KEWIRAUSAHAAN
DOSEN: ELFIZON
OLEH:
SELLY DARMA PUTRI (18130026)
Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas
dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.
penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di sisi lain lulusan Perguruan Tinggi hingga kini belum sepenuhnya terserap
dalam lapangan kerja, hal ini berdampak pada banyaknya jumlah pengangguran. Lulusan
Perguruan Tinggi sekarang ini harus bersedia bersaing mencari pekerjaan sendiri atau
menciptakan peluang kerja bagi dirinya ataupun untuk orang lain.
1. Pendukung lajunya pembangunan bangsa baik secara fisik maupun non fisik
4. Sebagai lulusan perguruan tinggi diharapkan tidak sebagai insan pencari kerja,
tetapi menciptakan lapangan pekerjaan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Adapun tujuan yang inigin dicapai dalam penyusunan makalah ini, adalah sebagai
berikut :
D. MANFAAT
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penyusunan makalah ini yaitu :
PEMBAHASAN
Agar sistem budaya kewirausahaan ini dapat dibumikan di perguruan tinggi, maka perlu
dilakukanmapping potensi dan permasalahan di sekitar ketigaunsur tersebut.
a. Unsur Mahasiswa
Di perguruan tinggi, dunia kewirausahaan masihdipandang sebelah mata oleh
sebagian mahasiswadan juga dosen. Banyak potensi dan peluang yangsemestinya bisa
dimanfaat mahasiswa untuk kepentingan pembelajaran dan pembumian sistem
budayakewirausahaan ini, namun sayangnya belum dimanfaatkan sepenuhnya.
Berbagai upaya telah dilakukanoleh pemerintah melalui Depdiknas untuk
menanamkam jiwa kewirausahaan pada mahasiswa.
Hasil penelitian mengatakan bahwa ada 3 faktordominan dalam memotivasi
sarjana menjadi wirausahawan yaitu faktor kesempatan, faktor kebebasan,dan faktor
kepuasan hidup (Sutabri, 2008). Ketigafaktor itulah yang membuat mereka menjadi
wirausahawan. Penelitian ini sangat membantu pihakperguruan tinggi dalam
memberikan informasi kepadapara mahasiswanya, bahwa menjadi wirausahawanakan
mendapatkan beberapa kesempatan, kebebasandan kepuasan hidup.
Proses penyampaian ini harus sering dilakukansehingga mahasiswa semakin
termotivasi untukmemulai berwirausaha. Sebab banyak mahasiswamerasa takut
menghadapi resiko bisnis yang mungkinmuncul yang membuat mereka membatalkan
rencanabisnis sejak dini.
Motivasi yang cukup, memicu keberanian mahasiswa untuk mulai mencoba
berpengalaman di bidangkewirausahaan. Dengan semakin banyaknya mahasiswa
memulai usaha sejak masa kuliah, maka besarkemungkinan setelah lulus akan
melanjutkan usaha yang sudah dirintisnya. Sehingga bisa membukalapangankerja dan
diharapkan dapat ikut mengurangi jumlah pengangguran.
Beberapa program rintisan pengembangan jiwakewirausahaan bagi mahasiswa
yang saat ini perludilanjutkan dengan modifikasi tertentu antara lain Sebagai berikut :
1) Mahasiswa wajib mengikuti kuliah kewirausahaan secara terstruktur, yang
dilakukan secaramenyeluruh di setiap jurusan atau Prodi. Kendalapembina
mata kuliah Kewirausahaan dapatdiatasi dengan membentuk Team Teaching.
2) Pada tahap awal, separuh dari mahasiswa yangmemprogramkan KKN diberi
kesempatan untukmengambil program KKN-Magang Usaha. Padatahap
selanjutnya, jumlah dapat ditingkatkansesuai dengan hasil evaluasi. KKN-
MagangUsaha ini merupakan perpaduan antara KKNdan magang
kewirausahaan. Untuk itu programdirancang dengan baik, dilakukan
pembekalan(Diklat, pengenalan kasus usaha), pendampingan,dan Monev).
3) Mahasiswa diberi kesempatan membantu KlinikKonsultasi Bisnis dan
Penempatan Kerja (JobPlacement Center) untuk media belajar
bagimahasiswa.
4) Workshop-Role models dapat dilakukan denganmelakukan workshop
kewirausahaan dengantarget tersusunnya business plan. Worshop
inididampingi oleh orang yang diidolakan (wirausahawan sukses dan
berpengalaman) gunamemberikan wawasan, semangat membukasuatu usaha,
memberi dorongan, dan bantuan.Orang yang diidolakan tersebut bisa juga
berupaasosiasi berbagai badan asosiasi bisnis, instruktur,dosen atau guru
bisnis, biro konsultan bisnis, dansejenisnya.
5) Mengembangkan koperasi mahasiswa. Modelyang dikelola dengan
menggunakan pendekatanprofesionalisme yang sekaligus berfungsi
sebagaitempat pembelajaran kewirausahaan.
6) Mahasiswa mengembangkan berbagai kerjasama dengan pihak eksternal dan
alumni yangberhasil dalam bidang kewirausahaan.
7) Perguruan Tinggi mendirikan Inkubator Wirausaha yang pengelolaannya
dilakukan oleh orang profesional yang berfungsi pula sebagai laboratorium /
pusat kajian bisnis. Mahasiswadapat memanfaatkan fasilitas pusat bisnis
iniuntuk pembelajaran kewirausahaan.
b. Unsur Kurikulum
Unsur kedua yang menjadi kunci keberhasilanpengembangan kewirausahaan
adalah kurikulum yangdiberlakukan di suatu Perguruan Tinggi. Kurikulumdidesain
sedemikian rupa untuk dijadikan acuan dalampenyelenggaraan perkuliahan
mahasiswa.
Di negara maju pertumbuhan wirausaha membawa peningkatan ekonomi yang
luar biasa.Pengusaha pengusaha baru ini telah memperkayapasar dengan produk-
produk baru yang inovatif.Tahun 1980-an di Amerika telah lahir sebanyak 20juta
wirausahawan baru, mereka menciptakan lapangan pekerjaan baru. Demikian pula di
Eropa Timur,wirausaha ini mulai bermunculan. Bahkan, di negeriChina, yang
menganut paham komunis, mulai membuka diri terhadap lahirnya wirausahawan.
Universitas Beijing, menghapuskan mata kuliah Marxis, danmenggantinya dengan
mata kuliah kewirausahaan. Diluar negeri, banyak universitas yang
kewalahanmemenuhi permintaan mahasiswa pada matakuliahkewirausahaan yang
terus meningkat.
Pada umumnya di perguruan tinggi yang ada ditanah air menyelenggarakan
matakuliah kewirausahaan, walaupun intensitas dan proporsinya mungkinberbeda
satu dengan lainnya. Berdasarkan pengamatan di beberapa PTN didapati suatu
kesimpulan bahwatidak semua jurusan menyajikan matakuliah ataupendidikan
kewirausahaan sebagai matakuliah yangberdiri sendiri. Fakta lain, jurusan-jurusan
yangmenyajikan matakuliah/pendidikan kewirausahaan,substansi materi yang
disajikan dalam mata kuliahkewirausahaan relatif telah memadai (Siswoyo, 2008).
Beberapa ketua jurusan yang tidak menyajikan mata kuliah Kewirausahaan baik
sebagai mata kuliahyang berdiri sendiri maupun ditempelkan padabeberapa
matakuliah yang relevan, diperoleh alasansebagai berikut :
1) Jumlah SKS yang tersedia dirasakan tidakmemadai lagi untuk ditambahkan
mata kuliah diluar target kurikulum.
2) Belum diperoleh dukungan dari dewan dosendengan alasan yang belum jelas,
untuk memasukkan mata kuliah kewirausahaan. Namun sebagai wacana,
banyak di antara ketua jurusanyang ingin menyajikan matakuliah
kewirausahaandi masa mendatang.
3) Penyajian mata kuliah Kewirausahaan dititipkanpada matakuliah yang
relevan, namun porsi substansi content-nya masih relatif kecil/terbatas.
4) Mata kuliah kewirausahaan tidak match denganbidang ilmu yang diemban
oleh jurusan. Hanyasebagian kecil jurusan yang menyatakan bahwamata
kuliah kewirausahaan relevan denganbidang keilmuan yang ada di jurusan.
5) Terkendala oleh staf pengajar yang tidak ataukurang mempunyai kompetensi
yang memadaiuntuk mengajarkan atau membina matakuliahkewirausahaan.
D. TEORI KEWIRAUSAHAAN
Menurut A. Pakerti, berwirausaha senantiasa melibatkan dua unsur pokok, yaitu
soal peluang dan soal kemampuan menggapi peluang. Hal ini dituangkan dalam teori:
1. Teori Ekonomi
Menyatakan bahwa wirausaha itu akan muncul dan berkembang kalau ada
peluang ekonomi. Misalnya ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi dimasa
depan merupakan peluang usaha. Disamping kebutuhan ekonomi, kemajuan
teknologi juga membuka peluang usaha.
2. Teori Sosiologi
Para ahli sosiologi mencoba menerangkan mengapa berbagai kelompok
sosial (kelompok ras, suku, agama, dan kelas sosial) menunjukkan tanggapan
yang berbeda-beda atas peluang usaha. Mereka meneliti faktor-faktor sosial
budaya yang menerangkan perbedaan kewirausahaan antara berbagai kelompok
itu. Hagen mengemukakan teori bahwa dalam kelompok itu orang didorong
menjadi wirausaha karena sebagai kelompok mereka dipandang rendah oleh
kelompok elit dalam masyarakatnya. Kelompok yang makin direndahkan
kedudukan sosialnya makin besar kecenderungan kewirausahaannya.
3. Teori psikologis
Perintis teori psikologi adalah David Mc Cleland, ia menalarkan adanya
hubungan antara perilaku kewirausahaan dengan kebutuhan untuk berprestasi
(need for achievement atau nAch). Selanjutnya secara empiris ia menemukan
korelasi positif antara kuatnya nAch dan perilaku wirausaha yang berhasil. nAch
terbentuk pada masa kanak-kanak dan antaranya ditentukan oleh bacaan untuk
Sekolah Dasar. Ini berarti itu harus ditanamkan sejak dini. Namun motif
berprestasi bisa ditingkatkan melalui latihan pada orang dewasa.
4. Teori Perilaku
Wesper memandang perilaku wirausaha sebagai kerja. Ia menyimpulkan
bahwa keberhasilan seseorang wirausaha tergantung dari :
a. Pilihan tempat kerjanya sebelum mulai sebagai wira usaha
b. Pilihan bidang usahanya, kerjasama dengan orang lain
c. Kepiawaian dalam mengamalkan manajemen yang tepat
Ducker memandang kewirausahaan sebagai perilaku, bukan sebagai sifat
kepribadian. Kewirausahaan adalah praktek kerja yang bertumpu pada konsep dan
teori, bukan intuisi. Karena itu kewirausahaan dapat dipelajari dan dikuasai secara
sistematik dan terencana. Ia menyarankan tiga macam unsur perilaku untuk
mendukung berhasilnya praktek kewirausahaan :
a. Inovasi bertujuan
b. Manajemen-wirausaha
c. Strategi-wirausaha
Menurut Ducker dasar pengetahuan kewirausahaan adalah inovasi, artinya cara
baru memanfaatkan sumber daya untuk menciptakan kekayaan. Untuk membuahkan
inovasi kita memperhatikan perubahan perubahan yang terjadi disekitar kita secara
sistematis. Ini menyangkut kepekaan dan ketrampilan diagnostik, dua macam
kemampuan yang bisa dipelajari lewat latihan.
a. Fokus dasar
b. Antisipasi kebutuhan keuangan
c. Menyiapkan dan menyusun tim manajemen puncak, jauh sebelum diperlukan
d. Penentuan peran di pendiri dalam hubungannya dengan orang lain.
Strategi wirausaha yang diperlukan untuk menempatkan diri dalam pasar :
a. Pemimpin yang dominan dalam pasar
b. Imitasi kreatif
c. Monopoli dengan produk atau jasa yang sangat khusus
d. Menciptakan konsumen baru dengan menciptakan produk dan jasa baru.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kewirausahaan adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir
dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan
selalu berorientasi kepada pelanggan atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan
dari seseorang yang mampu memberikan nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya.
Selain itu, terdapat pula ciri - ciri seorang wirausahawan yang berhasil dalam
menjalankan usahanya. Adapun ciri - ciri tersebut antara lain adalah memiliki visi dan
tujuan yang jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada prestasi, berani
mengambil risiko, kerja keras, bertanggung jawab, komitmen pada berbagai pihak, serta
mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak.
B. SARAN
http://edukasi.kompas.com/read/2010/04/09/11340991/urgensi.pendidikan.kewirausahaan
(11:34 WIB)
https://anangfirmansyahblog.files.wordpress.com/2012/09/teori-kewirausahaan.pdf (
September 2012 )
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/196210011991
021-YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/Modul-1-Konsep_Kewirausahaan.pdf
Riani, Asri Laksmi. 2005. Dasar Dasar Kewirausahaan. Surakarta : UPT Penerbitan dan
Percetakan UNS (UNS Press)