PENDAHULUAN
Para mahasiswa, selamat bertemu kembali. Bagaimana perkembangan pengetahuan
agama Islam Anda sekarang, sudah semakin banyak bukan? Baiklah siapkan diri lagi untuk
menerima pengetahuan Islam berikutnya. Kali ini kita akan membicarakan tentang sistem
ekonomi Islam.
Para mahasiswa, Alquran menjelaskan bahwa apa yang ada di langit dan di bumi itu
disediakan untuk keperluan manusia. Dalam surat Luqman ayat 20 Allah Swt. menyatakan:
“Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Allah telah memudahkan (menyediakan) bagi kamu apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan dicukupkanNya karunia-Nya baik yang
lahir maupun yang batin” (Q.S. Luqman (31): 20). Ditegaskan pada ayat tersebut bahwa apa
yang ada dalam alam ini tidak disediakan begitu saja, ready for consumption, siap untuk
dipakai oleh manusia. Kecuali udara, hampir semua barang untuk keperluan hidup manusia
harus disiapkan dulu olehnya dari bahan-bahan mentah sampai siap untuk dimakan atau
dipakai, yaitu dengan mempergunakan akal dan tenaga, yang akhirnya membawa manusia
kepada prinsip dan motif ekonomi.
Sjafruddin Prawiranegara (1988:263) menyatakan bahwa fundamen dari suatu sistem
ekonomi, apa pun sistem ekonomi yang dianut, termasuk sistem ekonomi Islam, terdiri dari
dua bagian, yaitu: (1) tiap-tiap sistem ekonomi tujuannya yakni memenuhi keperluan hidup
masyarakat, baik perseorangan maupun masyarakat secara keseluruhan, dan (2) tiap-tiap
sistem ekonomi bekerja menurut prinsip yang dinamakan prinsip atau motif ekonomi.
Menurut prinsip atau motif ekonomi, tiap-tiap orang atau masyarakat tidak mau
bekerja lebih berat atau lebih lama daripada yang semestinya dalam memenuhi keperluannya
dengan kata lain tiap-tiap orang atau masyarakat akan berusaha mencapai hasil yang sebesar-
besarnya dengan biaya yang serendah-rendahnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Perbedaan di antara mereka merupakan keperluan-keperluan yang harus dipenuhi.
Keperluan-keperluan tersebut berbeda dari satu orang dengan lainnya, dari satu masyarakat
dengan masyarakat lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor,
seperti keadaan alam, iklim, susunan tanah, keadaan air, dan lain sebagainya; atau perbedaan
tersebut, dikarenakan faktor-faktor yang ada dalam masyarakat, seperti kebiasaan, budaya,
agama, dan lain-lain. Perbedaan-perbedaan itu akhirnya akan membawa seseorang atau
masyarakat kepada pelaksanaan prinsip-prinsip ekonomi.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan, bahwa prinsip ekonomi yang menyatakan
‘mencapai hasil sebesar-besarnya dengan biaya sekecil-kecilnya, dan dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya’ merupakan suatu prinsip yang bekerja menurut ukuran-ukuran akal
atau rasio. Sementara itu, rasio hanya mau menerima nilai-nilai yang dapat diukur dan
ditimbang secara kuantitatif. Oleh karena itu, apabila prinsip atau motif ekonomi di atas tidak
dibatasi oleh syarat-syarat moral dan sosial, maka manusia bisa menjadi binatang buas.
Setelah mempelajari kajian tentang sistem ekonomi Islam, harapan yang diinginkan
dalam modul ini Anda diharapkan dapat:
(1) Menjelaskan pengertian sistem ekonomi Islam
(2) Menjelaskan tentang dasar filosofis ekonomi Islam
(3) Menjelaskan kaidah umum ekonomi Islam
(4) Menjelaskan tentang politik ekonomi Islam
(5) Menjelaskan tentang perkembangan ekonomi Islam di Indonesia
Untuk mengantarkan Anda mencapai target kemampuan materi tentang sistem
ekonomi Islam ini maka dalam modul ini akan dibagi menjadi 2 kegiatan belajar, yakni
Kegiatan Belajar 1 yakni hakikat sistem ekonomi Islam dan Kegiatan Belajar 2 yakni
pentingnya sistem ekonomi Islam di Indonesia.
Agar anda dapat mempelajari Modul 1 dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini.
(1) Bacalah secermat mungkin setiap kegiatan belajar pada Modul 1 ini hingga Anda
memahami semua informasi dan pengetahuan yang disajikan
(2) Kuatkan pemahaman Anda dengan mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang ada pada Modul 1 ini
(1) Kaitkan dan manfaatkan pengetahuan Anda dengan pengalaman Anda ketika
mengamalkan ajaran agama Islam.
Selain itu, agar konstruksi pengetahuan anda terjadi dengan baik, ada baiknya anda
cermati bagan materi berikut ini. Setelah anda cermati alurnya, coba anda buat pertanyaan
kira-kira apa yang perlu Anda ketahui tentang topik dan subtopik tersebut.
PETA KONSEP
Hadis di atas menegaskan bahwa manusia boleh berusaha dan menikmati hasil
usahanya, tetapi pada saat yang sama, ia harus ingat dan memberikan sebagian dari hartanya
kepada mereka yang tidak mampu. Harta yang diberikannya pun harus diperhatikan, yaitu
sesuatu yang baik dan berharga. Dalam hadis yang lain Hakim bin Hizam r.a. meriwayatkan
bahwa Nabi saw. bersabda:
Wahai Hakim, sesungguhnya harta ini hijau sedap dipandang mata lagi manis.
Barangsiapa mengambilnya dengan perasaan tidak loba, Allah akan memberkatinya;
dan siapa yang mengambilnya dengan rasa loba dan tamak, tidak akan didapatinya
pada hari itu keberkatan, seperti orang makan tidak merasa kenyang. Tangan di atas
lebih baik daripada tangan di bawah (H.R. Al-Bukhari).
Hadis di atas menegaskan tentang ketamakan dan kerakusan yang menjadi penyakit
manusia. Ia selalu ingin mendapatkan jauh lebih banyak dari apa yang dapat dimakan oleh
perut dan dipakai oleh badan. Padahal justru kerakusan itulah yang akan membinasakan jiwa
dan masyarakat. Dari dalil di atas, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa sistem
ekonomi Islam baik pada tataran normatif maupun aplikasinya, didasarkan pada Alquran
dan Sunnah, dalam rangka menjamin terwujudnya kesejahteraan bersama.
GLOSARIUM
Adil adalah memperlakukan sama atau tidak membedakan seseorang dengan yang lain.
Persamaan yang dimaksud di sini adalah persamaan dalam hak. Adil juga sering
diartikan menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya. Lawannya adalah
zhalim.
Khalifah adalah wakil, pemimpin, kepala negara. Manusia sebagai khalifah Allah di muka
bumi, atau pemimpin di muka bumi.
Khalifatullah berarti khalifah (wakil) Allah yang merupakan salah satu fungsi atau tugas
utama kehadiran manusia di dunia.
Muamalah adalah bagian dari syariah Islam yang mengatur hubungan manusia dengan
sesamanya (hablun minannas).
Mudlarabah adalah perjanjian kerja sama usaha antara dua pihak, yang satunya
menyediakan seluruh dana (modal) dan yang satunya lagi menjadi pengelola dana.
Mukhabarah memiliki pengertian yang hampir sama dengan muzara’ah. Yang
membedakan mukhabarah dengan muzara’ah adalah terletak pada penyediaan
benih yang ditanam. Pada muzara’ah, benihnya dari penggarap, sedang pada
mukhabarah, benihnya dari pemilik lahan.
Musaqah adalah bentuk kerjasama dalam pengelolaan tanah pertanian antara pemilik
lahan dan penggarap, di mana penggarap hanya bertanggung jawab dalam hal
penyiraman dan pemeliharaan
Muzara’ah adalah bentuk kerjasama dalam pengelolaan tanah pertanian antara pemilik
lahan dan penggarap, di mana pemilik lahan memberikan lahan kepada si
penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu
(persentase) dari hasil panennya.
Syirkah atau disebut juga dengan musyarakah dan syarikah adalah perjanjian kerja sama
antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana atau amal (pekerjaan) dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan resiko ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.