
Konstruktivisme untuk meningkatkan Penalaran Logis, (Jurnal Mathematics UPI, 2008)
81
Gusni Satriawati, Implementasi Pembeljaran Matematika dengan Pendekatan
Konstruktivisme terhadap KTSP di Sekolah Dasar, jurnal UIN Vol.2 no.2(Jakarta: 2007)
82
Desak Made Citrawathi, Penerapan Suplemen Bahan Ajar Berwawasan STM dengan
menggunakan Pendekatan Konstruktivisme, (jurnal pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, no.2, 2003)
42
kimia siswa pada konsep asam basa, dilihat dari meningkatnya rata-rata hasil
belajar siswa dari siklus I ke siklus II, dan dari siklus II ke siklus III.83
Ketut Darma dengan judul pengaruh model pembelajaran
konstruktivisme terhadap prestasi belajar matematika terapan pada mahasiswa
politeknik negeri bali, di peroleh hasil terdapat perbedaan rata-rata prestasi
belajar matematika mahasiswa diajar menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme dengan diajar menggunakan model pembelajaran
konvensional. Ada pengaruh interaksi antara model pembelajaran
konstruktivisme dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar
mahasiswa.84
Sedangkan menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Munir
Tanrere dengan judul model pembelajaran konstruktivistik realistik dengan
setting kooperatif serta dampaknya terhadap pemahaman konsep kimia,
menyatakan bahwa model pembelajaran konstruktivistik realistik setting
kooperatif mampu untuk meningkatkan aktivitas guru dan siswa dimana guru
lebih banyak berperan sebagai pembimbing dan pengarah dalam proses
belajar siswa, sedangkan siswa lebih aktif untuk menentukan dan
memecahkan permasalahan sendiri atau bersama anggota kelompoknya. Hal
ini berarti penerapan model pembelajaran mengubah orientasi pembelajaran
yang berpusat pada guru ke pembelajaran berpusat pada siswa.85
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Suparni dengan judul
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dalam mata pelajaran fisika
melalui metode eksperimen pada siswa kelas 9c semester 2 SMP Negeri 1
Sragen tahun pelajaran 2006/2007, menyatakan bahwa menggunakan metode
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan aktivitas
83
Setyarini, Pembelajaran Konstruktivisme melalui Model Cooperative Learning Tipe
STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa, http://www.scribd.com/doc/,
diakses pada tanggal 24 januari 2009
84
Ketut Darma, Pengaruh Model Pembelajaran Konstruktivisme Terhadap Prestasi
Belajar Matematika Terapan Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Bali, Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, no.070, Tahun ke-14: 2008
85
Munir Tanrere, Model Pembelajaran Konstruktivistik Realistik dengan Setting
Kooperatif Serta Dampaknya Terhadap Pemahaman Konsep Kimia, Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, vol. 15, no.2 : 2009
43
C. Kerangka Berpikir
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan perubahan tingkah laku, perubahan emosional, keterampilan,
sosial dan interaksi sosial. Di dalam proses pembelajar, interaksi yang aktif
yang terjadi di kelas melibatkan siswa yang beragam latar belakang dan sifat
pembawaan individu masing-masing.
Belajar dan pembelajaran adalah aktivitas guru dan siswa dapat
saling berinteraksi. Di dalam proses interaksi yang terjadi di kelas melibatkan
siswa yang beragam, dengan latar belakang dan sifat pembawaan individu
yang berbeda-beda. Perbedaan keanekaragaman tersebut yang mengakibatkan
adanya perbedaan kecepatan dari setiap siswa dalam menerima dan
memahami suatu materi pelajaran.
Dengan kondisi yang ada pada siswa yang telah diuraikan di atas
dapat dijadikan pertimbangan dalam proses belajar mengajar. Dengan segala
perbedaan gaya belajar yang ada pada siswa, maka mereka dapat saling
membantu melengkapi pemahaman konsep mereka, dengan cara berdiskusi
dengan kelompoknya, saling bertukar informasi atau ilmu pengetahuan, dan
bekerja sama untuk dapat menyelesaikan tugas.
Adanya kenyataan perbedaan gaya belajar yang dimiliki siswa,
menjadikan guru sebagai dasar dalam menentukan pendekatan, model, atau
metode pembelajaran seperti apakah yang dapat diterapkan di dalam proses
belajar mengajar di sekolah, sehingga dapat mengembangkan kemampuan
siswa dalam memahami konsep laju reaksi.
Pada model pembelajaran konstruktivisme melalui metode
eksperimen, siswa didorong untuk mengemukakan pengetahuan awalnya
86
Suparni, Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Siswa Dalam Mata Pelajaran Fisika
Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas 9C Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun
Pelajaran 2006/2007, (Jurnal Widyatama, vol.4, no.3, September: 2007)
44
45
PBM
Guru Siswa
Pembelajaran Konstruktivisme
46
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
E T1 X T2
C T1 - T2
Keterangan :
E : kelas eksperimen
C : kelas kontrol
T1 : pemberian pretest
48
T2 : pemberian posttest
X : perlakuan (penerapan pendekatan konstruktivis)
2. Sumber Data
Dari penelitian ini diperoleh data berupa skor hasil belajar kimia
siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar kimia pada pembahasan
laju reaksi (pretest dan posttest). Adapun urutan pengumpulan data
dilakukan sebagai berikut:
87
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hal.130
88
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2008), hal. 118
49
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil
belajar dan catatan lapangan (field note). Catatan lapangan mencatat
delapan tahap dalam model pembelajaran konstruktivisme. Catatan
lapangan ini dilakukan pada saat pembelajaran, catatan lapangan dapat
dilihat pada lampiran. Sedangkan tes hasil belajar adalah tes objektif
berupa soal pilihan ganda, yang terdiri dari 5 alternatif pilihan yaitu A, B,
C, D, dan E pada konsep laju reaksi. Soal tes disusun berdasarkan ruang
lingkup materi yang diajarkan yaitu konsep laju reaksi. Ranah kognitif
yang diukur adalah aspek hapalan/recall (C1), aspek
pemahaman/comprehension (C2), aspek penerapan/application (C3),
50
aspek analisis (C4) dan aspek sintesis (C5) yang disesuaikan dengan
indikator pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Tes diberikan
sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest).
Pengolahan hasil tes baik yang pretest maupun posttest yaitu
dengan nilai-nilai atau skor sebagai berikut: siswa yang menjawab benar
pada setiap butir soal diberi nilai 1 dan siswa yang menjawab salah diberi
nilai 0.
4. Variabel Penelitian
a. Variabel X (metode eksperimen)
1) Definisi Konseptual (metode eksperimen)
Metode eksperimen adalah pembelajaran dimana siswa
melakukan percobaan, mengamati proses dan mencatat hasil
percobaan. Model pembelajaran konstruktivisme adalah kegiatan
belajar mengajar yang bersifat membangun pengetahuan atau
pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari. Dalam
model pembelajaran ini siswa lebih aktif, siswa didorong agar
mengemukakan pengetahuan awal tentang konsep, siswa diberi
kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep, pada
akhirnya siswa memikirkan solusi yang didasarkan pada hasil
observasi. Guru hanya menjelaskan secara singkat tentang konsep
yang di pelajari dan mengajak siswa mengaplikasikan
pemahaman konsep yang didapat, baik melalui percobaan
maupun isu-isu dalam lingkungan siswa.
2) Definisi Operasional (metode eksperimen)
Metode eksperimen adalah metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru untuk memudahkan siswa dalam memahami
suatu konsep, karena siswa dihadapkan langsung dengan objek-
objek yang terkait dengan konsep tersebut. Dengan menggunakan
model pembelajaran konstruktivisme siswa dapat mengkonstruk
atau membagun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Dalam
51
52
89
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2007)
hal. 65
90
Ahmad Sofyan,dkk, Op, cit,. hal.109
53
Keterangan:
rpbi : koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan
skor total
Xi : rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal
Xt : rata-rata skor total semua responden
St : standar deviasi skor total semua respond
pi : proporsi jawaban benar untuk butir nomor i
qi : proposi jawaban salah untuk butir nomor i
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka rpbi
dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikan (α) = 0,05. Jika rpbi
> rtabel maka soal tersebut valid dan jika rpbi < rtabel maka soal tersebut
tidak valid. Jadi, apabila valid berarti soal tersebut dapat digunakan
untuk mengukur hasil belajar. Untuk mengetahui validasi dari butir
soal peneliti menggunakan program ANATES (lampiran 8). Dari 58
soal yang di uji cobakan, 39 soal yang dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Realibilitas bisa diartikan sebagai kepercayaan, keterandalan,
keajengan, kestabilan, atau konsisten. Dapat diartikan sejauh mana
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten. Pengujian
reliabilitas ini menggunakan rumus KR-20 (Kuder-Richardson 20)
sebagai berikut91:
keterangan:
r11 : koefisien reliabilitas tes
kii : jumlah butir
piqi : varians skor butir
pi : proposi jawaban benar untuk butir nomor i
91
Ibid., hal.113
54
92
Ibid., hal. 103
93
Ibid., hal.103
55
E. Analisis Data
Setelah data-data diperoleh maka sebelumnya terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji
normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak, perhitungan dengan
menggunakan rumus liliefors. Uji homogenitas dilakukan untuk menguji
variasi, uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh homogen atau tidak. Uji homogenitas dihitung dengan
menggunakan rumus fisher, setelah dilakukan perhitungan normalitas dan
homogenitas maka dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan, uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model
pembelajaran kostruktivisme melalui metode eksperimen terhadap hasil
belajar siswa.
Adapun langkah-langkah untuk mengadakan uji Liliefor adalah
sebagai berikut:
1. Urutkan terlebih dahulu data sampel dari yang terkecil hingga ke yang
terbesar.
2. Tentukan nilai Z, dari tiap-tiap data berikut dengan rumus:
94
Suharsimi Arikunto, Op,. Cit, hal.218
56
Dengan:
Zi = skor baku
X = nilai rata-rata
Xi = skor data
S = simpangan baku
3. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan tabel Zi
dan disebut dengan F (Zi) dengan aturan:
Jika Zi > 0, maka F (Zi) = 0,5 + nilai tabel
Jika Zi < 0, maka F (Zi) = 1-(0,5 + nilai tabel)
4. Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2, ......, Zn yang lebih kecil atau sama
dengan Zi, jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka
57
F= = , dimana S2 =
Keterangan:
F : himogenitas
S12: Varians terbesar
S22: Varians terkecil
keterangan:
to : angka atau koefisien derajat perbedaan mean kedua kelompok
95
Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek, Op, cit,. hal.311
58
F. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 > µ2
Keterangan :
µ1 = Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan
metode eksperimen (kelompok eksperimen)
µ2 = Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa menggunakan
metode eksperimen (kelompok kontrol)
Ho = Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen sama dengan
nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok kontrol
Ha = Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih besar dari
nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok kontrol
59
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari hasil tes.
Tes yang diberikan berupa pretest dan posttest. Pretest diberikan sebelum
melakukan proses belajar mengajar pada konsep laju reaksi. Sedangkan
posttest diberikan setelah menerapkan pembelajaran kimia dengan
menggunakan metode eksperimen (kelompok eksperimen) dan pembelajaran
kimia tanpa menggunakan metode eksperimen atau menggunakan metode
demostrasi dan ceramah (kelompok kontrol). Data skor pretest dan skor
posttest dari 50 siswa yang terdiri dari kelompok eksperimen sebanyak 25
siswa dan kelompok kontrol sebanyak 25 siswa.
Hasil belajar siswa berupa aspek kognitif dengan menggunakan
instrumen tes berupa tes objektif pilihan ganda sebanyak 20 soal. Data hasil
pretest dan posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat
dilihat pada lampiran.
60
61
62
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Statistik
S2 Kontrol 8,41
S2 Eksperimen 7,23
Fhitung 1,35
Ftabel 1,98
Kesimpulan Fhitung < Ftabel
63
Tabel 4.4 Hasil pretest Uji “t”, Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Variabel Jumlah t hitung t tabel Kesimpulan
Sampel Data
Hasil
Belajar
Kimia Nekperimen= Menerima
Siswa Kelas 25 0,72 2,021 Ho dan
Kontrol dan Nkontrol = 25 menolak Ha
Kelas
Eksperimen
Berdasarkan tabel di atas, didapat maka thitung < ttabel ( 0,72 <
2,021 ) sehingga Ho diterima. Dengan demikian hasil pretest yang
belum mendapat perlakuan pembelajaran menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Sehingga dari uji hipotesis yang telah dilakukan pada kedua kelompok
yang belum mendapat perlakuan, dapat disimpulkan bahwa terdapat
kemampuan kognitif yang sama antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
64
Dari hasil perhitungan data penelitian yang didapat dari posttest kelas
eksperimen diperoleh nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60, nilai
rata-rata sebesar 76,2, dan standar deviasi 9,05 (lampiran 18).
Tabel 4.5. Deskripsi Data Rata-rata Posttest Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen
No. Data Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
1. N 25 25
2. Rata-rata 54,2 76,2
3. SD 10,77 9,05
65
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen
Statistik Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
N 25 25
Lo 0,1346 0,1260
Lt 0,173 0,173
Kesimpulan Lo < Lt (kelompok berdistribusi normal)
66
Tabel 4.7
Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Statistik
S2 Kontrol 10,77
S2 Eksperimen 9,05
Fhitung 1,42
Ftabel 1,98
Kesimpulan Fhitung < Ftabel
67
1,684 pada derajat kebebasan 48. Hasilnya dapat pada tabel 4.8
berikut:
Tabel 4.8
Hasil pretest Uji “t”, Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Variabel Jumlah t hitung t tabel Kesimpula
Sampel n Data
Hasil Belajar
Kimia Siswa Menolak
Nekperimen=
Kelas α(0,05)=2,021 Ho dan
25 7,83
Kontrol dan α(0,01)=1,684 menerima
Nkontrol= 25
Kelas Ha
Eksperimen
Berdasarkan tabel di atas, didapat maka thitung < ttabel ( 7,83 <
2,021 ) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hasil
posttest dalam penelitian ini dapat menguji kebenaran hipotesis,
dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan terdapat
pengaruh yang signifikan pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen terhadap hasil belajar kimia siswa, diterima. Sehingga
penelitian ini dapat menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar
kimia siswa pada konsep laju reaksi.
68
69
70
71
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pangaruh yang signifikan pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen terhadap hasil belajar kimia siswa. Hal ini
dapat dilihat dari rata-rata hasil posttest kelas eksperimen lebih besar daripada
rata-rata hasil posttest kelas kontrol. Mempunyai selisih nilai rata-rata, yaitu
76,2 untuk kelas ekperimen dan 54,2 untuk kelas kontrol. Demikian juga
berdasarkan hasil perhitungan uji “t” untuk data posttest diperoleh nilai thitung
sebesar 7,83, sehingga nilai thitung tersebut lebih besar dari ttabel yaitu sebesar
2,201. Maka dapat dikatakan bahwa thitung > ttabel berarti hipotesis alternatif
(Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran dalam penelitian ini adalah:
1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan model
pembelajaran konstruktivisme melalui metode eksperimen sebagai suatu
alternatif dalam mata pelajaran kimia.
2. Guru hendaknya menggunakan model pembelajaran konstruktivisme
melalui metode eksperimen sebagai salah satu model pembelajaran
dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa
karena model pembelajaran konstruktivisme melalui metode eksperimen
berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.
3. Guru bidang studi kimia hendaknya memilih dan menggunakan
pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa, yang menjadikan siswa
sebagai subjek belajar, sehingga pembelajaran dapat bermakna.
73
74
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Armai, 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat Press
Arifin, Mulyati, 2002, Strategi Belajar Mengajar Kimia, Bandung: IMSTEP JICA
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2007, Teori Belajar dan Pembelajaran,
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Djamarah, Syaiful Bahri, 2008, Psikologi Belajar, edisi dua, Jakarta: Rineka Cipta
75
Iska, Zikri Neni, 2006, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan,
Jakarta: Kizi Brother’s
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, Jakarta: Balai Pustaka, edisi ketiga,
cetakan keempat
76
Suyatno dkk, 2007, kimia untuk SMA/MA kelas XI, Jakarta: Grasindo
Syah, Muhibbin, 2007, Psikologi Pendidikan dengan Pendekan Baru, edisi revisi,
Bandung
Zurinal dan Wahdi Sayuti, 2006, Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-dasar
Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press
1
DAFTAR LAMPIRAN
• Tanya jawab
5. Langkah-langkah KBM
Tahapan dan Alokasi Aktifitas Guru Aktifitas Siswa
Waktu
Menarik Perhatian Guru menggali pengetahuan siswa dengan bertanya Siswa memperhatikan dan menjawab
istilah laju dan bagaimana menghitung laju reaksi pertanyaan guru.
( 5 menit )
dalam fisika.
Prediksi Individu • Guru menanyakan apa yang terjadi bila obat Siswa menjawab pertanyaan guru
maag direaksikan dengan HCl.
( 5 menit )
• Guru menanyakan pengertian laju reaksi
berdasarkan percobaan.
Prediksi Kelompok • Guru mengajak siswa berdiskusi untuk • Siswa berdiskusi untuk mendapatkan
mendapatkan prediksi kelompok. prediksi kelompok.
( 10 menit )
• Guru meminta perwakilan masing-masing • Siswa menyampaikan prediksi
kelompok menyampaikan prediksi mereka. kelompoknya masing-masing.
5
Percobaan Guru membagikan peralatan dan mengawasi anak- Siswa melakukan percobaan
anak melakukan percobaan.
( 25 menit )
Diskusi Kelompok Guru meminta siswa berdiskusi untuk menjawab Siswa berdiskusi dan menjawab pertanyaan
pertanyaan dalam lembar kegiatan siswa dan alasan dalam lembar kegiatan siswa.
( 10 menit )
yang mendukung.
Laporan Kelompok Guru meminta perwakilan masing-masing Siswa melaporkan hasil diskusi.
kelompok melaporkan hasil diskusi mereka.
(15 menit )
Penjelasan Singkat Guru menjelaskan tentang apa yang terjadi dan Siswa memperhatikan
konsep/teori sains dibalik percobaan yang
( 5 menit )
dilakukan.
Aplikasinya Guru menanyakan kira-kira percobaan lain yang Siswa menjawab percobaan yang mirip atau
mirip atau mempunyai ide yang sama dengan memberikan ide yang sama dengan percobaan
( 5 menit )
percobaan yang telah dilakukan. yang telah dilakukan.
6. Sumber
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit erlangga)
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit grasindo)
6
Pertemuan Kedua
1. Indikator :
− Siswa dapat menganalisi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
• Siswa dapat mengidentifikasi pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi.
• Siswa dapat mengidentifikasi pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.
2. Materi Ajar
• Materi prasyarat : laju reaksi
• Materi inti : pengaruh luas permukaan dan konsentrasi terhadap laju reaksi.
Pengertian laju reaksi
3. Model pembelajaran konstruktivisme
4. Metode/ Pendekatan
• Metode Eksperimen
• Diskusi
• Tanya jawab
7
Menarik Perhatian • Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan Siswa memperhatikan dan menjawab
sebuah wortel yang telah dipotong dan wortel pertanyaan guru.
( 2 menit )
yang belum dipotong. Kemudian menanyakan,
manakah yang akan lebih cepat matang wortel
yang dimasak setelah dipotong terlebih dahulu
dibandingkan dengan wortel yang tidak
dipotong? Mengapa terjadi demikian?
Prediksi Individu • Guru menanyakan lebih cepat larut mana, obat Siswa menjawab pertanyaan guru
maag yang telah di gerus atau yang masih dalam
( 3 menit )
bentuk tablet jika direaksikan dengan HCl.
Prediksi Kelompok • Guru mengajak siswa berdiskusi untuk • Siswa berdiskusi untuk mendapatkan
mendapatkan prediksi kelompok. prediksi kelompok.
( 10 menit )
• Guru meminta perwakilan masing-masing • Siswa menyampaikan prediksi
8
Percobaan Guru membagikan peralatan dan mengawasi anak- Siswa melakukan percobaan
anak melakukan percobaan.
( 15 menit )
Diskusi Kelompok Guru meminta siswa berdiskusi untuk menjawab Siswa berdiskusi dan menjawab pertanyaan
pertanyaan dalam lembar kegiatan siswa dan alasan dalam lembar kegiatan siswa.
( 5 menit )
yang mendukung.
Laporan Kelompok Guru meminta perwakilan masing-masing Siswa melaporkan hasil diskusi. Siswa
kelompok melaporkan hasil diskusi mereka. menemukan konsep atau prinsip berdasarkan
(10 menit )
data-data yang diperoleh dari hasil
pengamatan.
Penjelasan Singkat Guru menjelaskan tentang apa yang terjadi dan Siswa memperhatikan
konsep/teori sains dibalik percobaan yang
( 5 menit )
dilakukan.
Aplikasinya Guru menanyakan kira-kira percobaan lain yang Siswa menjawab percobaan yang mirip atau
mirip atau mempunyai ide yang sama dengan memberikan ide yang sama dengan percobaan
( 3 menit )
percobaan yang telah dilakukan. yang telah dilakukan.
9
Menarik Perhatian • Guru menanyakan, mengapa jika mencuci Siswa memperhatikan dan menjawab
pakaian lebih cepat bersih jika menggunakan pertanyaan guru.
( 2 menit )
diterjen lebih banyak.
Prediksi Individu • Guru menanyakan kepada siswa, jika terdapat Siswa menjawab pertanyaan guru
HCl yang konsentrasi 2 M, 1 M dan 0,5 M. HCl
( 3 menit )
konsentrasi berapakah yang lebih cepat
melarutkan pualam (CaCO3).
Prediksi Kelompok • Guru mengajak siswa berdiskusi untuk • Siswa berdiskusi untuk mendapatkan
mendapatkan prediksi kelompok. prediksi kelompok.
( 5 menit )
• Guru meminta perwakilan masing-masing • Siswa menyampaikan prediksi
10
Percobaan Guru membagikan peralatan dan mengawasi anak- Siswa melakukan percobaan
anak melakukan percobaan.
( 15 menit )
Diskusi Kelompok Guru meminta siswa berdiskusi untuk menjawab Siswa berdiskusi dan menjawab pertanyaan
pertanyaan dalam lembar kegiatan siswa dan alasan dalam lembar kegiatan siswa.
( 5 menit )
yang mendukung.
Laporan Kelompok Guru meminta perwakilan masing-masing Siswa melaporkan hasil diskusi. Siswa
kelompok melaporkan hasil diskusi mereka. menemukan konsep atau prinsip berdasarkan
(10 menit )
data-data yang diperoleh dari hasil
pengamatan dan diskusi kelompok.
Penjelasan Singkat Guru menjelaskan tentang apa yang terjadi dan Siswa memperhatikan
konsep/teori sains dibalik percobaan yang
( 5 menit )
dilakukan.
Aplikasinya Guru menanyakan kira-kira percobaan lain yang Siswa menjawab percobaan yang mirip atau
mirip atau mempunyai ide yang sama dengan memberikan ide yang sama dengan percobaan
( 3 menit )
percobaan yang telah dilakukan. yang telah dilakukan.
11
6. Sumber
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit erlangga)
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit grasindo)
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit bumi aksara)
• Buku kimia untuk SMA kelas XI (penerbit yudistira)
• Buku-buku yang relevan
7. Penilaian
• Lembar kerja siswa
Pertemuan Ketiga
1. Indikator :
• Siswa dapat mengidentifikasi pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
• Siswa dapat mengidentifikasi pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
2. Materi Ajar
• Materi prasyarat : laju reaksi
• Materi inti : pengaruh suhu dan katalis terhadap laju reaksi.
Pengertian laju reaksi
3. Model pembelajaran Konstruktivisme
4. Metode/ Pendekatan
• Metode Eksperimen
• Diskusi
12
• Tanya jawab
Menarik Perhatian • Guru memotivasi siswa dengan menanyakan, Siswa memperhatikan dan menjawab
mengapa bahan makanan yang disimpan dalam pertanyaan guru.
( 2 menit )
kulkas dapat bertahan lebih lama?
Prediksi Individu • Guru menanyakan lebih cepat larut mana, gula Siswa menjawab pertanyaan guru
pasir yang dilarutkan dengan air panas atau
( 3 menit )
tidak.
Prediksi Kelompok • Guru mengajak siswa berdiskusi untuk • Siswa berdiskusi untuk mendapatkan
mendapatkan prediksi kelompok. prediksi kelompok.
( 10 menit )
• Guru meminta perwakilan masing-masing • Siswa menyampaikan prediksi
kelompok menyampaikan prediksi mereka. kelompoknya masing-masing.
Percobaan Guru membagikan peralatan dan mengawasi anak- Siswa melakukan percobaan
13
Diskusi Kelompok Guru meminta siswa berdiskusi untuk menjawab Siswa berdiskusi dan menjawab pertanyaan
pertanyaan dalam lembar kegiatan siswa dan alasan dalam lembar kegiatan siswa.
( 5 menit )
yang mendukung.
Laporan Kelompok Guru meminta perwakilan masing-masing Siswa melaporkan hasil diskusi. Siswa
kelompok melaporkan hasil diskusi mereka. menemukan konsep atau prinsip berdasarkan
(10 menit )
data-data yang diperoleh dari hasil
pengamatan dan hasil diskusi.
Penjelasan Singkat Guru menjelaskan tentang apa yang terjadi dan Siswa memperhatikan
konsep/teori sains dibalik percobaan yang
( 5 menit )
dilakukan.
Aplikasinya Guru menanyakan kira-kira percobaan lain yang Siswa menjawab percobaan yang mirip atau
mirip atau mempunyai ide yang sama dengan memberikan ide yang sama dengan percobaan
( 3 menit )
percobaan yang telah dilakukan. yang telah dilakukan.
14
Menarik Perhatian • Guru memberikan ilustrasi katalis dalam Siswa memperhatikan dan menjawab
kehidupan sehari-hari. Untuk menuju suatu pertanyaan guru.
( 2 menit )
tempat akan lebih cepat jika menggunakan suatu
kendaraan dibandingkan dengan berjalan kaki.
Prediksi Individu • Guru menanyakan kepada siswa, apakah reaksi Siswa menjawab pertanyaan guru
H2O2 3% akan semakin cepat jika larutan H2O2
( 3 menit )
3% ditambahkan katalis (FeCl3 0,5 M).
Prediksi Kelompok • Guru mengajak siswa berdiskusi untuk • Siswa berdiskusi untuk mendapatkan
mendapatkan prediksi kelompok. prediksi kelompok.
( 10 menit )
• Guru meminta perwakilan masing-masing • Siswa menyampaikan prediksi
kelompok menyampaikan prediksi mereka. kelompoknya masing-masing.
Percobaan Guru membagikan peralatan dan mengawasi anak- Siswa melakukan percobaan
anak melakukan percobaan.
15
( 25 menit )
Diskusi Kelompok Guru meminta siswa berdiskusi untuk menjawab Siswa berdiskusi dan menjawab pertanyaan
pertanyaan dalam lembar kegiatan siswa dan alasan dalam lembar kegiatan siswa.
( 10 menit )
yang mendukung.
Laporan Kelompok Guru meminta perwakilan masing-masing Siswa melaporkan hasil diskusi. Siswa
kelompok melaporkan hasil diskusi mereka. menemukan konsep atau prinsip berdasarkan
(15 menit )
data-data yang diperoleh dari hasil
pengamatan dan hasil diskusi.
Penjelasan Singkat Guru menjelaskan tentang apa yang terjadi dan Siswa memperhatikan
konsep/teori sains dibalik percobaan yang
( 5 menit )
dilakukan.
Aplikasinya Guru menanyakan kira-kira percobaan lain yang Siswa menjawab percobaan yang mirip atau
mirip atau mempunyai ide yang sama dengan memberikan ide yang sama dengan percobaan
( 5 menit )
percobaan yang telah dilakukan. yang telah dilakukan.
6. Sumber
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit erlangga)
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit grasindo)
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit bumi aksara)
16
Pertemuan Keempat
1. Indikator :
• Siswa dapat menentukan orde reaksi
• Siswa dapat menentukan persamaan laju reaksi dari hasil percobaan
2. Materi Ajar
• Materi prasyarat : laju reaksi
• Materi inti : orde reaksi
Pengertian laju reaksi
3. Model pembelajaran konstruktivisme
4. Metode/ Pendekatan
• Metode Eksperimen
• Diskusi
• Tanya jawab
17
5. Langkah-langkah KBM
Tahapan dan Alokasi Aktifitas Guru Aktifitas Siswa
Waktu
Menarik Perhatian • Guru memotivasi siswa dengan mereview Siswa memperhatikan dan menjawab
praktikum-praktikum yang telah dilakukan pada pertanyaan guru.
( 5 menit )
pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Prediksi Individu • Guru menanyakan apa yang terjadi jika Siswa menjawab pertanyaan guru
perubahan konsentrasi dan laju reaksi HCl pada
( 5 menit )
saat konsentrasi Na2S2O3 konstan, dan
sebaliknya.
Prediksi Kelompok • Guru mengajak siswa berdiskusi untuk • Siswa berdiskusi untuk mendapatkan
mendapatkan prediksi kelompok. prediksi kelompok.
( 10 menit )
• Guru meminta perwakilan masing-masing • Siswa menyampaikan prediksi
kelompok menyampaikan prediksi mereka. kelompoknya masing-masing.
Percobaan Guru membagikan peralatan dan mengawasi anak- Siswa melakukan percobaan
anak melakukan percobaan.
18
( 25 menit )
Diskusi Kelompok Guru meminta siswa berdiskusi untuk menjawab Siswa berdiskusi dan menjawab pertanyaan
pertanyaan dalam lembar kegiatan siswa dan alasan dalam lembar kegiatan siswa.
( 10 menit )
yang mendukung.
Laporan Kelompok Guru meminta perwakilan masing-masing Siswa melaporkan hasil diskusi.
kelompok melaporkan hasil diskusi mereka.
(15 menit )
Penjelasan Singkat Guru menjelaskan tentang apa yang terjadi dan Siswa memperhatikan
konsep/teori sains dibalik percobaan yang
( 5 menit )
dilakukan.
Aplikasinya Guru menanyakan kira-kira percobaan lain yang Siswa menjawab percobaan yang mirip atau
mirip atau mempunyai ide yang sama dengan memberikan ide yang sama dengan percobaan
( 5 menit )
percobaan yang telah dilakukan. yang telah dilakukan.
6. Sumber
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit erlangga)
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit grasindo)
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit bumi aksara)
19
Kelas kontrol
Kelas/Semester : XI/1
Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dam faktor-faktor yang mempengaruhinya serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Pertemuan pertama
1. Materi Ajar
Pengertian laju reaksi.
21
2. Metode/pendekatan
• Konstruktivisme
• Diskusi
• Tanya Jawab
• Ceramah bermakna
3. Langkah-langkah KBM (Pertemuan Pertama)
No Tahapan Definisi Konsep Indikator Pemahaman Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran Konsep
dan Alokasi Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu
1 a. Tahapan Laju reaksi didefinisikan Setelah pembelajaran • Guru menggali pengetahuan • Siswa memperhatikan dan
Apersepsi sebagai ukuran yang siswa diharapkan dapat siswa dengan bertanya istilah menjawab pertanyaan
menyatakan berkurangnya menggambarkan grafik laju dan bagaiman rumus guru.
(10 menit)
jumlah zat-zat pereaksi laju reaksi, selain itu juga menghitung laju dalam
atau bertambahnya zat-zat diharapkan siswa dapat fisika.
hasil reaksi tiap satuan menentukan laju suatu
waktu. reaksi berdasarkan data
percobaan.
4. Sumber
• Buku Kimia kelas XI/1
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit erlangga)
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit grasindo)
5. Penilaian
• Lembar Kerja Siswa
• pretes
Pertemuan kedua
Indikator (pertemuan ke-2): 1. Siswa dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
1. Materi Ajar
Materi Prasyarat : Laju reaksi
Materi Inti : Pengaruh konsentrasi dan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi
24
2. Metode/pendekatan
• Konstruktivisme
• Diskusi
• Demonstrasi
3. Langkah-langkah KBM (Pertemuan ke-1, indikator 1)
No Tahapan Definisi Konsep Indikator Pemahaman Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran Konsep
dan Alokasi Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu
1 a. Tahapan Laju reaksi adalah laju Setelah melakukan • Guru memperlihatkan • Siswa
Apersepsi berkurangnya pereaksi percobaan, siswa media flash dan memperhatikan
atau laju terbentuknya diharapkan dapat memberikan penjelasan medis flash yang
(5 menit)
produk. Laju reaksi ini menyebtkan faktor- bahwa di jalan raya yang diperlihatkan guru
dipengaruhi beberapa faktor yang ramai kemungkinan dan penjelasan guru.
faktor, yaitu suhu, mempengaruhi laju terjadi tabrakan akan lebih
konsentrasi, luas reaksi dan siswa dapat besar dibandingkan di
permukaan, katalis. menjelaskan pengaruh jalan yang sepi.
Laju reaksi makin cepat gaktor-faktor tersebut
jika konsentrasi zat terhadap laju suatu
reaktan diperbesar. reaksi.
25
• Satu anggota
kelompok memberikan
penjelasan konsep atau
prinsip berdasarkan
data-data yang
diperoleh dari hasil
pengamatan.
1. Sebutkan manfaat
konsep konsentrasi
terhadap laju reaksi.
1 a. Tahapan Laju reaksi adalah laju Setelah melakukan • Guru memotivasi siswa • Siswa memperhatikan
Apersepsi berkurangnya pereaksi percobaan, siswa dengan memperlihatkan benda yang diperlihatkan
atau laju terbentuknya diharapkan dapat sebuah wortel yang telah oleh guru dan menjawab
(5 menit)
produk. Laju reaksi ini menyebtkan faktor-faktor dipotong dan wortel yang pertanyaan guru.
dipengaruhi beberapa yang mempengaruhi laju belum dipotong. Kemudian
faktor, yaitu suhu, reaksi dan siswa dapat menanyakan “Manakah yang
konsentrasi, luas menjelaskan pengaruh akan lebih cepat matang
permukaan, katalis. Laju gaktor-faktor tersebut wortel yang dimasak setelah
reaksi makin cepat jika terhadap laju suatu reaksi. dipotong terlebih dahulu di
konsentrasi zat reaktan bandingkan dengan wortel
diperbesar. Luas yang tidak dipotong?
permukaan sentuh makin Mengapa terjadi demikian?
besar, laju reaksi akan
semakin cepat.
29
diskusi.
5. Sumber
• Buku Kimia kelas XI/1
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit erlangga)
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit grasindo)
• Seperangkat alat percobaan
6. Penilaian
• Lembar Kerja Siswa
• Pretes
Pertemuan ke-3
Indikator (pertemuan ke-3): 1. Siswa dapat menjelaskan pengaruh suhu terhadap laju reaksi
1. Materi Ajar
Materi Prasyarat : Laju reaksi
32
1 a. Tahapan Salah satu faktor yang Setelah melakukan • Guru memotivasi siswa • Siswa menjawab
Apersepsi mempengaruhi laju reaksi percobaan, siswa dengan menanyakan pertanyaan guru.
(5 menit) adalah suhu. Jika suhu reaksi diharapkan dapat “Mengapa bahan
dinaikkan, maka akan menyebtkan faktor-faktor makanan yang disimpan
membuat laju reaksi makin yang mempengaruhi laju dalam kulkas dapat
cepat. Katalis adalah zat yang reaksi dan siswa dapat bertahan lebih lama?
dapat mempercepat reaksi menjelaskan pengaruh
atau memperlambat reaksi. faktor-faktor tersebut
terhadap laju suatu reaksi.
33
1 a. Tahapan Salah satu faktor yang Setelah melakukan • Guru memberikan • Siswa memperhatikan
Apersepsi mempengaruhi laju reaksi percobaan, siswa ilustrasi katalis dalam ilustrasi yang
(5 menit) adalah suhu. Jika suhu reaksi diharapkan dapat kehidupan sehari-hari. diberikan guru.
dinaikkan, maka akan menyebtkan faktor-faktor Untuk menuju suatu
36
membuat laju reaksi makin yang mempengaruhi laju tempat akan lebih cepat
cepat. Katalis adalah zat yang reaksi dan siswa dapat jika menggunakan suatu
dapat mempercepat reaksi menjelaskan pengaruh kendaran dibandingkan
atau memperlambat reaksi. faktor-faktor tersebut dengan berjalan kaki.
terhadap laju suatu reaksi.
2. Sebutkan manfaat
konsep katalis terhadap
laju reaksi.
5. Sumber
• Buku Kimia kelas XI/1
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit erlangga)
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit grasindo)
• Seperangkat alat percobaan
6. Penilaian
• Lembar Kerja Siswa
Pertemuan ke-4
1. Materi Ajar
Materi Prasyarat : Pengertian Laju reaksi
Materi Inti : Persamaan Laju Reaksi dan orde reaksi
2. Metode/pendekatan
• Konstruktivisme
• Tanya Jawab
40
• Diskusi
• Ceramah bermakna
3. Langkah-langkah KBM (Pertemuan ke-4)
No Tahapan Definisi Konsep Indikator Pemahaman Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran Konsep
dan Alokasi Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu
1 a. Tahapan Laju reaksi dapat Setelah pembelajaran • Guru mengadakan tanya jawab • Siswa menjawab
Apersepsi dinyatakan dalam bentuk siswa diharapkan dapat untuk review materi pertanyaan guru.
persamaan laju reaksi menentukan orde reaksi sebelumnya. Guru
(10 menit)
berdasarkan konsentrasi dan persamaan laju suatu menanyakan konsep laju
zat-zat pereaksi. Pada reaksi. reaksi.
umumnya, laju reaksi
bergantung pada
konsentrasi awal zat-zat
pereaksi yang dapat
ditentukan melalui
percobaan.
(25 menit)
4. Sumber
• Buku Kimia kelas XI/1
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit erlangga)
• Buku Kimia untuk SMA kelas XI (penerbit grasindo)
5. Penilaian
• Lembar Kerja Siswa
• posttest
42
Nama :
Kelas :
Standar kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi dasar : Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percabaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi.
Indikator : 1. Siswa dapat mendefinisikan pengertian laju reaksi.
3. Masukkan obat maag ke dalam tabung reaksi dan secara bersamaan dinyalakan stopwatch
4. Lakukan pengamatan terhadap obat maag pada detik ke 10, 20 dan 30.
Lembar pengamatan
Waktu (detik) Obat maag Pengamatan
0
10
20
30
Gambarkan grafik sisa obat maag terhadap waktu
Obat maag
waktu
44
Pertanyaan;
Nama :
Kelas :
Standar kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi dasar : Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percabaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi.
Indikator : 1. Siswa dapat mengidentifikasi pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi.
Tujuan :
Menyelidiki pengaruh luas permukaan bidang sentuh dan konsentrasi larutan terhadap laju reaksi heterogen dan
homogen.
Alat dan bahan :
1. Tabung reaksi
2. Obat maag (setengah tablet dan setengah yang telah di gerus)
3. HCl 0,5 M
Cara kerja
46
1. Siapkan masing-masing obat maag dalam bentuk tablet maupun yang telah di gerus.
2. masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi HCl 1 M, 10 mL yang berbeda. Aduk hingga larut. Catat waktu yang dibutuhkan hingga
semua obat maag larut.
Lembar pengamatan
Tabung reaksi Obat maag Waktu reaksi
1 tablet
2 Yang telah di gerus
Pertanyaan:
1. Dari kedua tabung tersebut, dalam betuk yang bagaimanakah obat maag paling cepat untuk larut?
Jawab : …………………………………………………………………......
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………
2. Jelaskan mengapa bila dihubungkan dengan teori luas permukaan?
Jawab : ……………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………
3. Bagaimana pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi?
Jawab : ……………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
47
Nama :
Kelas :
Standar kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi dasar : Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percabaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi.
Indikator : Siswa dapat mengidentifikasi pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.
Tujuan :
Menyelidiki pengaruh luas permukaan bidang sentuh dan konsentrasi larutan terhadap laju reaksi heterogen dan
homogen.
Alat dan bahan : 1. Larutan HCl 2 M, 1 M, dan 0,5 M
2. Pualam ( CaCO3)
3. Air
4. Gelas kimia
48
Lembar Pengamatan
tabung Serbuk pualam 10 mL HCL Waktu reaksi
1 0,5 gram 2M
2 0,5 gram 1M
3 0,5 gram 0,5 M
Gambarkan grafik hubungan konsentrasi HCl terhadap waktu reaksi
Konsentrasi
HCl
waktu
Pertanyaan:
1. Dari ketiga tabung tersebut, pada tabung manakah serbuk pualam paling cepat untuk habis bereaksi?
Jawab : …………………………………………………………………......
49
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………
2. Jelaskan mengapa bila dihubungkan dengan teori konsentrasi?
Jawab : ……………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………
3. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi?
Jawab : ……………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………
50
Nama :
Kelas :
Standar kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi dasar : Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percabaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi.
Indikator : Siswa dapat mengidentifikasi pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
Tujuan :
Untuk memahami pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
Alat dan bahan:
1. Korek api
2. Pembakar sepirtus
3. Gelas kimia 250 mL
51
4. Kaki tiga
5. Pengaduk
6. temometer
7. Kasa asbes
8. Stopwatch
9. Gula pasir
10. Air
Cara kerja
1. Masukkan 50 mL air dingin ( ukur suhu air terlebih dahulu) ke dalam gelas kimia. Ukur suhu dengan thermometer.
2. Tambahkan 10 gram gula pasir kedalam gelas kimia.
3. Aduk hingga gula larut. Catat waktu yang dibutuhkan sampai semua gula larut.
4. Lakukan hal diatas, tetapi panaskan air terlebih dahulu, hingga suhu mencapai 450C dan 900C.
Lembar pengamatan
gelas Suhu gula Waktu reaksi
1 10 gram
2 450C 10 gram
3 700C 10 gram
52
suhu
waktu
Pertanyaan:
1. Dari ketiga tabung tersebut, pada tabung mana gula paling cepat untuk larut?
Jawab…………………………………………………………………......……………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan mengapa bila dihubungkan dengan teori suhu?
Jawab : ……………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………
Nama :
Kelas :
Standar kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi dasar : Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percabaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi.
Indikator : Siswa dapat mengidentifikasi pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
Tujuan :
Untuk memahami pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
Alat dan bahan:
1. Larutan H2O2 3%
2. FeCl3 0,5 M
3. Tabung reaksi
Cara kerja:
54
1. Masukkan masing-masing 5 mL larutan H2O2 3% ke dalam tabung reaksi. Nyalakan stopwatch dan amati apa yang terjadi pada
larutan itu. Catat waktu sampai tidak terbentuk lagi gas O2.
2. Masukkan 5 mL H2O2 3% ke dalam tabung kedua, tambahkan 1mL larutan FeCl3 0,5M. Nyalakan stopwatch dan amati apa yang
terjadi pada larutan itu. Catat sejak penambahan FeCl3 sampai reaksi berhenti yang ditandai dengan tidak ada lagi gelembung-
gelembung O2 yang terbentuk.
Lembar pengamatan
tabung Percobaan Waktu (detik) pengamatan
1 Tanpa katalis (FeCl3)
2 Dengan katalis (FeCl3)
Pertanyaan
1. Dari kedua tabung tersebut, apakah penggunaan katalis berpengaruh pada reaksi tersebut?
Jawab : …………………………………………………………………......
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………
55
Nama :
Kelas :
Standar kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi dasar : Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percabaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi.
Indikator : 1. Siswa dapat menentukan orde reaksi
Tujuan :
Untuk menentukan orde reaksi.
3. Stopwatch
4. Neraca
5. Kertas
6. Spidol
7. Larutan HCl 3 M
8. Larutan Na2S2O3 0,15 M
Cara kerja :
Na2S2O3 (aq) + 2HCl (aq) → 2NaCl (aq) + H2O + SO2 (g) + S (s)
1. Buatlah tanda silang dengan tinta spidol hitam pada sehelai kertas.
2. Masukkan 5 mL larutan HCl 3M ke dalam gelas kimia dan letakkan gelas itu di atas tanda silang. Tambahkan 25 mL larutan
Na2S2O3 0,15 M. (dari reaksi diatas akan dihasilkan endapan belerang yang dapat menutup penglihatan pada tanda silang di
bawah gelas)
3. Amati waktu yang diperlukan sejak penambahan larutan sampai tanda silang tidak terlihat lagi dari atas.
4. Ulangi percobaan yang serupa dengan menggunakan konsentrasi larutan yang berbeda.
a. 5 mL larutan HCl 3 M dan larutan Na2S2O3 yang lebih encer (5 mL, 10 mL, 15 mL, 20 mL larutan Na2S2O3 0,15 M yang
diencerkan dengan air sampai volumnya menjadi 25 mL)
b. 25 mL larutan Na2S2O3 0,15 M dan larutan HCl yang lebih encer (masing-masing dengan 1 mL dan 3 mL larutan HCl 3 M
yang diencerkan dengan air sampai volumnya 5 mL)
57
Hasil pengamatan
Pengaruh kosentrasi larutan Na2S2O3, konsentrasi HCl tetap
No. Volume HCl Volum larutan Na2S2O3 (mL) [Na2S2O3] Waktu
3 M (mL) M (detik)
Na2S2O3 0,15 M Air
1. 5 25 0
2. 5 20 5
3. 5 15 10
4. 5 10 15
5. 5 5 20
Hasil pengamatan
Pengaruh kosentrasi larutan HCl, konsentrasi Na2S2O3 tetap
1. 25 5 0
58
2. 25 3 2
3. 25 1 4
59
Kisi-kisi Instrumen
Standar Kompetensi
Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dam faktor-faktor yang mempengaruhinya serta penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari dan industri.
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Aspek kognitif dan nomor butir soal Jumlah
Indikator Ingatan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5)
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju 8*, 9*, 12 10, 11, 13*, 15 14 8
reaksi.
3. Mengidentifikasi pengaruh luas permukaan terhadap 16*, 17, 18, 19*, 55* 57*, 58* 8
laju reaksi. 20
5. Mengidentifikasi pengaruh suhu terhadap laju 33* 26, 30, 31, 34, 27, 28*, 29*, 11
reaksi. 35, 36 32
Jumlah 10 24 18 4 2 58
Tanda (*) menunjukkan nomor soal yang digunakan sebagai tes pretest dan posttest
61
Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi
a. vA = + [ A ]
Δt
b. vB = + [ B ]
Δt
c. vC = + [ C ]
Δt
d. vD = - [ D ]
Δt
e. vE = - [ E ]
Δt
Δt Δt Δt Δt
a. 1, 2, 4 dan 5
b. 2, 3, 4 dan 6
c. 1, 2, 3 dan 5
d. 1, 3, 4 dan 5
e. 1, 4, 5 dan 6
Menjelaskan 9. Faktor-faktor berikut akan memperbesar laju reaksi, kecuali .... C1 D
faktor laju reaksi
yang dapat a. pada suhu tetap ditambahkan katalisator
memperbesar laju b. suhu dinaikan
reaksi c. pada suhu tetap volume diperbesar
d. pada volume tetap ditambah zat pereaksi lebih banyak
e. memperkecil ukuran partikel peraksi
Menentukan faktor 10. Data percobaan dari reaksi: C2 E
laju reaksi
berdasarkan hasil CaCO3 + 2HCl → CaCl + H2O + CO2
percobaan
No. Massa 1g Konsentrasi suhu Waktu untuk
CaCO3 HCl (volume memperoleh 5 cm3
65
5 cm3) CO2
1 Serbuk 1M 29 0C 10 detik
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
66
Menyebutkan 12. Faktor-faktor di bawah ini mempengaruhi laju reaksi, kecuali .... C1 E
faktor yang
mempengaruhi a. suhu
laju reaksi b. luas permukaan
c. katalisator
d. konsentrasi pereaksi
e. konsentrasi hasil reaksi
Menganalisis 13. Dari data berikut ini, reaksi yang paling cepat berlangsung adalah .... C2 A
faktor-faktor laju
reaksi yang dapat a. 20 mL HCl 0,1 M + 20 mL Na2S2O3 0,2 M pada suhu 40 0C
mempercepat b. 20 mL HCl 0,1 M + 20 mL Na2S2O3 0,2 M + 20 mL air pada suhu
reaksi 40 0C
c. 20 mL HCl 0,1 M + 20 mL Na2S2O3 0,2 M pada suhu 30 0C
d. 20 mL HCl 0,1 M + 20 mL Na2S2O3 0,1 M pada suhu 30 0C
e. 20 mL HCl 0,1 M + 20 mL Na2S2O3 0,1 M + 10 mL air pada suhu
30 0C
Menganalisis 14. Di antara faktor berikut yang tidak dapat meningkatkan laju dari reaksi C3 E
faktor-faktor laju ....
reaksi yang tidak
dapat a. menggunakan magnesium dalam bentuk serbuk
meningkatkan laju b. melakukan reaksi pada suhu 30 0C
suatu reaksi c. menggunakan 0,2 g pita magnesium
d. menggunakan 40 mL HCl 2M
e. semua benar
Menentukan 15. Logam natrium jika terkena udara langsung terbakar. Faktor utama C2 A
faktok yang yang terjadinya pembakaran logam natrium adalah ....
mempengaruhi
logam Natrium a. tekanan udara
mudah terbakar b. massa natrium
c. temperatur udara
67
3 10g 0,2 10 25
bongkahan
a. temperatur
b. katalis
c. sifat-sifat
d. konsentrasi
e. luas permukaan
Mengidentifikasi 17. Suatu reaksi adalah sebagai berikut: C2 C
bentuk logam
68
a. bongkahan
b. lempengan
c. serbuk halus
d. butiran sebesar pasir
e. butiran sebesar kerikil
Menyimpulakan 18. Dari persamaan reaksi: C2 C
reaksi dipengaruhi
oleh luas CaCO3(s) + HCl(aq) → CaCl2(s) + H2O(l) + CO2(g)
permukaan
Dari pengamatan, gas CO2 yang terjadi lebih cepat jika CaCO3 dalam
bentuk tepung. Kesimpulan laju reaksi di atas dipengaruhi oleh ....
a. Pita 1 80
b. Serbuk 0,5 20
c. Pita 0,5 80
d. Serbuk 1 20
e. Serbuk 1 80
Mengidentifikasi 21. Data percobaan reaksi antara larutan Na2S2O3 dan larutan HCl pada C2 E
pengaruh berbagai temperatur dan konsentrasi berbeda ....
konsentrasi yang
dapat Percobaan [Na2S2O3]M [HCl]M Temperatur reaksi
mempercepat laju
reaksi 1 0,2 3 30
2 0,2 3 40
3 0,1 2 50
70
4 0,1 2 50
5 0,2 3 50
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Menentukan reaksi 22. Larutan asama klorida manakah yang menghasilkan laju reaksi paling C2 D
paling cepat jika cepat bila direaksikan dengan magnesium ....
direaksikan
dengan a. 40g HCl dalam 1000 mL air
magnesium b. 20g HCl dalam 1000 mL air
c. 15g HCl dalam 500 mL air
d. 10g HCl dalam 100 mL air
e. 4g HCl dalam 50 mL air
Menghitung 23. Suatu reaksi mempunyai persamaan v = k[P]2[Q]. Jika konsentrasi C3 E
peningkatan laju masing-masing pereaksi diperbesar 3 kali, laju reaksinya meningkat ....
reaksi jika
diperbesar 3 kali a. 3 kali
b. 6 kali
c. 9 kali
d. 18 kali
e. 27 kali
Membandingakn 24. Reaksi antara NO(g) dan O2(g) adalah reaksi berorde kedua terhadap C3 D
laju reaksi awal NO(g) dan berorde pertama untuk O2(g). Jika konsentrasi kedua pereaksi
dengan laju reaksi dijadikan 2 kali konsentrasi semula maka laju reaksinya dibandingkan
71
80 0C 80 0C adalah ....
a. ¼ menit
b. ½ menit
c. 1 menit
d. 2 menit
e. 4 menit
Menghitung 28. Laju reaksi dari susatu reaksi tertentu menjadi 2 kali lipat setiap C3 D
berapa kali kenaikan temperatur 10 0C. Berapa kali lebih cepatan reaksi tersebut
kecepatan reaksi berlangsung pada temperatur 100 0C dibanding dengan 30 0C ....
pada temperatur
0
100 C a. 4 kali
dibandingkan 30 b. 10 kali
0
C c. 64 kali
d. 128 kali
e. 256 kali
Menghitung 29. Pada temperatur 25 0C reaksi berlangsung selama 9 menit. Setiap C3 C
kecepatan reaksi kenaikan temperatur 20 0C laju reaksi bertambah 3 kali. Maka pada
temperatur 65 0C reaksi akan berlangsung selama ....
a. 4 menit
b. 2 menit
c. 1 menit
d. 40 menit
e. 20 menit
Mengidentifikasi 30. Reaksi-reaksi berikut ini dimulai pada waktu yang bersamaan dan C2 C
reaksi yang temperatur yang sama. Reaksi yang akan menghasilkan gas H2
menhasilkan gas terbanyak pada 10 detik pertama adalah ....
H2 terbanyak pada
a. 1g Mg (berbentuk pita) dengan 10 mL HCl 0,5 M
73
Menjelaskan 38. Penambahan katalisator akan mempercepat laju reaksi, hal itu C2 B
penyebab katalis disebabkan oleh ....
dapat
mempercepat laju a. konsentrasi zat bertambah
eaksi b. energi pengaktifan berkurang
c. energi pengaktifan bertambah
d. energi kinetik pereaksi berkurang
e. energi kinetik pereaksi bertambah
Menjelaskan 39. Energi minimun di bawah ini, yang akan mengubah energi pengaktifan C1 C
energi pengaktifan adalah ....
a. v = k[R]2[S]
b. v = k[R][S]2
c. v = k[P][Q]2
d. v = k[P]2[Q]
e. v = k[Q]2[R]2
Menetukan rumus 44. Dari reaksi: C3 D
laju reaksi dilihat
dari data H2(g) + I2(g) → 2HI(g)
eksperiemen
Diperoleh data dari eksperimen sebagai berikut.
0,1 0,1 5
0,2 0,1 20
0,2 0,4 20
a. v = k[H2][I2]
b. v = k[H2]2[I2]
c. v = k[H2][I2]2
d. v = k[H2]2
e. v = k[I2]
Menyimpulkan 45. Data eksperimen untuk reaksi: C3 E
persamaan laju
reaksi dilihat dari 2A(g) + B(g) → 2AB(g)
78
1 0,1 0,1 6
2 0,1 0,2 12
3 0,1 0,3 18
4 0,2 0,1 24
5 0,3 0,1 54
a. v = k [A]2
b. v = k [B]
c. v = k [A][B]
d. v = k [A][B]2
e. v = k [A]2[B]
Menetukan 46. Dari hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut: C3 C
persamaan laju
reaksi [BrO3-] awal [Br-] awal [H+] awal Waktu reaksi detik
mol.dm-3 mol.dm-3 mol.dm-3
adalah ....
a. v = k[BrO3-][H+]2
b. v = k[Br-][H+]2
c. v = k[BrO3-][Br-][H+]2
d. v = k[BrO3-][Br-][H+]
e. v = k[BrO3-][Br-]2[H+]
Mengitung 47. Dari reaksi: C3 C
persamaan laju
reaksi pada suhu 2Fe3+(aq) + 3S2-(aq) → S(s) + 2FeS(s)
tetap
Pada suhu tetap diperoleh data sebagai berikut:
1 0,1 0,1 2
2 0,2 0,1 8
3 0,2 0,2 16
80
4 0,3 0,3 54
a. v = k[Fe3+]2[S2-]2
b. v = k[Fe3+]2[S2-]3
c. v = k[Fe3+]2[S2-]
d. v = k[Fe3+][S2-]2
e. v = k[Fe3+][S2-]
Menghitung orde 48. Diketahui persamaan reaksi C3 D
reaksi A, B, dan C
pada data A(g) + B(g) + C(g) → D(g) + E(g)
percobaan
Data percobaan diperoleh sebagai berikut:
a. 2, 2 dan1
b. 2, 1 dan 1
c. 1, 2 dan 1
81
d. 0, 2 dan 1
e. 0, 1 dan 2
Menghitung orde 49. Dari reaksi: C3 B
total
CHCl3(g) + Cl2(g) → CCl4(g) + HCl(g)
0,4 0,2 10
0,8 0,2 20
0,8 0,8 40
a. 1
b. 3/2
c. 2
d. 5/2
e. 3
Menghitung orde [A] (M) [B] (M) Laju reaksi (M S-1) C3 B
reaksi keseluruhan
reaksi 0,50 0,50 1,6 X 10-4
a. 0
b. 1
c. 2
d. 3
e. 4
Menghitung orde 51. Diketahui data eksperimen dari reaksi: C3 E
reaksi NO
2H2(g) + 2NO(g) → 2H2O(l) + N2(g)
0,1 0,2 20
0,1 0,4 80
a. 0
b. ½
c. 1
d. 3/2
e. 2
Menghitung orde 52. Percobaan terhadap reaksi: C3 C
reaksi total
CH3Cl + H2O → CH3OH + HCl
83
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Faktor-faktor laju Menyimpulkan 53. Seorang siswa mengamati percobaan penguraian H2O2 menjadi H2O C4 C
reaksi reaksi setelah dan O2 yang berlangsung lambat. Setelah H2O2 ditetesi larutan FeCl3
ditambahkan pekat yang berwarna kuning coklat, ternyata munculnya gelembung gas
katalis yang sangat cepat disertai perubahan warna larutan menjadi hijau. Pada
saat reaksi telah berhenti, warna larutan berubah menjadi seperti air teh.
Berdasarkan pengamatan maka dapat disimpulkan ....
a.
v ↑
→[B]
b.
v
→[B]
c.
v
→[B]
86
d.
v
→[B]
e.
v
→[B]
a. 1, 2, 3, dan 6
b. 1, 2, 4, dan 6
c. 1, 2, 5, dan 6
d. 1, 5, 4, dan 6
e. 1, 5, 3, dan 6
Merancang 58. Dibawah ini diketahui bahan-bahan untuk melakukan percobaan: C5 E
percobaan
pengaruh luas 1) Gelas kimia
permukaan 2) Serbuk CaCO3
terhadap laju 3) Kristal CaCO3
reaksi 4) HCl 0,5 M
Berdasarkan bahan diatas, buatlah rancangan percobaan. Manakah
reaksi yang paling cepat berlangsung pada gelas kimia di bawah ini ....
a. Serbuk CaCO3
25 ˚C
HCl 0,5M
88
b. Kristal CaCO3
25 ˚C
HCl 0,5M
c. Serbuk CaCO3
40 ˚C
HCl 0,5M
d. Kristal CaCO3
40 ˚C
HCl 0,5M
89
e. Serbuk CaCO3
60 ˚C
HCl 0,5M
90
Nama :
Kelas :
Mata Pelajaran Kimia
Konsep : Laju Reaksi
Waktu : 2 jam pelajaran (90 menit)
Petunjuk Pengerjaan Soal:
1. kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan memilih jawaban yang paling tepat.
2. berikah tanda silang (X) pada jawaban yang benar.
3. jika anda ingin mengganti jawaban, berilah tanda (=) pada jawaban yang telah anda beri tanda (X) kemudian berilah tanda silang
kembali pada jawaban anda yang baru.
2. Diketahui reaksi A + B → C + D + E
Pernyataan berikut yang benar tentang laju reaksi di atas adalah ....
91
a. vA = + [ A ]
Δt
b. vB = + [ B ]
Δt
c. vC = + [ C ]
Δt
d. vD = - [ D ]
Δt
e. vE = - [ E ]
Δt
Δt Δt Δt Δt
5. Laju reaksi 4NH3(g) + 5O2(g) → 4NO(g) + 6H2O(g) dapat dinyatakan sebagai ....
7) Ukuran partikel
8) Warna partikel
94
9) Jumlah partikel
11) Katalis
a. 1, 2, 4 dan 5
b. 2, 3, 4 dan 6
c. 1, 2, 3 dan 5
d. 1, 3, 4 dan 5
e. 1, 4, 5 dan 6
b. suhu dinaikan
1 Serbuk 1M 29 0C 10 detik
6. Perubahan warna
7. Perubahan suhu
96
8. Perubahan volum
9. Perubahan bau
Dari perubahan di atas yang tidak dapat digunakan untuk mengamati berlangsungnya
suatu reaksi adalah ....
f. 1
g. 2
h. 3
i. 4
j. 5
f. suhu
g. luas permukaan
h. katalisator
i. konsentrasi pereaksi
13. Dari data berikut ini, reaksi yang paling cepat berlangsung adalah ....
14. Di antara faktor berikut yang tidak dapat meningkatkan laju dari reaksi ....
i. menggunakan 40 mL HCl 2M
j. semua benar
15. Logam natrium jika terkena udara langsung terbakar. Faktor utama yang terjadinya
pembakaran logam natrium adalah ....
f. tekanan udara
g. massa natrium
98
h. temperatur udara
f. temperatur
g. katalis
h. sifat-sifat
99
i. konsentrasi
j. luas permukaan
Gas H2 semakin cepat terbentuk jika logam magnesium dalam bentuk ....
f. bongkahan
g. lempengan
h. serbuk halus
Dari pengamatan, gas CO2 yang terjadi lebih cepat jika CaCO3 dalam bentuk tepung.
Kesimpulan laju reaksi di atas dipengaruhi oleh ....
19. Zink dapat bereaksi dengan larutan asam klorida menurut persamaan:
Untuk mempercepat pembentukan gas H2, salah satu langkah yang ditempuh adalah
....
20. Sejumlah magnesium dengan massa sama bereaksi dengan asam sulfat dengan jumlah
yang sama pula. Manakah kondisi di bawah ini yang menghasilkan reaksi tercepat ....
a. Pita 1 80
b. Serbuk 0,5 20
101
c. Pita 0,5 80
d. Serbuk 1 20
e. Serbuk 1 80
21. Data percobaan reaksi antara larutan Na2S2O3 dan larutan HCl pada berbagai
temperatur dan konsentrasi berbeda ....
1 0,2 3 30
2 0,2 3 40
3 0,1 2 50
4 0,1 2 50
5 0,2 3 50
f. 1
g. 2
h. 3
i. 4
j. 5
102
22. Larutan asama klorida manakah yang menghasilkan laju reaksi paling cepat bila
direaksikan dengan magnesium ....
f. 3 kali
g. 6 kali
h. 9 kali
i. 18 kali
j. 27 kali
24. Reaksi antara NO(g) dan O2(g) adalah reaksi berorde kedua terhadap NO(g) dan berorde
pertama untuk O2(g). Jika konsentrasi kedua pereaksi dijadikan 2 kali konsentrasi
semula maka laju reaksinya dibandingkan dengan laju semula menjadi ....
103
f. 2 kali
g. 4 kali
h. 6 kali
i. 8 kali
j. 10 kali
25. Pada reaksi: Cl2(g) + 2NO(g) → 2NOCl(g), jika konsentrasi kedua pereaksi
diperbesar 2 kali maka laju reaksi menjadi 8 kali semula. Apabila hanya konsentrasi
Cl2 yang diperbesar 2 kali, laju reaksi menjadi 2 kali semula. Orde reaksi NO adalah
....
f. 0
g. ½
h. 1
i. 2
j. 3
h. kenaikan temperatur akan memperbesar energi kinetik molekul zat yang bereaksi
27. Setiap kenaikan temperatur 10 0C kecepatan reaksi menjadi 2 kali lebih cepat dari
semula. Jika pada temperatur 20 0C kecepatan reaksi berlangsung selama 16 menit
maka kecepatan reaksi pada temperatur 80 0C adalah ....
f. ¼ menit
g. ½ menit
h. 1 menit
i. 2 menit
j. 4 menit
28. Laju reaksi dari susatu reaksi tertentu menjadi 2 kali lipat setiap kenaikan temperatur
10 0C. Berapa kali lebih cepatan reaksi tersebut berlangsung pada temperatur 100 0C
dibanding dengan 30 0C ....
f. 4 kali
g. 10 kali
h. 64 kali
105
i. 128 kali
j. 256 kali
f. 4 menit
g. 2 menit
h. 1 menit
i. 40 menit
j. 20 menit
30. Reaksi-reaksi berikut ini dimulai pada waktu yang bersamaan dan temperatur yang
sama. Reaksi yang akan menghasilkan gas H2 terbanyak pada 10 detik pertama adalah
....
32. Jika suhu dinaikkan 10 0C laju reaksi akan menjadikan dua kali lipat. Jika suhu t0C
berlangsung 12 menit, pada suhu (t + 30)0C reaksinya berlangsung ....
f. 4 menit
g. 3 menit
h. 2 menit
i. 1,5 menit
j. 1 menit
33. Kenaikan suhu akan mempercepat laju reaksi, sebab kenaikan suhu akan
mempercepat ....
34. Makanan lebih tahan lama jika disimpan dalam udara dingin, hal itu disebabkan ....
i. bakteri membeku
35. Kenaikan suhu akan memperbesar laju reaksi, hal ini berlaku ....
36. Pada kenaikan suhu suatu reaksi kimia, hal yang pasti terjadi adalah ....
37. Berikut ini merupakan penjelasan yang benar mengenai katalis, yaitu ....
38. Penambahan katalisator akan mempercepat laju reaksi, hal itu disebabkan oleh ....
39. Energi minimun di bawah ini, yang akan mengubah energi pengaktifan adalah ....
h. menambah katalis
i. menurunkan suhu
j. menurunkan tekanan
i. katalis tidak merubah jumlah zat dan struktur zat yang terjadi
j. katalis tidak mengambil bagian di dalam satu tahap atau lebih tahap reaksi
41. Manakah di antara proses indrustri berikut yang tidak menggunakan katalis ....
110
g. oksidasi amonia
h. sintesis amonia
i. elektrolisi NaCl
j. fermentasi gula
Konsentrasi awal zat Y = 0,5 mol/L dan setelah bereaksi dengan zat X selama 1
menit, konsentrasinya tinggal 0,2 mol/L. Ungkapan laju reaksi di bawah ini yang
benar adalah ....
60
60
60
111
60
60
Jika orde reaksi sebanding dengan koefisien reaksi, rumus laju reaksinya adalah ....
f. v = k[R]2[S]
g. v = k[R][S]2
h. v = k[P][Q]2
i. v = k[P]2[Q]
j. v = k[Q]2[R]2
0,1 0,1 5
0,2 0,1 20
0,2 0,4 20
f. v = k[H2][I2]
g. v = k[H2]2[I2]
h. v = k[H2][I2]2
i. v = k[H2]2
j. v = k[I2]
Percobaan [A] awal mol/L [B] awal mol/L Laju reaksi mol.L-1 detik-1
1 0,1 0,1 6
2 0,1 0,2 12
3 0,1 0,3 18
113
4 0,2 0,1 24
5 0,3 0,1 54
Dari data tersebut dapat disimpulakn bahwa persamaan laju reaksinya adalah ....
f. v = k [A]2
g. v = k [B]
h. v = k [A][B]
i. v = k [A][B]2
j. v = k [A]2[B]
[BrO3-] awal [Br-] awal mol.dm-3 [H+] awal mol.dm-3 Waktu reaksi detik
mol.dm-3
adalah ....
f. v = k[BrO3-][H+]2
g. v = k[Br-][H+]2
h. v = k[BrO3-][Br-][H+]2
i. v = k[BrO3-][Br-][H+]
j. v = k[BrO3-][Br-]2[H+]
1 0,1 0,1 2
2 0,2 0,1 8
3 0,2 0,2 16
4 0,3 0,3 54
f. v = k[Fe3+]2[S2-]2
115
g. v = k[Fe3+]2[S2-]3
h. v = k[Fe3+]2[S2-]
i. v = k[Fe3+][S2-]2
j. v = k[Fe3+][S2-]
f. 2, 2 dan1
g. 2, 1 dan 1
116
h. 1, 2 dan 1
i. 0, 2 dan 1
j. 0, 1 dan 2
0,4 0,2 10
0,8 0,2 20
0,8 0,8 40
f. 1
g. 3/2
h. 2
i. 5/2
j. 3
117
f. 0
g. 1
h. 2
i. 3
j. 4
0,1 0,2 20
118
0,1 0,4 80
f. 0
g. ½
h. 1
i. 3/2
j. 2
f. 1
g. 2
h. 3
i. 4
j. 5
53. Seorang siswa mengamati percobaan penguraian H2O2 menjadi H2O dan O2 yang
berlangsung lambat. Setelah H2O2 ditetesi larutan FeCl3 pekat yang berwarna kuning
coklat, ternyata munculnya gelembung gas yang sangat cepat disertai perubahan
warna larutan menjadi hijau. Pada saat reaksi telah berhenti, warna larutan berubah
menjadi seperti air teh. Berdasarkan pengamatan maka dapat disimpulkan ....
h. FeCl3 sebagai katalis yang ikut bereaksi, tetapi pada akhir reaksi diperoleh
kembali
54. Bubuk deterjen yang digunakan untuk mencuci pakaian mengandung zat-zat
penghilang noda pada pakaian. Zat-zat ini akan bereaksi dengan noda-noda tersebut.
120
Dua pakaian seragam dengan noda yang sangat kotor dicuci dengan bubuk deterjen
yang sama. Pakaian pertama dicuci dengan 1 takaran deterjen, sedangkan pakaian
kedua dicuci dengan 2 takaran deterjen. Takaran manakah yang dapat membersihkan
pakaian lebih cepat?mengapa ....
f. pakaian dengan 1 takaran deterjen, karena dengan deterjen yang sedikit sudah
dapat membersihkan noda
g. pakaian dengan 1 takaran deterjen, karena setelah di cuci pakaian menjadi bersih
h. pakaian dengan 2 takaran deterjen, karena dapat menghilangkan noda lebih baik
i. pakaian dengan 2 takaran deterjen, karena jumlah partikel deterjen lebih banyak
55. Pada saat mengisi bensi di pom bensi, terdapat tulisan tidak boleh merokok. Hal ini
disebabkan karena bensin mudah terbakar. Manakah yang lebih mudah terbakar uap
bensin atau bensin cair ....
h. uap bensin karena luas permukan uap bensin lebih besar dibandingan dengan
bensin cair
56. Pada reaksi 2A + B → A2B diketahui bahwa reaksi berorde nol terhadap B. hubungan
laju reaksi awal zat B itu diperlihatkan oleh grafik ….
f.
→[B]
g.
→[B]
h.
→[B]
122
i.
→[B]
j.
→[B]
12) Amati
123
Dari tahapan percobaan diatas, manakan susunan tahap yang menghasilkan reaksi
berlangsung paling cepat ....
f. 1, 2, 3, dan 6
g. 1, 2, 4, dan 6
h. 1, 2, 5, dan 6
i. 1, 5, 4, dan 6
j. 1, 5, 3, dan 6
5) Gelas kimia
6) Serbuk CaCO3
7) Kristal CaCO3
8) HCl 0,5 M
Berdasarkan bahan diatas, buatlah rancangan percobaan. Manakah reaksi yang paling
cepat berlangsung pada gelas kimia di bawah ini ....
124
a. Serbuk CaCO3
25 ˚C
HCl 0,5M
b. Kristal CaCO3
25 ˚C
HCl 0,5M
c. Serbuk CaCO3
40 ˚C
HCl 0,5M
125
d. Kristal CaCO3
40 ˚C
HCl 0,5M
e. Serbuk CaCO3
60 ˚C
HCl 0,5M
126
No Nama 1 2 8 9 13 16 19 23 28 29 33 38 41 42 44 49 52 55 57 58
1 A 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 4
2 b 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 10
3 c 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 6
4 d 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 6
5 e 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 9
6 f 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17
7 g 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 17
8 h 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 5
9 i 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 6
10 j 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3
11 k 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4
12 l 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2
13 m 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
14 n 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3
15 o 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 3
16 p 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 6
17 q 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 3
18 r 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3
19 s 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
20 t 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
21 u 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 4
22 v 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 4
23 w 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 4
24 x 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 3
25 y 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
26 z 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
127
27 aa 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4
28 ab 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
29 ac 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4
30 ad 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 8
31 ae 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 12
32 af 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4
33 ag 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6
34 ah 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 6
35 ai 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 14
36 aj 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4
37 ak 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3
38 al 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 11
39 am 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 16
40 an 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 14
41 ao 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 9
42 ap 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 15
17 17 5 12 8 14 14 14 13 15 17 12 10 7 9 16 22 17 11 15
128
Menghitung Realibilitas
pq = 4,10
129
st2 = 20,9
rii =
rii =
rii = 0,84
130
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 17,98
Simpangan Baku= 9,22
KorelasiXY= 0,81
Reliabilitas Tes= 0,90
Nama berkas: D:\ANATES.ANA
No. Kode/Nama Skor Skor
No.Urut Sunyek Subjek Ganjil Genap Skor Total
1 39 Nurfitriani 19 19 38
2 7 Nurmala 17 20 37
3 6 Nur Azizah 15 21 36
4 35 Amud 16 18 34
Yus Tasya
5 42 Shafa 17 17 34
6 5 Rahmat Adam 15 17 32
7 38 Nurbadriah 14 17 31
8 40 Nur Afifah 13 18 31
Muhammad
9 31 Zaky... 18 12 30
Muhammad
10 30 Fahm... 11 14 25
Deden
11 33 Nurcholis 10 13 23
Acep Saiful
12 16 M... 11 9 20
13 41 Nurrussa'adah 11 9 20
Vidi
14 2 Andriansyah 9 9 18
131
15 4 Rangga Aditya 11 6 17
16 9 Ria Aslika 8 9 17
Lutfianto
17 29 Agasta 9 8 17
Alfian
18 18 Nurdaf... 7 9 16
Febriana
19 22 Astuti 5 10 15
20 27 Zuhri Fauzi 6 9 15
21 8 Nurul Amalia 5 9 14
22 21 Dini Akmalia 7 7 14
23 28 Lastri 5 9 14
24 32 Mutia Sari 7 7 14
Muhammad
25 34 Juli... 7 7 14
Neneng
26 36 Khaeru... 5 9 14
Novia Dwi
27 37 Kus... 7 7 14
28 3 Sari Fartilah 8 5 13
Ety
29 23 Chaerunnisah 5 8 13
30 14 Tria Paramita 7 5 12
Agef
31 17 Rahmatul... 3 9 12
devi Shela
32 20 N... 6 6 12
33 24 Holipah 3 8 11
34 11 Ricky Saputra 3 7 10
35 12 Tri Astuti 4 5 9
36 13 Siti Masitoh 1 8 9
37 19 Anita 4 5 9
Hikmah
38 25 Pujiati 2 7 9
132
39 1 Reza Palevi 5 3 8
40 10 Ridayanti 4 4 8
41 15 Abdul Fatah 6 6 8
42 26 Ika Herdilah 4 4 8
133
TINGKAT KESUKARAN
==================
Jumlah Subjek= 42
Butir Soal=
58
Nama berkas:
D:\ANATES.ANA
No Butir No Butir
Baru Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 17 40,48 Sedang
2 2 17 40,48 Sedang
3 3 14 33,33 Sedang
4 4 14 33,33 Sedang
5 5 7 16,67 Sukar
6 6 15 35,71 Sedang
7 7 32 76,19 Mudah
8 8 5 11,90 Sangat Sukar
9 9 12 28,57 Sukar
10 10 27 64,29 Sedang
11 11 9 21,43 Sukar
12 12 19 45,24 Sangat Sukar
13 13 8 19,05 Sukar
14 14 6 14,29 Sedang
15 15 9 21,43 Sedang
16 16 14 33,33 Sukar
17 17 16 38,10 Sangat Mudah
134
18 18 10 23,81 Sedang
19 19 13 30,95 Sedang
20 20 22 52,38 Sedang
21 21 15 35,71 Sangat Mudah
22 22 27 64,29 Sedang
23 23 13 30,95 Sangat Sukar
24 24 14 33,33 Sedang
25 25 6 14,29 Sangat Sukar
26 26 14 33,33 Sedang
27 27 2 4,76 Sangat Sukar
28 28 14 33,33 Sedang
29 29 15 35,71 Sedang
30 30 5 11,90 Sangat Sukar
31 31 14 33,33 Sedang
32 32 18 42,86 Sedang
33 33 9 21,43 Sukar
34 34 23 54,76 Sedang
35 35 9 21,43 Sukar
36 36 12 28,57 Sukar
37 37 8 19,05 Sukar
38 38 12 28,57 Sukar
39 39 12 28,57 Sukar
40 40 6 14,29 Sangat Sukar
41 41 11 26,19 Sukar
42 42 7 16,67 Sukar
43 43 4 9,52 Sangat Sukar
44 44 9 21,43 Sukar
45 45 11 26,19 Sukar
135
46 46 11 26,19 Sukar
47 47 16 38,10 Sedang
48 48 8 19,05 Sukar
49 49 16 38,10 Sedang
50 50 19 45,24 Sedang
51 51 5 11,90 Sangat Sukar
52 52 23 54,76 Sedang
53 53 14 33,33 Sedang
54 54 15 35,71 Sedang
55 55 17 40,48 Sedang
56 56 7 16,67 Sukar
57 57 12 28,57 Sukar
58 58 16 38,10 Sedang
136
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subjek= 42
klp atas/bawah(n)= 11
Butir soal=
58
Nama berkas: D:\ANATES.ANA
No Butir No Butir Kel. Kel. Indeks DP
Baru Asli Atas Bawah Beda (%)
1 1 8 3 5 45,45
2 2 8 3 5 45,45
3 3 7 1 6 54,55
4 4 7 1 6 54,55
5 5 3 0 3 27,27
6 6 10 2 8 72,73
7 7 10 8 2 18,18
8 8 4 0 4 36,36
9 9 6 1 5 45,45
10 10 9 7 2 18,18
11 11 4 2 2 18,18
12 12 10 2 8 72,73
13 13 5 0 5 45,45
14 14 6 0 6 54,55
15 15 4 1 3 27,27
16 16 9 1 8 72,73
17 17 9 4 5 45,45
18 18 6 2 4 36,36
137
19 19 8 1 7 63,64
20 20 5 4 1 9,09
21 21 4 2 2 18,18
22 22 5 8 -3 -27,27
23 23 7 1 6 54,55
24 24 6 4 2 18,18
25 25 3 1 2 18,18
26 26 9 0 9 81,82
27 27 1 1 0 0,00
28 28 6 2 4 36,36
29 29 9 1 8 72,73
30 30 2 0 2 18,18
31 31 8 0 8 72,73
32 32 7 7 0 0,00
33 33 3 0 3 27,27
34 34 8 6 2 18,18
35 35 4 0 4 36,36
36 36 9 0 9 81,82
37 37 7 0 7 63,64
38 38 7 1 6 54,55
39 39 4 0 4 36,36
40 40 3 0 3 27,27
41 41 9 0 9 81,82
42 42 5 0 5 45,45
43 43 1 1 0 0,00
44 44 7 0 7 63,64
45 45 5 0 5 45,45
46 46 9 0 9 81,82
47 47 7 3 4 36,36
138
48 48 1 1 0 0,00
49 49 9 1 8 72,73
50 50 8 1 7 63,64
51 51 3 0 3 27,27
52 52 10 3 7 63,64
53 53 5 3 2 18,18
54 54 2 6 -4 -36,36
55 55 7 2 5 45,45
56 56 2 0 2 18,18
57 57 5 1 4 36,36
58 58 6 2 4 36,36
139
15 15 0,148 -
Sangat
16 16 0,700 Signifikan
Sangat
17 17 0,422 Signifikan
18 18 0,302 Signifikan
Sangat
19 19 0,572 Signifikan
20 20 -0,070 -
21 21 0,013 -
22 22 -0,296 -
Sangat
23 23 0,510 Signifikan
Sangat
24 24 0,329 Signifikan
25 25 0,210 -
Sangat
26 26 0,606 Signifikan
27 27 0,136 -
Sangat
28 28 0,412 Signifikan
Sangat
29 29 0,645 Signifikan
30 30 0,146 -
Sangat
31 31 0,650 Signifikan
32 32 0,203 -
33 33 0,256 Signifikan
34 34 0,234 -
35 35 0,288 Signifikan
Sangat
36 36 0,759 Signifikan
Sangat
37 37 0,740 Signifikan
141
Sangat
38 38 0,378 Signifikan
39 39 0,123 -
40 40 0,158 -
Sangat
41 41 0,774 Signifikan
Sangat
42 42 0,534 Signifikan
43 43 -0,053 -
Sangat
44 44 0,549 Signifikan
Sangat
45 45 0,412 Signifikan
Sangat
46 46 0,697 Signifikan
47 47 0,255 Signifikan
48 48 -0,045 -
Sangat
49 49 0,556 Signifikan
50 50 0,312 Signifikan
Sangat
51 51 0,340 Signifikan
Sangat
52 52 0,418 Signifikan
53 53 0,212 -
54 54 -0,189 -
Sangat
55 55 0,417 Signifikan
56 56 0,190 -
Sangat
57 57 0,349 Signifikan
Sangat
58 58 0,352 Signifikan
142
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagai berikut:
p=0,05
df (N-2) P=0,05 p=0,01 df (N-2) p=0,01
0,25
10 0,576 0,708 60 0,325
0,233
15 0,482 0,606 70 0,302
0,217
20 0,423 0,549 80 0,283
0,205
25 0,381 0,496 90 0,267
0,195
30 0,349 0,449 100 0,254
0,174
40 0,304 0,393 125 0,228
0,159
50 0,273 0,354 >150 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat
dihitung.
143
CATATAN LAPANGAN
Kelas/semester : XI/1
Pertemuan pertama
CATATAN LAPANGAN
Kelas/semester : XI/1
Pertemuan kedua
CATATAN LAPANGAN
Kelas/semester : XI/1
Pertemuan ketiga
CATATAN LAPANGAN
Kelas/semester : XI/1
Pertemuan keempat
Nama :
Kelas :
Mata Pelajaran Kimia
Konsep : Laju Reaksi
Waktu : 1 jam pelajaran (45 menit)
Petunjuk Pengerjaan Soal:
4. kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan memilih jawaban yang paling tepat.
5. berikah tanda silang (X) pada jawaban yang benar.
6. jika anda ingin mengganti jawaban, berilah tanda (=) pada jawaban yang telah anda beri tanda (X) kemudian berilah tanda silang
kembali pada jawaban anda yang baru.
f.vA = + [ A ]
Δt
g. vB = + [ B ]
Δt
h. vC = + [ C ]
Δt
i. vD = - [ D ]
Δt
j. vE = - [ E ]
Δt
3. Dari beberapa faktor berikut:
13) Ukuran partikel
14) Warna partikel
15) Jumlah partikel
16) Temperatur partikel
17) Katalis
18) Bantuk partikel
Faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi adalah ...
f. 1, 2, 4 dan 5
g. 2, 3, 4 dan 6
h. 1, 2, 3 dan 5
i. 1, 3, 4 dan 5
j. 1, 4, 5 dan 6
4. Faktor-faktor berikut akan memperbesar laju reaksi, kecuali ....
f. pada suhu tetap ditambahkan katalisator
g. suhu dinaikan
h. pada suhu tetap volume diperbesar
i. pada volume tetap ditambah zat pereaksi lebih banyak
j. memperkecil ukuran partikel peraksi.
5. Dari data berikut ini, reaksi yang paling cepat berlangsung adalah ....
153
12. Penambahan katalisator akan mempercepat laju reaksi, hal itu disebabkan oleh ....
k. konsentrasi zat bertambah
l. energi pengaktifan berkurang
m. energi pengaktifan bertambah
n. energi kinetik pereaksi berkurang
o. energi kinetik pereaksi bertambah
13. Manakah di antara proses indrustri berikut yang tidak menggunakan katalis ....
k. oksidasi sulfur dioksida
l. oksidasi amonia
m. sintesis amonia
n. elektrolisi NaCl
o. fermentasi gula
14. Zat X dapat bereaksi dengan zat Y menurut persamaan:
2X(g) + Y(g) → Z(g)
Konsentrasi awal zat Y = 0,5 mol/L dan setelah bereaksi dengan zat X selama 1
menit, konsentrasinya tinggal 0,2 mol/L. Ungkapan laju reaksi di bawah ini yang
benar adalah ....
k. vY = 0,5 – 0,2 mol/L sekon
60
l. vY = 0,5 + 0,2 mol/L sekon
60
m. vX = 2(0,5 – 0,2) mol/L sekon
60
n. vY = 2 X 0,5 mol/L sekon
60
o. vY = 0,5 mol/L sekon
60
15. Dari reaksi:
H2(g) + I2(g) → 2HI(g)
Diperoleh data dari eksperimen sebagai berikut.
156
9) Gelas kimia
10) Serbuk CaCO3
11) Kristal CaCO3
12) HCl 0,5 M
Berdasarkan bahan diatas, manakah rancangan percobaan yang menunjukkan reaksi
berlangsung cepat ....
f. serbuk CaCO3
25 ˚C
HCl 0,5M
g. kristal CaCO3
25 ˚C
HCl 0,5
h. serbuk CaCO3
40 ˚C
HCl 0,5M
159
i. kristal CaCO3
40 ˚C
HCl 0,5M
j. serbuk CaCO3
60 ˚C
HCl 0,5M
160
Ekperimen Kontrol
Siswa
pretest posttes Pretest posttes
1. 20 70 15 60
2. 10 75 40 70
3. 20 75 25 60
4. 20 80 25 55
5. 15 75 20 45
6. 30 85 10 40
7. 35 80 10 40
8. 25 85 10 45
9. 20 65 20 60
10. 15 60 30 50
11. 10 75 10 45
12. 20 60 30 50
13. 20 80 15 75
14. 25 60 30 60
15. 25 80 25 45
16. 25 85 20 70
17. 20 85 15 75
18. 35 85 30 55
161
19. 25 85 10 40
20. 35 70 25 50
21. 30 85 20 60
22. 25 80 10 55
23. 25 70 25 50
24. 25 90 25 40
25. 10 65 30 60
162
No Butir Soal
No. Nama Jumlah Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Amalia Rachmadanty 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 4 20
2 Asti Nadya Putri 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 2 10
3 Azizah Fajar Priarti 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 4 20
4 Fadilah Ramadhani 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 4 20
5 Farhani Nadlira 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 3 15
Febriani Vira
6 Setyowati 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 6 30
7 Gita Putri Dryastuti 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 7 35
Imanurul Aisha
8 Rahardjo 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 25
9 Istiqomah 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 4 20
10 Khairunnisa Rafrin 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 15
11 Lita Amelia 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 10
12 Mafida Ria Kartika 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 20
13 Masmuhah 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4 20
14 Maula Husna 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 5 25
Novia Puspita
15 Maharani 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 5 25
Novita Kusuma
16 Maharani 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 5 25
17 Nur Faida Sholihat 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 20
18 Qadrina Sufy 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 7 35
19 Qaulan Yanda 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 5 25
163
Liyundzira
20 Rifdah Rifia 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7 35
21 Selvia Yolanda Putri 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 6 30
22 Shinta Fitri Handayani 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 5 25
23 Shintya Andini Sidi 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 5 25
24 Siti Nur Azizah 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5 25
25 Yunita Fajri Pertiwi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 10
20 Rifdah Rifia 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 70
21 Selvia Yolanda Putri 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17 85
22 Shinta Fitri Handayani 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 80
23 Shintya Andini Sidi 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 14 70
24 Siti Nur Azizah 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90
25 Yunita Fajri Pertiwi 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 13 65
ket: skor = jumlah X 5
166
20 Rizka Arfeinia 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 5 25
21 Rizky Yulandari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 4 20
22 Sendu Batama 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 10
23 Siti arah 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 5 25
24 Siti Jihan Maraty 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 5 25
25 Yulya Fazyanda 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 6 30
ket: Skor = Jumlah X 5
168
No Butir Soal
No. Nama Jumlah Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Amelia Fitrianis 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 12 60
2 Andini Ayu Alfitriyanti 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 14 70
3 Atiqa Umaima 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 12 60
4 Aushona Mahyidien 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 11 55
5 Diah Ayu Aisyah Iryanto 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 9 45
6 Edna Efrida 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 8 40
7 Farida Suryani 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 8 40
8 Herweningtyas Rakhmadani 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 9 45
9 Iffa Karima 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 12 60
10 Lita Lufita 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 10 50
11 Marchella Sprintestya 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 9 45
12 Nadiya Zurnafany Sakina. T 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 10 50
13 Navida Febrina Syafaaty 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 15 75
14 Nazila Nurul Rizkia 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 12 60
15 Nihayatunnisa 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 9 45
16 Nila Apriani 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 14 70
17 Rafika Attamy 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 15 75
18 Rahayu Lestari 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 11 55
19 Rika Noor Seha 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 8 40
169
20 Rizka Arfeinia 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 10 50
21 Rizky Yulandari 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 12 60
22 Sendu Batama 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 11 55
23 Siti arah 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 10 50
24 Siti Jihan Maraty 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 8 40
25 Yulya Fazyanda 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 12 60
Skor terbesar = 35
Skor terkecil = 10
2. Sebaran = skor terbesar – skor terkecil
= 35 – 10
= 25
3. Banyak kelas = 1 + 3,3 log 25
= 5,61 ~ 6
4. Panjang kelas (P) = 4,16 (dibulatkan menjadi 5)
6. 35 – 39 3 86,5 12%
n=25
Median = Bb + P
= 24,5 + 5
= 24,8
Modus = Bb + P
= 24,5 + 5
= 25,2
172
Skor terbesar = 40
Skor terkecil = 10
2. Sebaran = skor terbesar – skor terkecil
= 40 – 10
= 30
3. Banyak kelas = 1 + 3,3 log 25
= 5,61 ~ 6
4. Panjang kelas (P) = 5
5. 30 – 34 5 31,5 20%
6. 35 – 39 0 36,5 0%
7. 40 – 44 1 41,5 40%
n=25
Mean/ rata-rata ( ) = 21
Standar Deviasi (SD) = 8,41
Median = Bb + P
= 19,5 + 5
= 23,9
Modus = Bb + P
= 24,5 + 5
= 23,13
174
Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau uji fisher. Rumus yang digunakan adalah:
F=
Dimana: S adalah standar deviasi dilihat dari data skor pretes kelas ekperimen dan kelas kontrol.
1. Hipotesis
Ho : Data memiliki varians homogen
Ha : data tidak memiliki varians homogen
2. Kriteria pengujian
a. Apabila F hitung < F tabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen.
b. Apabila F hitung > F tabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen.
3. Tentukan dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil)
dk1 = n-1 = 24
dk2 = n-1 = 24
179
4. Tentukan F hitung
F=
F= = = 1,35
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan “t” test, berikut langkah-langkah perhitungan:
1. Menentukan hipotesisi
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 > µ2
2. Menentukan kriteria pengujian
a. Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima
b. Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak
3. Menentukan uji statistik
t= dimana
181
= = 61,50
t= = 0,72
Untuk α=0,05 dan dk 48 ttabel= 2,021, α=0,1 ttabel=1,684. Sedangkan thitung= 0,72. Karena didapat thitung < ttabel ( 0,72 < 2,069 ). Maka
thitung berada pada daerah penerimaan. Maka hipotesis nol diterima. Rata-rata pretest kedua kelas sama.
182
Skor terbesar = 90
Skor terkecil = 60
2. Sebaran = skor terbesar – skor terkecil
= 90 – 60
= 30
3. Banyak kelas = 1 + 3,3 log 25
= 5,61 ~ 6
4. Panjang kelas (P) = 5
1. 60 – 64 3 61,5 12%
2. 65 – 69 2 66,5 8%
3. 70 – 74 3 71,5 12%
4. 75 – 79 4 76,5 16%
5. 80 – 84 5 81,5 20%
6. 85 – 89 7 86,5 28%
7. 90 – 94 1 91,5 4%
n=25
Median = Bb + P
= 79,5 + 5
= 80
Modus = Bb + P
= 84,5 + 5
= 85,75
184
Skor terbesar = 75
Skor terkecil = 40
2. Sebaran = skor terbesar – skor terkecil
= 75 – 40
= 35
3. Banyak kelas = 1 + 3,3 log 25
= 5,61 ~ 6
4. Panjang kelas (P) = 5,83 (dibulatkan menjadi 6)
1. 40 – 45 8 41,5 32%
2. 46 – 51 4 47,5 16%
3. 52 – 57 3 53,5 12%
4. 58 – 63 6 59,5 24%
5. 64 – 69 0 65,5 0%
6. 70 – 75 4 71,5 16%
n=25
Median = Bb + P
= 51,5 + 5
= 52,33
Modus = Bb + P
= 39,5 + 5
= 42,8
186
Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau uji fisher. Rumus yang digunakan adalah:
F=
Dimana: S adalah standar deviasi dilihat dari data skor posttest kelas ekperimen dan kelas kontrol.
1. Hipotesis
Ho : Data memiliki varians homogen
Ha : data tidak memiliki varians homogen
2. Kriteria pengujian
a. Apabila F hitung < F tabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen.
b. Apabila F hitung > F tabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen.
3. Tentukan dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil)
dk1 = n-1 = 24
191
dk2 = n-1 = 24
4. Tentukan F hitung
F=
F= = = 1,42
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan “t” test, berikut langkah-langkah perhitungan:
1. Menentukan hipotesisi
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 > µ2
2. Menentukan kriteria pengujian
a. Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima
b. Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak
3. Menentukan uji statistik
t= dimana
= = 98,86
t= = 7,83
Untuk α=0,05 dan dk 48, tkritis= 2,021 dan α=0,1 ttabel=1,684. Sedangkan thitung= 7,83. Karena didapat thitung > ttabel ( 7,83 > 2,069).
Maka thitung berada pada daerah penolakan. Maka hipotesis nol ditolak. Rata-rata posttest kedua kelas berbeda. Dapat disimpulakan
bahwa terdapat berbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara model pembelajaran konstruktivisme melalui metode
eksperimen dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran konstruktivisme melalui metode ekperimen.