Anda di halaman 1dari 23

KEWIRAUSAHAAN BISNIS JASA KONSTRUKSI

PROSEDUR MENDIRIKAN PERUSAHAAN


Dosen Pengampu : Zaenal Arifin S.T., M.T.

Disusun oleh :
KELAS A/ GENAP/ 2015

Ridha Arifudin 13511040

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan mendirikan perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang


optimal sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam perkembangannya
perusahaan diharapkan mengalami kemajuan, harapan yang cerah di kemudian
hari merupakan salah satu dasar untuk mengambil tindakan-tindakan yang
dianggap diperlukan pada saat sekarang. Namun dalam hal perusahaan
memelihara dan mengembangkan perusahaan yang sudah didirikan merupakan
suatu penerapan yang jauh lebih berat, karena akan menyangkut berbagai macam
masalah yang lebih banyak dan silih berganti. Untuk menyelesaikannya maka
perusahaan berusaha meningkatkan produksinya, penyusunan suatu sistem
produksi yang baru yang dapat dilaksanakan dengan efektif apabila didorong
dengan lingkungannya yang memuaskan perusahaan, walaupun lingkungan kerja
tidak bekerja sebagai mesin dan peralatan produk yang langsung memproses
bahan menjadi produk jadi, namun pengaruh dari lingkungan kerja akan terasa di
dalam proses produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan. Lingkungan kerja
dalam perusahaan mempunyai pengaruh langsung terhadap karyawan yang
melaksanakan proses produksi di dalam perusahaan, untuk mencapai tujuan
tersebut, perusahaan harus mampu memperhitungkan segala persoalan yang
mempengaruhi proses kelancaran produksi secara cermat dan efisien. Salah satu
caranya dengan menciptakan koordinasi yang baik berakibat penurunan serta
naiknya tingkat pemborosan yang terjadi dalam perusahaan. Manajemen SDM
dan keunggulan kompetitif akan mengembangkan program-program
pengembangan dan pelatihan skills, penguatan komitmen kerja, dan penciptaan
iklim kerja yang kondusif untuk memuaskan berbagai kebutuhan karyawan
(Handoko, 2000: 22) antara beberapa aspek dalam perusahaan supaya terjalin
kesinambungan yang saling menguntungkan. Usaha terciptanya produktivitas
kerja seorang pimpinan suatu organisasi akan menentukan kebijakan-kebijakan
yang bisa membuat karyawan giat dan bersemangat untuk meningkatkan kinerja,
diantara dengan cara membuat karyawan merasa bahagia serta menciptakan
kepuasan pada masing-masing karyawan. Keyakinan bahwa karyawan yang
terpuaskan akan lebih produktif daripada karyawan yang tidak terpuaskan
merupakan suatu ajaran dasar para manager selama bertahun-tahun. Pentingnya
kepuasan kerja itu jelas. Para manager seharusnya peduli akan tingkat kepuasan
kerja, karena tiga alasan: karyawan yang tak terpuaskan lebih sering melewatkan
kerja dan lebih besar kemungkinan mengundurkan diri, karyawan yang terpuaskan
mempunyai kesehatan yang lebih baik, dan kepuasan pada pekerjaan dibawa
kehidupan karyawan diluar pekerjaan. Bagi management suatu angkatan kerja
terpuaskan akan memberikan produktivitas yang lebih tinggi (Robbins, 1996).
Kepuasan kerja merupakan unsur yang sangat diharapkan oleh karyawan karena
apabila dalam pekerjaannya karyawan merasa puas, maka kepuasan kerja
kemungkinan besar akan memberi manfaat baik dari dalam karyawan maupun
dalam suatu perusahaan tempat ia bekerja. Karyawan sebagai pelaksana, kepuasan
yang dirasakan merupakan motivasi untuk bekerja lebih giat, oleh karena itu
kepuasan kerja merupakan unsur yang harus ada didalam organisasi. Banyak
sekali terjadi masalah tentang kepuasan kerja dalam suatu organisasi perusahaan,
hal ini menjadi titik rawan yang dapat menyulut permasalahan antar karyawan
dengan suatu organisasi. Sebagai contoh turunnya motivasi kerja yang
mempengaruhi produktivitas kerja yang disebabkan adanya ketidakpuasan.
"Kepuasan kerja memang tidak datang dengan sendirinya melainkan sebagai
akibat dari terciptanya situasi dan kondisi kerja .serta terpenuhinya harapan-
harapan para karyawan terhadap pekerjaannya" (Radiq, 1988). Kepuasan kerja
merupakan hal yang bersifat individu dan akan mengalami tingkat kepuasan yang
berbeda-beda sesuai dengan nilai yang berlaku pada individu tersebut. Ini
disebabkan adanya perbedaan pada diri masing-masing individu. Semakin banyak
aspek pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin
tinggi tingkat yang dirasakan karyawan dan sebaliknya. Kepuasan kerja
merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Lebih memperjelas
kepuasan kerja dapat diberikan contoh: seorang karyawan merasa puas bekerja
pada suatu perusahaan tertentu karena atasannya baik kepadanya, tetapi
prestasinya tidak istimewa. Jika kepuasan karyawan tersebut hanya bersumber
dari perilaku positif dari atasannya langsung, sehingga yang bersangkutan tidak
terdorong untuk berprestasi tinggi.

B. Perumusan Masalah
Dalam makalah ini kami akan membahas beberapa masalah :
 Apa itu Prosedur pengurus izin usaha?
 Bagaimana proses perizinan pada Perusahaan ?
 Bagaimana penentuan dan pengurusan tempat perusahaan ?
 Bagaimana cara perekrutan dan penetapan SDM ?
 Bagaimana persiapan Administrasi usaha?

C. Tujuan Pembahasan
Maksud dari makalah ini yaitu kami ingin menjelaskan kepada pembaca
tentang dunia usaha dan tahap-tahap berusaha/membuka usaha, supaya bagi
pembaca yang ingin membuat usaha baru tidak salah dalam mengambil tindakan.
Makalah ini juga bertujuan memberi wawasan dan pengetahuan yang lebih
tentang tahap-tahap membuat usaha baru yang ingin dijalanakan.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Prosedur Pengurusan Izin Usaha


Perizinan usaha adalah alat untuk membina, mengarahkan, mengawasi, dan
menerbitkan penerbitan usaha. Mengenai persiapan pendirian usaha berdasarkan
proposal usaha ada 6 hal yang perlu dipersiapkan dalam mempersiapkan pendirian
usaha, yaitu pengurusan izin usaha, penentuan tempat/ lokasi usaha., pengadaan
fasilitas produksi dan bahan baku produksi, perekrutan dan penepatan SDM
(Sumber Daya Manusia), dan persiapan administrasi usaha.
Membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan (HO)
Surat Izin Tempat Usaha (SITU) merupakan pemberian izin tempat usaha
yang kepada seseorang atau badan usaha yang tidak menimbulkan gangguan atau
kerusakan lingkungan di lokasi tertentu. Sedangkan Surat Izin Gangguan (HO)
adalah pemberian izin tempat usaha kepada perusahaan atau badan di likasi
tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, gangguan, atau kerusakan lingkunagan.
Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan (HO/Hinder
Ordonantie) harus diperpanjang atau dadaftar setiap lima tahun sekali.
Langkah-langkah buntuk mendapatkan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan
Surat Izin Gangguan (HO), yaitu sebagai berikut.
a. Membuat surat izin tetangga
b. Membuat surat keterangan domisili perusahaan
Dokumen yang diperlukan untuk membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
dan Surat Izin Gangguan (HO), antara lain :
1. Fotocopy KTP permohonan
2. Foto permohonan ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 buah
3. Formulir isian lengkap dan sudah ditandatangani
4. Fotocopy pelunasan PBB tahun berjalan
5. Fotocopy IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
6. Fotocopy sertifikat tanah atau akta tanah
7. Denah lokasi tempat usaha
8. Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga (Izin Tetangga) yang diketahui
RT/RW
9. Izin sewa atau kontrak
10. Surat keterangan domisili perusahaan
11. Fotocopy akta pendirian perusahaan dari notaris
12. Berita acara pemeriksaan lapangan
1. Membuat Nomor Rekening Perusahaan
Sebelum membuat akta pendirian perusahaan, notaris akan menanyakan
berapa presentase saham masing-masing pemilik. Oleh sebab itu harus melakukan
hal berikut ini.
a. Membuat nomor rekening atas nama perusahaan
b. Melakukan setoran modal
c. Menyerahkan bukti setoran

2. Membuat Nama Logo dan Merek Perusahaan


Anda harus merancang dan mendesign identitas dari usaha terlebih dahulu,
yang meliputi
a. Nama perusahaan
b. Logo perusahaan
c. Alamat perusahaan
d. Kartu nama dan tag line (slogan)
e. Kop surat dan dokumen-dokumen lainnya
f. Stempel perusahaan
g. Maksud dan tujuan usaha
h. Jumlah usaha
i. Susunan direksi dan komisaris (khusus untuk PT)
3. Membuat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Sudah menjadi ketetapan pemerintah bahwa setiap wajib pajak baik individu
maupun pemilik perusahaan harus mempunyai Nomor Induk Wajib Pajak
(NPWP). Apabila omset penjualan mulai berkembang dan terus meningkat dalam
jumlah tertentu diwajibkan mendaftarkan perusahaan sebagai Pengusaha Kena
Pajak (PKP) dan akan diberikan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(NPPKP). Wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak
akan dikenakan sanksi pidana sesuai pasal 39 Undang-Undang No. 16 Tahun
2000 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajaknnya.

4. Membuat Akta Pendirian Perusahaan


Kesepakatan tersebut dituangkan dalam akta pendirian perusahaan yang dibuat
dihadapan notaries. Hal ini bertujuan untuk :
a. Menghindari terjadinya perselisihan
b. Memberikan penjelasan status kepemilikan perusahaan
c. Mencantumkan nilai saham (Presentase kepemilikan)
d. Mengetahui besarnya modal
Surat perizinan yang hanya ditandatangani diatas materai oleh RT/RW
dianggap kuarang sah dihadapan hukum.
Untuk membuat akta pendirian perusahaan diperlukan dokumen-dokumen berikut
:
a. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) para pendiri
b. Fotocopy Kartu Keluaraga (KK)
c. Fotocopy NPWP penanggung jawab
d. Foto penenggumng jawab pwerusahaan ukuran 3 x 4
e. Fotocopy lunas PBB tahun terakhir
f. Fotocopy surat kontrakan/ sewa kantor
g. Surat ketarangan domisili dari pengelola gadung
h. Surat keterangan domisili dari RT/RW
i. Foto kantor tampak depan, tampak dalam (ruangan berisi meja, kursi, dan
komputer)
Setalah mendapatkan akta pendirian perusahaan, harus mendaftarkan dan
mengesahkan perusahaan ke kementrian terkait, yaitu :
a. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
b. Kementrian tenaga Kerja
c. Kementrian Perindustrian dan Kementrian Perdagangan
d. Kementrian Pekerjaan Umum
5. Membuat Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Berdasarkan peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor
36/M-DAG/PER/9/2007 tantang penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan, Surat
Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat melakukan kegiatan
usaha perdagangan yang dikeluarakan instansi Pemerintah melalui Dinas
Perindustrian dan Perdagangan sesuai dengan tempat/domisili perusahaan. SIUP
dapat di berikan kepada para wirausaha baik perseorangan, CV, Pt, BUMN, firma,
ataupun koperasi.
1. Pengklasifikasian SIUP
SIUP dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1) SIUP Kecil
2) SIUP Menengah
3) SIUP Besar
1. Prosedur permohonan SIUP
1) Permohonan SIUP menengah dan SIUP kecil
2) Permohonan SIUP besar
2. Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengurusan Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP)
Perusahaan baik PT, CV, koperasai maupun perseorangan harus membawa
dokumen yang lengkap beserta copynya untuk pengurusan SIUP ke Dinas
Perindustriandan Perdagangan kota/ kabupaten. Dokumen yang diperlukan antara
lain :
1. Fotocopy akta notaris pendirian perusahaan
2. Fotocopy SK Pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
3. Fotocopy NPWP
4. Fotocopy KTP pemilik
5. Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
6. Fotocopy KK
7. Fotocopy surat keterangan domisili perusahaan
8. Fotocopy surat kontrak/ sewa
9. Foto direktur utama/ pimpinan perusahaan ukuran 3 x 4
10. Neraca perusahaan
5. Membuat Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah daftar catatatan resmi sebagai bukti
bahwa perusahaan/ badan usaha talah melakukan wajib daftar perusahaan sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tantang wajib daftar.
Berdasarkan pasal 38 KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang), akta
pendirian perusahaan yang memuat anggaran dasar yang sudah mendapat
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Munusia Republik Indonesia,
harus didaftarkan di Panitera Pengadilan Negara sesuai domisili perusahaan,
kemudian diumumkan melalui Berita Negara.
1. Hal-hal yang perlu di daftarkan
1) Akta pendirian perusahaan
2) Akta perubahan anggaran dasar dan laporan kepada Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia
3) Akta perubahan anggaran dasar dan surat persetujuan Mentri Hukum dan hak
Asasi Manusia Republik Indinesia.
2. Prosedur permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
1) Permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang berupa PT dan yayasan
harus mendapatkn pengesahaan dan persetujuan akta pendirian perusahaan dari
Menteri Hukum dan hak Asai Manusia terlebih dahulu.
2) Perusahaan mengambil formulir permihonan permohonan TDP
3) Perusahaan membayar biaya administrasi pendaftaran TDP sesuai dangan
Surat Keputusan Menteri Perdagangan No.286/Kep/II/85.
4) Petugas kantor pendaftaran perusahaan
3. Dokumen-dokmen yang diperlukan untuk pengurusan Tanda Daftar Perusahaan
(TDP)
Dokumen yang diperlukan untuk pengurusan Tanda Daftar Perusahaan (TDP),
antara lain :
1) Untuk Perseroan Terbatas (PT), Persekutuan Komanditer (CV)/ Firma (Fa) dan
Koperasi adalah sebagai berikut.
a. Formulir Isian
b. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan
c. Fotocopy Pengesahaan Akta
d. Asli dan Fotocopy Pengesahaan Akta Pendirian
e. Fotocopy Surat Keterangan Domisili Perusahaan
f. Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha
g. Nomor Pokok Wajib Pajak
h. Fotocopy SIUP
i. Fotocopy KTP
j. Fotocopy akta Pendirian dan Pengesahan
k. Fotocopy KTP penanggung jawab koperasi
l. Bukti setor biaya administrasi
m. Fotocopy paspor jika pemilik WNA
2) Perusahaan Perorangan (PO)
a. Formulr Isian
b. Fotocopy Surat Keterangan Domisili Perusahaan
c. Fotocopy SIUP
d. Fotocopy KTP penanggung jawab
e. Fotocopy NPWP
f. Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha (SIUP)
6. Membuat AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
Analisis Mengenai Dampak lingkunagan (AMDAL) adalah hasil kajian
mengenai dampak penting dari suatu kegiatan usaha yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup yang digunakan untuk proses pengambilan keputusan mengenai
penyelenggaraan kegiatan usaha di indonesia.
1. Fungsi AMDAL
AMDAL digunakan untuk :
1) Memberikan masukan erhadp penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup.
2) Memberikan informasi kepada masyarakat
3) Bahan informasi bagi perencanaan pembangunan wilayah.
4) Membantu proses pengambilan kerutusan
5) Memberikan masukan terhadap penyusunandesain
2. Dasar Hukum AMDAL
Beberapa peraturan yang menjadi dasar hukum AMDAL adalah :
1) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL
2) Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 mengenai Ketentuan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
3) Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 mengenai Pengendalian Pencemaran
Air.
4) Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang AMDAL.
5) Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 mengenai Konversi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistem.
6) Surat Menteri Negara Lingkungan Hidup No. B. 2335/MENLH/12/93, No. B.
2347/MENLH/12/93 mengenai kreteria usaha wajib AMDAL.
7) Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 mengenai tata ruang.
2. Dokumen Yang Diperlukan Dalam Pengurusan AMDAL
Dalam pengurusan AMDAL, dokumen yang diperlukan adalah fotocopy
NPWP, TDP, KTP, SITU, dan denah lokasi perusahaan yang dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan.

2. Proses Perizinan Pada perusahaan


Pengertian
Dalam Pasal 1 huruf b UU No.3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar
Perusahaan menjelaskan pengertian dari perusahaan adalah setiap bentuk usaha
yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan
didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah Negara Indonesia untuk
tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. Dari pengertian diatas dapat
diambil pokok bahasan bahwa perusahaan :
a. Badan usaha berbadan hukum
b. Kegiatan dalam bidang ekonomi
c. Bersifat terus menerus
d. Terang -terangan
e. Keuntungan dan/atau laba
f. Pembukuan
Sebelum melakukan kegiatan ekonomi pada suatu perusahaan, tentunya harus
ada suatu proses perizinan yang mendahuluinya. Proses perizinan inilah yang akan
di bahas.
Tahap-tahap perizinan

1. Akta Pendirian perusahaan


Akta pendirian perusahaan adalah akta otentik, yaitu salah satu bentuk
legalitas perusahaan yang di buat di muka notaries, pejabat umum yang di beri
wewenang untuk itu oleh Undang-undang. Pada akta pendirian harus memuat
Anggaran Dasar Perusahaan yang berisi beberapa ketentuan sebagai berikut :
1. secara formal memuat judul, nomor, tempat, hari dan tanggal pembuatan dan
penandatanganan akta pendirian
a. secara materiil memuat tentang :
b. pendiri/pihak-pihak pendiri
c. perusahaan
d. usaha perusahaan
e. hubungan perusahaan
f. cara penyelesaian jika terjadi sengketa
2. Nama Perusahaan
Di indonesia menganut beberapa azas tentang pemberian nama suatu
perusahaan. Azas -azas tersebut dapat di jabarkan sebagai berikut :
a. pembaharuan nama perusahaan dengan nama pribadi
b. pembaharuan bentuk hukum perusahaan dengan nama pribadi
c. larangan memakai ama perusahaan orang lain
d. larangan memakai merek orang lain
e. larangan memakai nama perusahaan yang menyesatkan
3. Hak atas nama perusahaan
Di Indonesia belum ada UU yang mengatur tentang pemberian nama
perusahaan, sehingga banyak sekali kejhatan yang terjadi dengan modus nama
perusahaan tersebut. Tetapi di Indonesia perbuatan ini di kategorikan sebagai
perbuatan curang sehingga melanggar pasal 393 KUHP tentang perbuatan curang.
Dalam hal ini perlu diperhatikan masalah pemberian nama agar tidak terjadi
tindak pidana
4. Pengakuan dan pengesahan
Berikut merupakan pernyataan untuk perihal pengakuan dan pengesahan
adalah
a. dikatakan ada pengakuan apabila tidak ada pihak yang menyangkal atau
keberatan dengan pemakaian nama perusahaan yang bersangkutan
b. pengusaha atau masyarakat umum mengetahui dan mengakui nama yang
dipakai oleh perusahaan yang bersangkutan dalam menjalankan usahanya
c. dikatakan ada pengesahan apabila nama perusahaan yang dipakai menjalankan
usaha itu di buat di muka notaris, di umumkan dalam Berita negara, dan di
daftarkan dalam Daftar Perusahaan, tetapi tidak ada yang keberatan terhadap
nama tersebut
d. dengan terdaftar nama perusahaan dalam Daftar perusahaan maka sudah
dianggap sah
e. apabila ada pihak yang tidak mengakui nama perusahaan yang di daftarkan
maka dapat mengajukan ke Menteri Perindustrian dan perdagangan mengenai
nama yang di daftarkan beserta alasannya
Nama perusahaan yang mengandung merek orang lain adalah masalah yuridis
tentang hal atas merek perusahaan. Maka masalah tersebut dapat di selesaikan
dengan beberapa UU sebagai berikut : Pasal 27 dan 29 Undang-undang No. 3
tahun 1982 tentang Wajib Daftar.
Perusahaan Pasal 72 dan 73 Undang-undang no. 19 Tahun 1992 tentang merek
Jo Pasal 72 dan 73 Undang-undang No 14 tahun 1997 tentang Perubahan atas
Undang-undang No. 19 tahun 1992
Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP) untuk perusahaan
Surat izin usaha di terbitkan oleh instansi teknik berwenang yaitu instansi
yang di beri wewenang oleh Departemen yang membawahkan bidang usaha
perusahaan.jika perusahaan menjalankan usaha di bidang perindustrian dan
perdagangan maka surat izin usaha di terbitkan oleh instansi yang di tunjuk oleh
Menteri Perdagangan. Untuk menentukan jenis perizinan di bidang perdagangan
yang wajib di miliki oleh setiap perusahaan, maka dapat di bedakan menurut
jumlah nilai investasi perusahaan ( modal perusahaan)seluruhnya. Ketentuan pasal
6 keputusan Menperindag no. 408 tahun 1997 menjelaskan perusahaan yang
melakukan kegiatan usaha perdagangan dengan nilai investasi perusahaan
seluruhnya samapai dengan Rp. 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha wajib memperoleh Tanda Daftar Usaha Perdagangan
(TDUP) yang di berlakukan sebagai SIUP. Jika perusahaan yang melakukan
kegiatan usaha perdagangan dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya di atas
Rp. 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usahanya wajib
memperoleh SIUP.
Tata Cara Permintaan Penerbitan TDUP/SIUP
Berdasarkan ketentuan pasal 9 Kepmenperindag No. 408 tahun 1997,
permintaan TDUP bagi perusahaan yang mempunyai nilai investasi sampai
dengan Rp. 200.000.000,00 di ajukan kepada kepala Jantor Deperindag setempat.
Permintaan TDUP tersebut di lakukan dengan menyampaikan surat permintaan
TDUP kepada Kakandep yang ditandatangani oleh pemilik/penanggung jawab
perusahaan yang isinya :
1. nama pemilik/perusahaan
2. alamat pemilik /perusahaan
3. nama dan alamat penanggung jawab perusahaan
4. nomor pokok wajib pajak ( NPWP)
5. bidang usaha barang/jasa
6. nilai investasi tidak termasuk tanah dan bangunan
7. jenis kegiatan usaha
8. jenis barang/ jasa dagangan uatama
9. merek
Dalam pasal 11 Kepmenperindag No. 408 tahun 1997 di tentukan bahwa
Permintaan TDUP atau SIUP wajib melampirkan dokumen-dokumen dengan
ketentuan :

1. perusahaan badan hukum dan Koperasi


1. salinan/kopi akta pendirian yang telah disahkan oleh Departemen Kehakiman bagi
Perseroan Terbatas dan instansi yang berwenang bagi Koperasi
2. Kopi KTP pemilik/ penanggung jawab perusahaan
3. Kopi Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP) perusahaan
4. Kopi Surat Izin Tempat Usaha dari Pemda setempat
2. perusahaan persekutuan bukan badan hukum
1. salinan Akata pendirian
2. Kopi KTP pemilik/penanggung jawab
3. Kopi Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP) perusahaan
4. Kopi Surat Izin Tempat Usaha dari Pemda setempat
3. Perusahaan perseorangan
1. Kopi KTP pemilik
2. Kopi NPWP pemilik
3. Kopi Surat Izin Tempat Usaha dari Pemda setempat
Dalam menjalankan suatu usaha, wadah atau badan hukum usaha yang kita
jadikan induk untuk mengelola semua kegiatan usaha kita perlu dilengkapi dengan
beberapa persyaratan yang mutlak dimiliki. Salah satunya adalah mendaftarkan
badan usaha kita ke Dinas Perindustrian. Setelah kita mendaftarkan badan hukum
usaha yang kitamiliki maka kita akan mendapat nomor Tanda Daftar Perusahaan
(TDP). TDP ini dalam pengurusan dokumen atau persyaratan lain dalam berbisnis
atau untuk mengurus berbagai perizinan lain selalu diperlukan. Salah satu contoh
dasar hukum yang mengatur tentang TDP adalah Peraturan Daerah Kota
Yogyakarta No. 17 Tahun 2005 dan Peraturan Walikota Yogyakarta No. 5 Tahun
2006.
Persyaratan Administratif
 Persekutuan Komanditer (CV)/Firma (Fa) dan Koperasi
 Formulir isian (diisi Iengkap).
 Salinan akta pendirian perusahaan.
 Pengesahan akta dari pengadilan negeri (PN).
 Surat keterangan domisili perusahaan.
 NPWP.
 Salinan SIUP/izin teknis lainnya.
 Salinan KTP penanggung jawab dan sekutu komanditer lainnya.
 Akta pendirian dan pengesahan dari kantor wilayah/ kantor departemen koperasi
(bagi koperasi).
 Salinan KTP penanggung jawab koperasi.
Perusahaan Perorangan (PO)
 Formulir isian (diisi lengkap).
 Salinan domisili perusahaan/SITU/HO.
 Salinan SIUP/izin teknis lainnya.
 Salinan KTP /Paspor penanggung jawab.
 Salinan NPWP.
 Bentuk Usaha Lainnya (BUL)
 Formulir isian (diisi lengkap).
 Salinan SIUP/izin teknis lainnya.
 Salinan domisili perusahaan/ SITU/ HO.
 Salinan KTP/paspor penanggung jawab.
 Salinan NPWP.
Perseroan Terbatas (PT)
Formulir isian (diisi lengkap).
 Salinan akta pendirian perusahaan dan akta perubahan.
 Asli dan salinan pengesahan akta pendirian/perubahan dari Departemen Hukum
dan Hak Asasi Manusia (sesuai dengan UU PT No. 40 Tahun 2007).
 Asli dan salinan data akta pendirian.
 Asli dan salinan data akta perubahan.
 Asli dan salinan laporan data akta perubahan.
 Salinan SIUP/izin teknis lainnya.
 Salinan domisili perusahaan/SITU/ HO.
 Salinan KTP pengurus dan komisaris serta pemegang saham.
Prosedur Pengurusan
 Untuk mendapatkan TDP, instansi yang berhak mengeluarkannya adalah
Dinas Perindustrian di tempat beroperasinya atau di wilayah perusahaan
berdiri. Dinas Perindustrian ini ada di tiap kabupaten atau kota.
 Pemohon atau orang yang diberi kuasa (dengan surat kuasa ber materai)
datang ke kantor Dinas Perindustrian membawa semua persyaratan
administratif, mengisi formulir sekaligus membayar biaya yang ditetapkan.
 Waktu pemrosesannya apabila semua persyaratan sudah lengkap paling lama
adalah 14 (empat belas) hari kerja.
Perseroan Terbatas.
Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze
Vennootschaap (NV), adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang
memiliki modal terdiri dari Saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak
saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat
diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu
membubarkan perusahaan.
Perseroan terbatas merupakan Badan Usaha dan besarnya modal perseroan
tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan
pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap
orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan
perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu
sebanyak saham yang dimiliki. Apabila Utang perusahaan melebihi kekayaan
perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para
pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan
tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan
memperoleh bagian keuntungan yang disebut Dividen yang besarnya tergantung
pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas.
Selain berasal dari Saham, modal PT dapat pula berasal dari Obligasi.
Keuntungan yang diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan
Bunga tetap tanpa menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.
Mekanisme Pendirian PT
Untuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi ( akta yang dibuat
oleh notaris ) yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan Terbatas,
Modal, bidang usaha, alamat Perusahaan, dan lain-lain. Akta ini harus disahkan
oleh menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri
Kehakiman). Untuk mendapat izin dari menteri kehakiman, harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
a. Perseroan terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan
kesusilaan
b. Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang
c. Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal
dasar. (sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007,
keduanya tentang perseroan terbatas)
Setelah mendapat pengesahan, dahulu sebelum adanya UU mengenai
Perseroan Terbatas (UU No. 1 tahun 1995) Perseroan Terbatas harus didaftarkan
ke Pengadilan Negeri setempat, tetapi setelah berlakunya UU NO. 1 tahun 1995
tersebut, maka akta pendirian tersebut harus didaftarkan ke Kantor Pendaftaran
Perusahaan (sesuai UU Wajib Daftar Perusahaan tahun 1982) (dengan kata lain
tidak perlu lagi didaftarkan ke Pengadilan negeri, dan perkembangan tetapi
selanjutnya sesuai UU No. 40 tahun 2007, kewajiban pendaftaran di Kantor
Pendaftaran Perusahaan tersebut ditiadakan juga. Sedangkan tahapan
pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia ( BNRI ) tetap berlaku,
hanya yang pada saat UU No. 1 tahun 1995 berlaku pengumuman tersebut
merupakan kewajiban Direksi PT yang bersangkutan tetapi sesuai dengan UU
NO. 40 tahun 2007 diubah menjadi merupakan kewenangan/kewajiban Menteri
Hukum dan HAM.
Setelah tahap tersebut dilalui maka perseroan telah sah sebagai badan hukum
dan perseroan terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan perjanjian-
perjanjian dan Kekayaan perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya. Modal
dasar perseroan adalah jumlah modal yang dicantumkan dalam akta pendirian
sampai jumlah maksimal bila seluruh Saham dikeluarkan. Selain modal dasar,
dalam perseroan terbatas juga terdapat modal yang ditempatkan, modal yang
disetorkan dan modal bayar. Modal yang ditempatkan merupakan jumlah yang
disanggupi untuk dimasukkan, yang pada waktu pendiriannya merupakan jumlah
yang disertakan oleh para persero Pendiri. Modal yang disetor merupakan modal
yang dimasukkan dalam perusahaan. Modal bayar merupakan modal yang
diwujudkan dalam jumlah Uang.
Pembagian Wewenang Dalam PT
Dalam perseroan terbatas selain kekayaan perusahaan dan kekayaan
pemilik modal terpisah juga ada pemisahan antara pemilik perusahaan dan
pengelola perusahaan. Pengelolaan perusahaan dapat diserahkan kepada tenaga-
tenaga ahli dalam bidangnya Profesional. Struktur organisasi perseroan terbatas
terdiri dari pemegang saham, direksi, dan komisaris.Dalam PT, para pemegang
saham melimpahkan wewenangnya kepada direksi untuk menjalankan dan
mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang usaha perusahaan.
Dalam kaitan dengan tugas tersebut, direksi berwenang untuk mewakili
Perusahaan, mengadakan perjanjian dan kontrak, dan sebagainya. Apabila terjadi
kerugian yang amat besar ( diatas 50 % ) maka direksi harus melaporkannya ke
para pemegang Saham dan pihak ketiga, untuk kemudian dirapatkan.
Komisaris memiliki Fungsi sebagai Pengawas kinerja jajaran direksi
perusahaan. Komisaris bisa memeriksa pembukuan, menegur direksi, memberi
petunjuk, bahkan bila perlu memberhentikan direksi dengan menyelenggarakan
RUPS untuk mengambil keputusan apakah direksi akan diberhentikan atau tidak.
Dalam RUPS/Rapat Umum Pemegang Saham, semua pemegang saham
sebesar/sekecil apapun sahamnya memiliki hak untuk mengeluarkan suaranya.
Dalam RUPS sendiri dibahas masalah-masalah yang berkaitan dengan evaluasi
kinerja dan kebijakan perusahaan yang harus dilaksanakan segera. Bila pemegang
saham berhalangan, dia bisa melempar Suara miliknya ke pemegang lain yang
disebut Proxy Hasil RUPS biasanya dilimpahkan ke komisaris untuk diteruskan
ke direksi untuk dijalankan.
Isi RUPS :
a. Menentukan direksi dan pengangkatan komisaris
b. Memberhentikan direksi atau komisaris
c. Menetapkan besar Gaji direksi dan komisaris
d. Mengevaluasi Kinerja perusahaan
e. Memutuskan rencana Penambahan /Pengurangan saham perusahaan
f. Menentukan kebijakan Perusahaan
g. Mengumumkan pembagian laba ( dividen )
3. Penentuan dan Pengurusan Tempat Kerja
Pada saat anda membuka usaha, salah satu faktor yang paling penting adalah
lokasi usaha. Tempat usaha yang tepat dan strategis akan menentukan kesuksesan
usaha anda, dengan demikian seorabg wirausaha haris mampu memilih tempat
yang mampu memberikan prifit (keuntungan) terhadapat usahanya.
1. Lokasi pertokoaan
Ada beberapa pertimbangan dalam memilih lokasi pertokoan yaitu, sebagai
berikut :
a. Tingkat kepadatan penduduk
b. Tingkat pendapatan masyarakat calon konsumen
c. Banyaknya usaha lain ditempat tersebut
d. Pertimbangan ekonomis
e. Traffic (lalu lintas)
f. Tingkat persaingan
g. Keamanan dan akses parkir
2. Lokasi Perusahaan
Ada dua hal yang berhubungan dengan penentuan lokasi perusahaan. Pertama,
lokasi lokasi perkantoran yang disebut dengan tempat kedudukan . Kedua, lokasi
perusahaan yang disebut dengan kediaman.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menentukan tempat usaha kedudukan
dan tempat kediaman, antara lain yaitu :
1. Badan usaha yang memiliki beberapa perusahaan harus memilih tempat yang
berlainan untuk masing-masing perusahaan tersebut.
2. Pemilihan tempat kediaman perusahaan seringkali tergantung pada rentabilitas
yang diharapkan .
3. Lokasi pabrik
Hal-hal yang mempengaruhi penentuan lokasi pabrik, antara lain :
a. Kedekatan Dengan Sumber Bahan Produksi
b. Kedekatan Denag Konsumen
c. Ketersediaan/Kemudahan Untuk Mendapatkan Tenaga Kerja
d. Kemudahan Fasilitas Pengangkutan Dan Transportasi
e. Sikap Masyarakat Sekitar Serta Peraturan Pemerintah
4. Perekrutan Dan Penetapan SDM (Sumber Daya Manusia)
Karyawan merupakan faktor yang sangat penting bagi wirausaha untuk
mencapai tujuan usahanya, dengan demikian, seorang wirausaha harus dpat
memilih dan menentukan jumlah karyawan yang diperlukan untuk suatu kegitan
usaha,. Karyawan yang mempunyai motivasi kerja, keterampilan kerja, loyalitas,
tanggung jawab yang tinggi, serta menangani bidang kerja yang tepat (the right
man on the right place).
Hal-hal yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia,antara lain:
a. Proses manajemen sumber daya manusia yang terdiri dari perencanaan sumber
daya manusia,
b. Tata usaha/administrasi kepegawaian (surat-menyurat dan berkas yang
berhubungan dengan karyawan.
c. Kompensasi dan kesejahteraan karyawan meliputi penghitungan besar upah/gaji
d. Jaminan perlindungan terhadap kecelakaan kerja dan pengawasan keselamtan
kerja .
1. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Analisis jabatan diperlukan untuk membuat deskripsi pekerjaan (job
description) dan spesipikasi pekerjaan (job specification). Untuk membuat
analisis jabatan diperlukan data-data antara lain :
a. Nama pekerjaan
b. Kegiatan yang harus dikerjakan pada sutu jabatan
c. Bahan yang digunakan
d. Wewenang dan tanggumg jawab karyawan
e. Pendidikan dan pelatiahin
f. Risiko/bahaya
Dalam menentukan kualifikasi karyawan ada hal-hal yang perlu diperhatikan,
antara lain :
a. Pendidikan
b. Pengalaman kerja
c. Keahlian fisik dan komunikasi
d. Tanggung jawab
5. Karakter tenaga kerja
6. Usia
7. Jenis kelamin
8. Keadaan fisik
9. Temperamen
10. Bakat
2. Perekrutan/Rekrutmen
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kadidat karyawan ,
buruh, manajer, atau tenaga kerja baru, untuk memperoleh tenaga kerja yang
berkualitasdan sesuai dengan kebutuhan organisasi , perusahaan dapat melakukan
perekrutan secara internal dan eksterna.
3. Seleksi
4. Sosialisasi Dan Orientasi
5. Pelatihan (Training) Dan Pengembangan
6. Penilaian Prestasi Kerja
7. Promosi Dan Phk
5. Persiapan Adminstrasi Usaha
Kegagalan sebuah usaha dapat diawali dari tidak adanya system administasi
yang teratur, akurat, detail, dan rapi untuk dijadikan sebuah alat dalam melakukan
analisa kinerja perusahaan dan bagian-bagiannya.
1. Administrasi
Kata administrasi berasal dari kata bahasa latin, yaitu ad yang artinya intensif,
dan ministare yang artinya adalah melayani, membatu, melengkapi, dan
memenuhi. Kata administrasi yang sering digunakan dalam bahasa indonesi
berasal dari bahasa belanda yaitu “ administratie” yang dalam bahasa inggris
adalah “administration”. Menurut pendapat jhon M. P. Fiffer, administrasi
adalahdigunakan untuk system pencatatan, perorganisasian,pengkelompokan,dan
penjurusan data dari sumber” manusia dan bahanya untuk mencapai tujuan yang
diinginkan .
2. Maksud Dan Tujuan Administrasi
Maksud dan tujuan dari diterapkan administrasi yang baik dan rapi adalah
membatu kelancaran usaha dan pengelolaan perusahaan, khususnya dalam
pencatatan dan pelaporan hasil usaha. Tujuan penting diterapkan administrsiyang
baik adalah sebagai berikut :
a. Mendapatan informasi atas kegiatan usaha yang telah dilakukan oleh
perusahaan.
b. Mendapatakandata yanga akurat dalam tujuan yang mengmbil keputusan
strtegis (strategic decision making process) seperti keputasan pemodalan,
keputusan investasi, keputusan efisien, dan keputasan penetapan harga .
c. Penyusun program dalam rencana pengembangan usaha seperti waralaba
(franchise) atau lisensi
d. Mengetahui kinerja perusahaan dulu dan sekarang.
e. Mempelanjar proses-proses antar bagi dalam menjalakan pekerjaannya.
Adapun kegunaan utama dari catatan administrasi perusahaan adalah sebagai
berikut :
a. Administrasi digunakan sebagai alat bukti (catatanya)
b. Administrasi diguankan sebagai alat manajemen (laporanya)
c. Administrasi dibutuhkan sebagai penilian ( catatan dan laporannya)
3. kegiatan administrasi
Kegiatan administrasi atau tata usaha meliputi seluruh pekerjaan pencattan
yang perlu dilakukan dalam perusahaan, antara lain :
a. Menyelenggarakan pembukuan
b. Membuat daftar gaji karyawan
c. Mencatat penyenggaraan produksi
d. Melakukan surat-menyurat kedalam dan keluar perusahaan
e. Mencatatan pesanan-pesanan
f. Melakukan pengarsipan dokumen
g. Menyusun rencana anggaran perusahaan

Anda mungkin juga menyukai