Laporan Kegiatan Prog Dots 2017
Laporan Kegiatan Prog Dots 2017
1. PENDAHULUAN
Penyakit tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat dan salah satu penyebab kematian. Dari hasil survey terbaru jumlah
kasus baru TB di Indonesia diperkirakan mencapai 1 juta kasus per tahun. Posisi Indonesia
pun melonjak ke negara dengan kasus TB terbanyak kedua setelah India ( WHO,2015).
Prevalensi HIV pada kelompok TB di Indonesia sekitar 2,8%, kasus kekebalan kuman TB
terhadap OAT (Multi Drug Resistance =MDR) diantara kasus TB baru sebesar 2%. TB
MDR / Resisten Obat diantara kasus pengobatan ulang sebesar 20% (WHO,2009). Di
Indonesia, prevalensi TB paru dikelompokkan dalam tiga wilayah, yaitu wilayah Sumatra
(33%), wilayah Jawa dan Bali (23%), serta wilayah Indonesia bagian timur (44%)
(Depkes,2008).
Tingginya angka kejadian TB paru di seluruh dunia sering terjadi karena kepatuhan
pasien dalam pengobatan yang rendah. Kepatuhan pasien yang rendah dalam minum OAT
juga menyebabkan pasien menjadi sumber penularan kuman TB di masyarakat, hal ini
tentunya akan mempersulit pemberantasan penyakit TB paru di Indonesia serta memperberat
beban pemerintah ( Depkes RI, 2005). Selain itu rendahnya kepatuhan minum obat pada
pasien TB paru akan memperlambat proses penyembuhan penyakit, meningkatkan resiko
morbiditas, mortalitas, dan resistensi obat. Berdasarkan banyaknya dampak negative yang
ditimbulkan dari ketidakpatuhan pasien dalam minum obat akhirnya WHO
merekomendasikan penerapan strategi Directly Observed Treatment Shortcourse ( DOTS )
dalam pengobatan TB paru ( Depkes RI,2007).
Sesuai dengan visi misi RSU Harapan Ibu Purbalingga bahwa RSU Harapan Ibu
Purbalingga menjadi Rumah Sakit yang terkemuka unggul dalam pelayanan mengenai
strategi pengendalian TB global pasca 2015 yang bertujuan untuk menghentikan epidemi
global pada tahun 2035 yang ditandai dengan penurunan angka kematian akibat TB sebesar
95% dari angka tahun 2015 dan penurunan angka insiden TB sebesar 90% (menjadi
10/100.000 penduduk). Oleh karena itu, perlu dilaksanakan program penanggulangan TB
secara berkesinambungan.WHO telah merekomendasikan strategi DOTS sebagai strategi
dalam pengendalian TB sejak tahun 1995. Strategi ini akan memutus rantai penularan TB
dan dengan demikian menurunkan insiden TB di masyarakat. Menemukan dan
menyembuhkan pasien merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB.
RSU Harapan Ibu Purbalingga menerapkan lima elemen strategi DOTS dalam
penatalaksanaan TB di Rumah Sakit sejak tahun 2009.
2. HASIL KEGIATAN
A. Pelayanan rutin, melalui pojok DOTS :
1) Penjaringan suspek TB
Upaya untuk menjaring pasien-pasien yang dicurigai menderita TB
(suspek/terduga TB) yang dilakukan secara promotive case finding. Pada tahun
2017 Triwulan I 98 Pasien, TB Anak 2 pasien,Triwulan II 88 pasien TB Anak 2
pasien,Triwulan III 88 pasien, TB Anak 1 pasien. Pasien terduga TB TW I 33
Pasien,TW II 49 Pasien ,TW III 45 Pasien.BTA terkonfirmasi bakteriologis (BTA
pos) pasien baru TW I 15 Pasien,TW II 12 Pasien,TW III 13 pasien dan BTA
positif kambuh tidak di temukan.. Berikut grafik jumlah suspek dan jumlah pasien
yang diobati:
35 34
30 28 28 29
25 25 25 jumlah suspek
20 20
15 15 15 15 15
10 9 9 11 10 julah pasien
5
0
Jumlah pasien TB
Anak
15 15 15 15 15
14.2 15 15 15
14 15 1615
13.3 13.3 13.2
Batas atas
10 10
8 Nilai
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 Batas bawah
0
Keterangan: Pada bulan juni dan September jumlah proposi pasien BTA positif di
antara suspek nilainya lebih dari 15% ,kemungkinan penjaringan terlalu ketat dan hasil
laboratorium yang positif palsu.
Grafik proposi TB paru BTA positif diantara semua pasien TB tercatat.
44
40 40 40
34
30 28 Batas atas
26
20 Nilai
16
10 13
Keterangan: angka capain kurang dari 65% di karenakan jumlah pasien BTA negatif
RO positif dengan klinis TB lebih banyak yang diobati,kemungkinan besar cara
pengambilan dan waktu pengambilan dahak kurang tepat.
100 100
80 80 80 83.3
80 80 80 80
75
Prosentase
66.6
60 Nilai
50 minimal
40 Nilai
20
0
januari februari maret april mei juni
Keterangan: Pada triwulan II Nilai angka koversi di bawah capain yaitu 50%-
75% karena di bulan januari 1 pasien dirujuk BTA positif dan HIV positif.bulan
februari 1 pasien dirujuk dan bulan maret 1 pasien meninggal..
Grafik Angka kesembuhan ( cure rate ) per triwulan dengan nilai yang harus
dicapai minimal 85 % :
60
50 50
40 Batas Minimal
30 Nilai
20
10
0
TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 (s/d TW 1
Oktober
2016)
4) Rujukan pasien TB
Merupakan tatalaksana untuk merujuk pasien TB yang menghendaki pindah
pengobatan OAT dari RSU Harapan Ibu Purbalingga ke fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya. Dengan tujuan untuk menjamin kesinambungan dan keteraturan
pengobatan pasien TB. Setiap pasien TB baru yang ditemukan, petugas poli DOTS
ditawarkan untuk memilih tempat pengobatan. Petugas DOTS membuatkan
formulir TB-09, menginformasikan kepada Wasor P2TB tentang data pasien yang
akan dirujuk dan kemudian petugas DOTS memastikan pasien sudah sampai ke
fasyankes yang dituju pasien dengan cara menelpon/sms dan kemudian dicatat
dalam buku bantu rujukan.. Angka rujukan di pojok DOTS RSU Harapan Ibu
Purbalingga hampir 90 %.untuk pasien yang di obati OAT belum ada yang di rujuk
ke rumah sakit rujukan.
4. PENUTUP
Demikian laporan pelayanan TB DOTS ini dibuat, dengan harapan ada upaya
perbaikan yang akan dilaksanakan di tahun berikutnya.