BAB II Baru
BAB II Baru
LANDASAN TEORI
yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut Sucipto (2003)
keuangan adalah usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat
mengandalkan sumber daya yang ada. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil
perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas
yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu
analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
11
12
sebelumnya”.
ditetapkan.
yaitu kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam
lain, jika kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Nilai usaha yang
modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham, atau dapat dikatakan
(2006:242):
persentase (relatif).
untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua
mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu
rasio profitabilitas untuk dapat mengukur tingkat pengembalian yang ada. Salah
satu alat ukur finansial yang umum digunakan untuk mengukur tingkat
perusahaaan bisa menghasilkan laba. ROA yang positif menunjukkan bahwa dari
laba bagi perusahaan. Return on Assets (ROA) yang negatif menunjukkan bahwa
jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka
Laba Bersih
ROA = x100%
Total Aktiva
sebagai berikut:
16
perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam
perencanaan strategi.
keuangan perusahaan.
kepentingan intern dan ekstern lainya yang berkaitan dengan hak hak dan
kewabijan mereka.
karyawan
17
condong pada serangkaian pola perilaku perusahaan yang diukur melalui kinerja,
dan stakeholders. Kategori kedua, lebih melihat pada kerangka secara normative,
yaitu segalaketentuan hukum baik yang berasal dari system hukum, sistem
merupakan:
a. Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan
adanya aspek-aspek penting dari Corporate Governance yang perlu dipahami oleh
c. Adanya hak-hak pemegang saham untuk mendapat informasi yang tepat dan
lebih murah, memberikan kepuasan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja
terhadap perusahaan dan melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum.
(OECD), adalah:
1. Fairness (Keadilan)
2. Transparancy (Transparansi)
tepat waktu, serta jelas dan dapat dibandingkan dengan keadaan yang
relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemakai
3. Accountability (Akuntabilitas)
lainnya.
4. Responsibility (Pertanggungjawaban)
5. Independensi (independen)
20
perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak
rentang kekuasaan antara komposisi komite dalam komisaris, dan pihak luar
seperti auditor. Keputusan yang dibuat dan proses yang terjadi harus obyektif
diimbangi dengan Good Faith (bertindak atas iktikad baik) dank ode etik
perusahaan serta pedoman Corporate Governance, agar visi dan misi perusahaan
dapat terwujud. Pedoman Corporate Governance yang telah dibuat oleh komite
Governance secara konsisten dan konsekuen. Hal ini penting karena mengingat
lebih baik.
yang terjadi di dalam perusahaan dapat diarahkan dan dikontrol sedemikian rupa,
perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua pihak. Ada
dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, pertama pentingnya hak pemegang
saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya dan
akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan dan
kepemilikan.
kerangka aturan dan peraturan yang berlaku (Tri Gunarsih, 2003). Corporate
3. Mengurangi agency cost, yaitu biaya yang harus ditanggung pemegang saham
22
Indonesia.
saham.
perusahaan.
sesuatu yang secara universal dapat diterima, walaupun saat ini ada banyak
bagi diri sendiri, sehingga meningkatkan kinerja perusahaan yang pada akhirnya
(Wardani, 2008).
Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh
dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik didalam maupun diluar
pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Salah satu prinsip yang perlu
dipenuhi agar pelaksanaan tugas direksi dapat berjalan secara efektif adalah
keputusan secara efektif, tepat, cepat serta dapat bertindak independen (Komite
direksi dihitung dengan cara menjumlah seluruh jumlah dewan direksi yang ada
pada bank yang menjadi objek penelitian. Direksi dalam menjalankan perseroan
komprehensif.
2. Jangka waktu masa tugas direksi diatur dalam Anggaran Dasar atau Akte
Pendirian.
waktu 30 hari tidak ada RUPS maka pemberhentian sementara batal demi
hukum.
waktu
sahamnya dan keluarga yang dimiliki pada Perseroan atau Perseroan lain.
dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi. Tugas dewan
Dewan komisaris dapat terdiri dari satu orang atau lebih. Dewan
perseroan juga dapat mengatur mengenai adanya 1 (satu) orang atau lebih
120 ayat (2) UUPT menyebutkan bahwa Komisaris Independen yang ada di
investor.
yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan
pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan
yang telah diuraikan diatas, komisaris independen merupakan komisaris yang tidak
ada hubungan keluarga atau hubungan bisnis dengan direksi maupun pemegang
saham.Karena tidak ada hubungan seperti itu, maka komisaris independen ini
terbatas terbuka.
Kriteria Komisaris Independen diambil oleh FGI dan kriteria otoritas bursa
efek Australia tentang Outside Directors. Kriteria untuk Outside Directors dalam
One Tier System tersebut telah diterjemahkan menjadi kriteria untuk Komisaris
Independen dalam position paper FCGI kepada NCCG. Kriteria tentang Komisaris
28
seorang pejabat dari atau dengan cara lain yang berhubungan langsung atau
itu.
yang satu kelompok, atau dengan cara lain berhubungan secara langsung
perusahaan tersebut.
apapun atau hubungan lainnya yang dapat, atau secara wajar dianggap
perusahaan.
kemampuan, tidak cacat hukum dan independen serta tidak memiliki hubungan
bisnis ataupun hubungan lainnya dengan pemegang saham mayoritas dan Dewan
Direksi baik secara langsung maupun tidak langsung sangat diperlukan untuk
yaitu melalui presentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar badan
usaha dari seluruh ukuran anggota dewan komisaris badan usaha. Rumus ini
diukur berdasarkan:
dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan
merupakan tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu
menerbitkan surat berharga tersebut. Jadi saham adalah surat berharga yang di
miliki oleh seseorang atau badan dalam satu entitas sebagai tanda kepemilikan
perusahaan.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:6), Jenis saham dilihat dari segi
kemampuan dalam hak tagih atau klaim dibedakan menjadi: Saham biasa: saham
dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga
31
obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki
tetap.
a. Saham atas unjuk (bearer stock) artinya pada saham tersebut tidak tertulis
investor lain.
b. Saham atas nama (registered stock), merupakan saham yang ditulis dengan
jelas siapa pemiliknya, dan dimana cara peralihannya harus melalui prosedur
tertentu.
pengelolaan perusahaan. Sehingga semakin tinggi harga saham yang ada di pasar
atas suatu perusahaan tertentu, maka dapat diartikan perusahaan tersebut dapat
mengelola aktiva dengan baik. Menurut Hartono (2010:76) harga saham adalah
terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan
modal.
perusahaan
32
lembar saham untuk tujuan melindungi hak control dari pemegang saham
1. Previous price adalah harga suatu saham pada penutupan hari sebelumnya
di pasar saham.
2. Opening price adalah harga saham pertama kali di saat pembukaan sesi I
perdagangan.
3. Highest price adalah harga tertinggi suatu saham yang pernah terjadi
4. Lowest price adalah harga terendah suatu saham yang pernah terjadi
5. Last price adalah harga terakhir yang terjadi atas suatu saham. Change
price adalah harga yang menunjukan selisih antara opening price dan last
price.
kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai
pasar saham, dan lain-lain (Suwito dan Herawaty, 2005). Pada dasarnya, ukuran
perusahaan hanya terbagi atas tiga kategori, yaitu perusahaan besar (large firm),
dana yang dikelola dan kompleksitasnya. Total asset juga menggambarkan hak &
kewajiban serta permodalan bank. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh
lebih akurat.
mempunyai sumber daya yang besar pula akan melakukan pengungkapan lebih
informasi kepada pihak eksternal seperti investor dan kreditor, sehingga tidak
informasi yang lebih rendah daripada perusahaan kecil. Suatu perusahaan besar
dan mapan akan mudah untuk menuju ke pasar modal. Kemudahan berhubungan
dengan pasar modal berarti fleksibilitas lebih besar dan tingkat kepercayaan inves-
34
tor juga lebih besar karena mempunyai kinerja operasional yang lebih besar.
Perusahaan besar mampu menarik minat investor yang lebih besar daripada
baik.
dan komunikasi di Turki. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang besar
lebih menjanjikan kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan yang ukuran
kemampuan dalam mengelola tingkat risiko investasi yang diberikan oleh para
yang lebih besar menunjukkan daya saing perusahaan lebih tinggi dibandingkan
dengan pesaing utamanya dan nilai perusahaan akan meningkat karena adanya
seberapa besar asset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Karena ukuran
perusahaan juga dianggap penting dalam proses pelaporan keuangan, dan yang
perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan jumlah total asset
penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan kinerja keuangan
antara lain:
Hasil penelitian yang diperoleh Melia Agustina Tertius dan Yulius Jogi
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, dan struktur
adalah kuantitatif dengan pengujian asumsi klasik serta analisis statistik yang
digunakan analisis regresi linier berganda.Hasil penelitian ini adalah secara parsial
perusahaan yaitu ukuran dewan komisaris dan ukuran dewan direksi sendangkan
ketiga variabel lainnya yaitu kepemilikan publik, komite audit, dan struktur
saham.
Asset.yang berarti
kepemilikan institusional
tidak memiliki pengaruh
signifikan dengan arah
positif terhadap Return on
Asset secara parsial. Hal ini
menunjukan bahwa ketika
Kepemilikan Institusional
memiliki presentase saham
yang tinggi maka tidak
akan berdampak pada
Return on Asset.
3. Hasil hasil uji statistik t,
nilai signifikan 0,003 pada
variabel Komite Audit
lebih kecil dari α = 0,05.
Dengan begitu, keputusan
yang diambil adalah H03
ditolak dan Ha3 diterima,
artinya terdapat pengaruh
yang signifikan variabel
Komite Audit terhadap
return on asset. Hal ini
menunjukan bahwa
meningkatnya jumlah
anggota komite audit maka
return on asset juga akan
meningkat.
diuraikan, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah jumlah dewan
direksi, jumlah dewan komisaris independen, harga saham dan ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh terhadap baik atau tidaknya kinerja keuangan yang ada
Return on Assets (ROA). ROA merupakan rasio yang untuk mengukur efektivitas
Variabel Independen
Jumlah Dewan
Kinerja Keuangan
H2
ROA (Y)
H5
45
menunjukkan bahwa jumlah anggota dewan direksi yang lebih banyak akan
perusahaan. Dengan jumlah yang relatif lebih besar, maka keputusan yang
diambil oleh direksi tidaklah terfokus pada satu pihak saja. Jumlah direksi yang
bidang tertentu yang dikuasasi oleh setiap manajer sehingga setiap direksi
memiliki tugas dan wewenang yang lebih terfokus sehingga kinerja perusahaan
pada kinerja perusahaan. dengan jumlah dewan komisaris yang 7 semakin besar
pada kinerja perusahaan. begitu pula dengan dewan komisaris besar yang lebih
Jumlah dewan yang lebih besar menguntungkan perusahaan dari sudut pandang
jumlah anggota dewan komisaris yang lebih banyak kurang dapat memungkinkan
bahwa penerapan tata kelola usaha yang baik dapat meningkat kan kinerja
(2018).
Sektor Agrikultur.
Selain variabel diatas, maka perlu juga melakukan pengujian terhadap ukuran
dengan total aset yang menggambarkan seberapa besar dana yang dikelola dan
kompleksitasnya. Total aset juga menggambarkan hak & kewajiban serta permodalan
bank. Dengan demikian total aset digunakan sebagai variabel control. Perusahaan yang
besar lebih diperhatikan oleh mayarakat sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam
easnell, Pope, & Young (1998) menunjukan adanya hubungan negatif antara 41
ukuran perusahaan dan manajemen laba di Inggris. Dengan ini disimpulkan bahwa
manajer yang memimpin perusahaan yang lebih besar memiliki kesempatan yang lebih
Penelitian Chtourou, Bedard, & Couteau (2001) menemukan bahwa ukuran perusahaan di
Amerika Serikat berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Dari telaah pustaka yang telah
Sektor Agrikultur.
48