...
...
NORMAL
PERSIAPAN ALAT
SET PARTUS. Diletakkan dalam bak steril besar dengan urutan dari bawah ke atas, sesuai dengan
urutan penggunaanya. Alat yang terakhir digunakan yang diletakkan pertama kali di baki paling
bawah. Urutan tersebut sebagai berikut :
No Alat Jumlah
1. Kateter urin nelaton/logam 1
2. Tali pengikat tali pusat/cord klien 2
3. Gunting tali pusat 1
4. Klem arteri 2
5. Penghisap lendir 1
6. Kassa steril Secukupnya
7. Kom untuk iodine/bethadin 1
8. Doek persalinan 1
9. Gunting episiotomi 1
10. Setengah kocher 1
11. Sarung tangan steril 2 pasang
ALAT LAINNYA
1. Set Hecting dalam bak steril meliputi : nalpudder (1), pinset anatomi (1), cirurgis (1), jarum
otot/catut (1), depper/tampon besar (1), gunting hecting (1) dan benang catut dalam tempatnya,
kassa secukupnya
2. Obat-obatan : lidocain dalam ampul dan spuit steril ukuran 5 cc, betadin dalam botol, obat-
obatan uterotonika (1 syntosinon, 1 methergin, 1 spuit 2,5 cc, kapas alcohol)
3. Alat-alat lain : alat pengukur TTV, laennec (1), meteran (1), handuk/kain (3), waskom besar
tempat plasenta (1), ember penampung darah (1), ember berisi cairan chlorin untuk
menampung alat kotor (1), bengkok (1-2), kapas dalam cairan DTT dalam tempatnya, waskom
cuci tangan (2) berisi larutan clorin dan DTT, lap tangan bersih (1)
4. Alat-alat pelindung diri : celemek plastic (1), kaca mata (1), masker (1), sepatu boot (1)
5. Pakaian bersih ibu (termasuk pakaian dalam, pembalut, gurita ibu, dan bayi)
Keterangan :
DTT : Disinfeksi tingkat tinggi/steril
19
Jelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan periksa dalam (PD), sampaikan tujuan PD; untuk
mengetahui kemajuan persalinan (pembukaan pintu lahir dan penurunan bagian terbawah janin),
PD dilakukan setiap 4 jam atau bila ada indikasi (mis : ketuban pecah)
Jika sudah dilaporkan, lepaskan sarung tangan kemudian cuci tangan dengan klorin, sarung tangan
dilepaskan letakkan di bengkok, lalu cuci tangan dalam DTT
Anjurkan ibu : boleh jalan-jalan kecuali jika ketuban pecah, teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri
persalinan, libatkan suami untuk kurangi nyeri, posisi klien untuk lebih sering miring ke kiri,
pemenuhan nutrisi dan cairan
Jelaskan proses persalinan (perkirakan lama proses persalinan jika berlangsung normal, nyeri/mulas
sebagai tanda kemajuan proses persalinan, nyeri akan makin meningkat, cara mengejan, kapan
waktu mengejan : ingatkan ibu agar jangan mengejan bila pembukaan belum lengkap, sampaikan
bila nanti sudah tiba waktunya ibu boleh mengejan akan dipimpin oleh perawat)
Libatkan keluarga dalam pimpinan persalinan (jelaskan kepada anggota keluarga, bagaimana
mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran)
Observasi tanda-tanda kala II
Situasi :
Ibu dalam observasi kala I ke kala II
Laporkan/dokumentasikan dalam partograf (syarat : masuk fase aktif )
Perawat :
Cuci tangan
Observasi keadaan umum ibu, keluhan pusing, mual, TTV, kontraksi uterus dan DJJ, leopold,
psikologis
Lakukan PD II
Gunakan sarung tangan kanan, vulva hygiene sebelum PD, laporkan : porsio tidak teraba,
pembukaan lengkap, ketuban menonjol (+), observasi janin : presentasi, posisi, penurunan
Asisten menyiapkan phantom kepala bayi, posisikan crowning (kepala tampak di vulva).
Episiotomi (jika perlu/sesuai indikasi) caranya :
20
Episiotomi dilakukan jika jarak antar perineum dan kepala bayi minimal (perineum meregang, masih
tinggi, tipis, kebiruan)
Masukkan kedua jari tangan kiri diantara kepala-perineum, arahkan gunting epis: medio lateral,
lateral atau mediana (dengan bagian gunting yang tumpul ada didalam : untuk melindungi janin)
Desinfeksi area yang akan dilakukan pengguntingan dengan kapas betadin (minta tolong asisten
menuangkan betadin pada tempat betadin). Lakukan episiotomi
Ambil duk persalinan (pertahankan sterilisasi), pasang dibawah bokong dengan sebelumnya
melipatnya membentuk segitiga (untuk menjaga sterilitas) saat duk ini digunakan untuk menahan
perineum (staining). Perhatikan tehnik meletakkan doek, caranya :
o Ambil doek
o Uraikan lipatannya ke arah atas, sejajar muka. Lipat dengan kedua telapak tangan menghadap
ke arah luar, kedua tangan berada di dalam lipatan. Hindari bagian doek menyentuh dengan
tangan atau bagian tubuh lain yang tidak steril
o Letakkan doek ke bawah bokong ibu dengan meminta ibu mengangkat bokongnya, posisi
tangan penolong telapak tangan menghadap kearah bokong ibu
o Setelah posisi sesuai, minta ibu meletakkan bokongnya, lepaskan tangan penolong dengan
memutar arah telapak tangan ke arah tempat tidur dan keluarkan dari lipatan doek
Bantu ibu berada pada posisi persalinan yang nyaman sesuai keinginannya (lithotomi, jongkok,
miring, knee-chest, dll)
Pimpinan meneran sesuai datangnya his (libatkan keluarga), minta ibunya untuk meneran saat ada
his serta ibu mempunyai keinginan yang kuat untuk meneran. Mendukung dan memberikan
semangat atas usaha ibu untuk meneran. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang), menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara
kontraksi menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu,
menganjurkan cairan peroral, menilai DJJ setiap lima menit
Proses kelahiran bayi
Tangan kiri menekan vulva bagian atas untuk menahan deflexi kepala bayi dan mencegah rupture.
Tangan kanan menahan perineum :
o Sebutkan : Kepala turun menurut jalan lahir, sehingga tampak di vulva. Tampak perineum
meregang
o Tampak suboksiput dibawah simphisis, dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala
mengadakan
Defleksi maksimal. Berturut-turut lahir ubun-ubun besar (uub), dahi, hidung, mulut, dagu,
seluruh kepala
o Lakukan : lap muka dengan kassa jika diperlukan, dengan cara pertama dari daerah mulut
seterusnya hidung dan mata. Tahan, biarkan agar terjadi perputaran kepala/paksi luar terjadi
dengan sendirinya, memuntar searah punggung
o Dengan pegangan biparietal dan tarikan ke bawah lalu ke atas lahirkan bahu depan dan
belakang. Pada saat pangkal bahu keluar, tangan kanan perawat berada di atas bahu, tangan
kiri dibawah, keluarkan bahu depan, bahu belakang
o Dengan meletakkan tangan pada lengan atas bayi, lahirkan trochanter depan, belakang dan
bokong serta seluruh kaki
Bayi lahir
Nilai kondisi bayi pada 30 detik pertama, yang terdiri dari :
o Penilaian Apgar (tonus otot, warna kulit dan menangis)
o Penilaian mekonium (warna)
o Penilaian usia gestasi
Lakukan suction (jika perlu) dari mulut terlebih dahulu kemudian hidung, buang cairan ke bengkok.
Lakukan bonding attachment dengan meletakkan bayi diatas perut ibu secara melintang perhatikan
kehangatan bayi, posisi kepala lebih rendah dan miring agar slym dapat keluar. Informasikan
kepada ibu keadaan bayi, jenis kelamin. (kecuali ditemukan adanya kelainan kongenital)
Nilai APGAR menit I
Gunting tali pusat :
Letakkan klem pertama dengan jarak 5-10 cm dari pusat bayi (klem tali pusat sebelum denyut tali
pusat berhenti). Kemudian pasang klem kedua 3-5 cm dari klem pertama (sebelum dipasang urut
tali pusat kearah plasenta). Gunting tali pusat diantara 2 klem yang sebelumnya diberikan
desinfektan, pengguntingan dilakukan dengan tangan kiri berada dibawah tali pusat untuk
melindungi bayi.
Nilai APGAR menit V
Lakukan inisiasi menyusu dini (IMD)
21
PERTOLONGAN PERSALINAN KALA III
Beri suntikan syntosinon (IM)
Pengawasan : keadaan umum, TTV, dan kebutuhan cairan (bisa minta tolong asisten), kondisi
psikososial. Keluhan pusing, mual, perdarahan, kontraksi uterus (jika kontraksi tidak adekuat
teruskan meneteki bayi, jika tidak berhasil lakukan pula masase eksternal pada uterus)
Observasi tanda-tanda kala III: rahim membulat, lebih mengeras keluar darah tiba-tiba, tali pusat
menjulur keluar
Lakukan tes pelepasan plasenta dengan prasat PTT
o Tangan kanan meregangkan tali pusat dengan memegang klien (seperti memegang rokok)
o Tangan kiri menekan sambil mendorong pelan bagian uterus dari arah simpisis ke perut
o Perhatikan apakah klem bergerak/tertarik ke dalam. Bila ya, berarti plasenta belum lepas
seluruhnya dari dinding uterus. Bila tidak berarti plasenta telah lepas semuanya
Hati-hati!!!! Tarikan tidak boleh terlalu kuat! Keluarkan plasenta (bila telah lepas)
o Gunakan satu tangan (kiri) untuk menahan perut diatas simphisis
o Gunakan tangan yang lain (kanan) untuk meregangkan perlahan plasenta ke arah atas, bantu
dengan memindahkan klem arteri (5-10 cm) ke dekat vulva
o Bila plasenta tampak di mulut vulva, pindahkan tangan yang berada di atas perut untuk
menerima plasenta. Lahirkan plasenta, ketika plasenta lahir tangkap dengan kedua tangan,
putar searah jarum jam
o Keluarkan selaput dengan bantuan klem arteri yang dilepas dari tali pusat, diputar searah jarum
jam di mulut vulva
o Letakkan plasenta pada tempatnya (minta asisten mengambilkan tempat plasenta)
Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan peregangan tali pusat selama 15 menit :
o Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
o Kosongkan kandung kemih (bila teraba penuh)
o Stimulasi kontraksi : tarikan lembut/usap-usap/masase pada uterus ibu (dengan gerakan
melingkar sehingga uterus berkontraksi/fundus menjadi keras)
o Keluarkan sisa darah & stolsel dari uterus
o Periksa uterus : mengeras dan mengecil
Periksa plasenta :
o Permukaan maternal (yang menempel ke rahim ibu) : lengkap/tidak (dengan menangkupkan
plasenta, periksa kelengkapan kotiledon : bila ada lubang/bagian yang robek berarti ada yang
tertinggal, dan perkapuran, serta selaput korion dan amnion)
o Permukaan fetal : jumlah arteri dan vena pada tali pusat, ukur tali pusat, meliputi : panjang
(ditambahkan dengan ± 5 cm yang berada pada bayi), diameter dan tebal (dengan menusukkan
klem), adanya laserasi, dan insersi tali pusat. Serahkan plasenta pada asisten untuk ditimbang,
dokumentasikan !
22
Penilaian apgar
Tanda 0 1 2 Jumlah total
Frekuensi ( ) tidak ( ) <100 x/mnt ( ) > 100 x/
Denyut O ada O O menit
Jantung
Usaha ( ) tidak ( ) lambat ( ) menangis
Nafas O ada O O kuat
Tonus otot ( ) lumpuh ( ) extremitas ( ) gerakan
O O fleksi sedikit O aktif
Refleks ( ) tidak ( ) gerakan ( ) reaksi
O beraksi O sedikit O melawan
Warna ( ) biru/ ( ) tubuh ( ) kemerahan
Kulit O pucat O kemerahan, O
tangan dan
kaki biru
23