Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

DOSEN: ELFIZON

OLEH:
SELLY DARMA PUTRI (18130026)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas
dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

PADANG, 15 Desember 2019

penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-


penemuanbaru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah
pertumbuhandan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan
kekayaanbukan tujuan utama.Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah
orang yang berjiwa beranimengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan. Berjiwa beranimengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani
memulai usaha, tanpa diliputirasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti
(Kasmir, 2007 :18)

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli / sumber


acuandengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya
adalahpenciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan)
yang baru(Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973),
menghadapiketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-
faktor produksi(Say, 1803).

Kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang -


peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan
denganpengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan
selaludiharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan
dengantindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawanadalah orang yang merubah
nilaisumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih
besardaripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-
carabaru.

Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial


dalamkegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedangberjalan
tidakdigolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan
fungsikewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya
menjalankanfungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi
kewirausahaan bisa bersifat sementara atau kondisional.

Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu


yangberbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan,
memikulresiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas
jasamoneter dan kepuasan pribadi.Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan
sebagai padanan wiraswasta yangsejak awal sebagian orang masih kurang cocok dengan
kata swasta. Persepsi tentangwirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan
entrepreneur. Perbedaannya adalah penekanan pada kemandirian (swasta), pada
wiraswasta, dan pada usaha (bisnis) padawirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak
digunakan orang terutama karenamemang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun
demikian mengingat tantangan yangdihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak
pada bidang lapangan kerja, makapendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan
kemandirian seharusnya lebihditonjolkan.

Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami,


terutamaoleh para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah.
Jika yangdiharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang
lebihbermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ)
dankecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup
dankehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah
dantujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai
dalambisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang
lebihtepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama pentingnya,
makapendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu
denganmenggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek
finansialmaupun personal, sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 : 48)

Pengembangan kewirausahaan yang dimasyarakatkan secara menyeluruh ke


semua lapisan termasuk ke semua instansi baik pemerintah maupun swasta telah
berlangsung hingga sekarang. Pelaksanaan program tersebut secara resmi tertuang dalam
Instruksi Presiden No.IV Tahun 1995
Mengacu pada program tersebut, sebagaoi generasi muda perlu kiranya untuk
menyambut dan melaksanakannya. Hal ini juga termotivasi dengan keadaan bangsa
Indonesia sejak berbagai krisis (khususnya bidang ekonomi) sejak tahun 1997 hingga kini
kita masih dihadapkan berbagai masalah. Pasar global yang kini telah berlangsung
dengan penerapan AFTA ( Asian Free Trade Area ) 2003 juga menjadi perhatian kita
bersama, karena mau atau tidak mau, siap atau tidak siap kita harus mengikuti era
tersebut.

Kenyataan menunjukkan bahwa sejak krisis ekonomi melanda bangsa Indonesia


hingga kini belum menunjukkan perubahan yang berarti, dampaknya pada bertambahnya
PHK ( Pemutusan Hubungan Kerja ).

Di sisi lain lulusan Perguruan Tinggi hingga kini belum sepenuhnya terserap
dalam lapangan kerja, hal ini berdampak pada banyaknya jumlah pengangguran. Lulusan
Perguruan Tinggi sekarang ini harus bersedia bersaing mencari pekerjaan sendiri atau
menciptakan peluang kerja bagi dirinya ataupun untuk orang lain.

Kesenjangan status ekonomi masyarakat di Indonesia masih terasa artinya yang


kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin.

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka pengembangan kewirausahaan perlu


ditanamkan kepada generasi muda, karena dengan pengembangan jiwa kewirausahaan ini
mereka diharapkan berperan sebagai :

1. Pendukung lajunya pembangunan bangsa baik secara fisik maupun non fisik

2. Insan yang berpendidikan, diharapkan sebagai penggerak / motivator dan


bertanggung jawab terhadap kemajuan suatu pengetahuan, teknologi dan seni
khususnya pengetahuan di bidang kewirausahaan / kemandirian

3. Suri tauladan sebagai praktisi di bidang kewirausahaan yang memiliki


pendidikan tinggi, karena selama ini masyarakat kita yang menjadi praktisi di
bidang kewirausahaan pada umumnya memiliki pendidikan yang rendah.

4. Sebagai lulusan perguruan tinggi diharapkan tidak sebagai insan pencari kerja,
tetapi menciptakan lapangan pekerjaan.
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan berupa


permasalahan yang akan dibahas. Permasalahan itu sebagai berikut :

1. Bagaimana pemahaman penulis tentang konsep dasar dari kewirausahaan ?

2. Bagaimana kiat menjadi seorang wirausahawan yang berhasil ?

C. TUJUAN

Adapun tujuan yang inigin dicapai dalam penyusunan makalah ini, adalah sebagai
berikut :

1. Menambah pengetahuan penulis tentang konsep dasar dari kewirausahaan.


2. Menambah wawasan tentang kewirausahaan, kewiraswastaan, entrepreneurship.
3. Mengetahui ciri – ciri dan kiat menjadi seorang wirausahawan yang berhasil.
4. Meningkatkan rasa tanggung jawab penulis dengan itikad terhadap tugas yang
dibebankan kepada mahasiswa.
5. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah kewirausahaan.

D. MANFAAT

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penyusunan makalah ini yaitu :

1. Dapat menambah wawasan penulis mengenai kewirausahaan, kewiraswastaan, dan


entrepreneurship
2. Sebagai wahana untuk melatih penulis dalam membuat makalah tentang
kewirausahaan
3. Sebagai wahana mahasiswa dalam kegiatan literasi terutama tentang kewirausahaan
BAB II

PEMBAHASAN

A. URGENSI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN PENDIDIKAN


KEWIRAUSAHAAN
1. Urgensi Pengembangan Kewirausahaan dan Pendidikan Kewirausahaan bagi
Bangsa Indonesia
Melihat pengertian dan teori kewirausahaan dikaitkan dengan keadaan dan
masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini dan saat-saat mendatang dalam
rangka mensukseskan tujuan nasional mencerdaskan dan mensejahterakan kehidupan
yang saat ini jumlahnya melebihi 200 juta penduduk dengan lokasi yang tersebar
lebih dari seribu pulau ini, pastilah merupakan tantangan yang tidak kecil dan harus
dihadapi secara tepat dan sistematis.
Bagaimana pentingnya pengembangan kewirausahaan dan pendidikan
kewirausahaan bagi bangsaIndonesia kiranya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Indonesia di awal abad 21 dilihat dari segi jumlah penduduk telah menjadi negara
terbesar kelima di dunia, dengan sebagian besar penduduknya adalah angkatan kerja, dan
sebagian dari jumlah itu adalah tenaga muda alumni Perguruan Tinggi. Jumlah penduduk
yang besar tersebut bisa saja merupakan potensi apabila berkualitas baik, tetapi apabila
tidak jumlah penduduk yang besar itu akan menambah bertanya beban pembangunan.
b. Menurut penelitian, tampaknya ada korelasi antara jumlah penduduk yang
berkewirausahaan dan tingkat kemakmuran suatu masyarakat. Negara yang maju
memiliki wirausahawan lebih dari 6% jumlah penduduk, sedang jumlah wirausahawan
Indonesia menurut penelitian tahun 1982 belum mencapai 0,5%.
c. Telah terbukti tingkat kemajuan dan keterbelakangan suatu negara tidak terletak pada
jumlah penduduk, kekayaan alam, luas wilayah, warna kulit atau suku bangsa,
ataulamanya kemerdekaan yang telah dialami, tetapi adalah terletak pada kualitas
manusianya.
Selain itu, terdapat uraian bahwa bangsa Indonesia menilai
pengembangan entrepreneurship(kewirausahaan) adalah kunci kemajuan. Hal itu dinilai
karena itulah cara mengurangi jumlah pengangguran, menciptakan lapangan kerja,
mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan keterpurukan ekonomis, serta
meningkatkan harkat sebagai bangsa yang mandiri dan bermartabat. Dengan kecilnya
jumlah entrepreneur, kewirausahaan menjadi keharusan. Dialah kunci kemajuan. Dunia
membutuhkan solusi masalah yang bisa mewujudkan impian jadi kenyataan, dilandasi
ambisi dan keberanian mengambil risiko secara cerdas.
2. Urgensi Pengembangan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi
Program pengembangan jiwa kewirausahaantelah dicanangkan oleh Presiden
Republik Indonesiapada bulan Juli 1995. Setelah itu diluncurkan berbagaiprogram
rintisan pengembangan jiwa kewirausahaandi kalangan mahasiswa. Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM), KKN-Usaha dan Cooperative Education (Co-op)
yang diluncurkan beberapa saat setelah pencanangan Presiden tersebut, telah
banyakmenghasilkan alumni yang terbukti lebih kompetitif didunia kerja. Hasil-hasil
karya invosi mahasiswamelalui PKM potensial tersebut ditindaklanjuti
secarakomersial menjadi sebuah embrio bisnis berbasis IlmuPengetahuan, Teknologi
dan Seni (Ipteks).
Program rintisan yang telah diujicobakan dibeberapa perguruan tinggi antara lain
sebagai berikut :
a. Kuliah Kewirausahaan Secara Terstruktur
Kuliah kewirausahaan umumnya hanya bagifakultas/jurusan tertentu saja.
Tidak semua jurusanmempunyai cara pandang yang sama untuk mengalokasikan
SKS guna menyajikan mata kuliah ini. Perludicari suatu kesepakatan dan
kesamaan pandangtentang perlunya disajikan kuliah kewirausahaan disemua
jurusan / prodi yang ada. Komitmen dandukungan top leader di PT sangat
dibutuhkan untukmewujudkan hal ini.
b. Kuliah Kerja Nyata Usaha
Mahasiswa sebagai calon wirausahawan masihperlu dibekali kemampuan,
keterampilan, keahlianmanajemen, adopsi inovasi teknotogi, keahlian mengelola
keuangan / modal maupun keahlian pemasaranmelalui pengalaman langsung
dalam dunia usaha.KKN yang diaplikasi pada kegiatan usaha UKM ini, akan
sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk lebihmengenal praktik kewirausahaan
secara langsung.Sayangnya ujicoba program ini tidak berlanjut padadesiminasi
konsep penyelenggaraannya.
c. Klinik Konsultasi Bisnis dan PenempatanKerja (Job-Placement Center )
Program yang sudah berjalan melalui bantuanUS-AID dan HEDS di
Wilayah Indonesia Barat akanterus dikembangkan ke perguruan tinggi
lain.Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja(KBPK) yang dikembangkan dari
Pusat Konsultasibagi pengusaha kecil dan menengah merupakan salahsatu
kegiatan yang dapat memberikan pelayanankepada alumni Perguruan Tinggi yang
beminat menjadipengusaha baru, atau pengusaha kecil yang telahberkecimpung
dalam dunia usaha. KBPK mendidikstaf pengajar memperoleh pengalaman
praktis dalamdunia usaha dengan cara memberikan konsultasikepada pengusaha
kecil dan menengah. KBKP juga membuka akses untuk sumberdaya bahan baku,
pasar,sumber daya keuangan, sumber daya informasi, sertamembangun jaringan
kerja untuk meningkatkan sinergiantar pengusaha kecil dan menengah. Program
initidak sepenuhnya berlanjut karena alasan sumberdaya manusia yang relatif
terbatas.
d. Magang Kewirausahaan
Melalui Program Penerapan Iptek / Vucer bagi pengusaha kecil/industri
kecil dan koperasi yang telah berjalan selama ini. Program Magang
Kewirausahaan merupakan kegiatan mahasiswa untuk memperoleh pengalaman
kerja praktis pada usaha kecil dan menengah termasuk melakukan identifikasi
permasalahan, analisis dan penyelesaian permasalahan dan manajemen,
pemasaran, serta teknologi. Magang Kewirausahaan adalah kegiatan di mana
mahasiswa benar-benar bekerja sebagai tenaga kerja di usaha kecil atau
menengah. Magang juga menciptakan keterkaitan dan kesepadanan (link and
match) antara Perguruan Tinggi dengan usaha kecil menengah. Di samping itu,
Staf pengajar yang menjadi pembimbing mahasiswa memperoleh manfaat dalam
hal pengalaman praktis wirausaha dan akses kepada kalangan usaha kecil dan
menengah. Sayangnya program ini tidak berlanjut. Dana dan komitmen Ketua
Jurusan sebagai salah satu penyebabnya.
e. Karya Alternatif Mahasiswa atau Program Kreativitas Mahasiswa
Dalam berwirausaha produk / komoditi yang diperdagangkan adalah inti
dari denyut perdagangan itu sendiri. Setiap produk sejenis akan bersaing dalam
kualitas yang meliputi unjuk kerja, keandalan (reliability) dan kekuatan
(robustness) serta kemudahan pengoperasiannya (user friendly). Persaingan
tersebut pada hakekatnya adalah persaingan teknologi yang diterapkan dalam
kemasan yang menarik serta harga yang lebih murah sebagai hasil penelitian dan
pengembangan. Melalui kegiatan Karya Alternatif Mahasiswa (KAM) para
mahasiswa yang telah mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi dilatih dan
didorong untuk menghasilkan suatu komoditi yang diperlukan masyarakat.
Prinsip yang perlu ditekankan dalam hal ini adalah bahwa keterampilan
menghasilkan produk harus dipadukan dengan pemahaman bisnis yang minimal
telah dimiliki mahasiswa pesertanya. KAMdiprioritaskan untuk diisi dengan
aktivitas produktifmahasiswa yang berpola khusus, sebagai bagianintegral dari
kegiatan intra atau ekstra kurikuler mahasiswa dalam usaha untuk membekalinya
denganketerampilan menghasilkan produk dan pengetahuantentang bisnis
rintisan.
f. Inkubator Wirausaha Baru
Program inkubator di beberapa perguruan tinggi negeri dan perguruan
tinggi swasta yang bekerjasama dengan Kantor Menteri Koperasi dan Pembinaan
Pengusaha kecil, akan dikembangkan tidak hanya bagi pengusaha kecil, industri
kecil atau koperasi, tetapi juga mengikut sertakan mahasiswa /alumni dalam
penciptaan wirausaha baru.
Inkubator Wirausaha Baru adalah suatu fasilitas yang dikelola oleh
sejumlah staf terbatas dan menawarkan suatu paket terpadu kepada pengusaha
atau mahasiswa dan alumni dengan biaya terjangkau selama jangka waktu tertentu
(2–3 tahun). Paket terpadu tersebut meliputi :
1) Sarana fisik atau gedung, dan fasilitas kantor yang dapat dipakai Bersama
2) Kesempatan akses dan pembentukan jaringan kerja dengan jasa pendukung teknologi dan
bisnis : sumber daya teknologi dan informasi, sumber daya bahan baku, sumber daya
keuangan
3) Pelayanan konsultasi yang meliputi aspek teknologi, manajemen, dan pemasaran
4) Pembentukan jaringan kerja antar pengusaha
5) Pengembangan produk penelitian untuk dapat diproduksi secara komersial.
Keterlanjutan program ini terkendala oleh kompleksitas permasalahan yang tidak
didukung oleh SDM dan fasilitas yang memadai. Dengan latar belakang program rintisan
tersebut di atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2009 ini mengembangkan
sebuah Program Mahasiswa Wirausaha (Student Entrepreneur Program) yang
merupakan kelanjutan dari program-program sebelumnya (PKM, Co-op, dan sejenisnya),
untuk menjembatani para mahasiswa memasuki dunia bisnis rill melalui fasilitasi start-up
bussines. Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dimaksudkan untuk memfasilitasi para
mahasiswa yang mempunyai minat dan bakat entrepreneurship untukmemulai
berwirausaha dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sedang
dipelajarinya.Tujuannya membentuk softskill agar mahasiswa berperilaku sesuai karakter
wirausaha.
Fasilitas yang diberikan meliputi pendidikan danpelatihan kewirausahaan
magang, penyusunan rencana bisnis, dukungan permodalan dan pendampingan usaha.
Program ini diharapkan mampu mendukung pencapaian visi-misi pemerintah dalam
mewujudkan kemandirian bangsa melalui penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan
UKM.
Prosedur operasional standar dari ProgramMahasiswa Wirausaha meliputi
persiapan program, pembekalan dalam bentuk Diklat kewirausahaan,magang ke UKM,
dan penyusunan business plan, pendampingan dalam hal star-up business dan business
establishmen, dan Monev
Gambar 1. Model Program Mahasiswa Wirausaha

Mencermati program-program sebagaimanadiurai di atas, pemerintah dan pimpinan PT


mempunyai peran penting dalam menumbuhkan jiwakewirausahaan mahasiswa. Namun secara
operasional terdapat terdapat 3 (tiga) unsur penting yang menjadi kunci keberhasilan
pengembangan jiwa kewirausahaan di perguruan tinggi adalah mahasiswa, kurikulum, dosen
pembina kewirausahaan.

Agar sistem budaya kewirausahaan ini dapat dibumikan di perguruan tinggi, maka perlu
dilakukanmapping potensi dan permasalahan di sekitar ketigaunsur tersebut.

a. Unsur Mahasiswa
Di perguruan tinggi, dunia kewirausahaan masihdipandang sebelah mata oleh
sebagian mahasiswadan juga dosen. Banyak potensi dan peluang yangsemestinya bisa
dimanfaat mahasiswa untuk kepentingan pembelajaran dan pembumian sistem
budayakewirausahaan ini, namun sayangnya belum dimanfaatkan sepenuhnya.
Berbagai upaya telah dilakukanoleh pemerintah melalui Depdiknas untuk
menanamkam jiwa kewirausahaan pada mahasiswa.
Hasil penelitian mengatakan bahwa ada 3 faktordominan dalam memotivasi
sarjana menjadi wirausahawan yaitu faktor kesempatan, faktor kebebasan,dan faktor
kepuasan hidup (Sutabri, 2008). Ketigafaktor itulah yang membuat mereka menjadi
wirausahawan. Penelitian ini sangat membantu pihakperguruan tinggi dalam
memberikan informasi kepadapara mahasiswanya, bahwa menjadi wirausahawanakan
mendapatkan beberapa kesempatan, kebebasandan kepuasan hidup.
Proses penyampaian ini harus sering dilakukansehingga mahasiswa semakin
termotivasi untukmemulai berwirausaha. Sebab banyak mahasiswamerasa takut
menghadapi resiko bisnis yang mungkinmuncul yang membuat mereka membatalkan
rencanabisnis sejak dini.
Motivasi yang cukup, memicu keberanian mahasiswa untuk mulai mencoba
berpengalaman di bidangkewirausahaan. Dengan semakin banyaknya mahasiswa
memulai usaha sejak masa kuliah, maka besarkemungkinan setelah lulus akan
melanjutkan usaha yang sudah dirintisnya. Sehingga bisa membukalapangankerja dan
diharapkan dapat ikut mengurangi jumlah pengangguran.
Beberapa program rintisan pengembangan jiwakewirausahaan bagi mahasiswa
yang saat ini perludilanjutkan dengan modifikasi tertentu antara lain Sebagai berikut :
1) Mahasiswa wajib mengikuti kuliah kewirausahaan secara terstruktur, yang
dilakukan secaramenyeluruh di setiap jurusan atau Prodi. Kendalapembina
mata kuliah Kewirausahaan dapatdiatasi dengan membentuk Team Teaching.
2) Pada tahap awal, separuh dari mahasiswa yangmemprogramkan KKN diberi
kesempatan untukmengambil program KKN-Magang Usaha. Padatahap
selanjutnya, jumlah dapat ditingkatkansesuai dengan hasil evaluasi. KKN-
MagangUsaha ini merupakan perpaduan antara KKNdan magang
kewirausahaan. Untuk itu programdirancang dengan baik, dilakukan
pembekalan(Diklat, pengenalan kasus usaha), pendampingan,dan Monev).
3) Mahasiswa diberi kesempatan membantu KlinikKonsultasi Bisnis dan
Penempatan Kerja (JobPlacement Center) untuk media belajar
bagimahasiswa.
4) Workshop-Role models dapat dilakukan denganmelakukan workshop
kewirausahaan dengantarget tersusunnya business plan. Worshop
inididampingi oleh orang yang diidolakan (wirausahawan sukses dan
berpengalaman) gunamemberikan wawasan, semangat membukasuatu usaha,
memberi dorongan, dan bantuan.Orang yang diidolakan tersebut bisa juga
berupaasosiasi berbagai badan asosiasi bisnis, instruktur,dosen atau guru
bisnis, biro konsultan bisnis, dansejenisnya.
5) Mengembangkan koperasi mahasiswa. Modelyang dikelola dengan
menggunakan pendekatanprofesionalisme yang sekaligus berfungsi
sebagaitempat pembelajaran kewirausahaan.
6) Mahasiswa mengembangkan berbagai kerjasama dengan pihak eksternal dan
alumni yangberhasil dalam bidang kewirausahaan.
7) Perguruan Tinggi mendirikan Inkubator Wirausaha yang pengelolaannya
dilakukan oleh orang profesional yang berfungsi pula sebagai laboratorium /
pusat kajian bisnis. Mahasiswadapat memanfaatkan fasilitas pusat bisnis
iniuntuk pembelajaran kewirausahaan.

b. Unsur Kurikulum
Unsur kedua yang menjadi kunci keberhasilanpengembangan kewirausahaan
adalah kurikulum yangdiberlakukan di suatu Perguruan Tinggi. Kurikulumdidesain
sedemikian rupa untuk dijadikan acuan dalampenyelenggaraan perkuliahan
mahasiswa.
Di negara maju pertumbuhan wirausaha membawa peningkatan ekonomi yang
luar biasa.Pengusaha pengusaha baru ini telah memperkayapasar dengan produk-
produk baru yang inovatif.Tahun 1980-an di Amerika telah lahir sebanyak 20juta
wirausahawan baru, mereka menciptakan lapangan pekerjaan baru. Demikian pula di
Eropa Timur,wirausaha ini mulai bermunculan. Bahkan, di negeriChina, yang
menganut paham komunis, mulai membuka diri terhadap lahirnya wirausahawan.
Universitas Beijing, menghapuskan mata kuliah Marxis, danmenggantinya dengan
mata kuliah kewirausahaan. Diluar negeri, banyak universitas yang
kewalahanmemenuhi permintaan mahasiswa pada matakuliahkewirausahaan yang
terus meningkat.
Pada umumnya di perguruan tinggi yang ada ditanah air menyelenggarakan
matakuliah kewirausahaan, walaupun intensitas dan proporsinya mungkinberbeda
satu dengan lainnya. Berdasarkan pengamatan di beberapa PTN didapati suatu
kesimpulan bahwatidak semua jurusan menyajikan matakuliah ataupendidikan
kewirausahaan sebagai matakuliah yangberdiri sendiri. Fakta lain, jurusan-jurusan
yangmenyajikan matakuliah/pendidikan kewirausahaan,substansi materi yang
disajikan dalam mata kuliahkewirausahaan relatif telah memadai (Siswoyo, 2008).
Beberapa ketua jurusan yang tidak menyajikan mata kuliah Kewirausahaan baik
sebagai mata kuliahyang berdiri sendiri maupun ditempelkan padabeberapa
matakuliah yang relevan, diperoleh alasansebagai berikut :
1) Jumlah SKS yang tersedia dirasakan tidakmemadai lagi untuk ditambahkan
mata kuliah diluar target kurikulum.
2) Belum diperoleh dukungan dari dewan dosendengan alasan yang belum jelas,
untuk memasukkan mata kuliah kewirausahaan. Namun sebagai wacana,
banyak di antara ketua jurusanyang ingin menyajikan matakuliah
kewirausahaandi masa mendatang.
3) Penyajian mata kuliah Kewirausahaan dititipkanpada matakuliah yang
relevan, namun porsi substansi content-nya masih relatif kecil/terbatas.
4) Mata kuliah kewirausahaan tidak match denganbidang ilmu yang diemban
oleh jurusan. Hanyasebagian kecil jurusan yang menyatakan bahwamata
kuliah kewirausahaan relevan denganbidang keilmuan yang ada di jurusan.
5) Terkendala oleh staf pengajar yang tidak ataukurang mempunyai kompetensi
yang memadaiuntuk mengajarkan atau membina matakuliahkewirausahaan.

Berdasarkan alasan para Kajur di atas, dapatdisimpulkan bahwa tidak semua


jurusan sepakatmemasukkan kewirausahaan dalam kurikulumnya.Kewirausahaan
dianggap bukan sebagai sesuatu yangperlu dibekalkan pada mahasiswa. Selain tidak
sejalandengan kompetensi bidang ilmu yang ditargetkan,kendala kompetensi dosen
pengajar atau Pembinakewirausahaan menjadi alasan yang utama.

Untuk itu, perlu dilakukan berbagai upaya yangsungguh-sungguh untuk menelaah


kembali kebijakanpencantuman matakuliah kewirausahaan ini dalamkurikulum
jurusan yang ada di PT, dan mengesampingkan pemikiran ”relevansi latar keilmuan”.
Artinya,pencatuman matakuliah kewirausahaan tidak perlumempermasalahkan
koherensi substansi matakuliahkewirausahaan dengan bidang ilmu utama
yangdiemban jurusan.
Pimpinan perguruan tinggi diharapkan ikutmemotivasi jajarannya, agar
pengetahuan, wawasandan ketrampilan mahasiswa di bidang kewirausahaandapat
ditingkatkan tanpa mempermasalahkankeselarasannya dengan kompetensi keilmuan
yangdiampu mahasiswa. Hal ini menjadi penting ketikadaya serap lulusan PT
terhadap kompetensi yangdiampu relatif kecil, dan ke depan diprediksi akansemakin
kecil.

c. Unsur Dosen Pembina Kewirausahaan


Dosen pembina kewirausahaan menempatiperan strategis dalam upaya
pembekalan kewirausahaan pada mahasiswa.Permasalahan yang muncul di sekitar
penyajianmata kuliah kewirausahaan adalah keterbatasan kompetensi dosen pembina.
Kewirausahaan membutuhkan penekanan ranah ketrampilan dan sikap yang
lebihdibandingkan dengan ranah pengetahuan. Untukmewujudkannya, biasanya
terkendala oleh keberadaan kompetensi dosen yang menguasai praktikkewirausahaan.
Pengembangan jiwa kewirausahaan seorangdosen, hakikatnya berlangsung secara
alamiah.Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu akanbertindak rasional.
Tindakan rasional ini diwujudkandalam bentuk pilihan alternatif yang berujung
padaperhitungan untung rugi. Perhitungan untung rugimerupakan tindakan ekonomi
yang berorientasi padapenerapan prinsip ekonomi. Jadi, setiap individu padadasarnya
telah mengembangkan jiwa kewirausahaan.Namun, jika ingin memerankan dirinya
sebagai pembina kewirausahaan, tidak cukup dengan mengandalkan perilaku alamiah
tersebut. Namun seorang dosenharus membekali dirinya dengan berbagai
pengetahunan dan ketrampilan bi bidang kewirausahaan.
Pengembangan jiwa kewirausahaan dosen dapatdilakukan melalui hal-hal sebagai
berikut :
1) Kewirausahaan dosen dibangun di atas keilmuanatau disiplin yang diampunya
selama ini. Latarkeilmuan yang diampu tidak dimarginalkan,bahkan keduanya
merupakan satu kesatuan yangsaling bersinergi. Diperlukan pemahaman
yangsungguh-sungguh agar keduanya dapat salingdiintegrasikan. Misalnya,
seorang ahli biologidapat memanfaatkan keilmuannya untuk mencaripeluang-
peluang bisnis yang dapat memberikanvalue bidang biologi pada konsumen
yangdibidiknya
2) Dosen memerlukan penguatan dalam bentukpendidikan, pelatihan, dan
pemagangan yangmembekali dirinya untuk lebih memahamiketrampilan berfikir
dan bertindak ekonomis,berprinsip dan berperilaku ekonomis. Penguatansemacam
ini, saat ini telah dilakukan olehDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Depdiknasyang bekerjasama dengan Universitas CiputraEntrepeneurship Centre
(UCEC) guna menciptakan tamatan Perguruan Tinggi yang siapmemasuki
lapangan kerja.
3) Unsur instrumen yang terdiri dari fakultas / jurusan,Lemlit dan LPM senantiasa
menciptakan suatutatanan dan arahan agar dosen dalam melaksanakan tridarma
perguruan tinggi senantiasamemanfaatkan peluang usaha berdasar
aktivitastridarma yang dilaksanakan. Misalnya, karyapenelitian tidak berakhir
dengan dibuatnya laporan, namun selalu memikirkan pemanfaatan karyatersebut
untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan orang lain. Sehingga karya
penelitiantersebut dapat menghasilkan peluang memperoleh pendapatan.
Demikian juga, untuk kegiatanpendidikan dan pengajaran, maupun
pengabdianpada masyarakat yang dapat memanfaatkan hasiltemuannya untuk
kepentingan pemenuhankebutuhan.
4) Unsur lingkungan seperti DU/DI, Business centre, mempunyai daya pengaruh
yang besarterhadap kematangan dosen kewirausahaan.Banyak pembelajaran
kewirausahaan yang dapatdilakukan melalui pemanfaatan pelaku usahayang ada
di lingkungan, mulai yang terdekatsampai yang terjauh.
Gambar 2. Model Pengembangan Jiwa Kewirausahaan

3. Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan ( PKMK )


a. Pengertian Latar Belakang dan Hasil yang Diharapkan
Telah diketahui bahwa DIKTI pada beberapa tahun yang lalu hingga kini
melancarkan berbagai program pengembangan penalaran dan keilmuan untuk
merangsang pertumbuhan mahasiswa dalam persiapan menjadi sarjana yang
mandiri, profesional dan bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Beberapa program
tersebut antara lain adalah LKIP ( Lomba Karya Inovatif Produktif ), LKTI (
Lomba Karya Tulis Ilmiah ), Karya Alternatif Mahasiswa (KAM)
PKM Kewirausahaan (PKMK) merupakan kreativitas penciptaan
ketrampilan berwirausaha dan berorientasi pada profit, umumnyadidahului oleh
survai pasar, karena relevansinya yang tinggi terhadapterbukanya peluang
perolehan profit bagi mahasiswa. Perlu ditegaskan di sini bahwa penciptaan
ketrampilan berusaha yangdimaksud adalah untuk mahasiswa pengusul PKMK,
begitu jugapelaku aktivitas usaha/bisnis yang didanai dalam PKMK adalah
kelompok mahasiswa pengusul PKMK. Kelompok mahasiswapengusul sebagai
wirausahawan baru bisa menjalin kerjasamadengan kelompok masyarakat
produktif, namun dana PKMK tidakdimaksudkan untuk membantu peningkatan
ekonomi kelompokmasyarakat tertentu. DalamPKMK sama sekali tidak
diijinkandilakukannya penelitian/percobaan untuk mencari temuan.
Tentang latar belakang penyelenggaraan program Kreativitas Mahasiswa
merupakan kegiatan akademik mahasiswa baik yang berhubungan dengan
kurikulum maupun bukan dan merupakan program pengembangan
kemahasiswaan dalam rangka meningkatkan mutu produktif dan bernalar ilmiah.
Dengan demikian, diharapkan dapat dihasilkan produk yang menjadi landasan
selanjutnya bagi para mahasiswa untuk berkarya kreatif di masyarakat setelah
lulus sebagai sarjana. Oleh karena itu, hasil Program Kreativitas Mahasiswa inilah
dimungkinkan dapat diusulkan ke Program studi atau Fakultas masing masing
sebagai pelaksana sebagai karya tugas akhir.
Tujuan penyelenggaraan Program Kreativitas Mahasiswa untuk
meningkatkan iklim akademik yang kreatif, inovatif,
visioner, solutif dan mandiri. Meningkatkan mutu peserta didik(mahasiswa) di
PerguruanTinggi agar kelak dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademis danatau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan danmeyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau
kesenian serta memperkaya budayanasional. PKM mencakup 7 (tujuh) bidang
yang masing -masing memiliki tujuanspesifik.
Hasil yang diharapkan dari program ini antara lain :
1) Kegiatan kreatif yang dilakukan oleh mahasiswa yang sesuai dengan minat dan bakat
masing masing, baik terkait dengan bidang profesi maupun yang lain.
2) Temuan kreatif dari para mahasiswa yang dapat menunjang pelaksanaan pembangunan di
lingkungan kampus, perkotaan dan pedesaan
3) Calon pemimpin bangsa yang kreatif
b. Sistematika dan Penjelasan Usulan Program
Sistematika dan penjelasan penulisan usulan program Kreativitas
Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) sebagai berikut :
1) Judul Program
Judul kegiatan PKMK hendaklah singkat dan spesifik, tetapi
cukup jelas memberi gambaran mengenai kegiatan PKMK yang
diusulkan.
2) Latar Belakang Masalah
Khusus PKMK, uraikan proses dalam mengidentifikasipeluang usaha. Gambarkan
secara kuantitatifpotret, profil dan kondisi khalayak sasaranyang akan
dilibatkandalam kegiatan PKMK. Gambarkan pulakondisi yang mengarah pada
kebutuhan komoditas atau dasar penetapan komoditas. Perlu dijelaskan situasi dan
motivasi mahasiswa untuk melaksanakan program Kreativitas Mahasiswa
Kewirausahaan. Jika perlu lakukan sebelum merencanakan PKMK dengan penelitian
awal atau survei pasar tentang kebutuhan pasar secara kuantitatif. Uraikan pula pola
penetapan dosen pembimbing dan institusi pelaksana.
3) Perumusan Masalah
Rumusan masalah mengacu pada usaha yang prospektif, tidak banyak saingan dan
diterima di pasar
4) Tujuan Program
Nyatakan tujuan secara spesifik yang ingin diraih melalui kegiatan PKMK
khususnya terkait pada ketrampilan berwirausaha mahasiswa berbasis sains, seni , dan
teknologi
5) Luaran yang Diharapkan
Serasikan target luaran kegiatan PKMK dengan pilihan jenis produk yang akan
dihasilkan, dan uraikan dengan baik mengapa pilihan target luaran ditetapkan seperti
itu.
6) Kegunaan program
Jelaskan manfaat kegiatan secara luas, tunjukkan bahwa produk komoditas
memberikan dampak ekonomis yang signifikan dan memberikan nilai tambah dari
sisi IPTEK.
7) Metodologi Pelaksanaan Program
Uraikan secara rinci dan jelas, teknik implementasi atau metode kegiatan PKMK
sehingga seluruh target luaran dapat diperkirakan terpenuhi. Jelaskan pula rancangan
evaluasi pelaksanaan kegiatan dan evaluasi peningkatan ketrampilan pembuatan
produk dan kewirausahaan peserta PKMK
Jelaskan pola pendistribusian jenis ketrampilan yang dilatihkan, apakah setiap
mahasiswa atau kelompok akan dibekali ketrampilan spesifik ataukah jenis
ketrampilan yang sama diberikan kepada seluruh mahasiswa pelaksana PKMK.
Serasikan seluruh jenis kegiatan yang akan dilakukan dengan batasan waktu
pelaksanaan yang diijinkan.

8) Jadwal Kegiatan Program


Jelaskan secara rinci mengenai rencana persiapan pelaksanaan (termasuk
pelaksanaan seleksi calon peserta), pelaksanaan dan evaluasi PKMK serta jadwal
keseluruhan (tentative).
9) Nama dan Biodata
Tunjukkan masing – masing biodata ini antara lain berisi :
a) Nama
b) NIM
c) Program studi / jurusan
d) Jenjang Pendidikan : Diploma / Strata 1
e) Tempat / tanggal lahir
f) Kualifikasi bidang keilmuan
g) Riwayat singkat yang bersangkut paut dengan aktivitas wirausaha dari keluarga
pelaksana PKMK, jika tidak ada sejarah wirausaha yang dituliskan, silahkan
dikosongkan (berlaku untuk Ketua dan anggota calon peserta PKMK)
10) Biaya
Jumlah dana untuk 1 kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan ini
maksimal Rp. 6.000.000,00 yang alokasi penggunaannya sebagai berikut :
a) Pengadaan bahan habis pakai
b) Peralatan penunjang
c) Perjalanan
d) Dokumentasi
e) Lain lain : konsumsi, pembuatan laporan, sewa tempat, pameran, dan sebagainya
11) Lampiran
Berisi antara lain : gambar produk ( foto ), rencana kerja sama dengan mitra
usaha, mitra sumber dana dan sebagainya.

B. ISTILAH KEWIRAUSAHAAN, KEWIRASWASTAAN , DAN


ENTREPRENEURSHIP
Istilah kewirausahaan mulai dipopulerkan tahun 1990-an. Saat-saat sebelumnya
yang banyak digunakan adalah istilah kewiraswastaan dan entrepreneurship. Istilah
kewirausahaan dianggap lebih cenderung untuk dipadankan dengan istilah
entrepreneurship daripada istilah kewiraswastaan yang lebih cenderung diartikan
bersangkutan dengan kepengusahaan bisnis serta segala aktivitas yang non
pemerintah. Namun demikian dalam praktek sampai saat ini ketiga istilah itu sering
dipakai secara bergantian, yang satu seolah-olah sebagai padanan bagi yang lain.
1. Pengertian Harafiah
Kewirausahaan berasal dari kata wirausaha diberi awalan ke dan akhiran an yang
bersifat membuat kata benda wirausaha mempunyai pengertian abstrak, yaitu hal-hal
yang bersangkutan dengan wirausaha. Lebih lanjut bila wira diartikan sebagai berani
dan usaha diartikan sebagai kegiatan bisnis yang komersial maupun non bisnis dan non
komersial, makakewirausahaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan
keberanian seseorang untuk melaksanakan sesuatu kegiatan bisnis/non bisnis (cara
mandiri).
2. Menurut Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untukmemprediksi dan menyikapi perubahan pasar.
Definisi ini menekankanpada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian
padadinamika pasar. Seorang wirausahawan disyaratkan untuk melaksanakanfungsi-
fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
3. Penrose (1963)
Mengidentifikasi kegiatan kewirausahaan yang mencakup
indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau
kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
4. Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatankegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan
atau melaksanakanperusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau
belumteridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belumdiketahui
sepenuhnya.
5. Menurut hasil Simposium Nasional Kewirausahaan 7-8 Februari 1995 di Jakarta
Kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dari semangat, nialai-nilai dan prinsip
serta sikap, kiat, seni, dan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat dan unggul dalam
menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah pada
pelayanan terbaik kepada pelanggan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan termasuk
masyarakat, bangsa, dan negara.
Pengertian ini kemudian diakomodasi dan dimantapkan dalam Inpres No.4 Tahun
1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan,
dengan kalimat sebagai berikut:
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang
dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh
keuntungan yang lebih besar.
Yang menarik dari definisi ini adalah bahwa kewirausahaan tidak hanya
menyangkut kegiatan yang bersifat komersial (mencari untung semata) tapi juga kegiatan
yang tidak komersial sejauh dilakukan dengan semangat, sikap atau perilaku yang tepat
dan unggul untuk meningkatkan efisiensi dalam arti seluas-luasnya dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada semua pihak yang berkepentingan
(langganan dalam arti luas, termasuk masyarakat, bangsa, dan negara).
6. Pengertian entrepreneur dan entrepreneurship
Dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif kesuksesan sangat bergantung
dari entrepreneurship. Entrepreneurship menurut Edvarson, 1994 (dalam Makalah Wahid
Ciptono,1999) adalahsebuah kata yang digunakan untuk menjelaskan perilaku-perilaku
pemikiran strategis dan berani mengambil resiko yang akan memberikan hasil peluang
bagi individu dan organisasi.
(Entrepreneurship is behavior that is dynamic, risk taking, reactive and growth oriented,
entrepreneurship is a person who is willing to take action to pursue opportunities in situations
other view as problem or threats).
Ciri-ciri seorang entrepreneur menurut Edvardson adalah sebagai berikut:
a) Internal locus of control (memiliki sikap/ketetapan hati)
b) High energy level (bersemangat tinggi)
c) High need for achievemant (motivasi berprestasi tinggi)
d) Tolerance for ambiguity (dapat memahami perbedaan pendapat)
e) Self confidence (percaya diri)
f) Action oriented (berorientasi tindakan)
Pandangan umum tentang seorang entrepreneur adalah seorang penemu bisnis
yang sama sekali baru dan mampu mengembangkannya menjadi perusahaan yang
mencapai sukses secara luas (nasional maupun internasional). Microsoft, Walt-Mart dan
Aqua Golden Mississipi Adalah contoh dari pandangan di atas. Entrepreneur tidak
terbatas hanya pada perusahaan besar, tetapi juga pada perusahaan-perusahaan kecil.
Seorang yang berani mengambil resiko membeli franchise McDonald (lokal), membuka
toko kelontong, atau bisnis yang dijalankan oleh dirinya sendiri juga merupakan seorang
entrepreneur.
Entrepreneurship adalah pengembangan perilaku kewirausahaan dalam lingkup
internal organisasi yang lebih besardalam bentuk perusahaan korporat). Entrepreneurship
muncul karena kebutuhan perusahaan untuk mengembengakan Strategy Busines Unit
(SBU) dalam rangka meningkatkan Competitive advantage-nya. Apabila masing-masing
SBU berhasil meningkatkan competitive advantage-nya, maka secara otomatis
perusahaan korporasi akan mampu meningkatkan parenting advantage.

C. CIRI CIRI WIRAUSAHAWAN YANG BERHASIL


1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah
dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh
pengusaha tersebut.
2. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya
menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai
pelopor dalam berbagai kegiatan.
3. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih
baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta
kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang
dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
4. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha
kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
5. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ
dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya.
Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya
untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang
tidak dapat diselesaikan.
6. Bertanggungjawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun
yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material,
tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
7. Komitmen pada berbagai pihak.
8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang
berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang
perlu dijalankan, antara lain kepada: para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta
masyarakat luas.

D. TEORI KEWIRAUSAHAAN
Menurut A. Pakerti, berwirausaha senantiasa melibatkan dua unsur pokok, yaitu
soal peluang dan soal kemampuan menggapi peluang. Hal ini dituangkan dalam teori:
1. Teori Ekonomi
Menyatakan bahwa wirausaha itu akan muncul dan berkembang kalau ada
peluang ekonomi. Misalnya ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi dimasa
depan merupakan peluang usaha. Disamping kebutuhan ekonomi, kemajuan
teknologi juga membuka peluang usaha.
2. Teori Sosiologi
Para ahli sosiologi mencoba menerangkan mengapa berbagai kelompok
sosial (kelompok ras, suku, agama, dan kelas sosial) menunjukkan tanggapan
yang berbeda-beda atas peluang usaha. Mereka meneliti faktor-faktor sosial
budaya yang menerangkan perbedaan kewirausahaan antara berbagai kelompok
itu. Hagen mengemukakan teori bahwa dalam kelompok itu orang didorong
menjadi wirausaha karena sebagai kelompok mereka dipandang rendah oleh
kelompok elit dalam masyarakatnya. Kelompok yang makin direndahkan
kedudukan sosialnya makin besar kecenderungan kewirausahaannya.
3. Teori psikologis
Perintis teori psikologi adalah David Mc Cleland, ia menalarkan adanya
hubungan antara perilaku kewirausahaan dengan kebutuhan untuk berprestasi
(need for achievement atau nAch). Selanjutnya secara empiris ia menemukan
korelasi positif antara kuatnya nAch dan perilaku wirausaha yang berhasil. nAch
terbentuk pada masa kanak-kanak dan antaranya ditentukan oleh bacaan untuk
Sekolah Dasar. Ini berarti itu harus ditanamkan sejak dini. Namun motif
berprestasi bisa ditingkatkan melalui latihan pada orang dewasa.
4. Teori Perilaku
Wesper memandang perilaku wirausaha sebagai kerja. Ia menyimpulkan
bahwa keberhasilan seseorang wirausaha tergantung dari :
a. Pilihan tempat kerjanya sebelum mulai sebagai wira usaha
b. Pilihan bidang usahanya, kerjasama dengan orang lain
c. Kepiawaian dalam mengamalkan manajemen yang tepat
Ducker memandang kewirausahaan sebagai perilaku, bukan sebagai sifat
kepribadian. Kewirausahaan adalah praktek kerja yang bertumpu pada konsep dan
teori, bukan intuisi. Karena itu kewirausahaan dapat dipelajari dan dikuasai secara
sistematik dan terencana. Ia menyarankan tiga macam unsur perilaku untuk
mendukung berhasilnya praktek kewirausahaan :
a. Inovasi bertujuan
b. Manajemen-wirausaha
c. Strategi-wirausaha
Menurut Ducker dasar pengetahuan kewirausahaan adalah inovasi, artinya cara
baru memanfaatkan sumber daya untuk menciptakan kekayaan. Untuk membuahkan
inovasi kita memperhatikan perubahan perubahan yang terjadi disekitar kita secara
sistematis. Ini menyangkut kepekaan dan ketrampilan diagnostik, dua macam
kemampuan yang bisa dipelajari lewat latihan.

Orang yang mendirikan perusahaan harus tahu manajemen dan cara


mengamalkannya. Manajemen kewirausahaan mengutamakan empat hal :

a. Fokus dasar
b. Antisipasi kebutuhan keuangan
c. Menyiapkan dan menyusun tim manajemen puncak, jauh sebelum diperlukan
d. Penentuan peran di pendiri dalam hubungannya dengan orang lain.
Strategi wirausaha yang diperlukan untuk menempatkan diri dalam pasar :
a. Pemimpin yang dominan dalam pasar
b. Imitasi kreatif
c. Monopoli dengan produk atau jasa yang sangat khusus
d. Menciptakan konsumen baru dengan menciptakan produk dan jasa baru.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah memperhatikan uraian tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa


kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu
dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta
kebebasan pribadi.

Kewirausahaan adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir
dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan
selalu berorientasi kepada pelanggan atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan
dari seseorang yang mampu memberikan nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya.

Selain itu, terdapat pula ciri - ciri seorang wirausahawan yang berhasil dalam
menjalankan usahanya. Adapun ciri - ciri tersebut antara lain adalah memiliki visi dan
tujuan yang jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada prestasi, berani
mengambil risiko, kerja keras, bertanggung jawab, komitmen pada berbagai pihak, serta
mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak.

B. SARAN

1. Saran bagi penulis


Sebaiknya penulis lebih meningkatkan wawasan mengenai kewirausahaan.
Sehingga, penulis sebagai generasi muda sekarang ini, setelah lulus dari ranah
perkuliahan, tidak hanya menjalankan profesi sesuai jurusan yang diampu saja,
namun juga dapat menciptakan usaha dan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
2. Saran bagi masyarakat
Sebaiknya, di lingkungan masyarakat umum pun bisa diadakan sosialisasi
mengenai dunia kewirausahaan. Sehingga, masyarakat bisa paham bagaimana cara
untuk berwirausaha. Jika masyarakat bisa membuka usahanya sendiri, otomatis orang
tersebut juga membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain yang masih berstatus
pengangguran. Sehingga, hal itu juga bisa menjadikan sebuah keuntungan dalam
mengurangi jumlah pengangguran.
DAFTAR PUSTAKA

http://edukasi.kompas.com/read/2010/04/09/11340991/urgensi.pendidikan.kewirausahaan
(11:34 WIB)

Panduan Pengelolaan Program Hibah DP2M Ditjen Dikti – Edisi VII

Siswoyo, B.B. 2009. Kewirausahaan dalam Kajian Dunia


Akademik. FE UM.

https://anangfirmansyahblog.files.wordpress.com/2012/09/teori-kewirausahaan.pdf (
September 2012 )

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/196210011991
021-YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/Modul-1-Konsep_Kewirausahaan.pdf

Riani, Asri Laksmi. 2005. Dasar Dasar Kewirausahaan. Surakarta : UPT Penerbitan dan
Percetakan UNS (UNS Press)

Anda mungkin juga menyukai